Anda di halaman 1dari 58

MODUL

KELAS IBU MENYUSUI


KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN 2017

Oleh :
Seksi Kesga Gizi

Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara


Jln. Mayjen Sutoyo 83
Tahun 2017
1
MODUL 1.
MENGAPA MENYUSUI PENTING

Pendahuluan
Menyusui adalah cara yang normal dan sehat untuk memberi makan bayi. Ini
adalah yang terbaik, dan ini bukanlah suatu tambahan: hanya inilah yang
diperlukan bayi. Seorang anak yang diberi makanan buatan, contohnya dengan
formula bayi atau susu sapi atau susu hewan lain, akan dirugikan.
Kita perlu mengetahui perbedaan antara ASI, susu hewan, dan susu formula,
serta bahaya pemberian makanan buatan.

Keuntungan menyusui
Keuntungan menyusui lebih dari sekedar keuntungan memberikan ASI kepada
bayi. Menyusui dapat menguntungkan seluruh keluarga, secara emosional
maupun ekonomi, dan melindungi kesehatan ibu dengan beberapa cara.
Keuntungan bayi yang memperoleh ASI adalah:
1. ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi dengan tepat;
2. ASI mudah dicerna dan digunakan secara efisien oleh tubuh bayi;
3. ASI melindungi bayi terhadap infeksi, yang sangat penting bagi bayi baru
lahir.
4. Memberikan keuntungan jangka panjang pada kesehatan, seperti mengurangi
risiko obesitas dan alergi.
Semua susu lainnya berbeda, dan tidak cukup baik untuk bayi manusia.
Keuntungan lain menyusui adalah:
1. Membantu ibu dan bayi mengembangkan hubungan yang erat dan penuh
kasih (bonding)
2. Membantu perkembangan bayi;
3. Dapat membantu menunda kehamilan baru;
4. Melindungi kesehatan ibu dengan berbagai cara:
Menyusui membantu rahim kembali ke ukuran semula.
Hal ini membantu mengurangi perdarahan, dan membantu mencegah
anemia;
Menyusui juga mengurangi resiko kanker ovarium, dan mungkin kanker
payudara, pada ibu, dan diabetes tipe 2.
5. Lebih murah dari susu formula, termasuk biaya kesehatan yang lebih
rendah;
6. Tidak menghasilkan bahan limbah, jadi lebih baik untuk lingkungan

Zat gizi dalam ASI dan susu hewan


Semua jenis susu mengandung lemak, zat gizi yang memberikan sekitar
setengah dari energi yang dibutuhkan bayi manusia atau bayi hewan; ketiganya
mengandung protein untuk pertumbuhan; dan ketiganya mengandung gula susu
khusus yakni laktosa, yang juga memberi energi. Pada beberapa komunitas,
susu ar hewan lain, seperti kambing, juga digunakan. Terdapat perbedaan susu
dari hewan yang berbeda pula, tapi secara umum yang disampaikan di sini
berlaku untuk semua hewan. Protein adalah zat gizi penting, dan Kita mungkin
berpikir bahwa lebih banyak protein pasti lebih baik. Akan tetapi, sapi dan hewan
lain tumbuh lebih cepat daripada manusia, maka mereka memerlukan susu
dengan konsentrasi protein lebih tinggi. Sulit bagi ginjal bayi yang belum
2
sempurna untuk membuang kelebihan sisa protein dari susu hewan. Susu
formula mungkin dibuat dari susu hewan, atau dari kacang kedelai, dan minyak
nabati. Jumlah protein pada susu formula sudah disesuaikan, jadi sudah lebih
mendekati ASI. Namun kualitasnya sangat berbeda, dan jauh dari sempurna
untuk bayi.
Untuk membuat formula agar mirip dengan ASI, maka gula harus ditambahkan.
ASI juga mengandung oligosakarida, yang merupakan rantai pendek dari
molekul gula. Zat ini memiliki fungsi anti infeksi yang penting.

Kualitas protein pada susu yang berbeda


Protein berbagai jenis susu berbeda kualitasnya, demikian juga kuantitasnya.
sebagian besar protein dalam susu sapi adalah kasein, yang di dalam perut bayi
membentuk gumpalan tebal dan sulit dicerna. ASI mengandung jenis kasein
yang berbeda. Pada ASI kandungan kaseinnya lebih sedikit, dan kasein tersebut
membentuk gumpalan yang lebih lembut dan mudah dicerna. Protein yang
mudah larut (soluble) atau protein whey juga berbeda. ASI mengandung alfa
laktalbumin, dan susu sapi mengandung beta laktoglobulin. Di ASI banyak
protein whey yang mengandung protein anti-infektif, seperti imunoglobulin A,
atau IgA, dan laktoferrin, yang membantu melindungi bayi terhadap infeksi.
Susu sapi dan formula tidak mengandung jenis protein anti-infektif yang
melindungi bayi. Bayi yang diberi susu sapi atau susu formula mungkin akan
mengalami intoleransi terhadap protein yang ada di dalamnya, seperti beta-
laktoglobulin. Mereka mungkin akan mengalami diare, sakit perut, ruam dan
gejala lainnya. Diare bisa menetap (persisten), yang dapat menyebabkan
malnutrisi. Bayi yang diberi makanan buatan juga lebih mungkin mengalami
alergi, yang dapat menyebabkan eksim dan asma. Bayi mungkin mengalami
intoleransi atau alergi setelah diberi sedikit saja susu formula pada hari-hari
pertama hidupnya.

Perbedaan lemak pada susu yang berbeda


Jumlah lemak pada susu sapi dan ASI hampir sama, tapi terdapat perbedaan
penting pada kualitas lemak di berbagai jenis susu yang berbeda. ASI
mengandung asam lemak esensial yang tak terdapat di dalam susu sapi. Asam
lemak esensial ini dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dan mata bayi, serta
kesehatan pembuluh darah. Asam lemak esensial terkadang ditambahkan ke
dalam susu formula, namun tidak pasti apakah tubuh bayi menggunakannya
seperti pada asam lemak esensial di ASI. ASI juga mengandung enzim lipase
yang membantu mencerna lemak. Enzim ini tidak terdapat di dalam susu hewan
atau susu formula. Jadi, lemak yang terdapat di dalam ASI dicerna lebih
sempurna dan digunakan lebih efisien oleh tubuh bayi ketimbang lemak yang
terdapat di dalam susu sapi atau susu formula. Tinja bayi yang diberi susu
formula lebih keras dan kental daripada bayi yang disusui. Hal ini sebagian
karena tinja bayi yang diberi susu formula mengandung lebih banyak makanan
dan lemak yang tak dapat dimanfaatkan oleh tubuh bayi.

Vitamin pada susu yang berbeda


ASI mengandung lebih banyak vitamin penting ketimbang susu sapi. ASI
mengandung banyak vitamin A dan C, jika terdapat dalam jumlah cukup di
dalam makanannya. ASI dapat mensuplai vitamin A sebanyak yang diperlukan
anak bahkan di tahun kedua usianya. Susu sapi banyak mengandung vitamin B.
Namun ia tidak mengandung vitamin A dan vitamin C sebanyak dalam ASI. Susu
formula memiliki vitamin yang cukup untuk kebutuhan bayi karena memang
sudah ditambahkan ke dalamnya.

3
Zat besi di dalam susu
Zat besi penting untuk mencegah anemia. Beberapa jenis susu sama-sama
mengandung zat besi dalam jumlah sangat sedikit (50-70 μg/100 ml, atau 0.5-
0.7 mg/l). Namun ada perbedaan yang penting.Hanya sekitar 10% zat besi pada
susu sapi yang terserap, namun sekitar 25-50% zat besi dari ASI terserap. Bayi
yang diberi susu sapi mungkin tidak mendapat cukup zat besi, dan mereka
sering menderita anemia. Bayi yang disusui eksklusif mendapatkan cukup zat
besi, dan mereka terhindar dari anemia kekurangan zat besi setidaknya sampai
usia 6 bulan, bahkan seringkali lebih lama dari itu.

Perlindungan terhadap infeksi


ASI bukan sekadar makanan untuk bayi. ASI ‘cairan hidup’, yang melindungi
bayi dari infeksi. Pada tahun pertama atau lebih kehidupan bayi, sistem
kekebalan bayi belum sepenuhnya berkembang, dan tidak bisa melawan infeksi
seperti halnya pada anak yang lebih besar atau orang dewasa. Maka bayi
memerlukan perlindungan dari ibunya. ASI mengandung sel-sel darah putih, dan
sejumlah faktor anti-infektif, yang membantu melindungi bayi dari infeksi. ASI
juga mengandung antibodi terhadap berbagai infeksi yang pernah dialami ibu
sebelumnya dan terhadap bakteri yang ada di lingkungannya. Perlindungan ini
sangat penting segera setelah bayi lahir dan sepanjang periode ini.
Saat ibu terinfeksi (1), sel-sel darah putih di dalam tubuhnya menjadi aktif, dan
menciptakan antibodi terhadap infeksi tersebut untuk melindunginya (2).
Sebagian sel-sel darah putih tersebut mengalir ke payudaranya dan membentuk
antibodi (3) yang kemudian dikeluarkan bersama ASI untuk melindungi bayinya
(4). Maka bayi sebaiknya tidak dipisahkan dari ibunya pada saat ibu terserang
infeksi, karena ASI akan melindungi bayinya terhadap infeksi tersebut. Susu
formula adalah ‘zat mati’, yang tidak mengandung sel-sel darah putih atau
antibodi, dan faktor-faktor anti-infeksi lainnya. Dengan demikian fungsi
perlindungannya terhadap infeksi sangat kecil.

Variasi komposisi dalam ASI


Komposisi ASI tak selalu sama. Komposisinya bervariasi menurut usia bayi, dan
bervariasi dari awal hingga akhir menyusui. Komposisinya juga bervariasi di
antara waktu menyusui, dan mungkin berbeda pada waktu yang berbeda hari
itu. Grafik ini menunjukkan beberapa variasi utama. Kolostrum adalah ASI
khusus yang ibu hasilkan pada beberapa hari pertama setelah persalinan.
Beberapa ibu mengeluarkan kolostrum sebelum melahirkan. Jumlahnya sedikit
dan kental, berwarna kekuningan atau jernih. Setelah 2-3 hari, payudar mulai
mengeluarkan ASI dalam jumlah yang lebih banyak, dan payudara terasa penuh,
keras dan berat. Sebagian orang menyebut kondisi ini ASI ‘keluar’. Awalnya ASI
ini disebut ‘ASI peralihan’, dan setelah 2 minggu disebut menjadi ASI matang.
ASI juga selalu berubah dari awal ke akhir dalam satu kegiatan penyusuan. ASI
yang keluar pertama kali disebut ASI awal. ASI yang keluar belakangan disebut
ASI akhir.

Rupa dari kolostrum, ASI awal, dan ASI Akhir


ASI awal dihasilkan dalam jumlah yang lebih banyak daripada ASI akhir,
mengandung banyak protein, laktosa, dan zat-zat gizi lainnya, serta air yang
banyak. Karena memperoleh ASI awal dalam jumlah banyak, maka semua
kebutuhan airnya terpenuhi, sekalipun tinggal di daerah beriklim panas. Bayi
tidak perlu lagi diberi air tambahan sebelum berusia 6 bulan. Jika rasa haus bayi
dipuaskan dengan air tambahan, maka mereka akan menyusu lebih sedikit, dan
mendapatkan lebih sedikit energi, protein, dan zat gizi lain. ASI akhir dihasilkan
dalam jumlah yang lebih sedikit, tapi lemak yang dikandungnya akan memberi
4
banyak energi. Karena itu penting sekali untuk tidak menghentikan bayi yang
sedang menyusu terlalu cepat. Dia sebaiknya dibiarkan melanjutkan sampai
mendapatkan semua yang dia butuhkan, dan melepaskan sendiri dari payudara,
sehingga ia mendapat ASI akhir yang kaya lemak. Kadang ibu kuatir ASInya
’terlalu encer’. Ini karena mereka melihat ASI awal. Minta mereka untuk melihat
ASI yang keluar di akhir satu proses menyusui. Jelaskan
bahwa penting sekali bagi bayi untuk memperoleh ASI awal dan ASI akhir, demi
mendapatkan ‘makanan’ yang lengkap dan seluruh air, energi dan zat gizi yang
ia butuhkan.

Kolostrum
Kolostrum lebih banyak mengandung antibodi dan protein anti-infektif lainnya
dibanding ASI matang. Kolostrum lebih banyak mengandung sel-sel darah putih
dibanding ASI matang. Protein anti-infektif dan sel-sel darah putih merupakan
imunisasi pertama terhadap penyakit yang dihadapi bayi setelah dilahirkan.
Kolostrum membantu mencegah infeksi bakteri berbahaya yang dapat
menyebabkan sepsis dan kematian. Bayi yang segera menyusu setelah
persalinan, dan tidak diberikan makanan lain, lebih kecil resiko kematiannya jika
dibanding bayi yang menyusu pertamanya ditunda, atau mendapat asupan lain.
Kolostrum memiliki efek pencahar ringan, yang membantu membersihkan usus
bayi dari mekonium (tinja pertama bayi yang berwarna kehitaman). Pembersihan
ini membersihkan pula bilirubin dari usus, dan membantu mencegah bayi kuning
(jaundice). Kolostrum mengandung faktor pertumbuhan, yang membantu
perkembangan usus bayi yang belum matang. Ini membantu mencegah bayi
mengalami infeksi, alergi dan intoleransi terhadap makanan lain. Kolostrum lebih
kaya vitamin daripada ASI matang - khususnya vitamin A. Vitamin A membantu
mengurangi tingkat keparahan infeksi yang mungkin dialami bayi. Karena itu
sangat penting bagi bayi untuk memperoleh kolostrum sebagai makanan
pertamanya. Kolostrum sudah tersedia dalam payudara ketika bayi dilahirkan.
Hanya inilah yang diperlukan kebanyakan bayi sebelum ASI peralihan keluar.
Bayi sebaiknya tidak diberi minuman atau makanan apapun sebelum mereka
mulai mulai menyusu.

Keuntungan psikologis menyusui


Menyusui memberi keuntungan psikologis yang penting untuk ibu dan bayinya.
Menyusui membantu ibu dan bayi membentuk hubungan yang erat dan penuh
kasih, yang membuat ibu merasa sangat puas secara emosional. Kontak kulit
antara ibu dan bayi segera setelah persalinan membantu mengembangkan
hubungan tersebut. Proses ini disebut bonding. Bayi jarang menangis, dan
mereka mungkin akan berkembang lebih cepat, jika selalu dekat dengan ibunya
dan disusui segera setelah persalinan. Para ibu yang menyusui merespon
bayinya dengan cara yang lebih penuh kasih sayang. Mereka jarang mengeluh
tentang kebutuhan bayi untuk diperhatikan dan untuk menyusu di malam hari.
Lebih kecil kemungkinan mereka mengabaikan atau menyakiti bayi mereka.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui bisa membantu anak
berkembang secara intelektual. Bayi berat badan-lahir-rendah yang diberi ASI
pada minggu-minggu pertama menunjukkan hasil yang lebih baik dalam tes
kecerdasan di akhir masa kanak-kanaknya, dibanding anak-anak yang diberi
susu formula. Penelitian yang baru juga menunjukkan bahwa anak-anak yang
disusui memiliki permasalahan dengan perilaku dalam jumlah yang lebih sedikit.

Perlindungan terhadap diare


Hasil penelitian di Filipina menunjukkan bayi yang diberi susu formula, dan tidak
mendapat ASI sama sekali ini 17 kali lebih besar kemungkinannya untuk terkena
5
diare dibanding bayi yang hanya diberi ASI. Beberapa bayi disusui dan diberi
susu formula, yang dalam hal ini merupakan ‘tambahan bergizi’. Pemberian
makan seperti ini dinamakan menyusui parsial. Bayi yang disusui secara parsial
lebih besar kemungkinannya terkena diare dibanding bayi yang disusui secara
eksklusif, namun lebih kecil kemungkinannya dibanding bayi yang sama sekali
tidak mendapatkan ASI.
Ada pula bayi yang selain disusui juga mendapat cairan lain yang tidak bergizi
seperti air teh. Bayi tersebut disusui secara predominan. Bayi ini lebih besar
kemungkinannya terkena diare dibanding bayi yang disusui secara eksklusif,
namun lebih kecil kemungkinannya daripada bayi yang disusui secara parsial
atau yang diberi susu formula. Bayi yang diberi susu formula lebih sering kena
diare sebagian karena susu formula kekurangan faktor-faktor anti-infektif, dan
sebagian lagi karena susu formula sering terkontaminasi bakteri berbahaya.
Sedangkan ASI tidak terkontaminasi.

Perlindungan terhadap infeksi saluran pernapasan


Menyusui juga melindungi bayi terhadap infeksi saluran pernapasan. Sebuah
penelitian yang dilakukan terhadap bayi berumur 8 hari - 12 bulan di Brazil.
Dalam penelitian ini, bayi yang diberi susu formula 3-4 kali lebih besar
kemungkinannya untuk meninggal karena pneumonia dibanding bayi yang
disusui secara eksklusif. Bayi yang disusui secara parsial berada di antaranya.
Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa menyusui juga melindungi bayi
terhadap infeksi lain, seperti infeksi telinga dan meningitis.

ASI di tahun kedua


Selama 6 bulan pertama kehidupannya, pemberian ASI Eksklusif dapat
memberikan semua zat gizi dan air yang diperlukan bayi normal yang lahir cukup
bulan. Setelah usia 6 bulan, ASI saja tak lagi mencukupi. Setelah usia 6 bulan,
semua bayi sebaiknya menerima makanan lain, yang disebut makanan
pendamping ASI, sebagai tambahan. Makanan pendamping dapat diberikan
dengan cangkir atau
cangkir dan sendok, dan pemberian dengan botol tak diperlukan. Sampai 6 bulan
ASI saja sudah mencukupi seluruh kebutuhan, tapi setelah 6 bulan terdapat
kekosongan energi yang harus diisi oleh makanan pendamping. Jumlah makanan
yang dibutuhkan untuk menutupi kekosongan akan meningkat seiring
berambahnya usia anak, dan seiring menurunnya asupan ASI. Energi yang
diperlukan sebagai tambahan ASI untuk bayi usia 6-8 bulan sekitar 200 kcal,
usia 9-11 bulan 300 kcal, dan 550 kcal untuk anak usia 12-23 bulan. Akan
tetapi, ASI tetap menjadi sumber energi penting, dan bisa menyediakan
setengah dari kebutuhan anak usia 6-12 bulan, serta sepertiga dari kebutuhan
selama tahun kedua usia anak. ASI juga menyediakan protein dan vitamin
berkualitas tinggi, sekitar lebih dari sepertiga kebutuhan anak di tahun kedua
usianya, bahkan lebih. Sumber gizi ini mungkin sulit didapat dari makanan
keluarga. Dengan melanjutkan pemberian ASI hingga 2 tahun, dapat mencegah
anak dari kekurangan gizi, terutama pada anak yang berisiko tinggi.

Bahaya pemberian susu formula


1. Susu formula mungkin mengganggu bonding. Ibu dan bayi mungkin tidak
dapat mengembangkan hubungan yang erat dan penuh kasih.
2. Bayi yang diberi susu formula lebih besar kemungkinannya untuk menderita
diare, infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga dan infeksi lain.
3. Diare mungkin jadi persisten atau menetap.
4. Bayi mungkin mendapatkan susu terlalu sedikit dan bisa mengalami
malnutrisi, karena ia terlalu jarang mendapatkan susu, atau karena susunya
6
terlalu encer. Dia lebih besar kemungkinannya untuk menderita kekurangan
vitamin A.
5. Bayi yang diberi susu formula lebih besar kemungkinannya untuk meninggal
karena infeksi daripada bayi yang disusui, terutama di bulan pertama
kehidupan.
6. Bayi lebih mungkin mengalami kondisi alergik seperti eksim dan
kemungkinan asma.
7. Bayi mungkin menjadi intoleran terhadap susu hewan, sehingga susu hewan
tersebut menyebabkan diare, ruam dan gejala lainnya.
8. Risiko beberapa penyakit kronis pada anak, seperti misalnya diabetes,
meningkat.
9. Bayi mungkin terlalu banyak minum susu formula, dan jadi kegemukan.
10. Perkembangan mental bayi mungkin tidak begitu baik, dan mungkin nilainya
lebih rendah dalam tes kecerdasan.
11. lbu yang tidak menyusui lebih besar kemungkinannya untuk hamil lagi lebih
cepat.
12. lbu yang tidak menyusui lebih besar kemungkinannya untuk mengalami
anemia usai persalinan. Juga lebih besar kemungkinannya untuk terkena
kanker rahim dan kanker payudara, dan diabetes tipe 2.
Jadi susu formula berbahaya bagi anak dan ibu. Menyusui merupakan hal
mendasar bagi kesehatan dan kelangsungan hidup anak, serta penting bagi
kesehatan kaum wanita.

