Anda di halaman 1dari 239

BAB I

PENDAHULUAN
`

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) 2014 melaporkan

Angka Kematian ibu di dunia mencapai 230/ 100.000

kelahiran hidup atau rata – rata kematian ibu sekitar 800

orang setiap hari. 99% kematian ibu terjadi di negara

miskin dan negara berkembang. Penyebab kematian ibu

diantaranya disebabkan infeksi (11%) pada proses

persalinan dan masa nifas. Penyebab angka kematian ibu

228/ 100.000 antara lain karena Partus Lama (37%),

Ketuban Pecah Dini (KPD)(17%), Pendarahan (9%),

Infeksi (7%), Eklamsia (2%) dan lain –lain (Riskesdas,

2013)

Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat

penting dalam kesehatan reproduksi karena seluruh

1
komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan

ibu. Apabila ibu sehat maka akan menghasilkan bayi

yang sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang

sehat juga menciptakan keluarga sehat dan bahagia.

Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka

salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas

pelayanan obstetri dan ginekologi di suatu wilayah

adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) di wilayah tersebut.

Menurut Menteri Kesehatan (Menkes), Angka

Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan Negara

tetangga. Hal ini dikarenakan persalinan masih banyak

dilakukan dirumah. Sementaraitu, salah satu target

Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015

dalam menurunkan angka kematian ibu dan angka

2
kematian bayi menjadi prioritas utama dalam

pembangunan kesehatan di Indonesia (Menkes, 2015).

Selaras dengan MDGs, Departemen Kesehatan

(Depkes) menargetkan penurunan AKI di Indonesia pada

tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran

hidup dan penurunan AKB padatahun 2015 adalah

menjadi 22 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Namun

hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2015 menunjukkan bahwa AKI adalah 359

kematian per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar

32 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2015).

Hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2014, menyebutkan bahwa angka kematian

ibu di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran

hidup. Indonesia sudah tertinggal dengan Timur Leste

dalam pencapaian angka kematian ibu, dimana angka

3
kematian ibu Timor Leste mencapai 300 per 100.000

kelahiran hidup (Prakarsa, 2013).

Penyebab utama kematian ibu di propinsi papua

antara lain di sebabkan oleh infeksi, eklampsi, partus

lama dan komplikasi masa nifas, selain itu ada beberapa

faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan ibu yaitu

pengetahuan tentang kesehatan belum maksimal,

rendahnya kualitas hidup perempuan khususnya

persalinan, hal ini disebabkan oleh kebutuhan masa ibu

yang meliputi kebutuhan fisik, psikologis dan sosial yang

belum maksinal (Profil Dinkes Papua, 2014). Data dinas

kesehatan propinsi Papua tahun 2014, angka kematian

ibu di Papua sebesar 368 per 100.000 kelahiran hidup.

Kehamilan sebenarnya merupakan proses fisiologis,

tetapi kehamilan perlu dipantau secara berkala untuk

memelihara kesehatan ibu dan janin. Untuk itulah perlu

dilakukan pemeriksaan kehamilan berkala (asuhan

4
antenatal). Pada pemeriksaan kehamilan selain dipantau

keadaan ibu dan janin juga dapat direncanakan

persalinan, meningkatkan kesejahteraan keluarga,

meningkatkan produktivitas kerja, serta meningkatkan

kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan

sehat sehingga angka kematian dapat dihindari (Depkes

RI, 2015).

Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 (empat)

kali selama kehamilan, apabila seorang ibu hamil tidak

secara rutin memeriksakan kehamilan kemungkinan

dapat menjadi resiko baik terhadap ibu maupun bayi

yang dikandungnya, karena ibu hamil yang pada

mulanya normal dapat menjadi beresiko tinggi untuk

terjadinya komplikasi kehamilan, hal ini dapat

menyebabkan kematian baik kepada ibu maupun janin.

Mengingat tingginya angka kematian ibu (AKI) yang

terjadi di sekitar persalinan dan penyebab kematian ibu

5
adalah komplikasi obstetri yang sering tidak dapat

diperkirakan sebelumnya, maka kebijakan Departemen

kesehatan untuk mempercepat penurunan AKI adalah

mengupayakan agar setiap persalinan ditolong atau

minimal didampingi oleh bidan dan pelayan obstetri

sedekat mungkin kepada ibu hamil (Wiknjosastro, 2015).

Menurut Wiknjosastro (2014), salah satu penyebab

kematian ibu terjadi pada masa nifas. Hal ini disebabkan

karna terjadinya sepsis puerperalis, perdarahan post

partum dan infeksi nifas. Masa nifas merupakan masa

setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan

kembali seperti keadaan sebelum hamil. Pentingnya

asuhan masa nifas harus diperhatikan yaitu 4 kali

kunjungan yang dilakukan pada masa nifas untuk menilai

status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah atau

mendeteksi serta menangani masalah yang terjadi.

6
Sebagai tenaga pelaksana, bidan berwenang dalam

melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi. Bidan

memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan

pernafasan spontan, mencgah hipoksia sekunder,

menemukan kelainan dan melakukan tindakan atau

merujuk ketempat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui

kunjungan rumah pada hari ke tiga, minggu ke-2 dan

minggu ke-6 setelah persalinan, untuk membantu proses

pemulihan ibu dan bayi meliputi penanganan tali pusat

yang benar, penemuan dini komplikasi, penanganan atau

rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa

nifas (Depkes RI, 2013).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik

untuk mengambil kasus sebagai tugas akhir dengan judul

“Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.MDi

Puskesmas Abe Pantai

7
B. Rumusan Masalah

Berdasarkanlatarbelakang diatasmakarumusan

masalahnya adalah “Bagaimana

melakukanAsuhanKebidananKomprehensif padaNy.

MdiPuskesmasAbe Pantai?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Penulis dapat melakukan Asuhan kebidanan secara

continuity of care pada Ibu hamil, bersalin, nifas,

neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan

manajemen kebidananTujuan khusus

2. Tujuan Khusus

Penulis dapat :

a. Melakukan pengkajian data pada ibu hamil,

bersalin, nifas, neonatus dan KB pada Ny. M di

PuskesmasAbe Pantai

8
b. Menginterpretasikan data dasar untuk menegakkan

diagnosa kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas,

neonatus dan KB pada Ny. M di Puskesmas Abe

Pantai

c. Merumuskan diagnosa potensial berdasarkan data

yang diperoleh pada ibu hamil, bersalin, nifas,

neonatus dan KB pada Ny.Mdi Puskesmas Abe

Pantai

d. Melakukan identifikasi, antisipasi dan tindakan

segera pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan

KB pada Ny. M di Puskesmas Abe Pantai

e. Merencanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil,

bersalin, nifas, neonatus dan KB pada Ny. M di

Puskesmas Abe Pantai

f. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil,

bersalin, nifas, neonatus dan KB pada Ny.M di

PuskesmasAbe Pantai

9
g. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah

dilaksanakan pada ibu hamil, bersalin, nifas,

neonatus dan KB pada Ny. Mdi Puskesmas Abe

Pantai

D. Manfaat penulisan

1. Manfaat Teoritis

Dapat menjadi bahan dasar acuan dan pertimbangan

untuk penyusunan Laporan Tugas Akhir selanjunya.

2. Manfaat Praktisi

a. Penulis

a). Mampu melakukan asuhan kebidanan secara

komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi

baru lahir dan Keluarga berencana.

b). Menambah wawasan dan pengalaman dalam

melakukan asuhan kebidanan secara

komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas,

bayi baru lahir dan Keluarga berencana.

10
b. Institusi pendidikan

Sebagai bahan masukan untuk menambah

pengetahuan secara teori, referensi pada asuhan

kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, nifas, bayi baru lahir dan Keluarga

berencana.

c. Lahan Praktek

Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu

pelayanan, khususnyapada asuhan kebidanan

pada ibu hamil, bersalin, nifasbayibaru lahir dan

keluarga berencana.

d. Pasien

Pasien mendapatkan pelayanan khususnya

pelayanan kebidanan yang baik sesuai harapan

pasien dengan Asuhan yang telah diberikan.

11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR LANDASAN TEORI

1. Konsep Dasar Teori

a. Konsep Dasar Kehamilan

1). Pengertian

Kehamilan merupakan episode dramatis

terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis

dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah

mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita

menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa

kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi

menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat

menentukan kehidupan selanjutnya. Bahkan

sebagian ibu hamil merasa cemas, panik yang bisa

berujung depresi berat (Tresnawati, 2013).

12
Kehamilan ialah periode dimana seorang

wanita menyimpan embrio atau fetus di dalam.

tubuhnya. Kehamilan manusia terjadi selama 40

minggu, dimulai waktu menstruasi terakhir dan

kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah

medis untuk wanita hamil ialah gravida dan

manusia di dalam rahimnya disebut embrio

(minggu-minggu awal), janin hingga. kelahiran.

seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya

disebut primigravida (gravida 1) dan pada wanita

yang belum pernah hamil disebut gravida

(Janiwarty dan Piter, 2013).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi

atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu

13
40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan

menurut kalender Internasional (Prawirohardjo,

2013).

Menurut Manuaba (2014 : 213), kehamilan

dibagi menjadi 3 triwulan, yaitu :

a. Triwulan pertama : 0 sampai 12 minggu

b. Triwulan kedua : 13 sampai 28 minggu

c. Triwulan ketiga : 29 sampai 42 minggu.

b. Tanda – tanda kehamilan

Gejala dan tanda yang dapat mengarahkan

diagnosis adanya suatu kehamilan :

a. Amenorea (sebenarnya bermakna jika 3 bulan

atau lebih)

b. Pembesaran uterus (tampak disertai pembesaran

perut, atau pada kehamilan muda diperiksa

dengan palpasi)

14
c. Adanya kontraksi uterus pada palpasi (Braxton-

Hicks)

d. Teraba/terasa gerakan janin pada palpasi atau

tampak pada imaging.

e. Ballotement (+). Jika

f. (-) curiga mola hidatidosa.

g. Terdengar jantung janin (dengan alat

Laennec/Doppler) atau visual tampak jantung

berdenyut pada imaging (fetal ultrasound

echoscopy).

h. Teraba bagian tubuh janin pada palpasi

(Leopold) atau tampak pada imaging

(ultrasonografi)

i. Perubahan serviks uterus (Chadwick / Hegar

sign)

j. Kurva suhu badan meningkat

15
k. Tes urine B-hCG (Pack's test / GalliMainini)

positif. Hati-hati karena positif palsu dapat juga

terjadi misal karena urine kotor, alat

kadaluwarsa atau cara pemeriksaan yang

salah.Titer B-hCG meningkat pada kehamilan

sekitar 90 hari, kemudian menurun seperti awal

kehamilan, bahkan dapat sampai tidak

terdeteksi.

l. Perasaan mual dan muntah berulang (morning

sickness).

m. Perubahan payudara

n. Poliuria (sering miksi) (Sukarni &Margareth,

2013 : 71).

Menurut Lockhart & Saputra (2014 : 143 –

145), tanda dan gejala kehamilan sebagai berikut :

a. Persumptif (kemungkinan kecil)

16
1) Amenore (pada sekitar pasien) atau sedikit

bercak perdarahan yang penyebabnya tidak

diketahui pada awal kehamilan (pada sekitar

pasien)

2) Nausea dan vomitus

3) Sering kencing (frekuensi) dan rasa ingin

kencing (urgensi)

4) Pembesaran payudara dan nyeri tekan pada

payudara Rasa mudah lelah atau fatigue

5) Quickening (goyang bayi).

6) Penipisan dan pelunakan kuku jari Langan

7) Pigmentasi kulit yang bertambah

b. Probable (kemungkinan kecil)

1) Pembesaran uterus

2) Tanda Goodell (pelunakan serviks)

3) Tanda Chadwick (membran mukosa vagina,

serviks dan vulva yang berwarna kebiruan)

17
4) Tanda Hegar (pelunakan segmen bawah

uterus)

5) Kontraksi Braxton Hicks (kontraksi uterus

tanpa nyeri yang terjadi berulang selama

kehamilan)

6) Ballottement (gerakan pasif janin sebagai

respons terhadap ketukan yang dilakukan

pada bagian bawah uterus atau serviks)

7) Hasil tes laboratorium yang menunjukkan

kehamilan

8) Hasil USG yang memperlihatkan cincin

sakus gestasional yang khas (terlihat pada

usia kehamilan 4 hingga 6 minggu)

9) Garis bentuk janin yang dapat diraba

c. Positif (pasti)

1) Denyut jantung janin yang terdeteksi pada

usia kehamilan 17 hingga 20 minggu

18
2) Hasil USG yang positif pada kehamilan 6

minggu

3) Gerakan janin yang dapat dirasakan oleh

pemeriksaan pada kehamilan sesudah 16

minggu

4) Terlihatnya janin dan garis bentuk janin.

c. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

Kehamilan

Faktor – faktor yang mempengaruhi kehamilan sebagai

berikut :

a. Faktor fisik

1) Status Kesehatan/Penyakit

a) Penyakit atau komplikasi akibat langsung

kehamilan. Termasuk dalam klasifikasi ini adalah

hyperemesis gravidarum, preeklampsia

eklampsia, kelainan lamanya kehamilan,

kehamilan ektopik, kelainan plasenta atau

19
selaputimun, pmlarahm antejarium, gemeli (anak

kembar).

b) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung

berhubungan dengan kehamilan. Terdapat

hubungan timbal balik di mana penyakit ini dapat

memperberat serta mempengaruhi kehamilan

atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena

kehamilan. Contoh yang termasuk dalam

kategori ini adalah kelainan kandungan, penyakit

cardiovasculer, penyakit darah, penyakit saluran

nafas, penyakit traktus digestivus, penyakit hepar

dan pankreas, penyakit ginjal dan saluran kemih,

penyakit enedokrrin, penyakit saraf dan penyakit

infeksi menular.

Beberapa pengaruh penyakit terhadap

kehamilan adalah terjadi abortus, intra uterin

fetal death (IUFD), anemia berat, infeksi

20
transplasental, partus prematurus, dismaturitas,

asfiksia neonatorum, shock, perdarahan.

Pemahaman mengenai konsep penyakit-penyakit

tersebut akan menjadi dasar dalam identifikasi

faktor risiko sehingga mampu melakukan

deteksi. Proses pengkajian data dan anamnese

sangat perlu dalarn menggali komponen-

komponen penyakit-penyakit tersebut, baik

penyakit akibat langsung kehamilan maupun

penyakit-penyakit yang menyertai kehamilan

(Romauli,2011:102).

2) Gizi

Status gizi merupakan hal yang penting

diperhatikan pada masa kehamilan, karena faktor

gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan

ibu selama hamil serta guna pertumbuhan dan

21
perkembangan janin. Hubungan antara gizi ibu

hamil dan kesejahteraan janin merupakan hal yang

penting untuk diperhatikan. Keterbatasan gizi

selama hamil sering berhubungan dengan faktor

ekonomi, pendidikan, sosial atau keadaan lain yang

meningkatkan kebutuhan gizi ibu seperti ibu hamil

dengan penyakit infeksi tertentu termasuk pula

persiapan fisik untuk persalinan.

Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara

garis besar adalah sebagai berikut :

a) Asam Folat

Menurut konsep evidence bahwa

pemakaian asam folat pada masa pre dan

perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak,

kelainan neural, spina bifida dan anensepalus,

baik pada ibu hamil yang normal maupun

22
beresiko. Asam folat juga berguna untuk

membantu produksi sel darah merah, sintesis

DNA pada janin dan pertumbuhan plasenta.

Pemberian multivitamin saja tidak terbukti

efektifuntuk mencegah kelainan neural. Minimal

pemberian suplemen asam folat dimulai dari 2

bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3

bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian asam

folat untuk preventif adalah 500 mikrogram atau

0,5-0,8 mg, sedangkan untuk kelompok dengan

faktor resiko adalah 4 mg/hari.

b) Energi

Diit pada ibu hamil tidak hanya difokuskan

pada tinggi protein saja tetapi pada susunan gizi

seimbang energi dan juga protein. Hal ini juga

efektif untuk menurunkan kejadian BBLR dan

23
kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil

adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang

janin dan perubahan pada tubuh ibu.

c) Protein

Pembentukan jaringan barn dari janin dan

untuk tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910

gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan.

Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari

untuk ibu hamil.

d) Zat besi

Pemberian suplemen tabel tambah darah

atau zat besi secara rutin adalah untuk

membangun cadangan besi, sintesa sel darah

merah dan sintesa darah otot. Setup tablet besi

mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg),

minimal 90 tablet selama hamil. Dasar

24
pemberian zat besi adalah adanya perubahan

volume darah atau hydraemia (peningkatan sel

darah merah 20-30% sedangkan peningkatan

plasma darah 50%). Tablet besi sebaiknya tidak

diminum bersama teh atau kopi karena

mengandung tanin atau pitat yang menghambat

penyerapan zat besi.

e) Kalsium

Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi.

kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar 500

mg sehari.

f) Pemberian suplemen vitamin D terutama pada

kelompok berisiko penyakit seksual (IMS) dan di

negara dengan musim dingin yang panjang.

25
g) Kurangnya yodium pada wanita hamil dapat

menyebabkan janin menderita kretenisme, sebuah

ketidakmampuan yang mempengaruhi pemikiran.

h) Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian

zinc, magnesium dan minyak ikan selama hamil.

i) Vitamin A mencegah rabu ayam, kebutaan dan

membantu tubuh melawan infeksi

(Romauli,2011:104).

3) Gaya Hidup

a) Kebiasaan Minum Jamu

Minum jamu merupakan salah satu

kebiasaan yang berisiko bagi wanita hamil,

karena efek minum jamu dapat membahayakan

tumbuh kembang janin seperti menimbulkan

kecacatan, abortus, BBLR partus prematurus,

kelainan ginjal dan jantung janin, asfiksia

26
neonatorum, kematian janin dalam kandungan

dan malformasi organ janin.

b) Aktivitas Seksual

Beberapa pendapat mengenai hubungan

seksual selama hamil didasari pada beberapa

konsep bahwa dalam cairan sprema terkandung

prostaglandin sehingga merangsang munculnya

kontraksi, dimungkinkan merangsang munculnya

persalinan, maka muncul pendapat bahwa coitus

mendekati usia kehamilan aterm menyebabkan

kemungkinan insiden kehamilan postterm atau

serotinus. Namun menurut teori evidence based

menyatakan baha pengaruh aktivitas seksual

selama masa kehamilan tidak terbukti signifikan.

c) Pekerjaan atau Aktivitas Sehari-Hari

27
Tidak ada rekomendasi dalam asuhan

kehamilan di mana ibu hamil sama sekah tidak

boleh melakukan aktivitas pekerjaan rumah

ataupun bekerja di luar rumah, yang penting

diperhatikan adalah keseimbangan dan toleran

dalam pekerjaan. Contoh aktivitas yang berisiko

bagi ibu hamil adalah aktivitas yang

meningkatkan stress, berdiri lama sepanjang hari,

mengangkat sesuatu yang berat, paparan terhadap

suhu atau kelembaban yang ekstrim tinggi atau

rendah, pekerjaaan dengan paparan radiasi.

d) Exercise atau Senam Hamil

Senam hamil atau latihan memberi

keuntungan untuk mempertahankan dan

meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil,

memperlancar peredaran darah, mengurangi

28
keluhan kram atau pegal-pegal dan

mempersiapkan pernafasan, aktivitas otot dan

panggul untuk menghadapi proses persalinan.

Komponen gerakan senam ada beberapa

modifikasi yang berbeda-beda tetapi ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu

adanya pemanasan, latihan pernapasan, latihan

otot, dan latihan panggul.

e) Merokok

Merokok selama hamil berkaitan dengan

keguguran, perdarahan vagina, kelahiran

premature dan BBLR (200 gr lebih ringan dari

bayi bukan perokokk). Sebuah penelitian

menunjuk bahwa pada usia 14 tahun ananl-anak

dari ibu perokok cenderung lebih rentan terhadap

penyakit saluran pernapsan, lebih pendek dari

29
anak-anak dari ibu yang bukan perokok dan

kurang berhasil dalam sekolah.

f) Konsumsi alcohol

Penggunaan alcohol dalam jumlah sedang

dikaitkan dengan meningkatnya rsiko

keguguran. Konsumsi alkoho yang berlebihan

selama hamil seringkali mengakibatkan

abnormalitas pada janin.

g) Kehamilan tidak diharapkan

Berikut ini ada beberapa factor fisik daya

hidup kehamilan yang tidak diharapkan:

(1) Kalangan remaja

Remaja dpaat mengatakan bahwa seks

bebas atau seks pra nikah itu aman untuk

dilakukan. Akan tetapi,bila remaja melihat,

memahami ataupun merasakan akibat dari

perilaku itu, ternyata hasilnya lebih banyak

30
merugikan. Salah satu resiko dari perilaku

seks pra nikah atau seks bebas adalah

kehamilan yang tidak direncakan sebelumnya

bias merampas “kenikmatan” masa remaja

yang harunya dinikmati oleh setiap remaja

lelaki atau perempuan.

(2) Wanita dewasa/ ibu yang sudah menikah

Banyak alasan yang menjadi penyebab

mengapa seorang ibu tidak menghendakai

kelahiran anak yaitu ibu merasa akan

menggangu karirnya, kekhawatiran masalah

ekonomi, ibu muda biasanya merasa khawatir

mempunyai anak membuta tubuhnya tidak

sebagus dulu, dan kegagalan kontrasepsi.

(3) Perkosaan (serangan seksual)

Tindak perkosan pada anak biasanya

disertai dengan penganiayaan seksual dalam

31
bentuk pedofilia dan penganiayaan anak. Hal

ni lebih sering idtemukan, yang mula-mula

merupakan masalah anak kecil barru

diketahui seteah riwayat penganiayaan yang

agak lama (Romauli,2011:109).

b. Faktor Psikologis

Status emosional dan psikologis ibu turut

memnentukan keadaan yang timbul sebagai akibat

atau diperburuk oleh kehamilan, sehingga dapat

terjadi pergeseran di mana kehamilan sebagai proses

fisiologis menjadi kehamilan patologis. Pada asuhan

kehmailan tidak hanya mengasuh aspek fisik saja

tetapi juga aspek psikolgis.

Ada 2 macam stressor yaitu stressor internal

meliputi factor-faktor pemicu stress ibu hamil yang

berasal dari diri ibu sendiri. Adanya beban psikologis

yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan

32
gangguan perkembangan bayi yang nantiya akan

terlihat ketika bayi lahir. Dan yang kedua adalah

stressor eksternal adalah stress yang timbul dari luar

yang meberikan pengaruh baik ataupun pengaruh

buruk terhadap psikologis ibu hamil. Misalnya

masalah ekonomi, konflik kelauarga, pertengkaran

dengan suami, tekanan dari lingkungan dan masih

banyak lagi (Romauli, 2011:120)

3. Pemeriksaan Ibu Hamil / ANC

a. Pengertian

Antenatal care adalah upaya preventif program

pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi

luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian

kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan

(Prawirohardjo, 2013: 278).

Sedangkan menurut Romauli (2015) Asuhan

antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan

33
terutama ditujukan pada pertumbuhan dan

perkembangan janin di dalam rahim.

b. Tujuan Antenatal Care

Tujuan umum

Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu dan

janin sesuai dengan kebutuhan sehingga

kehamilan dapat berjalan secara normal dan bayi

dapat lahir dengan sehat. (Kebidanan Komunitas,

2015 : 54)

Menurut Romauli dalam buku Kebidanan

Komunitas (2015), tujuan khusus antenatal care

yaitu:

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk

memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi.

2) Mendeteksi dini adanya komplikasi yang

dapat mengancam jiwa ibu dan janin

34
3) Merencanakan asuhan khusus sesuai

kebutuhan

4) Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan

dalam menghadapi komplikasi

5) Mempersiapkan masa nifas dan pemberian

ASI Ekslusif

c. Kebijakan Program

Pada kehamilan normal, kunjungan antenatal

sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama

kehamilan. Namun apabila kehamilan termasuk

kedalam kehamilan resiko tinggi, maka jadwal

kunjungan harus lebih rutin untuk mendapatkan

perhatian yang lebih ketat. Dalam bahasa

program kesehatan ibu dan anak, kunjungan

antenatal ini diberi kode angka K yang

merupakan singkatan dari kunjungan.

Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1,

35
K2, K3 dan K4. Kunjungan antenatal minimal

dilakukan satu kali pada trimester I, satu kali

pada trimester II dan dua kali pada trimester III

(Prawirohardjo, 2013: 279).

b. Standar Pelayanan Asuhan Minimal Antenatal

Menurut KemenKes (2016), dalam melakukan

pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus

memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai

standar yang terdiri dari :

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Penambahan berat badan yang >9 kg selama

kehamilan atau >1 kg setiap bulannya

menunjukan adanya gangguan pertumbuhan

janin. Total pertambahan berat badan pada

kehamilan yang normal rata-rata 6,5-16 kg.

Tinggi badan ibu hamil <145 cm

36
meningkatkan risiko untuk terjadinya CPD

(Cephalo Pelvic Disproportion).

2) Ukur tekanan darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali

kunjungan antenatal dilakukan untuk

mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah

≥ 140/90 mmHg) pada kehamilan dan

preeklampsia (hipertensi disertai oedema

wajah dan atau tungkai bawah dan atau

proteinuria).

3) Nilai status gizi (Ukur lingkar lengan

atas/LiLA)

Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada

kontak pertama oleh tenaga kesehatan di

trimester I. Pengukuran ini berguna untuk

skrining ibu hamil berisiko Kurang Energi

Kronis (KEK) dimana LilA < 23,5 cm.

37
4) Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Pengukuran TFU dilakukan pada setiap

kunjungan antenatal untuk mendeteksi

pertumbuhan janin sesuai/tidak dengan umur

kehamilan. Standar pengukuran menggunakan

pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.

5) Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung

Janin (DJJ)

Menentukan presentasi janin dilakukan pada

akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali

kunjungan antenatal. Hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui letak janin.

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I

dan selanjutnya setiap kali kunjungan

antenatal. DJJ <120x/menit atau >160x/menit

menunjukan adanya gawat janin.

6) Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid lengkap

38
Untuk mencegah terjadinya tetanus

neonatorum, ibu hamil harus mendapatkan

imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu

diskrining status imunisasi T-nya. Pemberian

imunisasi TT pada ibu hamil disesuaikan

dengan status imunisasi T ibu saat ini. Ibu

hamil minimal memiliki status imunisasi T2

agar mendapatkan perlindungan terhadap

infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status

imunisasi T5 (TT long life) tidak perlu

diberikan imunisasi TT lagi.

7) Beri tablet zat besi

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu

hamil harus mendapatkan tablet zat besi dan

asam folat 90 tablet selama kehamilan yang

diberikan sejak kontak pertama.

8) Periksa laboratorium

39
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan

pada ibu hamil adalah pemeriksaan

laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan

laboratorium rutin adalah pemeriksaan

laboratorium yang harus dilakukan pada setiap

ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin

darah dan pemeriksaan spesifik daerah

endemis (malaria, HIV dan lain-lain).

Sementara pemeriksaan laboratorium khusus

adalah pemeriksaan laboratorium lain yang

dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang

melakukan kunjungan antenatal.

9) Tatalaksana/penanganan kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di

atas dan hasil pemeriksaan laboratorium,

setiap kelainan yang ditemukan pada ibu

hamil harus ditangani sesuai standar dan

40
kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus

yang tidak dapat ditangani, dirujuk sesuai

dengan sistem rujukan.

10) Temu wicara/konseling

Menurut Pantiawati (2014), tujuan dari temu

wicara ini guna membantu ibu hamil

memahami kehamilannya dan sebagai upaya

preventif terhadap hal-hal yang tidak

diinginkan serta membantu ibu hamil untuk

menemukan kebutuhan asuhan selama

kehamilan.

Temu wicara dilakukan pada setiap kunjungan

antenatal yang meliputi kesehatan ibu,

perilaku hidup bersih dan sehat, peran

suami/keluarga dalam kehamilan dan

perencanaan persalinan, tanda bahaya

kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan

41
menghadapi komplikasi, asupan gizi

seimbang, gejala penyakit menular dan tidak

menular, penawaran untuk melakukan testing

dan konseling HIV di daerah tinggi terinfeksi

HIV, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI

ekslusif, KB pascasalin, imunisasi dan brain

booster

4. Perubahan Fisik Ibu Hamil

Perubahan fisik pada ibu hamil yaitu:

a. Sistem Reproduksi

1)Vagina dan Vulva

Dinding vulva mengalami banyak perubahan

yang merupakan persiapan untuk mengalami

peregangan pada waktu persalinan dengan

meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya

jaringan ikat dan hipertropi sel otot polos

(Prawirohardjo,2013:95)

42
2)Serviks Uteri

Pada saat kehamilan mendekati aterm,

terjadi penurnan lebih lanjut dari konsentrasi

kolagen. Proses perbaikan serviks terjadi setelah

persalinan sehingga sikls kehamilan yang

berikutnya akan berulang

(Prawirohardjo,2014:94)

3)Ovarium

Pada trimester ke III korpus luteum sudah

tidak berfungsi lagi karena telah diganti oleh

plasenta yang telah terbentuk (Romauli,2011:73).

4)Uterus

Rahim atau uterus yang semula besarnya

sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami

hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi

seberat 1000 gram saat akhir kehamilan

(Manuaba,2014:85).

43
b. System Payudara

Pada trimester III pertumbuhan kelenjar mamae

membuat ukuran payudara semkain meningkat. Pada

kehamilan 32 minggu warna cairan agak putih seperti

air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32

minggu sampai anak lahir, cairan yang keluar lebih

kental, erwarna kunging dan banyak mengandung

lemak. Caian ini disebut colostrum

(Romauli,2011).

c. System Endokrin

Kelenjar tiroid akan mengalami perbesaran hingga

15,0 ml pada saat persalinan akibat dari hyperplasia

kelenjar dan peningkatan vaskularisasi

(Romauli,2011)

d. System Perkemihan.

Pada kehamilan trimester III kepala janin mulai

turun ke pintu atas panggul. Keluhan sering kencing

44
akan timbul lagi karena kandung kemih akan mulai

tertekan lagi (Romauli,2011)

e. System Respirasi

Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada

puncak usia kehamilan 32 minggu. Meskipun ada

peningkatan dalam volume eritrosit secara

keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh

lebih besar sehingga konsentrasi hemoglobin dalam

darah menjadi lebih rendah (Asrinah dkk,2014)

f. Sistem Urinarius

Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke

PAP, keluhan sering kencing dan timbul lagi karena

kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping

itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh

adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada

kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga

meningkat sampai 69% (Asrinah dkk,2014:33)

45
g. Sistem Pencernaan

Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh

hormone progesterone yang meningkat.

h. System Muskuloskeletal

Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit bergerak.

Perubahan tubuh secara bertahan dan peningkatan

berat wanita hamil menyebabkan postur dan dan cara

berjalan wanita berubah secara menyolok.

1). System Kardivaskuler

Sealam kehamilan jumlah leukosit akan meningkat

yakni berkisar antara 5000-12000 dan mencapai

puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas.

2). System Integumen

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan

warna menjadi kemerahan, kusam dan kadang-

46
kadang juga akan mengenai daerah payudara dan

paha, perubahan ini dikenal denga striae gravidarum.

3). System Metabolisme

Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR)

mininggi. BMR meningkat hingga 15-20% yang

umumnya terjadi pada triwulan terakhir.

4). System Berat Badan dan Indeks Massa Tubuh

Keanikan berat badan sekitar 5,5 kg dan sampai

akhir kehamilan 11-12 kg. cara yang dipakai untuk

menentukan berat badan menurut tinggi badan

adalah dengan menggunkana indeks masa tubuh aitu

dengan rumus berat badan dibgai tinggi badan

pangkat 2.

5). System Darah dan Pembekuan Darah

Volume darah secara keseluruhan kira-kira 5 liter.

