Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN


PADA TN A DENGAN SYOK SEPTIC
DI RUANG ICU RSUD SLEMAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Gawat Darurat
Dosen pembimbing : Harmilah, S.pd.,S.Kep.,M.Kep.,Sp.KMB

Oleh

NAMA : Noka Roji Mamola


NIM : P07120216037

PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
KEGAWATDARURATAN
INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEH
NILAI
PRAKTEK KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
PADA PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN

OLEH :
NAMA : Noka Roji Mamola
NIM : P07120216037

TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI PADA


TANGGAL :
OLEH :

PEMBIMBING LAPANGAN :

PEMBIMBING PENDIDIKAN : Harmilah, S.Pd., S.Kep., M.kep., Sp.KMB


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia selalu berinteraksi dengan segala macam mikroorganisme yang
ada di sekitar mereka, baik di air, udara, dll. Pada dasarnya manusia memiliki
suatu mekanisme pertahanan tubuh yang kuat, tetapi ada suatu keadaan
dimana suatu kekuatan pertahanan tubuh menjadi berkurang dalam
menghalangi antigen yang masuk ke dalam tubuh. Jika antigen dalam tubuh
mengalami pembelahan maka fungsi tubuh akan terganggu, bisa juga
mengalami syok yang diakibatkan oleh adanya bakteri dalam tubuh yang
terlalu banyak atau yang paling buruk adalah kematian.

Syok septic adalah infasi aliran darah oleh beberapa organisme yang
mempunyai potensi untuk menyebabkan reaksi pejamu umum toksin ini.
Hasilnya adalah keadaan ketidak adekuatan perfusi jaringan yang mengancam
kehidupan (Brunner & Suddarth, 2002). Kondisi medis ini ditandai dengan
tekanan darah rendah berbahaya yang terjadi akibat infeksi bakteri berat di
dalam darah. Sejumlah besar racun yang dilepaskan bakteri ke dalam aliran
darah menyebabkan peradangan dan darah menggumpal, menyebabkan
kerusakan jaringan dan fungsi organ yang buruk. Hal ini merupakan kondisi
yang mengancam jiwa yang memerlukan perhatian medis segera karena hal ini
dapat secara cepat menyebabkan henti nafas dan gagal jantung.

Syok sepsis merupakan bentuk paling umum syok distributive


yangdisebabkan oleh infeksi yang menyebar luas dan suatu masalah klinis
yang kompleks yang sering terjadi pada pasien dengan kondisi yang kritis.
Meski telah terjadi peningkatan kecanggihan dari terapi antibiotik, insiden
syok sepsis ini terus meningkat selama 50 tahun terakhir yang timbul pada kira
- kira satu dari setiap 100 pasien yang dirawat dirumah sakit, dan syok sepsis
ini timbul pada sekitar 40% dari pasien tersebut. Tingkat mortalitas pada
pasien dengan syok sepsis adalah sekitar 50%.
Angka mortalitas yang tinggi pada syok sepsis mengharuskan pengenalan
cepat serta tindakan dini. Perawat di unit keperawatan kritis, dengan
pemahaman yang cermat mengenai sepsis dan syok sepsis, dapat memainkan
peranan yang penting dalam mendeteksi dan penatalaksanaan klinis dari
pasien - pasien tersebut.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan laporan ini adalah penulis mampu melakukan
asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien dengan syok sepsis.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan
syok sepsis.
b. Mahasiswa mampu menentukan masalah keperawatan pada
pasien dengan syok sepsis.
c. Mahasiswa mampu menetapkan dan menerapkan perencanaan
asuhan keperawatan pada pasien dengan syok sepsis.
d. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dan menganalisa
kasus pada pasien dengan syok sepsis.