____________________________________________________________
ISTILAH-ISTILAH UNTUK PEMBERIAN MAKAN BAYI

Menyusui eksklusif:
Menyusui eksklusif berarti tidak memberi bayi makanan atau minuman lain,
termasuk air putih, di samping menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin atau
mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan).

Menyusui predominan:
Menyusui predominan berarti menyusui bayi, tapi juga memberi sedikit air atau
minuman berbasis-air – misalnya teh.

Menyusui penuh:
Menyusui penuh berarti menyusui eksklusif atau predominan.

Pemberian minum dengan botol:


Pemberian minum dengan botol berarti memberi minum bayi dari botol, apa pun
isi botol, termasuk ASI perah.

Pemberian susu formula:


Pemberian susu formula berarti memberi minum bayi dengan susu formula, susu
hewan, atau minuman atau makanan lain seperti bubur sereal encer, dan sama
sekali tak menyusu.

Menyusui parsial:
Menyusui parsial atau campur berarti menyusui bayi, ditambah makanan buatan,
baik itu susu formula, bubur, atau makanan lainnya.

Pengenalan makanan pendamping:


Artinya memberikan bayi makanan padan semi-padat, atau lunak yang dimulai
pada usia 6 bulan.
7
_____________________________________________________________
REKOMENDASI
Mulai menyusu dalam 1 jam setelah persalinan
Susui secara eksklusif sampai usia 6 bulan
Berikan makanan pendamping pada semua anak setelah usia 6 bulan
Teruskan menyusui sampai usia 2 tahun atau lebih

8
MODUL 2.
CARA KERJA MENYUSUI

Pendahuluan

Agar dapat membantu ibu menyusui, kita perlu memahami cara kerja
menyusui. kita tidak dapat mempelajari satu cara konseling untuk setiap situasi,
atau untuk setiap kesulitan. Tapi bila Kita memahami cara kerja menyusui, akan
dapat menentukan apa yang terjadi dan membantu setiap ibu memutuskan yang
terbaik baginya

Gambar Anatomi Payudara

Pertama, perhatikanlah puting dan kulit berwarna gelap di sekelilingnya


yang disebut areola. Pada areola ada kelenjar-kelenjar kecil yang disebut
kelenjar Montgomery, yang mengeluarkan cairan berminyak untuk menjaga
kulit tetap sehat.
Di dalam payudara terdapat alveoli, yang berbentuk kantong-kantong
sangat kecil dari sel-sel pembuat ASI. Ada jutaan alveoli – gambar ini hanya
menunjukkan beberapa. Kotak ini menunjukkan tiga alveoli yang diperbesar.
Hormon prolaktin membuat sel-sel alveoli tersebut memproduksi ASI
Di sekeliling alveoli terdapat sel-sel otot, yang berkontraksi dan memerah
ASI keluar. Hormon oksitosin membuat sel-sel otot tersebut berkontraksi.
Pembuluh-pembuluh kecil, atau duktus, mengalirkan ASI keluar dari alveoli.
Duktus bergabung membentuk 7-10 duktus yang melebar yang mengarah dan
melalui puting
Alveoli dan duktus ini dikelilingi jaringan penyangga dan lemak. Lemak
inilah, serta jaringan lainnya, yang memberi payudara bentuk, dan menciptakan
9
sebagian besar perbedaan di antara payudara besar dan kecil. Payudara besar
maupun payudara kecil memiliki jaringan kelenjar dalam jumlah yang sama,
sehingga keduanya mampu menghasilkan banyak ASI.

HORMON PROLAKTIN

Hormon prolaktin penting untuk mengawali produksi ASI setelah


melahirkan; dan mempertahankan atau meneruskan produksi ASI. Kadar
Prolaktin tinggi saat kehamilan tapi alveoli tidak dapat mensekresi ASI saat itu,
karena di hambat oleh hormon progesteron. Setelah melahirkan kadar
progesteron menurun dan prolaktin dapat mulai bekerja. Ini membuat produksi
ASI meningkat setelah melahirkan. 2-3 hari pasca persalinan seorang ibu
mengatakan bahwa payudaranya terasa penuh dan kita katakan “ASInya telah
keluar”. Sebelum ASI keluar payudara telah memproduksi ASI yang disebut
Colostrum dengan jumlah yang sedikit. Namun itu yang bayi perlukan segera
setelah bayi lahir
Ketika bayi menyusu pada satu payudara, rangsangan sensorik dari puting
payudara tersebut dikirim ke otak. Sebagai jawabannya, bagian depan (anterior)
kelenjar pituitari di dasar otak mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke
dalam darah menuju payudara, dan menyebabkan sel-sel pembuat ASI
memproduksi ASI
Sebagian besar hormon prolaktin berada di dalam darah selama kurang
lebih 45 menit setelah penyusuan – jadi hormon ini membuat payudara
memproduksi ASI untuk penyusuan BERIKUTNYA. Untuk penyusuan saat ini, bayi
mengambil ASI yang sudah tersedia di dalam payudara. Yang disimpan dalam
alveoli dan duktus yang kecil
Jika bayi tidak cukup menyusu maka kadar prolaktin menurun dan
payudara kurang memproduksi ASI. Ini sangat penting pada bulan pertama dan
kedua setelah melahirkan saat produksi ASI sedang menyesuaikan dengan
kebutuhan bayi.
Kebanyakan wanita dapat menghasilkan ASI lebih dari yang dibutuhkan
bayi mereka. Bila seorang ibu mempunyai dua bayi, dan keduanya menyusu,
10
payudaranya akan membuat ASI untuk dua bayi. Sebagian besar ibu dapat
menghasilkan ASI yang cukup setidaknya untuk dua bayi
Beberapa hal khusus yang perlu diingat tentang hormon prolaktin adalah:

 Hormon prolaktin lebih banyak diproduksi di malam hari; karena itu


menyusui terutama di malam hari membantu menjaga pasokan ASI.
 Prolaktin membuat ibu merasa nyaman, dan kadang mengantuk; karena
itu ibu biasanya beristirahat dengan baik meski ia menyusui di malam
hari.
 Hormon yang berkaitan dengan prolaktin menekan ovulasi; karena itu
menyusui dapat membantu menunda kehamilan baru. Menyusui di malam
hari sangat penting untuk penundaan kehamilan baru.

HORMON OKSITOSIN
Ketika bayi menyusu, rangsangan sensorik dari puting dikirim ke otak.
Sebagai jawabannya, bagian belakang kelenjar pituitari di dasar otak
mengeluarkan hormon oksitosin. Oksitosin masuk ke dalam darah menuju
payudara, dan merangsang sel-sel otot di sekeliling alveoli berkontraksi.
Kontraksi ini membuat ASI yang telah terkumpul di dalam alveoli mengalir
sepanjang duktus menuju ke puting. Inilah refleks oksitosin, atau refleks
pengaliran ASI. Saat reflex itu bekerja, duktus (saluran) yang lebih besar
dibawah areola terisi ASI dan membesarkan bentuknya. Kadang ASI mengalir
keluar. Oksitosin perlu untuk membantu bayi mendapat ASI.
Oksitosin dihasilkan lebih cepat daripada prolaktin. Hormon ini membuat
ASI mengalir untuk minum SAAT INI. Oksitosin dapat mulai bekerja sebelum
bayi menyusu, ketika ibu berharap/ingin menyusu. Butir penting lainnya
mengenai oksitosin adalah bahwa oksitosin membuat rahim ibu berkontraksi
sesudah persalinan. Kontraksi ini membantu
mengurangi perdarahan, namun kadang menyebabkan nyeri rahim dan
keluarnya darah selama menyusui pada beberapa hari pertama. Nyerinya bisa
sangat hebat. Oksitosin kadang disebut „hormon cinta‟ karena ia membuat
seorang ibu merasa cinta kepada bayinya dan tenang. Pengaruh ini penting
untuk bonding dengan bayi dan memiliki rasa keibuan. Ibu yang memberikan
botol kepada bayinya mungkin tidak memiliki perasaan yang sama
Refleks oksitosin dengan mudahnya dipengaruhi oleh pikiran, perasaan
dan sensasi ibu. Perasaan yang positif, misalnya perasaan senang dan puas
terhadap bayinya, atau memikirkan bayinya dengan penuh kasih, dan merasa
percaya diri bahwa ASI-nya adalah yang terbaik untuk bayinya, dapat membantu
11
refleks oksitosin bekerja dan ASInya mengalir. Sensasi-sensasi seperti
menyentuh atau menatap bayinya, atau mendengar bayinya menangis, juga
dapat membantu refleks. Sebaliknya perasaan negatif, misalnya kesakitan,
cemas, marah atau khawatir bahwa ia tidak punya cukup ASI, dapat
menghambat refleks oksitosin dan menghentikan ASI mengalir. Stress akut pada
keadaan darurat dapat menghambat reflex. Itu terlihat seperti produksi ASI telah
berhenti.
Bagaimanapun, saat ini payudara sedang produksi ASI namun ASInya
tidak mengalir keluar, dan sulit untuk diperoleh bayi. Untungnya efek ini
biasanya sementara dan akan membaik. Ibu membutuhkan dukungan dan
kenyamanan untuk membantunya merasa lebih tenang. Jika bayinya terus
menyusu maka ASInya akan mengalir kembali.
Refleks oksitosin membantu kita memahami dua butir penting tentang
perawatan ibu dan bayi:
 Seorang ibu perlu berada dekat bayinya sepanjang waktu, sehingga ia
dapat melihat, menyentuh dan meresponnya. lni membantu tubuhnya
menyiapkan diri untuk menyusui, dan membantu ASI-nya mengalir. Bila
ibu terpisah dari bayinya di antara waktu menyusui, refleks oksitosin
mungkin tidak terlalu mudah bekerja.
 Kita perlu mengingat perasaan seorang ibu kapan pun berbicara
dengannya. Penting sekali membuatnya merasa baik-baik saja dan
membangun kepercayaan dirinya, untuk membantu ASI-nya mengalir
dengan lancar. Hindari mengatakan sesuatu yang membuatnya kuatir atau
meragukan pasokan ASI-nya.
Tanda-tanda Refleks Oksitosin
 lbu sering menyadari refleks oksitosin mereka karena tanda-tanda
dibawah ini. Kita mungkin akan perhatikan beberapa tanda tersebut di
atas ketika mengamati ibu dan bayi, atau dapat ditanyakan kepada ibu
apakah ia memperhatikan tanda-tanda tersebut.
 Bila ada satu atau lebih tanda atau sensasi di atas, maka ibu bisa
memastikan bahwa refleks oksitosinnya aktif, dan ASI-nya sedang
mengalir. Akan tetapi, meskipun refleksnya sedang aktif, mungkin saja ibu
tidak merasakan sensasi-sensasi di atas, dan tanda-tandanya mungkin
tidak jelas.

TANDA DAN SENSASI REFLEKS OKSITOSIN AKTIF


Sensasi diperas atau gelenyar di dalam payudara sesaat sebelum atau selama ia
menyusui bayinya.
 ASI mengalir dari payudaranya saat ia memikirkan bayinya, atau
mendengar bayinya menangis.
 ASI menetes pada payudaranya yang lain, ketika bayinya menyusu.
 ASI mengalir dari payudaranya dalam semburan yang halus, jika bayi
melepaskan payudara selama menyusu.
 Adanya nyeri yang berasal dari kontraksi rahim, kadang diiringi keluarnya
darah,selama menyusui di minggu pertama. Ini kadang disebut sakit
setelah bersalin dan mungkin cukup kuat
 lsapan yang lambat dalam dan tegukan oleh bayi, menunjukkan ASI
mengalir ke dalam mulutnya.
 Haus

12
ZAT INHIBITOR

Bila payudara
penuh sekresi ASI
akan berhenti

Produksi ASI juga dikendalikan di dalam payudara itu sendiri. Mungkin


akan timbul pertanyaan mengapa kadang-kadang satu payudara berhenti
menghasilkan ASI, sementara payudara satunya terus menghasilkan ASI –
meskipun oksitosin dan prolaktin sama-sama mengalir ke kedua payudara. Slide
3/5 menunjukkan penyebabnya.
Ada suatu zat di dalam ASI yang dapat mengurangi atau mencegah
(inhibit) produksi ASI. Bila ada banyak ASI tertinggal di dalam satu payudara,
zat pencegah atau inhibitor tersebut menghentikan sel-sel pembuat ASI agar
tidak membuat lagi. Penghentian ini membantu melindungi payudara yang di
dalamnya masih tertinggal banyak ASI tersebut dari bahaya efek kepenuhan. Hal
ini jelas diperlukan bila bayi meninggal atau berhenti menyusu untuk alasan
lainnya. Bila ASI dikeluarkan, lewat menyusui atau diperah, inhibitor juga turut
dikeluarkan. Payudara tersebut membuat ASI lagi.
Penjelasan di atas membantu kita memahami mengapa:
 Bila bayi berhenti menyusu dari satu payudara, payudara tersebut
berhenti menghasilkan ASI.
 Bila bayi lebih banyak menyusu pada satu payudara, payudara tersebut
menghasilkan lebih banyak ASI dan ukurannya menjadi lebih besar
dibanding payudara yang satunya.
Penjelasan di atas juga membantu kita memahami mengapa:
 Agar satu payudara terus menghasilkan ASI, maka ASI yang ada di
dalamnya harus dikeluarkan.
 Bila bayi tidak dapat menyusu dari salah satu atau kedua payudara, ASI
harus dikeluarkan dengan cara diperah untuk memungkinkan produksi
ASI berlanjut.
Kontrol lokal dari produksi ASi ini penting khususnya setelah beberapa minggu
awal kelahiran ketika kadar prolaktin menurun
Butir kunci: Agar ibu menghasilkan cukup ASI, bayinya harus cukup sering
menyusu, dan mengeluarkan ASI. Payudaranya akan merespon dan
memproduksi ASI sebanyak yang bayi hisap
Kadang orang mengatakan bahwa untuk membuat ibu menghasilkan ASI lebih
banyak, kita harus memberinya lebih banyak makanan, atau lebih banyak
minuman, banyak istirahat, memberinya obat.
Penting sekali bagi ibu untuk cukup makan dan minum, tapi semua itu tidak
membantunya menghasilkan ASI jika bayinya tidak menyusu.

13
Pelekatan pada payudara

Perhatikan hal-hal berikut:


 Bayi memasukkan banyak areola dan jaringan di bawahnya ke dalam
mulutnya.
 Duktus yang lebih besar termasuk di dalam jaringan-jaringan di bawah
areola tersebut.
 Bayi menarik jaringan payudara untuk membentuk 'dot panjang'.
 Puting hanya membentuk sekitar sepertiga dari 'dot' tersebut.
 Bayi menyusu pada payudara, bukan putingnya.
Perhatikan posisi lidah bayi:
Lidah bayi maju, melewati gusi bawah, dan berada di bawah duktus. Lidahnya
sebenarnya melikuk mengelilingi „dot‟ jaringan payudara. Kita tidak dapat
melihatnya dalam gambar ini, namun kita mungkin melihatnya saat mengamati
bayi.

Bila bayi memasukkan payudara ke dalam mulutnya dengan cara seperti ini, ia
dapat menyusu dengan cara yang efektif. Kita mengatakan bahwa dia melekat
dengan baik pada payudara.
Tanda panah ini menunjukkan gerakan yang terjadi di sepanjang lidah bayi dari
depan ke belakang. Gerakan ini menekan „dot‟ jaringan payudara ke langit-
langit keras bayi. Tekanan ini memerah ASI keluar dari duktus yang lebih besar
ke dalam mulut bayi, di mana bayi akan menelannya.
Jadi bayi tidak dengan mudah mengeluarkan ASI keluar dari payudara, seperti
minum dengan sedotan. Melainkan:
 Ia menggunakan isapan (“suction”) untuk menarik jaringan payudara
untuk membentuk dot, dan untuk menahan jaringan payudara di dalam
mulutnya.
 Refleks oksitosin menyebabkan ASI mengalir dan mengisi duktus duktus
langsung dibawah areola.
 Gerakan lidahnya memerah ASI dari duktus ke dalam mulutnya.
Bila bayi melekat dengan baik, ia mengeluarkan ASI dengan mudah, dan ini
disebut ‘menyusu yang efektif’. Kita dapat sering melihat dan mendengar
seorang bayi menelan ASI ketika ia menyusu dengan efektif.
Berguna juga untuk dipahami bahwa saat bayi menyusu dengan cara ini, mulut
dan lidahnya tidak menggesek kulit payudara dan puting.

14
Perbedaan paling penting yang perlu dilihat pada gambar 2 adalah:
 Hanya puting yang ada di dalam mulut si bayi, jaringan payudara di
bawah areola tidak.
 duktus yang lebih besar berada di luar mulut bayi, sehingga lidah bayi
tidak dapat mencapainya.
 Lidah bayi ada di bagian belakang mulutnya, dan tidak menekan duktus
besar

Bayi dalam gambar 2 tidak melekat dengan baik. Ia sedang „mengisap puting‟.
Dan tidak dapat menyusu dengan efektif

Pelekatan - tampak luar

Pada gambar 1:
 Kita dapat melihat areola atas tampak lebih banyak di atas mulutnya
daripada dibawah mulutnya.
 Mulutnya terbuka lebar.
 Bibir bawahnya berputar ke luar.
 Dagu bayi menyentuh payudara

Inilah beberapa tanda yang dapat terlihat dari luar, yang menunjukkan bahwa
bayi melekat dengan baik pada payudara.
Pada gambar 2:
 Terlihat areola di atas lebih sedikit dibandingkan di bawah
 Mulutnya tidak terbuka lebar, dan mengerucut ke depan.
 Bibir bawahnya tidak mberputar keluar.
 Dagu bayi tidak menyentuh payudara.

15
Inilah tanda-tanda yang dapat terlihat dari luar yang menunjukkan bahwa bayi
tidak melekat dengan baik.
Butir penting: Namun, lebarnya areola yang terlihat bukanlah tanda yang bisa
dipercaya untuk pelekatan yang tidak baik. Beberapa ibu memiliki areola yang
sangat lebar, dan akan terlihat banyak areola tersisa sekali pun bayi melekat
dengan baik. Lebih bisa dipercaya jika membandingkan berapa banyak areola
yang dilihat di atas dan di bawah mulut bayi
Akibat pelekatan yang tidak baik
Bayi itu mungkin menyebabkan nyeri dan kerusakan pada puting
 Bila bayi tidak melekat dengan baik, dan „mengisap puting‟, maka ibunya
kesakitan. Pelekatan yang tidak baik merupakan penyebab yang paling
penting terjadinya puting lecet.
 Saat bayi mengisap kuat untuk memperoleh ASI, ia menarik puting masuk
dan keluar. Ini menyebabkan kulit puting tergesek oleh mulutnya. Bila
bayi terus mengisap dengan cara ini, ia bisa merusak kulit puting, dan
menyebabkan retakan.(fisura).
 Isapan pada puncak puting dapat menyebabkan retakan membelah
puncak puting. Menggosok kulit di dasar puting dapat menyebabkan
retakan di sekeliling dasar puting.

Bayi itu tidak mengeluarkan ASI secara efektif.


Jika bayi tidak melekat dengan baik, ia tidak mengeluarkan ASI secara efektif.
Cara dia menyusu ini disebut menyusu yang tidak efektif.
Berikut ini akibatnya:
 Kedua payudara ibunya mungkin menjadi bengkak.
 Bayi itu mungkin tidak puas, karena ASI mengalir dengan lambat. Ia
mungkin sering menangis, dan ingin sering menyusu, atau mengisap lama
sekali tiap kali menyusu.
 Bayi itu mungkin tidak mendapat cukup ASI.
Ia mungkin sangat frustasi sehingga menolak menyusu sama sekali.
 Ia mungkin gagal menambah berat badan.

Bila refleks oksitosinnya bekerja dengan baik, bayi mungkin mendapatkan


cukup ASI setidaknya untuk beberapa minggu, dengan jalan menyusu lebih
sering. Tapi ini bisa melelahkan ibunya.
Payudara mungkin menghasilkan ASI lebih sedikit, karena tidak dikosongkan.
Jadi pelekatan yang tidak baik dapat membuat seorang ibu TAMPAK seolah-olah
tidak menghasilkan cukup ASI. Dengan kata lain ibu kelihatannya memiliki
pasokan ASI yang buruk. Kemudian, bila situasi ini berlanjut, payudaranya
mungkin benar-benar menghasilkan ASI lebih sedikit. Dalam salah satu situasi,
akibatnya bisa saja pertambahan berat badan bayinya tidak memuaskan atau
kegagalan menyusui.

