Anda di halaman 1dari 3

Stroke (%) V (mL) T (detik) Q (mL/s)

20 3,6 10 0,36
30 6,4 10,01 0,64
40 10 10,09 0,99
50 11 10,36 1,06
60 13 10,12 1,28
70 14 10,22 1,37
Rata – Rata 0,95

Laju Alir rata – rata TCE = 0,057 L/menit

Laju Alir Air = 0,3 L/menit

Normalitas NaOH = 0,1 N

Volume Ekstrak = 50 mL

Volume Rafinat = 50 mL

Waktu (menit) Volume NaOH untuk titrasi (mL) Konsentrasi Asetat (N)
Ekstrak Rafinat Ekstrak (Y1) Rafinat (X2)
5 0,1 0,1 0,0002 0,0002
10 0,1 0,1 0,0002 0,0002
15 0,1 0,1 0,0002 0,0002
20 0,1 0,1 0,0002 0,0002
25 0,1 0,1 0,0002 0,0002
30 0,1 0,1 0,0002 0,0002
35 0,1 0,1 0,0002 0,0002

Waktu X* ∆X1 ∆X2 Log DF DF


(menit)
5 0,00013 0,00027 0,0002 0,00023 1,00053
10 0,00013 0,00027 0,0002 0,00023 1,00053
15 0,00013 0,00027 0,0002 0,00023 1,00053
20 0,00013 0,00027 0,0002 0,00023 1,00053
25 0,00013 0,00027 0,0002 0,00023 1,00053
30 0,00013 0,00027 0,0002 0,00023 1,00053
35 0,00013 0,00027 0,0002 0,00023 1,00053

X1 Mean X2 Mean DF Mean Volume Packing Koefisien Transfer Massa (k)


0,0004 0,0002 1,00053 2,6595 0,000075
Praktikum ekstraksi cair – cair ini bertujuan untuk ....

Ekstraksi cair – cair adalah proses pemisahan zat cair yang terlarut dalam
cairan dengan cara mengontakkan dengan zat cair lain yang dapat melarutkan zat
terlarut. Ekstraksi digunakan untuk memisahkan umpan yang terdiri atas zat terlarut
(solute) dan zat yang mencairkan (dilute) yang dikontakkan dengan pelarut
(solvent). Pada percobaan kali ini digunakan asam asetat sebagai zat terlarut,
trichloroethylene (TCE) sebagai zat yang mencairkan (dilute) dan air sebagai zat
cair lain yang dapat melarutkan asam asetat (solvent). Asam asetat yang terdispersi
ke dalam trichloroethylene akan berpindah dari trichloroethylene ke pelarutnya
(air) saat dikontakkan dimenara packing pada kolom ekstraksi. Adanya
perpindahan massa asam asetat dari trichloroethylene menuju air disebabkan oleh
adanya perbedaan konsentrasi asam asetat pada trichloroethylene dan air. Diketahui
bahwa asam asetat larut baik dalam air maupun trichloroethylene.

Pada praktikum ini langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan


kalibrasi pompa dengan beberapa variasi bukaan yaitu 20%, 30%, 40%, 50%, 60%
dan 70%. Sebelumnya tangki bagian rafinat, feed dan ekstrak dikosongkan. Tujuan
dilakukannya kalibrasi ini adalah untuk mengetahui kebenaran nilai penunjukkan
alat ukur dan bahan ukur. Selanjutnya adalah membuka dan menjalankan pompa
feed sehingga kolom ekstraksi terisi dengan trichloroethylene dengan laju alir 0,057
L/menit dan juga menjalankan air dengan laju alir ----- L/menit. Dari percobaan
sampel ekstrak dan rafinat dititrasi menggunakan NaOH. Secara teoritis, semakin
lama kontak antara feed dan solvent maka konsentrasi ekstrak semakin meningkat.
Data yang diperoleh menunjukkan hasil konsentrasi ekstrak asam asetat konstan
pada 0,0002 N. Hal ini dapat disebabkan karena waktu kontak yang kurang lama
sehingga konsentrasi asam asetat yang terekstrak belum meningkat.

Perpindahan massa yang terjadi pada percobaan ini karena adanya


perbedaan konsentrasi antara asam asetat dalam trichloroethylene dengan air.
Perpindahan massa ini ditandai dengan adanya kandungan asam asetat pada air dan
konsentrasi asam asetat pada rafinat mengalami penurunan dari konsentrasi asam
asetat pada feed. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan hasil konsentrasi
rafinat yang konstan pada 0,0002 N. Hal ini dapat disebabkan karena waktu kontak
yang kurang lama sehingga konsentrasi asam asetat pada rafinat belum menurun.
Hal ini menunjukkan terjadi perpindahan massa asam asetat dari trichloroethylene
ke air, namun sebelum menentukan perpindahan massa terlebih dahulu mencari
nilai – nilai kesetimbangan massa seperti X1, X2, Df, dan untuk mencari volume
maka kita harus mengetahui diameter kolom ekstrak dan tinggi kolom ekstrak
kesetimbangan massa. Sehingga diperoleh nilai koefisien transfer massa (K)
sebesar 0,000075.

Anda mungkin juga menyukai