Anda di halaman 1dari 5

MEMBUMIKAN ISLAM KE INDONESIA

PERTANYAAN
Tugas ini ditulis Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah
Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu :
Aden Sudarman, S.Ag., M.Pd.I

Oleh :
Nama : Muhammad rifki aliwafa
NIM : 011420003

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI


INSTITUT MEDIKA Drg. SUHERMAN
TAHUN 2020

Jl. Raya Mayor Oking Atmaja No. 9 Cibinong Bogor 16911


Telp. (021) 89111110 Fax. (021) 8905196 E-mail: info@imds.ac.id
Website: www.imds.ac.id
SOAL
1) Jelaskan yang di maksud dengan Membumikan Islam di Indonesia !
2) Jelaskan 2 cara pendekatan yang bisa digunakan dalam upaya membumikan Islam di Indonesia !
3) Jelaskan yang di maksud Model Islam Formalis dan Esesnsialis dalam sejarah perkembangan
penyebaran Islam !
4) Jelaskan perbedaan Islam sebagai High Tradition dan Islam sebagai Low Tradition !
5) Jelaskan 2 corak utama keberagaman umat Islam Indonesia yaitu ; Sufistik Tradisionalis dan Revivalis
Fundamentalis !

JAWABAN
1. Membumikan Islam Di Indonesia
Membumikan Islam pada kaum muslim harus ditempuh dengan cara kultural danstruktural. Pembumian
secara kultural berkaitan dengan upaya penyadaran keislaman kaummuslim melalui pendekatan budaya,
kebiasaan (habit) dan tradisi. Pendekatan ini harus denganmemperhatikan partikular masyarakat, karena
setiap wilayah mempunyai kekhasansendiri. Masyarakat pantai mempunyai kebiasaan yang berbeda
dengan masyarakat pedalaman,masyarakat perkotaan lain dengan pedesaanIslamisasi kaum muslim
secara kultural harus bermuara pada terciptanya keindahan moralmasyarakat.Hal ini sesungguhnya yang
menjadi tujuan syari’ah, yaitu terpeliharanya akal,harta, lingkungan dan kemaslahatan lainnya..

2. Islam dibumikan di Nusa Tenggara Barat dengan menggunakan cara perdamaian dan tentunya
perdagangan yang terorganisir.Tradisi Islam di Lombok yang telah menjalani akulturasi ialah layaknya
shalawat yang diiringi gendang khas Lombok.dan pada abad 15 dimana walisongo bereakwah dengan
cara tradisi daerah daerh tersebut.contohnya seperti sunan kalijaga berdakwah dengan wayang kulit.

3. Islam formalis yang lebih banyak membela kepentingan penguasa dari pada kepentingan rakyat
kebanyakan. Karena itu, kita harus berhati-hati dalam merumuskan orientasi paham ke-Islaman, agar
tidak mengalami nasib seperti paham komunisme tersebut.Orientasi paham ke-Islaman sebenarnya
adalah kepentingan orang kecil dalam hampir seluruh persoalannya. Lihat saja kata “maslahah ‘ammah”,
yang berarti kesejahteraan umum. Inilah yang menjadi objek dari segala macam tindakan yang diambil
pemerintah. 

Ilam enisialis
adalah pandangan bahwa setiap entitas memiliki sekumpulan atribut yang diperlukan untuk identitas
dan fungsinya Esensialisme secara etimologi berasal dari bahasa inggris yaitu esensial yang berarti inti
atau pokok dari sesuatu dan kata isme yang berarti aliran atau mazhab. Aliran esensialisme ini
merupakan aliran filsafat pendidikan yang ingin kembali kepada kebudayaan-kebudayaan lama sebagai
warisan sejarah yang telah membuktikkan keunggulan dalam kebaikan-kebaikan bagi kehidupan
manusia.Aliran humanisme merupakan aliran yang mendasari dari aliran esensialisme ini.

4. high tradition ialah teks-teks keislaman seperti al-Qur’an, al-hadits, dan buah pikir yang terlahir dari
perenungan atas ke dua teks tersebut; apakah ia kitab tafsir, syarah, fiqih, filsafat, tasawuf, atau
ushuluddin.

low tradition. Adapun yang dimaksud dengan istilah ini adalah praktik keberagamaan yang dilakukan
oleh umat muslim di seluruh dunia. Bagaimana umat muslim mengaplikasikan agamanya, tentu beragam
coraknya.
5.A.ISLAM TRADISIONALIS

Islam tradisionalis tidak hanya ditunjukkan kepada mereka yang berpegang teguh kepada al-Qur’an dan
al-Sunnah saja, tetapi juga kepada produk-produk pemikiran (hasil ijtihad) para ulama yang dianggap
unggul dan kokoh dalam berbagai bidang keilmuan. Pemikiran para ulama dalam berbagai bidang yang
pada hakikatnya merupakan hasil penalaran terhadap al-Qur’an dan al-Sunnah tersebut harus dipegang
teguh dan tidak boleh diubah. Dalam hal demikian Islam tradisionalis tidak lagi membedakan antara
ajaran yang terdapat dalam al-Qur’an dan al-Sunnah dengan ajaran yang merupakan hasil pemahaman
terhadap keduanya.

