No.Register : 057559
Tanggal Masuk : 31 Maret 2019
Tanggal Pengkajian : 01 April 2019
Nama Pengkaji : Ita Nurjana
B. DATA BIOLOGIS
1. Keluhan utama :
Ibu mengatakan nyeri perut pada bagian bawah bekas luka operasi
melahirkan dan nyeri pada payudara saat ditekan, dan bengkak.
2. Riwayat keluhan utama
a. Timbul sejak : Setelah operasi tanggal 31-03-2019 jam
04:00 WITA
b. Sifat keluhan : Sakit pada saat bergerak
c. Usaha untuk mengatasi : Berbaring dengan posisi terlentang
d. Keluhan yang menyertai : Nyeri pada payudara saat ditekan dan
bengkak (Bendungan Asi)
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat haid
Menarche : 15 tahun
Siklus : 28-30 hari
Durasi : 5-7 hari
Banyaknya : 3 x / hari ganti pembalut
Disminorhea : Tidak ada
b. Riwayat kehamilan
HPHT : ? - 06 - 2018
TP : ? - 07 - 2019
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakanada riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
D. DATA PSIKOLOGIS
Ekspresi wajah baik, harapan ibu dan keluarga, ibu dan bayi tetap
sehat.
E. DATA SOSIAL
Ibu merasa sangat bahagia atas kelahiran anak keduanya (Kembar),
suami dan keluarga selalu memberikan dukungan pada ibu.
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum ibu baik, ibu tampak meringis bila bergerak
b. Kesadaran composmentis
c. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 86 x / menit
S : 37,5 0C
P : 22 x / menit
2. Pemeriksaan khusus (Inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi)
a. Kepala
Rambut hitam, bersih, tidak berketombe, tidak rontok, tidak ada
nyeri tekan.
b. Wajah
Ekspresi wajah kadang-kadang meringis saat merasa nyeri, tidak
pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak oedema.
c. Mata
Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus.
d. Hidung
Tidak ada sekret, polip dan nyeri tekan
e. Mulut
Mukosa bibir lembab, tidak ada caries pada gigi dan tidak ada
gigi yang tanggal.
f. Telinga
Tidak ada sekret, tidak ada benjolan / nyeri tekan
g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pelebaran vena
jugularis
h. Payudara
Simetris kiri dan kanan, terjadi hyperpigmentasi pada areolla
mammae, puting susu menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pengeluaran ASI (-)/(-) dan tidak ada benjolan.
i. Abdomen
Tampak striae livide, linea nigra, TFU 2 jari bawah pusat,
kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar, ada nyeri tekan,
tonus otot perut longgar, luka bekas operasi tertutup dengan
kasa.
j. Genetalia luar
Tampak sedikit pengeluaran lochea rubra, berbau amis, tidak
terlalu menyengat, terpasang kateter dengan frekuensi ± 400 cc,
warna urin kuning, perdarahan 100 cc.
k. Anus
Tidak ada hemorois
l. Ekstremitas atas
Tidak ada oedema, warna kuku tidak pucat, telapak tangan tidak
pucat, tangan kanan terpasang infus RL/IV/28 tetes/menit.
m. Ekstremitas bawah
Tidak ada varises dan oedema.
G. DATA PENUNJANG
Tanggal 31-03-2019
H. OBAT-OBATAN
1. Injeksi Ranitidine 1 amp 50 mg/2 ml/8 jam/IV
2. Injeksi Ketorolac 1 amp 30 mg/1 ml/8 jam/IV
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH AKTUAL
PII AI, post SC hari 1 dengan Masalah :
Masalah : - Nyeri luka bekas operasi
- BAB belum lancar, BAK belum lancar
- Bendungan ASI
1. PII AI
Dasar
DS : - Ibu mengatakan melahirkan anak kedua(Kembar)dantidak pernah
keguguran
- Ibu mengatakan melahirkan bayinya melalui operasi pada
tanggal 31 Maret 2019 jam 04:00 sampai 05:20 WITA
- Ibu mengatakan ada riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
yang lalu
- Ibu mengatakan ada riwayat operasi SC sebelumnya
- Ibu mengatakan proses persalinan ditolong oleh dokter spesialis
obgyn
- Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah bekas luka operasi
DO : - Payudara simetris kiri dan kanan, terjadi hyperpigmentasi pada
areolla mammae,puting susu menonjol,tidak ada nyeri tekan,
tidak ada pengeluaran ASI (-) / (-) dan tidak ada benjolan.
