Anda di halaman 1dari 20

A. Judul Penelitian Meningkatkan kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan melalui metode bercakap-cakap di kelompok B pada TK WIA Lambara.

B. Latar belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak mengalami masalah terutama dalam mutu pendidikan. Dengan demikian cukup beralasan apabila pendidikan harus mendapatkan perhatian yang cukup serius, lebih-lebih bagi kalangan pendidik maupun calon pendidik. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di Taman Kanak-kanak. Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh kinerja dari proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia yaitu antara orang yang belajar disebut siswa dan orang yang mengajar disebut guru. Dalam proses pembelajaran, guru akan menghadapi siswa yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga guru dalam proses pembelajaran tidak akan lepas dengan masalah hasil belajar siswanya, yang merupakan alat untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan. Inti dari proses pembelajaran adalah bagaimana siswa mampu menguasai materi pelajaran secara optimal. Penguasaan tersebut dapat dilihat, sampai

sejauh mana siswa menerima pelajaran dan seberapa jauh daya serap serta kemampuan siswa untuk memahami materi pelajaran tersebut. Karena hasil 1

belajar banyak tergantung pada materi pelajaran diserap oleh seorang siswa, sehingga siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dan berguna untuk mengembangkan kehidupannya dimasa yang akan datang. Pengembangann moral dan nilai-nilai agama diharapkan akan meningkatkan ketaqwaan anak terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan membina sikap anak dalam rangka membina anak agar menjadi warga Negara yang baik. Pengembangan sosial, emosional dan kemandirian dimaksudkan untuk membina mental anak agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berintegrasi dengan orang dewasa dengan baik serta dapat menolong dirinya dalam rangka kecakapan hidupnya. Demikian juga kemampuan berbahasa, bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikirannya melalui bahasa yang sederhana secara tepat , mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia Bermain bagi anak bagaikan bekerja bagi manusia dewasa. Ada anakanak yang bermain dengan patuh, namun ada juga yang bermain cukup berbahaya. Peran pendidikanlah untuk mengawali bagaimana permainan dapat menumbuh kembangkan mereka secara patut dan utuh sebagai anak manusia. Oleh karena itu salah satu penerapan tentang kemampuan anak adalah dengan metode bercakap-cakap, merupakan suatu metode mengajar dalam karakteristik dan kecenderungan memecahkan tugas belajar dalam sejumlah perilaku yang berurutan, kongkrit, dan dapat diamati, serta menyangkut hubungan antara manusia terutama yang berkaitan dengan anak didik. Anak pada usia pra-sekolah 2

tertarik kepada cerita-cerita pendek seperti cerpen yang berkisah tentang peristiwa yang sering dialaminya atau dekat dengan kehidupannya, terlebih lagi cenderung akan memilih suatu permainan yang bertujuan mendorong anak untuk tertarik dan kagum kepada ciptaan-ciptaan Tuhan. Dalam menunjang kemampuan penyesuaian diri seorang anak

membutuhkan rangsangan yang cocok dengan jiwa mereka. Secara kejiwaan anak-anak ialah manusia yang akrab dengan simbol-simbol kasih sayang orang lain yang ada di sekitarnya, seperti melalui kata-kata sanjungan atau pujian. Guru yang mampu memberikan cerita akan menimbulkan semangat dan pemahaman kepada anak terhadap pelajaran yang diterima dari cerita tersebut. Jika dikaitkan dengan proses pembelajaran, maka metode bercakap-cakap merupakan salah satu teknik penyampaian yang digunakan dalam proses pendidikan di Taman Kanakkanak. Dengan teknik yang bervariasi dalam penyampaian materi pelajaran akan membantu guru dalam melaksanakan tugas secara baik. Oleh sebab itu, metode bercakap-cakap adalah salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak Taman Kanak-kanak dengan mewujudkan kemampuan berbahasa reseptif dan ekspresif. Salah satu cara untuk merangsang anak agar tertarik melakukan kegiatan dengan metode bercakap-cakap. Penulis mencoba untuk mengetahui lebih jauh tentang pelaksanaan metode bercakap-cakap yang diterapkan di Taman KanakKanak WIA Lambara penelitian dengan judul Meningkatkan Kemampuan Anak

Mengagumi Ciptaan-Ciptaan Tuhan Melalui Metode Bercakap-Cakap di Kelompok B pada TK WIA Lambar. Berdasarkan pengalaman, pada awal masuk sekolah TK WIA Lambara khususnya kelompok B menunjukkan bahwa kemampuan anak dalam mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan masih sangat kurang, serta tanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang di berikan. Berdasarkan hal tersebut penulis merasa terdorong untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal ciptaanciptaan Tuhan melalui metode bercakap-cakap kelompok B pada TK WIA Lambara. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah akan diteliti dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan menggunakan metode bercakap-cakap dapat meningkatkan kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan di kelompok B pada TK WIA Lambara? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian tindakan ini adalah: meningkatkan kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan melalui metode bercakap-cakap di kelompok B pada TK WIA Lambara.

