Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS TINDAK TUTUR, DEIKSIS, DAN REFERENSI PADA

BAGIAN NOVEL SUNSET BERSAMA ROSIE KARYA TERE LIYE


Dosen Pengampu: Drs. Mochammad Asyhar, M. Pd.

NAMA : BAIQ DWI INTAN CAHYANI

KELAS : VA REG SORE

NIM : E1C116012

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018
A. ANALISIS TINDAK TUTUR

1. Tindak lokusi
Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti
“bermakna” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang dapat dipahami.
Tindak lokusi yang terdapat pada novel Suset Bersama Rosie (halaman 156) ini yaitu:

“Aku akan menelponnya sebentar lagi.”

Dalam dialog ini, Tegar memberikan informasi kepada Oma bahwa sebentar lagi
dia akan menghubungi Sekar. Informasi itu diberikannya untuk menghentikan ucapan
Oma yang terus mendesaknya agar memberitahu Sekar tentang berapa lama lagi dia akan
tinggal di Lombok untuk menjaga anak-anak Rosie.

2. Tindak Ilokusi
Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang biasanya diidentifikasikan dengan
kalimat performatif yang eksplisit. Tindak tutur ilokusi ini biasanya berkenaan dengan
memberikan izin, mengucapkan terimakasih, menyuruh, menawarkan, dan menjanjikan.
Tindak ilokusi yang terdapat pada novel Sunset Bersama Rosie (halaman 156) ini yaitu:

“Tempatmu bukan di sini, Tegar. Kau seharusnya sudah kembali ke Jakarta. Ada janji
kehidupan bagimu di sana. Kau punya Sekar di sana. Anak-anak akan baik-baik saja.
Mereka memang membutuhkan Paman hebatnya, tetapi mereka akan baik-baik saja
melewati ini tanpa kau. Kau bisa menghubungi mereka setiap hari dari Jakarta. Bertanya
kabar. Bercerita. Melalui layar-layar televisi itu, apalah namanya.”

Dalam dialog ini, Oma sebagai penutur berusaha agar Tegar sebagai pendengar
menuruti kemauannya, meskipun dalam hal ini Tegar belum tentu akan melakukan
seperti apa yang diperintahkannya. Oma membujuk dan mendesak Tegar agar secepatnya
kembali ke Jakarta, dengan berusaha mengatakan kalau anak-anak Rosie akan baik-baik
saja tanpa kehadiran Tegar untuk menemani mereka. Oma juga berusaha meyakinkan
Tegar, bahwa alasan terbesar dia harus kembali ke Jakarta karena ada Sekar yang
menantikan kepulangannya.

3. Tindak Perlokusi
Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan
orang lain sehubungan dengan sikap yang mana tuturan yang diutarakan oleh penutur
dapat membuat lawan tutur merespon seperti apa yang didengarnya.
Tindak perlokusi yang terdapat pada novel Sunset Bersama Rosie (halaman 156) ini
yaitu:

“Kau hanya membuang waktu disini, Tegar. Anakku, sungguh tidak ada mawar yang
tumbuh di tegarnya karang. Menyakitkan memang. Tapi itulah takdir kalian. Tidak ada
gunanya menghabiskan waktu—“
“Tentu saja ada gunanya.” Aku memotong kalimat Oma, sedikit kasar.

Dalam kedua dialog tersebut, Tegar sebagai lawan tutur memberikan respon
dengan memotong kalimat Oma dengan sedikit kasar, itu merupakan reaksi dari rasa
kesalnya. Tuturan Tegar bermakna bahwa ia marah dan kesal karena Oma terus saja
mendesaknya, meskipun ia tau hal itu dilakukan Oma untuk kebaikan dirinya.

B. ANALISIS DEIKSIS

1. Deiksis Persona
Deiksis persona menunjuk kepada peran dari partisipan dalam peristiwa percakapan
misalnya pembicara, yang dibicarakan, dan identitas yang lain.
a. Deiksis persona pertama, yaitu kategori julukan pembicara kepada dirinya atau
kelompok yang melibatkan dirinya.
Deiksis persona pertama yang terdapat dalam novel Sunset Bersama Rosie (halaman
156) ini, yaitu:

- Aku menggigit bibir.