Sekitar 55%nya adalah cairan sedangkan 45%

47
sisanya terdiri atas sel darah. Pembekuan darah

adalah proses yang majemuk dan berbagai fkator

diperlukan untuk melaksanakan pembekuan darah.

6) System Persyarafan

Perubahan system neurologi selama masa hami,

selain perubahan-perubahan neurohormonal

hipotalami-hipofisis, perubahan fisiologik spesifikasi

akibat kehamilan dapat terjasi timbulnya gejala

nurologi dan neuromuscular (Romauli,2011:80-88).

5. Perubahan Psikologis Ibu Hamil

Pada Kehamilan Trimester III merupakan masaa

dimana penantian dengan penuh kewaspadaan.

Perubahan psikologi pada ibu hamil trimester III yaitu:

48
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya

jelek, aneh dan tidak menarik.

b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir

tepat waktu

c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul

pada saat melahirkan, khawatir akan

keselamatannya.

d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak

normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan

kekhawatirannya.

e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.

f. Merasa kehilangan perhatian.

g. Perasaan sudah terluka (sensitive).

h. Libido menurun (Romauli,2011:90)

Sedangkan menurut Ade (2011:79), rasa tidak

nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester

ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan

49
jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena

akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian

khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester

inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari

suami, keluarga dan bidan. Trimester ketiga sering kali

disebut periode menunggu / penantian dan waspada

sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu

kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk

mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai

orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran

bayi.

6. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

a. Kebuthan Fisik Ibu Hamil

1) Oksigen

Untuk memenuhi kebutuhan oksigen ibu hamil

perlu:

50
a) Latihan nafas melalui senam hamil

b) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi

c) Makan tidak terlalu banyak

d) Kurangi atau hentikan rokok

e) Konsul kedokter bila ada kelainan atau gangguan

pernapasan seperti asma dan lain-lain

(Romauli,2011:134).

2) Nutrisi

Pada saat hamil ibu harus makn makanan yang

mengandung nilai gizi brmutu tinggi meskipun

tidak berarti yang mahal harganya. Ibu hami

lseharunya mengkonsumsi makanan yang

menagndung protein, zat besi, kalori, mineral, dan

vitamin (Romauli,2011:134)

3) Wanita pekerja diluar rumah

51
Wanita hamil boleh melakukan pekerjaan sehari

hari, dikantor ataupun di pabrik asal bersifat ringan.

Di Indonesia wanita hamil diberi cuti hamil selam 3

bulan yaitu 1,5bulan sebelum bersalin dan 1,5

bulan sesudahnya, selama hamil berhati hati dan

menjaga kehamilannya

4) Olahraga saat hamil

Yang dianjurkan adalah jalan jalan waktu pagi hari

untuk ketenangan dan mendapatkan udara segar

(Susilowati,2016:98).

5) Personal Higiene

Mandi dianjurkan sedikitnya 2 kali sehari

karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan

banyak keringat, mejaga kebersihan diri terumtama

lipatan kuit dengan cara dibersihkan dengan air

bersih dan keringkan.

6) Pakaian

52
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

(a)Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada

ikatan yang ketat pada daerah perut.

(b) Bahan pakaian usahakan yang mudah

menyerap keringat.

(c)Pakailah bra yang menyokong payudara.

(d) Memakai sepatu dengan hak yang rendah.

(e)Pakaian dalam yang selalu bersih.

7) Eliminasi

Keluhan yang sering muncul adalah konstipasi

dan sering kencing. Konstipasi terjadi karena

pengaruh hormone progesterone yang mempunyai

efek rileks terhadap otot polos.

8) Seksual

Koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan.

Koitus tidak dibenarkan bila terdapat perdarahan

53
pervaginam, riwayat aburtus berulang, abortus/

partus prematurur imminiens, ketuban pecah

sebelum waktunya.

9) Mobilisasi

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/ aktifitas

fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan.

10) Body Mekanik

Sikap tubuh yang perlu diperhatikan adalah

saat duduk, berdiri, berjalan, tidur, bangundan

baring, membungkuk dan mengangkat

11) Istirahat

Wanita hamil dianjurkan tidur pada malam

hari selama kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam

keadaaan rileks pada siang hari Selma 1 jam.

12) Imunisasi

54
Jenis imunisasi yang diberikan adalah tetanus

Toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit

tetanus.

13) Traveling

Meskipun dalam keadaan hamil, ibu masih

membutuhkan reaksi unuk menyegarkan pikiran

dan perasaan, misalnya dengan mengunjungi

objek wisata atau pergi keluar kota.

14) Persiapan Laktasi

Payudara merupakan asset yang sangat penting

sebagai persipaan menyambut kelahiran sang bayi

dalam proses menyusui.

15) Persiapan persalinan dan Kelahiran Bayi

Ada 5 komponn penting dalam rencana

persalinan yaitu, membuat rencana persalinan,

membuat rencana untuk pengambilan keputusan

jika terjadi kegawatraruratan, mempersiapkan

55
transportasi, membuat rencana atau pola

menabung, mempersiapkan peralatan yang

diperlukan untuk persalinan

16) Memantau Kesejahteraan Janin

Untuk melakukan penilaian janin dalam rahim

bias menggunakan stetoskop leaner, untuk

mendengarkan ddenyut jantug janin secara

manual.

17) Ketidaknyamanan dan Cara Mengatasinya

Dalam proses adaptasi selama proses kehamilan

tidak jarang ibu akan mengalami

ketidaknyamanan yang meskipun hal ini adalah

fisiologis namun tetap diberikan suatu pencegahan

dan perawatan.

18) Kunjungan Ulang

56
Setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan

setelah kunjungan antenatal pertama sampai

memasuki persalinan.

19) Tanda Bahaya dalam Kehamilan

Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan yaitu,

perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat,

penglihatan kabur, engkak pada jari tangan dan

muka, keluar cairan pervaginam dan gerakan janin

tidak terasa (Romauli,2011:138-152).

b. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil

1) Support Keluarga

Keluarga ikut mendukung dan pengertia dengan

mengurangi beban kerja ibu, mewaspadai tanda

persalinan.

2) Support dar Tenaga Kesehatan

57
Menginformsikan tentang hasil pemeriksaan,

meyainkan ibu bahwa ia kan menjalani kehamilan

dengan baik.

3) Rasa Aman dan Nyamna sealam Kehamilan

Orang yang palng penting bagi seorang wanita

hamil biasanya ialah ayah sang anak. Semakin

banyak bukti menunjukan bahwa wanita yang

diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya

selama hamil akan menunjukan lebih sedikit gejala

emosis dan fisik.

4) Persiapan Menjadi Orang Tua

Ini sangat penting dipersiapkan karea setae bayi

lahir akan banyak perubahan person yang terjadi,

mulai dari ibu, ayah, dan keluarga.

5) Subling

Subling adalah rasa persainagn di antara saudara

kandung akibat kelahiran anak berikutnya.

58
Biasanya terjadi pada anak usia 2-3 tahun

(Romauli,2011:153).

7. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan

Tidak semua wanita mengalami semua

ketidaknyamanan yang umum muncul selama

kehamilan, tetapi banyak wanita mengalaminya

dalam tingkat ringan hingga berat. Menurut

Kusmiyati (2009), ketidaknyamanan kehamilan

trimester III diantaranya:

a. Keputihan

Hal ini dikarenakan hiperplasia mukosa vagina

akibat peningkatan hormon estrogen. Cara

meringankan/mencegahnya yaitu meningkatkan

personal hygiene, memakai pakaian dalam yang

terbuat dari katun dan menghindari pencucian

vagina.

b. Nocturia (sering buang air kecil)

59
Hal ini diakibatkan tekanan uterus pada kandung

kemih serta ekresi sodium yang meningkat

bersamaan dengan terjadinya pengeluaran air.

Cara meringankan/mencegahnya yaitu dengan

memberikan konseling pada ibu, perbanyak

minum pada siang hari namun jangan mengurangi

minum pada malam hari serta batasi minum bahan

diuretika alamiah seperti kopi, teh dan cola

dengan caffein.

c. Striae gravidarum

Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon atau

gabungan antara perubahan hormon dan

peregangan. Cara menguranginya yaitu dengan

mengenakan pakaian yang menopang payudara

dan abdomen.

d. Haemoroid

60
Hal ini disebabkan konstipasi dan tekanan yang

meningkat dari

uterus gravid terhadap vena hemoroida. Cara

mencegah/meringankan yaitu dengan hindari

konstipasi dengan makan makanan berserat.

e. Konstipasi

Hal ini disebabkan oleh peningkatan kadar

progesteron sehingga peristaltik usus jadi lambat,

penurunan motilitas akibat dari relaksasi otot-otot

halus dan penyerapan air dari kolon meningkat.

Cara mencegah/meringankan yaitu dengan

meningkatkan intake cairan, membiasakan BAB

secara teratur dan segera setelah ada dorongan.

f. Sesak nafas

Hal ini disebabkan oleh uterus yang membesar

dan menekan diafragma. Cara

mencegah/meringankan yaitu dengan konseling

61
pada ibu tentang penyebabnya, makan tidak terlalu

banyak, tidur dengan bantal ditinggikan dan

latihan nafas melalui senam hamil.

g. Nyeri ligamentum rotundum

Hal ini disebabkan oleh hipertropi dan peregangan

ligamentum selama kehamilan serta tekanan dari

uterus pada ligamentum. Cara

mencegah/meringankan yaitu dengan mandi air

hangat, tekuk lutut ke arah abdomen serta topang

uterus dan lutut dengan bantalan pada saat

berbaring.

h. Pusing

Hal ini disebabkan oleh hipertensi postural yang

berhubungan dengan perubahan-perubahan

hemodinamis. Cara mengurangi atau mencegah

yaitu menghindari berdiri terlalu lama, hindari

62
berbaring dengan posisi telentang dan bangun

secara perlahan dari posisi istirahat.

i. Varices kaki/vulva

Hal ini disebabkan oleh kongesti vena dalam

bagian bawah yang meningkat sejalan dengan

kehamilan karena tekanan dari uterus. Cara

mengurangi/mencegahnya yaitu hindari

berdiri/duduk terlalu lama, senam, hindari pakaian

dan korset yang ketat serta tinggikan kaki saat

berbaring/duduk.

8. Tanda Bahaya Kehamilan

Pada setiap kunjungan antenatal, bidan harus

mengajarkan pada ibu bagaimana mengenal tanda-

tanda bahaya dan menganjurkan untuk datang ke

klinik dengan segera jika mengalamai tanda bahaya

tersebut. Menurut Kusmiyati (2014), tanda-tanda

63
bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi

dalam kehamilan lanjut diantaranya :

a. Perdarahan pervaginam

Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah

perdarahan pada trimester terakhir dalam

kehamilan sampai bayi dilahirkan. Perdarahan

yang tidak normal adalah merah, banyak dan

kadang-kadang tidak selalu disertai dengan nyeri.

Perdarahan ini bisa disebabkan oleh plasenta

previa, solusio plasenta dan gangguan pembekuan

darah.

b. Sakit kepala yang hebat dan Perubahan visual

secara tiba-tiba

Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah

serius adalah sakit kepala yang menetap, tidak

hilang dengan beristirahat dan biasanya disertai

dengan penglihatan kabur. Sakit kepala yang

64
hebat dalam kehamilan adalah gejala dari

preeklamsia.

c. Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri perut yang mungkin menunjukan masalah

yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang

hebat, menetap dan tidak hilang setelah

beristirahat.

d. Bengkak pada muka dan tangan

Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius

jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang

setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan

fisik yang lain. Hal ini merupakan pertanda

anemia, gagal jantung atau preeklamsia.

e. Pergerakan bayi berkurang

Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya

selama bulan ke 5 atau ke 6 tapi beberapa ibu

dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Bayi

65
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode

3 jam.

f. Keluar cairan pervaginam

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada

trimester III bisa mengindikasikan ketuban pecah

dini jika terjadi sebelum proses persalinan

berlangsung.

b. Konsep Dasar Persalinan

1).Definisi

Persalinan atau inpartu adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan

cukup bulan (37 – 42 minggu ) lahir spontan

dengan presentase belakang kepala yang

66
berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi baik pada

ibu maupun janin (Wiknjosastro, 20113 ).

Persalinan atau inpartu adalah pengeluaran

hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau dapat

hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau

jalan lain dengan menggunakan alat atau

kekuatan sendiri, (Manuaba dkk, 2013).

2). Etiologi

Bagaimana terjadinya persalinan belum

diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan

beberapa teori yang berkaitan dengan mulai

terjadinya kekuatan his (Manuaba dkk, 2014).

Perlu diketahui bahwa ada 2 hormon yang

dominan saat hamil, yaitu:

a) Estrogen

(1) Untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim

67
(2) Memudahkan penerimaan rangsangan dari

luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan

prostaglandin, rangsangan mekanis.

b) Progesteron

(1) Menurunkan sensitivitas otot rahim

(2) Menyulitkan penerimaan dari luar seperti

rangsangan oksitosin, rangsangan

prostaglandin,rangsangan mekanis.

(3) Menyebabkan otot rahim dan otot polos

relaksasi estrogen dan progesteron terdapat

dalam keseimbangan sehingga kehamilan

dapat di pertahankan. Perubahan

keseimbangan estrogen dan progesteron

menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan

oleh hipofise part posterior dapat

menimbulkan kontraksi dalam bentuk

Braxton Hicks, sehingga bila estrogen

68
meningkat terjadi kontraksi uterus

(Manuaba, 2014).

1. Faktor – faktor penting dalam persalinan ( 5 P )

a. Jalan lahir (Passage )

Jalan lahir lunak dan jalan lahir keras ( tulang )

b. Janin ( Passenger )

Janin dan palcenta

c. Tenaga atau kekuatan ( Power )

1) His ( kontraksi otot rahim )

2) kontraksi otot dinding perut

3) kontraksi Diafragma pelvis kekuatan mengejan

d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum

psikis ibu

e. Penolong ( Manuaba, 2010).

2. Klasifikasi

a. Klasifikasi bentuk persalinan berdasarkan definisi

adalah sebagai berikut:

69
a) Persalinan spontan

Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan

kekuatan ibu sendiri.

b) Persalinan buatan

Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga

dari luar.

c) Persalinan anjuran

Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan

ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan

(Wikazosastro, 2013 ).

b. Klasifikasi berdasarkan tuanya kehamilan adalah:

1) Persalinan prematuritas

Persalinan antara umur kehamilan 28 - 36

minggu. Berat janin kurang dari 2.500 gram

2) Persalinan aterm atau maturitas

Persalinan antara umur kehamilan 37 – 42 minggu

Berat janin diatas 2.500 gram.

70
3) Persalinan serotinus atau postmaturitas

Persalinan melampaui umur kehamilan 42

minggu. Pada janin terdapat tanda postmaturitas.

4) Persalinan Presipitatus

Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam.

(Wiknjosastro, 2013)

c. Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :

1) Kala I : yaitu kala pembukaan serviks yang

berlangsung dari pembukaan nol sampai

pembukaan 10 atau lengkap. yang terbagi dalam 2

fase, yaitu :

a) Fase Laten (7-8 jam ) pembukaan serviks 0 - 3

cm

b) Fase Aktif Berlangsung selama 6 jam dan

dibagi dalam 3 sub

71
fase yaitu :

(1) Periode akselerasi : berlansung selama 2

jam, sampai pembukaan 4 cm.

(2) Periode dilatasi maksimal : selama 2 jam,

pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.

(3) Periode deselerasi : berlangsung lambat,

dalam 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau

lengkap.

Tabel 2.1 Lamanya kala I

Primi Multi
Serviks mendatar dulu Mendatar dan
membuka
Baru dilatasi Biasa bersamaan
Berlangsung 9 – 14 Berlangsung 6 – 7 jam
jam
Sumber : Winkjosatro (2014)

2) Kala II : Kala pengeluaran janin, dimulai dari

pembukaan lengkap ( 10 cm ) sampai bayi lahir.

72
Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam

pada multi.

3) Kala III : Kala pengeluaran Uri, dimulai segera

setelah bayi lahir sampai lahirnya placenta yang

berlangsung < 30 menit.

