Oleh
OLEH :
NAMA : Noka Roji Mamola
NIM : P07120216037
PEMBIMBING LAPANGAN :
A. LATAR BELAKANG
Manusia selalu berinteraksi dengan segala macam mikroorganisme yang
ada di sekitar mereka, baik di air, udara, dll. Pada dasarnya manusia memiliki
suatu mekanisme pertahanan tubuh yang kuat, tetapi ada suatu keadaan
dimana suatu kekuatan pertahanan tubuh menjadi berkurang dalam
menghalangi antigen yang masuk ke dalam tubuh. Jika antigen dalam tubuh
mengalami pembelahan maka fungsi tubuh akan terganggu, bisa juga
mengalami syok yang diakibatkan oleh adanya bakteri dalam tubuh yang
terlalu banyak atau yang paling buruk adalah kematian.
Syok septic adalah infasi aliran darah oleh beberapa organisme yang
mempunyai potensi untuk menyebabkan reaksi pejamu umum toksin ini.
Hasilnya adalah keadaan ketidak adekuatan perfusi jaringan yang mengancam
kehidupan (Brunner & Suddarth, 2002). Kondisi medis ini ditandai dengan
tekanan darah rendah berbahaya yang terjadi akibat infeksi bakteri berat di
dalam darah. Sejumlah besar racun yang dilepaskan bakteri ke dalam aliran
darah menyebabkan peradangan dan darah menggumpal, menyebabkan
kerusakan jaringan dan fungsi organ yang buruk. Hal ini merupakan kondisi
yang mengancam jiwa yang memerlukan perhatian medis segera karena hal ini
dapat secara cepat menyebabkan henti nafas dan gagal jantung.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan laporan ini adalah penulis mampu melakukan
asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien dengan syok sepsis.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan
syok sepsis.
b. Mahasiswa mampu menentukan masalah keperawatan pada
pasien dengan syok sepsis.
c. Mahasiswa mampu menetapkan dan menerapkan perencanaan
asuhan keperawatan pada pasien dengan syok sepsis.
d. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dan menganalisa
kasus pada pasien dengan syok sepsis.
C. METODE
Metode penulisan asuhan keperawatan yaitu secara observasi,
pemeriksaan fisik, tanya jawab, dan studi dokumen.
D.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Syok septik adalah invasi aliran darah oleh beberapa organisme
mempunyai potensi untuk menyebabkan reaksi pejamu umum toksin
ini.Hasilnya adalah keadaan ketidak adekuatan perfusi jaringan yang
mengancam kehidupan (Brunner & Suddarth vol. 3 edisi 8, 2002).
Menurut M. A Henderson (1992) Syok septic adalah syok akibat
infeksi berat, dimana sejumlah besar toksin memasuki peredaran darah.E.
colli merupakan kuman yang sering menyebabkan syok ini.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa syok septic adalah infasi aliran darah
oleh beberapa organisme mempunyai potensi untuk menyebabkan reaksi
pejamu umum toksin.Hasilnya adalah keadaan ketidak adekuatan perfusi
jaringan yang mengancam kehidupan.
B. PATOFISIOLOGI
Kemungkinan infeksi tempat pembedahan secara langsung dikaitkan
dengan kemungkinan infeksi dan banyaknya bakteri yang masuk kedalam
insisi, dimanifestasikan sebagai serangkaian peristiwa yang mengarah dari
sepsis sampai syok septic, dicetuskan oleh hormonal kompleks serta bahan-
bahan kimia yang dihasilkan baik langsung maupun tidak langsung oleh
system pertahanan tubuh sebagai respon efek yang merugikan yang
disebabkan oleh toksin bakteri. Aktivasi selular, humoral dan system
pertahanan kekebalan oleh toksin secara umum mengakibatkan respon
peradangan yang menghasilkan mediator kimiawi, yang bertanggung jawab
erhadap kekacauan pada banyak system yang berkaitan dengan syok septic.
