Anda di halaman 1dari 12

5

5. Pemerataan pembangunan dalam berbagai aspek


6. Membantu program transmigrasi
7. Meningkatkan pendapatan serta devisa di daerah dan negara
Sistem pembagunan perkebunan kelapa sawit PT. MISP dengan pola PIR-
Trans I dan II adalah sesuai dengan instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1998,
Tentang tenaga kerja yang bekerja di perusahaan diambil dari masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan daerah yang mengatur dibawah perusahaan
wajib menerima karyawan dari masyarakat setempat sekurang-kurangnya 35%
dari jumlah keseluruhaan karyawan atau tenaga kerja. Tenaga kerja yang ada
dilingkungan perusahaan belum mencukupi kebutuhan perusahaan. Karyawan
masih didatangkan dari daerah lain dengan sistem kontrak untuk memenuhi dan
menjalankan roda perusahaan. Karyawan kontrak dipimpin oleh seorang kepala
rombongan yang bertanggung jawab langsung kepada perusahaan dan karyawan.
PT. Mitra Inti Sejati Plantation (MISP) Bengkayang dibagi ke dalam
beberapa estate dan setiap estate membawahi beberapa divisi, masing-masing
estate dipimpin oleh seorang estate manager. Pelaksanaan kegiatan operasional di
PT. MISP bekerja sama dengan beberapa kontraktor. Bidang pekerjaan yang
dilakukan oleh kontraktor meliputi sarana pengangkutan buah pembukaan lahan,
pengangkutan pupuk, pengangkutan tanah untuk timbun jalan dan lain-lain.
Produk yang dihasilkan oleh PT. MISP Bengkayang masih berupa kernel dan
CPO. Proses selanjutnya perusahaan menjual pada pihak lain. PT. MISP
Bengkayang memiliki satu pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) yang terletak di
estate sentral dengan kapasitas 60 ton TBS per jam. Pengolahan limbah sudah
memiliki pengolahan limbah tersendiri yang sesuai dengan AMDAL yang ramah
lingkungan. Limbah cair dan limbah padat dari proses pengolahan di pabrik juga
dimanfaakan sebagai pupuk organik untuk tanaman.
2. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi
Menjadi salah satu perusahaan agribisnis terpadu dengan standar kualitas
tertinggi dan proses produksi minyak sawit berkelanjutan yang berbasis
pengembangan.
6

b. Misi
1) Berproduksi tinggi dengan kegiatan operasional yang efektif dan efisien untuk
mendapatkan biaya produksi yang ekonomis.
2) Senantiasa melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan
teknologi serta proses produksi.
3) Bertanggung jawab untuk melakukan praktik-praktik yang sehat dan
berkelanjutan dalam menjaga lingkungan hidup dan sosial didalam segala
aspek pengelolaan usahanya.
4) Meningkatkan nilai bagi stake holder secara berkesinambungan.
3. Struktur organisasi
Struktur organisasi yang terdapat di kantor PT. Mitra Inti Sejati Plantation
(MISP) Bengkayang, terdiri dari senior estate manager (SEM), kepala tata usaha
(KTU), asisten kepala (ASKEP), asisten divisi (ASDIV), asisten traksi, mandor
kepala, dan krani divisi. PT. Mitra Inti Sejati Plantation merupakan perusahaan
swasta dengan pola perkebunan PIR-Trans, dalam melakukan kegiatan sehari-hari
PT. Mitra Inti Sejati Plantation membagi tugas sesuai dengan tanggung jawab
masing-masing demi kelancaran kerja secara efektif dan efisien.
4. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana adalah salah satu hal yang sangat berperan penting
untuk kelancaran melakukan kegiatan perkebunan. Sarana dan prasarana yang
memadai akan mewujudkan suatu aktifitas dan hasil produksi yang baik, di PT.
MISP sarana dan prasarana yang dimiliki yaitu :
1) Jalan utama, Jalan blok dan Jembatan
2) Sarana bangunan fisik
3) Inventaris alat dan kendaraan
Tabel 1. Daftar Kendaraan dan Mesin PT. Mitra Inti Sejati Plantation (MISP)
No Kendaraan Jumlah Unit
1 Dump Truk 10
2 Farm Tractor 13
3 Exacavator 2
4 Wheel Back Hoe 2
5 Bus Sekolah 3
6 Genset Untuk Penerangan 9
7 Genset Verkin (pompa air) 4
8 Mobil Damkar 1
Sumber : Data invetaris PT. Mitra Inti Sejati Plantation
7

