Anda di halaman 1dari 1

Instalasi Laboratorium

(Khusnul Qotimah – G99172099)

a. Permasalahan
1. Pengiriman dan pengambilan sampel masih dilakukan dengan tenaga manusia padahal
sumber manusia yang ada di laboratorium juga kurang, sehingga sering terjadi
keterlambatan hasil, resiko lisis dan resiko tertukar.
2. Pengambilan sampel bangsal dilakukan oleh analis laboratorium padahal analis tidak
memiliki sertifikat plebotomi dan hal ini seharusnya menjadi tugas perawat. Hal ini pula
yang kemudian menyebabkan lamanya waktu pengambilan sampel.
b. Solusi
1. Pengadaan alat pengiriman sampel dan hasil laboratorium yaitu aeroform untuk
mengatasi masalah kekurangan sumber daya manusia atau penambahan jumlah sumber
daya manusia yang khusus bekerja mengantar dan mengambil sampel dan hasil
laboratorium.
2. Penyusunan SOP dan sosialisasinya kepada tenaga kesehatan terkait dengan tugas,
kompetensi dan peran masing-masing dalam pelayanan laboratorium.
c. Refleksi
Dari permasalahan yang penulis dapatkan dari instalasi laboratorium diatas, penulis
belajar tentang pentingnya interprofessional health collaboration. Sangat penting bagi
seorang tenaga medis untuk mengetahui kompetensi tenaga medis yang lain, sehingga
dalam mengupayakan kesehatan pasien, masing-masing tenaga medis sudah paham
mengenai tugasnya sendiri dan tugas tenaga medis lain. Tidak saling melemparkan tugas
atau bahkan melakukan tugas yang sebenarnya menjadi tugas tenaga medis lain.
Penegasan standar operasional prosedur (SOP) menjadi penting.
Dalam menjalankan organisasi rumah sakit, kita harus melihat satu masalah dari berbagai
sudut pandang. Dalam menyelesaikan masalah yang dikeluhkan oleh suatu instalasi kita
perlu menilik berbagai sisi, misalnya sisi manfaat jika kita tangani, sisi kerugian jika
tidak kita tangani, sisi pendanaan, alternatif solusi dan lain lain.
Dengan begitu banyak masalah yang mungkin terjadi di rumah sakit, maka menjadi
penting untuk dapat menentukan prioritas masalah.

Anda mungkin juga menyukai