- Tampak striae livide, linea nigra, TFU 2 jari bawah pusat,
kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar, ada nyeri tekan,
tonus otot perut longgar, luka bekas operasi tertutup dengan
kasa.
- Tampak sedikitr pengeluaran lochea rubra, berbau amis, tidak
terlalu menyengat, terpasang kateter dengan frekuensi ± 400 cc,
warna urin kuning, perdarahan 100 cc.
Analisis dan interpretasi
- Linea nigra adakah garis kehitaman atau kecoklatan mulai dari pusat
sampai atas simpisis pubis (Achadiat, 2013).
- Pembesaran perut pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot
polos uterus disamping itu serabut-serabut kolagen yang adapun
menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga
uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin (Winkjosastro, 2011).
- Tonus otot perut yang tidak tegang dikarenakan telah mengalami
peregangan pada kehamilan dan persalinan yang lalu (Achadiat,
2013)
2. Post SC hari 1
Dasar
DS : - Ibu mengatakan melahirkan bayinya melalui operasi pada tanggal
31 Maret 2019 jam 04:00 sampai 05:20 WITA
- Ibu mengatakan melahirkan anak kedua (Kembar) dan tidak
pernah keguguran
- Ibu mengatakan proses persalinan ditolong oleh dokter spesialis
obgyn
- Ibu mengatakan nyeri perut pada bagian bawah luka operasi
- Ibu mengatakan sangat bahagia atas kehadiran anak keduanya
DO : - Pada pasien tercatat bayi lahir tanggal 31 Maret 2019 jam 04:00
Sampai 05:20 WITA
- Keadaan umum ibu baik
- Kesadaran composmentis
- Tanda-tanda vital
TD : 110/100 mmHg
N : 86 x / menit
S : 37,50C
P : 22 x / menit
- Ekspresi wajah kadang-kadang meringis saat merasa nyeri, tidak
pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak oedema
- Tampak tangan kanan terpasang infus RL / IV /18 tetes / menit
- Payudara simetris kiri dan kanan, terjadi hyperpigmentasi pada
areolla mammae, puting susu menonjol, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pengeluaran ASI (-) / (-) dan tidak ada
benjolan.
- Tampak striae livide, linea nigra, TFU 2 jari bawah pusat,
kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar, ada nyeri tekan,
tonus otot perut longgar, luka bekas operasi tertutup dengan
kasa.
- Tampak sedikitr pengeluaran lochea rubra, berbau amis, tidak
terlalu menyengat, terpasang kateter dengan frekuensi ± 400 cc,
warna urin kuning, perdarahan 100 cc
Analisis dan interpretasi
Pada pemeriksaan fisik didapatkan luka operasi yang tertutup kain kasa
steril serta luka jahitan tampak masih basah dan adanya data pendukung
yang menjelaskan bahwa telah dioperasi, disamping itu diperkuat
dengan adanya penjelasan dari pasien. Lochea rubra yaitu darah segar
dari sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, serviks kaseosa, lanugo
dan mekonium selama 2 hari pasca persalinan (Achadiat, 2013).
C. Rencana Asuhan
Tanggal 01April 2019
1. Jelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan
Rasional :
Agar melahirkan kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah
pihak sehingga memperlancar tindakan (Winkjosastro, 2011).
2. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
Rasional :
Pemantauan KU dan TTV bertujuan untuk memperoleh data dasar,
memantau perkembangan pasien sebagai indikator adanya
gangguan sistem tubuh (Rendy, 2012).
3. Observasi TFU dan kontraksi uterus
Rasional :
TFU yang tidak mengalami penurunan merupakan tanda bahaya
kontraksi uterus baik menyebabkan pembuluh-pembuluh darah
yang ada berada di antara anyaman otot uterus terjepit, proses ini
akan menghentikan perdarahan (Winkjosastro, 2011).
