Oleh

muridan
Islam adalah agama dakwah yakni agama yang
disebarkan melalui aktivitas dakwah. Seluruh umat
Islam mempunyai kewajiban untuk menyampaikan
kebenaran agama islam dengan cara menarik, dan
mempesona sesuai dengan misinya sebagai agama
yang rahmatan lil’ alamin.
Hanya saja, pengaruh budaya dan tradisi dalam
kelompok suku bangsa diakui atau tidak sulit untuk
dihindari dalam kehidupan masyarakat muslim.
Namun sekalipun berhadapan dengan budaya lokal
di dunia, keuniversalan Islam tetap harus dijaga
dan tetap menjadi pedoman dalam segala aspek
kehidupan.
Budaya Masy. Indonesia terus mengalami
perubahan penetrasi budaya asing yang
terus merangsek masuk ke indonesia
1. Budaya Hindu; karya sastra tata kehidupan
agama
2. Budaya Budha; karya sastra
3. Budaya Islam; islam
4. Budaya Barat; sistem pendidikan barat
 •Tipe masyarakat berkebun yang masih sangat sederhana
1

•Tipe masyarakat pedesaan yg berkebun dan bertani

tidak mengalami gel. Pengaruh hindu budha
2

•Tipe masyarakat pedesaan yg berkebun dan bertani tapi

tidak terpengaruh oleh hindu melainkan pengaruh Islam
2
 • Tipe masyarakat yg bertani dan mengalami semua gelombang
pengaruh asing
4

• Tipe masyarakat yg mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan

dengan sektor perdagangan dan industri yg lemah
5

• Tipe masyarakat kosmopolitan yang didominasi oleh aktivitas

kehidupan pemerintahan dan berkembangnya sektor
6 perdagangan dan industri
Secara sosiologis dan antropologis, Islam memiliki
konsep dualisme agama (Islam) yaitu Islam tradisi
Besar (great tradistion) dan Islam tradisi kecil (little
tradition).
Jika islam berwajah ganda ini ingin didakwahkan
maka dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan.
Kalau dilihat secara mendalam, setidaknya ada 3
pendekatan yang dapat dilakukan untuk
menyebarkan Islam di tengah-tengah pluralitas
budaya masyarakat, yaitu pendekatan bayani,
burhani dan irfani
Merupakan pendekatan yg telah lama digunakan oleh para
fuqoha, digunakan untuk mengeluarkan makna zahir, lafz dan
ibarah yg zahir. Oleh karena itu, pendekatan bayani menurut
Aljabiri, slalu membatasi diri pada wilayah permukaan bahasa
dengan menghindari ta’wil. Menganut pandangan “bila
kaifa” (tidak banyak bertanya tentang mengapa dan
bagaimana).
Menganut paham muhasabah (kesepadanan antara satu
peristiwa dengan peristiwa yang lainnya) dan adah (hukum
kebiasaan bukan kepastian).
Pola pikir bayani = sangat bergantung kepada teks. Sangat
hegemonif dan dominatif dalam budaya islam pada
umumnya jika pendekatan ini dilakukan di Indonesia, maka
akan muncul kesan bahwa budaya Indonesia harus sama
dengan Islam di Arab.
Misalnya, masalah pakaian bagi perempuan (jilbab).
Perlu diketahui bahwa bagaimanapun ayat Al Qur’an dan
teks hadist memiliki keterbatasan untuk membahas pesan-
pesan sesuai dgn realitas budaya yg terus berubah,
sehingga pemahan tersebut perlu dikaitkan dengan
persoalan sosio kultural masyarakat.
 Mendasarkan diri pada rasio, dalil hukum dan
ilmu humaniora.
 Pola pikir; pemanfaatan akal pikiran dlm
wilayah dan humaniora kurang begitu dikenal
dalam pemikiran Islam pada umumnya.
 Selalu berdasarkan asumsi “bahwa alQur’an
bukanlah teks yg transhistoris”. alQur’an
adalah teks yg terkait dgn ruang dan waktu
pewahyuannya. Dengan memahami konteks
ruang dan waktu teks, kita dapat menangkap
makna dan tujuannya.
 Lebih mengupayakan menangkap hakikat
dibalik yg syari’at dan yg batin (aldalalah al
isyarah aw al-ramziyah) dibalik yg zahir
(aldalalah al lughowiyah)
 Pola pikir; lebih mengedepankan pada
kecerdasan emosional, kesecerdasan sosial
dan spiritual.
 Dakwah disampaikan memalui budaya
setempat tanpa harus mengubah hakikat
pengertian yang asal dari sebuah konsep,
 Jika ketiga pendekatan ini dirasa kurang
cocok, maka dapat menggunakan pendekatan
realistik – berusaha menghadapkan dimensi
subtanstif doktrin agama dengan konteks
sosiokultural masyarakat pemeluknya.
 Islam harus dapat menjinakkan diri sendiri
dulu bukan sasarannya, Islam harus
akomodatif dan kritis terhadap
perkembangan sosiokultural masyarakatnya
(mad’u)
TERIMA KASIH