C. ETIOLOGI
Syok septic diakibatkan olh serangkaian peristiwa hemodinamik dan
metabolic yang dicetuskan oleh serangan mikroba, serta yang penting lagi
adalah oleh system pertahanan tubuh.
Sepsis dan syok septic dapat disebabkan oleh gejala serangan
mikroorganisme yang berkaitan dengan infeksi bakteri aerobic dan an
aerobic terutama yang disebabkan oleh :
1. Bakteri gram negative seperti Escheria coli, Klebsiella sp,
Pseudomonassp, Bacteroides sp, dan Proteus sp.Bakteri gram negative
mengandung lipopolisakarida pad dinding selnya yang disebut
endotoksin. Apabila dilepas dan masuk kedalam aliran darah,
endotoksin menghasilkan beragam perubhan-perubahan biokimia yang
meugikan dan mengaktivasi imun dan mediator biologis lainnya yang
menunjang syok septic.
2. Organisme gram positif seperti : Stafilokokus. Streptokokus, dan
Pneunmokokus juga terlibat dalam timbulnya sepsis.
3. Organisme gram positif melepaskan eksotoksin yang berkemampuan
untuk mengerahkan mediator imun dengan cara yang sama dengan
endotoksin
4. Selain itu infeksi viral, fungal, dan riketsia dapat mengarah kepada
timbulnya syok sepsis dan syok septik.
D. KLASIFIKASI
1. Sepsis onset dini
- Merupakan sepsis yang berhubungan dengan komplikasi
obstertik.
- Terjadi mulai dalam uterus dan muncul pada hari-hari pertama
kehidupan (20 jam pertama kehidupan)
- Sering terjadi pada bayi prematur, lahir ketuban pecah dini,
demam impratu maternal dan coricomnionitis.
2. Sepsis onset lambat
- Terjadi setelah minggu pertama sampai minggu krtiga
kelahiran
- Ditemukan pada bayi cukup bulan
- Infeksi bersifat lambat, ringan dan cenderung bersifat local
E. MANIFESTASI KLINIS
1) Manifestasi Kardiovaskular.
a) Perubahan Sirkulasi
Karakteristik hemodinamik utama dari syok septic adalah
rendahnya vaskuler sistemik ( TVS ), sebagian besar karena
vasodilatasi yang terjadi sekunder terhadap efek-efek berbagai
mediator ( Seperti ; prostaglandin, kinin, histamine dan
endorphin ). Mediator-mediator yang sama tersebbut juga dapat
menyebabkan meningkatnya permeabilitas kapiler, mengakibatkan
berkurangnya volume intravascular menembus membrane yang
bocor dengan demikian mengurangi volume sirkulasi yang efektif.
Dalam respon penurunan TVS dan volume yang bersirkulasi,
curah jantung ( CJ ) biasanya tinggi tetapi tidak mencukupi untuk
mempertahankan perfusi jaringan organ. Aliran darah yang tidak
mencukupi sebagian dimanifestasikan oleh terjadinya asidemia
laktat.
Dalam hubungan dengan vasodilatasi dan TVS yang rendah,
terjadi maldistribusi aliran darah.Mediator-mediator vaso aktif
yang dilepaskan oleh sistemik menyebabkan vasodilatasi tertentu
dan vaso kontriksi dari jaringan vaskuler tertentu, mengarah pada
lairan yang tidak mencukupi ke berapa jaringansedangkan
jaringan lainnya menerima aliran yang berlebihan.Selain itu
terjadi reaksi respon inflamasi massif pada jaringan,
mengakibatkan sumbatan kapiler karena adanya agregasi leukosit
dan penimbunan fibrin dan berakibat kerusakan organ dan endotel
yang tidak dapat pulih.
b) Perubahan Miokardial
Kinerja miokardial tertekan dalam bentuk penurunan fraksi
ejeksi ventrikuler dan kerusakan kontraktilitas juga
terkena.Terganggunya fungsi jantung adalah keadaan metabolic
abnormal yang diakibatkan oleh syok, yaitu adanya asidosis laktat
yang menurunkan responsivitas terhadap katekolamin.
