Anda di halaman 1dari 15

BAKTERIOLOGI III

LAPORAN PRAKTIKUM

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF (-)


BASIL

(Penyebab Infeksi Saluran Pencernaan dan tifoid: Salmonella sp dan


Shigella sp)

DISUSUN OLEH :

DIVIA SYAVILA

NPM : 411117112

PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN (D-3)

STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

2019
Hari dan Tanggal Praktikum : Selasa – Jumat, 9 -12 April 2019

A. Dasar Teori
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan
melalui makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe
Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit
yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang
yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam
dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi
oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan
muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S.
typhi, S. typhimurium, dan S. enteritidis. S. typhi menyebabkan penyakit
demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh
darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan
makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual,
muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang
manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat berakibat
fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut
usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun.
Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan
menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.

Klasifikasi kingdom Salmonella


Kerajaan : Bakteria
Filum : Proteobakteria
Kelas : Gamma Proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Famili : Enterobakteriaceae
Genus : Salmonella

Morfologi dan Fisiologis


1. Bentuk batang, Gram negatif fakultatif aerob, Bergerak dengan flagel
peritrich,
2. Mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada
perbenihan yang mengandung empedu.
3. Sebagian besar Salmonella bersifat patogen pada binatang dan
merupakan sumber infeksi pada manusia. Binatang-binatang itu
antara lain tikus, unggas, ternak, anjing dan kucing.
4. Di alam bebas Salmonella dapat tahan hidup lama dalam air, tanah
atau bahan makanan.
5. Dalam feces di luar tubuh manusia tahan hidup 1 - 2 bulan.
6. Dalam air susu dapat berkembang biak da hidup lebih lama sehingga
sering merupakan batu loncatan untuk penularan penyakit lainya.
Salmonella tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob,
pada suhu 15 - 41o C (suhu pertumbuhan optimum 37o C) dan pH
pertumbuhan 6 - 8. Pada umumnya isolat kuman Salmonella dikenal
dengan sifat-sifat, gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan
sorbitol positif dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, laktosa,
Voges Praskauer dan Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari
bahan klinik menghasilkan H2S. Samonella thypi hanya membentuk
sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada fermentase glukosa. Pada
agar SS,Endo, EMB dan MacConkey koloni kuman berbentuk bulat, kecil
dan tidak berwana, pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitam
berkilat logam akibat pembentukan H2S.
Struktur Antigen
Seperti Enterobacteriaceae lain, Salmonella memiliki beberapa
antigen O (dari keseluruhan yang berjumlah lebih dari 60) dan antigen H
yang berbeda pada salah satuatau kedua fase. Beberapa Salmonella
mempunyai antigen simpai (K), yang disebut Vi,yang dapat mengganggu
aglutinasi melalui antiserum O. Antigen ini dihubungkan dengan sifat
invasif yang dimilikinya. Tes aglutinasi dengan antiserum serapan untuk
O dan Hyang berbeda merupakan dasar untuk klasifikasi salmonella
secara serologi.
Patogenitas dan Gambaran Klinis
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan
melalui makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe
Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit
yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang
yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam
dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi
oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan
muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S.
typhi, S. typhimurium, dan S. Enteritidis. S.typhi menyebabkan penyakit
demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh
darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan /
intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan
kematian.
S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak
ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi,
balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini
disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi
Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga
kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Patogenitas Salmonella bersifat invasif yakni menyerang bagian
epithelium dari ileum. Salmonella menghasilkan enterotoksin yang
menyebabkan diare berair. Bila selaput lendir menjadi rusak, diare yang
terjadi disertai darah.
Ada 2000 serotipe Salmonella dan 6-10 di antaranya diketahui
menimbulkan gastroenteritis. Diare yang ditimbulkan biasanya disertai
dengan gejala-gejala mual, demam dan nyeri perut. Di samping
menyebabkan diare berair, Salmonella juga menyebabkan mencret
(exudative diarrhoea) yang ditandai oleh hadirnya leukosit di dalam feses.
Di beberapa negara telah ditemukan strain Salmonella yang resisten
terhadap ampisilin, khloramfenikol, dan sulfametoxazol-trimet (Anonim,
2007). Penyakit – penyakit yang disebabkan oleh Salmonella secara
umum dikenal dengan Salmonellosis. Secara klinik ada 3 bentuk
Salmonellosi. Secara klinik ada 3 bentuk Salmonellosis yang bias timbul
pada manusia yaitu:
 Enteric fever
Mencakup demam tifoid dan demam paratifoid. Deman tifoid atau
tifus abdominalis disebabkan oleh Salmonella typhi. Salmonella typhi
tertelan bersama makanan atau terkontaminasi dan bersarang di jaringan
limfoid pada dinding usus . Aliran limfa membawa organisme ini kedalam
duktus torak kemudian kedalam darah. Sedangkan demam paratifoid
adalah penyakit yang disebabkan oleh salmonella enteristidis (
Tambayong, J, 2010).
Demam paratifoid disebabkan oleh Salmonella paratyphi A, Salmonella
paratyphi B, Salmonella paratyphi C, gejala kliniknya biasanya lebih
ringan dan mempunyai masa inkubasi lebih pendek 1 – 10 hari, demam
diasa berlangsung selama 1 – 3 minggu, rose spots jarang ditemukan.
 Septikemia
Disebabkan oleh Salmonella choleraesus, infeksi terjadi melalui
rute oral dan akhirnya masuk kedalam sirkulasi darah dan berkembang
biak. Salmonella tersebar luas dalam tubuh dan cenderung menyebabkan
supurasi local, abses, meningitis,pneumonia dan endokartidis terutama
pada orang – orang yang fisiknya dalam keadaan lemah, tetapi
manifestasi pada saluran usus sering tidak ada. Septikemia ini ditandai
dengan demam tinggi yang turun naik, kultur darah positif.
 Gastroenteritis/enterokolitis
Merupakan manifestasi infeksi Salmonella yang wajar, timbul
sesudah makan makanan yang tercemari bakteri penyakit Salmonella,
spesies Salmonella yang lazim menyebabkan penyakit ini adalah
Salmonella typhimurium dan Salmonella enteridis, bakteri tersebut masuk
kedalam sirkulasi darah. Gejala – gejalanya timbul dalam waktu 8 – 49
jam sesudah makan makanan yang tercemar Salmonella tersebut. Diare
disertai demam berlangsung selama 1 – 4 hari. Kultur darah biasanya
negative tetapi kultur tinja positif untuk Salmonella.
Epidemologi
Di banyak negara berkembang, diare akut yang disebabkan oleh
Salmonella tidak begitu besar. Terutama di daerah urban diare pada
anak-anak yang disebabkan oleh infeksi Salmonella sekitar 10%.
Transmisi kuman terjadi secara meat-borne, yaitu melalui makanan yang
berasal dari hewan seperti daging, unggas, telur, susu; tetapi dapat pula
terjadi secara water-borne.
B. . Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mengisolsi dan mengidentifikasi