4. Observasi perdarahan
Rasional :
Perdarahan pasca persalinan adalah komplikasi yang terjadi pada
tenggang waktu di antara persalinan dan pasca persalinan
(Winkjosastro, 2011)
5. Observasi luka operasi
Rasional :
Mengobservasi luka operasi untuk mengetahui keadaan luka jika
terjadi infeksi yaitu proses infasi oleh mikroorganisme dan
berpoliferasi pada luka (Potter, 2015).
6. Observasi intake dan output
Rasional :
Untuk mengetahui tingkat dehidrasi pasien, memudahkan kontrol
terhadap keseimbangan cairan elektrolit dan memberikan data
untuk menunjukkan efek deuretik atau terapan dehidrasi (Wahyudi,
2013).
7. Jelaskan pada ibu penyebab rasa nyeri
Rasional :
Agar ibu dapat mengurangi kecemasan dan mengurangi rasa nyeri
yang dialami oleh ibu (Winkjosastro, 2011).
8. Jelaskan dan bantu ibu mobilisasi secara bertahap
Rasional :
Mobilisasi akan memperlancar sirkulasi darah sehingga daat
mempercepat proses involusi uteri dan proses penyembuhan luka
operasi
9. Beritahu ibu luka operasi tidak boleh basah
Rasional :
Luka operasi tidak boleh basah karena daerah lembab / basah
merupakan media yang baik untuk masuknya bakteri atau kuman
kedalam luka operasi sehingga dapat menyebabkan infeksi
(Wahyudi, 2013).
10. Beri terapi sesuai advis dokter :
- Injeksi Ranitidine 1 amp 50 mg/2 ml/8 jam/IV
- Injeksi Ketorolac 1 amp 30 mg/1 ml/8 jam/IV
- Paracetamol 3X1
Rasional :
No.Register : 057559
Tanggal Masuk : 31 Maret 2019
Tanggal Pengkajian : 01 April 2019
Nama Pengkaji : Ita Nurjana
ASSESMENT (A)
PII AI, post SC hari 1 dengan Masalah Bendungan ASI
PLANNING (P)
Tanggal 01 April 2019
1. Menjelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan
Hasil : Ibu mengerti
2. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
Hasil : Ibu mengerti dan mau diperiksa
3. Mengobservasi TFU dan kontraksi uterus
Hasil : Ibu mengerti
4. Mengobservasi perdarahan
Hasil : Ibu mengerti
5. Mengobservasi luka operasi
Hasil : Ibu mengerti
6. Mengobservasi intake dan output
Hasil : Ibu mengerti
7. Menjelaskan pada ibu penyebab rasa nyeri
Hasil : Ibu mengerti dan mendengarkan
8. Menjelaskan dan membantu ibu mobilisasi secara bertahap
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya
9. Memberitahu ibu luka operasi tidak boleh basah
Hasil ibu mengerti
10. Memberi terapi sesuai advis dokter
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya
11. Memberikan HE tentang mobilisasi, nutrisi, personal hygiene, ASI
eksklusif, perawatan bayi, cara menyusui yang benar dan KB.
