Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DENGAN CA PARU DEXTRA


Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah KMB I

Disusun oleh :

Elfa Rizky O ( 012017060 )


Mulyatika ( 012017071 )
Vida Yasmin ( 012016005 )

STIKES ‘AISYIYAH BANDUNG PRODI D3 KEPERAWATAN


JL. KH.Ahmad Dahlan Dalam, No.6,4026
2017-2018

1
2
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah tugas untuk membuat makalah tentang ASUHAN


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA Tn.B DENGAN ADENO CA
PARU DEXTRA telah kami selesaikan dengan tepat waktu sebagai tugas Mata
Kuliah KMB yang di berikan oleh Dosen KMB D3 Keperawatan .

Dalam hal ini kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, terutama kepada :

 Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melancarkan dan mengijinkan kita


untuk menyelesaikan makalah ini.
 Nina Gartika , S.Kep., M.Kep. sebagai Dosen Mata Kuliah KMB.

Bandung, Oktober 2017

Penyusun

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan masalah......................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
TUJUAN TEORITIS .............................................................................................. 3
2.1 Definisi CA Paru ........................................................................................... 3
2.2 Jenis Jenis CA Paru ....................................................................................... 3
2.2.1 karsinoma sel skuamosa (epidermoid) ....................................................... 3
2.2.2 Adenokarsinoma .................................................................................... 3
2.2.3 Karsinoma sel besar ............................................................................... 4
2.2.4 Karsinoma sel kecil ................................................................................ 5
2.3 Etiologi .......................................................................................................... 5
2.4 Faktor – faktor Resiko................................................................................... 7
2.5 Patofisiologi .................................................................................................. 8
2.6 Manifestasi Klinis ......................................................................................... 8
2.7 Pemeriksann Diagnostik............................................................................... 9
BAB III ................................................................................................................. 11
TINJAUAN KASUS ............................................................................................. 11
BAB IV ................................................................................................................. 31
PENUTUP ............................................................................................................. 31
4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 31
4.2 Saran ............................................................................................................ 32

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker paru adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam paru atau
system pernafasan. Biasanya di sebabkan oleh sel-sel di dalam paru yang abnormal dan
bisa juga berasal dari bagian tubuh yang terkena kanker sehingga menjalar ke organ yang
lain.

Pada awal Abad ke-20, kanker paru menjadi masalah global. Kanker paru
merupakan kanker yang paling sering di dunia. Saat ini, 1,2 juta orang meninggal karena
kanker paru-paru setiap tahun dan kejadian global kanker paru-paru semakin meningkat
(Hansen, 2008).
World Health Organisation (WHO) tahun 2007 melaporkan bahwa insidens penyakit
kanker di dunia mencapai 12 juta penduduk dengan PMR 13 %. Di negara maju seperti
Amerika Serikat dan Inggris, kematian akibat kanker menduduki peringkat kedua setelah
penyakit kardiovaskuler. Salah satu penyakit kanker yang menyebabkan kematian
tertinggi di dunia adalah kanker paru.
Tingginya angka merokok pada masyarakat Indonesia akan menjadikan kanker paru
sebagai salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Kanker paru merupakan salah satu
jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan tindakan yang cepat dan
terarah. Penegakan diagnosis penyakit ini membutuhkan ketrampilan dan sarana yang
tidak sederhana dan memerlukan pendekatan multidisiplin kedokteran. Penemuan
kanker paru pada stadium dini akan sangat membantu penderita (PDPI, 2003).

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalahnya adalah :
1. Apa pengertian CA Paru ?
2. Apa etiologi CA Paru ?
3. Bagaimana manifestasi klinis CA Paru ?
4. Bagaimana patofisiologi CA Paru ?
5. Bagaimana penatalaksanaan CA Paru ?
6. Bagaimana Asuhan Keperawatan kasus dari CA Paru ?

1
C. Tujuan masalah
Adapun Tujuan Masalahnya adalah :
1. Untuk mengetahui Pengertian CA Paru ?
2. Untuk mengetahui Etiologi CA Paru ?
3. Untuk mengetahui Manifestasi CA Paru ?
4. Untuk mengetahui Patofisiologi CA Paru ?
5. Untuk mengetahui Penatalaksanaan CA Paru ?
6. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan dari kasus dari CA Paru ?

