beberapa peralatan seperti cangkul, arit dan parang. Pengendalian gulma secara
biologis (hayati) dengan menggunakan organisme lain, seperti tanaman penutup
tanah Mucuna bracteata, pengendalian ini dapat menekan pertumbuhan gulma,
sehingga gulma tidak dapat tumbuh. Selain menekan pertumbuhan gulma tanaman
penutup tanah jenis kacangan juga berpengaruh baik terhadap tanah dan tanaman
utama karena tanaman jenis kacangan dapat bersimbiosis dengan bakteri
Rhizobium yang dapat mengikat nitrogen di udara. Pengendalian secara kimiawi
adalah pengendalian gulma dengan menggunakan bahan kimia, yang biasa disebut
herbisida.
Pengendalian yang banyak dilakukan yaitu dengan cara kimiawi
menggunakan herbisida karena penggunaan herbisida memiliki beberapa
keuntungan jika dibandingkan dengan teknik pengendalian yang lain. Keuntungan
dari penggunaan herbisida yaitu menekan pertumbuhan gulma, lebih ekonomis,
lebih efektif , menghemat tenaga kerja dan waktu.
Pengendalian gulma yang telah dilaksanakan di PT. MISP adalah
pengendalian dengan cara kimiawi, menggunakan herbisida Glyphosate dan
Fluroxypyr dengan penyemprotan. Penggunaan herbisida dengan alat
penyemprotan dapat diberikan secara langsung pada gulma yang dikendalikan,
pada piringan, jalan panen dan pada Tempat Penampungan Hasil (TPH).
Pengendalian yang dilakukan menggunakan 2 jenis herbisida yang dicampurkan,
yaitu herbisida Glyphosate dosis 0,500L/Ha (sistemik) dan Fluroxypyr dosis
0,063 L/Ha (sistemik), dengan mengunakan alat semprot berkapasitas 15 L.
Penyemprotan seharusnya tidak menggunakan herbisida sistemik, karena
herbisida sistemik dapat merusak akar tanaman kelapa sawit sehingga
pertumbuhan dan perkembangannya terganggu, mengingat usia tanaman kelapa
sawit yang sudah tua, maka pengendalian menggunakan herbisida sistemik
dianjurkan, karena herbisida yang disemprotkan pada gulma tidak terlalu
berpengaruh terhadap tanaman utama.
Rotasi penyemprotan seharusnya dilakukan 4 bulan sekali pada blok yang
sama dikarenakan kurangnya ketersediaan herbisida, pengendalian yang dilakukan
kurang efektif karena herbisida yang ada tidak cukup untuk mengendalikan gulma
disetiap blok, hal tersebut mengakibatkan blok yang jauh dari jangkauan tidak
22
terawat sehingga pada bagian gawangan, piringan, jalan panen dan TPH banyak
ditumbuhi gulma. Areal yang bersemak menyebabkan aktifitas panen terhambat
karena pemanen susah untuk berjalan dan memanen buah kelapa sawit sehingga
menurunkan hasil dan kualitas produksi. Menanggulangi permasalahan tersebut,
pihak perusahaan seharusnya lebih banyak mengerahkan karyawan untuk
melakukan pengendalian dengan cara manual, cara ini lebih efektif dilakukan
untuk sementara waktu menunggu adanya stok herbisida yang tersedia.
Keuntungan pengendalian gulma dengan cara manual atau penebasan biasanya
tanaman utama tidak rusak, karena tidak ada penggunaan bahan kimia yang
digunakan untuk pengendalian.
2. Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu usaha pemeliharaan tanaman untuk
menyediakan hara yang dibutuhkan oleh tanaman, agar produksi tanaman optimal
dan memuaskan. Pemupukan yang baik harus memenuhi persyaratan 4T, tepat
jenis, dosis, cara dan waktu. Pupuk yang diberikan ada dua jenis, yaitu pupuk
Nitrogen (N) dan Fosfor (P).
Pupuk N adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen 46%. Unsur
Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk N
berbentuk butiran kristal berwarna putih, merupakan pupuk yang mudah larut
dalam air dan sifatnya mudah menguap. Manfaat pupuk N terhadap tanaman
yaitu, membuat daun tanaman lebih hijau segar sehingga banyak mengandung
klorofil yang mempunyai peran penting dalam proses fotosintesis, pupuk N juga
dapat membantu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pemberian pupuk N yang dilakukan di PT. MISP, menggunakan sistem tabur
mengelilingi tajuk tanaman, dengan dosis 1,5 kg/pohon.
Pupuk P biasa di sebut dengan nama pupuk Fosfat merupakan unsur hara
yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar (hara makro). Pupuk Fosfat sangat
berguna bagi tanaman kelapa sawit karena berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan akar, mempercepat pembungaan dan pemasakan buah. Pemupukan
yang dilakukan menggunakan pupuk dengan merek dagang Fosfat Alami yang
mengandung P2O5N 28% yang diberikan dengan dosis 1,5 kg/pohon, pemberian
dosis pupuk tergantung umur tanaman, yang ditaburkan mengelilingi tajuk
23