E (51 tahun)
DENGAN CA CERVIX STADUUM IIIB2 +POST RADIOTERAPI EXTERNAL KE 11 DI RUANG
ALAMANDA B RSUP DR.HASAN SADIKIN BANDUNG
Disusun Oleh :
1. a. Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 01 September 1966, umur 51 tahun 7 bulan 6 hari
Alamat : Jl gemuruh Rt 09 Rw 06 Batununggal kota Bandung
Status perkawinan : kawin
Agama : Islam
Pelaku rawat : Ke-5 anak klien secara bergantian
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : SLTA
UPK/Dokter : Onkologist
Diagnosa : ca cervix staduum iiib2 +post radioterapi external ke 11
Diagnosa Penyerta/ Metastase :
Tanggal masuk RSHS :
Tanggal pengkajian : 28 MaRET 2018
e. Genogram
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri
b. Riwayat kesehatan sekarang
Sejak 3 bulan SMRS klien mengatakan daerah ulu hati sering terasa sakit disertai
dengan adanya perasaan mual bahkan disertai muntah yang menyebabkan klien sering
mendatangai tempat pelayanan kesehatan untuk berobat baik ke poliklinik RS, UGD
RS atau bahkan klienik 24 jam karena sakit yang dideritanya. Saat melakukan
pengobatan dokter pemeriksa memberi klien obat anti nyeri, obat mual dan obat muntah
saja dan mengatakan bahwa klien menderita gastritis kronis. Pemberian obat-oabatn
yang diterima klien hanya menolong klien sementara kaena keluhan ters dirasaka oleh
kien sehingga nafsu makan klien menjadi menurun dan terjadi penrunan erat badan
yang signifikan pada klien. Keluhan mual muntah juga nyeri ulu hati dirasakan
menguat pada 1 bulan sebelum masuk RS bahkan sampai dengan klien tidak bisa
makan sama sekali sehingga pada akhirnya pada tanggal 18 November 2017 keluarga
membawa klien ke Poliklinik RSHS Bandung dan menjalani rawat inap di Ruang
Penyakit Dalam Fresia sehingga akhirnya dipindahkan ke Ruang Alamanda B Lantari
4 Ssetelah terdagnosis menderita kanker pada area oesofagus dan dinyatakan harus
menjalani pembedahan untuk membantu dalam hal pemenuhan kebutuhan nurisi pada
klien. Klien menjalani berbagai rangkaian pemeriksaan di Ruang Kemunng 4 dan pada
tanggal 12 Desember 2017 pukul 15.00 klien menjalnai operasi untuk pemasangan tube
makan melalui gaster atau gastrostomy dan berlangsung lancar.
Ketika dilakukan pengkajian pada tanggal 13 Desember 2017 klien mengeluhkan nyeri
pada daerah dada sepanjang area sternum , juga merasalan nyeri pada area perut atas
bekas dilakukan tindakan operataif pada sehari sebelumnya. Nyeri pada area dada
dirasakan pada sepanjang sternum dirasakan terus menerus dengan nyeri yang drasakan
menusuk dan terasa panas menjalar kesemua area dada seeprti terbakar, meningkat saat
klien muntah dan berkurang saat klien istirahat dengan posisi berbaring miring ke arah
kanan, ketika klien diminta untuk menilai nyeri yang dirasakan pada area dada dengan
menggunakan Numeric Rating Scalle [NRS] klien mengatakan merasakan nyeri hebat
dengan skala nyeri 8 [0-10].sedangkan nyeri yang drasakan klien pada area perut atas
dirasakan seperti ditusuk, terasa ngilu disertai perasaan seperti mengganjal pada area
perut. Neyri pada aea perut drasakan hilang timbul meningkat saat klien mencoba
melakukan pergerakan atau mencoba duduk dan berkurang saat klien beristirahat
dengan posisi miring ke arah sebelah kanan. Saat klien ditanya berapa skala nyeri yang
drasakan pada area perut dengan menggunakan NRS klien menjawab nyeri yang
dirasakan sama hebatnya dengan nyeri pada area dada yaitu di skala 8 [0-10] Saat
mengalami nyeri klien melakukan dzikir dalam hati dan banyak beristighfat. Nyeri
yang dirasakan klien membuat klien sulit untuk bergerak dan memenuhi ADLnya.