4) Kala IV : Kala Pengawasan, dimulai dari lahirnya

placenta sampai 2 jam pertama post partum

(Wiknjosastro, 2013)

3. Gambaran Klinik

Tanda – tanda persalinan adalah sebagai berikut :

1. Persalinan Kala I

a. Terjadinya his persalinan pinggang terasa sakit

menjalar kedepan, sifatnya teratur interval makin

pendek kekuatan semakin besar, mempunyai

pengaruh terhadap pembukaan serviks, makin

beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah.

b. Pengeluaran lendir dan darah ( bloody Show )

73
Pendataran dan pembukaan memyebabkan lendir

di kanalis servikalis lepas, terjadi perdarahan

karena kapiler pembuluh darah pecah.

c. Pengeluaran Cairan

d. Terjadinya proses pembukaan serviks yang dibagi

dalam 2 fase, yaitu :

1) Fase laten

Dari pembukaan < 3 cm berlangsung lebih

lama, kontraksi uterus ringan, tidak teratur,

frekuensi 1- 2 kali dalam 10 menit, durasinya

10-30 detik, lendir warna coklat/ merah muda,

jumlahnya sedikit.

2) Fase Aktif

Pembukaan 4 – 10 cm berlangsung lebih cepat,

kontraksi uterus kuat, bila sudah mendekati

pembukaan lengkap disertai rasa ingin

mengedan teratur. (Wiknjosastro, 2013)

74
2. Persalinan Kala II

Persalinan kala II dimulai dari pembukaan lengkap

sampai dengan bayi lahir, tandanya :

a. His semakin kuat dengan frekuensi 4 -5 kali dalam

10 menit, durasi 50 – 60 detik.

b. Menjelang akhir kala II ketuban pecah yang

ditandai dengan pengurangan cairan secara

mendadak

c. Tiap his disertai rasa ingin mengedan karena

kepala sudah masuk panggul dan menekan otot-

otot dasar panggul dan merasa tekanan pada

rectum.

d. Perineum menonjol dan anus melebar

e. Kepala membuka pintu

Sub-oksiput sebagai hipomoglion berturut-turut

lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, dan muka

75
serta kepala seluruhnya, disusul oleh badan dan

anggota gerak janin. (Wiknjosastro, 2013)

3. Persalinan kala III atau kala pelepasan uri

Setelah bayi lahir kontraksi uterus berhenti 5 – 10

menit dengan lahirnya bayi, sudah mulai terjadinya

pelepasan placenta, karena sifat kontraksi otot

rahim.

Tanda – tanda pelepasan placenta:

1) Uterus menjadi bundar

2) Uterus terdorong keatas, karena placenta dilepas

ke segmen bawah Rahim

3) Tali pusat bertambah panjang

4) Terjadi pendarahan

5) Placenta akan lepas dalam waktu 6 – 15 menit

setelah bayi lahir (Wiknjosastro, 2014)

4. Persalinan Kala IV

Tanda – tanda persalinan Kala IV

76
a. Fundus Uteri berkontraksi kuat dan berada di

umbilicus atau bawah umbilicus.

b. Luka robekan pada perineum membutuhkan

jahitan.

c. Pengeluaran darah tidak lebih dari 500 cc.

d. Kandung kemih tidak penuh.

Kondisi ibu lelah, haus, ibu ingin memegang

bayinya (Wiknjosastro, 2013)

5. Diagnosa

Diagnosa persalinan ditegakkan apabila terdapat

tanda-tanda persalinan.

1) Tanda-tanda persalinan atau diagnose persalinan

kala I dapat ditemukan melalui :

a. Anamnesa didapat : nyeri perut sampai belakang

disertai pengeluaran lendir dan darah.

77
b. Pada pemeriksaan fisik : didapat his yang adekuat

( teratur, minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40

detik )

c. Pada pemeriksaan dalam didapatkan

pengeluarannya lendir dan darah dari vagina

(bloody show) dan adanya pembukaan lengkap.

2) Diagnosa kala II ditegakkan dengan melakukan

pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan

lengkap atau kepala janin sudah tampak di depan

vulva dengan diameter 5-6 cm dan palpasi kontraksi

his yang adekuat.

3) Diagnosa persalinan kala III adalah persalinan

spontan melalui vagina pada bayi tunggal cukup

bulan.

4) Diagnosa pada kala IV ditegakkan melalui palpasi :

didapatkan tonus uterus tetap berkontraksi, posisi

dibawah umbilicus. Inspeksi : Perdarahan tidak

78
berlebihan dibawah 500 cc. Bila didapatkan tanda-

tanda diatas, maka involusi berjalan normal.

(Wiknjosastro, 2014)

6. Penanganan

Penanganan yang diberikan pada ibu dalam proses

persalinan diberikan sesuai dengan kala-kala dalam

persalinan yaitu kala I, II, III, dan IV dalam asuhan

sayang ibu. (Wiknjosastro, 2014)

a. Kala I

1) Pemberian cairan dan nutrisi

Anjurkan ibu untuk mendapat asupan ( makanan

Ringan dan minum air) selama persalinan dan

proses kelahiran bayi. Sebagian ibu masih ingin

makan selama fase laten persalinan tetapi setelah

memasuki fase aktif , mereka hanya ingin

mengkonsumsi cairan saja, anjurkan anggota

79
keluarga sesering mungkin menawarkan minum

dan makanan ringan selama proses persalinan.

2) Mengatur Posisi (kenyamanan )

Anjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang

nyaman selama persalinan dan melahirkan bayi

serta anjurkan suami dan pendamping lainnya

untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh

berjalan, berdiri, jongkok, berbaring miring atau

merangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri

atau jongkok dapat membantu turunnya kepala

bayi dan seringkali memperpendek waktu

persalinan. Bantu ibu sering berganti posisi selama

persalinan. Beritahukan pada ibu untuk tidak

berbaring terlentang lebih dari 10 menit.

3) Dukungan emosional

80
Dukung dan anjurkan suami dan anggota keluarga

yang lain untuk mendampingi ibu selama

persalinan dan proses kelahiran bayinya. Anjurkan

mereka untuk berperan aktif dalam mendukung

dan mengenali berbagai upaya yang mungkin

sangat membantu kenyamanan ibu. Hargai

keinginan ibu untuk menghadirkan teman atau

saudara yang secara khususu diminta untuk

menemaninya.

4) Kamar Mandi

Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung

kemihnya secara rutin selama persalinan, ibu

harus berkemih sedikitnya setiap 2 jam, atau lebih

sering jika ibu merasa ingin berkemih atau jika

kandung kemih terasa penuh. Jika ibu ingin buang

besar saat fase aktif, lakukan periksa dalam untuk

memastikan bahwa apa yang dirasakan ibu bukan

81
disebabkan oleh tekanan bayi pada rectum. Bila

memang bukan gejala kala II persalinan, maka

ijinkan atau perbolehkan ibu untuk ke kamar

mandi.

5) Pencegahan infeksi

Menjaga lingkungan tetap bersih merupakan hal

penting dalam mewujudkan persalinan yang bersih

dan aman bagi ibu dan bayinya.Hal ini merupakan

unsur penting dalam asuhan sayang ibu. Anjurkan

ibu untuk mandi pada saat awal persalinan dan

pastikan ibu memakai pakaian yang bersih. Cuci

tangan sesering mungkin, gunakan peralatan steril

atau desinfeksi tingkat tinggi dan gunakan sarung

tangan saat diperlukan. Anjurkan anggota

keluarga untuk mecuci tangan mereka sebelum

dan setelah melakukan kontak dengan ibu atau

bayi baru lahir.

82
6) Partograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau

kemajuan kala I persalinan dan informasi untuk

membuat keputusan klinik.

Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah

untuk :

a) Mencatat hasil observasi dan kemajuan

persalinan dengan menilai pembukaan serviks

melalui periksa dalam.

b) Mendeteksi apakah persalinan berjalan normal.

Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara

dini kemungkinan terjadinya partus lama.

c) Data pelengkap yang terkait dengan

pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik

kemajuan proses persalinan, bahan dan

medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan

laboratorium, membuat keputusan klinik dan

83
asuhan atau tindakan yang diberikan dimana

semua itu dicatatkan secara rinci pada status

atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru

lahir. (Wiknjosastro, 2014)

b. Kala II

1) Memberikan dukungan terus- menerus

2) Mengelus dan masase pada pinggang

3) Menjaga kebersihan diri

4) Mengatur posisi :

a) Posisi duduk atau setengah duduk, posisi ini

adalah gaya grafitasi untuk membantu ibu

melahirkan bayinya.

b) Jongkok atau berdiri untuk membantu atau

mempercepat kemajuan kala II persalinan dan

mengurangi rasa nyeri.

c) Merangkak atau berbaring miring ke kiri.

d) Memberikan dukungan mental.

84
e) Menjaga kandung kemih tetap kosong.

f) Memberikan cukup minum.

g) Memimpin mengedan jika ada rangsangan

ingin mengedan.

h) Teknik mengedan (rangkul kedua paha,

angkat kepala, dagu menempel pada dada dan

mengedan seperti batuk kecil-kecil).

i) Pemantauan denyut jantung bayi setelah

kontraksi setiap 5 menit.

j) Melahirkan bayi :

Letakkan tangan kiri di kepala bayi agar

defekasi tidak terlalu cepat, menahan

perineum dengan tangan kanan dengan

memakai duk steril, mengusap kepala bayi,

lalu biarkan kepala mengadakan putaran paksi

luar. Setelah kepala bayi lahir, lalu lakukan

tarikan lembut kebawah untuk melahirkan

85
bahu depan dan lakukan tarikan lembut keatas

untuk melahirkan bahu belakang. Setelah

kedua bahu dilahirkan, tangan kanan

menyangga bahu dan tangan kiri menyusuri

punggung sampai pergelangan kaki bayi dan

mencekap pergelangan kaki bayi maka

lahirlah tubuh bayi seluruhnya.

k) Letakkan bayi di atas perut ibu dan keringkan,

kecuali kedua telapak tangan.

l) Menilai bayi dalam 30 detik pertama.

(Wiknjosastro, 2013)

c. Kala III

1. Melakukan palpasi pada fundus uteri untuk

menentukan adanya anak kedua

2. Memberikan oxitosin 10 UI Intra muskuler

a) Oxitosin diberikan 1 menit setelah bayi

lahirkan.

86
b) Oxitosin 10 UI IM dapat diulang setelah 15

menit jika placenta masih belum lahir

c) Jika oxitosin tidak tersedia, rangsang putting

susu ibu atau berikan ASI pada bayi agar

menghasilkan oxitosin alamiah.

3. Setalah 2 menit bayi lahir, jepit, potong dan ikat

tali pusat serta lakukan IMD selama 1 jam .

4. Melakukan penegangan tali pusat terkendali

(PTT):

a) Tangan yang satu memegang dan

memindahkan klem tali pusat ± 5 – 10 cm di

depan vulva, lalu melakukan PTT.

b) Satu tangan diletakkan diatas symphisis.

Selama kontraksi tangan mendorong korpus

uteri dengan gerakan dorso cranial kearah

belakang dan kearah ibu.

87
c) Ulangi langkah- langkah Peregangan tali pusat

terkendali pada setiap kontraksi sampai

placenta terlepas dan tampak di vulva gerakan

tangan ke bawah - atas lalu placenta dipegang

dengan kedua tangan dan diputar searah arah

jarum jam, sampai placenta lahir seluruhnya.

Masase fundus uteri agar menimbulkan kontraksi.

(Wiknjosastro, 2013)

d. Kala IV

1) Observasi kesadaran umum dan tanda-tanda vital

serta pengeluaran pervaginam tiap 15 menit pada

jam pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua

2) Periksa fundus, kontraksi uterus, perdarahan dan

masase ( 15 menit pada jam pertama dan 30 menit

pada jam ke-dua)

3) Anjurkan ibu makan dan minum

4) Bersihkan ibu dan kenakan pakaian

88
5) Istirahatkan ibu dan memberi rasa nyaman

6) Meningkatkan hubungan ibu dan bayi

7) Anjurkan ibu menyusui bayinya

8) Menolong ibu ke kamar mandi

9) Mengajarkan ibu dan anggota keluarga untuk

melakukan masase fundus agar menimbulkan

kontraksi dan memberi informasi tentang tanda-

tanda bahaya bagi ibu dan bayi. (Wiknjosastro,

2015)

e. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada persalinan yaitu :

a. Ketuban pecah dini

b. Partus lama

c. Partus macet

d. Infeksi intrapartum

e. Perluasan robekkan perineum

89
f. Perdarahan post partum

g. Rupture uteri

h. Atonia uteri

i. Retensio placenta

j. Pada janin :

1) Hipoksia janin

2) Gawat janin

3) Kaput sucsedaneum (Wiknjosastro, 2015)

c. Konsep dasar Nifas

a. Definisi

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang

di mulai segera setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali

seperti keadaan sebelum hamil. Lama masa nifas

ini yaitu 6 – 8 minggu (Wiknjosastro, 2015).

90
Masa nifas atau masa puerperium

adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat kandungan kembali seperti

ke keadaan semula yang berlangsung 6 minggu

(Wiknjosastro, 2015).

Nifas dibagi dalam 3 periode:

1) Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu

telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

Dalam agama islam, dianggap telah bersih

dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan

menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya

6-8 minggu.

3) Remote puerperium adalah waktu yang

diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu

persalinan mempunyai komplikasi. Waktu

91
untuk sehat sempurna bisa berminggu-

minggu, bulanan atau tahunan (Wiknjosastro,

2015).

b. Fisiologi Nifas

Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis

menurut Hanifa, (2015) yaitu :

a. Perubahan fisik

Suatu keadaan dimana tubuh ibu kembali ke

keadaan semula, seperti sebelum hamil.

1) Involusi uterus

Proses involusi atau pengerutan uterus

merupakan suatu proses dimana uterus kembali

ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya

60 gram.

Involusi uterus adalah perubahan organ tubuh

yaitu uterus yang berangsur-angsur pulih

92
kembali menjadi ukuran normal sesudah

persalinan. ( Wiknjosastro, 2015)

Tabel 2.2 Tinggi Fundus uteri dan berat uterus


menurut masa involusi

Berat
Involusi Tinggi Fundus Uteri
Uterus
Bayi Setinggi pusat 1000
Lahir 2 jari bawah pusat gram
Uri lahir Pertengahan pusat – 750 gram
1 minggu symphisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas 350 gram
6 minggu symphisis 50 gram
8 minggu Bertambah kecil 30 gram
Sebesar normal
Sumber : Winkjosatro (2015)

2) Pengeluaran lochea

Lochea merupakan eksresi cairan rahim selama

masa nifas. Lochea dibagi menjadi tiga yaitu

lochea rubra yang muncul pada hari pertama

sampai hari ke empat masa post partum.

Lochea serosa berwarna kuning, cairan tidak

93
berdarah lagi yang muncul pada hari kelima

sampai hari ke sembilan masa post partum.

Lochea alba yang warnanya lebih pucat

mengandung leukosit dan selaput lender

serviks serta serabut jaringan yang mati.

Lochea yang ada dalam masa nifas menurut

Wiknjosastro, (2015) yaitu ;

a) lochea rubra ( cruenta ) : terjadi pada hari

pertama dan kedua post partum yang terdiri

atas darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa,

lanugo dan mekonium.

b) lochea sanguinolenta : terjadi pada hari ke 3

– 7 hari post partum yang berwarna merah

kuning berisi darah bercampur lender

94
c) lochea serosa ; terjadi pada hari ke 7 – 14 ,

lochea ini berwarna agak kuning, cairan

tidak berdarah lagi.

d) lochea alba ; terjadi setelah 2 minggu post

partum, lochea ini hanya berupa cairan

putih

3) Laktasi atau pengeluaran air susu ibu

Pengeluaran ASI terjadi karena adanya

rangsangan dari isapan bayi yang dapat

mengeluarkan hormone prolaktin dan

oksitosin.

4) Perubahan system tubuh lainnya

Perubahan system organ lain meliputi

perubahan vagina saluran kencing, system

kardiovaskuler, system hematology dsb.