bakteri Salmonella sp.

C. Prinsip Praktikum

Prinsip identifikasi Salmonella sp dengan melihat gambaran


mikroskop, isolasi primer pada media, melihat penampakan koloni pada
media dan melakukan tes –tes biokimiawi

D. Alat Bahan

Tabel 1. Alat yang digunakan pada Praktikum


No Nama alat Spesifikasi Jumlah
1 Tabung Reaksi Kecil Besar 10 buah
2 Rak Tabung Ø 1 cm, 12 lubang 1 buah
3 Bunsen Vol 200 ml 1 buah
4 Tabung Durham Kecil 4 buah
5 Mikroskop Fase Kontras 1 buah
6 Objek Glass 25,4 x 76,2 1 buah
7 Autoclave Portable 26,4 L 1 buah
8 Inkubator Mikrobiologi Memert 1 buah
9 Cawan Petri Ø 15 cm 1 buah
10 Ose Bulat dan Tusuk Kawat Nicr 1 buah
Tabel 2. Bahan yang digunakan pada Praktikum

No Nama Bahan Spesifikasi


1 Sampel Suspensi bakteri
2 Darah -
3 BD Bactec -
4 Alkohol 96%
5 Mac Conkey Agar PA ( Pro Analisa)
6 SS Agar PA ( Pro Analisa )
7 Deret Uji Gula-gula :
a. Glukosa 1%
b. Laktosa 1%
c. Sukrosa 1%
d. Manitol 1%
8 NaCl fisiologis PA ( Pro Analisa)
9 Pepton PA ( Pro Analisa)
10 Pewarnaan Gram Lar. Krystal violet
Lar. Lugol
Alkohol 95%
Lar. Safranin
11 SIM PA ( Pro Analisa)
12 TSIA PA ( Pro Analisa)
13 Urease PA ( Pro Analisa)
14 Simon Citrat PA ( Pro Analisa)
15 ɑ-naftol -
16 KOH 40%
17 Kovaks -
E. Prosedur Kerja

Hari Pertama

1. Siapkan Alat Bahan yang akan digunakan

2. Tutup Bactec dibersihkan menggunakan alkohol 70 % agar tidak


terkontaminasi dengan bakteri lain.

3. Vena di palpasi kemudian bersihkan dengan alkohol 70% dan berikan


iodine pada vena yang akan ditusuk.

4. Ambil darah sebanyak 3 cc lalu masukkan kedalam Bactec dan


tambahkan pula 1 cc suspensi bakteri S.typhi setelah itu inkubasi
selama 24 jam pada suhu 370C.