C. METODE
Metode penulisan asuhan keperawatan yaitu secara observasi,
pemeriksaan fisik, tanya jawab, dan studi dokumen.
D.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Syok septik adalah invasi aliran darah oleh beberapa organisme
mempunyai potensi untuk menyebabkan reaksi pejamu umum toksin
ini.Hasilnya adalah keadaan ketidak adekuatan perfusi jaringan yang
mengancam kehidupan (Brunner & Suddarth vol. 3 edisi 8, 2002).
Menurut M. A Henderson (1992) Syok septic adalah syok akibat
infeksi berat, dimana sejumlah besar toksin memasuki peredaran darah.E.
colli merupakan kuman yang sering menyebabkan syok ini.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa syok septic adalah infasi aliran darah
oleh beberapa organisme mempunyai potensi untuk menyebabkan reaksi
pejamu umum toksin.Hasilnya adalah keadaan ketidak adekuatan perfusi
jaringan yang mengancam kehidupan.

B. PATOFISIOLOGI
Kemungkinan infeksi tempat pembedahan secara langsung dikaitkan
dengan kemungkinan infeksi dan banyaknya bakteri yang masuk kedalam
insisi, dimanifestasikan sebagai serangkaian peristiwa yang mengarah dari
sepsis sampai syok septic, dicetuskan oleh hormonal kompleks serta bahan-
bahan kimia yang dihasilkan baik langsung maupun tidak langsung oleh
system pertahanan tubuh sebagai respon efek yang merugikan yang
disebabkan oleh toksin bakteri. Aktivasi selular, humoral dan system
pertahanan kekebalan oleh toksin secara umum mengakibatkan respon
peradangan yang menghasilkan mediator kimiawi, yang bertanggung jawab
erhadap kekacauan pada banyak system yang berkaitan dengan syok septic.
C. ETIOLOGI
Syok septic diakibatkan olh serangkaian peristiwa hemodinamik dan
metabolic yang dicetuskan oleh serangan mikroba, serta yang penting lagi
adalah oleh system pertahanan tubuh.
Sepsis dan syok septic dapat disebabkan oleh gejala serangan
mikroorganisme yang berkaitan dengan infeksi bakteri aerobic dan an
aerobic terutama yang disebabkan oleh :
1. Bakteri gram negative seperti Escheria coli, Klebsiella sp,
Pseudomonassp, Bacteroides sp, dan Proteus sp.Bakteri gram negative
mengandung lipopolisakarida pad dinding selnya yang disebut
endotoksin. Apabila dilepas dan masuk kedalam aliran darah,
endotoksin menghasilkan beragam perubhan-perubahan biokimia yang
meugikan dan mengaktivasi imun dan mediator biologis lainnya yang
menunjang syok septic.
2. Organisme gram positif seperti : Stafilokokus. Streptokokus, dan
Pneunmokokus juga terlibat dalam timbulnya sepsis.
3. Organisme gram positif melepaskan eksotoksin yang berkemampuan
untuk mengerahkan mediator imun dengan cara yang sama dengan
endotoksin
4. Selain itu infeksi viral, fungal, dan riketsia dapat mengarah kepada
timbulnya syok sepsis dan syok septik.