Penyebab pelekatan yang tidak baik


Penggunaan botol.
Bila bayi minum dari botol sebelum kegiatan menyusu dimantapkan, ia mungkin
mengalami kesulitan menyusu secara efektif. Beberapa bayi yang mulai minum
dari botol beberapa minggu setelah persalinan juga mungkin mulai menyusu
secara tidak efektif. Bantuan trampil dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini.
Menyusu pada empeng pada beberapa minggu awal dapat bertentangan dengan
menyusui.

16
Ibu tidak berpengalaman
Jika ibu belum pernah memiliki bayi sebelumnya, atau jika dulu ia memberi
bayinya botol, atau mengalami kesulitan dalam menyusui bayi yang sebelumnya,
maka mungkin sekarang ia kesulitan mengupayakan bayinya melekat dengan
baik ke payudaranya. Beberapa ibu kadang tergesa gesa atau tidak sabar
menunggu bayinya melekat dengan baik
Kesulitan fungsional
Beberapa kondisi dapat mempersulit bayi melekat dengan baik pada payudara.
Misalnya:
 Bila terlambat memulai proses menyusu. Misalnya jika ibu dan bayi
dipisahkan dan tidak kontak kulit ke kulit dalam 1 jam setelah lahir
 Bila bayi sangat kecil atau lemah;
 Bila puting ibu dan jaringan di bawahnya tidak bisa memanjang dengan
baik (kesulitan meregang untuk membentuk „dot‟ )
 Bila payudaranya bengkak;

Para ibu dan bayinya dapat menyusu dalam semua situasi di atas, tapi mereka
mungkin memerlukan bantuan yang lebih cekatan lagi agar berhasil.
Kurang bantuan yang terampil.
Penyebab yang amat penting terjadinya pelekatan yang tidak baik adalah
kurangnya bantuan dan dukungan yang terampil
Ada beberapa ibu yang terkucil, dan kekurangan dukungan dari
komunitasnya. Mereka mungkin kekurangan bantuan dari para wanita
berpengalaman misalnya ibu mereka sendiri; atau dari pembantu persalinan
tradisional (dukun beranak), yang seringkali sangat terampil membantu kegiatan
menyusui
Para wanita di lingkungan budaya „pemberian susu dengan botol‟ mungkin
tidak terbiasa dengan cara-cara ibu menyusui memegang dan menyusui bayinya.
Mereka mungkin bahkan belum pernah menyaksikan bayi menyusu.
Petugas kesehatan yang mengurus para ibu dan bayinya, misalnya dokter dan
bidan, mungkin belum dilatih untuk membantu ibu menyusui. Mereka yang
sudah dilatih mungkin tidak memiliki waktu yang cukup untuk memberikan
bantuan yang dibutuhkan ibu.

REFLEK – REFLEK BAYI

Ketika ada sesuatu menyentuh bibir atau pipinya, bayi akan membuka mulut dan
mungkin menggerakkan kepala untuk menemukannya. Ia menjulurkan lidahnya
ke bawah dan ke depan. Inilah refleks mencari puting. Normalnya payudaralah
yang bayi cari.
Ketika ada sesuatu menyentuh langit-langit mulutnya, bayi mulai mengisapnya,
dan ketika mulutnya terisi ASI, dia akan menelannya.
Bayi dilahirkn dengan banyak reflex, termasuk memasukkan jari-jarinya
kemulutnya dan memijat payudara ibunya dengan tangannya
Seorang bayi juga merangkak ketika diletakkan diperut atau dada ibu yang akan
membantu ia menggapai payudara dan menyusu.
Seorang ibu juga memiliki instinct untuk memeluk bayinya di payudara. Jika ia
memeluk dekat pada payudara dan menghadap kearahnya, ini merangsang
reflex bayi pada bayi yang akan membantu bayi untuk melekat dengan baik pada
payudara
Banyak ibu dan bayi melakukan hal tersebut dengan mudah dan alami.
Kebanyakan bayi yang sehat dapat melekat sendiri ke payudara sesuai
instictnya. Ibu dan bayi harus selalu nyaman, berada dalam lingkungan yang

17
mendukung yang akan membantu bekerjanya reflex tersebut. Ibu perlu belajar
untuk bisa menghindari posisi yang tidak nyaman dan cara menggendong bayi
yang bisa menghambat reflex. Petugas kesehatan perlu untuk tdak menghambat
jika sesuatu dilakukan dengan baik. Tetapi mereka sebaiknya siap untuk ibu-ibu
yang membuthkan bantuan atau jika mereka memiliki posisi yang tidak nyaman
dengan proses yang menghambat. Juga, beberapa bayi membutuhkan bantuan
yang lebih untuk belajar melekat dan menyusu efektif.
Perhatikanlah pada gambar ini bahwa bayi tidak menghampiri payudara lurus
dari depan. Dia menghampirinya dari arah bawah puting. Bayi sebaiknya
mendekati payudara dengan hidungnya berhadapan dengan putting.
Ini membantu bayi melekat dengan baik karena:
 Puting mengarah ke langit-langit mulut bayi, sehingga dapat merangsang
refleks mengisap pada bayi.
 Bibir bawah bayi mengarah dengan baik ke bawah puting sehingga bayi
dapat menjulurkan lidahnya ke bawah duktus besar.

MODUL 3.
18
MENGATUR POSISI BAYI PADA PAYUDARA

PENDAHULUAN
Ada tiga jenis ibu yang mungkin perlu untuk dibantu:
 ibu baru, yang menyusui untuk pertama kali;
 ibu dengan kesulitan menuyusui, atau yang tekniknya buruk;
 ibu yang sebelumnya memberi makanan buatan namun sekarang ingin
menyusui;

Biasakanlah selalu mengamati proses ibu menyusui sebelum kita membantunya.


Luangkan waktu untuk melihat apa yang ibu lakukan, sehingga kita dapat
memahami situasinya dengan jelas. Jangan terburu-buru membuat ibu
melakukan suatu hal yang berbeda. Perhatikanlah hal-hal lain yang mungkin
dapat mempengaruhi proses menyusuinya, seperti baju ibu, atau adanya laki-
laki yang menatap ibu.
Bantu ibu jika ia mengalami kesulitan.
Semua ibu yang mengalami kesulitan pasti perlu bantuan. Namun, beberapa ibu
mungkin tidak memiliki kesulitan saat ini, tetapi karena teknik yang digunakan
keliru dapat menyebabkan kesulitan di masa datang. Bantulah ibu-ibu tersebut,
terutama dalam dua bulan pertama sebelum kegiatan menyusui sepenuhnya
dimantapkan. Beberapa ibu dengan bayi berusia lebih dari 2 bulan menyusui
dengan puas dalam posisi yang mungkin akan menimbulkan kesulitan pada bayi
yang lebih muda. Tidak ada gunanya mencoba mengubah posisi bayi yang lebih
tua jika ia mendapatkan ASI dengan efektif, tumbuh dengan baik, dan ibu
nyaman
Biarkan ibu melakukan sendiri sebanyak mungkin.
Berhati-hatilah agar tidak „mengambil alih‟ bayi dari ibunya. Jelaskan apa kita
ingin ibu lakukan. Jika memungkinkan, peragakan pada tubuh kita sendiri apa
yang kita maksudkan.
Pastikan ibu mengerti apa yang kita lakukan sehingga ia bisa melakukannya
sendiri.
Tujuan kita adalah membantu Ibu mengatur posisi bayinya sendiri. Tidak
berguna jika kita dapat membuat bayi melekat dengan efektif, namun Ibunya
tidak.
Membantu ibu mengatur posisi bayi pada payudara
Sapa „ibu‟, perkenalkan diri, dan tanyakan nama ibu dan bayinya. Tanyakan
keadaannya dan tanyakan satu atau dua pertanyaan terbuka mengenai kegiatan
menyusuinya.
 Nilai kegiatan menyusuinya.
Tanyakan pada ibu apakah kita dapat melihat bagaimana bayinya menyusu, dan
minta ibu untuk memposisikan bayi pada payudaranya seperti biasanya. Amati
kegiatan menyusuinya untuk beberapa menit. (Jika bayi baru saja disusui kita
dapat membuat janji untuk bertemu lagi dengan ibu.)
 Jika kita memutuskan bahwa Ibu membutuhkan bantuan untuk
memperbaiki pelekatan bayinya:
Pertama-tama katakan sesuatu yang mendorong semangatnya , seperti: "Dia
bener-benar ingin menyusui, bukan?”
Kemudian jelaskan apa yang mungkin membantu dan tanyakan apakah ibu mau
kita tunjukkan kepadanya. Misalnya, katakan sesuatu seperti:
"Menyusui mungkin tidak begitu sakit jika (nama bayi) memasukkan lebih
banyak payudara kedalam mulutnya. Apakah Ibu mau saya tunjukkan caranya? "

19
Jika ibu setuju, kita dapat mulai membantunya. Pastikan ibu duduk, atau
berbaring, dalam posisi yang nyaman, dan rileks.
 Duduklah, sehingga kita juga merasa nyaman dan rileks, dan dalam posisi
yang nyaman untuk membantu. Kita perlu duduk disebelah ibu sehingga
tangan kita bebas untuk menuntun tangannya jika diperlukan.
 Jelaskan kepada ibu bagaimana cara memegang bayinya. Peragakan
dengan menggunakan boneka.
Bantu ibu sebisa mungkin tanpa menyentuhnya atau bayinya. Jika perlu, tuntun
tangan ibu.
Pastikan kita menjelaskan empat butir kunci ini:
1. Kepala dan badan bayi berada dalam satu garis lurus.
2. Ibu mendekap badan bayi dekat dengan tubuhnya.
3. Ibu menopang seluruh badan bayi, dan bukan hanya kepala atau bahu bayi.
4. Wajah bayi menghadap payudara, dengan hidung menghadap puting.

Jelaskan setiap butir berurutan.


Jika mempunyai boneka, peragakan kepada ibu menggunakan boneka. Jika ibu
tidak dapat meniru apa yang diperagakan, tuntun tangannya untuk melakukan
apa yang ditunjukkan kepadanya.
Untuk butir 1: Bayi tidak dapat menghisap atau menelan dengan mudah jika
kepalanya menoleh atau memutar. Mintalah peserta untuk mencoba menelan
dengan kepala menoleh ke samping. Akan terasa sulit.
Untuk butir 2: Bayi perlu dekat dengan ibu sehingga dapat memasukkan
payudara jauh ke dalam mulutnya, dan memastikan bahwa dagunya menyentuh
payudara, sehingga lidahnya berada di bawah saluran ASI.
Untuk butir 3: Menopang seluruh badan bayi sangat penting khusunya untuk
bayi baru lahir. Untuk bayi yang lebih tua, menopang bagian atas tubuh mungkin
cukup. Terkadang menggunakan bantal, atau kain yang dilipat akan membantu
menopang tubuh bayi, jika tersedia. Beberapa ibu menopang bayi menggunakan
lutut mereka. Atau mereka menggunakan kedua tangannya.
Untuk butir 4: Tubuh bayi sebaiknya hampir seluruhnya menghadap tubuh
ibunya, tapi sebaiknya agak sedikit berputar untuk dapat melihat wajahnya. Ini
adalah posisi paling mudah baginya untuk mengambil payudara, karena
kebanyakan puting agak mengarah sedikit ke bawah dan ke luar. Jadi bayi
menghadap payudara dengan hidungnya mendekati puting. (Jika bayi
menghadap tubuh ibu sepenuhnya, lebih sulit untuk mengambil payudara.)

Tunjukkan cara menyangga payudara dengan tangan untuk menyusukan kepada


bayinya:
o Ibu harus meletakkan jari-jarinya di dinding dada , sehingga jari telunjuk
akan membentuk topangan di bagian dasar payudara .
o Ibu dapat menggunakan ibu jarinya sedikit menekan bagian atas
payudaranya. Ibu dapat memperbaiki bentuk payudara sehingga lebih
mudah untuk bayinya melekat dengan baik.
o Ibu sebaiknya tidak memegang payudaranya dekat puting, karena dapat
mengganggu pelekatan dan aliran ASI.
Jika seorang ibu memiliki payudara besar dan turun, menyangga payudara dapat
membuat pelekatan lebih mudah.
Jika dia memiliki payudara kecil dan tinggi, dia mungkin tidak perlu menyangga
payudaranya.

20
Jelaskan atau tunjukkan kepada ibu cara membantu bayi melekat ke payudara.
Jelaskan cara untuk membuat bayi membuka mulutnya lebar-lebar dan
mengambil payudara sendiri. Kita tidak dapat memaksa bayi untuk menyusu. Ibu
sebaiknya:
o awali dengan mendekatkan hidung bayi pada puting, sehingga bayi datang
ke payudara dari bawah puting susu;
o sentuh bibir bayi dengan puting, sehingga bayi membuka mulutnya;
o tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar;
o dekatkan bayi dengan cepat ke payudara, selagi mulut bayi terbuka lebar.
o menjaga punggungnya tetap tegak dan mendekatkan bayi ke
payudaranya; BUKAN membungkuk, atau mendorong payudara ke arah
bayi.
o mengarahkan bibir bawah bayi di bawah puting, sehingga dagu bayi akan
menyentuh payudaranya.
Sebisa mungkin cobalah tidak menyentuh ibu atau bayi. Jika perlu menyentuh
untuk menunjukkan kepada ibu apa yang harus dilakukan, mintalah izin dan
kemudian:
 Letakkan tangan kita diatas tangan atau lengan ibu, dan jelaskan kita
akan menyentuh bayi lewat ibu.
 Pegang bayi di belakang bahunya – bukan di belakang kepalanya. Hati-
hati untuk tidak mendorong kepala bayi ke depan.

Pastikan bagaimana respon ibu, dan tanyakan bagaimana rasanya ketika bayi
menyusu. Jika kita memperbaiki pelekatan yang tidak baik, ibu terkadang secara
spontan mengatakan rasanya lebih baik. Jika ibu berkata menyusuinya nyaman,
dan dia terlihat bahagia, bayinya mungkin melekat dengan baik. Jika menyusu
tidak nyaman atau menyakitkan, bayinya mungkin tidak melekat dengan baik.
 Carilah semua tanda pelekatan yang baik (kita tidak dapat melihatnya
dengan boneka). Jika pelekatannya tidak baik, coba lagi.
 Kadang butuh beberapa kali mencoba agar bayi melekat dengan baik. Kita
mungkin perlu bekerja sama dengan ibu pada kesempatan lain, atau
keesokan harinya, sampai menyusui berjalan baik.
 Pastikan ibu memahami cara bayinya memasukkan cukup payudara ke
dalam mulutnya untuk mendapatkan ASI.
 Jika ibu mengalami kesulitan dengan satu posisi, coba untuk membantu
ibu dengan posisi yang berbeda yang lebih nyaman untuknya (sebagai
contoh, dengan salah satu posisi seperti dijelaskan berikuti ini).
Sayangnya, kadang ibu kembali ke posisi lama memegang bayinya. Pastikan ibu
mengetahui apa yang harus dilakukan, dan beri kesempatan untuk
mempraktekkan. Mungkin ibu akan mengalami kemajuan untuk memposisikan,
terutama jika bayinya belajar melekat dengan baik dan mendapatkan ASI

21
Gambar a Gambar b
Gb.a. Seorang ibu memegang bayinya Gb.b. Seorang ibu memegang bayinya
dengan posisi dibawah lengan pada lengan yang berlawanan
Berguna untuk: dengan payudara
- bayi kecil atau BBLR Berguna untuk:
- kembar - bayi kecil atau BBLR
- bayi yang kesulitan melekat - bayi sakit
- saluran ASI (duktus) yang tersumbat

Cara lain untuk memposisikan bayi bagi ibu yang sedang duduk

Tunjukkan pada „Ibu‟ cara memegang bayi dengan posisi di bawah lengan,
(Gb. a).
Empat butir kunci tetap penting.
Ibu mungkin memerlukan bantal disampingnya untuk membantu menopang
bayi. Kepala bayi terletak di tangan ibunya, namun ibu tidak mendorong ke arah
payudaranya.
Posisi di bawah lengan berguna:
 untuk kembar; jika ibu mengalami kesulitan melekatkan bayinya secara
menyilang di depan tubuhnya; bayi kecil atau BBLR; saluran ASI (duktus)
tersumbat jika ibu menyukai posisi ini. Tunjukkan pada „ibu‟ cara memegang
bayinya pada lengan yang berlawanan dengan payudaranya (Gb.10-4).

Empat butir kunci tetap penting.


Jika ibu perlu untuk menopang payudaranya, dia dapat menggunakan tangan
pada sisi yang sama dengan payudaranya.
Lengan ibu menopang tubuh bayi.
Tangan ibu menopang kepala ibu, sampai batas telinganya atau bagian lebih
bawah. Ibu tidak mendorong bagian belakang kepala bayinya.
Cara memegang bayi seperti ini berguna:
- untuk bayi yang sangat kecil atau BBLR; untuk bayi sakit atau cacat;
- jika ibu menyukai posisi ini.

Gb. 5. Seorang ibu menyusui bayinya dengan berbaring

Membantu ibu yang sedang berbaring


Bantu ibu untuk berbaring dengan nyaman, posisi santai, pada satu sisi. Agar
dapat santai, ibu perlu berbaring pada sisi dimana ibu bisa tidur. Bertumpu pada
satu siku tidaklah santai untuk kebanyakan ibu. Jika ibu memiliki bantal,
meletakkan bantal dibawah kepalanya dan satu lagi dibawah dadanya mungkin
membantu. Tunjukkan ibu cara memegang bayinya.

Empat butir kunci tetap penting.

22
Badan bayi harus lurus, menghadap payudara, dekat dengan badan ibu, dan
ditopang.
Ibu dapat menopang bayinya dengan lengan bagian bawahnya. Ibu dapat
menyangga payudaranya dengan lengan bagian atas jika diperlukan.
Jika ibu tidak menyangga payudaranya, dia dapat menopang bayinya dengan
lengan bagian atas. Mungkin akan membantu meletakkan bantal atau gulungan
pakaian pada punggung bayi untuk menjaga posisinya.

Menyusui sambil berbaring berguna:


 ketika ibu ingin tidur, sehingga ibu dapat menyusui tanpa berdiri;
 segera setelah operasi Caesar, ketika berbaring atau miring mungkin
membantu ibu untuk menyusui bayinya dengan lebih nyaman. .
Alasan umum bayi sulit melekat ketika berbaring, adalah bayi terlalu `tinggi',
(dekat lengan ibu) dan kepalanya harus membungkuk ke depan untuk mencapai
puting.

Membantu ibu menggunakan posisi reclining

Bantu ibu untuk posisi reclining, bersandar, ditopang bantal. Ibu perlu untuk
bersandar cukup jauh kebelakang agar bayi sepenuhnya ditopang dengan tubuh
ibu, tetapi ibu sebaiknya tidak sepenuhnya berbaring datar. Bayi bisa telanjang
dan berbaring pada dada ibu yang telanjang, untuk kontak kulit ke kulit. Ini
berguna untuk bayi yang kesulitan melekat pada payudara, atau jika bayi gelisah
dan menangis. Posisi ini sering menenangkan bayi, dan membantunya
menemukan sendiri payudara, sama seperti bayi baru lahir.

Ada banyak posisi lain untuk ibu menyusui. Dengan posisi apapun, hal yang
penting adalah bayi bisa memasukkan cukup payudara sehingga dapat menyusui
dengan efektif:
1. Ibu sedang berdiri.
2. Jika bayi kesulitan melekat pada payudara,terkadang akan membantu jika ibu
mencondongkan tubuhnya ke depan, bertumpu pada sikunya, dengan bayi
berada di bawahnya;
3. Jika ibu memiliki puting yang besar, akan membantu bila ibu membungkuk
dan menawarkan putingnya dengan posisi demikian.
4. Jika pasokan ASI ibu berlebihan, (dan bayi mendapat banyak ASI terlalu
cepat), berbaring dengan bayi diatasnya terkadang membantu (lihat Sesi 16,
`Menolak Menyusui').

