Anda di halaman 1dari 2

FIKIH KESEHATAN PUASA KONTEMPORER

1. Kritik terhadap ungkapan “Berbukalah dengan yang manis-manis”

Perhatikan hadits berikut:


Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, beliau berkata,

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab) sebelum Sholat,
jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum
dengan satu tegukan air” (HR. Ahmad, Abu Dawud, sanadnya shahih)

Samakah kurma dengan ‘yang manis-manis’ ? Tidak. Kurma, adalah karbohidrat kompleks
(complex carbohydrate) .

Sebaliknya, gula yang terdapat dalam makanan atau minuman yang manis-manis yang biasa kita
konsumsi sebagai makanan berbuka puasa, adalah karbohidrat sederhana (simple carbohydrate).

Sebaliknya, kalau makan yang manis-manis, kadar gula darah akan melonjak naik, langsung.
Sangat tidak sehat. Kalau karbohidrat kompleks seperti kurma asli, naiknya pelan-pelan.

Mari kita bicara ‘indeks glikemik’ (glycemic index/GI) saja. Glycemic Index (GI) adalah laju
perubahan makanan diubah menjadi gula dalam tubuh. Makin tinggi glikemik indeks dalam
makanan, makin cepat makanan itu dirubah menjadi gula, dengan demikian tubuh makin cepat
pula menghasilkan respons insulin.

Nah, kalau habis perut kosong seharian, lalu langsung dibanjiri dengan gula (makanan yang
sangat-sangat tinggi indeks glikemiknya), sehingga respon insulin dalam tubuh langsung
melonjak. Dengan demikian, tubuh akan sangat cepat merespon untuk menimbun lemak.

2. Hadist “Berpuasalah maka Kalian akan Sehat”

TEKS HADIST
‫ وسافروا تستغنوا‬، ‫ وصوموا تصحوا‬، ‫ اغزوا تغنموا‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫عن أبي هريرة قال‬
“ Dari Abu Hurairoh Radhiyallahu ‘anhu berkata: Rosulullah ‫ ﷺ‬bersabda: Berperanglah niscaya
kalian akan mendapatkan harta rampasan perang, berpuasalah niscaya kalian akan sehat, dan
bersafarlah niscaya kalian akan diberi kecukupan.”
TAKHRIJ HADIST

DHAIF , Diriwayatkan oleh At-Thabrani dalam Mu’jam Al-Ausath 8/147 no. 8312 Al-‘Uqailiy
dalam Ad-Dhu’afa’2/92 Al-Haitsamiy dalam Majma’ Az-Zawaaid 3/179 Al-Mundziri dalam At-
Targhib Wa At-Tarhiib 2/60, Semuanya dari jalan Muhammad Bin Sulaiman Bin Abi Dawud
Zuhair Bin Muhammad dari Suhail Bin Abi Shalih dari ayahnya (Abu Shalih) dari Abu
Hurairoh. Dan ini adalah lafadz yang terdapat dalam riwayat At-Thabrani
Berkata Al-Imam Al-‘Iroqi dalam takhrij Ihya’ Ulumudiin: “ diriwayatkan oleh At-Thabrani
dalam Al-Ausath, Abu Nu’aim dalam At-Tibb An-Nabawi dari hadist Abu Hurairoh dengan
sanad yang lemah.”

BENARKAH PUASA ITU MENYEHATKAN

Dari penjelasan diatas dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa hadist tentang pernyataan
puasa itu menyehatkan adalah sangat lemah meskipun hadist tersebut mempunyai beberapa
Syawahid. Setelah kita mengetahui bahwa hadist tersebut lemah, bukan berarti kita serta
merta menolak makna yang terkandung dalam hadist tersebut. Karena memang makna yang
terdapat hadist tersebut adalah shahih dan telah di akui secara medis.

berkata Fadhilatu Syeikh Shalih Fauzan –Hafidzhullah- sebagaimana dalam Muntaqo Fatawa:
“ (Hadist ini) meskipun sanadnya tidak kuat akan tetapi maknanya benar, karena puasa itu
bisa membuat badan menjadi sehat dan mencegah suatu yang dapat mendatangkan
penyakit. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh para dokter dan dibuktikan dengan beberapa
penelitian.”

DALIL LAIN BAHWA PUASA ITU MENYEHATKAN

Dan makna hadist yang sekarang ini ada pun didukung oleh beberapa dalil diantaranya
1. Perintah Allah untuk tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:


‫َو ُكلُوا َوا ْش َربُوا َوال تُس ِْرفُوا‬
“ Makan dan minumlah, janganlah kalian melampaui batas.”

Berkata Al-Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya 7/192:


“Dan dengan menyedikitkan makan terdapat beberapa manfaat diantaranya seorang akan
lebih sehat, lebih segar,mudah memahami, sedikit tidur dan akan melembutkan jiwanya.
Dan dengan banyak makan hal itu akan berpengaruh buruk pada lambung dan usus.
Bahkan hal itu bisa menimbulkan berbagai macam penyakit, yang tentunya
membunutuhkan pengobatan lebih daripada (pencegahan) dengan menyedikitkan makan.”

2. Perintah Rosulullah ‫ ﷺ‬untuk makan dan minum secukupnya

Rosulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
‫ فإن كان ال محالة فثلث لطعامه وثلث لشرابه وثلث لنفسه‬,‫ما مأل آدمي وعا ًء شر من بطن بحسب ابن آدم لقيمات يقمن صلبه‬
“ Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia lebih buruk daripada perutnya, cukuplah beberapa suapan
yang cukup, jika memang harus mengenyangkan maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk
minumnya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya.” Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 2380, Ibnu Majah 3349
dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam As-Shahihah no.2265

Anda mungkin juga menyukai