2) Manifestasi Pulmonal
Endotoksin mempengaruhi paru-paru baik langsung maupun
tidak langsung.Respon pulmonal awal adalah
bronkokontriksi.Mengakibatkan pada hipertensi pulmonal dan
peningkatan kerja pernapasan.Neutropil teraktivasi dan mengilfiltrasi
jaringan pulmonal dan vaskuler, menyebabkan akumulasi air ekstra
vaskuler paru-paru.Neutropil yang teraktivasi diketahui menghasilkan
bahan-bahan lain yang mengubah integritas sel-sel parenkim pulmonal,
mengakibatkan peningkatan permeabilitas.Dengan terkumpulnya
cairan pada interstitium, komplians pulmonal berkurang, terjadi
kerusakan pertukaran gas dan terjadi hipoksemia.
3) Manifestasi Hematologi
Bakteri atau toksin menyebabkan aktivasi komplemen.Karena
sepsis melibatkan respon inflamasi global, aktivasi komplemen dapat
menunjang respon-respon yang akhirnya menjadi keadaan lebih buruk
ketimbang melindungi.
Komplemen menyebabkan sel-sel mast melepaskan
histamine.Histamin merangsang vasodilatasi dan meningkatkan
permeabilitas kapiler, keadaan ini menimbulkan perubahan sirkulasi
dalam volume serta timbulnya edema interstitial. Abnormalitas platelet
juga terjadi pada septic karena endotoksin serta secara tidak langsung
menyebabkan agregasi platelet dan selanjutnya pelepasan lebih banyak
bahan –bahan vasoaktif. Platelet yang teragragasi menimbulkan
sumbatan aliran darah dan melemahkan metabolisme selular dan
mengaktivasi koagulasi, selanjutnya menipisnya factor-faktor
penggumpalan.
4) Manifestasi Metabolik
Hiperglikemia sering sering ditemui pada awal syok karena
pningkatan glukoneogenesis dan resisten insulin, yang menghalangi
pengambilan glukosa ke dalam sel. Dengan berkembangnya syok
terjadi hipoglikemia karena persediaan glikogen menipis dan suplai
protein dan lemak perifer tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan metabolic tubuh. Pemecahan protein terjadi pada syok
septic dan ditunjukan oleh tingginya ekskresi nitrogen urine.Protein
otot dipecah menjadi asam-asam amino karena disfungsi metaboliknya
dan selanjutnya terakumulasi dalam aliran darah. Dengan keadaan
syok yang berkembang terus, jaringan adipose dipecah (lipolisis) untuk
menyediakn lipid bagi hepar untuk memproduksi energi. Metabolisme
lipid ini menghasilkan keton, yang kemudian digunakan dalam siklus
kreb dengan demikian menyebabkan peningkatan pembentukan
laktat.Pengaruh kekacauan metabolic ini menjadikan sel menjadi
sangat kekurangan energi.
5) Pencegahan.
Karena kompleksnya diagnosis terhadap sepsis serta sangat
tingginya tingkat mortalitas yang disebabkan oleh syok septic, maka
adalah penting tindakan pengedalian pencegahan terhadap infeksi.
Pasien berpenyakit kritis dengan mekanisme pertahan yang terganggu
harus dilindungi dari infeksi-infeksi yang diperoleh dari rumah sakit
( nosokomial ). Infeksi nosokomial mempunyai dua sumber : ( 1)
lingkungan rumah sakit itu sendiri, (2 ) Flora normal kulit dan GI, Gu
serta saluran pulmonal pasien sendiri. Pencegahan yang dapat
dilakukan adalah:
6) Desinfeksi
Dalam menyiapkan pasien untuk pembedahan, program untuk
memandikan dan menyiapkan kulit harus dilakukan hati-hati. Beberapa
penelitian telah menunjukan bahwa menurunnya flora bakteri dengan
memandikan atau membersihkan dengan antimicrobial sebelum
pembedahan dikaitkan dengan dengan rendahnya infeksi
7) Antibiotik
Antibiotik profilaksis harus digunakan untuk prosedur yang
mempunyai risiko tinggi infeksi atau dimana risiko infeksi
berhubungan dengan hasil yang membahayakan. Antibiotik profilaksis
harus diberikan sebelum pembedahan untuk mendapatkan konsentrasi
obat yang cukup tinggi untuk dapat menekan pertumbuhan organisme
yang mungkin masuk pada saat pembedahan.Serta aseptic harus
digunakan pada saat melakukan penggantian balutan.