Tabel 2. Daftar Bangunan PT. Mitra Inti Sejati Plantation (MISP)


No Nama Bangunan Jumlah Unit Tahun
1 Kantor Besar (GM) 1 2011
2 Kantor Plasma (EC) 1 2006
3 Bangunan PKS 1 2008
4 Gudang Central & pupuk 2 2001/2008
5 Bengkal 1 1991
6 Koperasi / Toko 1 2001
7 Klinik 1 1992/2010
8 Pos Komando 1 2009
9 Pos Security 12 2004/2009
10 Rumah panjang 2 2008
11 Rumah Mesin 13
12 Gereja 1 2002
13 Masjid 2 2013
14 Rumah Kayawan 99
15 Rumah Staff 19
16 Kantin (Koperasi) 3 2009
17 Mess Mahasiswa Magang 2
18 Garasi Motor 1 2010
19 Wc Umum 1 2010
20 Tower BBM 1 2001
21 Lapangan Badminton 1 2009
Sumber : Data invetaris PT. Mitra Inti Sejati Plantation
5. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang di ambil sesuai dengan tingkatan pendidikan terakhir
yang di jalani dan kualitas sebagai karyawan, buruh harian lepas, buruh harian
tetap, karyawan borongan dan karyawan bulanan dengan upah yang di tentukan
perusahaan.
6. Keadaan penduduk
Keadaan penduduk Sanggau Ledo sebesar 11.198 jiwa terdiri dari
penduduk laki-laki 5.777 jiwa, perempuan 5.421 jiwa yang terangkum dalam
2.688 kelompok keluarga. Jumlah ini apabila dibandingkan dengan luasan
wilayah kecamatan Sanggau Ledo, maka kepadatan penduduk mencapai 29
jiwa/𝑘𝑚2 rata-rata jumlah anggota keluarga di kecamatan Sanggau Ledo adalah
empat jiwa per keluarga.
7. Letak, batas dan luas wilayah
Secara geografis, Kecamatan Sanggau Ledo terletak pada 0°58’55’’
lintang utara sampai dengan 1°16’45’ lintang utara dan 109°32’58” bujur timur
sampai dengan 109°56’29’ bujur timur. Luas wilayah secara keseluruhan 392,50
8

km2 atau sekitar 7,27% dari seluruh luas Kabupaten Bengkayang. Adapun batas-
batas wilayah Kecamatan Sanggau Ledo sebagai berikut :
1) Sebelah timur, berbatasan dengan Sungai Sambas.
2) Sebelah barat, berbatasan dengan PT. Rana Wastu Kencana, PT. Multi Daya
Fortuna, PT. Putra Lirik Domas.
3) Sebelah selatan, berbatasan dengan PT. Putra Lirik Domas.
4) Sebelah utara, berbatasan dengan Sungai Sambas, perkebunan kelapa sawit
PT. Agro Nusa Investama, PT. Wirata Daya Bangun Persada, PT. Multi Daya
Fortuna, PT. CERIA Prima.
8. Geografis Wilayah
Letak administratif perkebunan kelapa sawit PT. Mitra Inti Sejati
Plantation I yang terletak di Desa Danti, Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten
Bengkayang, jarak dari Kota Pontianak kurang lebih 275 km dan dapat ditempuh
5-7 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum. Letak geografis
perusahaan 109°, 30 bujur timur sampai 109°, 40 bujur timur dan 1°00 Lintang
utara sampai 1°15 Lintang utara.
9. Tanah dan Topografi
Dilihat dari tekstur tanahnya sebagian besar wilayah Kecamatan Sanggau
Ledo memiliki tekstur tanah sedang, umumnya jenis tanah yang paling dominan
di wilayah Kecamatan Sanggau Ledo adalah jenis tanah Latosol dan sebagian
kecil Podsolik Merah Kuning (PMK), kondisi topografi wilayah Kecamatan
Sanggau Ledo terdiri dari dataran lereng yang berada pada ketinggian <500 mdpl.
10. Iklim
Iklim di wilayah Kecamatan Sanggau Ledo pada umumnya sama dengan
kecamatan lainnya yang ada di wilayah Kabupaten Bengkayang yaitu beriklim
tropis yang masih dipengaruhi oleh musim kering. Curah hujan rata-rata pertahun
adalah 343 hari hujan dan umumnya musim hujan terdiri antara bulan oktober
sampai maret, curah hujan pada bulan april sampai agustus agak rendah, kondisi
iklim di wilayah Kecamatan Sanggau Ledo sangat dipengaruhi oleh kondisi
wilayah yang pada dasarnya merupakan daerah dataran tinggi yang berbukit-
bukit.
9