D. KLASIFIKASI
1. Sepsis onset dini
- Merupakan sepsis yang berhubungan dengan komplikasi
obstertik.
- Terjadi mulai dalam uterus dan muncul pada hari-hari pertama
kehidupan (20 jam pertama kehidupan)
- Sering terjadi pada bayi prematur, lahir ketuban pecah dini,
demam impratu maternal dan coricomnionitis.
2. Sepsis onset lambat
- Terjadi setelah minggu pertama sampai minggu krtiga
kelahiran
- Ditemukan pada bayi cukup bulan
- Infeksi bersifat lambat, ringan dan cenderung bersifat local
E. MANIFESTASI KLINIS
1) Manifestasi Kardiovaskular.
a) Perubahan Sirkulasi
Karakteristik hemodinamik utama dari syok septic adalah
rendahnya vaskuler sistemik ( TVS ), sebagian besar karena
vasodilatasi yang terjadi sekunder terhadap efek-efek berbagai
mediator ( Seperti ; prostaglandin, kinin, histamine dan
endorphin ). Mediator-mediator yang sama tersebbut juga dapat
menyebabkan meningkatnya permeabilitas kapiler, mengakibatkan
berkurangnya volume intravascular menembus membrane yang
bocor dengan demikian mengurangi volume sirkulasi yang efektif.
Dalam respon penurunan TVS dan volume yang bersirkulasi,
curah jantung ( CJ ) biasanya tinggi tetapi tidak mencukupi untuk
mempertahankan perfusi jaringan organ. Aliran darah yang tidak
mencukupi sebagian dimanifestasikan oleh terjadinya asidemia
laktat.
Dalam hubungan dengan vasodilatasi dan TVS yang rendah,
terjadi maldistribusi aliran darah.Mediator-mediator vaso aktif
yang dilepaskan oleh sistemik menyebabkan vasodilatasi tertentu
dan vaso kontriksi dari jaringan vaskuler tertentu, mengarah pada
lairan yang tidak mencukupi ke berapa jaringansedangkan
jaringan lainnya menerima aliran yang berlebihan.Selain itu
terjadi reaksi respon inflamasi massif pada jaringan,
mengakibatkan sumbatan kapiler karena adanya agregasi leukosit
dan penimbunan fibrin dan berakibat kerusakan organ dan endotel
yang tidak dapat pulih.
b) Perubahan Miokardial
Kinerja miokardial tertekan dalam bentuk penurunan fraksi
ejeksi ventrikuler dan kerusakan kontraktilitas juga
terkena.Terganggunya fungsi jantung adalah keadaan metabolic
abnormal yang diakibatkan oleh syok, yaitu adanya asidosis laktat
yang menurunkan responsivitas terhadap katekolamin.
2) Manifestasi Pulmonal
Endotoksin mempengaruhi paru-paru baik langsung maupun
tidak langsung.Respon pulmonal awal adalah
bronkokontriksi.Mengakibatkan pada hipertensi pulmonal dan
peningkatan kerja pernapasan.Neutropil teraktivasi dan mengilfiltrasi
jaringan pulmonal dan vaskuler, menyebabkan akumulasi air ekstra
vaskuler paru-paru.Neutropil yang teraktivasi diketahui menghasilkan
bahan-bahan lain yang mengubah integritas sel-sel parenkim pulmonal,
mengakibatkan peningkatan permeabilitas.Dengan terkumpulnya
cairan pada interstitium, komplians pulmonal berkurang, terjadi
kerusakan pertukaran gas dan terjadi hipoksemia.
3) Manifestasi Hematologi
Bakteri atau toksin menyebabkan aktivasi komplemen.Karena
sepsis melibatkan respon inflamasi global, aktivasi komplemen dapat
