Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN PREEKLAMSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 1/4

Ditetapkan
Direktur RSIARahayu Medika
SPO
Tanggal Terbit
( Standar Prosedur
…………………. 2019
Operasional)
dr. Muh. Novan Affandy, Sp.OG
Preeklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuri akibat
kehamilan, setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setalah
persalinan. Dibedakan :
1. Hipertensi kronik adalah hipertensi pada ibu hamil yang
sudah ditemukan sebelum kehamilan atau yang ditemukan
pada umur kehamilan < 20 minggu , dan yang menetap setalah
12 minggu pasca persalinan.
Pengertian 2. Preeklamsi/eklamsi atas dasar hipertensi kronis adalah
timbulnya preeklamsi atau eklamsi pada pasien hipertensi
kronik.
3. Hipertensi gestasional adalah timbulnya hipertensi dalam
kehamilan pada wanita yang tekanan darahsebelumnya normal
dan tidak mempunyai gejala-gejala hipertensi kronik atau
preeklamsi/eklamsi (tidak disertai proteinuri). Gejala ini akan
hilang dalam waktu < 12 minggu pasca bersalin.
1. Tujuan Umum : melakukan penilaian klasik , klasifikasi dan
penatalaksanaan serta mencegah komplikasi.
2. Tujuan Khusus :
a. Mencegah tanda dan gejala hipertensi karena kehamilan dan
menentukan diagnosis yang paling mungkin dalam hubungan
dengan hipertensi yang dipicu karena kehamilan.
Tujuan
b. Melakukan penatalaksanaan preeklamsia/eklamsia dan hipertensi
kronik pada ibu hamil.
c. Melakukan pemberian obat anti kejang (Magnesium sulfat dan
Diazepam) serta obat antihipertensi penatalaksanaan preeklamsi
berat eklamsi.

SPO PENATALAKSANAAN PREEKLAMSI 1


PENATALAKSANAAN PREEKLAMSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 2/4

Ditetapkan
Direktur RSIARahayu Medika
SPO
Tanggal Terbit
( Standar Prosedur
…………………. 2019
Operasional)
dr. Muh. Novan Affandy, Sp.OG
Upaya untuk mendeteksi sedini mungkin komplikasi
Kebijakan
hipertensi karena kehamilan.
Preeklamsi Ringan
Rawat jalan, pasien dianjurkan cukup istirahat, memantau tekanan darah
dan proteinuria setiap hari.
Dapat dipertimbangkan pemberian antioksidan dan kalsium. Kontrol
setiap minggu.
Bila tekanan darah terkontrol pada umur kehamilan 37 minggu dilakukan
terminasi kehamilan.
Preeklamsi Berat
Rawat bersama dengan departement yang terkait.
A. Medikamentosa
 Infus larutan RL
 Pemberiaan obat :
1. MgSO4
Prosedur Cara pemberian MgSO4 :
Pemberian melalui intravena secara kontinyu (infus dengan infusion pump).
a. Dosis awal
4 gram MgSO4 (10cc MgSO4 40%) dilarutkan kedalam 100 cc
RL, diberikan selama 15 – 20 menit.
b. Dosis pemeliharaan
10 gram dalam 500 cc cairan RL, diberikan dengan kecepatan
1 – 2 gram/jam (20 – 30 tetes per menit)
 Syarat – syarat pemberian MgSO4 .
 Harus tersedia antidotum MgSO4 yaitu kalsium
glukonas 10 % (1 gram dalam 10 cc) diberikan i.v
dalam waktu 3 – 5 menit.
 Refleks pattela (+) kuat
 Frekuensi pernafasan ≥ 16 x/menit
 Produksi urin ≥ 30 cc dalam 1 jam sebelumnya

SPO PENATALAKSANAAN PREEKLAMSI 2


PENATALAKSANAAN PREEKLAMSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 3/4

Ditetapkan
Direktur RSIARahayu Medika
SPO
Tanggal Terbit
( Standar Prosedur
…………………. 2019
Operasional)
dr. Muh. Novan Affandy, Sp.OG
 (0,5 cc/kg bb/jam.
 Sulfas magnesikus dihentikan bila :
 Ada tanda-tanda intoksikasi
 Setelah 24 jam pasca persalinan.
 Dalam 6 jam pascasalin sudah terjadi perbaikan
tekanan darah (normotensif).
2. Antihipertensi :
Tekanan darah :
 Sistolik ≥ 160 mmHg
 Diastolik ≥ 110 mmHg Dapat
diberikan :
 Nifedipin: 10 mg per oral dan dapat diulangi setiap
30 menit (maksimal 120 mg/24 jam) sampai terjadi
penurunan MABP 20 %. Selanjutnya diberikan dosis
rumatan 3x10 mg (pemberian nifedipin tidak boleh
diberikan sub lingual).
 Nikardipine diberikan jika tekanan darah ≥ 180/110
mmHg/hipertensi emergensi dengan dosis 1 ampul 10 mg
dalam larutan 50cc per jam atau 2 ampul 10 mg dalam
larutan 100cc tetes /menit mikro drip. Pelarut yang tidak
dapat digunakan adalah RL dan bikarbonat natrikus.

B. Pengelolaan konservatif
a. Indikasi
Kehamilan preterm (< 34 minggu) tanpa disertai tanda – tanda
impending eklamsi dengan keadaan janin baik.
b. Pengobatan medisinal :
Sama dengan perawatan medisinal pengelolaan secara aktif.
Hanya dengan dosis awal MgSO 4 tidak diberikan i.v cukup i.m
saja. (MgSO4 40 % , 8 gram i.m). atau bila mengunakan cara

SPO PENATALAKSANAAN PREEKLAMSI 3


PENATALAKSANAAN PREEKLAMSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 4/4

Ditetapkan
Direktur RSIARahayu Medika
SPO
Tanggal Terbit
( Standar Prosedur
…………………. 2019
Operasional)
dr. Muh. Novan Affandy, Sp.OG
 (0,5 cc/kg bb/jam.
intravena secara kontinyu diberikan langsung dosis pemeliharaan.
Pemberian MgSO4 dihentikan bila sudah mencapai tanda – tanda
preeklamsi ringan , selambat – lambatnya dalam waktu 24 jam.

c. Penglolaan obstetrik
1. Selama perawatan konservatif , tindakan observasi dan
evaluasi sama seperti perawatan aktif, termasuk pemeriksaan
tes tanpa kontraksi dan USG untuk memantau kesejantraan
janin.
2. Bila setelah 2 x 24 jam tidak ada perbaikan maka
keadaan ini di anggap sebagai kegagalan pengobatan
medisinal dan harus diterminasi. Cara terminasi sesuai
dengan pengelolaan aktif.
C. Pengelolaan Aktif
Indikasi
Bila di dapatkan 1 / lebih keadaan di bawah ini Ibu :
 Kehamilan > 34 minggu ( dengan kortikosteroid selama 2
hari telah diberikan).
 Gagal perawatan konservatif Janin
 Adanya tanda – tanda gawat janin
 Adanya tanda – tanda IUGR
Laboratorium :
Adanya HELLP Syndrome.
1. Kamar bersalin
Unit Terkait
2. Rawat inap

SPO PENATALAKSANAAN PREEKLAMSI 4

Anda mungkin juga menyukai