Keluhan disertai dengan adanya perasaan pusing pada kepala, mual [+],perasaam lelah
dan lemas pada seluruh tubuh, juga mengalami perubahan dalam pola tidur klien. Sesak
[-], batuk [+], ekspresi muka murung klien banyak menundukan kepala saat diajak
untuk berkomunikasi dan kadang airmata terlihat menggenang di kedua kelopak mata
klien. Terdapat luka ukutan 1x1 cm pada quadran perut kanan atas yang tapak bersih
tertutup verband, pus [-], darah [-] tanda ifeksi [-]
B. Riwayat Kontrasepsi
Sebelumnya klien pernah menggunakan kontrasepsi yaitu kontrasepsi suntik selama 15
tahun, namun setelah beberapa lama klien beralih ke kontrasepsi IUD.
b) Identitas Diri
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang bertanggung jawab terhadap 5 orang
anak dan juga betanggung jaan mengurus suami yang sejak 5 buan yang lalu
mengalami stroke, kien tinggal berdua degan suami klien enga rumah anak-ana klie
yang masih berdekatan dalam satu kampung dengan klien.
c) Ideal Diri
Harapan klien adalah klien cepat sembuh, sehingga klien bisa cepat kembali
bekerja melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang iatri dan igin kembali
mengurus semainya yang sedang sakit..
d) Peran Diri
Dengan kondisi sakitnya, klien tidak bisa melaksanakan fungsinya sebagai seorang
istri dan ibu.
e) Harga diri
Klien merasa tidakberdaya dengan keadaan sskitnya sekarang, apalagi saat klien
mendengar bahwa dirinya menderita kanker pada oesofagus dan harus menjalani
kemoterapi. Saat pengkajian berkali kali kolen menanayakan perihal kemoterapi
dan radioterapi yang rencananya akan klien jalani sebagai bagian dari pengobatan
kankernya. Klien juga menanyakan mengebai efek samping dari kemoterapi yang
akan dijalaninya. Klien mempunyai keyakinan untuk sembuh, selama ini klien
belum mengetahui mengenai prognosis penyakitnya dan keluarga membatasi
pemahaman klien pada penakitnya saja. Keyakina dan keingina klien utuk sembuh
sangat didukung oleh anak-anak klien.
2) Pola Koping
Saat klien menghadapi masalah baik yang behubungan dengan urusan keluarga besar
atau dalam rumah tangganya, klien biasanya selalu minta pendapat suami dan anak-
anaknya, klien juga membiasakan anak anaknya untuk sdelalu bermusyawarah saat
mengahadapi permasalahan dengan keluarganya.
3) Kecemasan
Saat dilakukan pengkajian tampak adanya kecemasan pada klien , saat dilakuka
pengkajian klien masih tamak bersedih, ekdpresi muka klien tampak murung dengan
sesekali mengusap gnangan airmata pada kelopak matanya. Saat ditanya apa yang
menyebabkan klien menangis klien belum mampu mengunkapkan perasaannya, klie
tidak secara jelas mengungkapkan kecemasan juga kesedihan yang klien alami. Saat
dtanya apakah klien measa cemas berhubungan dengan penyakit yang dideritanya
klien hanya menjawab dengan senyuman sama saja.
4) Spiritual
Selama dirawat, klien tetap melaksanakan ibadah sholat walau kadang dibantu untuk
tayamun saat abdas aka tetapi saat setelah operasi klien belum melaksanakan ibadah
sholat hanya melakulan dzikir saja.. Pasien memandang sakitnya sebagai cobaan dari
Tuhan, karenanya klien menerima semua keadaan sakitnya dengan ikhlas.