menunjang respon-respon yang akhirnya menjadi keadaan lebih buruk
ketimbang melindungi.
Komplemen menyebabkan sel-sel mast melepaskan
histamine.Histamin merangsang vasodilatasi dan meningkatkan
permeabilitas kapiler, keadaan ini menimbulkan perubahan sirkulasi
dalam volume serta timbulnya edema interstitial. Abnormalitas platelet
juga terjadi pada septic karena endotoksin serta secara tidak langsung
menyebabkan agregasi platelet dan selanjutnya pelepasan lebih banyak
bahan –bahan vasoaktif. Platelet yang teragragasi menimbulkan
sumbatan aliran darah dan melemahkan metabolisme selular dan
mengaktivasi koagulasi, selanjutnya menipisnya factor-faktor
penggumpalan.
4) Manifestasi Metabolik
Hiperglikemia sering sering ditemui pada awal syok karena
pningkatan glukoneogenesis dan resisten insulin, yang menghalangi
pengambilan glukosa ke dalam sel. Dengan berkembangnya syok
terjadi hipoglikemia karena persediaan glikogen menipis dan suplai
protein dan lemak perifer tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan metabolic tubuh. Pemecahan protein terjadi pada syok
septic dan ditunjukan oleh tingginya ekskresi nitrogen urine.Protein
otot dipecah menjadi asam-asam amino karena disfungsi metaboliknya
dan selanjutnya terakumulasi dalam aliran darah. Dengan keadaan
syok yang berkembang terus, jaringan adipose dipecah (lipolisis) untuk
menyediakn lipid bagi hepar untuk memproduksi energi. Metabolisme
lipid ini menghasilkan keton, yang kemudian digunakan dalam siklus
kreb dengan demikian menyebabkan peningkatan pembentukan
laktat.Pengaruh kekacauan metabolic ini menjadikan sel menjadi
sangat kekurangan energi.
5) Pencegahan.
Karena kompleksnya diagnosis terhadap sepsis serta sangat
tingginya tingkat mortalitas yang disebabkan oleh syok septic, maka
adalah penting tindakan pengedalian pencegahan terhadap infeksi.
Pasien berpenyakit kritis dengan mekanisme pertahan yang terganggu
harus dilindungi dari infeksi-infeksi yang diperoleh dari rumah sakit
( nosokomial ). Infeksi nosokomial mempunyai dua sumber : ( 1)
lingkungan rumah sakit itu sendiri, (2 ) Flora normal kulit dan GI, Gu
serta saluran pulmonal pasien sendiri. Pencegahan yang dapat
dilakukan adalah:
6) Desinfeksi
Dalam menyiapkan pasien untuk pembedahan, program untuk
memandikan dan menyiapkan kulit harus dilakukan hati-hati. Beberapa
penelitian telah menunjukan bahwa menurunnya flora bakteri dengan
memandikan atau membersihkan dengan antimicrobial sebelum
pembedahan dikaitkan dengan dengan rendahnya infeksi
7) Antibiotik
Antibiotik profilaksis harus digunakan untuk prosedur yang
mempunyai risiko tinggi infeksi atau dimana risiko infeksi
berhubungan dengan hasil yang membahayakan. Antibiotik profilaksis
harus diberikan sebelum pembedahan untuk mendapatkan konsentrasi
obat yang cukup tinggi untuk dapat menekan pertumbuhan organisme
yang mungkin masuk pada saat pembedahan.Serta aseptic harus
digunakan pada saat melakukan penggantian balutan.

