Anda di halaman 1dari 26

PREPLANNING KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

KESELAMATAN KERJA DI DESA KEMUNINGSARI LOR KECAMATAN


PANTI KABUPATEN JEMBER

KEPERAWATAN KOMUNITAS

oleh:
Fitri Muna Rahayu, S.Kep.
NIM 182311101085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
PREPLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN PADA PETANI
DI DESA KEMUNINGSARI LOR KECAMATAN PANTI
KABUPATEN JEMBER

Disusun untuk memenuhi laporan akhir Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Komunitas

oleh:
Fitri Muna Rahayu, S.Kep.
NIM 182311101085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Semua orang hidup di dunia ini perlu memiliki pengetahuan yang baik dalam
menjalani kehidupannya. Sama halnya dengan petani, petani juga perlu memiliki
pengetahuan yang baik untuk menunjang pekerjaannya. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi III petani adalah seseorang yang pekerjaannya bercocok
taman. Tentu banyak juga resiko yang kemungkinan akan terjadi. Alam yang indentik
dengan tumbuhan yang rindang, semak-semak. Semua itu tentunya juga akan identik
dengan yang namanya hewan. Contoh saja ular, ular yang merupakan hewan yang
biasa hidup di alam, tumbuh-tumbuhan yang rindang, dan semak-semak. Gigitan ular
yang sangat mematikan itu perlu kita waspadai, entah tanpa sengaja kita menginjak
atau tanpa sengaja memasuki wilayah hidupnya.
Ular berbisa dapat dijumpai di seluruh belahan dunia, kecuali pada beberapa
pulau, lingkungan dingin, dan terletak tinggi dari permukaan laut. Gigitan ular
berbisa dan kematian yang diakibatkan merupakan masalah kesehatan publik yang
penting pada daerah pedesaan. Populasi pada daerah ini memiliki morbiditas dan
mortalitas yang tinggi karena akses pelayanan kesehatan yang buruk, yang seringkali
suboptimal dan pada beberapa keadaan, kelangkaan antivenom, yang merupakan
satu-satunya pengobatan spesifik. Korban gigitan yang selamat mengalami sekuele
fisik permanen akibat nekrosis jaringan lokal, dan sekuele psikologis. Karena
kebanyakan korban gigitan ular masih muda, maka pengaruh terhadap ekonomi
karena disabilitas mereka perlu dipertimbangkan. Disamping besarnya efek terhadap
populasi, gigitan ular tidak mendapat perhatian yang cukup dari pelayanan kesehatan
nasional dan internasional, dan dapat dikategorisasi sebagai penyakit tropikal yang
terabaikan (Kasturiratne et al. 2008).
Diperkirakan setidaknya 421.000 kasus envenomasi (injeksi bisa terhadap
korban melalui sengatan/ gigitan oleh hewan berbisa) dan 20.000 kematian timbul
setiap tahunnya di seluruh dunia akibat gigitan ular. Sebagian besar perkiraan
kejadian gigitan ular dijumpai di Asia Selatan dan Asia Tenggara, Sub-Sahara Afrika,
Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kasus gigitan ular yang bervariasi secara
geografik dan musiman, terutama pada daerah pedesaan tropikal dimana pelaporan
dan pendataan masih kurang, dan sifat pengobatan yang masih dibagi kepada
pengobatan tradisional yang kadang lebih dipilih dibandingkan pengobatan Barat,
berkontribusi terhadap kesulitan untuk mempelajari epidemiologi gigitan ular
(Kasturiratne et al. 2008).
Gigitan ular yang mematikan perlu kita waspadai dengan memiliki
pengetahuan yang baik tentang cara pertolongan pertama jika itu terjadi. Pengetahuan
yang baik kemungkinan mampu mengurangi angka kematian pada kasus gigitan ular.
Selain pertolongan pertama, apd sangat di perlukan pada petani. Kurangya kesadaran
petani dalam penggunaan APD seharunya bisa di atasi dengan pemberian penyuluhan
berupa pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja bagi petani yang tidak
menggunakan APD dalam pekerjaannya. Menggunakan pelindung tubuh/proteksi diri
dalam bekerja, merupakan usaha untuk menjaga atau melindungi serta mendapatkan
tingkat pengamanan agar terhindar dari permasalahan yang dapat menyebabkan
gangguan kesehatan, misal proteksi terhadap penyakit, proteksi terhadap suatu
ancaman dan sebagainya.
Gapoktan atau gabungan kelompok tani merupakan lembaga pertanian yang
dibuat oleh pemerintah. Gapoktan dibuat pemerintah dengan tujuan untuk
memfasilitasi kegiatan-kegiatan pertanian dari sektor permodalan hingga pengolahan
hasil pertanian (Indrawati, 2016). Gapoktan diharapkan berperan untuk fungsi-fungsi
pemenuhan permodalan pertanian, pemenuhan sarana produksi, pemasaran produk
pertanian, dan termasuk menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan petani
(Pujiharto, 2010). Salah satu informasi yang dibutuhkan petani adalah keamanan,
kesehatan, dan keselamatan kerja. Dengan memanfaatkan salah satu fungsi Gapoktan
ini diharapkan petani mampu memahami dan mempraktikkan keamanan, kesehatan,
dan keselamatan kerja. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan kesehatan
mengenai keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja untuk meningkatkan
kesejahteraan kelompok tani.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana cara mengatasi kurangnya pengetahuan petani mengenai


