Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Periode masa nifas berlansung dari persalinan sampai 6 minggu setelah


melahirkan, yang merupakan waktu penyembuhan dan kembalinya organ
reproduksi ke keadaan sebelum hamil. Dikemukakan adanya resiko terjadinya
kematian ibu setelah melahirkan pada jam, hari, minggu pertama setelah
melahirkan dan periode tersebut merupakan waktu yang paling berbahaya bagi ibu
dan bayi baru lahir (Asih & Risneni, 2016: 5).

WHO memperkirakan bahwa terdapat 216 kematian ibu setiap 100.000


kelahiran hidup tahun 2015 akibat komplikasi kehamilan dan melahirkan, dan
sebagian besar kematian terjadi selama atau segera setelah melahirkan. jumlah
total kematian ibu diperkirakan mencapai 303.000 kematian di seluruh dunia.

Penyebab terbanyak adalah pendarahan dan infeksi setelah melahirkan.


Persalinan, kelahiran, dan periode nifas adalah yang paling penting bagi
kelansungan hidup ibu dan bayi. Sayangnya, sebagian besar ibu dan bayi baru
lahir di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak menerima
asuhan yang optimal selama periode ini. WHO memperkirakan di Indonesia
terdapat sebesar 126 kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup (Walyani dan
Purwoastuti, 2015:1).

Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) angka


kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359.000 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI 1999 yaitu per
100.000 angka kelahiran hidup. Sustainable Development Goals (SDGs) adalah
lanjutan dari Millenium Development Goals (MDGs) dimulai pada tahun 2015-
2030 dengan target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan SDGs yaitu
tujuan ke 3, menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi

1
semua orang di segala usia, salah satu indikatornya yaitu mengurangi angka
kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2030 dan
target 2019 yaitu 306 per 100.000 kelahiran hidup.

Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2015


menunjukkan angka kematian ibu terjadi sebanyak 106 kasus kematian ibu
dengan penyebab pendarahan (33,6%), hipertensi (13,2%), infeksi (1,8%),
gangguan metabolisme (0,9%) dan penyebab lain (50%) dan sebagian besar
terjadi pada masa nifas. Pada tahun 2014 data menunujukkan bahwa kasus
kematian ibu di Kota Padang yaitu terjadi pada masa kehamilan dengan 7
(43,75%) kasus, pada bersalin 4 (25%) kasus, dan pada masa nifas 5 (31,25%)
kasus. sedangkan pada tahun 2015 terjadi peningkatan kasus kematian ibu
menjadi 17 kasus yaitu 4(23,52%) kasus kehamilan, 2 (11,76%) kasus bersalin,
dan 11 (64,70%) kasus masa nifas (Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Barat,
2012).

Kematian ibu dalam masa nifas 90% disebabkan oleh faktor lansung
seperti pendarahan (42%) akibat robekan jalan lahir, sisa plasenta dan atonia uteri,
infeksi masa nifas (10%) ini terjadi karena kurangnya perawatan pada luka,
eklamsi (13%) dan komplikasi masa nifas (11%). Sedangkan 10% disebabkan
oleh faktor aspek sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, kepercayaan, kedudukan
dan peran wanita dalam masyarakat. Komplikasi masa nifas ini dapat berdampak
buruk pada kesehatan ibu, bahkan dapat menyebabkan kematian (profil kesehatan,
2015).

Asuhan pada periode setelah kelahiran sangatlah penting bagi tenaga


kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang
maksimal tidak hanya dapat mengganggu keberlansungan hidup saja tetapi juga
dapat menyebabkan berbagai masalah pada ibu, bahkan dapat berlanjut pada
komplikasi masa nifas. Asuhan yang tepat, ketat dan kepedulian pada jam-jam
pertama dan hari setelah melahirkan oleh bidan akan sangat mencegah sebagian
besar kematian ini, serta suami dan keluarga juga perlu memberikan perhatian
khusus kepada ibu dan bayi. Bidan harus menyadari perubahan fisilogis dan
psikologis yang normal yang terjadi dalam tubuh dan pikiran ibu untuk

2
memberikan asuhan yang komprehensif selama periode masa nifas. Salah satu
tanggung jawab yang paling bermakna dari asuhan postpartum adalah mengenali
komplikasi setelah melahirkan(Asih & Risneni, 2016: 6).

