Anda di halaman 1dari 8

MANIFESTO Partai Komunis (bahasa Jerman: Manifest der Kommunistischen Partei), atau

yang juga disebut sebagai Manifesto Komunis, pertama kali diproklamasikan pada 21 Februari
1848 di London, Inggris. Manifesto Komunis adalah suatu manifesto tertulis yang disusun oleh
Karl Marx dan Friedrich Engels, dua guru besar dalam ilmu Sosialisme dan pemimpin
pergerakan kaum buruh modern. Namun, Friedrich Engels dalam kata pengantar Manifesto edisi
tahun 1883 menyatakan bahwa manifesto ini adalah hasil karya Karl Marx semata walaupun
namanya tercantum di sampul sebagai pengarang bersama Karl Marx. Manuskrip Manifesto ini
dikirimkan ke percetakan di London bulan Januari 1848, beberapa minggu sebelum meletus
Revolusi Perancis tanggal 24 Februari 1848. Manuskripnya ditulis dalam bahasa Jerman yang
kemudian terjemahannya segera diterbitkan dalam bahasa Inggris, Perancis, Denmark, Polandia
dan bahasa-bahasa lainnya termasuk bahasa Indonesia.

Manifesto Komunis adalah salah satu traktat politik yang paling berpengaruh di dunia. Awalnya
ditujukan sebagai dasar pergerakan bagi Liga Komunis. Isi manifesto pada dasarnya ialah
menganjurkan kaum proletar (kelas buruh) agar mengadakan revolusi untuk menghapuskan
tatanan sosial yang borjuis yang nantinya akan menghapus perbedaan kelas dan negara, dan
penghapusan milik pribadi.

Isi Manifesto

Manifesto Komunis dibagi dalam tiga bagian, yaitu: pendahuluan/pembukaan, tiga isi substantif
atau penjelasan, dan penutup/kesimpulan.

Pembukaan/Pendahuluan

Isi pembukaan/pendahuluan diawali dengan penganalogian komunisme sebagai “hantu”.


Selanjutnya dikatakan bahwa gerakan komunisme di Eropa ditakuti, dan bukan dipahami, jadi
sebaiknya komunis mengemukakan pandangan mereka yang dinyatakan secara tertulis dalam
sebuah manifesto.

Ada hantu berkeliaran di Eropa—hantu Komunisme. Semua kekuatan Eropa lama seperti Paus
dan Tsar, Metternich dan Guizot, kaum Radikal Perancis dan mata-mata polisi Jerman telah
menyatukan diri dalam suatu persekutuan keramat untuk mengusir hantu ini:

Di manakah ada partai oposisi yang tidak dicaci sebagai Komunis oleh lawan-lawannya yang
sedang berkuasa? Di manakah ada partai oposisi yang tidak melontarkan kembali cap tuduhan
Komunisme, baik kepada partai-partai oposisi yang lebih maju maupun kepada lawan-lawannya
yang reaksioner?

I. Kaum Borjuis dan kaum proletar

Di poin awal ini, Marx, menyatakan bahwa:

Sejarah terbentuknya masyarakat dari awal hingga saat ini adalah sejarah perjuangan kelas.

Orang merdeka dan budak, bangsawan dan rakyat jelata, tuan dan pembantu, tuan tanah dan
pengelana, pendeknya: penindas dan yang tertindas, senantiasa ada dalam pertentangan satu
dengan yang lain, melakukan perjuangan yang tiada putus-putusnya, kadang-kadang dengan
tersembunyi, kadang-kadang dengan terang-terangan. Suatu keniscayaan perjuangan yang selalu
akan berakhir dengan penyusunan kembali tatanan masyarakat secara umum maupun hancurnya
kelas-kelas yang bermusuhan.
Selanjutnya dikatakan bahwa perjuangan kelas di bawah sistem kapitalisme terjadi antara orang-
orang yang memiliki alat produksi, para borjuis, dan para buruh yang bekerja mencari upah atau
yang disebut dengan proletar. Marx dan Engels menganggap walaupun kaum borjuis telah
memainkan peranan penting dalam menghapus feodalisme, kaum ini juga telah mengalami
kemunduran karena telah menciptakan kontradiksi dalam sistem kapitalisme, yaitu antara
kekuatan produksi dan hubungan produksi:

Borjuasi, di mana saja ia sudah memperoleh kekuasaan, telah mengakhiri semua hubungan
feodalisme, kekeluargaan dan keindahan. Ia dengan tak berbelas kasih telah merenggut putus
pertalian-pertalian feodal yang beraneka ragam yang mengikat manusia pada "atasannya yang
wajar", dan tidak meninggalkan ikatan lain antar manusia satu dengan lainnya selain daripada
kepentingan sendiri semata, selain daripada "pembayaran tunai" yang kejam. Ia telah
menghanyutkan getaran yang paling suci dari damba keagamaan, dari gairah keksatriaan,......... Ia
telah menetapkan satu-satunya kebebasan yang tidak berdasarkan akal - Perdagangan Bebas.
Pendek kata, penghisapan yang diselimuti dengan ilusi-ilusi keagamaan dan politik digantikan
olehnya dengan penghisapan yang terang-terangan, tak kenal malu, langsung, dan
ganas.......Borjuasi secara nyata telah merobek-robek selubung perasaan kekeluargaan, dan telah
memerosotkannya menjadi hubungan-uang belaka. Segala yang padat hilang larut dalam udara,
segala yang suci dinodai, dan pada akhirnya manusia terpaksa menghadapi dengan hati yang
tenang semua kondisi hidupnya, semua hubungannya dengan sesamanya.

Bagaimanapun:

Syarat terpokok untuk hidupnya, dan berkuasanya kelas borjuis, adalah terbentuknya dan
bertambah besarnya kapital/modal; syarat untuk kapital ialah adanya kerja-upahan. Kerja-upahan
akhirnya semata-mata hanya terjadi dalam persaingan di antara kaum buruh sendiri...... Oleh
sebab itu, apa yang dihasilkan oleh borjuasi utamanya ialah liang kuburnya sendiri. Runtuhnya
borjuasi dan menangnya proletariat adalah suatu keniscayaan yang tak dapat terelakkan lagi.

II. Kaum Proletar dan Komunis

Poin kedua yang menerangkan tentang Proletariat dan Komunis, dimulai dengan
menggarisbawahi hubungan antara komunis dan sisa kelas pekerja lainnya:

Kaum Komunis bukan merupakan suatu partai tersendiri yang bertentangan dengan partai-partai
kelas buruh lainnya.

Mereka tidak mempunyai kepentingan-kepentingan tersendiri dan terpisah dari kepentingan-


kepentingan proletariat sebagai keseluruhan.

Mereka tidak mengadakan prinsip-prinsip sendiri yang sektaris, yang hendak dijadikan pola bagi
gerakan proletar.

Kaum Komunis dibandingkan dengan partai-partai kelas buruh lainnya berbeda hanyalah karena
hal ini:

1. Di dalam perjuangan nasional dari kaum proletar di berbagai negeri, mereka menunjukkan
serta mengedepankan kepentingan-kepentingan bersama dari seluruh proletariat, terlepas dari
segala nasionalitet.

2. Pada berbagai tingkat perkembangan yang harus dilalui oleh perjuangan kelas buruh melawan
borjuasi, mereka senantiasa dan di mana saja mewakili kepentingan-kepentingan gerakan itu
sebagai keseluruhan.

Bagian ini selanjutnya menerangkan tentang keutamaan-keutamaan sistem komunisme, antara


lain: kaum komunis memperjuangkan adanya “cinta kasih” antara sesama manusia dan dalam
komunitasnya sendiri komunis tidak mengeksploitasi buruh karena mereka tidak mengenal
adanya sistem “rangsangan/insentif”.

Bagian kedua ini kemudian diakhiri Marx dan Engels dengan menggarisbawahi sejumlah
tuntutan jangka pendek kaum komunis, di antaranya: penghapusan kepemilikan tanah dan hak
warisan, penetapan pajak progresif, penyetaraan pendidikan, sentralisasi sarana komunikasi dan
transportasi oleh negara, dan perluasan sarana-sarana produksi yang dimiliki negara. Marx dan
Engels meyakini jika semua tuntutan atau kebijakan ini telah diterapkan maka akan tercipta suatu
keadaan masyarakat yang tak bernegara dan tak memiliki perbedaan kelas.