Beberapa kesalahan ibu yang umum


Ada beberapa cara ibu memegang bayi yang dapat membuat si bayi kesulitan
melekat pada payudara dan menyusu secara efektif, Ibu mungkin memegang
bayi:
 terlalu tinggi (sebagai contoh, duduk dengan lutut yang sangat tinggi);
 terlalu rendah (sebagai contoh, dengan bayi tidak ditopang, sehingga kita
harus membungkuk);
 terlalu jauh ke samping (dengan kepalanya disiku ibu).
Jika ibu memegang bayinya terlalu tingg, atau terlalu rendah, atau terlalu ke
samping, mulutnya tidak akan berhadapan dengan puting. Akan sulit untuk bayi
memasukkan payudara ke dalam mulutnya. Bayi mungkin terlalu jauh karena ibu
memegang bokong bayi di tangan pada sisi yang sama dengan payudaranya,
yang berdampak menarik bayi ke arah tersebut. Seharusnya telapak tangan ibu

23
berada di punggung bayinya, sehingga kepala bayi berada di lengan ibu, bukan
di siku.
Ibu mungkin menyangga payudaranya:
 dengan ibu jari dan jari-jari lain dekat ke areola (Gb.10-2);
 menjepit puting atau areola dengan ibu jari dan jari-jari lain, dan
mendorong puting kemulut bayi;
 pegangan „menggunting‟ (jari telunjuk di atas dan jari tengah dibawah
puting).
Menyangga payudara dengan cara-cara tersebut menyulitkan bayi untuk melekat
dan menyusu dengan efektif. „Pegangan gunting‟ dapat menghambat aliran ASI.
Ibu mungkin menahan payudara dari hidung bayi dengan jarinya, agar bayi
dapat bernafas. Hal itu tidaklah diperlukan, dan dapat menarik puting dari mulut
bayi. Bayi dapat bernafas dengan baik tanpa harus menahan payudara.
Butir kunci: Jika menurut kita hidung bayi terlalu dekat dengan payudara,
mintalah ibu menarik bokong bayi lebih dekat ke tubuhnya.
Butir kunci: Salah satu penyebab hidung bayi terlalu dekat dengan payudara
adalah karena badan bayi terlalu jauh ke sampung, sehingga bayi akan
menunduk untuk mencapai puting. Bantu ibu untuk memposisikan bayinya
sehingga kepalanya terletak di lengan ibu. Bayi akan menarik kepalanya ke
belakang dan mendekatkan dagunya ke payudara ibu.
Beberapa kesalahan kader yang umum
Beberapa kader mencoba mendekatkan bayi ke payudara, dan bukannya
membantu ibu memposisikan sendiri bayinya. Kadang mereka menekan bagian
belakang kepala bayi untuk mendorong bayi ke payudaranya. Jika kita yang
mengatur posisi dan pelekatan bayi kepada ibu, ia tidak akan belajar bagaimana
memposisikan bayinya, dan rasa percaya dirinya tidak akan bertambah. Jika kita
menekan bagian belakang kepala bayi, bayi mungkin bereaksi dengan
mendorong kepalanya ke belakang. Reaksi alami kader yang selanjutnya adalah
mendorong bayi ke payudara dengan lebih kuat. Bayi mungkin melawan, dan ini
dapat membuatnya menolak menyusu.

CARA MEMBANTU IBU MENGATUR POSISI BAYINYA

 Beri salam kepada ibu dan tanyakan bagaimana menyusuinya.


 Nilailah kegiatan menyusuinya.
 Jelaskan apa yang mungkin bisa membantu, dan tanyakan apakah Ibu
menghendaki kita menunjukkannya.
 Pastikan ibu merasa nyaman dan santai, baik dalam posisi duduk atau
berbaring.
 Duduklah dengan posisi yang nyaman dan sopan.
 Jelaskan cara memegang bayinya, dan tunjukkan pada ibu dengan
boneka.

Empat butir kunci key points memegang bayi:


 kepala dan badan bayi lurus;
 badan bayi dekat dengan badan ibu;
 menopang seluruh tubuh bayi;
 wajah bayi menghadap payudara ibu dengan hidung bayi menghadap
puting ibu;

Tunjukkan ibu cara menyangga payudaranya:

24
 jari-jari diletakkan pada dinding dada di bawah payudara; jari telunjuk
menyangga payudara;
 ibu jari di atas payudara.
 Jari-jari ibu tidak boleh terlalu dekat dengan puting.

Jelaskan atau tunjukkan pada ibu cara membantu bayi melekat:


 sentuh bibir bayi dengan putingnya;
 tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar;
 gerakkan dengan cepat bayi ke payudara ibu, arahkan bibir bawah bayi di
bawah puting.
Perhatikan bagaimana respon ibu dan tanyakan bagaimana rasanya menyusui
bayinya sekarang. .

Carilah tanda-tanda pelekatan yang baik

Jika pelekatan tidak baik, coba lagi.


Tunjukkan pada ibu cara memegang bayi dengan posisi lain yang mungkin lebih
mudah dan nyaman.

MODUL 4.
PROBLEMATIKA MENYUSUI

Tujuan
Pada akhir sesi ini, para peserta akan mampu:
−Membuat daftar problematika menyusu
−Mendiagnosa kesulitan dalam proses menyusu;
25
−Membantu ibu mengatasi problematika menyusui.

A. MENOLAK MENYUSU
Pendahuluan
Di beberapa kelompok masyarakat, penolakan adalah alasan umum untuk
berhenti
menyusui. Penolakan dapat menimbulkan perasan sangat tertekan pada ibu bayi.
Ia
mungkin merasa tertolak dan frustrasi dengan pengalaman tersebut. Kita perlu
mengetahui cara menentukan penyebab bayi menolak menyusu, dan cara
membantu
ibu dan bayinya agar menikmati kegiatan menyusui kembali.

PENYEBAB PENOLAKAN PAYUDARA


1. Penyakit, kesakitan atau di bawah pengaruh obat
- Infeksi
- Kerusakan otak
- Nyeri dari memar (vakum, forsep)
- Hidung tersumbat
- Mulut nyeri (jamur, tumbuh gigi)
2. Kesulitan dengan teknik menyusui
- Pemberian susu botol, empeng
- Tidak mendapat cukup ASI (pelekatan kurang baik, payudara bengkak)
- Tekanan pada bagian belakang kepala ketika mengatur posisi
- Ibu mengguncang-guncang payudara
- Pembatasan kegiatan menyusu
- Pasokan ASI berlebih
- Kesulitan koordinasi menyusu
3. Perubahan yang membuat bayi bingung (terutama pada umur
- Berpisah dengan ibu
- Pengasuh baru, atau terlalu 3-12 bulan) banyak pengasuh
- Perubahan rutinitas keluarga
- lbu sakit, atau menderita mastitis
- lbu sedang menstruasi
- Perubahan bau badan ibu
4. Penolakan yang terlihat
- Bayi baru lahir – mencari-cari payudara
- Usia 4-8 bulan – perhatian teralih
- Usia di atas 1 tahun – menyapih sendiri

TATALAKSANA MENOLAK MENYUSU

1. Atasi atau hilangkan penyebabnya bila mungkin


Penyakit:
Jika bayi tak mampu menyusu, mungkin perlu perawatan khusus di RS. Atasi
infeksinya dengan antimikroba yang tepat dan terapi lainnya. Rujuk bila perlu.
Bantu ibunya memerah ASI untuk diberikan kepada bayi dengan cangkir atau
pipet, sampai bayi bisa menyusu lagi. (lihat Sesi ’Memerah ASI’)
Kesakitan:
bantu ibu menemukan cara memegang bayi tanpa menekan bagian yang sakit.
Pemberian obat:
Kesulitan menyusui:
Diskusikan alasan kesulitannya dengan ibu. Bila bayinya mau menyusu lagi,
bantu ibu memperbaiki teknik menyusuinya. Saat bayinya menunjukan minat
26
untuk menyusu lagi, bantu ibu untuk melakukan dengan caranya, dan bantu ia
untuk meningkatkan produksi ASI.

Pasokan ASI berlebih :


Sarankan ibu untuk memerah ASInya sebelum menyusui. Ibu dapat
memperlambat aliran ASI dengan menopang payudara dengan cara
menggunting, atau ibu juga dapat menyusui sambil terlentang. Usulkan agar ia
membiarkan bayi menyusu hanya dari satu payudara tiap kali menyusu.

Sariawan:
Obati dengan gentian violet atau nystatin (konsultasikan dengan tenaga medis)

Tumbuh gigi:
Dorong ibu untuk sabar dan selalu siap menawarkan bayinya untuk menyusu
pada payudara.

Hidung tersumbat:
Terangkan bagaimana cara membersihkannya. Anjurkan untuk menyusui dalam
waktu singkat, tetapi lebih sering dari biasanya dalam beberapa hari.

Perubahan yang membingungkan bayi:


- Diskusikan kebutuhan untuk mengurangi pemisahan dan perubahan jika
mungkin.
- Usulkan ibu untuk menghentikan penggunaan sabun, minyak wangi, atau
makanan
baru

Penolakan yang tampak:


Jika ternyata refleks mencari-cari:
Jelaskan bahwa ini normal. Ibu bisa mendekap bayinya ke payudara agar bisa
mengeksplorasi putingnya. Bantu ibu mendekap bayi lebih dekat, agar
mempermudah bayi melekat.
Jika ternyata pengalihan perhatian:
Usulkan ibu menyusui di tempat yang lebih tenang untuk sementara waktu.
Masalah biasanya teratasi.
Jika ternyata menyapih sendiri:
Usulkan agar ibu:
- memastikan anak memakan makanan keluarga dalam jumlah cukup;
- memberi perhatian ekstra sebanyak mungkin dengan berbagai cara;
- tetap tidur malam bersama bayi agar memungkinkan menyusu malam
berlanjut.
lni berguna setidaknya sampai anak berusia 2 tahun.

2. Bantu ibu dan bayi menikmati kegiatan menyusui kembali


Ini sulit dan bisa jadi sebuah kerja keras. Kita tidak bisa memaksa bayi
menyusu. Ibu perlu dibantu untuk merasa bahagia dengan bayinya dan untuk
menikmati kegiatan menyusui. Mereka harus belajar menikmati kontak langsung
kembali. Ia juga memerlukan bantuan kita untuk membangun kepercayaan diri,
dan memberinya dukungan. Bantulah ibu untuk melakukan hal-hal berikut:

Mendekatkan bayi ke dirinya sepanjang waktu:


- Ibu sebaiknya merawat sendiri bayinya selama mungkin.
- Mintalah para nenek dan para pembantu lainnya membantu dengan cara lain,
misalnya melakukan pekerjaan rumah, dan mengurus anak yang lebih tua.
27
- Ibu sebaiknya sering memeluk bayi, dan melakukan banyak kontak kulit di luar
waktu menyusui. Ibu sebaiknya tidur bersama bayi.
- Jika ibu bekerja, ia sebaiknya mengambil cuti dari pekerjaannya, bila perlu cuti
diluar tanggungan.
- Akan menolong jika mendiskusikan situasi ibu dengan ayah bayi, para
nenekkakek, dan orang lain yang mau membantu.

Memberikan payudara kapan saja bayi ingin menyusu.


- Ibu sebaiknya tidak terburu-buru menyusui lagi, tapi sodorkan payudara jika
bayi benar-benar menunjukkan minat. Bayi mungkin lebih mau menyusu saat
ia agak mengantuk atau setelah diberi ASI dengan cangkir, daripada ketika ia
sangat kelaparan. Ibu dapat menyusui dengan posisi yang berbeda.
- Jika ibu merasa refleks pengaliran ASI sedang bekerja, ia dapat menawarkan
payudaranya kepada bayi.

Membantu bayinya menyusu dengan cara-cara berikut:


- Perah sedikit ASI ke mulut bayi.
- Atur posisi bayi dengan baik, sehingga mudah bagi bayi untuk melekat ke
payudara.
- Ibu sebaiknya tidak menekan bagian belakang kepala bayi, atau menggoyang
payudara.

Memberi makan bayi dengan cangkir sampai ia mau menyusu kembali.


- Ibu dapat memerah ASI dan memberikannya kepada bayi dengan cangkir (atau
cangkir dan sendok).
- Ibu sebaiknya tidak menggunakan botol, dot dan empeng atau sejenisnya.

MENOLONG IBU DAN BAYI MENYUSU KEMBALI


Bantulah ibu melakukan hal-hal berikut ini:
Selalu bersama bayi - tanpa pengasuh lainnya.
Lakukan kontak-kulit setiap waktu, tak hanya waktu menyusui. Tidurlah dengan
bayi.
Mintalah orang lain untuk membantu pekerjaan yang lainnya. Ambil cuti dari
pekerjaan.
Memberikan payudara kapan pun bayi ingin menyusu.
Bila mengantuk, atau sesudah diberi minum dengan cangkir Dengan posisi
berbeda-beda. Bila ibu merasa refleks pengaliran ASI sedang bekerja
Membantu bayinya menyusu
Perah ASI ke mulut bayi, Atur posisi bayi agar ia mudah melekat ke payudara,
Hindarkan menekan bagian belakang kepala bayi atau menggoyang payudara.
Memberi bayinya minum dengan cangkir
Berikan ASI perahnya sendiri jika mungkin, kalau perlu berikan susu formula.
Hindarkan penggunaan botol, dot, dan empeng

B. ASI TIDAK CUKUP

Hampir semua ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk satu, bahkan
untuk dua bayi. Kadang seorang bayi tidak mendapat cukup ASI. Tapi ini
biasanya karena bayi tidak cukup sering menyusu, atau tidak menyusu secara
efektif. Hal ini jarang disebabkan karena ibu tidak cukup memproduksi ASI.
Kekhawatiran ASI tidak cukup mungkin timbul sebelum ibu dapat menyusui
terutama 2 minggu setelah melahirkan. Ibu membutuhkan bantuan dan
28
dukungan untuk menyusui. Kesulitan mungkin timbul setelah ibu bisa menyusui,
setelah bayi berumur1 bulan. Ibu membutuhkan bantuan untuk
mempertahankan produksi ASI. Beberapa ibu khawatir mereka tidak punya
cukup ASI pada waktu tertentu, biasanya malam hari.

Cara menentukan apakah bayi mendapat cukup ASI atau tidak

_ Periksa pertambahan berat bayi.


Inilah tanda yang paling bisa dipercaya. Selama enam bulan pertama, gunakan
kurva pertumbuhan berat badan (KMS) untuk bayi usia 0-6 bulan. (satu kilogram
per bulan tidaklah penting, dan tidak umum.) Bila pertambahan berat badan bayi
tidak paralel dengan kurva pertumbuhan (atau menurun), ia tidak cukup
pertambahan berat badannya
Perhatikan KMS bayi jika ada, atau perhatikan catatan lain tentang berat badan
sebelumnya. Jika tidak ada catatan berat badan, timbanglah bayi, dan jadwalkan
untuk menimbangnya lagi dalam waktu satu minggu. Bila berat badan bayi
bertambah dan mengikuti kurva pertumbuhan, artinya ia mendapat cukup ASI.
Akan tetapi, jika tidak tersedia catatan, jawaban tidak bisa segera didapatkan.

_ Periksalah air seni bayi.


Inilah pemeriksaan cepat yang sangat membantu. Tanyalah pada ibu berapa
sering bayinya mengeluarkan air seni. Pada usia 6 hari, normalnya bayi
mengeluarkan air seni 6 kali atau lebih dalam sehari. Jika bayi telah berusia lebih
dari 4 minggu, tanyakan ibu apakah air seninya kuning gelap atau berbau tajam,
artinya air seninya pekat.
- Bila bayi mengeluarkan banyak air seni yang jernih, berarti ia cukup ASI.
- Bila bayi mengeluarkan air seni yang pekat kurang dari 6 kali sehari, dan jika ia
berusia lebih dari 4 minggu dan pekat, berarti ia tidak mendapat cukup ASI. cara
ini dengan tepat dapat memberitahu kita apakah bayi yang disusui eksklusif
mendapat cukup ASI. Akan tetapi, jika ia diberi minuman lain, kita tidak bisa
memastikannya.

ALASAN MENGAPA BAYI MUNGKIN TAK MENDAPAT CUKUP ASI


Faktor menyusui Ibu:
_ Awal yang tertunda
_ Menyusui pada waktu-waktu tetap
_ Menyusui tidak sering
_ Tidak menyusui malam hari
_ Menyusui dalam waktu singkat
_ Pelekatan tidak baik
_ Botol, empeng
_ Makanan lain
_ Cairan lain (air putih, teh)

Faktor psikologis ibu


_ Kurang percaya diri
_ Khawatir, stress
_ Tidak senang menyusui
_ Penolakan terhadap Bayi
_ Kelelahan
_ Perokok

29
Faktor Fisik Ibu
_ Kehamilan
_ Pil kontrasepsi, Diuretika
_ Malnutrisi berat
_ Alkohol
_ Tertinggalnya sisa plasenta (jarang) Cacat bawaan
_ Perkembangan payu- dara tidak baik (amat jarang)

Kondisi bayi
- Penyakit
- Cacat bawaan
________________________________________________________________
____
HAL - HAL INI TIDAK MEMPENGARUHI PASOKAN ASI
Usia ibu
Hubungan seksual
Menstruasi
Ketidaksetujuan kerabat dan tetangga
Kembali bekerja (jika bayi tetap sering menyusu)
Usia bayi
Operasi Caesar
Persalinan prematur
Banyak anak
Makanan yang sederhana dan biasa

C. MENANGIS
Pendahuluan
Pada beberapa bulan pertama, alasan umum kenapa ibu berfikir bahwa dia tidak
mempunyai cukup ASI, itu karena dia, atau keluarganya berfikir bahwa bayinya
”terlalu sering menangis”. Banyak ibu mulai memberikan makanan pendamping
yang tidak perlu karena tangisan bayinya . Makanan pendamping seringkali tidak
membuat tangis bayi berkurang. Kadang bayi malah menangis lebih sering. Bayi
yang sering menangis dapat mengganggu hubungan antara dirinya dengan
ibunya, dan dapat menyebabkan ketegangan di antara anggota keluarga yang
lain. Cara penting untuk menolong ibu menyusui adalah memberinya konseling
tentang tangisan bayinya.

ALASAN BAYI MENANGIS


Ketidaknyamanan : (kotor, panas, dingin)
Kelelahan : (terlalu banyak pengunjung)
Penyakit atau nyeri : (pola tangisan yang berubah)
Kelaparan (1) : (tidak mendapat cukup ASI)
Keparan (2) : (percepatan pertumbuhan)
Makanan ibu : (makanan apa saja, kadang susu sapi)
Obat yang dikonsumsi ibu: (kafein, rokok, obat-obatan lain)
Terlalu banyak ASI
Reflux : ASI kembali lagi ke tenggorokan

Kolik
Bayi yang ‘banyak kebutuhan’

CARA MENOLONG KELUARGA YANG BAYINYA SERING MENANGIS

30
Cari penyebabnya
Dengarkan dan pelajari
Bantu ibu mengungkapkan perasaannya. Berempatilah terhadap perasaannya.
- Ia mungkin merasa bersalah dan merasa dirinya ibu yang buruk. Ia mungkin
merasa marah pada bayinya.
- Orang lain mungkin membuatnya merasa bersalah, atau mereka membuatnya
merasa bahwa bayinya jahat, nakal atau tidak disiplin
- Orang lain mungkin menyarankan memberi bayi makanan pendamping atau
empeng.
Catat riwayatnya:
- Cari tahu pemberian makanan dan perilaku bayi
- Cari tahu menu makanan ibu, dan apakah ia banyak minum kopi, atau
merokok, atau mengkonsumsi obat.
- Cari tahu tekanan yang ibu terima dari keluarga atau orang lain.

Nilailah kegiatan menyusui:


- Periksa posisi menyusu bayi, dan lamanya setiap kali menyusu.
- Bayi yang tidak melekat dengan baik –pada payudara- dapat menangis, karena
tidak mendapat ASI dengan mudah.
Periksa bayi:
- Pastikan ia tidak sedang sakit atau kesakitan. Periksa pertumbuhannya.
- Apabila bayi sedang sakit atau kesakitan, rawatlah atau beri rujukan yang
tepat.

Bangunlah kepercayaan diri dan beri dukungan:


Terima
- Terima pendapat ibu tentang penyebab masalahnya.
- Terima perasaan ibu tentang bayi dan perilakunya.
Pujilah apa yang dilakukan ibu dan bayi dengan benar
- Jelaskan bahwa bayinya tumbuh sehat, bayinya tidak sakit.
- ASI memenuhi semua kebutuhan bayinya - tidak ada yang salah dengan ASI,
maupun dengan ibu.
- Bayinya baik-baik saja - tidak nakal, atau perlu disiplin.
Berilah informasi yang relevan
- Terangkan bahwa bayinya mungkin mempunyai kolik, atau ’berkebutuhan
khusus’.
- Bayinya sangat memerlukan kenyamanan. Dia tidak sakit, tapi mungkin
merasa kesakitan.
- Tangisan akan berkurang saat bayi berusia 3-4 bulan.
- Obat untuk kolik sekarang tidak dianjurkan. Obat itu bisa membahayakan.
- Makanan pendamping tidak diperlukan, dan seringkali tidak membantu. Bayi
yang iberi makanan pendamping juga bisa kolik. Mereka mungkin mengalami
intoleransi atau alergi susu sapi dan makin parah.
- Menyusu payudara untuk kenyamanan adalah tindakan yang aman, tapi
memberi susu botol dan empeng tidak aman.

