Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN MINAT


BACA MAHASISWA

(dalam matakuliah Strategi Perencanaan Komunikasi & Dakwah)


Dosen Pembimbing : Dr. Muhammad Qadaruddin, m.Sos.I

Oleh :
NUR AENI K
NIM 16.0231.001

PROGRAM MAGISTER KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PAREPARE
TAHUN 2017
Latar Belakang

Membaca adalah salah satu aktivitas belajar yang efektif yang tidak hanya

ditujukan untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan atau mengembangkan

wawasan, melainkan juga untuk meningkatkan kualitas. Hal ini diungkapkan oleh

Robb and Susser (1989,239), students who are prolific reader in their pre-college

years become better writer when their enter college”

Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa dan merupakan salah satu

komponen civitas akademika yang sedang menuntut ilmu, sehingga membaca

merupakan agenda pokok bagi mahasiswa. Karena bukan hanya sekedar

meperoleh ilmu pengetahuan dan sumber inspirasi. Melainkan juga akan

mengasah kemampuan mahasiswa dalam berpikir kritis.

Menurut Ase S. Muchyidin1 membaca adalah proses penafsiran lambang

dan pemberian makna terhadapnya. Kegiatan membaca tersebut merupakan

kemampuan pokok bagi setiap individu, karena dengan membaca dapat membuka

wawasan dan pengetahuan. Memang tidak ada sangsi bagi individu yang malas

membaca, akan tetapi salah satu dampak bagi individu yang malas membaca

maka akan tertinggal dari peradaban modern atau dengan kata lain akan

ketinggalan zaman, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara

berkembang yang masih perlu wawasan yang lebih luas untuk meningkatkan

kualitas masyarakat. Untuk memperoleh kemampuan membaca yang baik,

1
Ase S. Muchyidin, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Dasar, CV Geger Sunten,
1996, hal, 12
seseorang diharapkan sering melakukan kegiatan membaca sehingga dibutuhkan

minat baca.

Minat baca dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi kepada

sesuatu sumber bacaan tertentu. Sedangkan budaya baca adalah suatu sikap dan

tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan

berkelanjutan. Seseorang yang mempunyai budaya baca adalah orang yang telah

terbiasa dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu menggunakan sebagian

waktunya untuk membaca.2

Menurut Pawit M. Yusuf minat adalah kesenangan dan perhatian yang

terus menerus terhadap suatu objek karena adanya pengharapan akan memperoleh

kemanfaatannya. Menurut survey minat baca masyarakat Indonesia tergolong

masih rendah, situasi tersebut dapat dilihat dari laporan penelitian.3

Harian Tribun online, Senin 215 Mei 2017 Berdasarkan studi Most

Littered Nation In the World 2016 minat baca di Indonesia menduduki peringkat

60 dari 61 negara. Hal tersebut diungkapkan oleh Subekti Makdriani, Pustakawan

Utama Perpus RI mengungkapkan rendahnya minat baca disebabkan beberapa

faktor satu diantaranya budaya masyarakat Indonesia yang masih didominasi

budaya tutur.Selain itu juga penggunaan internet yang saat ini sudah menjadi

kebutuhan.dimana pengaruh internet juga sedikit banyak mempengaruhi minat

baca di Indonesia. Sebanyak 132,7 juta orang Indonesia pada 2016 tecatat sebagai

2
Sutarno, Perpustakaan dan Masyarakat,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2003, hal.19-20
3
Yusuf, Pawit M, komunikasi Instruksional: Teori dan Praktek, Bumi Aksara, Jakarta, hal. 56
pengguna internet menurut data Perpustakaan Nasional 86,3 juta jiwa berada di

Jawa dan selebihnya berada diluar pulau jawa.

Kurangnya minat membaca pada mahasiswa dapat juga diketahui dari

partisipasi mahasiswa di kelas saat mengikuti kuliah. Penulis banyak menemui,

mahasiswa yang sulit dan enggan untuk bertanya tentang materi yang diberikan

dosen. Mahasiswa cenderung diam dan menerima semua informasi yang diberikan

dosen. Mereka jarang memberikan kritik, pendapat ataupun idenya. Pada saat

dosen menanyakan alasan mahasiswa tidak mau bertanya, kebanyakan mahasiswa

merasa bingung dan tidak mampu untuk bertanya (takut pertanyaan tidak

bermutu). Di sisi lain, kualitas pertanyaan sebenarnya dapat ditelusuri dari hasil

bacaan mereka. Mahasiswa yang tidak mampu bertanya ataupun memberikan

pertanyaan tidak berkualitas, kemungkinan karena sebelumnya mereka tidak

membaca tentang materi yang diberikan dosen.