- Aku masih diam.
- Aku memotong kalimat Oma, sedikit kasar.
- Aku tidak bisa berdebat dengan Oma, karena Oma pasti tau setiap jengkal perasan
itu.
- Aku terlalu mencintai Rosie.
- “Aku akan menelponnya sebentar lagi.”
- “Anakku, sungguh tidak ada mawar yang tumbuh di tegarnya karang.”

Kata aku dan ku pada tujuh kalimat di atas merujuk kepada orang pertama. Aku
pada kalimat pertama sampai keenam dan ku pada kalimat terakhir merujuk kepada
orang yang berbeda. Kata aku pada kalimat pertama sampai enam mengacu kepada
Tegar, dan kata ku pada kalimat terakhir mengacu kepada Oma.
b. Deiksis persona kedua, yaitu ketegori rujukan pembicara kepada pendengar atau lebih
yang hadir bersama orang pertama.
Deiksis persona kedua yang terdapat dalam novel Sunset Bersama Rosie (halaman
156) ini, yaitu:

- “Tempatmu bukan di sini, Tegar. Kau seharusnya sudah kembali ke Jakarta. Ada
janji kehidupan bagimu di sana. Kau punya Sekar di sana. Anak-anak akan baik-
baik saja. Mereka memang membutuhkan Paman hebatnya, tetapi mereka akan
baik-baik saja melewati ini tanpa kau. Kau bisa menghubungi mereka setiap hari
dari Jakarta…”
- “Kau hanya membuang waktu disini, Tegar…”
- “Apakah Sekar sudah tahu kau akan terus tinggal disini?”

Dari ketiga dialog dan potongan dialog di atas, terdapat dua kata yang
mengandung unsur dieksis persona kedua, yaitu kau dan mu. Ketiga kalimat di atas
masuk ke dalam kategori deiksis persona kedua karena semuanya mengacu kepada
orang yang sama, yaitu Tegar.

c. Dieksis persona ketiga, yaitu kategori julukan kepada orang yang bukan pembicara
atau pendengar ujaran itu, baik yang hadir maupun tidak.
Deiksis persona ketiga yang terdapat dalam novel Sunset Bersama Rosie (halaman
156) ini, yaitu:
- “Ia seharusnya tahu lebih cepat dari siapa pun—“
- “Aku akan menelponnya sebentar lagi.”

Dari kedua dialog di atas, terdapat dua kata yang mengandur unsur dieksis
persona kedua, yaitu ia dan nya. Maksud dari kata ia dan nya pada kalimat pertama
dan kedua merajuk kepada orang yang sama, yaitu Sekar.

d. Persona kedua lebih dari satu


Deiksis persona kedua lebih dari satu yang terdapat dalam novel Sunset Bersama
Rosie (halaman 156) ini, yaitu:
“Kau hanya membuang waktu disini, Tegar. Anakku, sungguh tidak ada mawar yang
tumbuh di tegarnya karang. Menyakitkan memang. Tapi itulah takdir kalian. Tidak
ada gunanya menghabiskan waktu—“

Pada ucapan di atas, terdapat satu kata yang mengandung unsur dieksis persona
kedua lebih dari satu, yaitu kalian. Kalian yang dimaksud Oma dalam kata itu
mengacu kepada Tegar dan Rosie.
e. Persona ketiga lebih dari satu
Deiksis persona ketiga lebih dari satu yang terdapat dalam novel Sunset Bersama
Rosie (halaman 156) ini, yaitu:
“... Mereka memang membutuhkan Paman hebatnya, tetapi mereka akan baik-baik
saja melewati ini tanpa kau. Kau bisa menghubungi mereka setiap hari dari
Jakarta…”

Pada potongan dialog di atas, terdapat satu unsur deiksis persona ketiga lebih dari
satu yang ditemukan, yaitu mereka. Maksud dari kata mereka mengacu kepada anak-
anak Rosie.