Ajukan satu atau dua saran


Apa yang kita usulkan tergantung pada apa yang telah diketahui tentang
penyebab tangisan tersebut. Penyebab umum mungkin berbeda di berbagai
negara.
- Mungkin akan membantu bila ibu mengurangi kopi dan teh, serta minuman lain
yang mengandung kafein, seperti kola. Bila ia merokok, usulkan agar ia
31
menguranginya, dan agar ia merokok setelah menyusui, bukan sebelum atau
selama menyusui. Mintalah anggota keluarga lainnya untuk tidak merokok dalam
ruangan yang sama dengan bayi.
- Mungkin akan membantu bila ibu tidak lagi mengkonsumsi susu sapi dan
olahan lain dari susu atau makanan lain yang bisa menimbulkan alergi (kedelai,
kacang, telur).
Ibu sebaiknya berhenti mengkonsumsi makanan tersebut selama satu minggu.
Jika tangisan bayi berkurang, ibu sebaiknya terus menghindarkan makanan
tersebut. Jika bayi tetap menangis sesering sebelumnya, maka makanan
tersebut bukanlah penyebab tangisan. Ibu boleh mengkonsumsinya kembali.
Jangan usulkan ibu untuk berhenti mengkonsumsi makanan tersebut jika menu
makanannya kurang baik. Pastikan ia bisa mengkonsumsi makanan lain yang
kaya akan energi dan protein, misalnya polong-polongan.
- Jika ibu kelebihan pasokan ASI:
Usulkan agar ibu membiarkan bayinya menyusu hanya dari satu payudara tiap
kali menyusu. Biarkan bayi terus menyusu pada payudara tersebut sampai
selesai. Jelaskan bahwa jika bayinya tetap menyusu pada payudara yang
pertama lebih lama, ia akan memperoleh lebih banyak susu akhir yang kaya-
lemak.Gunakan hanya satu payudara setiap menyusui pada waktu tertentu, -4, 6
atau 8 jam, tergantung seberapa besar masalahnya, kemudian pada waktu
lainnya, gunakan hanya payudara yang lainnya.
- Jika bayi mungkin kena Reflux, usulkan untuk menyusui bayinya dalam posisi
tegak, dapat membantu juga apabila dia tidur bersandar dan tidak berbaring
datar.

Beri bantuan praktis


1. Pastikan bayi melekat dengan baik pada payudara, meningkatkan pelekatan
mungkin dapat merubah perilaku bayi.
2. Jelaskan bahwa cara terbaik untuk menenangkan bayi menangis adalah
mendekapnya erat-erat, dengan gerakan dan tekanan lembut pada perutnya.
Tawarkan untuk menunjukkan kepada ibu cara mendekap dan menggendong
bayinya.
3. Terkadang lebih mudah bila orang lain dan bukan ibu yang menggendong
bayi, sehingga bayi tidak bisa mencium bau ASI.
4. Tunjukkan pada ibu cara mengeluarkan angin dari perut bayi. Ibu sebaiknya
menggendong bayi tegak lurus, misalnya dalam posisi duduk, atau tegak
lurus pada bahunya. (Ini TIDAK perlu dilakukan rutin – hanya bila bayi kolik)
5. Apabila bayi kurang dari 1 bulan, ibu dapat mencoba menggendong dan
menyusui bayinya dengan posisi berbaring bersandar (reclining/leaning back)
dengan kontak kulit ibu dengan kulit bayi (sesi 10 memposisikan bayi pada
payudara)

Tawarkan untuk mendiskusikan situasi ibu dengan keluarganya, untuk


menyampaikan kebutuhan bayi dan kebutuhan ibu terhadap dukungan. Penting
sekali untuk mencoba membantu mengurangi ketegangan di keluarga, sehingga
ibu tidak memulai pemberian makanan pendamping yang tidak perlu.

_______________________________________________________________
Cara memegang dan menggendong bayi kolik

32
Seringkali bayi merasa nyaman dengan adanya kedekatan, gerakan lembut, dan
tekanan lembut pada perutnya. Ada beberapa cara untuk memberikan
kenyamanan ini.
gendong boneka di sepanjang lengan bawah, tekan punggungnya dengan
tangan yang satu lagi. Gerakkan perlahan-lahan maju dan mundur (Gambar
11a).
Duduk dan baringkan boneka dengan wajah menghadap ke pangkuan. Gosok
punggung boneka perlahan-lahan.
Duduk dan dekaplah boneka dalam posisi duduk di pangkuan, dengan
punggung menempel di dada. Pegang boneka di seputar perut, tekan perutnya
dengan lembut.

MODUL 5.
MEMERAH ASI
33
Pendahuluan
Dalam sesi ini kita akan mempelajari cara memerah ASI secara efektif.
Memerah ASI sangat menolong dalam beberapa situasi yang memampukan ibu
memulai atau melanjutkan menyusui, atau mengatasi kesulitan.
Semua ibu dapat menghadapi satu atau lebih situasi tersebut pada waktu
yang sama. Kesulitan bisa timbul, tapi itu seringkali karena tekniknya keliru. Ibu-
ibu membutuhkan dukungan dari keluarga dan kawan-kawannya
Langkah ke-5 dari 10 LMKM mengharuskan semua ibu belajar memerah
ASI-nya, agar ibu tahu apa yang harus dilakukan bila kebutuhan itu muncul.
Sebenarnya semua pekerja kesehatan yang merawat ibu menyusui sebaiknya
mampu mengajarkan ibu cara memerah ASI.
Banyak ibu mampu memerah sejumlah besar ASI dengan teknik yang
agak asing. Jika tekniknya cocok bagi ibu itu sendiri, biarkan ibu melanjutkan
dengan cara tersebut. Tapi jika Ibu mengalami kesulitan memerah ASI dalam
jumlah cukup, ajarkan ibu metode yang lebih efektif.

Memerah ASI berguna untuk:


 mengurangi bengkak (engorgement);
 mengurangi sumbatan atau ASI stasis;
 membantu bayi melekat pada payudara yang penuh;
 memberi ASI perah kepada BBLR yang tidak bisa menyusu;
 memberi ASI perah kepada bayi sakit, yang tidak dapat menyusu dengan
cukup
 memberi ASI perah kepada bayi yang mengalami kesulitan dalam
koordinasi menyusu
 memberi ASI perah sementara bayi belajar menyusu dari puting yang
terbenam
 memberi ASI perah kepada bayi yang ’menolak’ menyusu, sementara
bayi belajar menyukai proses menyusu
 mempertahankan pasokan ASI ketika ibu atau bayinya sakit
 meninggalkan ASI untuk bayi ketika ibu bekerja
 Menjaga produksi ASI, kesehatan payudara, dan mencegah ASI menetes
sewaktu ibu jauh dari bayinya
 memerah ASI langsung ke mulut bayi
 mencegah puting dan areola menjadi kering atau lecet
 Memerah dan pasteurisasi ASI dari ibu yang terinfeksi HIV

Cara merangsang refleks oksitosin


Untuk memungkinkan memerah ASI dapat berjalan baik diperlukan refleks
oksitosin untuk membuat ASI mengalir.
Ketika ibu memerah, refleks oksitosin mungkin tidak bekerja sebaik ketika bayi
menyusu langsung. Seorang lbu perlu tahu cara membantu refleks oksitosinnya,
atau ibu mungkin menemui kesulitan memerah ASI-nya.

34
Gambar : Seorang ’penolong’ memijat punggung ibu untuk merangsang
refleks oksitosin.

CARA MERANGSANG REFLEKS OKSITOSIN


Bantu ibu secara psikologis:
 Bangkitkan rasa percaya dirinya
 Cobalah mengurangi sumber-sumber nyeri dan kecemasannya
 Bantu ia membangun pikiran dan perasan positif tentang bayinya.
Bantu ibu secara praktis. Bantu atau nasehat ibu untuk:
 Duduk tenang dan sendirian atau dengan teman yang mendukung.
Beberapa ibu dapat memerah dengan mudah dalam kelompok ibu lain
yang juga memerah ASI. Misalnya ibu-ibu di unit perawatan bayi baru
lahir
 Mendekap bayi dengan kontak kulit jika memungkinkan. Ibu dapat
mendekap bayi di pangkuannya sambil memerah. Jika ini tidak
memungkinkan, ibu bisa memandangi bayinya. Jika ini tidak
memungkinkan juga, kadang hanya dengan menatap foto bayinya pun
bisa membantu.
 Minum minuman hangat yang menenangkan. Tidak dianjurkan ibu minum
kopi atau alkohol karena dapat membuat bayi kesal atau frustasi.
 Menghangatkan payudaranya. Sebagai contoh: ibu dapat menempelkan
kompres hangat, atau air hangat, atau mandi pancuran air hangat.
 Merangsang puting susunya. Ibu dapat menarik dan memutar putingnya
secara perlahan dengan jari-jarinya.
 Memijat atau mengurut payudaranya dengan lembut. Beberapa ibu
merasa terbantu bila mereka mengurut hati-hati dengan ujung jari atau
dengan sisir. Beberapa ibu dengan cara memutar kepalan tangan
dipayudara ke arah areola dan puting
 Meminta seseorang membantu memijat punggungnya. Ibu duduk,
bersandar ke depan, melipat lengan di atas meja di depannya, dan
meletakkan kepala di atas lengannya. Payudara tergantung lepas, tanpa
pakaian. ’Pembantu’ memijat di sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu.
Menggunakan dua kepalan tangan dengan ibu jari menunjuk ke depan,
tekan kuat-kuat membentuk gerakan-gerakan melingkar kecil dengan
kedua ibu jarinya. Pada saat bersamaan, ia memijat ke arah bawah pada
kedua sisi tulang belakang, dari leher ke arah tulang belikat, selama 2
atau 3 menit

35
Cara memerah ASI dengan tangan
.
ASI dapat diperah dengan menggunakan tangan atau dengan manual atau
pompa elektrik. Memerah ASI dengan tangan adalah cara paling bermanfaat.
Cara ini tidak memerlukan peralatan, jadi seorang ibu dapat melakukannya di
mana saja dan kapan saja.
Memerah mudah dilakukan jika payudara dalam keadaan lunak. Akan lebih sulit
jika payudara sedang bengkak dan sensitif. Jadi ajarkan ibu cara memerah ASI
di hari pertama atau kedua setelah persalinan. Jangan menunggu sampai hari
ketiga, saat payudara penuh.
Butir penting: Seorang ibu hendaknya memerah ASI-nya sendiri. Payudara
mudah sakit bila orang lain mencoba melakukannya. Jika mengajari ibu cara
memerah, tunjukan kepadanya dengan menggunakan tubuh kita sendiri bila
mungkin, sementara ibu menirukan. Kita juga bisa menggunakan model
payudara.
Jika kita perlu (seijin ibu) menyentuh payudaranya untuk menunjukkan
dengan tepat di mana ibu harus memerah payudaranya, lakukan dengan sangat
lembut. Letakkan jari-jari ibu dimana ia sebaiknya memerah dan jika perlu,
letakkan jari jari kita di atas jarinya untuk menunjukkan bagaimana ibu
menekan.

CARA MENYIAPKAN WADAH UNTUK ASI PERAH


 Pilih sebuah cangkir, gelas, botol atau kendi bermulut lebar.
 Cucilah cangkir itu dengan air dan sabun lalu tutup. (Ia bisa
melakukannya sehari sebelumnya).
 Tuangkan air mendidih ke dalam cangkir tersebut, dan biarkan beberapa
menit. Air mendidih akan membunuh sebagian besar bakteri.
 Bila telah siap memerah ASI, tuangkan air dari cangkir tersebut.

Gambar : Cara memerah ASI dengan tangan

36
CARA MEMERAH ASI DENGAN TANGAN
Ajarkan ibu melakukannya sendiri. Kita jangan memerah ASI-nya. Dengan seijin
ibu, sentuh payudaranya hanya untuk menunjukkan apa yang harus dilakukan,
dan lakukan dengan lembut.
 Siapkan wadah bersih kering dengan mulut lebar untuk ASI Perah

Ajarkan ibu untuk :


1. Mencuci tangan dengan sabun setiap akan memerah
2. Ibu butuh untuk membersihkan payudaranya hanya sekali sehari.
keseringan membersihkan khususnya dengan sabun, mengeringkan kulit
areola yang sensitif dan memudahkan terjadinya puting retak
3. Buatlah dirinya nyaman. Duduk atau berdiri dengan nyaman,
4. Pegang wadah dibawah areola dan puting, dengan tangan lainnya.
5. Meletakkan ibu jarinya pada payudara di ATAS puting dan areola, dan jari
telunjuknya pada payudara di BAWAH puting dan areola, berseberangan
dengan ibu jari. Ibu menopang payudara dengan jari-jari lainnya (lihat
Gambar).
6. Menekankan dan melepas jaringan payudara diantara ibu jari dan telunjuk
beberapa kali. Kadang pada payudara ibu yang menyusui mungkin
merasakan adanya bagian-bagian melebar dari duktus yang membengkak
karena ASI (gbr.)
7. Jika ASInya tidak keluar, ibu sebaiknya memposisikan ulang ibu jari dan
telunjuknya sedikit lebih dekat ke puting atau ke arah belakang-depan
sampai menemukan tempat yang menghasilkan ASI dapat mengalir. Lalu
tekan lepas payudara seperti sebelumnya
8. Menekan dan melepaskan, menekan dan melepaskan. Ke semua arah
mengelilingi payudara. Jaga agar jari-jari kita jaraknya tetap sama dari
puting (Gbr)
9. Perah satu payudara sampai ASI hanya mengalir perlahan dan menetes.
Ini memungkinkan akan memakan waktu sekitar 2-5 menit dan perah lagi
payudara satunya lagi dengan cara yang sama sampai ASInya hanya
menetes
10. Bergantian antara payudara setelah 5 atau 6 kali dengan minimal
waktu yang dibutuhkan untuk satu kali proses pemerahan minimal 20-30
menit
11. Hentikan memerah ketika ASI sudah mengalir lambat
12. Jika memerah kolostrum pada satu hari pertama atau dua hari,
tampung ASI dalam spuit 2 ml atau 5 ml saat mengalir keluar dari puting.
Seorang penolong dapat melakukan ini. Ini akan mencegah terbuangnya
ASI yang mana bisa terjadi pada penggunaan wadah besar sedangkan
volume ASI yang keluar sedikit
13. Beberapa ibu memerah dengan agak mendorong kedalam dan
keluar dinding payudara pada saat yang bersamaan untuk eningkatkan
pengaliran ASI
Hindarilah hal-hal berikut ini:
14. Hindari memerah pada puting - Hal itu dapat menghambat aliran
ASI
15. Hindari mengurut jari-jari kita pada payudara - menggesek dapat
membuat payudara nyeri

37
Seberapa sering memerah ASI
 Untuk memantapkan kegiatan menyusui, untuk memberi ASI kepada bayi
BBLR atau bayi sakit:
 Ibu sebaiknya mulai memerah pada hari pertama, bila mungkin dalam
6 jam setelah persalinan. Pada awalnya mungkin ibu hanya dapat
memerah beberapa tetes kolostrum, tetapi ini membantu memulai
produksi ASI, sama halnya seperti ketika bayi menyusu segera setelah
persalinan dapat meningkatkan produksi ASI.
 Ibu harus memerah sebanyak ia bisa dan sesering bayi ingin menyusu.
Sebaiknya minimal tiap 3 jam, termasuk di malam hari.
Bila ibu hanya memerah beberapa kali, atau bila ada interval yang
lama di antara waktu-waktu memerah, ibu mungkin tidak akan mampu
memproduksi cukup ASI.

 Untuk menjaga pasokan ASI agar bisa diberikan kepada bayi sakit:
Ibu harus memerah sekurangnya tiap 3 jam.
 Untuk meningkatkan pasokan ASI, jika produksi menurun setelah
beberapa minggu:
Perahlah sangat sering selama beberapa hari (tiap 1/2-1 jam), dan
sekurangnya tiap 3 jam pada malam hari.
 Untuk meninggalkan ASI untuk bayi selama ibu pergi bekerja:
Perahlah sebanyak mungkin sebelum pergi bekerja. Juga sangat penting
memerah ASI di tempat kerja guna menjaga pasokan ASI-nya untuk
menjaga agar payudaranya sehat dan mengurangi merembes. Ia
sebaiknya memerah paling kurang dua kail selama bekerja, setiap 3 jam
sekali jika memungkinkan (lihat Sesi 30, Ibu Bekerja).
 Untuk mengurangi gejala, seperti payudara bengkak. Perahlah hanya
sebanyak yang dibutuhkan agar nyaman
 Untuk menjaga agar puting tetap sehat:
Perah beberapa tetes ASI untuk dioleskan lembut pada puting susu dan
areola setelah mandi.

BAGAIMANA MENYIMPAN ASI PERAH


 Gunakan wadah yang sesuai untuk menampung ASI seperti plastik bersih
atau gelas dengan tutup rapat dan jika memungkinkan sebuah lemari es.
Untuk penyimpanan yang lama, dibutuhkan 10 atau lebih wadah.
 Masukkan ASI perah kedalam wadah, tutup, dan letakkan sebisanya di
tempat yang dingin. Jumlah ASI perah yang disimpan dalam satu wadah
sebaiknya tidak lebih dari jumlah yang dibutuhkan bayi dalam satu kali
minum
 Jika jumlahnya sedikit, tambah lagi disatu wadah yang sama selama satu
hari tersebut. Tetapi tidak boleh lewat dari satu hari itu.
 Jika tidak memiliki lemari es: ASI Perah dapat di tempatkan dalam suhu
ruangan/kamar bahkan jika hawa panas selama 6 jam.
 Jika tersedia kulkas: simpan di bagian tengahnya sampai 24 jam; atau
dalam bagian freezer selama 3 bulan.
 Sebelum diberikan ke bayi, cairkan ASI beku dengan memindahkan ke
bagian tengah kulkas atau pada suhu kamar. Hangatkan ASI dengan
menaruh wadahnya di dalam baki yang berisi air hangat pada suhu tangan
 Berikan ASI cair dalam dua jam (atau berikan pada anak yang lebih besar
atau dibuang)

38
Pompa-pompa Payudara
 Jika payudara bengkak dan nyeri, kadang terasa sulit untuk memerah
dengan tangan. Dapat membantu jika menggunakan pompa payudara.
Pompa manual dapat lebih mudah digunakan ketika payudara penuh.
Namun sulit dilakukan jika payudara lunak.
 Pompa karet paling tersedia secara luas tetapi terbatas penggunaannya
dan tidak efisien. Alat ini sebaiknya HANYA digunakan untuk mengurangi
pembengkakan ketika memerah dengan tangan sulit dilakukan. Itulah
sebabnya mengapa disebut ‘PELEGA PAYUDARA (Breast relievers)
 Pompa ini sukar dibersihkan dengan baik. ASI mungkin terkumpul dalam
pompa karet dan sulit membersihkannya. ASI yang terkumpul di sana
sering terkontaminasi.
 Pompa ini sebaiknya TIDAK DIGUNAKAN untuk mengumpulkan ASI bagi
bayi.

Gambar : Pompa karet pelega payudara

 Terdapat banyak jenis pompa payudara manual yang berbeda. Alat-alat ini
cukup efisien dan digunakan tanpa aliran listrik atau jika harus portabel
seperti saat kita di perjalanan. Kita perlu tahu dengan jelas tentang
bagian-bagiannya agar bisa dibersihkan dan disterilisasi setiap kali
digunakan dan bagaimana melepaskan dan memasang kembali bagian-
bagian itu.
 Pompa elektrik sering digunakan di rumah sakit dan mereka dapat
membeli atau menyewa untuk dipakai di rumah. Ibu-ibu membutuhkan
informasi tentang instruksi penggunaan pompa elektrik dan bagian mana
yang harus di bersihkan dan disterilkan dan bagaimana cara
melakukannya. Pompa elektrik dapat menyebabkan infeksi, yang akan
membahayakan jika itu digunakan berganti-gantian oleh beberapa ibu.
Banyak ibu tidak dapat menggunakannya secara rutin.