Mahasiswa merupakan generasi muda penerus bangsa dan salah satu

bagian dari civitas akademika yang sedang menuntut ilmu sehingga membaca

menjadi agenda pokok bagi mahasiswa. Membaca bukan hanya sekedar untuk

memperoleh berbagai macam sumber pengetahuan dan inspirasi, melainkan juga

dapat menambah kemampuan mahasiswa dalam berfikir kritis dan logis. Namun,

pada saat ini minat membaca mahasiswa relatif rendah di lingkungan pendidikan

tinggi.

Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah kunjungan yang ada di perpustakaan

yang terdapat di kampus. Perpustakaan biasanya akan terlihat sangat ramai


dikunjungi mahasiswa menjelang ujian tengah semester atau ujian akhir semester

karena banyak mahasiswa yang mencari buku-buku di perpustakaan sebagai

sumber referensi tugas dan sebagai bahan ujian mereka. Sebaliknya, ketika pada

hari-hari biasa perpustakaan akan cenderung sepi pengunjung. Biasanya yang

banyak terlihat hanya segelintir mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir

atau skripsi. Pada saat ini mahasiswa dalam hal membaca bukan merupakan salah

satu kebutuhan primer lagi.

Penyebab rendahnya minat baca mahasiswa bisa juga terpengaruh dari

orang tua atau keluarga. Keluarga dengan tingkat pendidikan yang rendah, serta

dengan budaya membaca yang rendah juga tentunya akan dapat menyebabkan

anak-anak mereka tidak memiliki budaya membaca. Sebaliknya ketika sejak dini

orang tua telah menanamkan budaya membaca pada anak-anak mereka, maka

niscaya hingga dewasa dalam hal ini ketika anak-anak mereka menjadi mahasiswa

budaya minat baca itu akan tetap ada.

Penyebab rendahnya minat baca selanjutnya dengan adanya kemajuan

berbagai macam teknologi seperti internet yang sangat pesat dan dapat dimiliki

siapa saja termasuk kalangan mahasiswa seperti smartphone, PC, dan laptop

sehingga memudahkan mereka mencari informasi untuk menunjang tugas

perkuliahan tanpa harus membaca referensi dari buku-buku yang tebal dan hal

itulah yang membuat mereka semakin bergantung pada internet sebagai acuan

mendapatkan informasi dan ilmu yang cepat dan praktis dan meninggalkan buku

sebagai sumber pengetahuan.


Hal yang sama nampaknya terjadi juga di Jurusan Dakwah dan

Komunikasi, dimana dari hasil pengamatan kami mahasiswa sangat rendah dalam

membaca, ini ditunjukan dengan referensi tugas perkuliahan yang minim dan

cendrung tidak relevan dengan tugas perkuliahan. Selain dari itu minat mahasiswa

ke perpustakaan juga tergolong rendah. Mahasiswa memanfaatkan perpustakaan

apabila menjelang ujian atau ketika mendapatkan tugas dari dosen. Diluar itu

mahasiswa lebih memilih duduk di kantin atau sekedar nongkrong diparkiran.

Peristiwa lain yang menarik jika menyaksikan mahasiswa yang berada

dilingkunagn kampus, khususnya Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN

Parepare disaat jeda perkuliahan atau jam perkuliahan kosong, kegiatan yang

mereka lakukan adalah duduk sambil berbincang-bincang hal yang tidak ada

kaitan dengan akademik, jarang sekali terlihat mahasiswa yang duduk sambil

membaca buku. Gejala inilah yang menarik untuk dilakukan kajian dan penelitian,

terhadap fenomena mahasiswa Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN Parepare

saat ini, begitu juga dengan faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca

mahasiswa serta perlu dicari metode yang tepat untuk memotivasi mahasiswa agar

minat membacanya meningkat.


A. Rumusan Masalah Perencanaan

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat

dikemukakan beberapa pokok masalah sebagai berikut:

1. Faktor apa saja yang menyebabkan mahasiswa kurang berminat membaca?

2. Bagaimana Strategi perencanaan Dakwah dan Komunikasi dalam

meningkatkan minat baca Mahasiswa?

B. Strategi / Analisis Perencanaan

1. Analisis Komunikator

Upaya pembinaan dan peningkatan minat baca secara sistematis

merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab perpustakaan di samping

aspek-aspek lainnya. Dalam melaksanakan pembinaan dan peningkatan

minat baca banyak maka yang berperan penting dalam peningkatan minat

baca mahasiswa adalah perpustakaan itu sendiri.

Adapun program yang akan dilakukan penulis, akan bekerja sama dengan

pihak perpustakaan yang ada dilingkup kampus tersebut.

2. Analisis Audiens

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa kurangnya minat baca dikalangan

mahasiswa dikarenakan adanya beberapa faktor.mulai dari faktor internal

sampai kepada faktor eksternal.