F. KOMPLIKASI
1. Meningitis
2. Hipoglikemi
3. Aasidosis
4. Gagal ginjal
5. Disfungsi miokard
6. Perdarahan intra cranial
7. Icterus
8. Gagal hati
9. Disfungsi system saraf pusat
10. Kematian
11. Sindrom distress pernapasan dewasa (ARDS)

G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan terbaru syok septic mencakup mengidentifikasi dan
mengeliminasi penyebab infeksi. Pengumpulan specimen urin,
darah, sputum dan drainase luka dilakukan dengan teknik aseptic.
Antibioktik spectrum luas diberikan sebelum menerima laporan
sensitifitas dan kultur untuk meningkatkan ketahanan hidup pasien
(Roach, 1990). Preparat sefalosporin ditambah amino glikosida
diresepkan pada awalnya. Kombinasi ini akan memberikan
cangkupan antibiotic sebagaian organism gram negative dan
beberapa gram positif. Saat laporan sensitifitas dan kultur tiba,
antibiotik diganti dengan antibiotic yang secra lebih spesifik
ditargetkan pada organisme penginfeksi dan kurang toksin untuk
pasien.
Setiap rute infeksi yang potensial harus di singkirkan seperti :
jalur intravena dan kateter urin. Setiap abses harus di alirkan dan
area nekrotik dilakukan debidemen. Dukungan nutrisi sangat
diperlukan dalam semua klasifikasi syok. Oleh karena itu suplemen
nutrisi menjadi penting dalam penatalaksanaan syok septic.
Suplemen tinggi protein harus diberikan 4 hari dari awitan syok.
Pemberian makan entral lebih dipilih daripada parenteral kecuali
terjadi penurunan perfusi kesaluran gastrointestinal. Sepsis,
sindroma sepsis maupun syok septik merupakan salah satu
penyebab kematian yang mencolok di rumah-rumah sakit. Hal ini
disebabkan karena kurangnya kemampuan cara pengobatan yang
adekuat, atau ketidakjelasan dasar pengelolaan maupun terapi yang
diberikan. Infeksi pada rongga mulut seperti abses atau selulitis bila
tidak ditangani secara adekuat dapat menajdi suatu induksi untuk
terjadinya sepsis, dan bahkan terkadang pasien datang sudah dalam
keadaan sepsis. Mengingat keadaan sepsis ini akan dengan cepat
berubah menjadi keadaan yang lebih berbahaya, maka pengenalan
sepsis dii sangat diperlukan. Pada makalah ini akandibahas
mengenai tanda-tanda sepsis, syok septik, mekanisme serta
penangannya. Sepsis neonatus, sepsis neonatorum dan septikemia
neonatus merupakan istilah yang telah digunakan untuk
menggambarkan respon terhadap infeksi pada bayi baru lahir. Ada
sedikit kesepakatan pada penggunaan istilah secara tepat, yaitu,
apakah harus dibatasi berdasarkan pad infeksi bakteri, biakan darah
positif, atau keparahan sakit. Kini, ada pembahasan yang cukup
banyak mengenai definisi sepsis yang tepat dalam kepustakaan
perawatan kritis. Hal ini merupakan akibat dari ledakan informasi
mengenai patogenesis sepsis dan ketersediaannya zat baru untuk
terapi potensial, misalnya, antibodi monoklonal terhadap endotoksin
dan faktor nekrosis tumor (TNF), yang dapat mengobati sepsis yang
mematikan pada binatang percobaan. Untuk mengevaluasi dan
memanfaatkan cara terapi baru ini secara tepat, “sepsis”
memerlukan definisi yang lebih tepat. Pada orang dewasa, istilah
sindrom respons radang sistemik (SIRS) digunakan untuk
menggambarkan sindrom klinis yang ditandai oleh 2 atau lebih hal
berikut ini: (1) demam atau hipotermia, (2) takikardia, (3) takipnea,
dan (4) kelainan sel darah putih (leukosit) atau peningkatan
frekuensi bentuk-bentuk imatur. SIRS dapat merupakan akibat dari
trauma, syok hemoragik, atau sebab-sebab iskhemia lain,
pankreatitis atau jejas imunologis. Bila hal ini merupakan akibat
dari infeksi, keadaan ini disebut sepsis. Kriteria ini belum
ditegakkan pada bayi dan anak-anak, dan tidak mungkin dapat
diterapkan pada bayi baru lahir. Meskipun demikian, konsep sepsis
sebagai sindrom yang disebabkan oleh akibat infeksi metabolik dan
hemodinamik terasa masuk akal dan penting. Di masa mendatang,
definisi sepsis pada bayi baru lahir dan anak akan menjadi lebih
tepat. Saat ini, kriteria sepsis neonatorum harus mencakup adanya
infeksi pada bayi baru lahir yang menderita penyakit sistemik serius
yang tidak ada penjelasan non-infeksi dan patofisiologi
abnormalnya. Sakit sistemik serius pada bayi baru lahir dapat
disebabkan oleh asfiksia perinatal, penyakit saluran pernafasan,
penyakit jantung, metabolik, neurologis, atau hematologis. Sepsis
menempati bagian kecil dari semua infeksi neonatus. Bakteri dan
Candida merupakan agen etiologi yang paling sering, namun virus
dan kadang-kadang protozoa, dapat juga menyebabkan sepsis.
Biakan darah mungkin negatif, menambah kesulitan dalam
menegakkan infeksi secara etiologi. Akhirnya, infeksi dengan atau
tanpa sepsis dapat muncul secara bersamaan dengan penyakit non-
infeksius pada bayi baru lahir, anak, atau orang dewasa