2
BAB II
TUJUAN TEORITIS

2.1 Definisi CA Paru

Kanker paru adalah kanker pada lapisan epitel saluran


napas(karsinoma nonkogenik). Kanker paru tumbuh dimana saja di paru. Sel-
sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini
lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker
paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya
kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru.

2.2 Jenis Jenis CA Paru


2.2.1 karsinoma sel skuamosa (epidermoid)
Karsinoma sel skuamosa sebanyak 30% dari kanker paru. Kanker ini jelas
seperti asbestos dan komponen polusi udara. Tumor sel skuamosa biasanya
terletak di bronkus pada sisi tempat bronkus masuk ke paru, yang disebut
hilus, yang kemudian meluas kebawah ke bronkus. Karena bronkus pada
derajat tertentu mengalami obstruksi, dapat terjadi atelektasis absorpsi dan
pneumonia, serta penurunan kapasitas ventilasi. Tumor ini tumbuh relatif
lambat dan memiliki prognosis yang paling baik, yaitu kemungkinan hidup
lima tahun jika didiagnosis sebelum metastasis.

2.2.2 Adenokarsinoma
Adenokarsinoma adalah jenis kanker paru yang berasal dari kelenjar paru.
Tumor ini biasanya terjadi dibagian perifer paru, termasuk bronkiolus
terminal dan alveolus. Kanker Jenis ini terhitung sekitar 30% dari kanker paru
dan lebih tinggi diantara wanita. Adenokarsinoma biasanya berukuran kecil
dan tumbuh lambat, tetapi bermetastasis secara dini dan angka bertahan hidup
sampai 5 tahunnya buruk.

3
4

Kanker sel besar tak berdiferensiasi sangat anaplastik dan cepat


bermetastasis. Tumor ini sekitar 10-15% dari semua kanker paru, sering
terjadi di bagian perifer dan meluas kearah pusat paru. Tumor ini berkaitan
erat dengan merokok dan dapat menyebabkan nyeri dada. Kanker jenis ini
memiliki prognosis bertahan hidup yang sangat buruk.

2.2.3 Karsinoma sel besar


sel ganas yang besar dan berdeferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma
yang besar dan ukuran inti yang bermacam-macam. Lokasi karsinoma sel
besar berubah-ubah, tetapi biasanya berlokasi di sentral. Lesi di perifer
ukurannya lebih besar dari adenokarsinoma. Kanker ini dapat juga
menyebabkan batuk berdahak atau batuk darah. Ketika terdapat pada saluran
napas utama, dapat menyebabkan obstruksi pneumonia.
5

2.2.4 Karsinoma sel kecil


Karsinoma oat cell dan biasanya tumbuh dibagian tengah paru. Karsinoma
sel kecil sejenis tumor yang bersifat sangat anaplastik, atau embrionik,
sehingga memperlihatkan insiden metastasis yang tinggi. Tumor ini sering
merupakan tempat produksi tumor ektopik dan dapat menyebabkan gejala
awal berdasarkan gangguan endokrin. Metastasis paru yang timbul ada
tumor ini juga disebabkan obstruksi aliran udara. Tumor jenis ini mungkin
merupakn jenis yang paling sering dijumpai pada perokok, dan memiliki
prognosis paling buruk. (elizabeth, 2008).

2.3 Etiologi
1. Rokok
Penyebab kanker paru-paru yang pertama adalah rokok, kanker paru-
paru berhubungan erat dengan rokok. Sekitar 90% kanker paru-paru
terjadi sebagai akibat dari konsumsi tembakau. Resiko terjadinya
kanker paru-paru meningkat seiring jumlah rokok yang anda hisap dari
waktu ke waktu. Dokter menyebut resiko ini dalam "pack-years of
smoking history" (berapa bungkus rokok yang anda hisap per hari
dikalikan dengan berapa tahun anda merokok).
Sebagai contoh, seseorang yang menghisap 2 bungkus rokok per hari
dan sudah merokok selama 10 tahun, memiliki 20 pack-year of
smoking history. Jika resiko terjadinya kanker paru-paru sudah
meningkat bahkan hanya dengan 10 pack-year of smoking history saja,
tentu saja mereka yang memiliki 20 pack-year of smoking history atau
lebih akan memiliki resiko kanker paru-paru yang lebih besar lagi.
Diperkirakan 1 dari 7 orang yang menghisap 2 bungkus rokok atau
lebih per hari akan meninggal akibat kanker paru-paru.
2. Perokok pasif
Penyebab kanker paru-paru yang yang kedua adalah perokok pasif,
yaitu seseorang yang tidak merokok namun menghirup asap rokok
tembakau dari perokok yang berada dalam lingkungan yang sama, juga
6

mengalami peningkatan faktor resiko terjadinya kanker paru-paru.