F. KOMPLIKASI
1. Meningitis
2. Hipoglikemi
3. Aasidosis
4. Gagal ginjal
5. Disfungsi miokard
6. Perdarahan intra cranial
7. Icterus
8. Gagal hati
9. Disfungsi system saraf pusat
10. Kematian
11. Sindrom distress pernapasan dewasa (ARDS)
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan terbaru syok septic mencakup mengidentifikasi dan
mengeliminasi penyebab infeksi. Pengumpulan specimen urin,
darah, sputum dan drainase luka dilakukan dengan teknik aseptic.
Antibioktik spectrum luas diberikan sebelum menerima laporan
sensitifitas dan kultur untuk meningkatkan ketahanan hidup pasien
(Roach, 1990). Preparat sefalosporin ditambah amino glikosida
diresepkan pada awalnya. Kombinasi ini akan memberikan
cangkupan antibiotic sebagaian organism gram negative dan
beberapa gram positif. Saat laporan sensitifitas dan kultur tiba,
antibiotik diganti dengan antibiotic yang secra lebih spesifik
ditargetkan pada organisme penginfeksi dan kurang toksin untuk
pasien.
Setiap rute infeksi yang potensial harus di singkirkan seperti :
jalur intravena dan kateter urin. Setiap abses harus di alirkan dan
area nekrotik dilakukan debidemen. Dukungan nutrisi sangat
diperlukan dalam semua klasifikasi syok. Oleh karena itu suplemen
nutrisi menjadi penting dalam penatalaksanaan syok septic.
Suplemen tinggi protein harus diberikan 4 hari dari awitan syok.
Pemberian makan entral lebih dipilih daripada parenteral kecuali
terjadi penurunan perfusi kesaluran gastrointestinal. Sepsis,
sindroma sepsis maupun syok septik merupakan salah satu
penyebab kematian yang mencolok di rumah-rumah sakit. Hal ini
disebabkan karena kurangnya kemampuan cara pengobatan yang
adekuat, atau ketidakjelasan dasar pengelolaan maupun terapi yang
diberikan. Infeksi pada rongga mulut seperti abses atau selulitis bila
tidak ditangani secara adekuat dapat menajdi suatu induksi untuk
terjadinya sepsis, dan bahkan terkadang pasien datang sudah dalam
keadaan sepsis. Mengingat keadaan sepsis ini akan dengan cepat
berubah menjadi keadaan yang lebih berbahaya, maka pengenalan
sepsis dii sangat diperlukan. Pada makalah ini akandibahas
mengenai tanda-tanda sepsis, syok septik, mekanisme serta
penangannya. Sepsis neonatus, sepsis neonatorum dan septikemia
neonatus merupakan istilah yang telah digunakan untuk
menggambarkan respon terhadap infeksi pada bayi baru lahir. Ada
sedikit kesepakatan pada penggunaan istilah secara tepat, yaitu,
apakah harus dibatasi berdasarkan pad infeksi bakteri, biakan darah
positif, atau keparahan sakit. Kini, ada pembahasan yang cukup
banyak mengenai definisi sepsis yang tepat dalam kepustakaan
perawatan kritis. Hal ini merupakan akibat dari ledakan informasi
mengenai patogenesis sepsis dan ketersediaannya zat baru untuk
terapi potensial, misalnya, antibodi monoklonal terhadap endotoksin
dan faktor nekrosis tumor (TNF), yang dapat mengobati sepsis yang
mematikan pada binatang percobaan. Untuk mengevaluasi dan
memanfaatkan cara terapi baru ini secara tepat, “sepsis”
memerlukan definisi yang lebih tepat. Pada orang dewasa, istilah
sindrom respons radang sistemik (SIRS) digunakan untuk
menggambarkan sindrom klinis yang ditandai oleh 2 atau lebih hal
berikut ini: (1) demam atau hipotermia, (2) takikardia, (3) takipnea,
dan (4) kelainan sel darah putih (leukosit) atau peningkatan
frekuensi bentuk-bentuk imatur. SIRS dapat merupakan akibat dari
trauma, syok hemoragik, atau sebab-sebab iskhemia lain,