B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan praktek magang berlangsung selama dua bulan
dimulai pada tanggal 20 Maret sampai dengan tanggal 20 Mei 2017, yang
bertempat di PT. Mitra Inti Sejati Plantation Kecamatan Sanggau Ledo,
Kabupaten Bengkayang. Adapun anggota yang mengikuti kegiatan pelaksanaan
magang berjumlah tiga orang, yang melakukan kegiatan secara bersama-sama
mulai dari kebun, pabrik kelapa sawit sampai dengan di kantor GM, untuk
mendapatkan data dan informasi dalam rangka menyusun laporan magang.
2. Penyusunan jadwal kegiatan magang
Sebelum melakukan kegiatan praktek di lapangan perlu di lakukan
penyusunan jadwal kegiatan magang yang dibuat oleh asisten kepala agar
kegiatan yang dilakukan secara berurutan dan terarah, dari mulai pembibitan,
perawatan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan, perawatan tanaman
menghasilkan, panen, sampai ke pabrik dan kantor.
3. Kegiatan di lapangan
1. Pembibitan
Kegiatan lapangan pertama kali dilakukan di pembibitan yaitu pembibitan
di tahap main nursery pada tahap ini tanaman kelapa sawit umumnya berumur 3 –
4 bulan atau memiliki 4 – 5 helai daun. Pada pembibitan hanya dilakukan
perawatan tahap Main Nursery. Lokasi pembibitan bertempat di divisi sebelas
jarak antara pembibitan dengan kantor General Manager ± 9 km, luas lahan 3,7ha
yang di tanam bibit sebanyak 50.000 bibit. Tanaman berumur 34 bulan atau
memasuki umur 3 tahun, tinggi tanaman sekitar 2 – 3 meter.
a) Penyiraman
Penyiraman pada pembibitan dilakukan dengan sistem sumi sansui yaitu
penyiraman dengan menggunakan selang berlubang – lubang kecil untuk
menyemburkan air di setiap bibit tanaman sehingga penyiraman tanaman dapat
dilakukan secara merata. Air untuk penyiraman bibit bersumber dari kolam yang
dekat dengan pinggir sungai mas, pada saat musim kemarau kolam tidak kering
karena sebagian aliran sungai langsung masuk ke kolam. Mesin yang digunakan
untuk penyiraman yaitu mesin dengan tipe TS230 R (4 silinder) dan pompa air
100 MS, setiap baris tanaman diberikan satu selang dengan sistem sumi sansui.
10