E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berarti bagi : 1. Guru Dapat memotivasi guru dalam mengembangkan srategi pembelajaran di Taman Kanak-Kanak, khususnya untuk meningkatkan kemampuan anak di sekolah. 2. Siswa Anak merasa termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga memungkinkan kemampuan anak dapat meningkat setelah menggunakan metode bercakap-cakap. 3. Sekolah Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya memperbaiki systim pembelajaran dan meningkatkan mutu dari hasil pembelajaran khususnya bagi kehidupan anak didik agar dapat

bersosialisasi dengan teman-teman disekolah, serta sebagai bahan informasi atau masukan bagi guru-guru.

F. Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan 1. Pengertian Kemampuan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1983:13) kemampuan memiliki kata dasar mampu yang artinya kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu; dapat. Sedangkan kemampuan itu sendiri artinya kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Menurut Robbins (dalam Damar Saputro 2010:22), kemampuan (ability) merujuk ke suatu kapasitas individu untuk

mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Jadi kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk melakukan sesuatu atau kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas. Menurut Chaplin (dalam Damar Saputro 2010:21), ability

(kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan. Kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek. Robbins, (dalam Damar Saputro 2010:21). Berdasarkan dari beberapa pengertian tentang kemampuan dapat disimpulkan bahwa kemampuan merupakan kesanggupan seseorang yang di bawa sejak lahir yang diperoleh dari dari hasil latihan, atau praktek, serta

merupakan

kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk melakukan sesuatu

atau kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas. 2. Jenis-jenis Kemampuan Kemampuan (ability) sering disamakan dengan bakat (aptitude). William dan Micahel (dalam Suryabrata, 2004:160) menjelaskan bahwa bakat merupakan kemampuan individu untuk melakukan suatu tugas yang tergantung sedikit banyak dari latihan. Sedangkan Bingham (dalam Suryabrata, 2004:161) menitik beratkan pada kemampuan individu setelah individu tersebut mendapat latihan-latihan. Menurut Guilford (dalam Suryabrata, 2004:163) membagi kemampuan menjadi tiga jenis yaitu: a. Kemampuan perseptual Kemampuan perseptual adalah melalui kemampuan dalam mengadakanpersepsi atau pengamatan antara lain mencakup faktor-faktorkepekaan indera, perhatian, kecepatan persepsi dan sebagainya. b. Kemampuan Psikomotor Kemampuan psikomotor adalah mencakup beberapa faktor antara lain: kekuatan, kecepatan gerak, ketelitian, keluwesan dan lain-lain. c. Kemampuan Intelektual Kemampuan Intelektual adalah kecenderungan yang menekankan pada kemampuan akal dimana mencakup beberapa faktor antara lain:ingatan, pengenalan, evaluasi, berfikir dan lain-lain.

Lebih lanjut Robbins (dalam Damar Saputro 2010:22) menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu: 1. Kemampuan intelektual (Intelectual ability) Merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental. 2. Kemampuan fisik (Physical ability) Merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina kekuatan dan karakteristik fisik. Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan (abilty) adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya. 3. Pengertian metode bercakap-cakap bagi anak TK Bercakap-cakap mempunyai arti saling mengkomunikasikan fikiran dan perasaan secara visual. Hildebrand, (dalam Nuruh Hasanah, 2010). Bercakap-cakap dapat pula diartikan sebagai dialog atau sebagai perwujudan bahasa reseptif dan ekspresif dalam satu situasi. Gordon dan Browne, (dalam Nurul Hasanah 2010). Bercakap-cakap mempunyai makna penting bagi perkembangan anak TK karena bercakap-cakap dapat meningkatkan 8