H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN (SECARA TEORI)


A. Pengkajian
1) Pengkajian Primer
Selalu menggunakan pendekatan ABCDE.
 Airway
- yakinkan kepatenan jalan napas
- berikan alat bantu napas jika perlu (guedel atau
nasopharyngeal)
- jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli
anestesi dan bawa segera mungkin ke ICU
 Breathing
- kaji jumlah pernasan lebih dari 24 kali per menit merupakan
gejala yang signifikan
- kaji saturasi oksigen
- periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan
kemungkinan asidosis
- berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask
- auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
- periksa foto thorak
 Circulation
- kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda
signifikan
- monitoring tekanan darah, tekanan darah <>
- periksa waktu pengisian kapiler
- pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar
- berikan cairan koloid – gelofusin atau haemaccel
- pasang kateter
- lakukan pemeriksaan darah lengkap
- siapkan untuk pemeriksaan kultur
- catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau
temperature kurang dari 36oC
- siapkan pemeriksaan urin dan sputum
- berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.
 Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien
sepsis padahal sebelumnya tidak ada masalah (sehat dan baik).
Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU.
 Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera,
luka dan tempat suntikan dan tempat sumber infeksi lainnya.

2) Pengkajian Sekunder
 Aktivitas dan istirahat
- Subyektif : Menurunnya tenaga/kelelahan dan insomnia
 Sirkulasi
- Subyektif : Riwayat pembedahan jantung/bypass
cardiopulmonary, fenomena embolik (darah, udara, lemak)
- Obyektif : Tekanan darah bisa normal atau meningkat
(terjadinya hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut
(shock)
- Heart rate : takikardi biasa terjadi
- Bunyi jantung : normal pada fase awal, S2 (komponen
pulmonic) dapat terjadi disritmia dapat terjadi, tetapi ECG
sering menunjukkan normal
- Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis
biasa terjadi (stadium lanjut)
 Integritas Ego
- Subyektif : Keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan
kematian
- Obyektif : Restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan
mental.
 Makanan/Cairan
- Subyektif : Kehilangan selera makan, nausea
- Obyektif : Formasi edema/perubahan berat badan,
hilang/melemahnya bowel sounds
 Neurosensori
- Subyektif atau Obyektif : Gejala truma kepala, kelambatan
mental, disfungsi motorik
 Respirasi
- Subyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi
pulmolal diffuse, kesulitan bernafas akut atau khronis, “air
hunger”
- Obyektif : Respirasi : rapid, swallow, grunting
 Rasa Aman
- Subyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis,
transfusi darah, episode anaplastik
 Seksualitas
- Subyektif atau obyektif : Riwayat kehamilan dengan
komplikasi eklampsia

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2, edema paru
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
afterload dan preload
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
cardiac output yang tidak mencukupi
5. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
6. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan O2 edema paru

Tujuan & Kriteria hasil Intervensi


( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan tindakan Airway Managemen :
- Buka jalan nafas
keperawatan selama ... x 24 jam .
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan
pasien akan :
ventilasi ( fowler/semifowler)
- TTV dalam rentang normal
- Auskultasi suara nafas , catat adanya suara
- Menunjukkan jalan napas yang
tambahan
paten
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan
- Mendemostrasikan suara napas
alat jalan nafas buatan
yang bersih, tidak ada sianosis
- Monitor respirasi dan status O2
dan dypsneu. - Monitor TTV.

2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload dan


preload.