Penyiraman dilakukan tergantung curah hujan, jika curah hujan ≤ 80 ml maka


perlu dilakukan penyiraman dan jika curah hujan ≥ 80 ml tidak perlu dilakukan
penyiraman. Penyiraman dilakukan dua kali sehari pagi dan sore, pada pagi hari
penyiraman dilakukan selama 2,5 jam dan pada sore hari 2 jam yang dikerjakan
oleh satu karyawan, bahan bakar yang diperlukan mesin dalam satu hari sekitar
8,18 L dimana pada pagi hari mesin memerlukan bahan bakar ± 4,54 L dan sore
hari 3,64 L.
b) Penyiangan gulma
Kegiatan penyiangan yang dilakukan yaitu proses pembersihan gulma
pada daerah disekitar pembibitan. Kegiatan dilakukan mulai dari pembersihan
gulma yang ada didalam polybag dengan cara pencabutan manual sedangkan
gulma yang terdapat pada baris tanaman pembersihan dilakukan dengan dua cara
yaitu manual - mekanik dan kimiawi. Pembersihan manual menggunakan sabit
dan tajak sedangkan pembersihan secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan
gulma menggunakan herbisida kontak. Jenis herbisida yang digunakan tidak boleh
sama dalam setiap rotasi penyemprotan agar gulma tidak resisten terhadap jenis
herbisida yang di aplikasikan.
c) Seleksi bibit
Seleksi bibit dilakukan agar bibit yang akan dipindahkan ke lapangan tidak
ada masalah dalam produksi nantinya. Proses seleksi bibit dalam keadaan normal
harus diselesaikan pada umur 12 bulan. Kegiatan seleksi bibit dilakukan pada
tahap Main Nusery yaitu penyeleksian bibit afkir, bibit afkir yang diseleksi
antaran lain, Dupenil dan bibit serangan culvularia sp. Bibit Dupenil atau bibit
kerdil adalah bibit pada umur 6 bulan daunnya belum pecah dikarenakan ada
kelainan dan harus di asingkan dari pembibitan agar tidak terjadi masalah pada
saat masa produksi. Bibit serangan Culvularia sp adalah bibit yang terserang oleh
jamur Culvularia bibit yang diafkirkan adalah bibit yang tingkat serangannya
parah dan harus segera diasingkan dari bibit lainnya agar tidak terjadi penyebaran
penyakit. Jumlah bibit afkir ± 260 pokok, kebanyakan bibit terkena kerdil atau
Dupenil hanya sebagian saja yang terserang Culvularia. Bibit afkir yang tidak bisa
diselamatkan lagi langsung dimusnahkan, pemusnahan dilakukan seminggu sekali
dengan memusnahkan 20 tanaman sekali pemusnahan dan harus disertai oleh
11

seorang asisten dan satpam sebagai saksi agar dapat dipertanggungjawabkan.


Pemusnahan dilakukan dengan mencincang bibit kemudian dibakar dan kegiatan
ini tidak boleh dilakukan sekaligus karena perawatan yang dilakukan akan sia –
sia dan ada bibit yang normal kembali dan bisa ditanam kelapangan.
2. Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM)
Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan adalah kegiatan perawatan
tanaman yang belum berbuah, perawatan pada masa ini sangat menentukan hasil
produksi pada tahap selanjutnya. Beberapa tingkatan TBM yaitu dari mulai
pembukaan lahan sampai masuk ke tanaman menghasilkan, TBM 0 adalah
keadaan lahan setelah dibuka, TBM I tanaman berumur (0-12 bulan), TBM II
tanaman berumur (13-24 bulan), TBM III tanaman berumur (25-36 bulan).
Kegiatan pemeliharaan TBM yang dilakukan adalah pembuatan titi panen. Titi
panen berfungsi untuk penyebrangan karyawan dalam melakukan perawatan dan
pemanan, titi panen dibuat di setiap jalan rintis yang melewati parit maupun
saluran air, agar perjalan dalam proses perawatan bebas dari hambatan. Titi panen
harus dibuat secepat mungkin setelah jalan rintis tersedia. TBM I dipasang titi
panen pada rintis 1 : 8 dan TBM II dipasang titi panen 1 : 2, titi panen dapa dibuat
dari kayu dan beton. Penggantian titi panen dari kayu ke beton dilakukan pada
TBM III. Jumlah titi panen yang dibuat tergantung dari jumlah parit dan saluran
air. Lebar titi panen harus dapat dilalui anggota dengan ketentuan lebar titi panen
sekitar 20 cm.
3. Pemeliharan tanaman menghasilkan (TM)
Tanaman menghasilkan adalah tanaman yang sudah berproduksi
menghasilkan buah kelapa sawit yang bisa langsung di panen, kelapa sawit
menghasilkan buah minimal berumur 30 – 36 bulan dari penanaman. Ada
beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan tanaman menghasilkan
meliputi, pengendalian gulma secara kimia dan pemupukan.
a) Pengendalian gulma secara kimia
pengendalian gulma dilakukan menggunakan herbisida Glyphosate dan
Fluroxypyr yang dicampurkan dengan perbandingan 1:1. Dosis yang digunakan
0,063 L untuk Starane dan 0,500 L/ha untuk Elang, penyemprotan menggunakan
tangki semprot berkapasitas 15 liter air. Penyemprotan gulma diaplikasikan pada
12

piringan, jalan panen dan TPH, rotasi penyemprotan dilakukan 4 bulan sekali,
kegiatan tersebut dilakukan agar piringan, jalan panen dan TPH bebas dari gulma
sehingga mempermudah pemupukan, pemanen dan pemungut brondolan.

