TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
(mm) merkuri (Hg) adalah besarnya tekanan yang dilakukan oleh darah pada
dinding arteri (McGowan, 2001). Desakan darah tersebut dipompa dari jantung ke
jaringan. Tekanan darah mirip dengan tekanan dari air (darah) di dalam pipa air
(arteri). Makin kuat aliran yang keluar dari keran (Jantung) makin besar tekanan
dari air terhadap dinding pipa. Jika pipa tertekuk atau mengecil diameternya
(seperti pada aterosklerosis), maka tekanan akan sangat meningkat (Hull, 1993).
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), dan angka yang lebih
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah yang terjadi ketika otot jantung
berdenyut memompa darah sehingga darah terdorong ke luar dari jantung menuju
seluruh tubuh. Sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan darah saat darah
sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg dibaca seratus dua
akan meningkat saat aktivitas fisik, emosi, dan stres (Gray dkk, 2003). Hal ini
berubah-ubah sepanjang hari dan setelah situasi tersebut berlalu, tekanan darah
pada waktu pagi hari dan berkurang pada waktu malam hari, mencapai titik
terendah saat dini hari dan selama tidur (Ruhyanudin, 2007; Semple, 1992).
sphygmomanometer air raksa atau alat noninvasif lainnya pada posisi duduk atau
atau perawat menggunakan alat bantu berupa stetoskop. Alat ini digunakan untuk
mendengar detak jantung melalui denyut nadi, umumnya nadi daerah lengan atas
kesempatan dalam jarak waktu cukup lama yaitu 5-10 menit, dengan tidak ada
perbedaan hasil pada kedua lengan. Jika terdapat perbedaan, lengan yang
mempunyai angka yang lebih tinggi digunakan sebagai patokan untuk pengukuran
Terdapat dua macam kelainan tekanan darah, antara lain dikenal sebagai
hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah. Pada
umumnya yang lebih banyak dihubungkan dengan kelainan tekanan darah adalah
(Masud, 1989).
detection, evaluation and treatment of high blood pressure (JNC VII), Tekanan
darah terdiri dari tekanan darah normal yaitu kurang dari 120/80 mmHg, pre
hipertensi berada pada interval 120-139 / 80-89 mmHg, dan hipertensi jika
tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg (Depkes, 2013). Prehipertensi dan
tetapi sering diabaikan oleh dewasa muda di daerah pedesaan (Widjaja dkk,
2013).
Pre hipertensi adalah tekanan darah jika angka sistolik antara 120 sampai
139 mmHg atau angka diastolik berada antara 80 sampai 89 mmHg (Sheps, 2005).
Pre hipertensi bukan kategori penyakit. Justru pre hipertensi adalah sebutan yang
Penderita pre hipertensi beresiko untuk terkena hipertensi lebih besar. Misalnya
orang yang masuk kategori pre hipertensi dengan tekanan darah antara 130/80
mmHg – 139/89 mmHg mempunyai kemungkinan dua kali lipat untuk mendapat
Tekanan darah pada orang dewasa populasi Amerika Serikat, jumlah orang
jumlah orang dengan prehipertensi yaitu sebesar 31% (atau 63 juta) sedangkan
orang dengan hipertensi yaitu sebesar 29% dari populasi orang dewasa (Kaplan
mengurangi resiko terkena hipertensi dimasa yang akan datang. Karena hipertensi
merupakan peningkatan dari pre hipertensi yang lebih berat dan berbahaya (WHO,
2013).
Setiap peningkatan tekanan darah dengan 20/10 mmHg pada orang dewasa,
dapat meningkatkan 2 kali lipat risiko terkena serangan jantung dan stroke.
coronary heart disease (Penyakit jantung koroner atau penyakit yang terjadi
apabila arteri koroner yang memberi suplai darah dan oksigen kepada otot jantung
di dinding dalamnya), gagal jantung dan juga gagal ginjal (Kaplan dan Joseph,
2006).
2.1.3 Hipertensi
Blood Pressure (JNC VII) hipertensi didefinisikan sebagai tekanan yang lebih
tinggi atau sama dengan 140/90 mmHg dapat diklasifikasikan sesuai derajat
salah satu faktor resiko yang paling berpengaruh terhadap penyakit jantung dan
pembuluh darah. Namun sering sekali penyakit hipertensi ini tidak menunjukkan
gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti
gangguan fungsi jantung atau stroke. Hipertensi yang juga disebut sebagai silent
killer ini adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat
secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras
arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa
atherosklerosis.
3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal
sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam
juga meningkat.
penyebabnya masih belum dapat diketahui. Terjadi pada sekitar 90% penderita
Tekanan darah merupakan hasil curah jantung dan resistensi vascular sehingga
tekanan darah meningkat jika curah jantung meningkat, resistensi vascular perifer
dan resistensi perifer normal. Pada tahap hipertensi lanjut, curah jantung
tersebut seperti umur, jenis kelamin, ras, faktor genetik atau keturunan serta faktor
ginjal.
proksimal arteri renalis dan paling sering terjadi pada pasien usia lanjut,
diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan
tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Padila,
a. Normal bila tekanan darah sistolik <120 mmHg dan diastolik <80
mmHg,
diastolik 80 – 89 mmHg,
c. Hipertensi stadium 1 bila tekanan darah sistolik 140 – 159 mmHg dan
diastolik 90 – 99 mmHg
d. Hipertensi stadium 2 bila tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan
contoh TDS 170 mmHg sedangkan TDD 90 mmHg maka derajat hipertensi
ditentukan dari tekanan sistolik (TDS) karena merupakan tekanan yang terjadi
130/90 mmHg,
145/95 mmHg,
mmHg.
ada tanda-tanda yang memperingatkan, namun lambat laun urat-urat nadi baik
besar maupun kecil dalam tubuh menjadi rusak (Dekker, 1996). Hanya kurang
dari sepersepuluh penderita tekanan darah tinggi yang menunjukkan adanya gejala
dan itu terjadi jika tekanan darah sangat tinggi (Semple, 1992). Hal ini lah yang
membuat hipertensi juga sering disebut sebagai “silent killer”, karena seringkali
penderita hipertensi bertahun-tahun tanpa merasakan sesuatu atau gejala
(Triyanto, 2014).
Menurut Edward K Cung (1995), tidak ada gejala spesifik yang dapat
oleh dokter yang memeriksa (Padila, 2013). Namun secara umum gejala yang
pening, nyeri dada, sakit kepala, depresi dan lesuh (Wolff, 1984).
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut yaitu sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah,
pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
2007).
2.4 Komplikasi
berupa gangguan jantung, gangguan peredaran serebral dan perifer, dan gangguan
ginjal. Namun sering kali dianggap sebagai gejala awal penyakit pada saat pasien
Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka dalam
jangka panjang akan terjadi komplikasi serius pada organ-organ sebagai berikut,
yaitu:
a. Jantung
urat-urat nadi besar makin cepat. Hal itu mengakibatkan pengapuran pembuluh
penyakit jantung koroner. Pada penderita hipertensi, otot jantung bekerja lebih
pembuluh darah. Ketika otot jantung bekerja lebih keras, otot jantung tidak
mendapat pasokan darah dan oksigen yang cukup. Keadaan ini membuat rasa
sakit di dada yang biasa disebut dengan angina atau miokardinal iskemia. Jika
arteri koronaria menyempit dan kemudian darah menggumpal, otot jantung yang
langsung berhubungan dengan arteri ini menjadi mati. Keadaan ini disebut
b. Otak
nadi yang ada pada otak sehingga mengakibatkan serangan pada orak (attack).
menunjukkan bahwa 56% stroke pada pria dan 66% stroke pada wanita
iskemik dan stroke haemoragik. Stroke iskemik merupakan stroke yang paling
sering terjadi, meliputi 70-80% dari semua kejadian stroke. Stroke ini terjadi
arteri-arteri antara jantung dan otak. Stroke haemoragik, kejadiannya meliputi 20-
30 % dari semua kejadian stroke. Stroke ini terjadi jika pembuluh darah bocor
atau pecah dalam otak. Penyebab utamanya adalah tekanan darah tinggi yang
persisten. Hal ini menyebabkan darah meresap ke ruang di antara sel-sel otak.
c. Ginjal
menuju ginjal. Penyumbatan ini berakibat pada fungsi ginjal yaitu sebagai
ini tidak tersaring sehingga darah yang penuh kotoran ini beredar ke seluruh
tubuh. Lama kelamaan produk sisa akan menumpuk dalam darah, ginjal akan
mengecil dan berhenti fungsi, keadaan ini disebut gagal ginjal (Widharto, 2009;
Sheps, 2005).
d. Mata
sehingga mengganggu aliran darah di dalam vena (Sheps, 2005). Mata akan lebih
banyak terkena resiko. Daya penglihatan terganggu karena kerusakan pada
pembuluh selaput mata (Dekker, 1996). Pada keadaan berat, saraf yang membawa
sinyal-sinyal dari mata ke otak (saraf optik) akan mulai membengkak. Hal ini
a. Orang
Pada populasi umum kejadian tekanan darah tinggi tidak terdistribusi secara
merata. Hingga usia 55 tahun lebih banyak ditemukan pada pria. Namun setelah
terjadi menopause (biasanya setelah usia 50 tahun), tekanan darah pada wanita
meningkat terus, hingga usia 75 tahun tekanan darah tinggi lebih banyak
penderita hipertensi umumnya terjadi pada manusia yang berusia setengah umur
(Iebih dari 40 tahun). Namun banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya
menderita hipertensi. Hal ini disebabkan gejalanya tidak nyata dan pada stadium
diperkirakan antara 15-20%. Pada usia setengah baya dan muda, hipertensi ini
menunjukan prevalensi hipertensi pada penduduk umur > 18 tahun ke atas secara
nasional mencapai 25,8%. Berdasarkan kelompok umur yang paling tinggi
terdapat pada kelompok umur diatas 75 tahun yaitu 63,8% dan pada kelompok
umur 65-74 tahun yaitu 57,6%. Berdasarkan jenis kelamin prevalensi hipertensi
pada laki-laki sebesar 22,8% dan pada perempuan 28,8% (Depkes, 2013).
b. Tempat
(26,7%), Jawa Tengah (26,4%), Jawa Timur (26,2%) dan Sumatera Selatan
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, pada analisis hasil
Sedangkan pada analisis hipertensi terbatas pada usia 15-17 tahun menurut JNC
VII 2003 didapatkan prevalensi nasional sebesar 5,3 persen (laki-laki 6,0% dan
perempuan 4,7%), perdesaan (5,6%) lebih tinggi dari perkotaan (5,1%) (Depkes,
2013).
buahan.
c. Waktu
penduduk menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004
(Rahajeng dan Tuminah, 2009). Di Jawa Tengah, berdasarkan laporan rumah sakit
meningkat menjadi 29,35% di tahun 2005. Kemudian pada tahun 2006 mengalami
1. Genetika
untuk menderita tekanan darah tinggi (Mervin, 1995). Pada kasus hipertensi
pada kedua orang tua, maka dugaan hipertensi esensial lebih besar.
adopsi. Hal ini menunjukkan bahwa gen yang diturunkan, dan bukan hanya
faktor lingkungan (seperti makanan dan status sosial), berperan besar dalam
satu berbanding tiga, jika salah satu orang tua menderita tekanan darah
tinggi atau pernah mendapat stroke sebelum usia 70 tahun. Risiko ini
2. Umur
Usia adalah faktor risiko nomor satu. Lebih dari 60% orang Amerika
Tekanan darah cenderung rendah pada bayi dan mulai meningkat pada
3. Jenis Kelamin
Pada usia dini tidak terdapat bukti nyata tentang adanya perbedaan
tekanan darah antara laki-laki dan wanita. Akan tetapi, mulai pada masa
Perbedaan ini lebih jelas pada orang dewasa muda dan orang setengah baya
masyarakat kulit hitam lebih tinggi ketimbang aras pada golongan suku
lain. Suku mungkin berpengaruh pada hubungan antara umur dan tekanan
(Bustan, 2007).
5. Status sosioekonomi
darah dan prevalensi hipertensi yang lebih tinggi terdapat pada golongan
tinggi tekanan darah dan prevalensi hipertensi lebih tinggi terdapat pada
2001).
tingkat stres yang pada akhirnya akan membuat tekanan darah menjadi
darah. Sibuk bekerja dan kondisi / suasana yang tidak baik juga dapat
menunda deteksi tepat waktu dan pengobatan karena kurangnya akses ke
2013).
1. Obesitas
dan penambahan berat badan biasanya diikuti oleh kenaikan tekanan darah.
kelebihan berat badan berkaitan dengan 2-6 kali kenaikan risiko mendapat
TDS 2-3 mmHg dan TDD 1-3 mmHg utuk setiap kenaikan 10 kg bobot
tubuh (Laporan Komisi Pakar WHO, 2001). Indeks massa tubuh digunakan
2. Stres
saat ini telah mendapatkan hubungan yang lebih nyata bahwa perubahan
2010).
dalam jangka pendek dengan cara mengaktifkan bagian otak dan sistem
stres sulit untuk diberi batasan atau diukur, karena pristiwa yang
berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan
2002).
Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam mengukur tingkat stress
adalah dengan DASS 42. DASS 42 (Depression Anxiety Stress Scale 42)
adalah kuesioner yang terdiri dari 42-item pertanyaan yang mencakup tiga
laporan diri skala dirancang untuk mengukur keadaan emosional negatif dari
18, Stres Sedang : 19-25, Stres Berat : 26-33, dan Stres Sangat Berat : ≥ 34
mengecilkan diameter dari arteri. Jantung harus memompa lebih keras untuk
adalah hipertensi. Hal ini sebaliknya juga terjadi, ketika asupan natrium
berkurang maka begitu pula volume darah dan tekanan darah pada beberapa
seluruh dunia yang menjalani cara hidup tradisional, aktif dan suka berburu.
Satu dari kelompok ini adalah orang Indian Yanomano di pedalaman hutan
per hari. Petunjuk diet rendah garam dari Amerika menyarankan untuk
orang normal membatasi jumlah konsumsi garam per hari tidak melebihi
2.300 miligram per hari. Sedangkan untuk usia 51 tahun keatas atau
diabetes, maka dibatasi tidak melebihi 1.500 miligram per hari. Sebagai
gambaran, 1 sendok teh garam dapur setara dengan 2.300 miligram natrium
(Irawati, 2013).
aliran darah, walaupun kandungan natrium dalam garam dapur cukup tinggi
yaitu 40%. Mono Sodium Glutamat (MSG) atau lebih dikenal dengan merk
(disingkat urt). Cara ini terbukti cukup teliti dan praktis dalam
1 sdm = 3 sdt = 10 ml
4. Aktivitas Fisik
olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan
kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai
frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus
bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot
jantung harus memompa, makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri.
(Sheps, 2005)
Makin besar intensitas latihan, makin besar pula efek latihan tersebut.
maksimal. Olahraga atau aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur setiap
hari atau 3 kali seminggu minimal 30 menit setiap berolahraga. (Fatmah dan
Ruhayati, 2011)
kuesioner. Metode tersebut sering digunakan karena murah dan lebih cepat.
geografis, budaya dan ekonomi yang berbeda membuat aktivitas fisik sulit
antara waktu yang dialokasikan untuk kegiatan kebiasaan dan besar energi
dan komposisi baik pria maupun wanita, besar energi kegiatan dihitung
sebagai kelipatan BMR per menit juga disebut sebagai rasio aktivitas fisik
dari BMR per 24 jam dengan menggunakan nilai PAL (James dan Schofield
dalam FAO, 2001). Berikut ini tabel estimasi standar faktorial dari total
jam dinyatakan dalam PAL (physical activity level) atau tingkat aktivitas
fisik. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan dalam kkal per
Keterangan :
Berikut ini tabel kategori aktivitas fisik standar berdasarkan nilai Physical
Activity Level (PAL) : (Laporan Komisi Pakar WHO, 1996; FAO, 2001)
Tabel 2.2 Kategori Aktivitas Fisik Standar Berdasarkan Nilai Physical Activy
Level (PAL)
5. Kebiasaan Merokok
Meningkatnya tekanan darah ini, lebih nyata pada penderita tekanan darah
tekanan darah tinggi yang berat dan keadaan ini cenderung terjadi pada
tekanan darah sistolik yang naik sekitar 10 mmHg dan tekanan darah
jantung dan stroke hanya bila pemakainya tidak merokok karena merokok
merupakan faktor risiko utama untuk munculnya penyakit kardiovaskular
6. Konsumsi Alkohol
alkohol terlalu sering atau yang terlalu banyak memiliki tekanan darah yang
lebih tinggi dari pada individu yang tidak minum atau minum sedikit
alkohol (Hull, 1993). Lebih dari dua minuman keras sehari akan
2001).
tekanan darah tinggi. Jika minuman keras diminum sedikitnya dua kali per
hari, TDS naik kira-kira 1,0 mmHg dan TDD kira-kira 0,5 mmHg per satu
kali minum. Peminum harian ternyata mempunyai aras TDS dan TDD lebih
Pada umumnya orang dengan tekanan darah tinggi harus menjaga agar
antara 2 unit sehari (satu unit dapat berupa satu seloki minuman keras atau
segelas anggur atau seperempat liter bir), dengan satu unit atau satu gelas
alkohol 5-20 % misalnya anggur dan Golongan C dengan kadar alkohol 20-
sifat, penyebab, dan komplikasi hipertensi, cara pencegahan, gaya hidup sehat,
dan pengaruh faktor risiko kardiovaskular lainnya. Sasaran pencegahan tingkat
dasar ini terutama kelompok masyarakat usia muda dan remaja, dengan tidak
tujuan mencegah atau menunda terjadinya kasus baru penyakit. Tahap primer
hipertensi adalah dengan cara merubah faktor risiko yang ada. Upaya-upaya
terjadi akibat serangan berulang atau untuk mencegah menjadi berat terhadap
timbulnya gejala-gejala penyakit secara dini melalui deteksi dini (early detection
serta memberikan pengobatan yang cepat dan tepat. Pencegahan ini ditujukan
untuk mengobati para penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius
dari penyakit, yaitu melalui diagnosis dini dan pemberian pengobatan (Triyanto,
2014).
Dalam pencegahan tahap sekunder ini, upaya yang dapat dilakukan adalah
a. Diagnosis dini
teratur sebagai bentuk skrining. Seperti lazimnya pada penyakit lain, diagnosis
keluarga, walaupun hal ini belum dapat memastikan diagnosis hipertensi esensial.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan
pemeriksaan harus dilakukan. Pemeriksaan yang secara dangkal saja tidak dapat
diterima karena hipertensi merupakan penyakit seumur hidup dan terapi yang
dipilih dapat memberi implikasi yang serius untuk pasien (Laporan Komisi Pakar
WHO, 2001). Untuk itu pada saat pasien diperiksa oleh dokter, pasien perlu
2. Pengobatan yang sedang dijalaninya saat itu, karena ada beberapa obat-
kortikosteroid.
b. Pengobatan
terjadinya stroke pada pasien usia 70 tahun atau lebih (Triyanto, 2014).
melebarkan arteri.
lebih berat atau kematian. Pencegahan tersier adalah upaya pencegahan penyakit
ke arah berbagai akibat penyakit yang lebih buruk, dengan tujuan memperbaiki
Upaya yang dilakukan pada pencegahan tersier ini yaitu : (Triyanto, 2014)
kekuatan yang ada pada individu. Sumber kekuatan bisa dalam bentuk kekuatan
fisik, ketahanan psikologi, dukungan sosial, konsep diri yang positif, energi,
sama dengan keluarga dalam proses pencegahan tersier juga sangat penting
Karakteristik :
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Suku
4. Pendidikan
5. Pekerjaan
6. Status Pernikahan
Kejadian
Pre Hipertensi
Faktor Risiko :
1. Riwayat keluarga
yang menderita hipertensi
2. Status Gizi
3. Stress
4. Asupan Garam
5. Aktivitas Fisik
6. Kebiasaan Merokok
7. Konsumsi Alkohol