1. Islam Tradisional di Indonesia


Pada beberapa gerakan Islam tradisional pengaruh kebudayaan lokal cukup kuat dalam implementasi
ritual keagamaan, bahkan secara kultural dapat dikatakan bersifat sinkretik. Hal ini membuat tradisi pada
wilayah tertentu melebur dengan praktik keagamaan masyarakat di daerah tersebut. Gerakan Islam di
Indonesia yang pernah berada atau masih bertahan pada jalur tradisional diantaranya adalah Nahdhatul
Ulama, tarikat Qadiriyah Naqsyabandiyah, dan gerakan Jama’ah Tabligh. Beberapa dari gerakan ini telah
mengalami banyak perkembangan dan memiliki kecenderungan modernitas dalam aktivitasnya.

Ciri ciri islam tradisionalis:

1. Bersifat eksklusif (Tertutup), yaitu maksudnya Islam Tradisionalis tidak mau menerima
pemikiran, pendapat, saran yang berasal dari luar terutama dalam bidang keagamaan.
2. TIdak dapat membedakan antara hal-hal yang bersifat ajaran dengan yang non ajaran. Maksudnya
Islam tradisionalis menganggap semua hal yang ada hubungannya dengan agama sebagai ajaran
yang harus dipertahankan.
3. Berorientasi ke belakang. Maksudnya Islam tradisionalis menilai bahwa berbagai keputusan
hukum yang diambil oleh para ulama di masa lampau merupakan contoh ideal yang harus diikuti.
4. Cenderung tekstualis-literalis. Maksudnya Islam Tradisionalis cenderung memahami ayat-ayat al-
Qur’an secara tekstualis tanpa melihat latar belakang serta situasi sosial yang menyebabkan ayat-
ayat al-Qur’an tersebut.
5. Cenderung tidak mempermasalahkan tradisi yang terdapat dalam agama.
6. Cenderung lebih mengutamakan perasaan daripada akal pikiran. Maksudnya mereka cenderung
melakukan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk konsumsi perasaan
7. Kurang menghargai ilmu pengetahuan dan teknologi modernJumud dan Statis,

B.Islam fundamentalis
Fundamentalisme Islam dalam pengertian dasarnya adalah sikap dan pandangan yang berpegang teguh
kepada hal-hal yang dasar dan pokok dalam Islam dengan tidak mempertentangkannya dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi

2.Islam Fundamentalis di Indonesia


Munculnya gerakan keagamaan yang berkarakter fundamentalis merupakan fenomena penting yang turut
mewarnai citra Islam kontemporer di Indonesia. Istilah Islam fundamentalis sebagai sebuah kesatuan dari
berbagai fenomena sosial keagamaan dari kelompok-kelompok muslim yang sedemikian kompleks.22
Hal ini disebabkan definisi yang dibuat tidak sepenuhnya mampu mendeskripsikan fenomena beragam
atas gerakan-gerakan keagamaan yang muncul di Indonesia. Selain itu, dalam beberapa literatur, istilah
yang digunakan untuk menggambarkan fenomena kontemporer “fundamentalisme Islam” tidaklah
seragam. Istilah Islam fundamentalis seringkali dipakai secara overlapping dengan istilah Islam radikal
atau Islam revivalis.
Ciri-ciri kelompok aliran ini yatiu :
1. Tekstual,
2. Menyerukan keutamaan Islam pada periode Nabi dan al-Khulafa. al-Rashidin (al-Salaf al-Salih),
3. Kembali ke sumber pokok Islam (al-Qur’an dan al-Sunnah),
4. Menolak unsur-unsur asing dari Barat.

Secara umum, meminjam terminologi Shireen T Hunter dapat diidentifikasi landasan ideologis yang
dijumpai dalam gerakan-gerakan tersebut.

 Pertama, konsep Din wa Daulah (agama dan negara). Dalam konsep ini, Islam dipahami sebagai
sistem hidup total, yang secara universal dapat diterapkan pada semua keadaan, waktu dan tempat

 Kedua, mereka ingin kembali kepada al-Qur’an dan Sunah. Dalam konsepsi ini, umat Islam
diperintahkan untuk kembali kepada akar-akar Islam awal dan praktik Nabi SAW yang puritan
dalam mencari keaslian (otentisitas) dan pembaruan.
 Ketiga, puritanisme dan keadilan sosial. Nilai-nilai dan budaya Barat ditolak karena dianggap
sebagai sesuatu yang asing bagi Islam.

 Keempat, berpegang teguh pada kedaulatan syariat Islam. Tujuan utama umat Islam adalah
menegakkan kedaulatan Tuhan di muka bumi ini. Tujuan ini bisa dicapai dengan membangun
tatanan Islam (Nizham al-Islam) yang memosisikan syariat sebagai Undang-Undang tertinggi.

 Kelima, menempatkan jihad sebagai instrumen gerakan. Umat Islam diperintahkan untuk
membangun masyarakat ideal sebagaimana telah digariskan dan sesuai dengan syariat Islam.

 Keenam, perlawanan terhadap Barat yang hegemonik dan menentang keterlibatan mendalam dari
pihak Barat untuk urusan dalam negara Islam, seperti yang terjadi di Irak, Libya, Bosnia,
Afghanistan dan Palestina

Anda mungkin juga menyukai