Saat di;akuka pengkajian diteukan daa bahwa klien tidak mengentahui secara pasti
mengenai apa yang menjadi prognosis dari penyakitnya. Klien mengetahui bahwa dia
menderita kanker pada area oesofagus tetap tidak mengetahui bagaimana
kemungkinana yang busa terjadi pada penakit ya, bahkan kien masih mmepunyai
harapan besar bahwa dia akan sembuh,
Saat pengkajian kelafga mengetahui secara pasti detail dari pemyakit yang diderita oleh
klien termasuk prognosis dari penyakinya. Keluarga mengaku sudah ikhlas aa[u yang
akan terjadi, tetapi selama masih diberikan kesempatan untuk berusaha maka keluarga
akan mengoptmalkan usaha dalam penyembuhan klien. Saat ditanya apakah keluarga
sudah mempersiapkan hal yang berkenaan dengan kemungkinan kematian, keluarga
menjawab tidak mau dulu mempersiapkan hal itu sekarang, yang sekarang menjadi
konsentrasi keluarga adalah membantu klien tetap semangat enjalani pengobatan sesuai
yang diprogramkan
5} Status social
Hubungan klien dengan Suami tidak terkaji, hubungan klien dnegan anak yang
menunggui klien saat dilakuka pengkajian terlihat hangat dan harmonis. Pada klien
juga terlihat banyak tetangga, saudara juga temandari anakanak klien yang datang
menjenguk di jam besuk.
Saat dilakukan pengkajian awalnya klie belum bisa menerima kehaditan peraat
mash sangat menutup diri tetap setealh r4 kali ertemuan klien mulai mamu membuka
komunikasi dan menjawab pertanaan peraat walau kadang tiba=tiba klien terdiam dan
perawat harus megulang bebetapa pertanyaan yang diajukan.
f. Riwayat ADL
ADL Sebelum sakit di Rumah Sakit
Personal Hygiene
Mandi
- Frekuensi 2 kali sehari Diseka (dibantu) 1 hari sekali
Minum
- Frekuensi
- Jumlah Sering -
Tidak pasti -
- Jenis
- Keluhan Air putih, teh -
- -tidak bisa minum
Eliminasi
b.a.k
- Frekuensi
- Keluhan
b.a.b 4 – 5 kali sehari 1-2 kali sehari
- Frekuensi - -
- Keluhan
6 Status mental :
Orientasi sesuai kemampuan diri 0 0
Lupa keterbatasan diri 15
Total Skor 35
Pasien tidak beresiko (0-24), resiko rendah-sedang (25-45), resiko tinggi (>45)
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Klien tampaknlemas, tampak kelelahan, klien tampak sakit berat ekspresi muka
murung kadang meringis, tatapan mata kadang tidak bercahaya. Klien tampak
pucat.
Kesadaran composmentis E4M6V5
Tanda – tanda vital : tekanan darah 137/90 mmhg, nadi 80 x/menit regulair,
pernafasan 18 x/enit, suhu 36,5C
Berat badan bedasarkan data rekam medik 42 kg dari berat badan awal 65 kg saat
dirumah 3 bulan yang lalu dan 50 kg saat masuk RSHS sebuan yang lalu.
Tinggi badan berdasarkan jhasil rekam medik adalah 160 cm
Lingkar lengan atas 22 cm menunjukka keadaan gizi dibaah normal atau
underwight.
1) Sistem pernafasan.