Hari Kedua

1. Buka BD Bactec dengan hati hati.

2. Panaskan ose di atas api bunsen kemudian biarkan sampai dingin

2. Kemudian lakukan Penanaman pada Media Mac Conkey dan SS


Agar dengan streak isolasi menggunakan ose bulat lakukan secara
aseptis. Bungkus cawan petri menggunakan kertas, lalu inkubasi
selama 24 jam pada suhu 370C. Lakukan pula Pewarnaa Gram.

3. Panaskan kembali ose di atas api bunsen kemudian biarkan sampai


dingin

4. Siapkan objek glass kemudian tambahkan 1 ose dari media Bactec.


Tunggu sampai kering.

5. Sediaan yang telah difiksasi ditetesi dengan kristal violet selama 1


menit lalu cuci dengan air keran.Teteskan lugol selama 1 menit, lalu
cuci dengan air kran. Ditetesi alkohol 96% selama 20-30 detik, lalu
cuci dengan air kran. Setelah itu teteskan safranin selama 30 detik,
kemudian cuci dengan air kran biarkan sampai kering
6. Amati di bawah mikroskop perbesaran lensa objektif 100x
menggunakan minyak imersi.

Hari Ketiga

1. Amati hasil penanaman pada media Mac conkey dan SS


Agar,Kemudian Lakukan penanaman pada media Uji Biokimia.

2. Ambil koloni yang terpisah menggunakan Ose tusuk yang sudah


dibakar dan dibiarkan dinginsetelah itu melakukan penanaman pada
uji bikomia media cair laktosa,sukrosa, glukosa,manitol,MR dan VP
dengan cara mengambil koloni pada media dengan ose tusuk
kemudian masukkan ke dalam media tersebut dan homogenkan. Lalu
inkubasi selama 24 jam pada suhu 370C.

3. Lakukan uji biokimia pada media yang padat yaitu TSIA, SIM, SC
dengan cara mengambil koloni yang terpisah pada media kemudian
tanam pada media tersebut dengan cara ditusukan menggunakan
ose tusuk. (untuk media TSIA dan SIM). Lalu Inkubasi selama 24 jam
pada suhu 370C.

Hari Keempat

1. Amati hasil uji biokimia pada media padat dan cair yang telah
dilakukan di hari sebelumnya
2. Untuk media MR sebelum diamati tambahkan reagen methyl red
sebanyak 3-5 tetes kemudian amati perubahan pada media tersebut.
3. Lalu untuk media VP tambahkan reagen Alfa naftol 5% dan KOH 40
% sebanyak 3-5 tetes.
4. Sedangkan untuk media SIM tambahkan reagen kovaks sebanyak 2-
5 tetes kemudian amati terjadinya perubahan pada media tersebut.
F. Hasil Praktikum

Hari pertama

Memasukkan Darah pada media BD Bactec

Hari kedua

Penanaman pada Media Selektif : Mac Conkey dan SS Agar

Hasil Pewarnaan Gram :

Bentuk : Batang
Sifat : Gram (-)
Susunan : Monobasil
Tersangka :Enterobactericeae.

Hari Ketiga

Hasil Isolasi pada Media Mac Conkey dan SS Agar

No Ciri Koloni Media Mc Conkey Media SS Agar

1 Bentuk Bulat Bulat

2 Ukuran 2-3 mm 2-3 mm

3 Warna Bening Bening

4 Elevasi Cembung Cembung

5 Pinggiran Rata Rata

6 Ciri Khas Non Fermenter Laktosa Non Fermenter Laktosa


Hasil Uji Biokimia

NO UJI BIOKIMIA HASIL PRAKTIKUM


1 Glukosa Berubah dari Ungu menjadi Kuning (+) gas (-)
2 Laktosa Ungu tetap Ungu (-)
3 Sukrosa Ungu tetap Ungu (-)
4 Manitol Ungu tetap Ungu (-)
5 MR Dari Kuning + Methyl Red menjadi Merah
6 VP Dari Kuning + Alfa Naftol & KOH 40 % tetap
Kuning
7 Urease Dari Kuning Tetap Kuning
8 Simon Citrat Dari Hijau tetap Hijau
9 SIM : -Sulfur Positif
-Indol Negatif
-Motility Positif
10 TSIA : - Lereng Dari Orange menjadi Merah (-)
-Dasar Dari Orange menjadi Kuning (+)
H2S(+), (+), (-)
Gas (-)

Dibandingkan dengan Uji Kemiripan :