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan terutama di kalangan

mahasiswa perlu dilakukan peningkatan minat baca. Karena tingkat minat

baca para mahasiswa pada saat sekarang ini relatif rendah. Hal ini tentu
saja berakibat kepada rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan

informasi.

a. Analisis geografis

Salah satu cara dalam meningkatn minat baca mahasiswa dengan

melengkapi buku atau referensi yang ada di perpustakaan. Petugas

perpustakaan seharusnya bisa mengsosialisasikan pentingnya

membaca buku di lingkup kampus maupun diluar kampus. Seperti

membuat perpustakaan online. Karena mahasiswa lebih banyak

menghabiskan waktu dengan browsing di internet. Sehingga petugas

perpustakaan harus lebih giat lagi dalam mengkampanyekan masalah

kurangnya minat baca mahasiswa.

b. Analisis demografis

a) Umur, Umur mahasiswa yang rentan terpengaruh adalah 18 hingga 22

tahun, biasanya di umur ini masuk tahap pubertas kedua, sehingga

pemikiran yang kadang masih labil. Mahasiswa lebih suka

memanfaatkan waktu luang dengan berkumpul, ngerumpi dan jalan-

jalan dari pada memanfaatkan waktu luang dengan membaca.

b) Jenis Kelamin

mahasiswa laki-laki dan perempuan.

c) Jenjang Pendidikan

Calon Strata Satu (S1)

d) Pekerjaan

Mahasiswa
3. Analisis Saluran

Saluran yang digunakan dalam menyampaikan sosialisasi kepada audience

bisa menggunakan beberapa saluran, baik media cetak,media sosial, dan

media elektronik.

a) Media cetak

Media cetak merupakan media komunikasi pertama yang dikenal

manusia sebagai media yang memenuhi cirri-ciri komunikasi arah (satu

arah, melembaga, umum, serempak). Media massa cetak berbentuk

surat kabar, tabloid, majalah, bulletin.4

Pengertian media cetak menurut Rhenald Kasali, media cetak adalah

suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media

ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto,

dalam tata warna dan halaman putih.5 Media cetak adalah suatu

dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain atau peristiwa yang

dirangkap oleh sang jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata,

gambar, foto, dan sebagainya.

b) Media Elektronik

Media elektronik adalah media yang menggunakan elektronik atau

energi elektromekanis bagi pengguna akhir untuk mengakses

4
Pareno, Sam Abede, Kuliah Komunikasi, Surabaya: Papyrus. 2002, hal 102
5
Kasali, Rhenald, Manajemen Periklana, Cetakan Kelima, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2007,
hal. 99
kontennya. Istilah ini merupakan kontras dari media statis (terutama

media cetak), yang meskipun sering dihasilkan secara elektronis tapi

tidak membutuhkan elektronik untuk diakses oleh pengguna akhir.

Sumber media elektronik yang familier bagi pengguna umum antara

lain adalah rekaman video, rekaman audio, presentasi multimedia, dan

konten daring. Media elektronik dapat berbentuk analog maupun

digital, walaupun media baru pada umumnya berbentuk digital.

4. Analisis Pesan

Dalam hal ini kita sadari bersama bahwa minat baca mahasiswa tentu saja

berimbas dan mempengaruhi prestasinya di kampus. Jika minat bacanya

tinggi maka, bukan tidak mustahil mahasiswa yang dihasilkan tersebut

akan menjadi mahasiswa yang cerdas, kreatif dan kritis. Banyak informasi

yang ia peroleh dengan membaca berbagai refrensi buku,jurnal, artikel

sebagaicakrawala pengetahuannya dalam berpikir dan bertindak.

Bukannya sudah menjadi tujuan utama setiap kampus atau universitas

tertentu dalam mencetak lulusan mahasiswa yang berbobot dan

berkualitas. Mahasiswa yang berbobot dan berkualitas tidak hanya pintar

dalam teori tetapi dia juga mampu untuk mengembangkannya dalam

kehidupan sosial masyarakat. Ilmu yang ia pelajari di kampus mempunyai

nilai guna di masyarakat luas sebagai tri darma perguruaan tinggi

(pendidikan dan pengajaran, pengembangan dan penelitiaan, dan

pengabdian masyarakat).
Membaca adalah sesuatu hal yang sangat mutlak bagi mahasiswa untuk

meningkatkan cakrawala pengetahuan. Dengan membaca banyak refrensi

maka prestasi diperguruaan tinggi akan bisa tercapai. Mahasiswa yang

berprestasi dia tidak hanya sebatas mengada pada refrensi bacaan yang

diberikan dosen ketika kuliah akan tetapi dia akan mencari dan terus

membaca berbagai refrensi lain yang mempuni diluar tema kuliahnya

dengan itu pengetahuannya semakin luas. Dalam hal ini jelas bahwa minat

baca seorang mahasiswa sangat berpengaruh dalam meraih prestasi dan

menambah cakrawala pengetahuan.