Hidung terletak simetris, bulu hidung tampak memanjang dan kering, hidung
tampak utuh tak teraba adanya pembesaran pada area hidung tak nampak juga adanya
pembengkakan area hidung pada klien, PCH [-], mukosa hidung tampak kering. Tak
nampak adanya deviasi pada trakhea,kedua payudara tampak simetris kiri dan kanan ,
keadaan puting tidak berada di tengah payudara, tak nampak adanya benjolan dan
tidak teraba adanya benjolan pada kedua payudara klien, pengembangan dada tampak
simetris, tidak tampak adanya tahanan pada otot thorakal saat bernafas, recoil tak
nampak sempurna, terlihat inspirasi memendek dan ekspirasi memanjang sehingga
pernafasan klien terlihat cepat dan dangkal dengan rasio ekspirasi inspirasi 2:1,
retraksi intercosta [-], retraksi diapraghma [-], suara nafas vesikuler, wheezing -/-,
ronkhi -/-, cracles -/-, RR 18 x/menit dangkal. Ekspansi paru normal sama ke arah kiri
dan kanan, saat dilakukan perkusi terdengar resonance/sonor pada intercosta 1-6 di
area thoraxs sebelah kanan dan pada ICS 1-6 pada area thoraxs sebelah kiri.
2) Sistem cardiovaskuler
Konjunktiva tak tampak anemis +/+, mukosa mulut tampak pucat dan
kering.Tak terlihat adanya peninggian pada vena jugularis klien, JVP normal 5+2
cmH2O Suara S1 dan S2 terdengar jelas dan melebar, S3 [-], S4[-] pergeseran
amplitudo dan diameter jantung tidak jelas terdengar. prekordiumnya tampak sedikit
cembung,punktum maximus bergeser ke arah kiri sampai melewati mid clavikula,
murmur [-], tak terdengar adanya bising Pada area apex cordia klien, terdengar bising
sistolik ejeksi pada katup Miitral klien, bunyi jantung reguler, saat dilakukan perkusi
terdengar Dullness pada ICS 3-5 area thoraxs kiri, CRT <_3 detik, acral dingin. Tak
terlihat adanya clubbing finger pada klien, cyanotil [-] nadi 80x/menit regulair, CRT
< dari 3 detik, akral teraba hangat, tidak nampak adanya cyanosis pada ujung-ujung
ekstremitas
3) Status Neurologis
Kesadaran compos mentis, GCS :E4M6V5, total GCS 15, kepala klien tampak
simetris, tak terlihat dan teraba adanya perlukaan, lesi ataupun benjolan pada area
kepala klien saat dilakukan pengkajian. Nyeri sat perabaan tidak dirasakan klien. .
Kedua alis nampak simetris kiri dan kanan, tak nampak nyeri saat perabaan, mata kiri
dan kanan tampak simetris, tak mampak edemapada palpeba, pupil bulat isokor, papil
edema[-]. Brill haematome [-], teliga sietris kiri dan kanan tak nampak adanya
pengeluaran darah dari telinga, bentuk hidug simetris, mimisan [-]. Rhonore [-],
otorhoe[-],, kaku kuduk[-],brudzinki [-] pada ekstremitas bawah kiri, babinski pada
kaki kiri [-],
4) Sistem gastrointestinal
Mulut terletak simetris, warna bibir tampak pucat dan sedikit kering, gigi tak
nampak utuh, tampak gigi geraham 1 dan 2 jklien telah tanggal, dua geraham atas dan
bawah kiri dan kanan atas dan bawah telah tanggal, sedangkan gigi seri dan gigi tarig
klien kiri kana atas dan bawah masih tampak utuh, yang dipakai klien saat mengunyah.
Gigi dan rongga mulut tidak terlalu bersih, terdapat karang gigi pada gigi klien, caries
[+]. tidak terkaji adanya nyeri menelan pada klien saat dilakukan pengkajian. Abdomen
tampak cekung dan lembut, tak terlihat adanya benjolan dan lesi pada abdomen klien,
terdapat lkuka pemasangan gastrostomi pada perut kuadran kanan atas sebesaR 1X1
CM, Luka tampak bersih, tak nmapk adanya pus pada luka klien, tak nampak adamya
tanda infeksi pada luka klein. tak teraba adaya pembesara splen dan hepar saat
pengkajian, BU terdengar lemah di semua kuadran perut dengan intensitas lambar
tetapi teratur 6x/menit, saat dilakukan perkusi area abdomen terdengar dullnes dna
thympani. BB klien 42 kg, klien terbiasa BAB 1 hari sekali dengan konsistensi padat
atau kadang encer, warna dari faeces tidak pernah dilihat klien, dengan kuantitas
sedikit, tetapi semenjak sakit klien tidaklagi baba selama 2 minggu terakhir. klien
mengatakan masih mampu untuk menahan spincther ani saat ingin BAB.