5) Perubahan psikologi

95
Wanita mengalami banyak perubahan emosi

selama masa nifas, sementara ia menyesuaikan

diri menjadi seorang ibu.( Hanifa, 2015)

Pada masa postpartum terjadi adaptasi

psikososial menurut Rubin terbagi menjadi 3

tahap:

(1) Masa Taking In

Masa ini terjadi 2-3 hari pasca salin, ibu

yang baru ini bersikap pasif dan sangat

tergantung, segala energinya difokuskan

pada kekhawatiran tentang badannya. Dia

akan bercerita tentang persalinan secara

berulang-ulang.

(2) Masa Taking On (masa meniru dan rol

play)

Masa inin terjadi 3-4 hari pasca salin, ibu

menjadi khawatir akan kemampuannya

96
merawat bayi dan menerima

tanggungjawabnya sebagai ibu semakin

besar. Ibu berupaya untuk menguasai

ketrampilan perawatan bayinya.

(3) Masa Letting Go

Masa ini biasanya terjadi bila ibu sudah

pulang dari RS dan melibatkan keluarga.

Ibu mengambil langsung tanggungjawab

dalam merawat bayinya, dia harus

menyesuaikan diri dengan tuntutan

ketergantungannya dan khususnya

interaksi sosial.

c. Tujuan Asuhan

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik

maupun psikologik

97
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif,

mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk

bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang

perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga

berencana, menyusui, pemberian imunisasi

kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.

d. Memberikan pelayanan keluarga berencana

(hanifa, 2015)

d. Program Dan Kebijakan Teknis

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan

untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, dan

untuk mencegah, mendeteksi dan menangani

masalah-masalah yang sering terjadi.

1) Kunjungan Pertama, 6-8 Jam setelah persalinan

bertujuan untuk :

98
1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia

uteri.

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain

perdarahan : rujuk bila perdarahan berlanjut.

3) Memberikan konseling kepada ibu atau salah

satu anggota keluarga bagaimana mencegah

perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

4) Pemberian ASI awal.

5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru

lahir.

6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara

mencegah hipotermia.

7) Jika petugas kesehatan menolong peasalinan,

ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir

untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau

sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil

(Wiknjosastro, 2015).

99
2) Kunjungan kedua 6 hari setelah persalinan

bertujuan untuk :

1) Memastikan Involusi uterus berjalan normal :

uterus berkontraksi, fundus dibawah

umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal,

tidak ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi

atau perdarahan abnormal.

3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,

cairan dan istirahat.

4) Memastikan bayi menyusui dengan baik dan

tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai

asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi

tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

(Wiknjosastro, 2015)

100
3) Kunjungan ketiga, 2 minggu setelah persalinan

bertujuan untuk:

(sama dengan kunjungan 6 hari setelah

persalinan).

4) Kunjungan keempat, 6 minggu setelah persalinan

bertujuan untuk:

1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-

penyulit yang ibu atau bayi alami.

2) Memberikan konseling untuk KB secara dini

(Wiknjosastro, 2015).

d. Penanganan Masa Nifas

a. Kebersihan diri

(1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.

(2) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan

daerah kelamin dengan sabun dan air.

Membersihkan daerah disekitar vulva dulu,

101
dari depan ke belakang, baru kemudian

membersihkan daerah sekitar anus.

(3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut

atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari.

Kain dapat digunakan ulang jika dicuci dengan

baik, dan dikeringkan dibawah matahari atau

disetrika.

(4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan

sabun dan air sebelum dan sesudah

membersihkan daerah kelaminnya.

(5) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau

laserasi, sarankan kepada ibu untuk

menghindari menyentuh daerah luka.

b. Istirahat

1) Anjurkan ibu beristirahat cukup guna

mencegah kelelahan yang berlebihan.

102
2) Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah

tangga biasa perlahan-lahan, serta untuk tidur

siang atau beristirahat selagi bayi tidur.

3) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu

dalam beberapa hal yaitu : mengurangi jumlah

ASI yang diproduksi, memperlambat proses

involusi uterus dan memperbanyak perdarahan,

menyebabkan depresi dan ketidakmampuan

untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

c. Latihan

1) Mobilisasi dini yaitu kebijaksanaan untuk

selekas mungkin membimbing parturient turun

dari tempat tidurnya. Pada persalinan normal

sebaiknya dikerjakan 6 jam.

2) Senam nifas untuk mengembalikan otot-otot

perut dan panggul kembali normal. Otot perut

103
menjadi kuat sehingga mengurangi rasa nyeri

pada punggung.

d. Gizi

Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan 500

kalori tiap hari, Makan dengan diet berimbang

untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin

yang cukup, Minum ± 3 liter/hari, zat besi

diminum ± 40 hari pasca persalinan, minum

kapsul vit A (200.000 unit) agar bisa memberikan

vitamin A kepada bayinya melalui ASI.

(Wiknjosastro, 2015)

e. Perawatan payudara

1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering.

2) Menggunakan BH yang menyokong payudara.

3) Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum

atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu

setiap kali selesai menyusui.

104
4) Apabila lecet sampai berat dapat diistirahatkan

selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan

diminumkan dengan menggunakan sendok.

5) Untuk menghilangkan nyeri minum

parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.

6) Apabila payudara bengkak akibat

pembendungan ASI, lakukan : pengompresan

payudara dengan menggunakan kain basah

hangat selama 5 menit, urut payudara dari arah

pangkal menuju puting dengan arah “Z”,

keluarkan ASI sebagian dari bagian depan

payudara sehingga puting susu menjadi lunak.

f. Hubungan perkawinan (seksual)

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami

istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat

memasukkan satu atau dua jarinya kedalam

vagina tanpa rasa nyeri.

105
g. Keluarga Berencana

1) Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-

kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali.

2) Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur

(ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya

selama meneteki. Oleh karena itu metode

amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid

pertama kembali untuk mencegah terjadinya

kehamilan baru.

3) Sebelum menggunakan KB, sebaiknya

dijelaskan terlebih dahulu bagaimana metode

ini dapat mencegah kehamilan dan

efektifitasnya,keuntungan, kekurangan, efek

samping, bagaimana menggunakannya, kapan

metode itu dapat mulai digunakan untuk

wanita pascasalin yang menyusui

(winkjosastro, 2015).

106
e. Komplikasi Masa Nifas

1) Infeksi Nifas

Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada

semua alat genetalia pada masa nifas oleh sebab

apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu

badan melebihi 380C tanpa menghitung hari

pertama dan berturut-turut selama 2 (dua) hari

(Manuaba, 2014: 312).

2) Keadaan Abnormal pada Rahim

Menurut Manuaba (2014) keadaan abnormal pada

rahim yaitu:

1) Subinvolusi uteri

2) Flegmasia alba dolens

3) Masalah dalam Laktasi

1) Payudara Bengkak (Engorgement)

2) Kelainan putting susu

107
3) Putting susu nyeri (Sore Nipple) dan Lecet

(Crecked Nipple)

4) Saluran Air susu tersumbat (Obstructive Duct)

5) Mastitis

6) Abses Payudara

7) Air susu ibu kurang

d. Konsep Dasar Neonatus

1). Pengertian

Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai

dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus

adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan 1

bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia

0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari.

(Wafi Nur Muslihatun,2010)

108
Menurut Depkes RI bayi baru lahir normal adalah

bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu

sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai

4000 gram.

2). Manifetasi Klinis Neonatus Normal

Menurut Sarwono Prawiroharjo tahun 2002 :

(a). Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira

180/menit yang kemudian turun sampai 140/menit-

120/menit pada waktu bayi berumur 30 menit

(b). Pernafasan cepat pada menit-menit pertama (kir-

kira 80/menit) disertai dengan pernafasan cuping

hidung, retraksi suprastenal dan intercostals, serta

rintihan hanya berlangsung 10 sampai 15 menit.

(c). Nilai apgar 7-10.

(d). Berat badan 2500-4000 gram.

109
(e). Panjang Badan lahir 48-52 cm.

(f). Lingkar kepala 33-35 cm.

(g). Lingkar Dada 30-38 cm

(h). Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan

baik

(i). Reflek moro sudah baik, apabila dikagetkan akan

memperlihatkan gerakan memeluk.

(j). Grasping reflek sudah baik, apabila diletakkan suatu

benda diatas telapak tangan, bayi akan menggenggam.

(k). Genetalia : labia mayora seudah menutupi labia

minora (pada perempuan)

(l). Testis sudah turun di skrotum (pada laki-laki)

(m). Eliminasi : baik urin, mekonium berwarna coklat

kehijauan

110
e. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir (BBL)

a. Definisi

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari

kehamilan yang aterm (37 – 42 minggu) dengan

berat badan lahir 2500 – 4000 gram.

(Wiknjosastro, 2015)

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang

lahir dalam presentasi belakang kepala melalui

vagina tanpa melalui alat, pada usia kehamilan

genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu,

dengan berat badan 2500 – 4000 gram, nilai

Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan. (Yulianti,

2013)

b. Ciri - ciri bayi normal

1) Berat badan 2500 – 4000 gram

2) Panjang badan > 45 cm

111
3) Lingkar dada 30 – 38 cm

4) Lingkar Kepala 33 – 35 cm

5) Bunyi jantung pada menit pertama kira-kira

180 x/m, kemudian menurun sampai 120 –

140 x/m.

6) Pernafasan pasda menit pertama 80 x/m

kemudian menurun 40 x/m

7) Kulit kemerahan dan licin karena jaringan sub

kutan cukup terbentuk dan dilapisi vernix

caseosa

8) Rambut lanugo tidak terlihat,rambut dan

kepala telah sempurna.

9) Kuku agak panjang dan lemas

10) Genetalia: labia mayora telah menutupi

labia minora ( pada perempuan ) Testis sudah

turun ( pada laki-laki ).

112
11) Reflek isap dan menelan sudah terbentuk

dengan baik

12) Refleks moro sudah baik

13) Graff refleks sudah baik

14) Eliminasi baik,urine dan mekonium akan

keluar dalam 24 jam pertama.mekonium

berwarna hitam kecoklatan .

15) Hepar : fungsi belum sempurna

16) Kelenjar endokrin : Hormon Ibu kadang

masih berpengaruh

17) Kekebalan : respon imunologik masih

imatur,sehingga daya tahan tubuh masih

lemah

18) Hari pertama kadang – kadang ekstremitas

cyanosis

19) Hari kedua dan ketiga ikterus positif ,

menghilang pada hari ketujuh sampai sepuluh

113
20) Apgar score 7 – 10

c. Penanganan Bayi Baru Lahir

Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah

lahir adalah:

1) Membersihkan jalan nafas

Bayi normal akan menangis spontan segera

setelah lahir, apabila bayi tidak langsung

menangis segeralah membersihkan jalan

nafas.

2) Memotong dan merawat tali pusat

Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah

plasenta lahir tidak begitu menentukan dan

tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali

pada bayi kurang bulan.

3) Mempertahankan suhu tubuh bayi

Pada waktu bayi lahir, bayi belum mampu

mengatur suhu badannya dan membutuhkan

114
pengaturan dari luar untuk membuatnya

tetap hangat, bayi baru lahir harus

dibungkus hangat

4) Pencegahan infeksi

Cara pencegahan infeksi pada bayi yaitu

dengan cara mencegah terjadinya

perdarahan pada bayi dengan memberikan

vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg

diberikan secara IM (intra muscular). Dan

diberikan obat tetes mata atau salep mata.

Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir.

4) Penatalaksanaan awal

Penatalaksanan awal dimulai sejak proses

persalinan hingga kelahiran bayi, dikenal sebagai

asuhan essensial neonatal yang meliputi :

a. Persalinan bersih dan aman.

115
Melaksanakan persalinan selalu menerapkan

upaya pencegahan infeksi dan ditatalaksana

sesuai dengan ketentuan atau indikasi yang tepat.

b. Memulai Pernafasan Spontan

Segera lakukan penilaian awal 0 – 30 detik.

Nilai kondisi bayi baru lahir secara cepat

dengan mempertimbangkan atau menanyakan

5 pertanyaaan sebagai berikut :

1) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur

mekonium ?

2) Apakah bayi bernafas spontan ?

3) Apakah kulit bayi berwarna kemerahan?

4) Apakah tonus / kekuatan otot bayi cukup ?

5) Apakah ini kehamilan cukup bulan ?

6) Stabilisasi temperatur tubuh bayi / menjaga

agar bayi tetaphangat.

116
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur

temperature tubuhnya secara memadai, dan dapat

dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas

tidak dapat dicegah. Bayi yang kehilangan panas

(hipotermia) beresiko tinggi jatuh sakit atau

meninggal.

5) ASI dini dan eksklusif

Anjurkan ibu memberikan ASI dalam waktu 30

menit setelah bayi lahir dan berikan ASI saja

selama 6 bulan pertama.

6) Pencegahan Infeksi.

Tetes mata profilaksis (larutan perak nitrat 1 %)

atau salep antibiotik (tetrasiklin 1 % atau

eritromisin 0,5 %) harus diberikan dalam waktu 1

jam pertama setelah bayi lahir. Upaya profilaksis

untuk gangguan pada mata tidak akan efektif jika

117
tidak diberikan dalam waktu satu jam pertama

kehidupan. (Manuaba, 2014)

7) Pemberian Imunisasi

Rekomendasi jadwal imunisai PPI (program

pengembangan imunisasi) (Mikrobiologi dan

parasitologi, 2013) :

a) Hepatitis B 0 ( uniject) 0 – 7 hari dan polio 1,

b) BCG pada 1 bulan.

c) Hb I dan DPT 1 ( combo 1 ) pada 2 bulan

dan polio 2,

d) Hb 2 dan DPT 2 ( combo 2 ) pada 3 bulan

dan polio 3

e) Hb 3 dan DPT 3 ( combo 3 ) pada 4 bulan

dan polio 4

f) Campak 9 bulan.

g) Memberi vitamin K

118
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin

K pada BBL dilaporkan cukup tinggi, berkisar

0,25 – 0,5 %. Untuk mencegah terjadinya

perdarahan tersebut, semua bayi lahir normal dan

cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral dengan

dosis 1 mg / hari selama 3 hari, sedangkan bayi

resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan

dosisi 0,5-1 mg I.M.(Sarwono, 2013 : 135)

h. Perawatan tali pusat

Selama tali pusat belum lepas, perlu dilakukan

perawatan secara cermat agar tidak terjadi infeksi.

Beberapa cara merawat tali pusat, diantaranya:

a) Usahakan setiap kali akan dan setelah merawat

tali pusat harus mencuci tangan terlebih dahulu.

119
b) Jaga kebersihan tali pusat dan sekitarnya, dan

diupayakan tali pusat selalu dalam keadaan

kering.

c) Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.

d) Supaya tali pusat lebih cepat lepas, tali pusat

tidak di tutup oleh kasa steril ataupun oleh kasa

alkohol atau kasa betadine sehingga mendapat

udara cukup biarkan kering dengan sendirinya.

e) Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak

terlalu dingin.

f) Kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang

longgar.

g) Membersihkan tali pusat minimal 1–2 kali

sehari.

i. Penilaian Untuk Tanda-tanda Kegawatan

120
Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-

tanda kegawatan atau kelainan yang menunjukan

suatu penyakit.

1) Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila

mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda

sebagai berikiut:

1) Sesak napas

2) Frekwensi pernafasan 60 kali/menit

3) Gerak retraksi di dada

4) Malas minum

5) Panas atau suhu tubuh badan bayi rendah

6) Kurang aktif

7) Berat lahir rendah (1500-2500 gr) dengan

kesulitan minum

2) Adapun tanda bayi sakit berat yaitu sebagai

berikut:

121
1) Sulit minum

2) Sianosis sentral (lidah Biru)

3) Perut kembung

4) Periode apneu

5) Kejang

6) Merintih

7) Perdarahan

8) Sangat kuning

9) Berat badan lahir < 1500 gr

j. Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir :

1) Suhu badan bayi dan suhu lingkungan

2) Tanda-tanda vital

3) Berat badan

4) Mandi dan perawatan kulit

5) Pakaian

6) Perawatan tali pusat

k. Rawat Gabung ( rooming – in )

122
Adalah suatu system perawatan dimana bayi serta

ibu dirawat dalam satu ruang , dalam pelaksanaanya

bayi harus selalu berada disamping ibu sejak segera

setelah dilahirkan sampai pulang.