Bukan hanya prestasi dan pengetahuan, minat baca seorang mahasiswa

juga dapat menambah kecerdasannya. Yang dimaksud kecerdasan disini

adalah seberapa cepat ia menerima informasi dan mengolahnya serta

mengaktualisasikannya. Dengan banyak membaca otak akan selalu dilatih

untuk berpikir dan mengasah daya analisisnya terhadap respon

problematika yang ada, serta mampu memberikan solusi yang solutif

terhadap problematika tersebut.

Minat baca mahasiswa yang tinggi dapat menambah wawasan

pengetahuan dan kecerdasannya. Bila dua hal ini bisa didapat, maka

seseorang mahasiswa akan semakin percaya diri dan melahirkan sikap

optimis dalam menilai dan menghadapi sesuatu. Ketika dikampus dosen

bertanya mengenai masalah perkuliahan, ia sudah tidak takut dan malu lagi

karena dengan modal bacaannya tersebut ia memiliki wawasan dan


kecerdasan otaknya akan bekerja dan memberikan jawaban yang logis dan

komperehensif.

C. Analisis Perencanaan Dan Pemgembangan Strategi

Strategi merupakan cara yang disusun seefektif dan seefisien mungkin untuk

mencapai target atau tujuan yang diharapkan. Strategi ini merupakan dasar

dari taktik yang akan dibuat dalam setiap keadaan di lapangan. Terkait kasus

diatas untuk mengembangkan strategi, kami melakukan perencanaan kegiatan

kampanye sosial untuk berkontribusi dalam mengatasi masalah fenomena

komunikasi yang terjadi ditengah mahasiswa saat ini.fenomena yang dihadapi

mahasiswa saat ini adalah tingginya penggunaan internet dan sosial media

sehingga mahasiswa lebih banyak waktu luang dalam membuka internet dan

sosial media ketimbang membaca buku.

Untuk mengembangkan strategi perencanaan program komunikasi maka

diperlukan analisis SWOT dalam kegiatan kampanye “Gerakan Kampus

Membaca” antara lain.


Analisis Strengths Weakness Opportunities Threats Program langkah
SWOT
Gerakan 1. Perencanaan 1. Program 1. Sambutan 1. Intensitas 1. Program yang 1. Bekerjasama
Kampus program ini komunikasi yang baik pengguna akan dengan pihak
Membaca merupakan yang dari internet yang dilakukan perpustakaan
program baru yang direncanakan mahasiswa masih tinggi, adalah dalam
ada dikampus merupakan yang 2. Semuanya apalagi dengan kampanye meningkatka
2. Isu yang dibahas pertama mahasiswa disokong gerakan n kualitas
merupakan isu sehingga butuh komunikasi dengan adanya kampus perpustakaan
yang menarik banyak sehingga ada wifi gratis membaca online
3. Program yang pertimbangan yang bisa dikampus bagi 2. Membuat 2. Seluruh
disusun bersifat 2. Belum adanya diajak seluruh workshop jurnal dosen
interaktif dan kerja sama bekerja sama mahasiswa yang di onlinekan
dapat dengan pihak dalam 2. Belum bekerjasama agar mudah
menyesuaikan terkait yang perencanaan maksimalnya dengan pihak bagi
dengan mahasiswa punya perhatian program ini peran dosen perpustakaan mahasiswa
4. Perencana terhadap isu ini. dan pihak terkait dengan menemukan
program sendiri 3. Keterbatasan kampus dalam gerakan referensi
merupakan alumni waktu dalam mensosialisasi kampus tanpa meng-
mahasiswa menyiapkan kan tentang membaca copypaste.
Dakwah dan program pentingnya 3. Menyebarkan 3. Perpustakaan
Komunikasi membaca. selebaran harus
sehingga Karena masih tentang lengkap
mempunyai bekal maraknya pentingnya 4. Seluruh
kemampuan plagiator membaca dan mahasiswa
berkomunikasi pembodohan harus punya
dalam akan plagiat study club
merealisasikan atau copy- bagi
program dan paste mahasiwa
mudah beradaptasi yang rajin
dengan sasaran dapat
perencanaan mengdampin
gi temannya
yang kurang
minat
bacanya agar
kebiasaannya
dapat tertular
kemahasiswa
yang lain
Daftar Pustaka

Ase S. Muchyidin, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Dasar, CV


Geger Sunten, 1996,
Sutarno, Perpustakaan dan Masyarakat,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2003,
Yusuf, Pawit M, komunikasi Instruksional: Teori dan Praktek, Bumi Aksara,
Jakarta
Pareno, Sam Abede, Kuliah Komunikasi, Surabaya: Papyrus. 2002
Kasali, Rhenald, Manajemen Periklana, Cetakan Kelima, Pustaka Utama Grafiti,
Jakarta, 2007

Anda mungkin juga menyukai