keselamatan kerja pertanian di desa Kemuningsari Lor kecamatan Panti Jember?
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan
2.2.1 Tujuan umum
Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi kurangnya pengetahuan petani
mengenai keselamatan kerja pertanian di desa Kemuningsari Lor kecamatan Panti
Jember?
2.2.2 Tujuan khusus
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan diharapkan:
1. Kelompok gapoktan mengetahui manfaat APD untuk menghindari gigitan
ular
2. Kelompok gapoktan dapat melakukan penanganan pertama untuk gigitan
ular
2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan pendidikan kesehatan ini adalah:
1. Menambah pengetahuan kepada kelompok gapoktan tentang manfaat APD
untuk menghindari gigitan ular
2. Menambah pengetahuan tentang penanganan pertama untuk gigitan ular
2.3 Rencana Keperawatan
MASALAH
NO KEMUNGKINAN
PENGELOMPOKAN DATA KEPERAWATAN
. PENYEBAB
KOMUNITAS
1. DO: a. Kurangnya Defisiensi
a. Rata-rata mata pengetahuan kesehatan
pencaharian di Desa petani tentang komunitas: masalah
Pakis adalah petani APD dan keselamatan dan
kebun penanganan kesehatan kerja
DS: Hasil dari wawancara pertama pada dalam APD dan
dengan Ketua Gapoktan dan gigitan ular penanganan
anggota Gapoktan : pertama pada
a. Insidensi gigitan ular gigitan ular
pada petani kebun masih
rendah
b. Masih minimnya
kesadaran petani dalam
menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD)
pada saat bekerja.i
Tujuan
Diagnosa
N Umum/ Tujuan Khusus/
Keperawata Intervensi
o Jangka Jangka Pendek
n
Panjang
1. Defisiensi Setelah Setelah 2 x 2 jam 1. Lakukan
kesehatan dilakukan dikakukan pendekatan
komunitas: asuhan kunjungan rumah pada kelompok
masalah keperawatan diharapkan gapoktan
keselamatan selama 2 kelompok gapoktan 2. Berikan
dan kesehatan minggu, dapat : pendidikan
kerja dalam diharapkan kesehatan
APD dan kelompok a. Terjadi tentang
penanganan gapoktan dapat peningkatan kesehtan dan
pertama pada memahami pengetahuan keselamatan
gigitan ular keselamatan petani megenai kerja
dan kesehatan manfaat APD 3. Berikan
kerja untuk pendidikan
NOC:
menghindari kesehatan
1. Knowledge
gigitan ular tentang manfaat
: health
b. Terjadi APD untuk
promotion
peningkatan menghindari
(1823)
pengetahuan gigitan ular
petani mengenai 4. Demonstrasika
penanganan n cara
pertama untuk melakukan
gigitan ular penanganan
pertama untuk
gigitan ular
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III petani adalah seseorang
yang pekerjaannya bercocok taman. Tentu banyak juga resiko yang kemungkinan
akan terjadi. Mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan,
melindungi pekerja dari faktor risiko pekerjaan yang merugikan kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja sebagai adaptasi
pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaannya (Kurniawidjaja,
2012). Contoh saja ular, ular yang merupakan hewan yang biasa hidup di alam,
tumbuh-tumbuhan yang rindang, dan semak-semak. Gigitan ular yang sangat
mematikan itu perlu kita waspadai, entah tanpa sengaja kita menginjak atau tanpa
sengaja memasuki wilayah hidupnya.
Gigitan ular yang mematikan perlu kita waspadai dengan memiliki
pengetahuan yang baik tentang cara pertolongan pertama jika itu terjadi. Pengetahuan
yang baik kemungkinan mampu mengurangi angka kematian pada kasus gigitan ular.
Selain pertolongan pertama, apd sangat di perlukan pada petani. Kurangya kesadaran
petani dalam penggunaan APD seharunya bisa di atasi dengan pemberian penyuluhan
berupa pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja bagi petani yang tidak
menggunakan APD dalam pekerjaannya.