Tujuan rawat gabung :

a. Bantuan emosional

b. Penggunaan air susu ibu

c. Pencegahan infeksi

d. Pendidikan kesehatan

f. Konsep Dasar Keluarga Berencana

a. Pengertian

Keluarga berencana adalah suatu usaha yang

mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian

rupa sehingga ibu maupun bayinya dan bagi ayah

serta keluarganya atau masyarakat yang

bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian

123
sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut

(Irianto, 2014).

Keluarga berencana adalah usaha untuk

mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan.

Agar dapat mencapai hal tersebut, maka dibuatlah

beberapa cara atau alternatif untuk mencegah

ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut

kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan

perencanaan keluarga. (Sulistyawati, 2013).

Menurut Undang-undang RI No.10 tahun

1992 Program KB Nasional diartikan sebagai

upaya peningkatan kependudukan, peran

masyarakat melalui pengendalian kelahiran,

pembinaan, ketahanan keluarga dan peningkatan

kesejahteraan keluarga dalam rangka

melembagakan dan membudayakan Norma

124
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)

(Yuhedi T L & Kurniawati T. 2015).

b. Tujuan Program KB

a) Tujuan Umum

Tujuan umumnya adalah membentuk

keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial

ekonomi suatu keluarga, dengan cara


6
pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu

keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain

meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan

usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan

kesejahteraan keluarga (Sulistyawati, 2013).

Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak

dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma

Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang

menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang

125
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran

sekaligus menjamin terkendalinya

pertambahan penduduk (Irianto, 2014).

b) Tujuan Khusus

a) Meningkatkan jumlah penduduk untuk

menggunakan alat kontrasepsi.

b) Menurunnya jumlah angka kelahiran

bayi.

c) Meningkatnya kesehatan keluarga

berencana dengan cara penjarangan

kelahiran (Irianto, 2014).

c. Sasaran Program KB

Untuk mencapai tujuan program KB, maka

penggarapan program nasional Keluarga Berencana

diarahkan pada 2 bentuk sasaran yaitu :

a) Sasaran langsung, yaitu : Pasangan Usia Subur

(PUS), agar mereka menjadi peserta KB lestari

126
sehingga memberikan efek langsung pada

penurunan fertilitas.

b) Sasaran tidak langsung, yaitu : Organisasi-

organisasi dan lembaga-lembaga kemasyarakatan,

instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh

masyarakat (wanita dan pemuda) yang diharapkan

dapat memberikan dukungan terhadap proses

pembentukan sistem nilai dikalangan masyarakat

yang dapat mendukung usaha pelembagaan

Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera

(Sibagariang, 2014).

l. Kebijaksanaan Program Keluarga Berencana

(KB)

Pola dasar kebijaksanaan program Keluarga

Berencana (KB) saat ini adalah :

a. Menunda perkawinan dan kehamilan sekurang-

kurangnya sampai berusia 20 tahun.

127
b. Menjarangkan kelahiran dengan berpedoman pada

catur warga, yaitu keluarga yang terdiri dari Ayah,

Ibu dan 2 orang anak.

c. Hendaknya besarnya keluarga dicapai selama

dalam usia reproduksi sehat, yaitu sewaktu ibu

berusia 20-30 tahun.

d. Mengakhiri kesuburan pada usia 30-35 tahun

(Sibagariang, 2014).

1. Macam – Macam Kontrasepsi

a. Metode Sederhana

1) Tanpa Alat

a) Metode kalender (Ogino – nkaus)

b) Metode suhu basal (Termal)

c) Metode lendir serviks (Billffigs)

d) Metode simpototermal

e) Metode senggama terputus (Coitus

interuptus)

128
f) Metode amenorea laktasi adalah kontrasepsi

yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu

(ASI).

2) Dengan Alat

a) Metode Barier

(1) Kondom digunakan pria untuk

mencegah sperma membuahi telur.

(2) Diafragma/Cervikal cup menutupi uterus

sehingga mencegah sperma memasuki uterus.

b) Kimiawi

(1) Spermisida

(2) Vaginal cream Aerosol (tablet busa)

(3) Tablet vagina atau suppositoria

(4) Vaginal foam (Manuaba, 2014).

b) Metode Efektif/Modern

Metode hormonal :

1) Pil KB

129
Pil KB adalah obat kontrasepsi yang diminum setiap hari

selama 21 atau 28 hari. Pil KB ada dua macam, yaitu : Pil

KB yang mengandung hormon progesteron dan Pil KB

yang mengandung hormon estrogen dan progesteron

(kombinasi). Pil adalah tablet mencegah kehamilan yang

diminum 1 tablet tiap hari dari rangkaian 20, 21, 22, atau

28 tablet.

Jenis Pil KB : Pil kombinasi dan Mini pil.

2) Suntikan KB

Suntikan yaitu obat KB yang disuntikkan 1 bulan sekali

atau 3 bulan sekali. Untuk yang 1 bulan sekali berisi

Estrogen dan Progesteron, dan yang 3 bulan sekali berisi

Progesteron saja. Untuk wanita yang menyusui sebaiknya

tidak menggunakan yang 1 bulan karena akan

mempengaruhi produksi ASI.

Jenis suntikan KB :

130
a) Golongan progestin, misalnya Depoprovera 150 mg isi

1 cc, Depo progestin 150 mg isi 3 cc (disuntikkan tiap 3

bulan).

b) Golongan progestin dengan campuran estrogen

propionat. Misalnya cyclofem (disuntikkan tiap 1 bulan)

(Irianto, 2014).

3) KB Susuk/Implan

Kontrasepsi yang ditempatkan dibawah kulit lengan

dan mengeluarkan hormon yang mencegah pelepasan

ovum.

Jenis KB implan :

a) Norplant

Terdiri atas enam batang silastik lembut berongga

dengan panjang 34 mm dengan diameter 2,4 mm yang

diisi dengan 36 mg levonorgestrel. Lama kerjanya lima

tahun.

b) Implanon

131
Terdiri atas satu batang putih lentur dengan panjang

kira– kira 40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi

dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya

tiga tahun.

c) Jadena dan Indoplant

Terdiri atas dua batang yang berisi 75 mg

levonorgestrel dengan lama kerja tiga tahun

(Sulistyawati, 2013).

4) KB IUD/AKDR (kontrasepsi mekanis)

IUD (Intra Uterine Device) atau AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah alat kontrasepsi

yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, terbuat dari

plastik fleksibel. Beberapa jenis IUD dililit tembaga

atau tembaga bercampur perak, bahkan ada yang

disisipi hormon progesteron. IUD yang bertembaga

dapat dipakai selama 10 tahun (Irianto, 2014).

Jenis KB IUD :

132
a) Lippes Loop

b) Copper T atau Copper Seven

c) Multiload atau medusa (Medforth, Battersby, Evans,

Marsh, Walker, 2014).

5) Metode Kontrasepsi Mantap

Strerilisasi, atau dikenal dengan Keluarga Berencana

(KB) mantap, yaitu secara vasektomi dan tubektomi.

Vasektomi adalah mengikat atau memutuskan saluran

sperma(vas deferens), sedangkan tubektomi adalah

mengikat atau memutuskan tuba fallopi (Manuaba,

2014).

2. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan

a.Definisi

Menurut Varney dan Saminen (2014) manajemen

kebidanan adalah suatu metode atau pendekatan pemecahan

masalah yang di gunakan oleh bidan dalam pemberian

pelayanan asuhan kebidanan dengan menggunakan teknik

133
observasi, wawancara, dan pemeriksaan, sedangkan menurut

Muslihatun dkk (2014) manajemen kebidanan adalah

pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan

metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari

pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

b. Tujuan

Memberikan asuhan kebidanan yang adekuat,

komprehensif dan terstandar pada ibu intranatal dengan

memperhatikan riwayat ibu selama kehamilan, kebutuhan dan

respon ibu serta mengantisipasi resiko-resiko yang terjadi

selama proses persalinan (Saminem 2014) sedangkan

menurut Muslihatu dkk (2014) agar pelayanan kebidanan

yang di berikan dapat diberikan secara komprehensif dan

aman dapat tercapai.

b. Proses Manajemen Kebidanan

134
Proses manajemen asuhan kebidanan terdiri dari tujuh

tahap yang berurutan secara periodic di saring ulang, mulai

dengan pengumpulan data dan berakhir dengan evaluasi

(Saminem, 2014) Ketujuh tahap tersebut adalah sebagai

berikut :

Langkah I : Pengumpulan Data

Pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang

diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap.

Data yang di kumpulkan berupa :

a. Data Subjektif meliputi

1) Biodata ibu dan suami

2) Data Biologis / Fisiologis meliputi : Keluhan utama,

Riwayat

keluhan utama, riwayat reproduksi, riwayat obstetri, riwayat

ginekologi, riwayat keluarga berencana, riwayat kesehatan

lalu, riwayat penyakit keluarga, keadaan psikologis, latar

135
belakang sosial budaya, keadaan sosial budaya, keadaan

sosial ekonomi, kegiataan keagamaan, Masalah – masalah

kehamilan sekarang, tempat pemeriksaan umum.

3)Pola Kegiatan sehari- hari

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

2) Pemeriksaan Fisik

3) Pemeriksaan Obstetri

Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini di lakukan identifikasi terhadap masalah

atau diagnosa berdasarkan intreprestasi yang benar atas data-

data yang telah di kumpulkan. Dirumuskan diagnose yang

spesifik, masalah psikososial berkaitan dengan hal-hal yang

sedang dialami wanita tersebut. Diagnosa kebidanan adalah

diagnosa yang di tegakkan bidan dalam lingkup kebidanan

dan memenuhi “ standar nomenklatur ( tata nama) “

136
diagnosa kebidanan. Contoh diagnosa kebidanan :Ibu umur

23 tahun, G I P II A0, usia kehamilan 39 minggu dengan

anemia.

Langkah III : Identifikasi Diagnosa Dan Masalah

Potensial

Pada langkah ini bidan mengindetivikasi masalah atau

diagnose potensial berdasarkan diagnose atau masalah yang

sudah terindentifikasi. Langkah ini penting untuk

mengantisipasi masalah potensial agar tidak terjadi kalau di

mungkinkan dan bersiap-siap menghadapi bila diagnosa

potensial ini benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali

dalam melakukan asuhan yang aman.

Contohnya :

a. Potensial terjadi perdarahan

b .Potensial terjadinya hiper emesis berat (dehidrasi)

137
c .Potensial terjadi gangguan pertumbuhan janin

Langkah IV : Menentukan Kebutuhan Tindakan Segera

Pada langkah ini dilakukan penetapan kebutuhan terhadap

tindakan segera baik oleh bidan maupun oleh dokter atau

untuk melakukan konsultasi, kolaborasi berdasarkan kondisi

pasien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari

proses manajemen kebidanan. Menggambarkan sifat

manjemen secara terus menerus, tidak hanya pemberian

pelayanan dasar pada kunjungan antenatal secara priodik

tetapi juga pada saat bidan berada bersama klien misalnya

pada saat persalinan. Contohnya :

a. Mandiri : Memberikan pendidikan tentang cara mengatasi

mengatasi mual, muntah yang berlebihan.

b. Kolaborasi : Dengan dokter untuk pemberian terapi.

Langkah V : Rencana Asuhan Menyeluruh

138
Pada langkah ini di rencanakan asuhan menyeluruh yang

di tentukan oleh hasil kajian pada langkah sebelumnya.

Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap

diagnosa atau masalah yang telah terindetivikasi atau di

antisipasi. Pada langkah ini informasi atau data yang kurang

lengkap dapat di lengkapi. Rencana asuhan menyeluruh tidak

hanya meliputi yang sudah terindetifikasi atau tiap masalah

yang berkaitan, tetapi juga kerangka pedoman. Antisipasi

terhadap wanita tersebut seperti apa yang akan terjadi

selanjutnya. Apakah dia membutuhkan penyuluhan,

konseling atau rujukan bila ada masalah yang berkaitan

dengan aspek social – cultural, ekonomi atau psikologi.

Contohnya :

a. Jelaskan keadaan yang dialami ibu, berhubungan dengan

keluhan yang ibu rasakan

b. Beri penjelasan pada ibu untuk menghindari makanan

yang

139
c. merangsang mual dan muntah dan berikan alternatif

makanan

pengganti.

5) Beri penyuluhan tentang manfaat pemeriksaan

kehamilan

6) Beritahu tanda-tanda bahaya selama kehamilan.

Langkah VI : Pelaksanaan Rencana Asuhan

Melaksanakan asuhan menyeluruh yang telah

direncanakan pelaksanaan asuhan ini sebahagian

dilaksanakan oleh bidan, sebagian oleh klien sendiri atau oleh

petugas kesehatan yang lain. Walaupun bidan tidak

melaksanakan seluruh asuhan sendiri, tetapi dia tetap

memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan

pelaksanaannya. Bila perlu berkolaborasi dengan dokter,

manajemen yang efesien berhubungan dengan waktu, biaya,

140
serta masa asuhan.Kaji mulailah apakah semua rencana telah

dilaksanakan.

Contohnya :

a. Menjelaskan kepada ibu bahwa keadaan yang

dialaminya sekarang, yaitu Kehamilannya merupakan hal

yang fisiologi, dan akan menghilang dengan sendirinya

sesuai bertambahnya usia kehamilan.

b. Memberi penjelasan pada ibu untuk mengurangi

makan makanan yang merangsang mual dan muntah seperti

makanan yang pedas, berminyak dan bersantan.

c. Memberi penyuluhan ;pada ibu untuk melakukan

pemeriksaan kehamilan dasar secara teratur sangatlah

penting, agar ibu dapat mengetahui keadaan bayi dalam

kandungan dan keadaan ibu sendiri.

d. Memberitahu kepada ibu tanda-tanda bahaya selama

kehamilan yaitu : Mual dan muntah yang berlebihan, keluar

darah dari jalan lahir.

141
Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dievaluasi keefesienan asuhan yang

diberikan, apakah telah memenuhi asuhan yang telah

teridentifikasi dalam diagnose maupun masalah. Pelaksanaan

rencana asuhan tersebut dapat dianggap efektif bilamana

memang benar-benar efektif. Ada kemungkinan bahwa

sebagian rencana tersebut terlaksana dengan efektif dan

mungkin sebagian belumefektif. Dalam hal ini mengulang

kembali dari awal setiap asuhan yang belum efektif. Melalui

proses manajemen untuk mengindentifikasi mengapa proses

tersebut tidak efektif serta melakukan penyesuaian dan

modifikasi apabila memang diperlukan. Langkah-langkah

proses manajemen umumnya merupakan pengkajian yang

menjelaskan proses berfikir yang mempengaruhi tindakan

serta berorientasi pada proses klinis, karenaproses

manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi klinik.

Manajemen kebidanan (7) langkah ini dapat diaplikasikan /

142
diterapkan dalam situasi untuk mendokumentasikan /

pencatatan asuhan dapat di terapkan dalam bentuk “ SOAP”,

yang merupakan salah satu metode dokumentasi yang ada.

SOAP merupakan singkatan dari ;

S = Subjektif

Menggambarkan hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesa.

O = Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil

pemeriksaan fisik, laboratorium, tes diagnostik dan

dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment.

A = Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa

dan interprestasi data subjektif (langkah II, III, dan IV).

P = Planning

143
Menggambarkan pendokumentasian dari rencana

dan evaluasi assesment (langkah IV, V dan VI). ( Muslihatun,

dkk, 2014)

B. Standar Asuhan Kebidanan

1. Pengertian

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses

pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh

bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya

berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian,

perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan,

perencanaan, implementasi evaluasi dan pencatatan asuhan

kebidanan.

STANDAR I : Pengkajian

a. Pernyataan Standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat,

relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan

dengan kondisi klien.