Penelitian menunjukkan perokok pasif memiliki peningkatan resiko
kanker paru-paru sebesar 24% jika dibandingkan dengan mereka yang
hidup di lingkungan bebas rokok. Di Amerika Serikat diperkirakan
3000 orang yang meninggal akibat kanker paru-paru setiap tahun
adalah perokok pasif.
3. Asbestos
Penyebab kanker paru-paru yang ketiga adalah serat asbestos. Serat
asbestos adalah serat silikat yang dapat bertahan seumur hidup dalam
jaringan paru-paru. Lingkungan kerja adalah tempat yang umum untuk
terpapar serat asbestos, karena asbes dipergunakan secara luas di masa
lalu sebagai bahan isolator panas dan penyekat suara. Saat ini,
penggunaan asbes dibatasi bahkan dilarang di beberapa negara, seperti
di Amerika Serikat. Kanker paru-paru dan mesothelioma (kanker pada
pleura (lapisan pembungkus paru-paru) atau peritonium (lapisan
rongga perut)) dihubungkan dengan serat asbestos. Merokok
meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker paru-paru pada pekerja
yang terpapar serat asbestos secara drastis. Pekerja yang terpapar serat
asbestos dan tidak merokok memiliki resiko kanker paru-paru 5 kali
lipat. Sedangkan jika ia merokok resikonya menjadi 50 – 90 kali lebih
besar.
4. Gas radon
Penyebab kanker paru-paru keempat adalah gas radon. Gas radon
adalah gas alam yang inert (non reaktif), berasal dari uranium yang
meluruh dan memancarkan radiasi ionisasi. Gas radon dikenal sebagai
penyebab kanker paru-paru, dengan perkiraan sekitar 12% kematian
(15.000 – 22.000 orang per tahun) akibat kanker paru-paru disebabkan
olehnya. Gas radon dapat keluar dari dalam tanah dan memasuki
rumah melalui fondasi, lantai, dinding, langit-langit, saluran air
maupun celah lainnya. Gas radon tidak dapat terlihat dan tidak berbau,
namun dapat dideteksi dengan tes sederhana.
7

5. Kecenderungan genetik
Penyebab kanker paru-paru kelima adalah kecenderungan genetik.
Walaupun mayoritas kanker paru-paru dihubungkan dengan rokok
tembakau, fakta bahwa tidak semua perokok akhirnya terserang kanker
paru-paru menunjukkan faktor lainnya seperti faktor genetik mungkin
berperan dalam menyebabkan kanker paru-paru. Penelitian terbaru
telah menemukan lokasi pada lengan panjang (q) kromosom nomor 6
yang mungkin mengandung gen yang meningkatkan kerentanan
terjadinya kanker paru-paru pada perokok.
6. Polusi Udara
Penyebab kanker paru-paru yang ketujuh adalah polusi udara. Polusi
udara dari kendaraan bermotor, industri, dan pembangkit tenaga listrik
dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker paru-paru. Lebih
dari 1% kematian akibat kanker paru-paru diperkirakan sebagai akibat
dari polusi udara. Para ahli yakin bahwa terpapar udara yang berpolusi
tinggi berkepanjangan dapat memberi resiko yang sama dengan
perokok pasif.