Rangkuman
 Memerah dengan tangan pada umumnya adalah cara paling baik untuk
memerah ASI. Cara ini lebih sedikit kemungkinannya untuk menularkan
infeksi, dan dapat dilakukan oleh setiap ibu kapan saja.

 Penting sekali bagi ibu untuk belajar memerah ASI dengan tangan, dan
tidak menganggap pompa suatu kebutuhan.

39
MODUL 6.
TEKNIK KONSELING

A. MENDENGARKAN DAN MEMPELAJARI

Pendahuluan
Konseling adalah cara bekerja sama dengan orang, di mana kita berusaha
memahami perasaan mereka, serta membantu merekamemutuskan apa yang
dilakukan.
Menyusui bukan satu-satunya situasi di mana konseling berguna.
Keterampilan konseling juga berguna saat berbicara dengan ibu balita dalam
situasi lain. Kita juga merasakan manfaatnya saat bersama keluarga dan teman-
teman, atau bersama kolega di tempat kerja. Praktikkanlah beberapa teknik
konseling dengan mereka -hasilnya akan mengejutkan dan bermanfaat.
Dua sesi pertama tentang keterampilan konseling adalah tentang
‘mendengarkan dan mempelajari’.
Seorang ibu menyusui mungkin tidak mudah mengungkapkan perasaan,
terutama jika ia malu, dan terhadap orang yang belum ia kenal. Kita
memerlukan keterampilan mendengarkan, dan membuat ibu merasa bahwa kita
menaruh perhatian terhadapnya. Ini akan mendorong ibu berbicara lebih banyak.
Dan mungkin akan
lebih kecil kemungkinan ibu ‘tutup mulut’, dan diam.
Penting untuk ‘mendengarkan dan mempelajari’ terlebih dahulu, guna
memahami kesulitan-kesulitan yang ada
Kemudian kita bisa memberikan informasi dan bantuan yang paling tepat
sehingga konseling kita benar-benar efektif.

Keterampilan Mendengarkan dan Mempelajari

Keterampilan 1. Menggunakan komunikasi non-verbal


________________________________________________________
Demonstrasi A: Komunikasi non-verbal
1. Sikap tubuh:Menjaga agar kepala tetap sama tinggi dengan ibu, duduklah
apabila dimunginkan.
2. Beri perhatian: Menghadap ke ibu dan menatapnya.
(Catatan: kontak mata bisa memiliki beragam arti dalam budaya yang berbeda-
beda. Kadang, saat seseorang memandang ke arah lain, maka itu berarti ia siap
mendengarkan. Bila perlu, sesuaikan kontak mata dengan situasi.)
3. Penghalang: Singkirkan meja atau buku catatan
4. Ketersediaan waktu: Buatlah ibu merasa bahwa kita punya waktu. Duduk
dan berilah salam tanpa terburu-buru
5. Sentuhan: Sentuh ibu secara wajar, sesuai dengan kondisi.

KOMUNIKASI NON-VERBAL YANG BERMANFAAT


Usahakan kepala sama tinggi
Beri perhatian
Singkirkan penghalang
Sediakan waktu
Sentuhlah secara wajar

Keterampilan 2. Mengajukan pertanyaan terbuka


Untuk mulai berbincang dengan seorang ibu, atau untuk mencatat riwayat
40
menyusuinya, kita perlu mengajukan beberapa pertanyaan.
Penting sekali untuk mengajukan pertanyaan dengan cara yang mendorong
ibu untuk bicara dan memberi informasi pada kita. Cara ini mencegah kita
mengajukan terlalu banyak pertanyaan, dan memungkinkan kita mempelajari
lebih banyak dalam waktu yang tersedia.

Pertanyaan terbuka biasanya sangat membantu. Untuk menjawab


pertanyaan
seperti ini, ibu harus memberi beberapa informasi. Pertanyaan terbuka biasanya
dimulai dengan “Bagaimana? Apa? Kapan? Di mana? Mengapa?”
Misalnya, “Bagaimana Ibu memberi makan bayi ibu?”
Pertanyaan tertutup biasanya kurang bermanfaat. Pertanyaan semacam ini
memberitahu ibu jawaban yang kita harapkan, dan ia dapat menjawabnya
dengan “Ya” atau “Tidak”. Pertanyaan tertutup biasanya dimulai dengan kata
“Apakah Ibu .......?” atau “Apakah waktu itu dia?” atau “Sudahkah dia?” atau
“Apakah sekarang dia?” Misalnya, “Apakah Ibu menyusui bayi ibu yang
terakhir?” Bila ibu menjawab “Ya” terhadap pertanyaan tersebut, kita masih
belum tahu apakah dia menyusui secara eksklusif, atau memberikan pula susu
formula. Kita bisa menjadi frustrasi, dan mengira ibu tidak mau bicara, atau
tidak berterus terang.

Memulai dan melanjutkan percakapan


Kita perlu mengajukan pertanyaan untuk memulai sebuah percakapan. Untuk
itu, pertanyaan terbuka yang bersifat umum seringkali berguna. Pertanyaan
seperti ini memberi ibu kesempatan untuk menyampaikan apa yang penting
baginya. Misalnya:
“Bagaimana menyusuinya, Bu?”
“Tolong ceritakan tentang bayi Ibu, ya.”
Akan tetapi, kadang ibu hanya menjawab “Oh baik-baik saja, terima kasih.”
Jadi kita perlu mengajukan pertanyaan untuk melanjutkan percakapan. Untuk
itu, pertanyaan yang lebih spesifik akan bermanfaat. Misalnya:
“Berapa usia bayi Ibu sekarang?”
“Berapa jam setelah lahir bayi Ibu pertama kali menyusu?”
Kadang mungkin perlu mengajukan pertanyaan tertutup, misalnya: “Apakah
Ibu memberi bayi ibu makanan atau minuman lain?” atau “Apakah Ibu memberi
minuman lain dengan botol?”
Ketika ibu telah menjawab, kita dapat melanjutkan dengan pertanyaan
terbuka. Contoh:
“Apa yang membuat Ibu merasa begitu?”
“Apa yang membuat Ibu memutuskan melakukan itu?”

Keterampilan 3. Menggunakan respon dan gerakan tubuh yang


menunjukkan perhatian.
Bila kita ingin ibu melanjutkan percakapan, tunjukkan bahwa kita
mendengarkan dan menaruh perhatian terhadap apa yang ia katakan.

Cara penting untuk menunjukkan bahwa kita mendengarkan dan menaruh


perhatian adalah:
- dengan isyarat, misalnya memandang padanya, mengangguk dan tersenyum;
- dengan respon sederhana, misalnya, mengatakan “Ooh”, “Mmm”

Di beberapa negara yang berbeda, orang menggunakan respon yang


berbeda, contohnya, “Nnn”, “Eeehh”. Semuanya merupakan bagian dari bahasa
setempat.
41
Keterampilan 4. Mengatakan kembali (reflect back) apa yang dikatakan
ibu.
Para petugas kesehatan kadang memberondong ibu dengan pertanyaan
faktual. Akan tetapi, jawaban terhadap pertanyaan tersebut sering tidak
berguna. Makin lama, ibu mungkin makin sedikit bicara dalam menjawab
pertanyaan. Misalnya, jika ibu mengatakan, “Bayi saya menangis terus tadi
malam,”Kita mungkin ingin bertanya: “Berapa kali dia terbangun?”. Namun
jawabannya tidak berguna.
Akan lebih bermanfaat mengulangi atau mengatakan kembali apa yang ibu
katakan. Ini menunjukkan bahwa kita mengerti, dan akan lebih besar
kemungkinannya ibu bicara lebih banyak lagi. Paling baik adalah
mengucapkannya dengan cara yang agak berbeda, sehingga tidak terdengar
seolah kita sedang ’membeo’. Respons kita juga bisa lebih singkat daripada apa
yang dikatakan ibu.
Bila terus-menerus mengatakan kembali apa yang ibu katakan, bisa terdengar
kurang sopan. Lebih baik padukan mengatakan kembali dengan respon lainnya.
Contohnya: “Sungguh?” atau “Ooh!”, atau sebuah pertanyaan terbuka.

Keterampilan 5. Berempati – menunjukkan kita paham perasaaan ibu


Bila ibu mengatakan sesuatu yang menunjukkan perasaannya, akan berguna
sekali jika kita berespon dengan cara yang menunjukkan bahwa kita
mendengarkan apa yang ia ungkapkan, dan bahwa kita memahami perasaannya
dari sudut pandangnya. Contohnya, jika ibu mengatakan:
“Bayi saya sering sekali minta disusui, saya jadi capek sekali!”
Kita berespon terhadap apa yang ia rasakan, mungkin seperti ini:
“Ibu merasa capek sekali ya?”
Butir kunci: Empati berbeda dengan simpati. Jika bersimpati, kita
mengasihani
seseorang, tapi melihatnya dari sudut pandang KITA.
Jika bersimpati, mungkin kita mengatakan: “Oh, saya mengerti perasaan ibu.
Bayi
saya dulu juga sering sekali minta disusui, dan saya merasa capek!” Respon
seperti
ini mengarahkan perhatian kepada kita, dan tidak membuat ibu merasa bahwa
kita
memahaminya.
Kita mungkin menanyakan lebih banyak fakta. Contoh: “Berapa kali dia
minum? Apa saja yang Ibu berikan padanya?” Tapi pertanyaan-pertanyaan
tersebut tidak membuat ibu merasa kita memahaminya.
Kita dapat mengatakan kembali apa yang ibu katakan tentang bayinya.
Contoh: “Bayi ibu sering sekali minta minum?”
Tapi respon ini mengatakan kembali apa yang ibu katakan tentang perilaku bayi,
dan mengabaikan apa yang ibu katakan mengenai perasaannya. Ibu merasa
lelah. Jadi, empati lebih dari sekadar mengatakan kembali apa yang ibu katakan.
Akan bermanfaat pula jika kita berempati terhadap perasaan positif ibu.
Empati tak sekedar menunjukkan bahwa kita mengerti perasaan negatif ibu.
Terkadang, ketika kita mendiskusikan perasaan ibu, mungkin ia akan
bersikap
emosional, misalnya menangis, dan kita perlu bersiap untuk memberi dukungan
emosional kepadanya.

Keterampilan 6. Hindari kata-kata yang menghakimi

42
‘Kata-kata yang menghakimi’ adalah kata-kata seperti: benar, salah, baik,
buruk, bagus, cukup, tepat. Jika menggunakan kata-kata yang menghakimi
ketika bicara dengan ibu mengenai kegiatan menyusui, terutama saat
mengajukan pertanyaan, kita bisa membuat ibu merasa dirinya salah, atau ada
yang salah dengan bayinya.
Contoh: Jangan mengatakan: “Apakah bayi Ibu tidur dengan baik?”

Sebagai gantinya, katakan: “Bagaimana bayi Ibu tidur?”


Ibu dapat menggunakan kata-kata yang menghakimi. Kadang kita sendiri perlu
menggunakannya; terutama kata-kata yang positif, yaitu ketika sedang
membangun percaya diri ibu. Tapi berlatihlah menghindari kata-kata tersebut
sebanyak mungkin, kecuali ada alasan yang sangat penting untuk
menggunakannya.
Kita mungkin memperhatikan bahwa pertanyaan yang menghakimi seringkali
berupa pertanyaan tertutup. Menggunakan pertanyaan terbuka sering kali
membantu menghindari penggunaan kata-kata yang menghakimi.

KETERAMPILAN MENDENGARKAN DAN MEMPELAJARI


Menggunakan komunikasi non-verbal
Mengajukan pertanyaan terbuka
Menggunakan respon dan gerakan tubuh yang menunjukkan perhatian
Mengatakan kembali yang ibu katakan
Berempati – menunjukkan kita paham perasaan ibu.
Hindari kata-kata yang menghakimi

B. MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI DAN MEMBERI DUKUNGAN

Pendahuluan
Seorang ibu menyusui mudah kehilangan kepercayaan diri. Ini bisa
mendorongnya untuk memberi bayi susu formula, dan merespon tekanan
dari keluarga dan temannya untuk memberi susu formula.Kita memerlukan
keterampilan ini guna membantunya merasa percaya diri dan positif tentang
dirinya. Kepercayaan diri dapat membantu ibu berhasil menyusui. Kepercayaan
diri juga membantunya menolak tekanan dari orang lain.
_ Sangatlah penting untuk tidak membuat seorang ibu merasa bahwa ia telah
membuat kesalahan.
Ibu mudah percaya bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya atau air
susunya, atau bahwa ia tidak berbuat benar. Ini dapat menurunkan kepercayaan
dirinya.
_ Sangatlah penting menghindarkan mengatur apa yang harus dilakukan ibu
menyusui.
Bantulah setiap ibu untuk memutuskan sendiri apa yang terbaik bagi dirinya dan
bayinya. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan dirinya.

KMS
Pada banyak negara KMS telah dikembangkan berdasarkan KMS WHO yang baru
dan standar, dikembangkan dengan menggunakan data bayi yang menguyusui
berdasarkan rekomendasi WHO tentang optimalisasi pemberian makan bayi.
Terdapat banyak perbedaan grafik antara laki-laki dan perempuan, karena, rata-
rata laki-laki lebih besar dari perempuan.

Grafik pertumbuhan WHO dan contoh kurva pertumbuhan.


a. Garis yang memanjang di bawah adalah untuk usia bayi. Tiap kolom
menunjukkan satu bulan usia bayi.
43
b. Garis memanjang ke atas di samping adalah untuk berat badan bayi.
c. Ketika kita menimbang bayi, bubuhkan sebuah titik di kolom usia sejajar
dengan angka yang menunjukkan berat badannya.
d. Ketika sudah menimbang beberapa kali, kita dapat menggabungkan titik-titik
e. menjadi garis, yang menunjukkan garis pertumbuhan bayi.
f. Kurva-kurva pada grafik merupakan kurva referensi, yang menunjukkan
bagaimana bayi-bayi sehat tumbuh. Garis-garis itu menanjak dari kiri ke
kanan, menunjukkan bagaimana bayi bertambah berat seiring
pertumbuhannya.
g. Bandingkan garis pertumbuhan bayi dengan kurva referensi pada KMS.
h. Bila garis pertumbuhan mengikuti kurva, bayi tumbuh dengan baik (garis 1).
i. Bila garis pertumbuhan tidak mengikuti kurva (sedikit melambat dari kurva
referensi- garis 2; datar-garis 3; atau menurun-garis 4), bayi tidak tumbuh
dengan baik.
j. Bila bayi tidak tumbuh dengan baik, mungkin ia sakit, atau tak mendapatkan
cukup makan. Pada enam bulan pertama, seorang bayi bisa tidak mendapat
cukup ASI bila tidak disusui dengan optimal, misalnya jika pelekatannya
tidak baik.

Keterampilan membangun kepercayaan diri dan memberi dukungan


Keterampilan 1. Menerima apa yang ibu pikirkan dan rasakan
Kadang ibu memikirkan sesuatu yang kita tidak setuju – ibu mempunyai
pemikiran yang keliru. Kita mungkin akan membuatnya merasa bahwa ia keliru.
Ini akan menurunkan kepercayaan dirinya. Bahkan mungkin ia tidak mau lagi
bicara dengan kita. Jadi, penting untuk tidak ’tidak setuju’ dengan ibu.
Juga, penting untuk tidak ’setuju’ dengan suatu pemikiran yang keliru. Kita
mungkin ingin menyarankan sesuatu yang agak berbeda. Hal itu akan sulit
dilakukan jika sebelumnya kita sudah setuju dengannya. Lebih baik, terima saja
apa yang ia pikirkan atau rasakan. Menerima berarti memberi respon dengan
cara yang netral, dan bukannya menyetujui atau tidak menyetujui.

Kita mungkin ingin memberi informasi untuk mengoreksi pemikiran yang keliru.
Dalam contoh ini, kita bermaksud menjelaskan kepada ibu bahwa ASI memang
selalu tampak encer pada permulaan menyusui, tapi sesungguhnya penuh zat
gizi. Kita dapat memberikan informasi tersebut nanti. Berikan dengan cara bijak
yang tidak terdengar sebagai kritikan. Akan tetapi, pertamatama, kita ingin
membuat ibu merasa bahwa kita menerima apa yang dipikirkannya.
_____________________________________________________________
Demonstrasi R: Menerima apa yang ibu RASAKAN
‘ibu’ (sambil menangis) berkata:
“Aduh.... bagaimana ini! (Sebut nama bayinya) pilek dan hidungnya mampet
total dan tidak bisa menyusu – bisanya cuma menangis dan saya tidak tahu
harus berbuat apa!”

Fasilitator membacakan respon berikut (dengan bahasa tubuh yang


sesuai):
Tanggapan 1: “Jangan kuatir - bayi ibu baik-baik saja”
Tanggapan 2: “Ibu cemas dengan keadaan (nama bayi) ya?”
Tanggapan 3: “Jangan menangis – ini tidak serius, kok - (nama bayi) akan cepat
sembuh!”
Beri tanda pada respon yang menunjukan menerima pendapat ibu.
________________________________________________________________

44
Keterampilan 2. Mengenali dan memuji apa yang ibu dan bayi lakukan
dengan benar
Sebagai kader, kita dilatih menemukan masalah. Tapi kemampuan ini seringkali
membuat kita hanya melihat apa-apa yang kita anggap orang salah
mengerjakannya, dan mencoba mengkoreksinya. Sebagai konselor, kita harus
mencari tahu apa yang telah dilakukan dengan benar oleh ibu dan bayi. Pertama
kenali dulu apa yang mereka lakukan dengan benar; kemudian kita sebaiknya
memuji atau menunjukkan
persetujuan atas perbuatan yang baik itu. Memuji perbuatan yang baik memiliki
keuntungan seperti berikut:
- Membangun kepercayaan diri ibu;
- Mendorong ibu terus melanjutkan perbuatannya;
- Membuat ibu lebih mudah menerima saran berikutnya.
Bisa saja sulit untuk mengenali apa yang ibu lakukan dengan benar – kita harus
belajar mengenali perbuatan yang baik. Tapi setiap ibu yang anaknya tetap
hidup pasti sudah melakukan sesuatu yang benar, apapun status sosialekonomi
atau pendidikannya. Akan selalu membantu jika kita mengenali dan memuji apa
yang bayi lakukan dengan benar. Misalnya, bertambah berat badannya, atau
bayi menyusu
dengan benar.
_______________________________________________________________
Demonstrasi S: Mengenali dan memuji apa yang telah ibu dan bayi
lakukan dengan benar.
Minta peserta membaca tiga ucapan ini dengan keras secara bergantian:
”Garis pertumbuhan bayi ibu naiknya terlalu lambat.”
”Saya pikir bayi ibu pertambahan berat badannya tidak cukup.”
“Bulan lalu berat badan bayi ibu bertambah hanya karena ASI, lho.”
Beri tanda
pada respon yang membantu membangun kepercayaan diri ibu.

_____________________________________________________________
Keterampilan 3. Memberi bantuan praktis
Kadang bantuan praktis lebih baik daripada mengatakan sesuatu. Contohnya:
- Saat ibu merasa lelah atau kotor atau tak nyaman;
- Saat ibu lapar atau haus;
- Saat ibu sudah banyak mendapat nasihat;
- Saat kita ingin menunjukkan dukungan dan penerimaan;
- Saat ibu punya masalah praktis.
Beberapa cara memberi bantuan praktis di antaranya sebagai berikut:
- Membantu membuat ibu merasa bersih dan nyaman;
- Mempermudah ibu menggendong bayi, dengan bantal atau dengan
kursi yang lebih pendek atau nyaman.
- Memberi ibu minuman hangat, atau sesuatu untuk dimakan.
- Menggendong sendiri bayinya, sementara ibu menyamankan diri,atau mencuci
muka, atau ke toilet. Terkadang hanya dengan melihat saja kita sudah tahu
bantuan praktis apa yang dibutuhkan ibu (ibu dalam posisi tidak nyaman atau
meringis kesakitan), namun terkadang kita perlu bertanya pada ibu apa yang
dibutuhkan. Bantuan apapun yang diberikan harus bisa diterima secara budaya.
Bantuan praktis juga termasuk bantuan praktis menyusui, seperti mengatur
posisi bayi atau mengurangi nyeri pembengkakan payudara. Ini dibicarakan
terpisah nanti.

