Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran dan farmasi diikuti
dengan semakin meningkatnya kecerdasan masyarakat, semakin gencarnya promosi / iklan
obat melalui media massa dan tingginya biaya pelayanan kesehatan, memicu dilakukannya
swamedikasi oleh masyarakat. Pengobatan sendiri/swamedikasi merupakan upaya yang
paling banyak dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan atau gejala penyakit, sebelum
mencari pertolongan ke fasilitas pelayanan atau tenaga kesehatan terdekat (Anonim, 2015).
Sejumlah besar masyarakat melakukan swamedikasi. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk
penanggulangan secara cepat dan efektif keluhan yang tidak memerlukan konsultasi medis,
mengurangi beban pelayanan kesehatan pada keterbatasan sumber daya dan tenaga, serta
meningkatkan keterjangkauan pelayanan keluhan dan penyakit kesehatan untuk masyarakat
yang jauh dari puskesmas. Menurut Fleckenstein (2011), pelaksanaan swamedikasi didasari
oleh pemikiran bahwa pengobatan sendiri cukup untuk mengobati gangguan kesehatan yang
dialami tanpa melibatkan tenaga kesehatan. Alasan lain dilakukannya swamedikasi adalah
karena semakin mahalnya biaya pengobatan ke dokter, tidak cukupnya waktu yang dimiliki
untuk berobat dan kurangnya akses ke fasilitas-fasilitas kesehatan (Huda, 2014). Pada
masyarakat pedesaan, terutama di desa tertinggal, sulitnya akses ke fasilitas-fasilitas
kesehatan dan faktor ekonomi dapat menjadi alasan utama dilakukannya swamedikasi.
DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) merupakan slogan serta istilah
komunikatif yang diperkenalkan oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) melalui suatu Gerakan
Keluarga Sadar Obat (GKSO) dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat
tentang cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan cara
yang benar serta meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap obat. Hal ini terkait dengan
fakta bahwa:
1. Obat merupakan sarana atau komoditi kesehatan yang dapat memberikan manfaat
apabila cara mendapatkan, cara menggunakan, cara menyimpan dan cara membuangnya
dilakukan dengan benar.
2. Masyarakat banyak yang belum memahami masalah terkait obat tersebut.

1
3. Semua komponen bangsa, baik organisasi masyarakat, organisasi sosial, organisasi
profesi, dan juga masyarakat sendiri harus bersinergi untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap obat. (Anonim, 2014a ).
Dalam dunia kesehatan bidang farmasi, DAGUSIBU merupakan hal yang paling
mendasar karena informasi DAGUSIBU merupakan inti dari permasalahan yang berkaitan
dengan obat. Melalui kerangka konsep DAGUSIBU ini, diharapkan perilaku swamedikasi
suatu penyakit oleh masyarakat pedesaan terutama masyarakat Dusun Kanigoro dapat
diketahui dan diungkapkan secara lebih mudah dan sistematis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian DAGUSIBU?
2. Bagaimana penjelasan dari masing-masing kata Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian DAGUSIBU
2. Mengetahui penjelasan dari masing-masing kata Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang.

2
BAB II
ISI

2.1 Pengertian
DAGUSIBU merupakan singkatan dari Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang. Lebih
tepatnya, slogan ini mengajak kita, para masyarakat untuk mendapatkan, menggunakan,
menyimpan, dan membuang obat dengan cara yang benar. Karena kenyataannya masih
banyak yang belum mengetahui cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan
membuang obat yang benar, mungkin itulah sebabnya IAI (Ikatan Apoteker Indonesia)
sangat memperhatikan hal ini. Sampai-sampai DAGUSIBU ini sudah dibuat poster dan
video-nya juga,
Perlu adanya pengawasan dan penyampaian informasi tentang obat untuk pasien atau
masyarakat dalam mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan
baik. Jika penggunaanya salah, tidak tepat, tidak sesuai dengan takaran, dan indikasinya
maka obat dapat membahayakan kesehatan (Depkes RI, 2008)
2.2 Penjelasan Dari Masing-Masing Kata Dapatkan, Gunakan, Simpan Dan Buang
A. DA – Dapatkan
Sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 51 tahun 2009 masyarakat dapat
mendaparkan obat di fasilitas pelayanan kefarmasian yaitu :
a. APOTEK
Sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktek kefarmasian oleh
apoteker
b. Instalasi rumah sakit
Unit pelaksanaan fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan
kefarmasian di rumahsakit
c. KLINIK
Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari
satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis

3
d. TOKO OBAT
Sarana yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-obat bebas
terbatas untuk dijual secara eceran.
Pada waktu penerimaan obat dari petugas kesehatan di RS,puskesmas,apotek, atau
toko obat, diwajibkan melakukan pemeriksaan fisik obat dan mutu obat yang meliputi
(Depkes RI, 2008)
a. Jenis dan jumlah obat
b. Kemasan obat
 Nama obat
 Komposisi obat
 Indikasi
 Aturan apakai
 Peringatan perhatian
 Tanggal kaduluarsa
 Nama produsen
 Nomor batch/lot
 Harga eceran tertinggi
 Nomor registrasi
Cara mengetahui obat yang sudah rusak atau kadaluarsa (Depkes RI,2008)
1. TABLET
Terjadi perubahan warna bau dan rasa timbul bintik-bintik noda, lubang lubang,
pecah, retak, terdapat benda asing, menjadi bubuk dan lembab
2. TABLET SALUT
Terjadi perubahan salutan seperti pecah , basah dan lengket satu dengan yang lainnya
dan terjadi perubahan warna
3. KAPSUL
Cangkakng kapsul menjadi lembek, terbuka sehingga isinya keluar, melekat satu sama
lain dan juga melekat pada kemasan

4
4. PUYER
Terjadi perubagan warna, timbul bau, timbul endapan atau keruhan,mengental timbul
gas, memisah menjadi 2 bagian mengeras sampai pada kemasan atau wadah menjadi
rusak
B. GU – Gunakan
Obat pada dasarnya merupakan bahan yang hanya dengan dosis tertentu, dan dengan
penggunaan yang tepat dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosa mecegah
penyakit,menyembuhkan atau memelihara kesehatan. Informasi penggunaan obat bagi
pasien dapat dikelompokkan diantaranya
a. INFOMASI UMUM CARA PENGGUNAAN OBAT
 Cara minum obat sesuai anjuran yang telah tertera pada etiket dan kemasan
 Waktu minum obat
 Aturan minum obat
 Minum obat sampai habis jika obat tersebut golongan antibiotika
 Penggunaan obat-obat bebas, atau obat bebas terbatas tidak boleh dikonsumsi
secara terus menerus
 Hentikan penggunaan obat jika tidak memberikan manfaat,atau menimbulkan hal
hal yang tidak diinginkan
 Hindarkan menggunakan obat yang lain walaupun gejala penyakit sama
b. INFORMASI KHUSUS CARA PENGGUNAAN OBAT
OBAT ORAL (penggunaan melalui mulut)
 Yang terbaik adalah minum obat dengan segelas air Ikuti petunjuk dari
profesi pelayan kesehatan (saat makan atau saat perut kosong)
 Obat untuk kerja diperlama (long acting) harus ditelan seluruhnya. Tidak
boleh dipecah atau dikunyah
 Sediaan cair, gunakan sendok obat atau alat lain yang telah diberi ukuran
untuk ketepatan dosis. Jangan gunakan sendok rumah tangga.
 Jika penderita sulit menelan sediaan obat yang dianjurkan oleh dokter
minta pilihan bentuk sediaan lain.

5
 Obat Tetes Mata dan Obat Salep Mata
 Mula-mula cucilah tangan anda
 Tengadahkanlah kepala,
 Tarik kelopak mata bagian bawah.
 Teteskan/oleskan obat dan perlahan-lahan tutup mata anda.
 Jangan berkedip. Biarkan mata tertutup selama 1 sampai 2 menit.
 Setelah menggunakan obat tetes mata atau obat salep mata, cucilah tangan
anda kembali untuk membersihkan sisa obat.
 Obat tetes mata dan obat salep mata yang telah terbuka dan dipakai jangan
disimpan lebih dari 30 hari untuk digunakan lagi, karena kemungkinan
sudah tidak bebas kuman atau rusak.
 Untuk menghindari infeksi, jangan gunakan obat tetes mata atau obat salep
mata pada lebih dari satu orang.
OBAT TETES HIDUNG
 Hidung dibersihkan dan kepala ditengadahkan bila penggunaan obat
dilakukan sambil berdiri dan duduk atau penderita cukup berbaring saja.
 Kemudian teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama beberapa
menit agar obat dapat tersebar di dalam hidung
 Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha 12
 Setelah digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan keringkan
dengan tissue bersih.
OBAT TETES TELINGA
Ujung alat penetes jangan menyentuh benda apapun termasuk telinga.
 Cuci tangan sebelum menggunakan obat tetes telinga.
 Bersihkan bagian luar telinga dengan ”cotton bud”.
 Jika sediaan berupa suspensi, sediaan harus dikocok terlebih dahulu.
 Penderita berbaring miring dengan telinga yang akan ditetesi obat menghadap
ke atas.