2.4 Faktor – faktor Resiko


a) Laki-laki
b) Usia lebih dari 40 tahun
c) Pengguna tembakau (perokok putih, kretek atau cerutu)
d) Hidup atau kontal erat dengan lingkungan asap tembakau (perokok pasif)
e) Radon dan asbes
f) Lingkungan industri tertentu
g) Zat kimia, seperti arsenik
h) Beberapa zat kimia organik
i) Radiasi dari pekerjaan, obat-obatan, lingkungan
j) Polusi udara
k) Kekurangan vitamin A dan C
8

2.5 Patofisiologi

Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen atau sub bronkus


menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan
karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan
metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh
metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul
efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang
terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti
dengan supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa
batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat
terdengan pada auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya
metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur –
struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak,
tulang rangka.
2.6 Manifestasi Klinis
1. Gejala awal
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi
pada bronkus.
2. Gejala umum
 Batuk : Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa
tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum,
tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental
dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.
 Hemoptisis : Sputum bersemu darah karena sputum melalui
permukaan tumor yang mengalami ulserasi.
 Anoreksia : lelah dan berkurangnya berat badan.
9

2.7 Pemeriksann Diagnostik


1. Radiologi.
 Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi
dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya
kanker paru.
Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan
massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang
rusuk atau vertebra.
2. Laboratorium
 Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
 Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan
ventilasi.
 Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada
kanker paru).
3. Histopatologi
 Bronkoskopi
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi
lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
 Biopsi Trans Torakal (TTB)
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan
ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
 Torakoskopi
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan
cara torakoskopi.
 Mediastinosopi
Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang
terlibat.
10

 Torakotomi
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam –
macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal
mendapatkan sel tumor.
4. Pencitraan
 CT-Scanning
untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
 MRI
2.8 Penatalaksanaan Medis
1. Pembedahan
untuk mengangkat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan
sebanyak mungkin fungsi paru –paru yang tidak terkena kanker.
Ada tiga tipe reseksi :

a. Lobektomi
b. Lobektomi sleeve
c. Pneumonektomi
2. Terapi radiasi
Terapi ini sangat bermanfaat dalam pengendalian neoplasma yang tidak
dapat direseksi tetapi responsif terhadap radiasi.
3. Kemoterapi
Memberikan peredaan, terutama nyeri, tetapi kemoterapi tidak
menyembuhkan dan jarang memperpanjang hidup.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Seorang laki-laki, Tn. B, usia 40 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan
sesak napas sejak 1 bulan SMRS disertai batuk-batuk, tidak berdahak. Keluhan disertai
adanya nyeri ulu hati terus menerus dan bertambah bila beraktifitas dan tidak berkurang
pada saat istirahat. Kadang batuk-batuk disertai darah, riwayat batuk lama (-), kontak
dengan penderita batuk lama (-). Berat badan turun 8 kg dalam 3 bulan, nafsu makan
berkurang dan nyeri menjalar ke dada kanan.
Klien kemudian berobat ke RS Mitra Keluarga Bekasi Timur dan dilakukan
pemeriksaan cairan selaput paru dan di diagnosa Adenocarsinoma Ca Paru Dextra. Klien
dirujuk ke RSHS. Saat pengkajian klien mengeluh nyeri dada dan terpasang WSD. Klien
menyatakan belum tahu persis apa penyakitnya dan merasa khawatir, putus asa, dan
merasa penyakitnya sangat berat karena sudah berobat sekian waktu kondisi nya tidak
membaik. Pasien juga makin khawatir karena sehari sebelumnya pasien direncanakan
menjalani kemoterapi.
Menurut klien, baru menderita sakit seperti ini dalam 2 bulan terakhir. Terdapat
riwayat merokok selama 20 tahun, 1 bungkus sehari. Riwayat bekerja di perusahaan
tekstil. Selama bekerja pasien mengaku jarang menggunakan masker yang disediakan
oleh perusahaan karena mersa ribet dan sudah terbiasa dengan bau bahan kimia di pabrik.
Pada saaat pengkajian: tanda – tanda vital TD: 100/80 mmHg, Nadi 20x/menit, Respirasi
28x/menit, suhu 37,7⁰. Klien terbaring di tempat tidur dengan posisi semi fowler, PCH (-
), terpasang O2 3 liter/menit, bentuk dada simetris, terpasang CTT di dada kanan atas ICS
5. Vocal Fremitus (VF), Vocal Resonance (VR), dan Vesicular Breath Sound (VBS)
menurun pada area hemithorax dextra, dullnes, mulai ICS 3 kebawah pada hemithorax
dextra. Ronchi (+/+) basah terutama di basal kanan. Wheezing -/-. BB sekarang 40 kg,
TB 170 cm.
Pada pemeriksaan diagnostik: analisis cairan pleura berwarna merah, keruh,
rivalta (+), pemertiksaan thoraks photo: kesan hidropneumothoraks kanan dan adanya
masa pada lobus kanan. Hasil laboratorium: Albumin 2,1 g/dL, Protein total: 4,2 g/dL,
LDH: 270 mg/dL, Ureum: 11 mg/dL, GDS: 102mg/dL, Na: 142mEq/L, dan K: 4,2
mEq/L.