2. Deiksis Tempat
Deiksis tempat berkaitan dengan spesifikasi tempat relatif ke titik labuh dalam
peristiwa tutur.
a. Deiksis Tempat Lokatif
Deiksis tempat lokatif yang terdapat dalam novel Sunset Bersama Rosie (halaman
156) ini, yaitu:
- “Tempatmu bukan di sini, Tegar. Kau seharusnya sudah kembali ke Jakarta. Ada
janji kehidupan bagimu di sana. Kau punya Sekar di sana…”
- “Kau hanya membuang waktu disini, Tegar…”

Dalam potongan dialog di atas, terdapat kata di sini dan di sana yang
mengandung unsur deiksis tempat lokatif. Maksud Oma dalam kata di sini mengacu
pada Lombok, tempat mereka berbicara dan kata di sana mengacu kepada Jakarta,
tempat dimana Sekar menunggu Tegar.

b. Deiksis Tempat Demonstratif


Deiksis tempat demonstratif yang terdapat dalam novel Sunset Bersama Rosie
(halaman 156) ini, yaitu:

- “… Melalui layar-layar televisi itu, apalah namanya.”


- “… Tapi itulah takdir kalian. Tidak ada gunanya menghabiskan waktu—“
- Aku tidak bisa mendebat Oma, karena Oma tau setiap jengkal perasaan itu.
- Dan sekarang aku terlalu mencintai anak-anak itu.

Kata itu di atas, semuanya mengandung unsur dieksis tempat demonstratif. Pada
potongan dialog pertama, kata itu mengacu kepada televisi, kedua mengacu pada
takdir percintaan Tegar dan Rosie, ketiga mengacu kepada perasaan yang dimiliki
Tegar untuk Rosie, dan terakhir mengacu kepada anak-anak Rosie yang juga dicintai
oleh Tegar seperti anak-anaknya sendiri.

c. Deiksis Temporal
Tidak ditemukan.
3. Deiksis Waktu
Dalam tata bahasa, deiksis ini disebut adverbial waktu, yaitu pengungkapan
kepada titik atau jarak waktu dipandang dari saat suatu ujaran terjadi, atau pada saat
seseorang berujar.
Deiksis waktu yang terdapat dalam novel Sunset Bersama Rosie (halaman 156) ini, yaitu:

… Dulu benar. Sekarang juga benar. Aku terlalu mencintai Rosie …

Pada potongan paragraph di atas, kata dulu dan sekarang mengandung unsur
deiksis waktu. Kata dulu mengacu kepada waktu yang telah terlewati oleh Tegar dan kata
sekarang mengacu kepada waktu kini yang sedang dijalani oleh Tegar. Bahwa dari dulu
sampai sekarang, dia masih mencintai Rosie.

C. ANALISIS REFERENSI
Referensi adalah hubungan antara referen dan lambang yang dipakai untuk mewakilinya.
Referensi di dalam bahasa yang menyangkut nama diri digunakan sebagai topik baru (untuk
memperkenalkan) atau untuk menegaskan bahwa topik masih sama.
Referensi yang terdapat dalam novel Sunset Bersama Rosie (halaman 156) ini, yaitu:

“Apakah Sekar sudah tahu kau akan terus tinggal di sini?” Oma bertanya pelan, menghela
nafas, memecah sepi.
Aku menggeleng, belum.
“Ia seharusnya lebih tahu cepat dari siapa pun—“
“Aku akan menelponnya sebentar lagi.”

Dalam dialog antara Oma dan tegar di atas, kata ia dan nya yang dimaksud mengacu
kepada Sekar. Kedua kata itu termasuk referensi karena masih mengacu kepada orang yang
sama yaitu Sekar. Baik Oma maupun Tegar sudah sama-sama mengerti bahwa ia dan nya
yang mereka maksud dalam pembicaraan mereka adalah Sekar, sehingga dapat saling
mengacu.

Anda mungkin juga menyukai