Anda di halaman 1dari 13

KASUS MEDIKOLEGAL

No. ID dan Nama Peserta : / dr. Ainun Rachmi AR


No. ID dan Nama Wahana :. /
RSUD Lanto Dg Pasewang Kab. Jeneponto
Topik : LUKA MEMAR EC. TRAUMA TUMPUL
Tanggal kasus : 12 Agustus 2017
Presenter : dr. Ainun Rachmi AR
Tanggal Presentasi : 18 September 2017 Pendamping : dr. Hj. Sri Mulya
Tempat Presentasi : Ruang Pertemuan RSUD Lanto Dg. Pasewang Jeneponto
Obyek Presentasi : Anggota Komite Medik, Petugas Kesehatan & Dokter
Internsip RSUD Lanto Dg. Pasewang Jeneponto
◊ Keilmuan ◊ Keterampilan ◊ Penyegaran ◊ Tinjauan Pustaka
◊ Diagnostik ◊ Manajemen ◊ Masalah ◊ Istimewa
◊ Neonatus ◊ Bayi ◊ Anak ◊ Remaja ◊ Dewasa ◊ Lansia ◊ Bumil

◊ Deskripsi : Seorang anak perempuan, 9 tahun, datang dengan keluhan nyeri


pada lengan kiri atas dialami beberapa jam SMRS.

◊ Tujuan :
Mengetahui penanganan awal pada kasus trauma benda tumpul dan pembuatan
visum et repertum pada kasus medikolegal
Bahan Bahasan ◊ Tinjauan Pustaka ◊ Riset ◊ Kasus ◊ Audit
◊ Presentasi &
Cara Membahas ◊ Diskusi ◊ E-mail ◊ Pos
Diskusi
Data Pasien ◊ Nama : An.SFA ◊ No. RM : 137725
Nama Klinik :
Terdaftar sejak : 12 Agustus
UGD RSUD Lanto
Telp. : - 2017
Dg. Pasewang

Data Utama Untuk Bahasan Diskusi :


1. Diagnosis/Gambaran Klinis : Seorang anak perempuan, 9 tahun, datang
dengan keluhan nyeri pada lengan kiri atas dialami beberapa jam SMRS
diantar oleh orang tuanya, hal ini diakibatnya OSI mengaku dipukuli
oleh orang tua siswa lainnya saat mencari anaknya, pelaku merasa
dipermainkan oleh anak yang lain kemudian memukul OSi pada daerah
tsb. Keluhan Mual (-), muntah (-), tidak sadarkan diri (-), BAB dan
BAK baik

2. Riwayat Pengobatan : tidak ada


3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :Riwayat keluhan yang sama tidak ada
4. Riwayat Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit
yang sama.
5. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Tidak ada
6. Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus) : Imunisasi
lengkap
7. Lain-lain: -
Daftar Pustaka :
1. Vincent Dimaio, Dominick Dimaio. Forensic Pathology.New York: CRC
Press; 2001.P 92-102
2. http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311083aneh/BAB%
20II.pdf/ diunduh pada tanggal 26 Oktober 2015.
3. http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311106/Bab.2.pdf/
diunduh pada tanggal 26 Oktober 2015.
4. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31496/6/Chapter%20II.pd
f/ diunduh pada tanggal 26 Oktober 2015.
5. David Dolinak, Evan M, Emma Lew. Forensic Pathology. London:
Elsevier Academis Press;2005.P 145-154
6. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Bab IX pasal 90 serta Bab
XX pasal 351 dan 352.

Hasil Pembelajaran :
1. Kasus pasien dengan Luka Memar Ec. Trauma Tumpul
2. Menegakkan diagnosis penanganan awal Luka Memar Ec. Trauma
Tumpul dan pembuatan Visum
3. Menjelaskan pada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit mulai dari
gejala-gejala hingga penatalaksanaan di rumah
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

1. Subyektif:
Seorang anak perempuan, 9 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada
lengan kiri atas dialami beberapa jam SMRS diantar oleh orang tuanya, hal
ini diakibatnya OSI mengaku dipukuli oleh orang tua siswa lainnya saat
mencari anaknya, pelaku merasa dipermainkan oleh anak yang lain
kemudian memukul OSi pada daerah tsb. Keluhan Mual (-), muntah (-),
tidak sadarkan diri (-), BAB dan BAK baik.

1. Objektif:
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Vitalis
Sakit Ringan/gizi baik/compos mentis
Tekanan Darah: 90/60 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7oC

B. Status Generalis
1. Kepala :
Deformitas : Ada
Simetris wajah : Simetris kiri dan kanan
Rambut : Sukar dicabut
Ukuran : Normocephal
Bentuk : Mesocephal
2. Mata :
Eksoftalmus : Tidak ada
Konjungtiva : Tidak Anemis
Pupil : Isokor, Diameter 2,5 mm/2,5 mm
Sklera : Tidak ikterus
3. Telinga :
Pendengaran : Dalam batas normal
Nyeri tekan d prosesus mastoideus : Tidak ada
4. Hidung :
Perdarahan : Tidak ada
Sekret : Tidak ada
5. Mulut :
Bibir : Tidak kering, Tidak ada sianosis
Lidah : Tidak kotor
Faring : Tidak hiperemis
Tonsil : T1-T1 tidak hiperemis
6. Paru :
Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi, simetris kiri = kanan
Palpasi : Fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru kiri = kanan
Auskultasi : Vesikuler, Bunyi tambahan : Ronkhi (-), Wheezing (-)
7. Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas atas ICS III
Batas kanan linea parasternal kanan
Batas kiri, linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : BJ I/II murni reguler, Bising tidak ada
8. Abdomen :
Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
Palpasi : Hepar dan Lien tidak teraba
Massa tumor tidak teraba
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Peristaltik ada, kesan normal

C. Status Lokalis

Regio Brachium Sinistra:


Tampak beberapa luka memar bentuk tidak beraturan pada lengan kiri atas dengan
ukuran panjang luka terbesar 0,2 cm dan lrbar luka terlebar 0,1 cm, warna merah.
2. Assesment
Luka benda tumpul adalah luka yang diakibatkan oleh benda – benda
yang memiliki permukaan yang tumpul yang mengenai tubuh. Benda tumpul
bila mengenai tubuh dapat menyebabkan luka, yaitu luka lecet, memar, luka
robek terbuka dan bila kekerasan benda tumpul tersebut sedemikian hebatnya
dapat pula menyebabkan patah tulang. Penyebab trauma akibat benda tumpul
antara lain batu, kayu, martil, terkena bola, ditinju, jatuh dari tempat tinggi,
kecelakaan lalu lintas dan lain-lain sebagainya.1,2.3,5

Organ atau jaringan pada tubuh mempunyai beberapa cara menahan


kerusakan yang disebabkan objek atau alat dengan permukaan yang tumpul,
daya tahan tersebut menimbulkan berbagai tipe luka yakni2.3,5:

a. Luka lecet (abrasi)

Luka lecet adalah luka yang superficial dimana kerusakan pada tubuh
umumnya hanya berbatas pada epdermis kulit dimana pada umumnya luka
terjadi sebagai akibat bersentuhannya kulit dengan benda tumpul yang
memiliki permukaan kasar atau runcing contohnya aspal maupun kuku.
Misalnya pada kecelakaan lalu lintas, tubuh terbentur aspal jalan, atau
sebaliknya benda tersebut yang bergerak dan bersentuhan dengan kulit.
Walaupun kerusakan yang ditimbulkan minimal sekali, luka lecet mempunyai
arti penting dalam ilmu kedokteran kehakiman, oleh karena dari luka tersebut
dapat memberikan banyak petunjuk dalam banyak hal. Manfaat interpretasi
luka lecet ditinjau dari aspek medikolegal seringkali diremehkan. Padahal
pemeriksaan luka lecet yang diteliti disertai pemeriksaan di TKP dapat
mengungkapkan peristiwa yang sebenarnya terjadi. Sesuai dengan
mekanisme terjadinya, luka lecet dapat diklasifikasi sebagai luka lecet gores,
luka lecet serut, luka lecet tekan, dan luka lecet geser.

Jenis – jenis luka lecet1,2.3,5 :

1. Luka Lecet Gores/ Scratch : Diakibatkan oleh benda runcing (misalnya


kuku jari yang menggores kulit) yang menggeser permukaan kulit
(epidermis) di depannya dan mengakibatkan lapisan tersebut terangkat
sehingga dapat menunjukan arah kekerasan yang terjadi. Berbeda dengan
luka iris dimana pada luka gores jaringan yang rusakmenyobek bukan
mengiris. Pada luka lecet gores umumnya ujung kulit tampak pada bagian
akhir goresan dengan awal luka yang bersih.

2. Luka Lecet Serut (Graze) : Adalah variasi dari luka gores yang daerah
persentuhannya dengan permukaan kulit lebih lebar. Arah kekerasan
ditentukan dengan melihat letak tumpukan epitel.

3. Luka Lecet Tekan : Disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada kulit
misalnya bersentuhannya tubuh dengan kendaraan ban kendaraan sehingga
pada kulit akan terlihat bekas sesuai dengan alur kendaraan ban tersebut.

4. Luka Lecet Geser : Disebabkan oleh tekanan linier pada kulit disertai
gerakan bergeser, misalnya pada kasus gantung atau jerat.

b. Luka Robek (Laserasi)

Luka robek (laserasi) merupakan luka terbuka akibat trauma benda


tumpul, cedera ini mengakibatkan robekan pada kulit dan jaringan subkutan
dengan pinggiran luka yang tercabik – cabik dan bentuk yang pada umumnya
irregular. Cedera akibat benda tumpul ini menyebabkan kulit teregang kesatu
arah dan bila batas elastisitas kulit terlampaui, maka akan terjadi robekan
pada kulit. Luka yang terjadi ini adalah akibat robekan jaringan dan bukan
karena terpotongnya jaringan.1,2

Ciri – ciri luka robek yaitu2.3,5 :

1) Pinggiran luka tidak teratur dan tercabik – cabik.


2) Tepi atau dinding tidak rata
3) Tampak jembatan jaringan antara kedua tepi luka
4) Bentuk dasar luka tidak beraturan
5) Pada sisi luka sering terdapat luka memar
6) Akar rambut tampak hancur atau tercabut
7) Kemungkinan untuk infeksi lebih besar terutama jika jaringan tubuh yag
lebih dalam juga mengalami cedera dan tidak mendapat pengobatan yang
sesuai.
Luka robek biasanya tidak menggambarkan alat yang digunakan.
Perkiraan waktu terjadinya luka robek sulit ditentukan berdasarkan bentuk
dan warna kulit tidak sepeti luka memar. Penyembuhan luka robek tergantung
pada vaskularisasi, kesehatan tubuh korban, ukuran luka dan ada tidaknya
komplikasi seperti infeksi. Disebabkan oleh karena kompenan jaringan tubuh
berbeda kekuatannya, maka jika kita melihat ke dasar luka tersebut, tampak
jembatan jaringan dari ujung ke ujung. Jembatan jaringan itu merupakan
bukti bahwa korban tidak menerima kekerasan dari trauma benda tajam. 2.3,5

c. Luka Memar (Hematom)


Memar adalah cedera yang disebabkan benturan dengan benda tumpul
yang mengakibatkan pembengkakan pada bagian tubuh tertentu karena
keluarnya darah dari kapiler yang rusak ke jaringan sekitarnya tanpa ada
kerusakan kulit atau kulit akan tetap utuh.Memar banyak terjadi karena
tekanan yang besar dalam waktu yang singkat. Lokasi dari adanya luka
memar disebabkan adanya gaya gravitasi sehingga lokasi luka memar
letaknya mungkin jauh dari letak benturan. Benturan dengan benda tumpul ini
termasuk pukulan dengan tangan, jatuh pada permukaan yang datar, cedera
akibat senjata tumpul.1,2.3
Letak, bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti2.3:

1. Besarnya kekuatan. Semakin besar kekuatan yang diterima maka akan


adanya luka memar lebih besar.
2. Kondisi dan jenis jaringan (jaringan ikat longgar, jaringan lemak).
Semakin sedikit kandungan jaringan ikat longgar dan jaringan lemak
maka semakin mudah juga adanya luka memar.
3. Usia. Semakin usia tua maka lebih mudah adanya luka memar,
karenapada usia tua lapisan kulit (epidermis dan dermis) lebih tipis,
keelastisitas kulit, dan pembuluh darah pada usia tua sudah rapuh. Begitu
pula pada anak bayi. Pada bayi mudah terjadi memar yang diakibatkan
karena sifat kulit yang longgar dan masih tipisnya jaringan lemak
subkutan.
4. Jenis kelamin. Pada wanita lebih mudah untuk menimbulkan adanya luka
memar, karena lapisan kulit pada wanita lebih tipis.
5. Corak dan Warna kulit. Memar akan mudah terlihat pada kulit yang
berwarna lebih terang/putih.
6. Kerapuhan Pembuluh darah. Semakin rapuh pembuluh darah maka
semakin mudah adanya luka memar, ini sejalan dengan bertambahnya
umur.
7. Lokasi. Lokasi yang memiliki pembuluh darah lebih banyak semakin
memudah adanya luka memar.
Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi
mengenai bentuk dari benda tumpul adalah apa yang dikenal dengan
“marginal haemorrhages”, misalnya bila tubuh korban terlindas ban
kendaraan, dimana pada tempat dimana terdapat tekanan justru tidak
menunjukkan kelainan. Perdarahan akan menepi sehingga terbentuk
perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah antara kedua
kembang ban yang berdekatan. Hal yang sama misalnya bila seseorang
dipukul dengan rotan atau benda yang sejenis, maka akan tampak memar
yang memanjang dan sejajar yang membatasi daerah yang tidak menunjukkan
kelainan. Daerah antara kedua memar yang sejajar dapat menggambarkan
ukuran lebar dari alat pemukul yang mengenai tubuh korban.2.3

Umur luka memar secara kasar dapat diperkirakan dari perubahan warna
yang terjadi pada memar2.3

1. Umumnya diawali dengan bengkak


2. Mula-mula memar berwarna merah
3. Kemudian berubah menjadi ungu kehitaman
4. Pada hari ke 4-5 menjadi hijau
5. Pada hari ke 7 sampai dengan 10 warna kuning dan akhirnya
6. menghilang dalam 14 sampai dengan 15 hari
Perubahan warna ini semua disebabkan oleh aktivitas dari hemoglobin.
Dimana hemoglobin ini akan keluar ke ruang ekstravaskular akibat dari
kekerasan benda tumpul. Setelah itu Hb akan di fagositosis oleh makrofag
dan degradasi yang berurutan dari Hb kemudian menjadi biliverdin lalu
bilirubin dan terakhir menjadi hemosiderin. Dimana Hb ini akan memberikan
warna merah pada memar, biliverdin memberikan warna hijau, bilirubin
memberikan warna kuning, dan hemosiderin memberikan warna emas/warna
coklat. Selain itu juga perubahan itu disebabkan oleh faktor oksigen, dimana
ketika perubahan dari merah ke biru disebabkan Hb yang kehilangan oksigen
dan ketika hijau berubah menjadi kuning yangmerupakan disintegrasi dan
penyerapan darah secara bertahap.2.3

Tetapi perubahan warna ini juga tergantung kembali kepada masing-


masingindividu, mengenai kecepatan penyerapan dan sebagainya.

E. Diagnosis dan Pemeriksaan


Diagnosis dibuat berdasarkan dari hasil anamnesis dan pemeriksaan yang
dilakukan, setelah data – data yang dibutuhkan didapatkan kemudian dicoba
untuk ditarik satu kesimpulan atau beberapa assessment untuk membantu
terapi yang lebih efektif yang dibutuhkan oleh pasien. 3,4

Pada pasien ini ditegakkan diagnosis luka memar akibat persentuhan


benda tumpul atas dasar anamnesis pasien menderita nyeri pada lengan atas
tangan kiri dan kronologi yang diterangkan oleh pasien dan pada pemeriksaan
fisik, Regio Brachium Sinistra tampak beberapa luka memar bentuk tidak
beraturan pada lengan kiri atas dengan ukuran panjang luka terbesar 0,2 cm
dan lrbar luka terlebar 0,1 cm, warna merah.

F. Penatalaksanaan
Luka memar biasanya tidak memerlukan pengobatan. Pengobatan awal
adalah dengan mengkompres luka menggunakan air dingin.3,4

Pada pasien ini tidak diberikaan pengobatan dan perawatan luka, karena
luka memar yang dialami pasien tidak parah sehingga tidak memerlukan
penanganan yang lebih lanjut seperti dijahit ataupun pemberian antibiotik.

G. Komplikasi
Umumnya pada luka memar akan membaik dalam waktu lebih dari 2
minggu, sehingga tidak ada komplikasi serius yang terjadi terutama jika luka
tersebut ditangani dengan baik maka risiko komplikasi dari infeksi semakin
bisa untuk diminimalkan..3,4

Pada pasien ini tidak didapatkan adanya komplikasi.

H. Prognosis
Secara umum luka memar tanpa komplikasi dapat membaik dalam waktu
lebih dari dua minggu. Prognosis bagi pasien ini baik.3,4

Aspek Hukum

Tujuan pemeriksaan kedokteran forensik pada korban hidup adalah untuk


mengetahui penyebab luka atau sakit dan derajat parahnya luka atau sakit tersebut.
Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi rumusan delik dalam KUHP. Maka jelaslah
disini bahwa pemeriksaan kedokteran forensik tidak ditujukan untuk pengobatan.
5,6

Untuk memahami yang dimaksud dengan kualifikasi derajat luka sebaiknya


mempelajari terlebih dahulu pasal-pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana, yang bersangkutan dengan penganiayaan. Pasal-pasal tersebut antara lain:
Pasal 3516

1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua


2. tahun delapan bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus
3. rupiah
4. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat,dikenakan pidana
5. penjara lima tahun
6. Jika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara tujuh tahun
7. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan
8. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 3526

1. Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang
tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan
jabatan atau pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan, dengan
pidana penjara paling lama tiga bulan, atau denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang
melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi
bawahannya.
2. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 3536

1. Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara


paling lama empat tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan luka – luka berat, yang bersalah
dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
3. Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama Sembilan tahun.
Pasal 3546

1. Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama sepuluh tahun.
Pasal 3556

1. Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu,


diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun
Pasal 906

Luka berat :

a. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh
b. sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
c. Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
d. pekerjaan pencaharian;
e. Kehilangan salah satu panca indera;
f. Mendapat cacat berat;
g. Menderita sakit lumpuh;
h. Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan

3. Plan
Diagnosis : Luka Memar akibat Pestentuhan Benda Tumpul

Pengobatan :
 Asam Mefenamat 3 x ½ tab ( jika nyeri )

Edukasi :
- Edukasi pasien dan keluarga tentang mengompres luka dengan
menggunakan air es atau air dingin.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang nyeri yang dialami oleh pasien
jika nyeri yang tidak tertahankan boleh meminum obat yang diberikan.

Konsultasi : -

Rujukan : -
Kontrol

Kegiatan Periode Hasil yang diharapkan


Penanganan Saat masuk Pasien dapat merasakan
rasa nyeri yang
berkurang.

Jeneponto, 17 September 2017

Peserta, Pendamping,

dr. Ainun Rachmi AR dr. Hj. Sri Mulya


NIP. 196706202006042009

Anda mungkin juga menyukai