11
12

Terapi yang diberikan: Ceptrianxo 2x1 g IV, Ketorolac 2x1 amp IV, Ranitidin: 2x1 amp
IV. Infus dextrose: 1500cc/24jam, Bedrest, ganti balutan 1x sehari.
13

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.B


DENGAN DIAGNOSA MEDIS ADENOCARSINOMA CA PARU DEXTRA
DIRUANG AZALEA RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Data Biografi
1) Identitas Klien
Nama : Tn.E
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Pekerjaan : Karyawan di perusahaan tekstil
Pendidikan : SMA
Agama : islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Status Marital : Menikah
Alamat : Jalan sayangkaak RT. 03 RT.07 No.13
Tgl Masuk : 19 oktober 2017
Tgl Pengkajian : 22 oktober 2017
No. Medrec : 0000056756
Diagnosa Medis : Ademocarsinoma Ca Paru Dextra

2) Ideuiui8ntitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. E
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Jalan sayangkaak RT.03 RW.07 No.13
Hub. Dengan Klien : Istri

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri dada
14

2) Riwayat Kesehatan Sekarang


Sejak 1 bulan SMRS disertai batuk – batuk tidak berdahak. Keluhan
disertai adanya nyeri uluh hati terus menerus dan bertambah bila
beraktifitas dan tidak berkurang dengan istirahat. Kadang batuk –
batuk disertai darah, riwayat batuk – batuk lama (-), kontak dengan
penderita batuk lama (-). Berat badan turun 8 kg dalam 3 bulan, nafsu
makan berkurang dan nyeri menjalar ke dada kanan
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Saat dilakukan pengkajian klien baru menderita sakit seperti ini dalam
2 bulan terakhir, klien memiliki riwayat pengobatan di RS Mitra
Keluarga dan dilakukan pemeriksaan cairan selaput paru dan
didiagnosa Adenocarsinoma. tidak ada riwayat batuk-batuk lama,
Klien memiliki riwayat merokok selama 20 tahun, 1 bungkus sehari.
Riwayat bekerja di perusahaan tekstil.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Data yang harus ditambahkan: Menggunakan genogram atau
menyusun riwayat kesehatan anggota keluarga. Menanyakan adakah
sakit DM, kanker, TBC, jantung, Hipertensi, dll di keluarga.

c. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
1) Tingkat kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15 (E4M6V5)
2) Tanda tanda vital :
a) TD : 100/80 mmHg
b) Nadi : 20x/mnit
c) Respirasi : 28x/mnit
d) Suhu : 37,7⁰

Di rumah Di Rumah Sakit


BB 48 Kg 40 kg
TB 170 cm 170 cm
IMT BB / TB 2
15

40 / 1,72
40 / 2,89 =
13,8 (BB Kurang)

3) Pemeriksaan fisik
a) System pernafasan
Saat dilakukan pengkajian tanda – tanda vital : RR 28x/menit , klien
tidak terdapat cuping hidung, , bentuk dada simetris, terpasang CTT
Vocal Fremitus (VF), Vocal Resonance (VR), dan Vesicular Breath
Sound (VBS) suara dullnes, menurun pada area hemithorax, mulai
ICS III ke bawah pada hemithorax dextra. Suara nafas klien Ronchi
(+/+) basah terutama di basal kanan. Wheezing -/-. terpasang O2 3
liter/menit, nyeri pada bagian dada dextra. .
b) System integumen
Saat dilakukan pengkajian terdapat terpasang wsd di dada kanan.
c) System kardiovaskuler
Setelah dilakukan pengkajian tanda tanda vital : 100/80 mmHg ,
Nadi 20x/menit ,

