MANUSIA
Tugas Mandiri Diajukan untuk memenuhi Mata Kuliah Ilmu Kalam Dosen Pengampu :
Disusun Oleh ;
Eka Nurma Sulistiya
(1708101108)
PAI C SEMESTER 1
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Dan oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari Dosen dan para pembaca sangatlah dibutuhkan
demi peningkatan pengetahuan saya dalam menyempurnakan makalah ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persoalan kalam lain yang menjadi bahan perdebatan di antara aliran-aliran kalam
adalah masalah perbuatan tuhan dan perbuatan manusia . masalah ini muncul sebagai
buntut dari perdebatan ulama kalam mengenai iman. Ketika sibuk menyoroti siapa
yang masih iman dan siapa yang masih kafir di antara pelaku tahkim, para ulama
kalam kemudian mencari jawaban atas pertanyaan siapa sebenarnya yang
mengeluarkan perbuatan manusia, apakah Allah ? atau manusia? Atau kerjasama
antar keduanya? Masalah ini kemudian memunculkan aliran kalam fatalis
(presdestination) yang diwakili oleh Qodariyah dan Mu’tazilah . aliran Asy’ariah dan
maturidiyah mengambil sikap tengah di antara kedua kubu di atas. Persoalan
kemudian meluas dengan mempermasalahkan apakah tuhan memiliki kewajiban-
kewajiban tertentu atau tidak ? ataukah perbuatan tuhan terbatas pada hal-hal yang
baik? Ataukah perbuatan Tuhan tidak terbatas pada hal yang baik, tetapi juga
mencakup pada hal-hal yang buruk?
B. Rumusan Masalah
Agar makalah ini tidak meluas maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
PEMBAHASAN MATERI
Perbuatan Tuhan
1. Aliran mu’tazilah
Qadi Abd Al-jabbar, seorang tokoh Mu’tazilah mengatakan bahwa ayat tersebut
member petunjuk bahwa tuhan tidak akan ditanya mengenai perbuatannya, tetapi
manusaia yang ditanya tentang yang mereka perbuat. Al-jabbai menjelaskan
bahwa tuhan hanya berbuat yang baik dan maha suci dari perbuatan buruk.
Dengan demikian, tuhan tidak perlu ditanya. Al-Jabbai menjelaskan bahwa
seseorang yang dikenal baik, apabila secara nyata berbuat baik, sebenarnya tidak
perlu ditanya kenapa perbuatan itu dilakuakan. Ayat terakhir dikatakan Al-Jabbai
mengandung petunjuk bahwa tuhan tidak pernah dan tidak akan melakukan
perbuatan-perbuatan buruk.apabila tuhan melakukan perbuatan buruk, pernyataan
bahwa ia menciptakan langit dan bumi serta segala isinya dengan hak, tentu tidak
benar atau merupakan berita bohong.
Sebgai mana diketahui bahwa janji dan ancaman merupakan salah satu dari
lima dasar kepercayaan aliran Mu’tazilah. Hal ini erat hubungannya dengan
dasar keduanya, yaitu keadilan. Tuhan akan bersifat tidak adil jika tidak
menepati janji untuk member pahala kepada orang yang berbuat baik dan
menjalankan ancaman bagi orang yang berbuat jahat selanjutnya, keadaan
tidak menepati janji dan tidak menjalankan ancaman bertentangan dengan
maslahat dan kepentingan manusia. Oleh karena itu, menepati janji dan
menjalankan ancaman adalah wajib bagi tuhan.
2.Aliran Asy’ariyah
Bagi aliran Asy’ariyah, paham kewjiabn tuhan berbuat baik dan terbaik bagi
manusia, sebagaimana dikatakan aliran Mu’tazilah, tidak dapat diterimanya
karena bertentangan dengan paham kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan. Hal
ini ditegaskan Al-Ghazali (1055-1111) ketika mengatakan bahwa tuhan tidak
berkewajiban berbuat baik dan terbaik bagi manusia. Dengan demikian, aliran
Asy’ariyah tidak menerima paham tuhan mempunyai kewajiban. Paham mereka
bahwa tuhan dapat berbuat sekehendak hatinya terhadap mahluk, mengandung
arti bahwa tuhan tidak mempunyai kewajiban apa-apa. Sebagaimana dikatakan
Al-Ghazali, perbuatan-perbuatan tuhan bersifat tidak wajib dan tidak satupun
darinya yang mempunyai sifat wajib.
Karena percaya pada kekuasaan mutlak tuhan dan berpendapat bahwa tuhan
tidak mempunyai kewajiban, aliran Asy’ariyah dapat menerima paham pemberian
beban yang diluar kemampuan manusia.Al-Asy’ari dengan tegas mengatakan
dalam Al-luma’ bahwa tuhan dapat meletakan beban yang tidak dapat dipikul
manusia. AlGhzali mengatakan demikian juga dalam Al-iqtishad.
Perbuatan manusia
1. Aliran jabariah
2. Aliran qadariah.
Dan juga dalam surat Ali-imran ayat 165, surat Ar-ra’d ayat 11, dan surat An-
nisa ayat 111.
3. Aliran mu’tazilah.
Kata ahsan pada ayat di atas adalah semua perbuatan tuhan itu baik.
Dengan demikian, perbuatan manusia bukan perbuatan tuhan karena di antara
perbuatan-perbuatan manusia terdapat perbuatan-perbuatan jahat. Dalil ini di
kemukakan untuk mempertegas bahwa manusia akan mendapat balsana atas
eprbuatannya. Sekiranya perbuatan manusia adalah perbuatan tuhan, balasan
dari tuhan itu tidak ada artinya.
c. Jika manusia tidak mempunyai kebebasn dan pilihan pengutusan para nabi
tidak ada gunanya. Bukankah tujuan pengutusan itu adalah dakwah, dan
dakwah harus di sertai dengan kebebasa dan pilihan,
4.Aliran Asy’ariyah.
Yang artinya: “padahal allahlah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu
perbuat itu”
Wa ma ta’malun pada ayat di atas di artikan asy’ari dengan apa yang kamu
perbuat, bukan apa ynag kamu buat. Denga demikian, ayat ini mengandung
arti bahwa allah menciptakan kamu dan perbuatan-perbuatan dengan kata lain,
dengan paham asy’ari yang mewujudkan kasab atau perbuatan manusia
sebenarnya adalah tuhan.
5.Aliran maturudiah.
Kesimpulan
Perbuatan tuhan
B. Perbuatan Manusia
1. aliran jabariah: ada perbedaan pandangan antara jabarah ekstrem dan
jabariah moderat dalam masalah perbuatan manusia. Jabariah ekstrem
berpendapat bahwa segala perbuatan yang timbul dari kemauannya, tetapi
perbuatan yang dipaksakan atas dirinya. Misalnya, apabila seseorang
mencuri , perbuatan itu bukan terjadi atas kehendak sendiri, melainkan
timbul karena qadha dan qadar Tuhan yang menghendki demikian.
Jabariah moderat mengtakan bahwa tuhan menciptakan perbuatan
manusia. Baik perbuatan jaht maupun perbuatan baik, tetapi manusia
mempunyai bagian di dalamnya. Tenaga yang diciptakan dalam diri
manusia mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatannya, inilah yang
dimaksud dengan kasab.