45
__________________________________________________________
Demonstrasi T: Memberi bantuan praktis
Ibu ini berbaring di tempat tidur sesaat setelah melahirkan. Dia tampak sedih
dan tertekan.
Seorang peserta membacakan dengan keras perkataan ibu:
“Tidak, saya belum menyusuinya. Payudara saya kosong dan rasanya terlalu
sakit untuk duduk.”
Peserta lain membacakan respon berikut dengan keras:
”Sebaiknya ibu membiarkan bayi mengisap sekarang, supaya ASI keluar.”
“Biar saya coba membuat ibu nyaman ya, dan nanti akan saya bawakan minum.”
Beri tanda pada respon yang tepat
____________________________________________________________
Keterampilan 4. Memberi sedikit informasi yang relevan
Ibu seringkali memerlukan informasi tentang menyusui. Sangatlah penting untuk
membagi pengetahuan kita dengan mereka. Mungkin penting juga untuk
meluruskan pemikiran yang keliru. Akan tetapi sangat penting untuk:
- Memberi informasi yang relevan dengan kondisi ibu SEKARANG.
Sampaikan hal-hal yang dapat ia gunakan hari ini, bukan dalam beberapa
minggu ke depan. Informasi harus relevan untuk ibu INI, bayi INI, saat INI, dan
pada keadaan INI.
- Mencoba memberi ibu hanya satu atau dua informasi pada saat itu, terutama
bila ibu sedang capek, dan sudah menerima banyak sekali nasihat.
- Memberi informasi dengan cara yang positif, agar tak terdengar seperti
kritikan, atau membuat ibu berpikir bahwa dia telah melakukan hal yang salah.
Hal ini terutama sangat penting bila kita ingin mengoreksi pemikiran yang keliru.
- Menunggu sampai kita berhasil membangun kepercayaan diri ibu, dengan
menerima apa yang ibu katakan, dan memuji apa yang telah ia lakukan dengan
baik. Kita tak perlu terburu-buru memberinya informasi baru atau mengkoreksi
pemikiran yang keliru.

Demonstrasi U (i): Memberikan informasi yang relevan


J berusia 2 bulan dan menyusu eksklusif.
Seorang peserta membacakan dengan keras perkataan ibu:
“ Beberapa hari ini J sering sekali menyusu, tiba-tiba ia seperti sangat kelaparan.
Saya pikir ASI saya saya tidak mencukupi untuk J.”
Dua peserta lain membacakan respon berikut dengan keras:
Respon 1: “Oh, J tumbuh sehat kok. Tak usah kuatir dengan ASI ibu. Paling baik
menyusui eksklusif selama 6 bulan, dan setelah itu ibu bisa mulai memberinya
makanan pendamping”.
Respon 2: “J sedang tumbuh cepat. Bayi sehat memang punya masa lapar
seperti ini ketika mereka tumbuh cepat. KMS J menunjukkan kalau dia mendapat
semua ASI yang dibutuhkannya. Dia akan normal dalam beberapa hari”.
Beri tanda pada respon yang memberi informasi relevan
_____________________________________________________________
Demonstrasi U (ii): Memberi informasi dengan cara positif
Bayi ini berumur 3 bulan. Ibunya baru-baru ini mulai memberi susu botol
disamping menyusui. Bayi kena diare.
Seorang peserta membacakan perkataan ibu:
“Buang air besarnya mulai lembek, haruskah saya berhenti menyusui?”
Dua peserta lain membacakan respon berikut:
Respon 1 : “Bagus sekali ibu mau bertanya sebelum memutuskan. Diare
biasanya lebih cepat berhenti kalau ibu terus menyusui.”

46
Respon 2 : “Oh jangan, jangan berhenti menyusui. Dia bisa tambah parah kalau
ibu melakukan itu.”
Beri tanda pada respon yang memberikan informasi positif
_____________________________________________________________
Keterampilan 5. Memakai bahasa sederhana
Petugas kesehatan sering menggunakan istilah teknis ketika mereka berbicara
dengan para ibu, dan ibu-ibu tidak mengerti. Penting sekali menggunakan
istilah-istilah yang sederhana dan familiar, untuk menjelaskan sesuatu kepada
para ibu.
_____________________________________________________________
Demonstrasi V: Menggunakan bahasa sederhana
Peserta membaca pernyataan berikut:
Pernyataan 1 : “Bayi ibu harus bisa mencapai duktus ASI besar untuk
memperoleh ASI secara efektif.”
Pernyataan 2 : “Bayi ibu bisa lebih mudah mendapatkan ASI bila mulutnya
mengambil sebagian besar payudara.”
Beri tanda pada pernyataan yang lebih mudah dimengerti ibu

Keterampilan 6. Memberi satu atau dua saran, bukan perintah


Kita mungkin memutuskan bahwa akan sangat membantu bila ibu melakukan
sesuatu dengan cara berbeda - misalnya menyusui bayi lebih sering, atau
menggendongnya dengan cara yang lain. Akan tetapi, kita harus hati-hati untuk
tidak menyuruh atau memerintah ibu melakukan sesuatu. Ini tidak menolong ibu
untuk merasa percaya diri. Saat kita memberikan konseling kepada seorang ibu,
sarankan apa yang dapat ia lakukan. Lalu ibu dapat memutuskan apakah ia akan
mencobanya
atau tidak. Hal ini memberi ibu perasaan menguasai keadaan, dan membantunya
untuk merasa percaya diri.
__________________________________________________________
________
Demonstrasi W: Memberi satu atau dua saran
A menyusu dan Ibunya mengira dirinya tidak punya cukup ASI.
Seorang peserta membacakan perkataan ibu:
“Saya menyusui A dua kali di pagi hari dan dua kali di sore hari”
Dua peserta lain membacakan respon berikut:
Respon 1 : “Ibu harus menyusui A sekurangnya 10 kali sehari!”
Respon 2 : “Mungkin akan membantu bila ibu menyusui A lebih sering.”
Beri tanda pada respon berupa saran bukan perintah

_______________________________________________________________
Cara lain memberikan saran adalah dengan mengajukan pertanyaan,
misalnya:
“Pernah terpikir untuk menyusui lebih sering? Kadang itu membantu, lho!”
Atau mengatakan bagi sebagian orang, contohnya:
”bagi orang hal ini membantu untuk .... ”

Ringkasan

KETERAMPILAN KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN


Menerima apa yang ibu pikirkan dan rasakan
Mengenali dan memuji apa yang dilakukan dengan benar oleh ibu dan bayi
Memberikan bantuan praktis
Memberikan sedikit informasi yang relevan
Menggunakan bahasa sederhana
47
Memberikan satu atau dua saran, bukan perintah

MODUL 7.
KONDISI PAYUDARA

Pendahuluan
Ada beberapa kondisi umum payudara yang kadang menyebabkan kesulitan
menyusui:
- Puting datar, terbenam dan besar/panjang;
- Payudara bengkak (engorgement);
- Saluran tersumbat dan mastitis;
- Puting lecet dan retak.
Diagnosa dan penanganan kondisi payudara penting untuk meringankan
penderitaan ibu, dan untuk memungkinkan kegiatan menyusui berlanjut.

Berbagai bentuk payudara


Ada beberapa payudara dengan berbagai bentuk dan ukuran. Semua payudara
ini normal, dan dapat memproduksi banyak ASI untuk satu bayi – atau dua
bahkan tiga bayi. Banyak ibu mengkuatirkan ukuran payudaranya. Wanita
berpayudara kecil sering cemas mereka tak punya cukup ASI. Tapi perbedaan
ukuran payudara kebanyakan ditentukan oleh jumlah lemak, bukan oleh jumlah
jaringan kelenjar. Penting untuk meyakinkan para ibu bahwa mereka dapat
memproduksi cukup ASI, berapa pun ukuran payudara mereka. Puting dan
areola pada payudara-payudara ini juga mempunyai bentuk dan ukuran berbeda.
Bagaimanapun, pada dasarnya bayi-bayi dapat menyusu dengan sangat baik dari
payudara berukuran apa saja, dan pada hampir semua bentuk puting. Harap
diingat juga, bahwa seorang bayi juga dapat melekat dengan buruk
bagaimanapun bentuk puting ibunya – jika ia pernah diberi botol, atau jika tidak
ada seorang pun membantu ibunya memperbaiki tekniknya.

Puting datar dan kelenturannya.


Seorang dokter memberitahu ibu pemilik puting ini bahwa bayinya tak mungkin
bisa menyusu darinya. Ibu kehilangan rasa percaya dirinya bahwa ia bisa
menyusui dengan sukses. Akan tetapi, ingatlah bahwa bayi tidak mengisap dari
puting. Bayi memasukkan puting berikut jaringan payudara yang membentuk
areola ke dalam mulutnya untuk membentuk semacam ‘dot’. Puting hanyalah
sepertiga bagian dari ‘dot’ jaringan payudara yang masuk ke mulut bayi. Betapa
mudahnya menarik jaringan yang membentuk putingnya.Payudara ini sangat
lentur, dan akan mudah bagi bayi memulurkannya untuk membentuk ’dot’ di
dalam mulutnya. Bayi akan mampu menyusu dari payudara ini tanpa kesulitan.
Butir penting: Kelenturan payudara lebih penting daripada bentuk puting.
Kelenturan meningkat selama kehamilan, dan dalam minggu pertama atau
begitu bayi lahir. Jadi sekalipun puting seorang wanita tampak datar di awal
kehamilan, bayinya mungkin saja menyusu dari payudaranya tanpa kesulitan.

TATA LAKSANA PUTING DATAR DAN TERBENAM


- Segera setelah lahir Bangun kepercayaan diri ibu - payudara akan membaik
- Jelaskan bahwa bayi menyusu PAYUDARA bukan puting
- Biarkan bayi menjelajahi payudara, dengan kontak kulit
- Bantu ibu mengatur posisi bayi pada payudara
- Cobalah berbagai posisi – misalnya bawah lengan
- Bantu ibu agar puting lebih menonjol keluar
48
- Gunakan pompa, tabung suntik
- Untuk minggu pertama Perah ASI dan berikan dengan cangkir atau kedua jika
diperlukan Perah ASI ke dalam mulut bayi

Puting terbenam
Jika wanita pemilik puting ini menguji kelenturan payudaranya, putingnya akan
masuk dan bukannya keluar. Kita dapat melihat dari sebuah guratan di
payudaranya, bahwa wanita ini mengalami abses payudara. Kemungkinan hal ini
disebabkan bayinya tidak melekat dengan baik pada payudara sehingga tidak
bisa mengeluarkan ASI secara efektif. Dengan bantuan yang terampil, wanita ini
dapat sukses menyusui. Untungnya, kondisi puting yang sesulit di atas jarang
terjadi.

Tata laksana puting datar dan terbenam


a. Perawatan sebelum persalinan mungkin tidak menolong.
- Misalnya menarik puting, atau menggunakan nipple shells tak membantu.
ebanyakan puting membaik kondisinya saat persalinan tanpa perawatan
apapun. Namun, jika ibu khawatir bahwa putingnya datar atau terbenam,
periksa kondisi mereka dan lihat kelenturan putingnya. Akan membantu
jika menjelaskan hal ini dan menyampaikan bahwa ia akan bisa menyusui.
- Bantuan terpenting adalah yang dilakukan segera setelah persalinan,
ketika bayi mulai menyusu:
b. Bangun kepercayaan diri ibu.
Jelaskan bahwa awalnya mungkin akan sukar, tetapi dengan kesabaran dan
ketekunan ia bisa berhasil. Jelaskan bahwa payudaranya akan membaik dan
melunak di pekan pertama atau kedua setelah kelahiran.
c. Jelaskan bahwa bayi mengisap dari payudara – bukan dari puting
- Bayinya perlu memasukkan sebagian besar areola dan jaringan di
belakangnya ke
- dalam mulut. Jelaskan pula bahwa begitu menyusu, bayi akan menarik
payudara dan
- putingnya ke arah luar.
d. Dorong ibu untuk sebanyak mungkin melakukan kontak kulit, dan
membiarkan bayinya mengeksplorasi payudara.
- Biarkan bayi melekat sendiri pada payudara, kapanpun ia mau. Sebagian
bayi paling
- baik ’belajar’ sendiri. Tunjukkan padanya untuk menyandarkan punggung
pada posisi
- bersandar, agar bayinya bisa melakukan kontak kulit. Beberapa bayi dapat
melekat
- lebih mudah dengan posisi ini.
e. Bantu ibu mengatur posisi bayi agar bisa melekat lebih baik.
Jika bayi tak bisa melekat sendiri dengan baik, bantu ibunya mengatur posisi
sehingga bayi bisa melekat lebih baik. Berilah bantuan ini sedini mungkin, di
hari pertama, sebelum ASI ’keluar’ dan payudara ibu penuh.
f. Bantu ibu untuk mencoba beberapa posisi mendekap bayi.
- Kadang meletakkan bayi ke payudara dengan berbagai posisi dapat
mempermudah
- bayi untuk melekat. Misalnya, beberapa ibu menemukan bahwa ternyata
posisi di
- bawah lengan itu berguna (lihat Sesi 10). Terkadang akan membantu jika
ibu
- menyorongkan tubuhnya di atas bayi, sehinnga payudaranya akan jatuh
ke arah mulut bayi.
49
a. Bantu ibu supaya putingnya lebih menonjol sebelum menyusui.
- Kadang menonjolkan puting sebelum menyusui membantu bayi melekat.
Merangsang puting adalah satu-satunya yang perlu ibu lakukan. Atau ibu
dapat menggunakan pompa payudara manual, atau sebuah tabung suntik
untuk menarik puting keluar.
Kadang ’membentuk’ payudara memudahkan bayi untuk melekat. Untuk
- membentuk payudaranya, ibu menopangnya dari bagian bawah dengan
jari-jarinya,
- dan menekan lembut bagian atas payudaranya dengan ibu jari. Ibu
sebaiknya hati-hati agar tidak memegang payudaranya terlalu dekat
dengan puting. (Llihat Sesi , ‘Memposisikan bayi pada payudara’.) Jika
bisa diterima oleh keduanya, suami bisa
- menghisap puting ibu beberapa kali untuk menariknya keluar.
- Jika bayi tidak dapat menyusu secara efektif diminggu pertama atau
kedua, bantu ibu untuk:
b. Memerah ASI dan memberikan kepada bayinya dengan cangkir.
Memerah ASI membantu payudara tetap lunak, sehingga memudahkan bayi
untuk melekat dan menyusu; memerah juga membantu mempertahankan
pasokan ASI. Ibu tidak perlu menggunakan botol, karena hal ini malah lebih
menyulitkan bayi untuk menyusu payudara.
c. Perah sedikit ASI langsung ke mulut bayi.
- Beberapa ibu menganggap hal ini membantu. Bayi mendapatkan ASI
secara langsung, sehingga mengurangi rasa frustrasinya. Dan mungkin
bayi jadi lebih berminat untuk mencoba menyusu.
- Ibu sebaiknya terus melakukan kontak kulit, biarkan bayi lebih sering
mengeksplorasi payudaranya dan mencoba melekat sendiri ke payudara
ibunya.

Metode tabung suntik untuk mengatasi puting terbenam


Cara ini digunakan untuk mengatasi puting terbenam seusai persalinan, dan
untuk membantu bayi melekat ke payudara. Tidak pasti apakah metode ini
membantu atau tidak jika digunakan sebelum persalinan.
_____________________________________________________________
Demonstrasi X: Metode tabung suntik (syringe/spuit) untuk mengatasi
puting terbenam
- Masukkan alat pengisap (plunger) ke dalam ujung selongsong yang
terpotong (yaitu kebalikan dari posisi yang biasa)
- Gunakan payudara tiruan, dan letakkan ujung selongsong yang mulus ke
atas puting. Tarik alat pengisap untuk menciptakan isapan pada puting.
- (Jelaskanlah bahwa dengan payudara asli, akan tercipta ruang kedap-udara,
dan puting tertarik ke dalam tabung suntik.)
Butir kunci: ibu harus menggunakan tabung suntik ini sendiri. Jika
kader yang menarik tabung suntik, bisa jadi akan terlalu keras dan
menyebabkan sakit serta luka pada puting. Jelaskan bahwa kader akan
mengajari ibu untuk:
- Letakkan penghisap sekitar duapertiga dari panjang tabung
- Jangan masukkan seluruhnya, karena bisa jadi tarikannya dapat terlalu kuat
dan mencederai puting.
- Meletakkan ujung selongsong yang mulus pada puting, seperti yang telah
diperagakan.
- Menarik alat penyedot dengan hati-hati untuk pertahankan tekanan-isap
yang mantap tapi lembut, agar puting tertarik.
- Melakukan cara ini selama 30 detik sampai 1 menit, beberapa kali sehari dan
untuk menonjolkan puting sesaat sebelum ibu menyusui .
50
- Mendorong alat isap untuk mengurangi isapan, apabila ibu merasa kesakitan.
(Hal ini mencegah kulit puting dan areola rusak).
- Mendorong alat isap, untuk mengurangi isapan, saat ibu melepaskan tabung
suntik dari payudara.
________________________________________________________
Puting panjang
- Kita mungkin berpikir bahwa puting panjang itu menguntungkan, dan bahwa
puting semacam ini memudahkan bayi mengisap. Tapi puting panjang pun
dapat mendatangkan kesulitan. Bayi mungkin hanya mengisap putingnya,
dan tidak memasukkan payudara sekaligus sinus laktiferusnya ke dalam
mulutnya.
- Penting sekali untuk siap siaga membantu ibu dengan kondisi puting seperti
ini berikut teknik menyusuinya. Bantulah ia mengarahkan bayinya untuk
memasukkan sebagian besar payudaranya ke dalam mulut – dan bukan
hanya putingnya saja.

Puting besar
Ada beberapa puting yang sangat besar. Mungkin akan menyulitkan bagi bayi
untuk memasukkan puting seperti ini ke dalam mulutnya. Namun jika ibu
menggendong bayi dengan posisi yang baik, menyentuh mulut bayi agar
membuka, maka mulutnya bisa jadi akan membuka cukup lebar untuk bisa
melekat ke payudara. Ibu perlu bantuan dan kesabaran tambahan untuk
melakukan ini. Tunjukkan pada ibu cara menyorongkan tubuh ke atas tubuh
bayi, di atas tempat tidur atau meja, sehingga payudaranya jatuh mendekati
mulut bayi: ini akan lebih mudah bagi bayi. Sarankan kontak kulit sesering
mungkin, agar bayi bisa menemukan sendiri payudara. Tunjukkan pada ibu cara
memerah ASI dan memberikannya dengan cangkir sampai bayi dan mulutnya
cukup besar untuk bisa menyusu dengan lebih mudah.

Payudara penuh dan bengkak


Kondisi payudara beberapa hari setelah persalinan, ‘ASI sudah keluar’ , dan
payudara ibu sudah terisi ASI. Payudara terasa panas, berat, dan keras. Namun
ASI mengalir dengan baik. Kepenuhan semacam ini normal. Kadang payudara
penuh terasa ada gumpalan. Satu-satunya perawatan yang ia perlukan adalah
lebih sering menyusui, untuk mengeluarkan ASI. Rasa berat, keras atau
menggumpal berkurang setelah disusui, dan payudara terasa lebih lunak dan
nyaman. Dalam beberapa hari, payudaranya akan menyesuaikan dengan
kebutuhan bayi, dan akan terasa tidak begitu penuh.
Payudara bengkak berarti payudara terlalu penuh, sebagian karena ASI, dan
kebagian lagi karena peningkatan cairan jaringan dan darah, yang mengganggu
aliran ASI. Payudara pada gambar ini terlihat mengkilat, karena edema.
Payudaranya terasa nyeri, dan ASI-nya tidak mengalir dengan baik. Terkadang
ketika payudara membengkak, ibu merasa demam. Payudara terlihat merah. Ini
mungkin membuat kita berpikir bahwa ia menderita mastitis. Akan tetapi,
demamnya biasanya berlangsung selama 24 jam saja. Putingnya datar, karena
kulitnya meregang ketat.Saat puting meregang ketat dan datar seperti ini, sulit
untuk bayi melekat dan mengisap ASI.

Penyebab dan pencegahan payudara bengkak


Penyebab pembengkakan adalah:
- ASI banyak;
- Terlambat memulai menyusui;
- Pelekatan kurang baik, sehingga ASI tidak dikeluarkan secara efektif;
- Pengeluaran ASI tidak sering;
51
- Pembatasan lama menyusui.

Mencegah pembengkakan. Yaitu:


- membiarkan bayi mulai menyusui segera setelah persalinan;
- memastikan pelekatan bayi yang baik pada payudara;
- menganjurkan menyusui tanpa dijadwal.
Kita dapat melihat bahwa pencegahan sangat terkait dengan penyebab
pembengkakan. Bayi sebaiknya menyusu secara efektif segera setelah
persalinan, tanpa pembatasan lama atau frekuensi menyusu. Dengan demikian
tekanan ASI tidak meningkat di dalam payudara. Pembengkakan lebih kecil
kemungkinan terjadi.