5) Sistem perkemihan
Saat perabaan tak teraba adanya pembesaran ginjal pada sisi kanan dan kiri dan
klien, CVA [-] pada kedua sisi, tak teraba adanya distensi pada kandung kemih kilen,
klien mengatakan BAK 2-3 kali pehari . Saat BAK klien mengatakan keluarnya dalam
jumlah sedang sekitar 100-200 klien mengatakan masih mampu menahan kenc
ing, bak dicelana [-], nyeri , panas dan keluhan lain saat BAK tidak dirasakan klien.
6) Sistem muskuloskeletal
Ekstremitas atas
Kedua tangan tampak simetris kiri dan kanan, tak nampak adanya deformitas pada
ekstremitas klien, edema -/-, KO 5/5 , ROM aktif/aktif
Ekstremitas bawah
Kedua ekstremitas bawah nampak simetris, atropi -/p-, kontraktur -/- . Pergerakan
ROM pada kedua ekstrenitas kanan bawah tidak sepenuh yang mampu dilakukan oleh
ekstremitas atas. Edema pada ekstrmitas bawah -/-, KO 5/5, refleks pateela +2/+2,
tanda Homand sign [-], KO 5/5 ROM bebas ke semua arah.
7) Sistem integumen
Warna kulit kuning lamngsat, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata, tidak
mudah dicabut, kuku tangan bersih, suhu 36,6 °C, turgor kulit baik, bila dicubit kembali
dalam waktu kurang dari 3 detik, terdapat luka pada perut kuadran atas klien berukuran
1x1 cm, luka tampak bersih , tak nampak adanya pus pada luka, darah [-], tak nampak
warna kemerahan pada area luka klien, luka berada pada grade 2. klien. Kulit klien
tampak keriput, kendur, kurang elastis dan tampak kering, terdapat noda hitam pada
area wajah klien terutama pada area kedua pipi, kulit tampak kusam, kering [+], lesi [-
], kulit kepala tampak bersih, rambut terdistribusi merata, rontok [+], beruban [+],
rambut teraba licin dan halus. Warna kuku tak tampak menguning, kuku teraba keras
tetapi rapuh pada perabaan, garis longitudinal pada kuku terlihat jelas, pembuluh darah
terlihat jelas dan menonjol. Turgor kulit tak tampak menurun saat perabaan.
8) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
9) Sistem Reproduksi
Klien tidak bersedia dilakukan pemeriksaan genitalia.
g. Pemeriksaan diagnostik
1. hasil rontgen PA thoraxs pada tanggal 18 November 2017 diapatkan hasil fhoto
asietris tak nampak adanya pembesaran cor dengan keadaan sinus dan diafraghma
normal. Hili pulo ytampak normal, terdapat corakan pada bronchovaskuler tak
nampak adanya bercak lunak, kesan tidak terdapat tb paru atif dan cardiomegali.
2. Hasil pemeriksaan colonoscopy pada tanggal 22 Nove,mver 2017 didapatkan
hasilpelaksanaan colonoscopi hanya bisa dilakuklan smapai dengan 20 cm dari anal
karena lumen tertutup oleh faeces, dan cope tidak bisa berjalan lebih jauh.
3. Hasil pemeriksaan endoskopi pada tanggal 22 November 2017 doidapatkan hasil
bahwa mukosa oesofagus tampak massa berbenjol, rapuh dan mudah berdarah yang
menutupi lumen oesofagus pada kedalaman scope 25 cm. Scope tidak bisa masuk
lebih dalam. Dilakukan multiple biopsi pada klien.