2.2 Kerangka Peneyelesaian Masalah


Gapoktan atau gabungan kelompok tani merupakan lembaga pertanian yang
dibuat oleh pemerintah. Gapoktan dibuat pemerintah dengan tujuan untuk
memfasilitasi kegiatan-kegiatan pertanian dari sektor permodalan hingga pengolahan
hasil pertanian (Indrawati, 2016). Gapoktan diharapkan berperan untuk fungsi-fungsi
pemenuhan permodalan pertanian, pemenuhan sarana produksi, pemasaran produk
pertanian, dan termasuk menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan petani
(Pujiharto, 2010). Salah satu informasi yang dibutuhkan petani adalah keamanan,
kesehatan, dan keselamatan kerja. Dengan memanfaatkan salah satu fungsi Gapoktan
ini diharapkan petani mampu memahami dan mempraktikkan keamanan, kesehatan,
dan keselamatan kerja. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan kesehatan
mengenai keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja untuk meningkatkan
kesejahteraan kelompok tani.
3.1 Kerangka Penyelesaian Masalah
Kerangka penyelesaian masalah pada kelompok gapoktan yaitu kurangnya
pengetahuan petani tentang APD dan penanganan pertama pada gigitan ular .

Pemateri menjelaskan mengenai APD untuk menghindari gigitan ular

Pemateri mendemonstrasikan penanganan pertama pada gigitan ular

gapoktan mampu memahami penjelasan dari pemateri

gapoktan dapat menerapkan APD untuk menghindari gigitan ular

Pemateri memberikan reinforcement positif pada gapoktan yang telah


kooperatif melakukan tindakan

gapoktan merasakan manfaat pengetahuan cara menangani gigitan olar dan


penanganan pertama.
BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Kegiatan pendidikan kesehatan tentang cara menggunakan APD dan
penanganan pertama pada gigitan ular.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran adalah gapoktan dengan lowback pain yang ada di desa
Kemuningsari Lor Kecamatan Panti.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : Demonstrasi dan ceramah
2. Landasan teori : Diskusi
3. Langkah pokok :
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik;
b. Mengajukan masalah;
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan;
d. Memberi komentar;
e. Menetapkan tindakan lanjut.
Keterangan:
= Pemateri

= Peserta penyuluhan
4.4 Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
a) Gapoktan telah di berikan persiapan berkaitan dengan materi yang akan
disampaikan.
b) Materi yang akan disampaikan mengenai APD dan penanganan pertama
pada gigitan ular telah siap digunakan.
c) Alat yang akan digunakan untuk demonstrasi telah siap digunakan.
d) Tempat yang digunakan untuk pelaksanaan demonstrasi cukup kondusif
dan nyaman.
e) Khalayak sasaran adalah kelompok gapoktan
b. Evaluasi proses
a) Kelompok gapoktan mampu menjelaskan secara ringkas APD dan
penanganan pertama pada gigitan ular.
b) Kelompok gapoktan mampu melakukan demonstrasi APD dan
penanganan pertama pada gigitan ular
c) Proses demonstrasi berjalan lancar.
c. Evaluasi hasil
Sekolompok gapoktan mengerti tujuan dan manfaat APD dan penanganan
pertama pada gigitan ular .
DAFTAR PUSTAKA

Kasturiratne A, Wickremasinghe AR, de Silva N, Gunawardena NK, Pathmeswaran


A, Premaratna R, et al. (2009) The global burden of snakebite: A literature
analysis and modelling based on regional estimates of envenoming and
deaths. PLoS Med5(11):e218
Mandal, RN. 2015. Incidence of Snake bites in Dhanusha District of Nepal: a study
in tertiary care centre. [Journal Online]
http://www.nepjol.info/nepal/index.php/JMCJMS/article/viewFile/15376/1243
4 diakses pada tanggal 9Mei 2019 pukul 20.45
Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:
Gunung Agung.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Berita Acara
Lampiran 2. Daftar Hadir
Lampiran 3. SAP (Satuan Acara Penyuluhan)
Lampiran 4. Materi
Lampiran 5. SOP (Standar Operasional Prosedur)
Lampiran 6. Leaflet

Pemateri

Fitri Muna Rahayu, S.Kep


NIM 182311101085

Lampiran 1. Berita Acara

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2019/2010
Pada hari Rabu, 19 Juni 2019 Pukul 09.00 – selesai WIB bertempat di Dsn. Krajan
Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan mengenai APD dan penanganan
pertama gigitan ular pada petani oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi
Ners Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh…….…
orang.