144
b. Kriteria Pengkajian

1). Data tepat, akurat dan lengkap

2). Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa :

Biodata, keluhan utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan

dan latar belakang sosial budaya

STANDAR II. Perumusan Diagnosa dan atau masalah

kebidanan

a. Pernyataan Standar

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada

pengkajian, menginterprestasikannya secara akurat dan logis

untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang

tepat

b. kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah

1). Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

2). Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

3). Dapat diselesaikn dengan asuhan kebidanan secara

mandiri, kolaborasi dan rujukan

145
STANDAR III. : Perencanaan

a. Pernyataan standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan

diagnosa dan masalah yang ditegakkan.

b. Kriteria Perencanaan

1). Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah

dan kondisi klien, tindakan antisipasi dan asuhan secara

komprehensif

2). Melibatkan klien

3). Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien

4). Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan

kebutuhan klien berdasarkan evidence based dan memastikan

bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien

STANDAR IV : Implementasi

a. Pernyataan Standar

146
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif. Efektif efisien dan aman berdasrkan evidence

based kepada klien dalam bentuk upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan

b. Kriteria

1). Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-

psiko-sosial-spiritual-kultural

2). Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan

dari klien atau keluarganya

3).Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence

based

4). Melibatkan klien dalam setiap tindakan

5). Menjaga privacy klien

6). Melaksankan prinsip pencegahan

STANDAR V : Evaluasi

147
a. Pernyataan Standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan

berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan sesuai dengan perubahan

perkembangan kondisi klien.

b. Kriteria Evaluasi

1). Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan

asuhan sesuai kondisi klien

2). Hasil evaluasi segera dicatat dan didokumentasikan pada

klien

3). Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar

4). Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien

STANDAR VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

a. Pernyataan standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap akurat, singkat,

dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan

dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan

148
b. Kriteria Pencatatan asuhan kebidanan

1). Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan

pada formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/status pasien

KIA)

2). Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

3). S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa

4). O adalah data objektif mencatat hasil pemeriksaan

5). A adalah data hasil analisa, mencatat diagnosa dan

masalah kebidanan

6). P adalah penatalaksanaan mencatat seluruh perencanaan

dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipasi, tindakan segera, tindakan secara komprehensif :

penyuluhan, dukungan, kolaborasi evaluasi/ follow up dan

rujukan.

C. KEWENANGAN BIDAN

Kewenangan bidan merupakan aspek hukum dan

perundangan yang mengatur tugas pokok dan kompetensi

149
bidan yang berkaitan dengan kasus yang dipilih. Kewenangan

bidan berdasarkan peraturan yang berkaitan dan berlaku serta

yang utama mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia nomor 1464/MENKES/PER/X/2010

tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Adapun

dikemudian hari ada perubahan atau penambahan peraturan,

maka harus dilakukan penyesuaian. Pasal yang perlu

dicantumkan dalam sub bab ini meliputi pasal-pasal yang

berkaitan dengan penyelenggaraan praktik bidan, yang

tertuang dalam Pasal 9 : Bidan dalam menjalankan praktik,

berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi :

a). Pelayanan kesehatan ibu

b). Pelayanan kesehatan anak

c). Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana

Pasal 10 : Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud

dalam pasal 9 huruf a diberikan pada masa pra hamil,

150
kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan

masa antara dua kehamilan

Pasal 11 : Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud

dalam pasal 9 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi,

anak balita, dan anak pra sekolah

Pasal 12 : Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan

reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana

dimaksud dalam pasal 9 huruf c, berwenang untuk :

a). Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan

reproduksi perempuan dan keluarga berencana dan

b). Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

Pasal 13 : Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam

pasal 10, pasal 11,dan pasal 12 Bidan yang menjalankan

program Pemerintah berwenang melakukan pelayanan

kesehatan

Pasal 14 : (1)Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah

yang tidak memiliki dokter, dapat melakukan pelayanan

151
kesehatan diluar kewenanga sebagaimanaa dimaksud dalam

pasal 9.

(2) Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) adalah kecamatan atau

kelurahan/desa yang ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan

kabupaten/kota

(3) Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

terlah terdapat dokter, kewenangan bidan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku.

152
D. KERANGKA TEORI

1. Pengkajian
2. Perumasan Diagnosa dan atau Masalah
Kebidanan
3. Perencanaan sesuai dengan teori
Implementasi
4. Evaluasi 1. Kesehatan
Ibu
Hamil 5. Laporan Pelaksanaan Asuhan Ibu
28-30 Kebidanan 2. Kesehatan
Minggu Janin

1. Pengkajian
Ibu 2. Perumusan Diagnosa dan 1. Kesehatan
Bersalin atau Masalah Kebidanan Ibu
dan 3. Perencanaan Sesuai 2. Kesehatan
BBL dengan teori Bayi Baru
Lahir

1. Pengkajian
2. Perumusan Diagnosa
dan/atau Masalah
Kebidanan
3. Perencanaan sesuai 1. Kesehatan Ibu
dengan teori 2. Kesehatan Bayi
Ibu Nifas 4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Laporan Pelaksanaan
Asuhan Kebidanan

Gambar 2.1 Kerangka Teori

153
E. KERANGKA KONSEP

Input Proses Output

1. Pengkajian
2. BAB III
Perumusan Diagnosa
1.
2.
Kesehatan Ibu
Kesehatan
dan/atau Masalah
Janin
Ibu Kebidanan
Hamil 3. Perencanaan sesuai
dengan teori
4. Implementasi
5. Laporan Pelaksanaan
Asuhan Kebidanan

1. Pengkajian
2. Perumusan Diagnosa 1. Kesehatan
Ibu
dan/atau Masalah Ibu
Bersalin
Kebidanan 2. Kesehatan
dan BBL
3. Perencanaan sesuai Bayi baru
dengan teori Lahir
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Laporan Pelaksanaa

1. Pengkajian
Ibu 2. Perumusan Diagnosa
Nifas dan/atau Masalah 1. Kesehatan
Kebidanan Ibu
3. Perencanaan Sesuai 2. Kesehatan
dengan Teori Bayi
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Laporan Pelaksanaa

Gambar 2.2 kerangka Konsep

154
BAB. III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny. Ns G3

P3 A0

UMUR 39 TAHUN,HAMIL 40 MINGGU PADA IBU

HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEUNATUS DAN KB

DI PUSKESMAS KOYA BARAT

Tanggal Pengkajian : 1 April 2019


Jam : 10.00 WIT
Tempat Pengkajian : Puskesmas Koya barat
Nama Mahasiswa : katilah
NIM : PO.71154712018065

LANGKAH I : PENGKAJIAN DATA


A. Data Subyektif
1. Identitasa
a. Identitas pasien
Nama ibu : Enung sumarni
Umur : 39 th
Suku/Bangsa : sunda/ indonesia

155
Agama : Islam
Pendidikan :SMP
Pekerjaan :IRT
Alamat : Jl. Rambutan II
b. Identitas penanggung jawab/ suami
Nama suami :Tn.Nanai suryana
Umur :43 th
Suku/Bangsa :sunda/ indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : sopir

2. Kunjungan ke :8
3. Alasan Kunjungan : Memeriksakan kehamilan
4. Keluhan Utam : pinggang sakit
5. Riwayat keluhan utama : Mual/ muntah

6. Riwayat Perkawinan
a) Nikah ke : pertama
b) Umur ibu saat menikah : 19 tahun
c) Umur suami saat menikah : 19 tahun

156
d) Lama menikah : 15 th
7. Riwayat Menstruasi
a) Menarche : Ya
b) Siklus : 28 hari
c) lama : 5-7 hari
d) Banyaknya darah : 2x ganti softex
e) Bau : Amis
f) Warna : merah
g) Konsistensi : cair
h) Keluhan : Nyeri
i) Flour Albus : Tidak ada
j) Gangguan Haid : Tidak ada

157
B. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
N Keham Persalinan Anak Nif KB
O ilan as
Ha U Jeni Pen Pe BB/P Usi J Lama
mil K s ny B a / Menyu
Ke Lahir Hid K sui
up
1 I 3 Nor Bida T 3500/ 15 L 2 Thn 40 Sunt
9 ml n dk 49 Th har ik 3
i bula
n
2 II 3 Nor Bida T 3200/ 10 L 2 40 Sunt
9 ml n dk 49 th tahun har ik 3
i Bula
n
3 III 3 Nor Bida T 2800/ 5 th P 1 40 Sunt
9 ml n dk 49 Tahun har ik
ad i 3
a bula
n
4 Ha
mil

158
Ini

B. Riwayat kehamilan sekarang


1. Hamil yang keberapa : GI P0 A0
2. HPHT : 14-07-2018
3. HPL ( tafsiran lahir ) : 22- 4- 2019
4. Umur kehamilan : 38 minggu
a) ANC ke : 39
b) Trisemester I : 2x
c) Trisemester II : 3x
d) Trisemeter III : 3x
5. Gerakan janina pertama dirasakan sejak bulan: 16
minggu
Ibu merasakan pergerakan janina sejak kehamilan 16
minggu, gerakan janin sekarang sangat kuat.
6. Keluhan selama hamil
1) Trimester I : tidak ada
2) Trimester II : tidak ada
3) Trimester III : tidak ada
7. Imuniasi TT :16- 12-2018
8. Therapy/ obat-obatan :
9. Penyuluhan/ nasehat :

159
10. Rencana persalian
a) Dibantu oleh : bidan
b) Dana persalinan : kelurga
c) Kendaraan oleh : kelurga
d) Metode KB setelah : kb jk 3 kali
e) Sumbangan darah : keluraga
1. Riwayat KB
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
1) Jantung : Tdk Ada
2) Asma : Tdk Ada
3) Hipertensi : Tdk Ada
4) Hepatitis : Tdk Ada
5) Tubercolosis : Tdk Ada
6) Ginjal : Tdk Ada
7) Diabetes militus : Tdk Ada
8) Malaria : Tdk Ada
9) HIV/AIDS : Tdk Ada
b. Kesehatan sekarang
1) Jantung : Tdk Ada
2) Asma : Tdk Ada
3) Hipertensi : Tdk Ada

160
4) Hepatitis : Tdk Ada
5) Tubercolosis : Tdk Ada
6) Ginjal : Tdk Ada
7) Diabetes militus : Tdk Ada
8) Malaria : Tdk Ada
9) HIV/AIDS : Tdk Ada

c. Riwayat kesehatan dahulu


1) Jantung : Tdk Ada
2) Asma : Tdk Ada
3) Hipertensi : Tdk Ada
4) Hepatitis : Tdk Ada
5) Tubercolosis : Tdk Ada
6) Ginjal : Tdk Ada
7) Diabetes militus : Tdk Ada
8) HIV/AIDS : Tdk Ada
3. Kembar : Tidak
4. Psikososial Spiritual Kultural
a. Komunikasi : Baik
b. Keadan emosional : Stabil
c. Hubungan dengan suami, anak, keluarga dan
tetangga : Baik

161
d. Tanggapan dan dukungan keluarga terhadap
kehamilan ini: Sangat Senang
e. Pengambilan keputusan dalam keluarga :
Suami
f. Ketaatan beribadah : Taat
g. Latar belakang budaya : Baik
h. Lingkungan yang berpengaruh
1) Tinggal dengan : Suami dan Anak
2) Hewan peliharaan : Ayam, Sapi

162
10.Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari
N
Trimester
Kegiatan Trimester I Trimester I
o III
1 Pola Nutrisi
a) Pola makan Tidak Teratur Tdk Teratur Teratur
b) Nafsu Kurang Kurang Baik
makan 1-2x Sehari 2-3x Sehari 2-3x Sehari
c) Frekuensi Kurang 2-3 Gelas 4-8 Gelas
makan Sehari Sehari
d) Jumlah
minum

2 Pola Eliminasi
BAB : Frekuensi 1x
1x 1-2x
Bau/warna Kuning
KonsistensiGang Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada
guan

1-2x 1-2x 1-2x


BAK : Frekuensi
Amoniak/ker
Bau/warna Amoniak/keru
Gangguan h Amoniak uh
Tdk Ada
Tdk Ada

Pola tidur dan


3 1 Jam 1 jam
istirahat 1 Jam
a) Tidur siang 8 Jam 8 Jam 8 Jam
b) Tidur malam

163
4 Kurang Rutin dapat
Pola aktivitas Kurang
pekerjaan Aktifitas Aktifitas dikerjakan

5 Hygiene 1x
Perorangan 1x
Ya 1x
a) Frekuensi Ya
mandi 1x 1x Ya
b) Pakai
Ya Ya
sabun Ya
c) Frekuns Ya
i sikt gigi Ya
Ya Ya
d) Pakai
shampoo Ya Ya Ya
e) Gunting
kuku
f) Ganti
pakaian
6 Pola seksual
a) Frekuen 1x Seminggu
1-2x 1-2x
si Mual Muntah
b) Keluhan Seminggu Seminggu
Mual Muntah Nyeri
Pusing belakang

164
7 Kebiasaan yang
mempengaruhi
Tdk Pernah Tdk Pernah
a) Merokok Tdk Pernah
b) Obat Tdk Pernah Tdk Pernah Tdk pernah
penenang Tdk Pernah
Tdk Pernah Tdk pernah
c) Minuman
keras
d) Jamu

A. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tinggi Badan : 158 Cm
d. Berat Badan sebelum hamil : 60 Kg
e. Berat Badan sekarang : 65 Kg
f. Kenaikan BB : 5 Kg
g. LILA : 23 Cm
h. Tanda – tanda vital :
Tensi Darah : 110/70
Nadi : 20x/m
Respirasi : 22x/m
Suhu Badan : 37

165
i. Pemeriksaan Fisik
1). Kepala :
Rambut : Hitam Lurus
Kebersihan : Bersih
Benjolan : Tdk Ada

2). Muka :
Oedema : Tdk Ada
Cloasma gravidarum : Ada
3). Mata :
Bentuk : Bulat
Kebersihan : Bersih
Konjungtiva : Merah
Sklera : Putih
Penglihatan : Jelas
Hidung : Mancung
Bentuk : Baik
Secret/cairan : Tdk ada
Polip : Tdk Ada
Nyeri tekan : Tdk Ada

4). Telinga :

166
Bentuk : Bulat sedang
Keadaan telinga luar : Baik
Pendengaran : Baik
Kebersihan : Bersih

5). Mulut dan gigi :


Kebersihan : Bersih
Stomatitis : Tdk Ada
Caries : Ada
Lidah : Kemerahan
Mukosa mulut : Tdk Ada
6). Leher :
Kelenjar tiroid : Tdk Ada
Kelenjar limfe : Tdk Ada
Vena jugularis : Baik
7). Dada :
Bentuk dada : Normal
Irama pernapasan : Baik
Nyeri tekan : Tdk Ada
Penggerakkan dada : Normal
8). Payudara :
Bentuk : Normal
Kebersihan : Bersih

167
Puting susu : Normal
Pengeluaran : Ada, wrn Putih
Nyeri tekan : Tdk Ada
Benjolan : Tdk Ada
Areola mamae : Coklat
9). Abdomen : Normal
Pembesaran : Tdk Ada
Striae Gravidarum : Ada
Luka bekas Oprasi : Ada
Linea : Ada
10). Genetalia
Kebersihan : Bersih
Pengeluaran pervagina : Ada
Varices : Tdk Ada
Oedema : Tdk Ada
Pembesaran kelenjer Bartholini : Tdk Ada
11). Anus
Hemoroid : Tdk Ada
12). Extremitas Atas
Bentuk : Normal
Odema : Tdk
Pergerakan : Normal

168
Keadaan kuku : Normal
13). Extremitas bawah
Bentuk : Normal
Pergerakan : Normal
Varices : Tdk Ada
Oedema : Tdk Ada
Keadaan kuku : Normal
Reflex patella : Baik
Nyeri tekan : Tdk Ada
j .Pemeriksaan Khusus :
1) Palpasi secara Leopold
Leopold I : Teraba tinggi fundus uteri 3 jr
dibwh px (30cm)
Leopold II :Bagian sisi kanan perut ibu
teraba keras(Punggung)
Leopold III :Teraba Keras
Bulat(Kepala)
Leopold IV : Bagian terbawah sudak masuk
PAP
TBJ : 2945gram
2) Auskultasi : Terdengar
DJJ : 134x/m