Saat dilakukan penapisan dengan menggunakan skala penapisan palliative care RSHS didapatkan
data, klien mempunyai pemuyaliy dasar kanker dengan skor 2, tidak mengalami penyakit
komplikasi karena kanker belum mengenai kelenjar getah bening, dengan keadaan status
fungsional klein dapat menguus diri sendir dengan keadaan yang terbatas dan hanya menghabiskan
waktu di tempat tidur [3], klien mengalami nyeri tidak terbatas lebih dari 24 jam,[1], klien
mempunai keluhan tidak terkontrol seperti mual [1], klien memiliki kondisi spiritual dan
psikologis yag membuthkan perhatian khusus [1] dan memiliki diagnosa lebih dari 1 dalam jangka
waktu kirang dari 30 hari, yang menunjukkan nilai klien 9lebihdari 4 yang bermakna klien
memerlukan perawatan paliative.
--;
ANALISA DATA
DO:
5 5
5 5
DO :
Domain 2 : Nutrisi
Kelas 1 : Makan
Cemas berhubungan Kecemaan pasien berkurang 1. Kaji tingkat kecemasan dan 1. Mengidentifikasi masalah spesifik
dengan multiple trauma setelah dilakukan intervensi diskusikan penyebabnya pasien untuk meningkatkan
keperawatan 1 x 24 jam dengan kemampuan pasien menghadapi
kriteria hasil : kondisinya dengan realistic
2. Berikan waktu untuk mendengarkan 2. Membuat pasien lebih tenang
Pasien tampak tenang
pasien untuk mengungkapkan
Pasien dapat
keluhannya dan ekspresikan
beristirahat/tidur yang
perasaan yang bebas
cukup
3. Berikan penjelasan tentang operasi 3. Dengan pengetahuan yang baik akan
Pasien yakin bahwa
yang akan dijalani oleh pasien mengurangi kecemasan
kondisinya saat ini
4. Bantu keluarga dan orang terdekat
merupakan kondisi yang
pasien untuk menerima keadaan 4. Meningkatkan partisipasi keluarga
terbaik untuk dijalani oleh
pasien
pasien
Deficit self care r/t fatigue, pain, impaired mobility
Definisi: Ketidakmampuan klien untuk melakukan activity daily living
Domain 4: Activity/rest
Class 5: Self-care
Kriteria Hasil/ Tujuan Intervensi Rasional
19.00 Mengatur posisi klien miring ke kiri Klien merasa nyaman setelah diposisikan,
walaupun sempat meringis kesakitan ketika
posisinya dimiringkan
Jam 12.00 Memberikan minum lewat tube gaster Klien merasa nyaman, kembung [-] bu 8
sebanyak 25 cc dengan jenis susu ensure x/menit
Mempertahankan kebersihan linen tempat
tidur Linen bersih
Mengingatkan keluarga untuk selalu
menggunakan side rails Side rails (+)
memonitor tanda-tanda konstipasi
menganjurkan keluarga untuk meletakkan Klien belum BAB, distensi (-)
barang-barang yang mudah terjangkau oleh Klien paham kenapa harus meletakan barang
klien yang diperlukan dekat dengan klien
Bersama fisioterapis melakukan latihan ROM
pasif sesuai dengan toleransi klien Klien menangis kesakitan
Menganjurkan klien untuk melakukan
relaksasi nafas dalam Klien dapat mendemonstrasikan tekhnik
Membangu menyeka klien relaksasi nafas dalam
Klien tampak nyaman.
CATATAN PERKEMBANGAN
No.
Tanggal/Jam SOAP Paraf
DX
(1) 17-12-2017 S: Klien menyatakan nyeri yang dirasakan pada
10.00 area dada dan perut mulai berkurang menjadi
6 (0-10)
O: Ekspresi meringis terutama saat melakukan
pergerakan
Klien erring memegang area dada dan juga
kadang ,engusap usap area perut atas.