Jember, 19 Juni 2019

Mengetahui,

Penanggung Jawab Mata Kuliah Kepala Desa Kemuningsarilor


Stase Komunitas dan Keluarga
FKEP Universitas Jember

Hanny Rasni, S.Kep., M.Kep ABDUL WAQIK, S.Pt.


NIP. 19761219 200212 2 003

Lampiran 2. Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

DAFTAR HADIR

Kegiatan Pendidikan Kesehatan mengenai APD dan penanganan pertama pada


gigitan ular telah siap digunakan oleh Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas
Jember. Pada hari Rabu, 19 Juni 2019 jam 09.00 WIB bertempat di Dsn. Krajan
Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa Timur.

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.

7. 7.

8. 8.

9. 9.

10. 10.

Jember, 19 Juni 2019


Penanggung Jawab Mata Kuliah Kepala Desa Kemuningsarilor
Stase Komunitas dan Keluarga
FKEP Universitas Jember

ABDUL WAQIK, S.Pt.


Hanny Rasni, S.Kp., M.Kep
NIP. 19761219 200212 2 003

Lampiran 3. SAP (Satuan Acara Penyuluhan)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(PENDIDIKAN KESEHATAN)

Topik : APD dan penanganan pertama pada gigitan ular


Sasaran : sekelompok gapoktan
Waktu : 09.00 - Selesai
Hari/Tanggal : Rabu, 19 Juni 2019
Tempat : Dsn. Krajan Desa Kemunigsari Lor Kecamatan Panti
Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa Timur

1. Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan keluarga dapat
mempraktikkan dan mengaplikasikan APD dan penanganan pertama pada gigitan ular
2. Kompetensi Dasar
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, sekelompok gapoktan diharapkan
dapat:
a. Menjelaskan manfaat APD untuk menghindari gigitan ular
b. Menjelaskan bahaya gigitan ular
c. Menjelaskan penanganan pertama untuk gigitan ular
3. Pokok Bahasan
APD dan penanganan pertama untuk gigitan ular
4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian APD
b. Manfaat APD untuk menghindari gigitan ular
c. bahaya gigitan ular
d. penanganan pertama untuk gigitan ular
5. Waktu: 1 x 30 menit
6. Bahan/Alat yang Diperlukan
a. Leaflet
b. APD
7. Setting Tempat
Keterangan:

1. Mahasiswa
2. Peserta

8. Model Pembelajaran

a. Jenis model penyuluhan: ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi


b. Landasan teori: Konstruktivisme
c. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana pendidikan kesehatan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Membuat keputusan nilai personal
4) Mengidentifikasi pilihan tindakan
5) Memberi komentar
6) Menetapkan tindak lanjut
9. Persiapan
a. Penyuluh mencari referensi (buku, jurnal, hasil penelitian, artikel, dan lain-
lain) tentang APD dan penanganan pertama untuk gigitan ular

10. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

Media dan
Tahap
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta alat
kegiatan
Penyuluhan
Pendahuluan Memberi salam, mengingatkan kontrak Memperhatikan Leaflet
( 5 menit) waktu kegiatan dan membuka materi
terkait APD dan penanganan pertama
untuk gigitan ular Memperhatikan

Penyajian a. Menjelaskan APD yang digunakan Memperhatikan Leaflet


( 25 menit) Mendemostrasikan penanganan pertama
untuk gigitan ular Mempraktikkan
b. Memberikan jawaban atas pertanyaan Memperhatikan
yang telah diberikan

Penutup 1. Memberi pertanyaan kelompok gapoktan Menjawab Leaflet


(5 menit) tentang materi yang telah dijelaskan pertanyaan
2. Menyimpulkan materi
Memperhatikan
Menerima dengan
3. Membagikan menutup pertemuan dan
baik.
memberi salam.
Memperhatikan dan
menjawab salam.