Tujuan & Kriteria hasil Intervensi


( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan tindakan Cardiac care :
- catat adanya tanda dan gejala penurunan
keperawatan selama ... x 24 jam .
cardiac output
pasien akan :
- monitor balance cairan
- Menunjukkan TTV dalam rentang
- catat adanya distritmia jantung
normal - monitor TTV
- Tidak ada oedema paru dan tidak - atur periode latihan dan istirahat untuk
ada asites menghindari kelelahan
- Tidak ada penurunan kesadaran - monitor status pernapasan yang
- Dapat mentoleransi aktivitas dan
menandakan gagal jantung.
tidak ada kelelahan.

3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

Tujuan & Kriteria hasil Intervensi


( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan tindakan Fever Treatment :
- Observasi tanda-tanda vital tiap 3 jam.
keperawatan selama ... x 24 jam .
- Beri kompres hangat pada bagian lipatan
pasien akan :
tubuh ( Paha dan aksila ).
- Suhu tubuh dalam rentang normal
- Monitor intake dan output
- Tidak ada perubahan warna kulit
- Monitor warna dan suhu kulit
dan tidak ada pusing - Berikan obat anti piretik
- Nadi dan respirasi dalam rentang Temperature Regulation
- Beri banyak minum ( ± 1-1,5 liter/hari)
normal
sedikit tapi sering
- Ganti pakaian klien dengan bahan tipis
menyerap keringat.

4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan cardiac


output yang tidak mencukupi

Tujuan & Kriteria hasil Intervensi


( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan tindakan Management sensasi perifer:
- Monitor tekanan darah dan nadi apikal
keperawatan selama ... x 24 jam .
setiap 4 jam
pasien akan :
- Instruksikan keluarga untuk mengobservasi
- Tekanan sisitole dan diastole
kulit jika ada lesi
dalam rentang normal
- Monitor adanya daerah tertentu yang hanya
- Menunjukkan tingkat kesadaran
peka terhadap panas atau dingin
yang baik
- Kolaborasi obat antihipertensi

5. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen

Tujuan & Kriteria hasil Intervensi


( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan tindakan Activity Therapy
- Kaji hal-hal yang mampu dilakukan klien.
keperawatan selama ... x 24 jam .
- Bantu klien memenuhi kebutuhan
pasien akan :
aktivitasnya sesuai dengan tingkat
- Berpartisipasi dalam aktivitas
keterbatasan klien
fisik tanpa disertai peningkatan
- Beri penjelasan tentang hal-hal yang dapat
tekanan darah nadi dan respirasi
membantu dan meningkatkan kekuatan fisik
- Mampu melakukan aktivitas
sehari-hari secara mandiri klien.
- TTV dalam rentang normal - Libatkan keluarga dalam pemenuhan ADL
- Status sirkulasi baik
klien
- Jelaskan pada keluarga dan klien tentang
pentingnya bedrest ditempat tidur.

Tujuan & Kriteria hasil Intervensi


( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan tindakan Anxiety Reduction
- Kaji tingkat kecemasan
keperawatan selama ... x 24 jam .
- Jelaskan prosedur pengobatan perawatan
pasien akan : - Beri kesempatan pada keluarga untuk
Setelah dilakukan tindakan
bertanya tentang kondisi pasien
keperawatan selama ... x 24 jam . - Beri penjelasan tiap prosedur/ tindakan yang
pasien akan : akan dilakukan terhadap pasien dan
- Mampu mengidentifikasi dan
manfaatnya bagi pasien.
mengungkapkan gejala cemas - Beri dorongan spiritual.
- TTV normal
- Menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas
6. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & suddarth, 2002, patologi kesehatan, EGC Jakarta

Hudak & Galo, 1996 Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik, edisi VI,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Marilynn E. Doenges, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, Penerbit


Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

M. A Handerson, 1992, anatomi dan fisiologi, EGC : Jakarta

http://perawatmasadepanku.blogspot.com/2012/08/laporan-pendahuluan-syok-
septik.html#ixzz2czcbQYTP (diakses tanggal 15 juni 2015)
http : //prajzathero.blogspot.com/2011_02_01_archive.html (diakses tanggal
15 juni 2015)

Anda mungkin juga menyukai