D. Pola Aktivitas sehari-hari


NO Aktifitas Sebelum Sakit Sesudah Sakit
1. Pola Nutrisi
a. Makan
Frekuensi 3x1 sehari Tidak nafsu makan
Jenis Lauk pauk , nasi , sayuran
Keluhan
b. Minum
Frekuensi 8gelas per-hari 8gelas per-hari
16

Jenis Air putih Air putih


Keluhan
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi
Warna Kuning jernih
Bau Khas urien
Keluhan
b. BAB
Frekuensi 1x sehari
Konsistensi Lunak
Bau Khas feses
Warna Kuning kecoklatan
Keluhan
3. Istirahat Tidur
a. Siang
b. Malam
c. Keluhan Sulit tidur karena sesak.
4. Personal Hygene
a. Mandi
b. Gosok Gigi
c. Keramas
d. Gunting Kuku
5. Aktifitas Pada saat beraktifitas nyeri
uluh hati terus menerus dan
bertambah dan tidak
berkurang dengan istirahat.

E. Data Psikologis
1) Status Emosi
17

Klien menyatakan belum tahu persis apa penyakitnya dan merasa khawatir,
putus asa, dan merasa penyakitnya sangat berat karena sudah berobat
sekian waktu kondisi nya tidak membaik. Pasien juga makin khawatir
karena sehari sebelumnya pasien direncanakan menjalani kemoterapi.
2) Konsep Diri
Klien merupakan seorang karyawan di perusahaan tekstil.
3) Data Spiritual
Data yang di tambahkan : Kurangnya keyakinan kepada sang
pencipta sehingga klien putus asa.
Hubungan klien dengan Allah Swt, spirit dari siapa saja, melaksanakan
shalat saat sehat atau sakit, sakit menurut agama klien seperti apa.
1. kebutuhan akan tauhid akan kepercayaan dasar (basic trust).
2. kebutuhan akan makna hidup dam tujuan hidup.
3. kebutuhan akan komitmen peribadatan dan hubungan hidup
keseharian
4. kebutuhan akan pengisian spiritualnya dengan teratur.
5. kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan berdosa.
6. Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri.
7. Kebutuhan akan rasa aman.
8. Kebutuhan akan dicapainya derajat dan martabat yang semakin
tinggi.
9. Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan sesama
manusia.
10. Kebutuhan akan kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan
nilai-nilai religius.

F. Data Sosial
Pasien dapat berinteraksi dengan keluarga, dokter, perawat dan tim
kesehatan lainnya serta pasien lainnya.
18

H. Data Penunjang
1) Hasil Laboratorium Tanggal
Kimia Klinik Hasil Normal Interpretasi
Albumin 2,1 g/Dl 3,4-4,8 d/dl Kurang
Protein 4,2 g/dL 6,6-8,7 g/dl Kurang
LDH 270 mg/dL 240-480 U/L Normal
Ureum 11 mg/dL 15-50 Mg/dl Kurang
GDS 102 mg/dL < 140 mg / dl Normal
Na 142 mEq/L 135 – 145 Normal
MEq/L
K 4,2 mEq/L 3,6 - 5,5 MEq/L Normal

2) Hasil radiologi
Kesan hidropneumothoraks kanan dan adanya masa pada lobus kanan.
3) Pemeriksaan diagnostic
Analisis cairan pleura berwarna merah, keruh, rivalta (+).

I. Terapi yang di berikan :


Ceptrianxon 2x1 g IV
Ketorolac 2x1 amp IV
Ranitidin: 2x1 amp IV
Infus dextrose:
1500cc/24jam
Bedrest
Ganti balutan 1x sehari
19

B. Analisa Data
NO Data Etiologi Masalah
1. DS (Data Subjektif) : Asap rokok,asap pabrik Gangguan Pertukaran
- Klien gas
mengeluh
Bahan karsinogenik mengendap
sesak nafas.
DO (Data Objektif) :
- RR : 28 Merusak tubuh
x/menit.
- Perkusi paru
dullness pada ploriferasi sel
hemithorax
dextra.
metastasi
- Nadi 20x
menit
- Suara nafas tumor
ronkhi (+/+)

menghambat drainase pleura

perpindahan cairan pleura

rongga pleura

penumpukan cairan

terpasang WSD, RR 28x/mnt ,


prekuensi paru dullnes , rochi
(+/+)

Gangguan pertukaran gas


20

2. DS (Data Subjektif) : Asap Rokok, Asap Pabrik Nyeri kronis.


- Klien
mengatakan
Bahan karsinogenik mengendap
nyeri dada
menjalar ke
bagian dada merusak ke tubuh
kanan
z
DO (Data Objektif): ploriferasi sel
- Terpasang wsd
di dada
metastasi
sebelah kiri

tumor

inflamasi

tdr terjadi metabolisbe sel dalam


tubuh

mengeluarkan mediator kimia

nyeri kronis

3. DS (Data Subjektif) : Asap rokok , asap pabrik Ketidakseimbangan


- Klien nutrisi kurang dari
Mengatakan
Merusak jaringan tubuh kebutuhan.
Nafsu makan
berkurang.
DO (Data Objektif) : ploriferasi sel
- Berat badan
Klien turun 8
Kg sejak 3 metastasi
bulan terakhir.
- IMT
21

BB / TB 2
40 / 1,72 kanker
40 / 2,89 = CA Paru
13,8 (BB
Kurang)
Membutuhkan Nutrisi

Mengambil Nutrisi dari sel


tubuh

Nutrisi Menurun

BB menurun.

Ketidakseimbangan nutrisi dari


kebutuhan.
4. DS (Data Subjective) : tumor Defiisiensi
- Klien pengtahuan
mengatakan kanker
putus asa.
- Klien merasa Psikologis
Khawatir.
DO (Data Objective) : Kurang informasi
- Klien terlihat
cemas Stress bagi klien
- Klien terlihat
sangat Kurang pengtahuan
khawatir
karena
penyakitnya.
22

C. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

No Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar – kapiler


2. Nyeri kronis berhubungan dengan agen injuri biologi (neoplasma)
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kurang
asupan makanan; peningkatan metabolisme tubuh
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit
23

D. Rencana Asuhan Keperawatan


No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan Pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan 1. Suara nafas tambahan
1. Monitor RR
berhubungan dengan keperawatan 3 x 24 jam. dapat menjadi indicator
2. Catat frekuensi (16 –
perubahan membrane Gangguan pertukaran gas gangguan kepatenan jalan
24 x/menit) dan
alveolar – kapiler diakibatkan ketidak mampuan nafas yang tentunya akan
kedalaman
bernafas dengan kriteria hasil : mempengaruhi terhadap
pernapasan,
1. Sesak nafas klien kecukupan pertukaran
penggunaan alat
berkurang. udara
bantu dan napas bibir.
2. TTV : RR = 16 – 2. Takipneu dan dispnea
Auskultasi paru untuk
24x/menit, menyertai obstruksi paru.
penuran bunyi nafas
3. Ventilasi dan 3. Area yang tak terventilisasi
dan adnya bunyi
oksigenasi adekuat dapat diidentifikasikan
tambahan krekels.
dengan tak adanya bunyi
4. Perkusi paru resonan 3. Observasi perfusi
napas menunjukkan
5. Suara nafas paru paru
hipoksemia sistemis.
vesikuler 4. Posisikan pasien
4. Posisi semi fowler dapat
dengan semi fowler.
memberikan kesempatan
5. lanjutkan kolaborasi
pada proses ekspirasi paru
terapi O2 (3-4 liter)
5. Membantu meningkatkan
6. Kolaborasikan
24

pemberian terapi ventilasi dan asupan


Ceprianxo 2 x1 gr oksigen
rute IV. 6. Membatu mengobati
infeksi bakteri
2 Nyeri kronis Setelah dilakukan asuhan 1. Lanjutkan kolaborasi obat 1. Membantu mengobati anti
berhubungan dengan keperawatan selama 1x 24 jam Ketorolac 2x1 amp IV nyeri dan anti inflamasi.
agen injuri biologi Nyeri kronis dapat berkurang, 2. Cek intruksi dokter 2. Membantu penepatan
(neoplasma) dengan kriteria hasil: tentang jenis ,obat , dosis pemberian obat pada
1. TTV : dan frekuensi pasien
TD=120/80mmhg, 3. Cek riwayat alergi 3. Untuk mengetahui alergi
RR=16 – 20 x/menit 4. Kontrol lingkungan yang obat yang dapat mencegah
Nadi=60 – 100 dapat mempengaruhi keselahan pemberian obat
x/menit nyeri seperti suhu 4. Pengontrolan lingkungan
Suhu=36,5 – 37,5 C o ruangan , pencahayaan memberikan efek relaksasi
2. Nyeri dada klien dan kebisingan . pada pasien yang
berkurang. 5. Kaji nyeri,berikan terapi memberikan sskenyamanan
3. Wajah tampak rileks. non farmakologi