11. Evaluasi
a. Apa bahaya gigitan ular
b. Apa saja APD yang digunakan
c. Bagaimana penanganan pertama untuk gigitan ular

12. Lampiran
1. Lampiran 1: Berita Acara
2. Lampiran 2: Daftar Hadir
3. Lampiran 3: SAP
4. Lampiran 4: Materi
5. Lampiran 5: Leaflet
6. Lampiran 6: Dokumentasi
Lampiran 4. Materi Penyuluhan

A.Alat Pelindung Diri


Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk
melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau
kecelakaan kerja (A. M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:332). Alat pelindung diri dapat
meminimalisir dan menjaga para petani agar tidak terjadi kecelakan dalam bekerja.
Karena faktor utama kecelakaan dalam bekerja yaitu kurangnya para pekerja
menggunakan alat pelindung diri.berikut apd yang dapat digunakan oleh para petani:
a. Celana dan baju lengan panjang : Untuk menjaga tubuh dari sinar matahari
langsung atau menghindarkan diri dari udara yang dingin, menjaga kulit dari bulu
ulat, miang atau getah tanaman, dan gigitan binatang berbisa.
b. Topi : Topi dapat melindungi diri dari terik matahari, topi juga bermanfaat untuk
menghindari bahaya dari binatang berbisa.
c. Sepatu lars (sepatu bot) dari karet : Untuk menutup kaki yang dapat
menghindarkan kaki dari benda tajam menjaga kaki dari gigitan ular dan binatang
berbisa, menghindarkan diri dari penyakit cacing tambang atau infeksi yang lain
d. Masker : Untuk melindungi saluran pernafasan dan mulut dari debu, bahan kimia
termasuk insektisida ,herbisida atau yang lainya.
e. Sarung tangan: Untuk melindungi diri dari berda tajam, duri bulu, ulat, getah
tanaman atau gigitan binatang berbisa.
f. Kaca mata/pelindung mata: Berguna untuk melindungi mata dari bahan - bahan
penyebab iritasi pada mata.
g. Pelindung telinga: Untuk melindungi telinga dari suara sewaktu mengoperasikan
alat yang dapat mengakibatkan kebisingan, seperti alat pembajak tanah atau alat
untuk perontok padi. (A. M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:332).
B. Penanganan Pertama Gigitan Ular
Gigitan ular yang mematikan perlu kita waspadai dengan memiliki
pengetahuan yang baik tentang cara pertolongan pertama jika itu terjadi. Penanganan
pertama jika terjadi gigitan ular yaitu:
a. Jangan panik. Tidak semua gigitan ular mengandung bisa yang berbahaya,
bahkan meski yang menggigit adalah spesies ular berbisa
b. Kurangi gerak. Setiap gerakan yang tidak perlu hanya akan menyebabkan bisa
ular menyebar lebih luas melalui peredaran darah. Usahakan untuk tetap diam,
sebisa mungkin gunakan alat transportasi dan jangan berjalan kaki untuk
mencapai lokasi yang menyediakan pertolongan pertama.
c. Cuci bekas gigitan. Jika ada, gunakan sabun dan air matang untuk
membersihkan luka sesegera mungkin.
d. Cuci mata jika kena semburan bisa. Beberapa spesies ular kobra yang hidup di
Asia dan Afrika mampu menyemburkan bisa mematikan tanpa harus
menggigit korban. Jika semburan ini mengenai mata atau lapisan mukosa tipis
lainnya, segera cuci dengan air bersih
e. Ikat kuat kuat daerah disekitar luka. Ikatan yang kuat disekitar bekas gigitan
dapat menghambat penyebaran racun sampai mendapatkan pertolongan lebih
lanjut
f. Bawa kedokter secepat mungkin.
Lampiran 5. Leaflet
Lampiran 6. Dokumentasi

Gambar 1. Pendidikan Kesehatan


mengenai pentingnya APD dan
pertolongan pertama gigitan ular
pada petani. Pada Tanggal 19 Juni
2019 oleh Fitri Muna Rahayu,
S.Kep mahasiswa Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Jember.

Gambar 2. Pendidikan Kesehatan


mengenai pentingnya APD dan
pertolongan pertama gigitan ular
pada petani. Pada Tanggal 19 Juni
2019 oleh Fitri Muna Rahayu, S.Kep
mahasiswa Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Jember.

Gambar 3. Pendidikan Kesehatan


mengenai pentingnya APD dan
pertolongan pertama gigitan ular
pada petani. Pada Tanggal 19 Juni
2019 oleh Fitri Muna Rahayu,
S.Kep mahasiswa Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai