Anda di halaman 1dari 4

ASMA BRONKIALE

Klasifikasi Derajat Penyakit Asma Anak


Parameter klinis, kebutuhan Asma Episodik Jarang Asma Episodik Sering Asma Persistent
obat dan faal paru
1. Frekuensi Serangan < 1x/ bulan >1x /bulan Sering
2. Lama serangan < 1 minggu >1 minggu Hampir sepanjang tahun,
tidak ada remisi
3. Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat
4. Di antara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam
5. Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
6. Pemeriksaan fisik di luar Normal (tidak Mungkin terganggu Tidak pernah normal
serangan ditemukan kelainan) (ditemukan kelainan)
7. Obat pengendali Tidak perlu perlu Perlu
8. Uji faal paru (diluar PEF/FEV1 > 80% PEF/FEV1 60-80% PEF/FEV1 < 60%
serangan)
9. Variabilitas faal paru (bila Variabilitas > 15% Variabilitas >30% Variabilitas >50%
ada serangan)

Evaluasi Klinis Derajat Serangan Asma


Skor 0 1 2 3
Frek Nafas
2-3 th 18-26 27-34 35-39 40
4-5 th 16-24 25-30 31-35 36
6-12 th 14-20 21-26 27-30 31
>12 th 12-18 19-23 24-27 28
Saturasi 98% udara 95-97% udara 90-94% udara < 90% meski
kamar kamar kamar dengan O2
Auskultasi normal Wheezing (akhir Wheezing Wheezing (inspirasi
expirasi) (expirasi) dan expirasi)
Retraksi Tidak ada Interkostal Interkostal + Interkostal +
substernal substernal +
supraklavikular
Dispnea Bicara kalimat Kalimat pendek Anak kalimat Kata
SKOR TOTAL 0-4 5-7 8-11 12-15
Normal Ringan Sedang Berat
Klasifikasi Derajat Serangan Asma

Parameter klinis, fungsi Ringan Sedang Berat Ancaman Henti


paru, laboratorium Nafas
Sesak (breathless) Berjalan Berbicara Istirahat

Bayi : Bayi : Bayi :


Menangis - Tangis pendek dan Tidak mau
keras lemah minum /
- Kesulitan menetek makan
/ makan
Posisi Bisa berbaring Lebih suka duduk Duduk
bertopang
lengan
Bicara Kalimat Penggal kalimat Kata-kata
Kesadaran Mungkin Biasanya irritable Biasanya Kebingungan
irritable irritable
Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada Nyata
Wheezing Sedang, sering Nyaing,sepanjang Sangat Sulit / tidak
hanya pada ekspirasi, ±inspirasi nyaring, didengar
akhir ekspirasi terdengar
tanpa
stetoskop
Penggunaan otot bantu Biasanya tidak Biasanya ya Ya Gerakan paradok
respiratorik torako-abdominal
Retraksi Dangkal, Sedang, ditambah Dalam, Dangkal/hilang
retraksi retraksi suprasternal ditambah
intercostal napas cuping
hidung
Frekuensi napas Takipnu Takipnu Takipnu Bradipnu
Pedoman nilai baku frekuensi napas pada anak sadar
Usia Frekuensi napas normal
< 2 bulan <60x/mnt
2-12 bulan <50x/mnt
1-5 tahun <40x/mnt
6-8 tahun <30x/mnt
Frekuensi nadi Normal takikardia Takikardia Bradikardi
Pulsus paradoxus Tidak ada Ada Ada >20 Tidak ada, tanda
<10 mmHg 10-20mmHg mmHg kelelahan otot
respiatorik
PEFR atau FEV1
- Prabronkodilator >60% 40-60% <40%
- Pascabronkodilator >80% 60-80% <60%
SaO2 >95% 91-95% ≤90%
PaO2 Normal >60 mmHg <60 mmHg
PaCO2 <45 mmHg <45 mmHg >45 mmHg
TATALAKSANA SERANGAN ASMA PADA ANAK

Nilai Derajat Serangan

Tatalaksana Awal
Nebulisasi β-Agonis 1-3x, selang 20 menit
Nebulisasi ketiga + antikolinegik
Jika serangan berat, nebulisasi dengan β-Agonis+antikolinergik