Glukosa (+) Fermenter,Gas (-), Berubah dari Ungu Menjadi
Kuning
Laktosa Non Fermenter,Gas (-),dari Ungu tetap Ungu
Sukrosa Non Fermenter,Gas (-),dari Ungu tetap Ungu
Manitol (+) Fermenter,Gas (+), Berubah dari Ungu Menjadi
Kuning
MR (+) Positif, Terbentuk Cincin merah
VP (-) Negatif, Tidak terbentuk cincin Kecoklatan
Urease (-) Negatif, Dari Kuning Tetap Kuning
Simon Citrat (-) Negatif, Dari Hijau Tetap Hijau
SIM Sulfur (+), Indol (-), Motility (+)
TSIA Basa / Kuning, Sulfur (+), Gas (-)
G. Pembahasan
Salmonella sp. merupakan bakteri Gram negatif batang, tidak
membentuk spora bisa bergerak (motil), alat gerak berupa flagel peritrik.
Dapat menyebabkan penyakit demam typoid.serta mempunyai tipe
metabolisme yang bersifat fakultatif anaerob. Termasuk kelompok bakteri
Enterobactericeae. Ukurannya 2-3 mikrometer x 0,5 – 0,8
mikrometer.sifat Salmonella antara lain : dapat gerak,tumbuh pasa
suasana aerob dan anaerob fakultatif,memberikan hasil positif pada
reaksi Glukosa.
Untuk identifikasi hari pertama dilakukan penanaman pada Bactec
kemudian diinkubasi selama 24 jam pada 37ºC. Pada hari kedua
dilakukan pewarnaan Gram dan diamati menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 100x dengan penambahan minyak emersi. Hasil
pengamatan dibawah mikroskop diperoleh bakteri dengan bentuk basil,
susunan monobasil, sifat Gram negatif (-), warna merah. serta
penanaman pada media Mac Conkey dan SS Agar dari sampel yang
sudah diinkubasi pada Bactec lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu
370C. Hasil isolasi pada media selektif Mac Conkey dan SS Agar dan
diperoleh hasil dengan ciri koloni : Berbentuk bulat (Coccus), Ukuran 2-3
µm, tidak berwarna Elevasi Cembung, Pinggiran Rata serta memiliki ciri
khas yaitu Non fermenter Laktosa. Setelah mendapatkan bakteri Gram
negatif, lalu tanam kembali koloni yang sama pada beberapa media untuk
dilakukan uji Biokimia, media tersebut diantaranya media Gula-gula
(glukosa, laktosa, sukrosa, manitol), MR/VP, SIM, TSIA, SC, dan Urease.
Pada media Gula-gula yang mendapatkan hasil fermenter pada
tabung glukosa dan gas negatif karena gas yang terbentuk banyak serta
ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari ungu menjadi kuning
(asam). Pada media MR pada tabung uji didapatkan hasil positif setelah
ditambahkan dengan reagen Methyl Red, terjadi perubahan warna dari
warna kuning menjadi warna merah, sedangkan pada media VP tabung
uji didapatkan hasil negative setelah ditambahkan reagen KOH 40% dan
α-naftol, warna medium tidak terjadi perubahan menjadi cincin coklat
keruh.
Pada media SIM tabung uji didapatkan hasil yaitu Sulfur (H2S)
positif ( terbentuk warna hitam), Indol negatif ( tidak adanya cincin merah
setelah ditambahkan reagen kovaks) bakteri tidak mempunyai enzim
triftofanase dan Motility positif (adanya penyebaran pada bekas tusukan
menandakan adanya pergerakan). Pada media TSIA tabung hasil B/A
Gas(-) H₂S(+) (terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning pada
dasar sedangkan pada lereng tetap merah dan tidak terdapat gas) .
Pada media Simon Citrate (SC) tabung didapatkan hasil negatif,
karena tidak terjadi perubahan warna pada media dari hijau tetap hijau
yang berarti bahwa bakteri tidak mampu mempergunakan citrate sebagai
sumber karbonnya. Dan terakhir pada media Urease tabung didapatkan
hasil negatif, karena tidak terjadi perubahan warna media (bila Urease
positif akan berubah menjadi warna merah muda).

H. Kesimpulan
Pada Praktikum kali ini dengan sampel Darah didapatkan hasil
bakteri tersangka tersebut Salmonella typhi setelah dibandingkan dengan
uji kemiripan dengan derajat kemiripan sebesar 93,3 %.

I. Daftar Pustaka

Anonim. 2012.Salmonella dan Shigella. http://pharos.co.id/


(Diakses tanggal 7 maret 2012)
http://risaluvita.wordpress.com/about/

Bakhri samsul, Mursalim, hasnawati, hadijah siti, dan joharsan. 2014.

Penuntun Praktikum Bakteriologi II. Poltekkes. Makassar; 30

Herawati I, Novilla A. 2012. Modul Penuntun Praktikum Mikrobiologi

STIKES Jenderal Achmad Yani: Cimahi.


J. Lampiran
Gula – Gula

Media TSIA,Urease dan SC

SIM
MR VP

Media Mac Conkey

Media SS Agar

Anda mungkin juga menyukai