PENANGANAN PAYUDARA BENGKAK


Jangan "mengistirahatkan" payudara
Mengeluarkan ASI sangat penting untuk mengatasi pembengkakan. Bila ASI
tidak dikeluarkan, mungkin timbul mastitis, abses mungkin terbentuk, dan
produksi ASI berkurang. Jadi jangan anjurkan ibu untuk ’mengistirahatkan’
payudaranya.

Bila bayi mampu menyusu, ia sebaiknya menyusu lebih sering.


Inilah cara terbaik untuk mengeluarkan ASI. Bantu ibu mengatur posisi bayi,
agar melekat dengan baik. Dengan demikian ia akan menyusu secara efektif,
dan tak mencederai puting.

Bila bayi tak mampu menyusu, bantu ibu memerah ASI-nya.


Ibu mungkin mampu memerah ASI dengan tangan atau mungkin ia memerlukan
pompa payudara (pemakaian botol hangat tidak dianjurkan lagi). Kadang cukup
memerah sedikit ASI untuk membuat payudara cukup lunak untuk bayi
menyusu. Menekan daerah di sekitar areola bisa membuat jaringan di bawahnya
menjadi lebih lembut, sehingga memerah jadi lebih mudah.

Sebelum menyusui atau memerah, rangsanglah refleks oksitosin ibu.


Inilah yang dapat dilakukan untuk menolong ibu, atau yang bisa ibu lakukan:
- Letakkan kompres hangat pada payudaranya, atau mandi air hangat;
- Pijat tengkuk dan punggungnya;
- Pijat payudara dengan ringan;
- Rangsang payudara dan kulit puting;
- Bantu ibu untuk nyaman.
Kadang mandi pancuran air hangat atau mandi berendam air hangat membuat
ASI mengalir dari payudara, sehingga kedua payudara akan cukup lunak untuk
bayi menyusu.

Setelah menyusui, letakkan kompres dingin pada payudara.


Ini akan membantu mengurangi edema.

Bangunlah rasa percaya diri ibu.


Jelaskan bahwa ia akan bisa segera menyusui lagi dengan nyaman.

GEJALA SALURAN TERSUMBAT DAN MASTITIS


Mastitis mungkin timbul pada payudara yang bengkak, atau mungkin mengikuti
sebuah kondisi yang disebut saluran (ASI) tersumbat. Saluran tersumbat terjadi
saat ASI tidak dikeluarkan dari salah satu bagian payudara. Kadang ini terjadi
karena saluran menuju bagian payudara tersebut tersumbat oleh ASI yang
menebal. Gejalanya adalah gumpalan yang agak perih, seringkali terdapat
52
kemerahan pada kulit di daerah yang bengkak. Wanita ini tidak demam dan
merasa sehat. Bila ASI menetap di bagian tertentu payudara, karena alasan
apapun, maka ini disebut stasis ASI. Jika ASI tidak juga dikeluarkan, stasis ASI
dapat menyebabkan peradangan jaringan payudara, yang disebut mastitis tanpa
infeksi. Kadang payudara lantas terinfeksi bakteri, dan ini disebut mastitis
terinfeksi. Tidak mungkin menyebutkan apakah mastitis itu tanpa infeksi atau
terinfeksi dari gejalanya saja. Akan tetapi, jika semua gejalanya parah, maka ibu
kemungkinan lebih memerlukan penanganan dengan antibiotika.

Perbedaan antara mastitis dan bengkak.


Mastitis terkadang rancu dengan bengkak. Terdapat beberapa perbedaan penting
yang bisa mempermudah kita dalam menentukan:
o Mastitis biasanya hanya terjadi pada satu payudara, meskipun terkadang
bisa terjadi pada keduanya. Bengkak biasanya terjadi pada kedua payudara.
o Mastitis terjadi pada sebagian payudara, bengkak terjadi pada seluruh
payudara.
o Pada mastitis, biasanya terdapat daerah kemerahan yang berbatas tegas di
kulit. Dikelilingi jaringan payudara yang normal. Pada bengkak, terdapat
daerah kemerahan juga, tapi tersebar dan tidak berbatas jelas.
o Pada mastitis, daerah kemerahan terasa keras dan mungkin bengkak, tapi
bagian payudara lain tetap lunak, puting tidak terkena. Pada
bengkak,seluruh payudara membengkak, dan puting mungkin tertarik ketat
dan mendatar.
o Pada mastitis, pengeluaran ASI tidak mengurangi rasa keras, tapi pada
bengkak, langsung terasa berkurang.
o Pada mastitis, terasa sangat sakit. Terutama pada daerah yang berwarna
merah. Pada bengkak, rasa sakit tidak terlalu hebat, tapi terasa pada seluruh
payudara.
o Pada mastitis, ibu akan merasa demam terus-menerus. Pada bengkak,
mungkin tidak ada bengkak, atau jika ada, hanya selama 24 jam.

PENYEBAB SALURAN TERSUMBAT DAN MASTITIS


Penyebab utamanya adalah kurang baiknya aliran ASI pada sebagian atau
seluruh payudara. Aliran ASI yang kurang baik dapat terjadi karena:
a. Menyusui kurang sering atau kurang lama Misalnya:
- saat ibu terlalu sibuk;
- ketika bayinya kurang sering menyusu - karena ia tidur sepanjang
malam, atau menyusu tidak teratur;
- karena pola menyusui berubah untuk alasan lainnya, misalnya, ibu
kembali bekerja, atau ketika dalam perjalanan.
- jika ibu stress atau terlalu banyak bekerja
b. Kurang baiknya aliran pada sebagian atau seluruh payudara: Misalnya:
- jika bayi tidak melekat dengan baik di payudara mungkin ia hanya akan
mengosongkan sebagian payudara saja.
- jika ada tekanan pakaian yang ketat, biasanya BH, terutama bila
dikenakan malam hari; atau berbaring tengkurap, yang dapat menyumbat
salah satu saluran.
- jika ada tekanan jari ibu, yang dapat menyumbat aliran ASI selama
menyusui.
- jika bagian bawah payudara yang besar kurang baik mengalirkan ASI,
karena cara bergantung payudara itu sendiri.

53
- kerusakan pada jaringan payudara yang disebabkan trauma kadang
menyebabkan mastitis, misalnya pukulan tiba-tiba, atau tendangan tak
sengaja dari anak yang lebih tua
- bakteri masuk ke jaringan payudara, contohnya melalui puting yang retak.
Inilah cara lain yang menunjukkan bahwa posisi menyusu yang buruk
dapat menyebabkan mastitis.

PENANGANAN SALURAN TERSUMBAT DAN MASTITIS

Butir kunci. Bagian terpenting dari penanganannya adalah memperbaiki aliran


ASI dari bagian payudara yang terkena.

Carilah penyebab aliran yang kurang baik, lalu perbaiki:


- Carilah pelekatan yang kurang baik
- Carilah tekanan dari pakaian, biasanya BH yang ketat, terutama jika dipakai
di malam hari; atau tekanan karena berbaring tengkurap.
- Perhatikan apa yang ibu lakukan dengan jarinya saat ia menyusui. Apakah ia
memegang areola, dan mungkin menyumbat aliran ASI
- Perhatikan apakah ibu mempunyai payudara yang besar dan menggantung,
dan apakah sumbatan itu terjadi di bagian bawah payudaranya. Sarankan ibu
untuk lebih mengangkat payudaranya saat menyusui, agar bagian bawah
payudaranya dapat mengalirkan ASI lebih baik.

Menganjurkan ibu untuk melakukan hal-hal berikut:


- Susui sesering mungkin.
Cara paling baik adalah beristirahat bersama bayi, agar ia bisa merespon dan
menyusuinya kapan pun bayi mau.
- Pijat perlahan payudara sementara bayi menyusu.
Tunjukkan cara memijat di atas bagian yang tersumbat, dan di atas saluran
yang menuju bagian yang tersumbat, menuju ke arah puting. Ini membantu
mengeluarkan sumbatan dari saluran. Ibu mungkin akan menemukan
sesuatu yang menggumpal keluar bersama ASI. (Gumpalan ini aman untuk
bayi).
- Tempelkan kompres hangat di antara waktu-waktu menyusui.
- Obati gejala sakit dan demam (konsultasikan dengan tenaga medis)
- Perbaiki pengeluaran ASI

Cari penyebab dan perbaiki:


- pelekatan yang kurang baik
- tekanan dari pakaian
- buruknya aliran pada payudara besar

Jika ada di antara yang berikut:


- gejala-gejalanya parah, atau
- puting retak, atau
- tidak ada perbaikan setelah 24 jam

Anjuran:
- Menyusui lebih sering
- Pijat lembut ke arah puting
- Kompres hangat
- Minum obat (konsultasikan dengan tenaga medis)
- Istirahat total

54
Sarankan jika membantu:
- mengubah posisi
- mulai menyusui pada payudara yang tidak sakit

Kadang akan membantu melakukan hai-hal berikut:


- Menyusui dengan posisi berbeda pada tiap kali menyusui.
Ini membantu mengosongkan ASI dari semua bagian yang berbeda di
payudara secara lebih merata. Tunjukkan kepada ibu cara mendekap bayi
dengan posisi bawah lengan, atau cara menyusui sambil berbaring, daripada
menyilangkannya di depan tubuh tiap kali menyusui.Akan tetapi, jangan
meminta ibu menyusui dengan posisi yang tidak nyaman untuknya.
- Mulai menyusui pada bagian payudara yang tidak sakit.
Ini mungkin membantu jika rasa nyeri tampaknya menghambat refleks
oksitosin. Pindahlah ke payudara yang sakit setelah refleks oksitosin bekerja.
- Kadang ibu tak senang menyusui bayi dari payudara yang sakit, terutama
bila terasa sangat perih. Kadang bayi pun menolak menyusu dari payudara
yang terinfeksi, karena rasa ASI berubah, dan menjadi lebih asin. Dalam
situasi seperti ini, ibu perlu memerah ASI. Jika ASI dibiarkan di dalam
payudara, abses lebih mungkin terjadi. Biasanya, saluran tersumbat atau
mastitis akan membaik dalam 1-2 hari apabila aliran ke bagian yang
tersumbat diperbaiki.
Akan tetapi, ibu memerlukan penanganan tambahan bila ada hal-hal berikut:
- gejala yang parah ketika pertama bertemu ibu, ATAU
- retakan, di mana bakteri dapat masuk, ATAU
- tidak ada kemajuan setelah 24 jam aliran diperbaiki.
- Tangani ibu, atau rujuk ibu untuk mendapatkan perawatan oleh tenaga
medis
Istirahat total
Anjurkan ibu untuk mengambil cuti sakit, bila ia bekerja, atau minta orang lain
membantu tugas-tugasnya di rumah. Jika mungkin, bicarakan dengan
keluarganya tentang membagi pekerjaan ibu. Jika ibu stres atau pekerjaannya
menumpuk, doronglah untuk beristirahat lebih banyak. Beristirahat dengan bayi
adalah cara yang baik untuk meningkatkan frekuensi menyusui, dan untuk
memperbaiki aliran ASI. Jelaskan bahwa ibu sebaiknya terus menyusui lebih
sering, memijat dan melakukan kompres hangat. Bila ibu tidak makan dengan
baik, anjurkan ia untuk cukup makan dan minum. Ingatlah bahwa bagian
terpenting perawatan adalah mengeluarkan ASI dari payudara.

Puting retak
Bila bayi kurang baik melekat, ia akan menarik puting keluar masuk sambil
mengisap, dan menggesek-gesek kulit payudara dengan mulutnya. Ini sangat
menyakitkan ibunya. Awalnya tidak ada retakan. Puting tetap terlihat normal.
Bila bayi terus mengisap seperti itu, akan merusak kulit puting dan menjadi
retak, seperti yang terlihat di sini. Jika ibu merasa putingnya sakit, bantu ia
untuk memperbaiki posisi bayinya, agar bisa melekat dengan baik. Seringkali
setelah bayi melekat dengan baik, rasa nyeri berkurang. Bayi pun dapat terus
menyusu secara normal - tidak perlu mengistirahatkan payudara untuk memberi
kesempatan puting sembuh. Puting akan sembuh dengan cepat ketika tidak
mendapat trauma lagi. Saat ibu memahami apa yang perlu ia lakukan, untuk
sementara tinggalkanlah ibu agar menpraktikkan posisi tersebut. Kemudian
kembalilah dan lihat apakah ia memerlukan bantuan lagi. Jika bayi masih
‘mengisap puting’ dalam beberapa kali menyusu, bisa makan waktu lama untuk
memperbaikinya.

55
Pembengkakan payudara dan puting retak
Ibu pemilik payudara tadi telah menunda untuk meletakkan bayi ke payudaranya
sampai ASI ‘keluar’ - kira-kira 3 hari. Kulit payudaranya jadi sangat tegang,
putingnya menjadi datar dan payudara jadi tidak lentur. Bayinya hanya dapat
mengisap pada puting, yang akan merusak kulit puting. Hal ini menunjukkan
beberapa alasan kenapa memulai menyusui segera setelah persalinan itu
penting. Akan lebih mudah bagi bayi untuk melekat dengan baik jika payudara
masih lunak. Kemungkinan puting rusak pun lebih sedikit. Mulai menyusui sejak
dini membantu mencegah tekanan ASI di dalam payudara meningkat, sehingga
mencegah payudara bengkak.

Garis tekanan pada puting


Ada garis menonjol di ujung puting. Ini terjadi karena ada tekanan, yang
membuat puting teremas. Ini adalah tanda pelekatan yang tidak baik. Terdapat
daerah berwarna merah pada kulit payudara di bagian bawah puting. Ibu ini juga
mengalami mastitis. Dia demam dan merasa tidak sehat. Kita akan dapat
melihat garis seperti ini ketika bayi melepaskan payudara. Akan terlihat selama
beberapa detik, lalu puting akan kembali ke bentuk semula. Mungkin pada tahap
ini ibu tidak merasa sakit, tapi jika bayi terus menyusu dengan
cara seperti ini, maka garis akan menjadi luka yang menyakitkan.

Luka pada puting


Terdapat luka terbuka sepanjang ujung puting. Benar-benar sebuah luka. Luka
seperti ini terjadi bila bayi tetap menyusu dengan pelekatan yang tidak tepat
dalam waktu lama. Ibu ini bertujuan menyusui bayi dengan cara yang paling
baik, hingga mengabaikan dirinya sendiri, tetap menyusui meski ia merasakan
sakit yang luar biasa. Jelaskan pada ibu bahwa hisapan bayinya lah yang
membuat putingnya luka, ini terjadi karena bayinya tidak memasukkan payudara
ke dalam mulutnya dengan benar. Jelaskan pula bahwa bila bayi melekat dengan
baik, menyusui tidak akan terlalu sakit; perlukaan pada puting tidak akan
berlanjut, dan luka tersebut akan bisa sembuh. Tunjukkan pada ibu cara
melekatkan bayi dengan baik, dan dukung ibu untuk tetap menyusui jika
memungkinkan. Anjurkan ibu untuk menyusui pada payudara yang satu jika
tidak terluka. Jika lukanya sangat sakit dan ibu tidak dapat menyusui segera,
penting untuk tetap mengeluarkan ASI dengan cara lain, untuk menghindari
bengkak dan mastitis. Tunjukkan pada ibu bagaimana cara untuk memerah ASI
dan memberikannya pada bayi dengan cangkir selama beberapa hari.

Infeksi candida (Jamur)


Ibu ini putingnya sangat nyeri dan gatal. Inilah infeksi Candida, atau infeksi
jamur, yang membuat kulit nyeri dan gatal. Infeksi Candida sering mengikuti
pemakaian antibiotika untuk mengobati mastitis, atau infeksi lainnya. Beberapa
ibu menggambarkannya dengan rasa terbakar atau tersengat dan terkadang
sakitnya menusuk jauh ke dalam payudara. Ibu mungkin mengatakan bahwa
rasanya seperti jarum ditusuk-tusukkan ke dalam payudara. Rasa sakit berlanjut
setelah menyusui berakhir, dan bisa menjadi lebih parah diantara waktu-waktu
menyusui dari pada ketika waktu menyusu. Ini berbeda dengan nyeri karena
pelekatan yang jelek, yang terjadi selama menyusu. Kulit payudara tadi mungkin
kelihatan merah, berkilat dan bersisik. Puting dan areola mungkin kehilangan
sebagian pigmentasi. Kadang puting terlihat normal. Curigailah Candida apabila
nyeri puting berlanjut, bahkan sekalipun pelekatan bayi sudah baik. Periksalah
kemungkinan adanya infeksi jamur pada bayi. Mungkin bayi punya noda putih di
bagian dalam pipi atau di lidah, atau mungkin ada ruam di pantatnya.
Konsultasikan dengan tenaga medis.
56
Anjurkan ibu untuk berhenti memakai empeng; bantu ia menghentikan
penggunaan dot, dan nipple shields. Apabila benda-benda tersebut tetap
digunakan, maka sebaiknya direbus selama 20 menit tiap hari dan diganti tiap
minggu.

Tali lidah pendek


Banyak ibu khawatir bayinya memiliki tali lidah pendek. Pada kebanyakan kasus,
lidah bayi normal, tapi agak pendek. Kebanyakan bayi dengan tali lidah pendek
dapat menyusu tanpa kesulitan. Bayi ini perlu dibantu untuk melekat dengan
baik, tapi ia akan segera belajar. Akan tetapi, kadang bayi tidak bisa
menjulurkan lidah cukup jauh melewati gusi bawahnya untuk mencapai duktus
besar, sehingga sulit menyusu secara efektif. Bayi mungkin tidak bisa mendapat
cukup ASI, dan mungkin ia membuat puting ibunya nyeri. Bila bayi kesulitan
menyusu, dan kita atau ibunya mengira tali lidah pendek mungkin merupakan
penyebabnya, cobalah mengusahakan agar bayi memasukkan lebih banyak
bagian payudara ke dalam mulutnya. Pada banyak kasus, ini saja yang perlu
dilakukan. Akan tetapi, apabila tali lidah pendek-nya tergolong berat, atau jika
kesulitan berlanjut, kita mungkin perlu merujuk bayi ke dokter untuk tindakan
pemotongan tali lidah melalui operasi.

Tatalaksana puting lecet


Pertama, carilah penyebabnya:
o Amati bayi saat menyusu, dan periksa adakah tanda-tanda pelekatan kurang
baik.
o Periksalah payudara dan cari tanda-tanda infeksi Candida; bengkak; dan
puting retak.
o Amati mulut bayi untuk menemukan tanda-tanda Candida dan tali lidah
pendek; periksa juga pantat bayi untuk menemukan ruam Candida.

Kemudian, berikan penanganan yang tepat:


o Bangun kepercayaan diri ibu.
Jelaskanlah bahwa nyeri puting bersifat sementara dan segera menyusui
akan membuat puting nyaman.
o Bantu ibu memperbaiki pelekatan.
Kadang hanya inilah yang ibu perlukan. Ibu dapat meneruskan menyusui dan
tidak perlu mengistirahatkan payudara.
o Bantu ibu mengurangi payudara bengkak, jika perlu.
Ibu sebaiknya menyusui sesering mungkin, atau memerah ASI.
o Pertimbangkan pengobatan Candida apabila ada nyeri-dalam, berlanjut
diantara waktu-waktu menyusui, nyeri menetap setelah pelekatan diperbaiki,
atau jika gatal.
Kemudian anjurkan ibu:
o Anjurkan ibu untuk tidak mencuci payudara lebih dari sekali sehari, dan
jangan menggunakan sabun, atau menggosok dengan keras menggunakan
handuk.
Payudara tidak perlu dicuci sebelum atau sesudah menyusui – pembersihan
normal seperti halnya pencucian seluruh anggota tubuh lainnya (mandi)
sudah cukup. Pencucian menghilangkan minyak alami dari kulit, dan
membuat lebih mungkin terjadi lecet.
o Anjurkan ibu untuk tidak menggunakan lotion dan salep yang mengandung
obat, karena dapat mengiritasi kulit payudara, dan tidak ada bukti bahwa
lotion maupun salep bisa membantu.

57
o Anjurkan agar setelah menyusui ia mengoleskan sedikit ASI pada puting dan
areola dengan jarinya. Ini membantu penyembuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI, Modul Pelatihan Konselor ASI, Kemenkes-Unicef,


Jakarta, 2014.

Kementrian Kesehatan RI, Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Ditjen Bina
Gizi dan KIA, Jakarta, 2014.

58

Anda mungkin juga menyukai