3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji bila ada alergi 1. Mengurangi alergi
nutrisi : kurang dari keperawatan selama 3 x 24 makanan terhadap makanaan dan
25

kebutuhan berhubungan jam kebutuhan nutrisi pasien 2. Kolaborasi dengan membantu dalam
dengan kurang asupan terpenuhi dengan kriteria hasil ahli gizi pengambilan nutrisi yang
makanan; peningkatan : 3. Berikan makanan baik bagi pasien
metabolisme tubuh 1. Nafsu makan klien yang terpilih 2. Menambahkan nafsu
meningkat.
4. Monitor BB pasien makan pasien dengan
2. Pertahankan BB
dalam batas normal tetap memenuhi
supaya tidak menurun
kebutuhan tubuh
3. Dengan memberikan
makanan yang terpilih
dapat meningkatkan sttus
nutrsi pasien
4. menentukan jumlah
nutrisi yang sesuai
dengan pasien

4. Kurangnya pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan penilaian tentang 1. Memberi wawasan untuk
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam tingkat pengetahuan mengurangi rasa cemas
kurangnya informasi pengetahuan pasien pasien dan keluarga 2. Membantu agar klien
tentang penyakit bertambah, dengan kriteria tentang proses penyakit merubah gaya hidupnya
26

hasil: yang spesifik 3. Mengutangi kecemasan


1. Pasien menyatakan 2. Gambarkan proses
pemahaman tentang penyakit dengan cara 4. Menambah semangat klien
penyakit, kondisi, yang tepat (perbanyak untuk terus hidup
prognosis dan program gambar)
pengobatan 3. Sediakan informasi pada
2. Pasien mampu pasien dan keluarga
melaksanakan tentang kondisi, dengan
prosedur yang di cara yang tepat
jelaskan secara benar 4. Diskusikan perubahan
3. Pasien mampu gaya hidup yang mungkin
menjelaskan kembali di perlukan untuk
apa yang di jelaskan mencegah komplikasi
perawat/tim kesehatan 5. Dukung pasien / memberi
lain. semangat.
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tumor paru ini terjadi sering kali karena aliran darah yang membawa sel-sel kanker yang bebas dari kanker primer
dimana saja didalam tubuh ke paru. Pada hampir 70% pasien kanker paru mengalami penyebaran ketempat limfatik regional
dan tempat lain pada saat di diagnosis. Beragam faktor telah dikaitkan dengan terjadinya kanker paru-paru : Asap tembakau,
perokok pasif, polusi udara, radon, masukan vitamin A, PPOM, dan tuberkolosis. Gejala kanker paru yang paling sering
adalah batuk, nyeri dada, sesak, kelemahan, anoreksia, penueunan berat badan dan anemia. Kebanyakan kasus kanker paru
dapat dicegah jika merokok dihilangkan.
Diagnosa yang di dapat berdasarkan prioritas:
1. Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar – kapiler
2. Nyeri kronis berhubungan dengan agen injuri biologi (neoplasma)
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kurang asupan makanan; peningkatan
metabolisme tubuh
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit
5. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit

31
4.2 Saran
Melihat tingginya persentase kanker paru, sangat disarankan terhadap masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatannya,
terutama bagi perokok. Selain itu sebaiknya masyarakat lebih peka terhadap tanda dan gejala-gejala yang timbul sehingga
tahap pengobatan lebih efektif untuk ditangani.
DAFTAR PUSTAKA

Keperawatan Medikal Bedah brunner & suddarth vol 1 edisi 8


Koalak.2012.patofisiologi.jakarta:EGC
Price, Sylvia A and Wilson, Lorraine M. 1988. Patofisiologi. Konsep Klinik Proses-proses
Penyakit. Jakarta : EGC.
Elizabeth, J. Corwin.2008. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta: ECG

32

Anda mungkin juga menyukai