Gambar 1. Alat Semprot Gambar 2. Kegiatan Penyemprotan


b) Pemupukan
Pemupukan berfungsi untuk memenuhi unsur hara yang diperlukan oleh
tanaman dan menambah kesuburan tanah sehingga pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kelapa sawit sesuai yang diharapkan. Pupuk yang
digunakan ada dua jenis pupuk, yaitu :
1) Pupuk Fosfat (P)
Penggunaan pupuk Fosfat dengan merek dagang Fosfat alami yang
mengandung P2O5 28% dalam 100 kg pupuk. Pupuk Fosfat diberikan dengan
dosis 1,5 kg untuk 1 pohon tanaman kelapa sawit, dosis yang diberikan tergantung
umur tanaman. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara di tabur disekeliling
tanaman menggunakan wadah sejenis mangkok, dengan radius ± 1 meter
mengelilingi pohon tanaman. Rotasi pemupukan 4 bulan sekali dengan pemberian
jenis pupuk yang berbeda. Pupuk Fosfat bermanfaat memperbaiki struktur tanah
agar unsur hara yang ada di dalam tanah tersedia bagi tanaman.
13

Gambar 3. Pupuk Fosfat yang digunakan Gambar 4. Kegiatan Pemupukan


2) Pupuk Urea (N)
Pemupukan dengan menggunakan jenis pupuk N, yaitu pupuk dengan
merek dangang daun buah yang memiliki kandungan N 46% dalam 1 karung 50
kg. Manfaat pemberian pupuk N bagi tanaman, agar tanaman kelapa sawit dapat
berkembang dengan baik, terutama perkembangan pada daun. Pemberian pupuk
dengan cara ditabur mengelilingi tajuk pohon kelapa sawit, menggunakan wadah
yang telah disediakan. Dosis pupuk yang diberikan pada tanaman sebanyak 1,25
kg untuk satu tanaman.

Gambar 5. Tampak Luar Pupuk (N) Gambar 6. Pemberian Pupuk


4. Panen
Panen merupakan kegiatan pengambilan buah kelapa sawit yang telah
memenuhi kriteria matang panen sesuai dengan SOP PT. MISP Bengkayang.
Tujuan panen untuk mendapatkan TBS dengan standar kematangan buah dengan
mendukung kualitas dan kuantitas, karena jumlah dan mutu minyak sangat
bergantung pada tingkat kematangan buah saat panen. Ketentuan buah yang
dipanen berdasarkan pada jumlah brondolan yang lepas, standar kebun inti 2
brondolan per kg berat tandan sedangkan pada kebun plasma 1 brondolan per kg
14

berat tandan setelah panen di lapangan. Kegiatan panen yang dilakukan di divisi
V dengan jumlah total pemanen sebanyak 32 orang, pemanen dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok 1 untuk pemanen khusus sawit besar berjumlah 24
orang dan kelompok 2 untuk sawit kecil berjumlah 9 orang. Kegiatan panen yang
diikuti selama di lapangan, yaitu :
a) Pengawasan panen
Pengawasan panen dilakukan oleh krani produksi yang bertugas
menghitung, memeriksa dan mencatat semua hasil panen di TPH. Penemuan hasil
panen dengan kualitas tidak sesuai dengan standar seperti buah mentah dan
tangkai panjang maka pemanen akan diberikan sanksi denda. Pada area yang
bermasalah (panen perdana, banjir dan selesai libur panjang) maka tandan kosong
tetap dikeluarkan ke TPH dan diperhitungkan tetapi tidak diangkut ke PKS.
Kegiatan pemanen yang dilakukan bertempatan di divisi 5, pada blok Z0 (tahun
tanam 2010) . Kegiatan panen berlangsung dengan di ikuti krani panen dan
mandor panen.
5. Kegiatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
PKS merupakan pabrik yang mengolah Tandan Buah Segar (TBS)
menjadi minyak mentah CPO (Crude Palm Oil) dan inti buah kelapa sawit
(Kernel). Proses pengolahan kelapa sawit sampai menjadi minyak sawit terdiri
dari beberapa tahapan yaitu :
a) Jembatan timbang
Jembatan timbang atau biasa disebut timbangan bruto yaitu suatu
timbangan berat kotor dari buah kelapa sawit yang akan diolah. Jembatan timbang
yang dipakai menggunakan sistem komputer untuk menimbang berat dari buah
kelapa sawit, prinsip kerja jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan
timbang berhenti ± 5 menit, mesin mobil dalam keadaan mati, kemudian dicatat
berat truk awal sebelum TBS dibongkar, setelah dibongkar truk kembali
ditimbang, selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima pabrik.
b) Grading
Grading adalah proses sampling buah, untuk sawit inti penyamplingan
buah hanya dilakukan sekali dalam sehari, cukup 1 truk untuk mewakili 1 divisi,
sedangkan sawit plasma dilakukan sampling setiap saat truk buah datang,
15