6
 Untuk membuat lubang telinga lurus sehingga mudah ditetesi maka bagi
penderita dewasa telinga ditarik ke atas dan ke belakang, sedangkan bagi
anak-anak telinga ditarik ke bawah dan ke belakang.
 Kemudian obat diteteskan dan biarkan selama 5 menit
 Bersihkan ujung penetes dengan tissue bersih.
.OBAT SEMPROT HIDUNG
 Hidung dibersihkan dan kepala tetap tegak. Kemudian obat disemprotkan ke
dalam lubang hidung sambil menarik napas dengan cepat.
 Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha
 Setelah digunakan, botol alat semprot dicuci dengan air hangat tetapi jangan
sampai air masuk ke dalam botol kemudian dikeringkan dengan tissue bersih.
OBAT SUPOSITORIA
 Mula-mula cucilah tangan anda,
 Buka bungkus alumunium foil dan lunakkan supositoria dengan air.
 Berbaringlah, kemudian supositoria didorong ke dalam anus dengan jari anda.
 Jika supositoria terlalu lunak untuk dimasukkan, dinginkan obat dalam lemari
pendingin selama 30 menit atau air dingin sebelum membuka bungkus
alumunium foil.
 Cuci tangan anda sesudah memasukkan supositoria.
OBAT KRIM/SALEP REKTAL
 Bersihkan dan keringkan daerah rektal (sekitar dubur) kemudian masukkan
salep atau krim secara perlahan ke dalam rektal melalui dubur.
 Cara lain adalah dengan menggunakan aplikator.
 Caranya adalah
 aplikator dihubungkan dengan wadah salep/krim yang sudah dibuka,
 kemudian dimasukkan ke dalam rektum dan sediaan ditekan sehingga
salep/krim keluar.
 Buka aplikator dan cuci bersih dengan air hangat dan sabun.

7
OBAT VAGINA
 Cuci tangan sebelum menggunakan obat dan gunakan aplikator sesuai dengan
petunjuk penggunaan dari industri penghasil sediaan.
 Jika penderita hamil, maka sebelum menggunakan obat sebaiknya
berkonsultasi terlebih dahulu dengan profesional perawatan kesehatan.
 Penderita berbaring dengan kedua kaki direnggangkan dan dengan
menggunakan aplikator obat dimasukkan ke dalam vagina sejauh mungkin
tanpa dipaksakan dan biarkan selama beberapa waktu.
C. SI – Simpan
Cara menyimpan obat secara umum (Depkes RI, 2008)
a. Jauhkan dari jangkauan anak anak
b. Simpan obat dalam kemasan asli dan wadah tertutup
c. Simpan obat di tempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung
d. Jangan tinggalkan obat di dalam mobil dalam waktu yang lama
e. Jangan simpan obat yang telah kadaluarsa
Cara menyimpan obat berdasarkan bentik sediaan
a. TABLET DAN KAPSUL
Disimpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk, terlindung dari cahaya,
jangan menyimpan tablet pada tempat panas dan lembab
b. SEDIAAN OBAT CAIR
Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari pendingin. Agar tidak beku
kecuali disebutkan dalam kemasan atau etiket.
c. SEDIAAN OBAT KRIM
Disimpan dalam wadah tertutup atau tube dengan suhu sejuk
d. SEDIAAN OBAT VAGINA DAN OVUOLA (suppositoria)
Sediaan ini disimpan dalam lemari es karena dalam suhu kamar akan mencair
e. SEDIAAN AEROSOL/SPRAY
Sediian dalam bentuk ini jangan disimpan pada suhu tinggi karena dapat
menimbulskn ledakan

8
Klasifikasi suhu penyimpanan obat berdasarkan ruangan penyimpanan obat (FI,1995)
a. DINGIN
Suhu dingin adalah suhu tidak lebih dari 8° C disimpan dalam lemari pendingin
b. SEJUK
Suhu sejuk adalah suhu diantara 8 °C sampai 15°C di dalam lemari pendingin
c. SUHU KAMAR
Suhu kamar adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu
yang diatur antara 15°C - 30°C
d. HANGAT
Disimpan pada suhu 30°C sampai 40°C
e. PANAS
Disimpan pada suhu lebih dari 40°C
D. BU – Buang
Menurut Depkes RI 2008, cara membuang obat sebagai berikut :
1. Hancurkan obat dan timbun di dalam tanah untuk obat-obat padat
(tablet,kapsul,suppositoria)
2. Untuk sediian cair (sirup,suspensi, dan emulsi) encerkan sediaan dan campur
dengan bahan yang tidak akan dimakan,seperti tanah, atau pasir, buang bersama
dengan sampah lain
3. Terlebih dahulu lepaskan etiket dan tutup botol kemudian dibuang di tempat
sampah, hal ini untuk menghindari penyalahgunaan bekas wadah obat
4. Untuk kemasan boks, dus, dan tube, terlebih dahulu digunting lalu dibuang

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perilaku DAGUSIBU Obat meliputi:

a. “DA” (Dapatkan) Obat


b. “GU” (Gunakan) Obat
c. “SI” (Simpan) Obat
d. “BU” (Buang) Obat

10

Anda mungkin juga menyukai