pankreatitis atau jejas imunologis. Bila hal ini merupakan akibat
dari infeksi, keadaan ini disebut sepsis. Kriteria ini belum
ditegakkan pada bayi dan anak-anak, dan tidak mungkin dapat
diterapkan pada bayi baru lahir. Meskipun demikian, konsep sepsis
sebagai sindrom yang disebabkan oleh akibat infeksi metabolik dan
hemodinamik terasa masuk akal dan penting. Di masa mendatang,
definisi sepsis pada bayi baru lahir dan anak akan menjadi lebih
tepat. Saat ini, kriteria sepsis neonatorum harus mencakup adanya
infeksi pada bayi baru lahir yang menderita penyakit sistemik serius
yang tidak ada penjelasan non-infeksi dan patofisiologi
abnormalnya. Sakit sistemik serius pada bayi baru lahir dapat
disebabkan oleh asfiksia perinatal, penyakit saluran pernafasan,
penyakit jantung, metabolik, neurologis, atau hematologis. Sepsis
menempati bagian kecil dari semua infeksi neonatus. Bakteri dan
Candida merupakan agen etiologi yang paling sering, namun virus
dan kadang-kadang protozoa, dapat juga menyebabkan sepsis.
Biakan darah mungkin negatif, menambah kesulitan dalam
menegakkan infeksi secara etiologi. Akhirnya, infeksi dengan atau
tanpa sepsis dapat muncul secara bersamaan dengan penyakit non-
infeksius pada bayi baru lahir, anak, atau orang dewasa
2) Pengkajian Sekunder
Aktivitas dan istirahat
- Subyektif : Menurunnya tenaga/kelelahan dan insomnia
Sirkulasi
- Subyektif : Riwayat pembedahan jantung/bypass
cardiopulmonary, fenomena embolik (darah, udara, lemak)
- Obyektif : Tekanan darah bisa normal atau meningkat
(terjadinya hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut
(shock)
- Heart rate : takikardi biasa terjadi
- Bunyi jantung : normal pada fase awal, S2 (komponen
pulmonic) dapat terjadi disritmia dapat terjadi, tetapi ECG
sering menunjukkan normal
- Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis
biasa terjadi (stadium lanjut)
Integritas Ego
- Subyektif : Keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan
kematian
- Obyektif : Restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan
mental.
Makanan/Cairan
- Subyektif : Kehilangan selera makan, nausea
- Obyektif : Formasi edema/perubahan berat badan,
hilang/melemahnya bowel sounds
Neurosensori
- Subyektif atau Obyektif : Gejala truma kepala, kelambatan
mental, disfungsi motorik
Respirasi
- Subyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi
pulmolal diffuse, kesulitan bernafas akut atau khronis, “air
hunger”
- Obyektif : Respirasi : rapid, swallow, grunting
Rasa Aman
- Subyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis,
transfusi darah, episode anaplastik
Seksualitas
- Subyektif atau obyektif : Riwayat kehamilan dengan
komplikasi eklampsia
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2, edema paru
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
afterload dan preload
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
cardiac output yang tidak mencukupi
5. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
6. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan O2 edema paru
DAFTAR PUSTAKA
Hudak & Galo, 1996 Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik, edisi VI,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
http://perawatmasadepanku.blogspot.com/2012/08/laporan-pendahuluan-syok-
septik.html#ixzz2czcbQYTP (diakses tanggal 15 juni 2015)
http : //prajzathero.blogspot.com/2011_02_01_archive.html (diakses tanggal
15 juni 2015)