Bidan adalah pemberi asuhan utama dan menjadi tanggung jawabnya


secara mandiri. Untuk setiap klien, Bidan memberikan asuhan kebidanan secara
kontinu selam kehamilan, persalinan, dan masa postpartum. Kontinuitas asuhan
adalah asuhan kebidanan yang diberikan sesuai dengan standar praktik kebidanan.
Hal ini membutuhkan komitmen waktu dari setiap bidan untuk mengembangkan
hubungan dengan ibu selama kehamilan, memberikan asuhan yang aman, secara
individu mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran, serta memberikan
asuhan yang komprehensif untuk ibu selama periode masa nifas(Maritalia, 2017:
2).
Untuk itu pemerintah mengeluarkan Kebijakan Program Nasional tentang
pelayanan kesehatan ibu nifas sesuai dengan standar, yaitu KF1 6 jam sampai 3
hari pasca persalinan, KF2 6 hari sampai 2 minggu pasca persalinan, KF4 6
minggu pasca persalinan. Jenis pelayanan ibu nifas yang diberikan bertujuan
untuk menilai kondisi ibu, mencegah penyulit dan komplikasi, mendeteksi
penyulit dan komplikasi, menangani penyulit dan komplikasi. Yang terdiri dari
pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu),
pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemeriksaan lochea dan cairan pervaginam lain,
pengeluaran ASI serta anjuran pemberian ASI ekslusif, perubahan sistem tubuh
dan psikologi, pemeriksaan payudara, pemberian komunikasi, informasi, dan
edukasi (KIE), kesehatan ibu nifas, bayi baru lahir, prlayanan keluarga
berencana(Maritalia, 2017: 3).
Oleh sebab itu maka diharapkan bidan yang profesional harus mampu
melakukan pengkajian kebidanan dan sudah dilatih untuk memberi perawatan dan
nasehat yang diperlukan bagi seorang ibu nifas agar setiap saat mampu mengenali
tanda-tanda bahaya atau kemungkinan timbulnya keadaan abnormal yang
mengharus kan melakukan rujukan. Berdasarkan latar belakang inilah peneliti
ingin melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal sesuai dengan standar
kebidanan, sehingga tidak ada masalah-masalah yang membahayakan ibu nifas itu
sendiri.

3
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti membatasi masalah yang
diangkat dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal dengan
menggunakan kerangka berfikir manajemen Varney dan pendokumentasian
SOAP.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan dan menerapkan teori asuhan
kebidanan pada ibu nifas normal dengan menggunakan kerangka berfikir
manajemen Varney dan pendokumentasian SOAP.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian dengan data subjektif dan objektif pada
ibu nifas normal NY."..." P...A...H... di... tahun 2018
b. Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah berdasarkan data-dat
yang telah dikaji pada ibu nifas normal NY."..."P...A...H... di... tahun
2018
c. Mampu mengindetikasi diagnisa atu masalah potensial yang mungkin
tarjadi pada ibu nifas normal NY."..." P...A...H... di... tahun 2018
d. Mampu melakukan tindakan-tindakan segera dan kolaborasi terhadap
tindakan darurat jika dialami pada ibu nifas normal NY."..."P...A...H...
di... tahun 2018
e. Mampu merencanakan asuhan kebidanan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan pada ibu nifas normal NY."..."P...A...H... di...
tahun 2018
f. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal
NY."..."P...A...H... di... tahun 2018
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu nifas normal
NY."..."P...A...H... di... tahun 2018
h. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan pelayanan kebidanan yang
diberikan pada ibu nifas normal NY."..."P...A...H... dengan
menggunakan metode SOAP di... tahun 2018

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti

4
a. Mampu mengembangkan kemampuan berfikir dalam menemukan
maslah kebidanan serta mampu memberikan pelayanan yang bermutu
dan sesuai dengan standar pada klien
b. Menjadi panduan bagi peneliti dalam menjalankan tugas sebagai bidan
nantinya.
2. Bagi Institusi
a. Penelitian ini diharapkan sebagai evaluasi institusi oendidikan untuk
mengetahui kemampuan mahasiswanya dalam melakukan asuhan
kebidanan pada ibu nifas normal.
b. Sebagai bahn bacaan yang dapat digunakan mahasiswa dan dosen
untuk keperluan pembelajaran ataupun dalam menyusun suatu laporan
penelitian.
3. Bagi Lahan Praktik
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam menerapkan
asuhan yang berkualitas dan bermutu serta aman bagi klien mengenai
asuhan kebidanan pada ibu nifas normal.

E. Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan penelitian dalam bentuk studi kasus berupa
asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu nifas untuk mendeteksi secara dini
dan mencegah terjadinya komplikasi serta untuk mencapai kualitas hidup yang
baik pada keluargadan masyarakat. Penelitian ini dilakukan pada tanggal -/--
sampai -/-- di... tahun 2018 dengan menggunakan alur pikir Varney dan
pendokumentasian SOAP.

Anda mungkin juga menyukai