Anda di halaman 1dari 5

Talas (Colocasia esculenta (L) Schot), termasuk genus Colocasia monokotiledon dengan

famili Araceae. talas merupakan salah satu tanaman pangan penting, sementara di
Indonesia dan negara-negara Asia lainnya, talas umumnya lebih dikenal sebagai bahan
pangan untuk kudapan atau bahan sayuran. Perannya sebagai makanan pokok kini hanya
dijumpai di beberapa daerah saja seperti Kepulauan Mentawai dan Papua (Richana,
2012).

Sebagai tanaman asli Indonesia yang telah lama


dibudidayakan, talas memiliki keanekaragaman genetik
yang luar biasa banyaknya. Hal tersebut tercermin pada
variasi bentuk, ukuran, dan warna daun, umbi, maupun
bunganya, serta sifat fisikokimiawi, fisiologi dan
agronominya serta rasa umbi, sifat gatal, umur panen,
ketahanan hama/penyakit, toleransi terhadap
kekeringan/genangan air.
Salah satu sumber daya pangan lokal yang dapat dijadikan alternatif usaha

diversifikasi pangan adalah umbi talas ( Colocasia esculenta ).Umbi-umbian

merupakan sumber karbohidrat yang penting sebagai penghasil energi di daerah

tropis dan subtrobis (Liu et al., 2006 a). Umbi talas merupakan bahan pangan

yang rendah lemak, bebas gluten dan mudah dicerna. Bagian tanaman talas berupa

umbi berpotensi sebagai sumber karbohidrat yang cukup tinggi yaitu sebesar

23,79 g per 100 g talas mentah (Direktorat Gizi Departemen Kesehatan, 1972).

Kandungan kimia yag terdapat talas ialah kalsium, zat besi, protein, vitamin,

vitamin B dan garam fosfat. Komposisi kimia bagian – bagian umbi talas tidak sama.

Kandungan pati pada bagian ujung umbi lebih rendah dibandingkan bagian

pangkalnya, sedangkan kandungan non pati lebih banyak terdapat pada kulitnya.

Kandungan protein pada tanaman talas terutama banyak terdapat di bagian

daunnya. Talas merupakan tumbuhan yang 90% bagiannya dapat dimakan. Daun,

tangkai daun, pelepah, umbi induk dan umbi anakan dapat dimakan. Bagian yang

tidak dapat dimakan hanyalah akar-akar serabutnya Umbi talas mengandung Ca, P,

Fe, yang jumlahnya masih lebih besar dibandingkan umbi – umbian lainnya seperti

umbi kayu dan ubi jalar.

Umbi talas mengandung suatu senyawa yang menyebabkan rasa gatal yaitu

kalsium oksalat. Kalsium oksalat banyak terdapat di dalam cairan umbi, rasa gatal

bukan disebabkan oleh reaksi kimia pada kulit yang peka melainkan karena

fenomena mekanis. Rasa gatal yang merangsang rongga mulut dan kulit disebabkan

oleh adanya kristal kecil berbentuk jarum halus yang tersusun dari kalsium oksalat

yang disebut rhapid. Rasa gatal di mulut setelah makan talas disebabkan oleh

kristal-kristal kalsium oksalat. Kalsim oksalat hanya menyebabkan gatal-gatal

tanpa gangguan lain. Zat tersebut dapat dikurang dengan pencucian banyak air
Manfaat utama umbi talas adalah sebagai bahan pangan sumber

karbohidrat. Di Kabupaten Sorong Irian Jaya talas dimakan sebagai makanan

pokok, tetapi di daerah lain talas dimakan sebagai makanan tambahan setelah

diolah menjadi macam-macam masalkan atau dimakan begitu saja sebagai talas

rebus, talas kukus atau talas goreng. Maka dari itu, terdapat banyak inovasi produk

dari bahan baku talas, yaitu Stick Talas. Selain cara pembuatannya yang mudah,

stick talas juga gampang untuk dikonsumsi. Semua kalangan dapat menikmati Stick

Talas, selain harganya yang murah, Stick Talas juga menyehatkan. Bahan-bahan

yang digunakan dalam pembuatan stick talas juga cukup mudah dicari, yaitu kapur

sirih, air, garam dan minyak goreng.


NAMA : NUR OKTAVIANI A.P

KELAS : THP-A

NIM : 161710101077

TUGAS DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

“HIMAGIHASTA”

“INOVASI PRODUK MENGGUNAKAN BAHAN DASAR TALAS

MENJADI STICK TALAS”

Anda mungkin juga menyukai