Serangan Ringan Serangan Sedang Serangan Berat


(nebulisasi 1x, respon baik) (nebulisasi 2x, respon parsial) (nebulisasi 3x, respon buruk)
- Observasi 1 jam - Berikan oksigen - Sejak awal berikan O2 saat atau
- Jika efek bertahan boleh - Nilai kembali derajat serangan, diluar nebulisasi, pantau dengan
pulang jika sesuai dengan serangan pulse oxymetri dan sesuaikan
- Jika gejala timbul lagi sedang observasi di Ruang - Pasang jalur parenteral
perlakukan sebagai serangan Rawat Sehari - Steroid intravena
sedang - Berikan steroid oral - Nilai ulang klinisnya, jika sesuai
- Pasang jalur parenteral dengan serangan berat, rawat di
Ruang Rawat Inap
- Rontgen Thorax

Boleh Pulang Ruang Rawat Sehari/Observasi Ruang Rawat Inap


- Bekali obat β-Agonis - Oksigen diteruskan - Oksigen diteruskan
(hirupan/oral) - Steroid oral dilanjutkan - Atasi dehidrasi dan asidosis jika
- Jika sudah ada obat - Nebulisasi tiap 2 jam ada
pengendali, teruskan - Bila dalam 12 jam perbaikan - Steroid IV tiap 6-8 jam
- Jika infeksi virus sebagai klinis stabil, boleh pulang,  Metilprednisolon iv, 1-2 mg/kg BB/kali,
pencetus, dapat diberi tetapi jika klinis tetap belum tiap 4-6 jam; atau
steroid oral membaik atau memburuk alih  Deksametason 0,5-1 mg/kgBB/hari
Dosis steroid oral : 0.5- rawat ke Ruang Rawat Inap - Nebulisasi tiap 1-2 jam
1mg/kgbb/hr tiap 6 jam (3-5 hari) - Aminofilin IV awal, lanjutkan
- Dalam 24-48 jam kontrol ke rumatan
klinik Rawat Jalan untuk re-  Bolus 6-8 mg/kgBB, bila sudah pernah
evaluasi mendapat aminofilin, dosis diberikan
separuh;
 4jam kemudian aminofilin maintenance
diberikan drip 0,5 - 1 mg/kgBB/jam
- Jika membaik dalam 4-6x
nebulisasi, interval jadi 4-6 jam
Contoh pemberian aminofilin pada anak BB 9 kg - Jika dalam 24 jam perbaikan klinis
Pemberian cairan dan aminofilin dapat diberikan 1 jalur dengan three way stopcock stabil boleh pulang
atau 2 jalur i.v dgn jalur kedua untuk pemberian aminofilin - Jika dengan steroid dan aminofilin
Misal kebutuhan cairan 1000 mL
parenteral tidak membaik,
Jalur i.v untuk aminofilin. Kebutuhan = 0.5-1 mg x 9 = 4.5-9 mg/jam. Aminofilin
dimasukan dalam biuret 100 mL atau syringe pump. Jika dimasukan dalam
bahkan timbul ancaman gawat
biuret 100 mL, cairan habis dalam 6 jam.Jadi kebutuhan aminofilin 4.5-9 mg x 6 nafas, alih rawat ke Ruang Rawat
= 27-54mg, misal akan diberikan 40 mg maka 40/240 x10 mL = 1.6 mL Intensif
Aminofilin. Jadi dalam 100 mL di biuret mengandung 1.6 mL aminofilin + 98.4
D5% diberikan 16 tts per menit mikro.
Jalur i.v untuk rumatan = 1000-400 = 600 mL
Bagan Pemberian Aminofilin

Kebutuhan cairan
X mL

LINE 1 LINE 2
Cairan (X-400 ml) Cairan 400 ml
 Habiskan dalam 24 jam  @100ml/6 jam + aminofilin 3-6
 Tetesan sesuai dengan jumlah mg/kg/6 jam (buret) 
16ml/jam
 Diulang kembali tiap 6 jam

Indikasi perawatan PICU


- Tidak ada respon sama sekali terhadap tatalaksana awal di IGD dan/atau perburukan asma yang cepat
- Adanya kebingungan, pusing, dan tanda lain ancaman henti napas,atau hilangnya kesadaran
- Tidak ada perbaikan dengan tata laksana baku di ruang rawat inap
- Ancaman henti napas : hipoksemia tetap terjadi walaupun sudah diberi oksigen (kadar PaO2 < 60
mmHg dan/atau PaCO2 > 60 mmHg, walaupun tentu saja gagal napas dapat terjadi dalam kadar
PaCO2 yang lebih tinggi atau lebih rendah)

Anda mungkin juga menyukai