keterampilan berkomunikasi dengan orang lain. Melalui peningkatan keterampilan menyatakan perasaan atau gagasan. Oleh karena itu penggunaan metode bercakap-cakap bagi anak TK akan membantu perkembangan dimensi sosial, emosi, kognitif terutama bahasa. Bercakap-cakap merupakan salah satu bentuk komunikasi antar pribadi. Proses dua arah dalam bercakap-cakap diperlukan keterampilan mendengar dan berbicara. Ada tiga hal yang harus dilakukan oleh pendengar dalam komunikasi antar pribadi. Hetherington dan Parke, (dalam Nurul Hasanah 2010). a. Mengukur pemahaman yang didengar secara pasti b. Bila mengetahui bahwa pesan yang disampaikan itu tidak jelas, ia dapat memberitahukan kepada si pembicara c. Ia dapat menentukan informasi tambahan yang dibutuhkan agar dapat menerima pesan tersebut. Dari beberapa pendapat di atas di simpulkan bahwa metode becakapcakap mengandung arti belajar mewujudkan kemampuan berbahasa reseptif dan ekspresif. Sebagai bukti penguasaan bahasa reseptif ialah semakin banyknya kata-kata baru yang dikuasai oleh anak yang diperolehnya dari kegiatan bercakap-cakap. Artinya anak banyak mengenal kosa kata dari berbagai tema yang memacu pengembangan berbagai aspek perkembangan anak. Sebagai bukti berkembangnya kemampuan berbahasa ekspresif ialah semakin seringnya anak mengatakan keinginan, kebutuhan, pikiran dan perasaan kepada orang lain secara lisan.

4. Fungsi kegiatan bercakap-cakap bagi anak TK Dalam bercakap-cakap diperlukan kemampuan berbahasa baik reseptif maupun ekspresif. Bahasa reseptif meliputi kemampuan mendengarkan dan memahami bicara orang lain. Sedangkan bahasa ekspresif meliputi kemampuan menyatakan gagasan, perasaan dan kebutuhan kepada orang lain. Menurut Bruner (dalam Nurul Hasanah, 2010) bahasa itu memegang peranan penting yang sangat penting bagi perkembangan kognitif anak dan perkembangan bahasa. Fungsi bahasa menurut Hillady (dalam Nurul Hasanah, 2010) a. Sebagai alat yang dapat memuaskan kebutuhan untuk menyatakan keinginannya saya ingin. b. Berfungsi mengatur, melalui bahasa anak dapat mengengalikan tingkah laku orang lain. Dinyatakan dengan lakukan itu. c. Sebagai hubungan antara pribadi, bahasa dapat digunakan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain dan lingkungan sosial. d. Berfungsi bagi diri sendiri, anak mengatakan pandangannya, perasaannya dan sikapnya yang unik melalui bahasa dan melalui bahasa anak membangun jati diri. e. Berpikir heuristik, sesudah anak dapat membedakan dirinya dengan lingkungan, anak menggunakan bahasa yang dikuasainya untuk memiliki dan memahami lingkungan. Jadi bahasa mempunyai fungsi mempertanyakan atau katakan padaku mengapa begitu. f. Fungsi imajinatif, dengan bahasa anak dapat menghindari diri dari kenyataan yang memasuki alam semesta yang dibangunnya sendiri. Bahasa membiarkan diri untuk berpura-pura atau berfungsi puitis. g. Fungsi informatif, anak dapat mengkomunikasikan informasi baru kepada orang lain dengan menggunakan bahasa dalam bentuk aku punya sesuatu untuk kuceritakan.

10

5. Tujuan kegiatan bercakap-cakap bagi anak TK Sesuai dengan kemungkinan manfaat yang diperoleh anak TK dalam kegiatan belajar dengan menggunakan metode becakap-cakap yakni keberanian mengaktualisasikan diri dengan bahasa ekspresif, menyatakan apa yang dilakukan sendiri/orang lain, berhubungan dengan orang, membangun jati diri dan memperluas pengetahuan dan wawasan. Maka tujuan bercakapcakap dapat diarahkan pada pengembangan aspek-aspek pengembangan kognitif, bahasa, sosial, emosi dan konsep diri. 6. Hubungan metode bercakap-cakap dengan kemampuan anak

mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan Galih (2007:22) bercakap-cakap mempunyai makna penting bagi perkembangan anak Taman Kanak-kanak karena bercakapcakap dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, meningkatkan keterampilan dalam melakukan kegiatan bersama dan juga meningkatkan keterampilan mengatakan perasaan, dan mengatakan gagasan atau pendapat secara verbal, serta meningkatkan kemampuan anak dalam mengagumi ciptaanciptaan Tuhan. Hubungan antara metode bercakap-cakap dengan kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan sangat erat, yakni melalui metode bercakap-cakap dapat meningkatkan kemampuan anak dalam

mengkomunikasikan apa saja yang merupakan ciptaan-ciptaan Tuhan, serta meningkatkan kemampuan anak mengungkapkan perasaan, dan mengatakan gagasan atau pendapat tentang mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan.

11

7. Hipotesis tindakan Berdasarkan uraian sebelumnya, maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan dapat ditingkatkan melalui metode bercakap-cakap di kelompok B TK WIA Lambara.

12

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian a. Desain atau Model Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yang mengacu pada model Kemmis dan MC Taggar yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Stephen Kemmis menggambarkan tahap-tahap tersebut dalam siklus sebagai berikut : Depdiknas, (dalam Rosnani, 2008:17)
0

Keterangan:
3 a 1

0 1 2 3 4 5 6 7 8
5

: : : : : : : : :

Pratindakan Rencana siklus 1 Pelaksanaan siklus 1 Observasi siklus 1 Refleksi siklus 1 Rencana siklus 2 Pelaksanaan siklus 2 Observasi siklus 2 Refleksi siklus 2

a b

: Siklus 1 : Siklus 2

Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc Taggar

13

b. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B TK Wanita Islam Lambara. Dengan Jumlah anak 18 orang yang terdiri dari 8 orang anak laki-laki dan 10 orang anak perempuan pada tahun pelajaran 2010/2011 c. Rencana Tindakan Rencana penelitian tindakan kelas ini pada persiapan awal penulis merencanakan kegiatan dengan menyusun satuan kegiatan harian (RKH), penetapan waktu, cara penyajian, media pembelajaran tentang tema/sub tema yang di ajarkan untuk mengukur tingkat kemampuan, pemahaman, dan partisipasi anak, mencantumkan alternatif tindakan yang diharapkan dapat dicapai, menyusun rencana tindakan, serta menyiapkan pedoman pengamatan tentang peningkatan kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan melalui metode bercakapcakap. 2. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data a. Jenis Data Data penelitian ini terdiri dari 2 (dua) yaitu : 1) Data tentang cara guru mengajar melalui metode bercakap-cakap 2) Data tentang kemampuan anak taman kanak-kanak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan melalui metode bercakap-cakap. Data kemampuan ini terdiri dari: a) Mengenal ciptan-ciptaan Tuhan 14

b) Keberanian anak menyebutkan ciptaan-ciptaan Tuhan c) Mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan b. Teknik pengumpulan data Untuk kepentingan pengumpulan data, maka penelitian ini menggunakan : 1) Teknik Observasi Penggunaan observasi dimaksudkan untuk mengadakan pengamatan langsung terhadap subjek penelitian pada peningkatan kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan melalui metode bercakap-cakap di taman kanak-kanak Wanita Islam Lambara. Teknik observasi terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu : a) Pra observasi, yaitu kegiatan pengamatan awal terhadap anak kelompok B TK WIA Lambara tentang peningkatan

kemampuan anak melalui tema/sub tema: rekreasi /kendaraan, pesisir, dan pegunungan. b) Pelaksanaan pengenalan tema/sub tema: rekreasi (kendaraan, pesisir, dan pegunungan) dengan metode bercakap-cakap. c) Pasca observasi yaitu kegiatan pengamatan akhir terhadap anak taman kanak-kanak tentang peningkatan kemampuan anak dalam mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan melalui metode bercakap-cakap. 15

2) Teknik Wawancara Wawancara dalam penelitian ini dilakukan antara peneliti dengan kepala sekolah, anak-anak kelompok B TK Wanita Islam Lambara untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penulisan penelitian tersebut. 3. Teknik Pengolahan Data Analisis data dilakuakan oleh peneliti terhadap subyek (anak Taman Kanak-kanak) Wanita Islam Lambara yang diteliti. Adapun kriteria dari analisis tiap evaluasi akan diberi symbol lingkaran penuh ( baik, lingkaran setengah ( ( ) dengan nilai kurang. (Riyanto, 1996:23) Ketarangan : P = Angka persentase f = Jumlah anak yang mencapai kemampuan N = Jumlah sampel Perhitungan persentase tersebut digunakan pada pengolahan data selanjutnya setelah dilaksanakan tindakan. 4. Prosedur Penelitian a. Pra Tindakan Adapun tahap-tahap persiapan dalam melakukan penelitian ini: ) dengan nilai

) dengan niali cukup, dan lingkaran kosong

16

a.

Mengadakan wawancara dan observasi dengan pihak sekolah dan teman sejawat yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan penelitian.

b. c.

Merancang alat evaluasi (lembar tanya jawab) Menganalisis jawaban anak setelah diadakan evaluasi.

b. Pelaksanaan tindakan Rencana kegiatan siklus I 1) Perencanaan meliputi : a. Refleksi awal sebagai langkah identifikasi permasalahan yang dihadapi anak pemberian tugas penetapan subjek penelitian. b. Merumuskan rencana tindakan meliputi pembelajaran,

penyiapan instrument observasi, satuan kegiatan harian (RKH) berdasarkan sub tema: rekreasi (kendaraan, pesisir, dan pegunungan). 2) Pelaksanaan tindakan Peneliti dan guru bersama anak melakukan proses pembelajaran tentang meningkatkan kemampuan anak melalui metode bercakap-cakap pada tema rekreasi (kendaraan, pesisir, dan pegunungan). 3) Observasi Observasi terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan selama kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh teman sejawat selaku pengamat langsung dan mengisi lembar observasi yang 17

telah disiapkan berupa alat untuk mengevaluasi setiap pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti, evaluasi ini dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran. Adapun yang mengobservasi adalah guru (peneliti) dan yang diobservasi adalah anak didik Taman Kanak-kanak Wanita Islam Lambara. 4) Refleksi Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap observasi diadakan refleksi yang berkaitan dengan kelebihan dan

kekurangan yang terjadi selama tindakan berlangsung dengan maksud untuk dijadikan perencanaan pada siklus berikutnya. Rencana Kegiatan Siklus II Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan pada siklus ini, prosedur pelaksanaannya sama dengan prosedur pada siklus I, hanya saja mungkin berbeda dari arah rancangan pemberian tindakan yang disediakan berdasarkan hasil tindakan pada siklus I untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut : 1) Perencanaan Dalam tahap ini perencanaan sama seperti perencanaan siklus I, namun lebih dulu diawali dengan mempelajari hasil refleksi pada siklus I sebagai dasar untuk memberi revisi rancangan (rencana tindakan baru) bagi tindakan yang dianggap kurang pada siklus I.

18

2) Pelaksanaan tindakan Melaksanakan semua rencana yang telah ditetapkan yakni meningkatkan kemampuan anak mengagumi ciptaan-ciptaan Tuhan melalui metode bercakap-cakap. 3) Observasi Format observasi dan pelaksanaannya sama seperti pada siklus I. 4) Refleksi Refleksi didasarkan pada hasil observasi siklus II, wawancara dengan subjek peneliti dan hasil pengamatan akhir siklus II untuk kemudian dianalisi. Refleksi yang dilakukan dalam siklus ini, berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan selama pelaksanaan tindakan penelitian yang kemudian untuk disampaikan dalam penyusunan laporan akhir penelitian.

19

DAFTAR PUSTAKA Damar Saputro. 2010. Peningkatan Kemampuan Mengenal Bangun Datar Sederhana Menurut Sifatnya Dengan Model Student Team Achievement Division (Stad) Pada Siswa Kelas III SDN Brongkol 02 Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Galih M.S.R. 2007. Kemampuan Anak Dalam Menari Dengan Menggunakan Metode Meniru, Sas dan Demonstrasi Serta Eksperimen di Tk Islam Al-Madina Semarang. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Nurul Hasanah, dkk. 2010. Strategi dan Metode Pengembangan Kegiatan Pembelajaran PAUD (Online) (http://zona.uimadura.ac.id/strategimetode-pengembangan-kegiatan-pembelajaran-paud/) diakses tanggal 21 Maret 2011. Purwodarminto. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Riyanto. Mulan. 1996, Dasar-Dasar Statistik Deskriptif. Jakarta : Universita Terbuka. Rosnani. 2008. Implementasi Metode Pembelajaran Inquiri Dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 19 Palu. Palu : Universitas Tadulako. Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada. Usman H.B. dkk. 2005, Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Ilmiah. Palu : Universitas Tadulako.

20

Anda mungkin juga menyukai