Hasil : Ibu mengerti dan mendengarkan
12. Menganjurkan Ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
Hasil : Ibu mengerti dan Mau melakukannya
13. Mengajarkan Ibu Perawatan Payudara
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya
14. Melakukan pendokumentasian
CATATAN PERKEMBANGAN
TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN EVALUASI
02 /04/2019 S : - Ibu mengatakan masih nyeri - Ibu mengetahui tindakan
Jam 10:00 pada luka bekas operasi yang akan dilakukan
Wita - Ibu mengatakan masih nyeri pada - Keadaan umum ibu baik
Payudara,dan payudara tidak - Tanda-tanda vital
Bengkak,Demam(+) TD : 100/70 mmHg
- Ibu mengatakan BAK dan -BAB N : 84 x / menit
sudah lancar - S : 37,2 0C
- O : - Keadaan umum ibu baik - P : 22 x / menit
- - Kesadaran composmentis - TFU 2 jari bawah pusat
- - Tanda-tanda vital - Kontraksi uterus baik
- TD : 100/70 mmHg - Tidak terjadi perdarahan
- N : 84 x / menit - Luka operasi masih
- S : 37,2 0C basah
- P : 22 x / menit - BAK : Ibu sudah bisa
- - ASI (+)/(+) BAK sendiri karena
- - TFU 2 jari bawah pusat kateter telah dilepas BAB
- - Kontraksi uterus baik : 1 x / hari
- - Kateter (-) - Rasa nyeri yang
- - Cairan infus RL (+) dirasakan berkurang
- - Tampak pengeluaran lochea - Ibu sudah bisa miring kiri
- rubra dari jalan lahir kanan
- - Terpasang cairan infus RL 20x/tts - Ibu mengomsumsi obat
- A : PII AI, Post operasi hari ke II dan injeksi yang
dengan Bendungan Asi diberikan dengan dosis
- P: teratur
- Menjelaskan pada ibu tindakan - Parecetamol 3 x 1 500
yang akan dilakukan mg
- Mengobservasi KU dan TTV - Injeksi Ranitidine 1 amp
- Mengobservasi TFU dan kontraksi 50 mg/2 ml/8 jam/IV
uterus - Injeksi Ketorolac
- Mengobservasi perdarahan 1 amp 30 mg /1 ml /8 jam
- Mengobservasi luka operasi / IV
- Mengobservasi intake dan output
- Menjelaskan pada ibu penyebab
rasa nyeri
- Menjelaskan dan membantu ibu
mobilisasi secara bertahap
- Memberitahu ibu luka operasi tidak
boleh basah
- Menganjurkan ibu untuk
mengomsumsi obat yang diberikan
dengan dosis teratur
- Memberikan HE tentang mobilisasi,
nutrisi, personal hygiene, ASI
eksklusif, perawatan bayi, cara
menyusui yang benar dan KB
- Menganjurkan Ibu untuk menyusui
Bayinya sesering mungkin
- Menganjurkan Ibu untuk perawatan
payudara
- Melakukan pendokumentasian
03/04/2019 S : - Ibu mengatakan nyeri luka - Keadaan umum ibu baik
Jam 11 :00 bekas operasi berkurang. - Kesadarancomposmentis
Wita - Ibu mengatakan nyeri payudara - Tanda- tanda vital
sudah berkurang TD : 110/70 mmHg
- Ibu mengatakan BAK dan BAB N : 84 x / menit
sudah lancar S : 36,7 0C
- Ibu mengatakan tidak Demam P : 20 x / menit
O :- Keadaan umum ibu baik - TFU 1 jari bawah pusat
- Kesadaran composmentis - Kontraksi uterus baik
- Tanda-tanda vital - Tidak terjadi perdarahan
- TD : 110/70 mmHg - BAK dan BAB lancar
- N : 84 x / menit - Aff infus
- S : 36,70C - Nyeri pada luka operasi
- P : 20 x / menit berkurang
- ASI (+) / (+) - Telah dilakukan
- Kontraksi uterus baik perawatan luka pasien
- TFU 1 jari bawah pusat - Ibu menyusui bayinya
- Aff infus - Luka operasi tidak basah
A : PII AI, post operasi SC hari ke III - Ibu pulang ditemani
dengan Tidak ada keluhan suami dan keluarga
P: - Obat-obatan
- Menjelaskan pada ibu tindakan yang Parecetamol 3 x 1 500 mg
akan dilakukan
- Mengobservasi KU dan TTV
- Mengobservasi TFU dan kontraksi
uterus
- Mengobservasi perdarahan / lochea
- Membantu bidan untuk merawat luka
pasien
- Memberikan HE tentang mobilisasi,
nutrisi, personal hygiene, ASI
eksklusif, perawatan bayi, cara
menyusui yang benar dan KB.
- Menganjurkan ibu luka operasi tidak
boleh basah
- Menganjurkan ibu untuk menyusui
bayinya sesering mungkin.
- Menyiapakan pasien untuk pulang
- Menganjurkan ibu untuk minum obat
secara teratur sampai habis
- Menganjurkan ibu untuk kontrol 3
hari kemudian
- Melakukan pendokumentasian
Tugas Obstetri Fisiologis
OLEH:
KELOMPOK III
2019
LEMBAR PENGESAHAN
MAHASISWA
ITA NURJANA
P00312018119
Mengetahui