pengambilan sampel dilakukan dengan melihat 50 tandan dalam 1 truk buah yang
dilihat dari 4 sisi mulai dari sisi kanan, kiri, depan dan belakang yang semuanya
berjumlah 50 tandan. Tujuan dari sampling agar dapat mengetahui kualitas dari
buah yang akan diolah dan berpengaruh terhadap kualitas CPO.
c) Loading Ramp
Buah yang telah di sampling dimasukan ke loading ramp dengan
menggunakan alat berat (unted tracktor) kemudian buah diturunkan ke lori yang
berkapasitas 3,5 ton.
d) Stasiun Rebusan (sterilizer)
Lori yang sudah terisi buah dimasukan kedalam sterilizer, 1 sterilizer
dapat memuat 9 lori kemudian akan dilakukan perebusan dengan sistem operasi
otomatis, lamanya perebusan tergantung dari keadaan buah, buah mentah direbus
selam 95 menit, buah masak direbus selama 90 menit dan buah lewat masak
direbus selama 85 menit. Tujuan perebuasan yaitu mengurangi peningkatan asam
lemak bebas, memudahkan proses perontokan buah dari tandan dan melunakan
daging buah.
e) Chamen
Mengeluarkan buah dari stasiun perebusan (sterilizer) dengan menarik
keluar lori yang berada di dalam sterilizer.
f) Auto feeder
Tempat penampungan buah yang telah direbus sebelum di lepaskan antara
buah dan tandan.
g) Tresser
Tresser adalah suatu alat yang berfungsi untuk membanting TBS yang sudah
direbus agar berondolan terlepas dari tandannya.
h) Conveyor under threser
Mengirim ke botem cros compeor agar di proses lebih lanjut.
i) Elevator
Berfungsi sebagai mesin pengantar brondolan yang sudah terlepas dari
tandan.
j) Distributing conveyor
Berfungsi untuk mengantar brondolan yang sudah lepas ke digister.
16

k) Digister
Berfungsi untuk mengaduk brondol sebelum dilakukan pengepresan.
l) Press
Adalah proses pemisahan antara minyak, Nut, dan Fiber.
m) Pengolahan Nut
Nut adalah cangkang dan kernel yang masih menyatu belum dipisahkan.
n) Sentraft
Tempat minyak yang sudah melalui proses pengepresan, sedangkan Nut
menuju ke stasiun kernel sedangkan fiber dilarikan keluar untuk bahan bakar
Boiler.
o) Klarifikasi
Berfungsi untuk memisahkan antaran air, serat, minyak dan kotoran.
p) Light tennera distributing seperator (LTDS)
Pemisahan cangkang dan kernel.
q) Storage Tank
Tempat penampungan minyak sebelum dijual.
r) Loading Shed
Berfungsi untuk mengalirkan CPO dari Storage Tank menuju ke dump oil
yang akan dibawa ke tongkang (kapal pengangkut CPO).
s) Boiler
Boiler adalah pembangkit listrik bertenaga uap yang memanfaatkan fiber
sebagai bahan bakar, serta uap yang dihasilkan berguna untuk merebus TBS.
6. Kegiatan di Kantor
Setelah kegiatan lapangan selesai, dilanjutkan kegiatan dikantor, yaitu
melakukan pengumpulan data tentang perusahaan yang masih kurang, salah
satunya meminta data sejarah dan gambaran umum terbentuknya PT. MISP I,
mengambil sertifikat penghargaan selama mengikuti kegiatan magang dan
mengerjakan laporan magang yang akan dikumpulkan.

Anda mungkin juga menyukai