Namun, pada bagian kedua ini ada satu paragraf pernyataan transisi yang hingga kini masih
rancu:

Apabila, dalam perjalanan perkembangannya, perbedaan-perbedaan kelas telah hilang, dan


seluruh produksi telah dipusatkan ke dalam tangan suatu perserikatan luas dari seluruh bangsa,
kekuasaan umum akan kehilangan watak politiknya. Kekuasaan politik, menurut arti kata yang
sesungguhnya, hanyalah kekuasaan terorganisir dari suatu kelas untuk menindas kelas yang lain.
Apabila proletariat dalam perjuangannya melawan borjuasi terpaksa, karena tekanan keadaan,
mengorganisasi dirinya sebagai kelas, apabila, dengan jalan revolusi, ia menjadikan dirinya kelas
yang berkuasa, dan, sebagai kelas yang berkuasa, menghapuskan semua keadaan produksi yang
lama, maka ia selanjutnya, akan menghapus keberadaan antagonisme-antagonisme kelas dan
kelas-kelas itu sendiri, dan dengan demikian pada akhirnya ia akan menghapuskan kekuasaannya
sendiri sebagai kelas.

Paragraf ini adalah konsep transisi dari sosialisme ke komunisme. Konsep transisi inilah yang
banyak diperdebatkan, baik itu sebelum maupun setelah era Soviet. Kaum Anarkis, Liberal, dan
Konservatif semua mempertanyakan bagaimana bisa sebuah organisasi revolusioner yang kuat
seperti itu bisa menghapuskan kekuasaannya sendiri.

Berkaitan dengan perdebatan ini, Kaum Marxis (Leninis) telah membuat pemisahan yang jelas
antara “sosialisme”, yaitu suatu komunitas yang diatur/diperintah oleh pekerja, dan
“komunisme”, yaitu suatu komunitas masyarakat yang tanpa kelas. Walau bagaimanapun, karena
Marx dan Engels tidak memaparkan dengan jelas mengenai proses transisi ini, keabsahan konsep
pemisahan ini masih tetap rancu.

10 Pernyataan Penting Manifesto Komunis:

Penghapusan hak milik berupa tanah dan penggunaan segala sewa tanah untuk anggaran Negara.

Pajak penghasilan progresif yang berat.

Penghapusan hak waris.

Penyitaan milik semua emigran dan pemberontak.

Pemusatan kredit di tangan Negara, dengan perantaraan sebuah bank nasional dengan kapital
Negara dan monopoli penuh.

Pemusatan alat-alat perhubungan dan pengangkutan ke dalam tangan Negara.

Penambahan pabrik-pabrik dan perkakas-perkakas produksi yang dimiliki oleh Negara;


penggarapan tanah-tanah terlantar, dan perbaikan tanah umumnya sesuai dengan rencana
bersama.

Wajib kerja yang sama untuk semua, pembentukan tentara-tentara industri, terutama untuk
pertanian.
Penggabungan antara perusahaan pertanian dengan perusahaan industri, penghapusan perbedaan
antara kota dan desa secara berangsur-angsur, pembagian penduduk yang lebih seimbang ke
seluruh negeri.

Pendidikan gratis untuk semua anak di sekolah-sekolah umum; penghapusan kerja anak di
pabrik. Perpaduan pendidikan dengan produksi materiil, dsb.

Menurut Manifesto Komunis, sepuluh pernyataan di atas adalah kondisi-kondisi umum yang
harus terjadi sebelum terlaksananya transisi dari kapitalisme ke komunisme.

III. Literatur Sosialis dan Komunis

Bagian ketiga tentang Literatur Sosialis dan Komunis, menyatakan secara jelas perbedaan antara
komunisme dan doktrin sosialis lain yang ada pada saat Manifesto ditulis. Di sini, Marx dan
Engels mengkritisi keras sejumlah gagasan sosialis lain seperti: “sosialisme feodal”, "sosialisme
borjuis-kecil", “sosialisme sejati”, dll. Akibatnya, sebagian besar doktrin yang ada dalam bagian
ini diabaikan oleh banyak orang di akhir abad ke sembilanbelas.

Penutup/Kesimpulan

IV. Posisi Kaum Komunis dalam hubungannya dengan berbagai partai oposisi lain

Bagian penutup ini membahas secara singkat posisi kaum komunis dalam perjuangannya di
berbagai negara. Paragraf kemudian ditutup dengan sebuah ajakan aksi:
Kaum Komunis tidak sudi menyembunyikan pandangan-pandangan dan cita-citanya. Mereka
berteriak lantang mengatakan bahwa cita-citanya hanya dapat dicapai dengan cara
membongkar/merubah segala kondisi sosial yang sedang berlaku. Biarkan kelas-kelas yang
berkuasa gemetar menghadapi revolusi Komunis. Kaum proletar tidak akan kehilangan suatu
apapun kecuali belenggu mereka. Mereka akan menguasai dunia.

KAUM BURUH SEDUNIA, BERSATULAH!

Anda mungkin juga menyukai