TD 100/60 mmHg, N 80 x/mnt, R 20x/mnt,
S 36,50C
Klien dapat mempraktekan cara mengurangi
nyeri yaitu dengan melakukan tekhnik
relaksasi nafas dalam dan outgenic training
A: Acute pain belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
Kaji nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik
untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
Mengevaluasi pelaksanaan manajemen
nyeri non farmakoligis yaitu dengan tekhnik
relaksasi nafas dalam, melakukan humor
therapy serta melakukan massage dan juga
tekhnik autgenic training
No.
Tanggal/Jam SOAP Paraf
DX
Tetap memberikan terapi farnakologis
dalam penetalaksaan nyeri klien
berkolaburasi degan dokter pemeriksa klien.
2 17-12-2017
S: Klien mengatakan badan masih terasa lemas
Klien nampak kesulitan saat memiringkan
O: badannya
Klien bisa menggerakkan semua jari
kakinya
Klien membutuhkan bantuan saat
melakukan pergerakan
Klien tampak meringis kesakitan saat
menggerakkan badannya
A: Impaired physical mobility belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
Lakukan layihan ROM aktif pasif
Memberikan motivasi kepada klien dan
keluarga untuk tetap melakukan latihan
ROM pasif aktif
Bantu klien untk miring kanan dan kiri
Observasi adanya kontraktur sendi pada
klien
Passtikan bedside rails selalu terpasang
pada tempat tidur klien.
(3) 17-12-2017 S: -
14.00 O:
No.
Tanggal/Jam SOAP Paraf
DX
Klien tampak kesulitan ketika
menggerakaan badannya saat melakukan
pergerakana/aktifitas.
Klien membutuhkan bantuan keluarga dan
perawat saat melakukan pergerakan atau
aktifitas
P.
No.
Tanggal/Jam SOAP Paraf
DX
Lanjutkan itervensi terapi dan komunikasi
theurapeutik sesuai standar perawatan
palliative.
6. 17-12-2017 S
Jam 14.00 O. Klien mengtakan masih terdapat luka pada area
perut atas.
-Luka pada area oerut kanna atas tampak bersih
dan tidak nampak adanya pus, tak nampak
adanya darah
Luka tertutup verband kering tak nampak
basah\taknampak adanyatanda infeksi pada
A luka klien;
P.... Masalah teratasi sebagian
Lanjutkan inervensi sesuai yang direncanakan
pada tanggal 14-12-2017
:
.
No.
Tanggal/Jam SOAP Paraf
DX
:
:
17-12-2017
2
No.
Tanggal/Jam SOAP Paraf
DX
Referensi
Anders, J., Heinemann, A., Leffmann, C., Leutenegger, M., Pröfener, F., & von Renteln-Kruse,
W. (2010). Decubitus ulcers: pathophysiology and primary prevention. Deutsches
Ärzteblatt International, 107(21), 371.
Comfort, E. H. (2008). Reducing pressure ulcer incidence through Braden Scale risk assessment
and support surface use. Advances in skin & wound care, 21(7), 330-334.
Egol, K., Koval, K. J., & Zuckerman, J. D. (2012). Handbook of Fractures: Wolters Kluwer
Health.
Halstead, F.D., Rauf, M., Moimen, N. S., Bamford, A., Wearn, C. M, Fraise, A. P., et al. (2015).
The antibacterial activity of acetic acid against biofilm-producing pathogens of relevance
to burns patients. PLoS ONE 10 (9): e0136190. Doi: 10.1371/journal.pone.0136190
Herdman, T.H. (Ed.). (2012). NANDA international nursing diagnoses: Definition & classification
2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2014). Nursing Outcomes Classification
(NOC): Measurement of Health Outcomes: Elsevier Health Sciences.
Tederko, P., Krasuski, M., & Szczypiorowska, B. G. (2014). Non-pharmacological pain therapies
in long-term care residents: A systemic review of literature. Journal of Pain Management,
7(1), 37-46. Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/1626845708?accountid=48290