169
Irama : Teratur
3) Pemeriksaan Penunjang
4) Laboraturium
Gol.Darah :B
Hb : 7,7 gr%
DDR : Neg(-)
HbSAg : NR
HIV/AIDS : NR
Urine :-
Protein :-
Radiologi : Tdk dilakukan
Rontgen : Tdk dilakukan
USG : Tdk dilakukan
LANGKAH II : INTERPRESTASI DATA DASAR
Diagnosa
Ibu : Ibu G4P3A0 hamil 38 minggu dengan anemia
ringan
Janin : Intra Uterin,letak memanjang, presentasi kepala,
punggung kanan
Dasar :
DS : - HPHT : 3-7-2018
-Ibu mengatakan ini kehamilan ke 4

170
-Tidak pernah keguguran
-Ibu mengatakan mudah lelah
-Ibu mengatakan sering pusing
DO :
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Tanda – tanda vital
Tensi Darah : 110/70 mmhg
Nadi :89x/m
Respirasi : 22x/m
Suhu Badan : 37
Palpasi
Leopold I : Teraba tinggi fundus uteri 3 jr dibwh px
(30cm)
Leopold II : Bagian sisi kanan perut ibu teraba
keras(Punggung)
Leopold III : Teraba Keras Bulat(Kepala)
Leopold IV : Bagian terbawah sudah masuk PAP
TBJ : 2945

LANGKAH III : ANTISIPASI MASALAH DAN


DIAGNOSA POTENSIAL

171
Pada Ibu : Potensial terjadi partus lama
Pada Janin : Potensial terjadi fetal distres atau asfiksia
LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA
Tdk
LANGKAH III : MASALAH POTENSIAL
Ibu : Terjadi Anemia Berat
LANGKAH IV : PENANGANAN SEGERA
Melakukan kolaborasi dengan dokter obsgin, ahli gizi dan
laboratorium dan pemberian tablet Fe 60 mg dosis 2x1
perhari dan vit c 50 mg 1x1 perhari
LANGKAH V : RENCANA ASUHAN MENYELURUH
Tanggal : 8-4-2019 Jam : 10.00 WIT Oleh : Mhs.
Anna Burdames
a). Beri tahu ibu hasil pemeriksaan
b). Berikan penjelasan tentang gejala anemia ringan dan
pencegahan anemia dalam kehamilan
c). Beri penjelasan tentang gejala anemia ringan dan
pengaruh anemia ringan bagi kehamilan
d). Nasehat ibu untuk diet meni seimbang
e). Berikan suplemen Fe setiap hari 200mg
f). Tambahkan vitamin C untuk menambah kemampuan
absorbsi Fe di dalam duodenum.

172
g). Beri tahu ibu untuk kontrol kembali
LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Tanggal : 8-4-2019 Jam : 10.00 WIT Oleh :
Mhs. Anna Burdames
a). Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan
b). Memberikan penjelasan tentang gejala anemia ringan dan
pencegahan anemia dalam kehamilan
c). Memberikan Penjelasan tentang gejala anemia ringan dan
pencegahan anemia dalam kehamilan
d). Menasehati ibu untuk diet menu seimbang
e). Memberikan suplemen Fe setiap hari 200mg
f). Menambahkan vitamin C untuk menambah kemampuan
absorbsi Fe di dalam duodenum
g). Memberi tahu ibu untuk kontrol kembali.

LANGKAH VII : EVALUASI


Tanggal: 8-4-2019 Jam :10.00 WIT Oleh :
Mhs.Anna Burdames
a). Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
b). Ibu telah mengetahui dan paham tentang nasehat yang
diberikan
c). Ibu akan memperhatikan diet sesuai anjuran

173
d). Ibu akan mengkonsumsi obat sesuai dosis
e). Ibu akan kembali kontrol kembali

CATATAN PERKEMBANGAN KUNJUNGAN


RUMAH PERTAMA

Tanggal/jam pengkajian : 18 desember 2017


Jam : 16.30 WIT
Tempat pengkajian : rumah klien tuan D
Oleh Mahasiswa : korotun aini

S:
1. Ibu mengatakan masih sering pusing jika bangun dari
tempat tidur
2. Ibu mengatakan pinggang sering sakit jika
mengerjakan pekerjaan sehari- hari
3. Ibu mengatakan bisa istirahat pada siang hari selama
1 jam dan malam hari selama 6 jam.
4. Ibu mengatakn terganggu istirahat setiap hari.
5. Ibu mengatakan sering BAK
O:
1. Pemeriksaan umum

174
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Keadaan emosional : stabil
LILA : 23cm
BB saat ini : 54kg
TB :156cm
2. Pemeriksaan tanda- tanda fital
Tekanan darah :86 x/menit
Nadi :
Suhu badan :360c
Respirasi :26x/ menit
3. Pemeriksan obsetri( palpasi secara lepold)
Lepold I : TFU 29 cm,lembek dan tdak
Melenting(bokong)

Lepold II : bagian kanan teraba punggung


janin
Lepold III : bagian terendah janina teraba
keras
Lepold IV : bagian terendah janin tidk
masuk punggung
4. Tafsiran berat janin : 2.635gram

175
5. Auskultasi denyut jantung janin :
A:
Ibu : ny.J,GI P0 A0
Umur : 17 tahun
Usia kehamilan : 34 minggu dengan anemia
ringan

P:
Tanggal : 18 desember 2017
1. Melakukan pemeriksan keadaan umum tanda-tanda
vital, pemeriksaan obsebtri dan ibu bersedia di lakukan
pemeriksan.
2. Menginfomasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa
keadaan umum baik,tanda-tanda vital dalam batas
normal, hasil palpasi keadaan janin dalam keadan baik,
denyut jantung janin dalam batas normal dan ibu telah
mengetahui hasil pemeriksaan yang di sampaikan
3. Memeberitahukan ibu agar tetap makan dengan menu
seimbang dan makan makanan yang berserat seperti
sayur- sayuran dan buah – buahan dan ibu mengatakan
akan makan dengan menu seimbang serta makan
makanan yang berserat.

176
4. Menginformasikan kepada ibu bahwa pada keahamilan
trisemeter III akan ada perubahan psikologis yang
tersejadi sepeti khawatir bayi akan dilahirkan dalam
keadaan tidak normal,merasa kehilangan perhatian dan
gairah seksual akan menurun. Untuk itu perlu dukungan
suami dalam membantu ibu mengatasi masalah tersebut
dan menganjurkan ibu untuk tidak cemas dan dehidrasi
stress yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada
ibu dan ibu mengatakan akan mengikuti anjuran yang
diberikan.
5. Memberikan KIE pada iu tentang tanda-tanda
persalinan seperti keluar bercak darah dari jalan lahir,
keluar air-air dari jalan lahir serta rasa sakit yang terus
menerus dari perut bagian bawah sampai tulang
belakang dan ibu mengatakan telah mengerti tentang
tanda-tanda persalinan.
6. Meganjurkan ibu agar rutin minum tablet FE yang di
berikan dari puskesmas setiap makan sebelum tidur di
minum denga air putih atau jus jeruk dan ibu
mengatakan setiap hari telah meminum obat yang
diberikan sesuai petunjuk.

177
7. Mengingatkan ibu agar control ulang ke puskesmas atau
bila ada keluhan dan ibu mengatakan akan control ulang
ke puskesmas sesuai jadwal atau bila ada keluhan.
8. Mengontrak waktu dengan ibu untuk kunjungan rumah
dan ibu bersedia dilakukan kunjugan rumah tanggal 27
desember 2017.
CATATAN PERKEMBANGAN KUNJUNGAN
RUMAH KEDUA

Tanggal/jam pengkajian : 27 desember 2017


Jam :16.30 WIT
Tempat pengkajian : Rumah klien tuan D
Oleh Mahasiswa : enung suraini

S:
1. Ibu mengatakan masih sering pusing jika bangun dari
tempat tidur
2. Ibu mengatakan pinggang sering sakit jika
mengerjakan pekerjaan sehari- hari
3. Ibu mengatakan bisa istirahat pada siang hari selama
1 jam dan malam hari selama 6 jam.
4. Ibu mengatakn terganggu istirahat setiap hari.

178
5. Ibu mengatakan sering BAK
O:
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Keadaan emosional : stabil
LILA : 23 cm
BB saat ini : 54,5kg
TB :
6. Pemeriksaan tanda- tanda fital
Tekanan darah :110/170 mmHg
Nadi :88x menit
Suhu badan : 36*c
Respirasi : 28x/ menit
7. Pemeriksan obsetri( palpasi secara lepold)
Lepold I : TFU 29 cm,lembek dan tdak
Melenting(bokong)

Lepold II :
Lepold III :
Lepold IV :
8. Tafsiran berat janin :

179
9. Auskultasi denyut jantung janin :
A:
Ibu :
Janin :

P:
Tanggal :
1. Melakukan pemeriksan keadaan umum tanda-tanda
vital, pemeriksaan
obsebtri dan ibu bersedia di lakukan pemeriksan.
2. Menginfomasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa
keadaan umum baik,tanda-tanda vital dalam batas
normal, hasil palpasi keadaan janin dalam keadan baik,
denyut jantung janin dalam batas normal dan ibu telah
mengetahui hasil pemeriksaan yang di sampaikan
3. Memeberitahukan ibu agar tetap makan dengan menu
seimbang dan makan makanan yang berserat seperti
sayur- sayuran dan buah – buahan dan ibu mengatakan
akan makan dengan menu seimbang serta makan
makanan yang berserat.
4. Menginformasikan kepada ibu bahwa pada keahamilan
trisemeter III akan ada perubahan psikologis yang

180
tersejadi sepeti khawatir bayi akan dilahirkan dalam
keadaan tidak normal,merasa kehilangan perhatian dan
gairah seksual akan menurun. Untuk itu perlu dukungan
suami dalam membantu ibu mengatasi masalah tersebut
dan menganjurkan ibu untuk tidak cemas dan dehidrasi
stress yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada
ibu dan ibu mengatakan akan mengikuti anjuran yang
diberikan.
5. Memberikan KIE pada iu tentang tanda-tanda
persalinan seperti keluar bercak darah dari jalan lahir,
keluar air-air dari jalan lahir serta rasa sakit yang terus
menerus dari perut bagian bawah sampai tulang
belakang dan ibu mengatakan telah mengerti tentang
tanda-tanda persalinan.
6. Meganjurkan ibu agar rutin minum tablet FE yang di
berikan dari puskesmas setiap makan sebelum tidur di
minum denga air putih atau jus jeruk dan ibu
mengatakan setiap hari telah meminum obat yang
diberikan sesuai petunjuk.
7. Mengingatkan ibu agar control ulang ke puskesmas atau
bila ada keluhan dan ibu mengatakan akan control ulang
ke puskesmas sesuai jadwal atau bila ada keluhan.

181
8. Mengontrak waktu dengan ibu untuk kunjungan rumah
dan ibu bersediadilakukan kunjugan rumah tanggal 27
desember 2017.
CATATAN PERKEMBANGAN KUNJUNGAN
RUMAH KETIGA

Tanggal/jam pengkajian :
Tempat pengkajian :
Oleh Mahasiswa :

S:
1. Ibu mengatakan masih sering pusing jika bangun dari
tempat tidur
2. Ibu mengatakan pinggang sering sakit jika
mengerjakan pekerjaan sehari- hari
3. Ibu mengatakan bisa istirahat pada siang hari selama
1 jam dan malam hari selama 6 jam.
4. Ibu mengatakn terganggu istirahat setiap hari.
5. Ibu mengatakan sering BAK
O:
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum :

182
Kesadaran : compos mentis
Keadaan emosional : stabil
LILA : 23,5 cm
BB saat ini :
TB :
2. Pemeriksaan tanda- tanda fital
Tekanan darah : 120.80 mmHg
Nadi :79/menit
Suhu badan :36*c
Respirasi : 24x/menit
3. Pemeriksan obsetri( palpasi secara lepold)
Lepold I :
Lepold II :
Lepold III :
Lepold IV :
4. Tafsiran berat janin :
5. Auskultasi denyut jantung janin :
6. HB :
A:
Ibu :
Janin :

183
P:
Tanggal :
1. Melakukan pemeriksan keadaan umum tanda-tanda vital,
pemeriksaan
obsebtri dan ibu bersedia di lakukan pemeriksan.
2. Menginfomasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa
keadaan umum baik,tanda-tanda vital dalam batas normal,
hasil palpasi keadaan janin dalam keadan baik, denyut
jantung janin dalam batas normal dan ibu telah
mengetahui hasil pemeriksaan yang di sampaikan .
3. Memeberitahukan ibu agar tetap makan dengan menu
seimbang dan makan makanan yang berserat seperti
sayur- sayuran dan buah – buahan dan ibu mengatakan
akan makan dengan menu seimbang serta makan makanan
yang berserat.
4. Menginformasikan kepada ibu bahwa pada keahamilan
trisemeter III akan ada perubahan psikologis yang
tersejadi sepeti khawatir bayi akan dilahirkan dalam
keadaan tidak normal,merasa kehilangan perhatian dan
gairah seksual akan menurun. Untuk itu perlu dukungan
suami dalam membantu ibu mengatasi masalah tersebut
dan menganjurkan ibu untuk tidak cemas dan dehidrasi

184
stress yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada
ibu dan ibu mengatakan akan mengikuti anjuran yang
diberikan.
5. Memberikan KIE pada iu tentang tanda-tanda persalinan
seperti keluar bercak darah dari jalan lahir, keluar air-air
dari jalan lahir serta rasa sakit yang terus menerus dari
perut bagian bawah sampai tulang belakang dan ibu
mengatakan telah mengerti tentang tanda-tanda
persalinan.
6. Meganjurkan ibu agar rutin minum tablet FE yang di
berikan dari puskesmas setiap makan sebelum tidur di
minum denga air putih atau jus jeruk dan ibu mengatakan
setiap hari telah meminum obat yang diberikan sesuai
petunjuk.
7. Mengingatkan ibu agar control ulang ke puskesmas atau
bila ada keluhan dan ibu mengatakan akan control ulang
ke puskesmas sesuai jadwal atau bila ada keluhan.
8. Mengontrak waktu dengan ibu untuk kunjungan rumah
dan ibu bersedia dilakukan kunjugan rumah tanggal 27
desember 2017

185
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY.
SUDARTI G.4 P.3 A.0 USIA KEHAMILAN. 39
MINGGU DENGAN ANEMIA RINGAN
DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS KOYA BARAT

Tanggal Pengkajian : 14-4-2019


Jam : 06.00 WIT
Tempat Pengkajian : Puskesmas Koya Barat
NIM : PO.71154712018057

LANGKAH I : PENGKAJIAN DATA


A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ny. Sudarti Suami : Tn. Budi
Umur : 36 Thn Umur : 53 Thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan
: SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

186
Alamat : Koya Barat Alamat : Koya
Barat
No. Hp :
2. Data biologis / fisiologis
a. Riwayat Perkawinan :
a) Nikah ke : Pertama
b) Umur Ibu saat menikah : 26 Thn
c) Umur Suami saat menikah : 42 Thn
b. Lama nikah : 10 thn
c. Riwayat kehamilan sekarang
1. Hamil ke :
1) HPHT : 3-7-2018
2) HPL : 10-4-2019
3) Umur Kehamilan : 39 Minggu
4) ANC ke :
a) Trimster I : Di Puskesmas 2x
b) Trimester II : Di Puskesmas
2x
c) Trimester III : Di Puskesmas
3x
5) Gerakan janin pertama kali dirasakan oleh ibu
sejak usia kehamilan : sejak 6 Bulan

187
6) Keluhan
a) Trimester I : Pusing, Mual
Muntah
b) Trimester II : Pusing, Mual
Muntah
c) Trimester III : Nyeri
pinggang,sembelit
7) Imunisasi : TT 1x
8) Therapy : Sf, Kalk,vit C
9) Penyuluhan atau nasehat yang telah didapat :
Minum obat sesuai dosis yg di anjurkan dan
diet menu seimbang
10) Tanda – tanda persalinan : keluar
lendir Darah
d. Riwayat keluarga berencana : KB Suntik
e. Riwayat Obstetri
1. Riwayat menstruasi
a) Menarche : Umur 15 tahun
b) Lama : 5-7 hari
c) Banyaknya darah : 2x Ganti Softex
d) Bau : Amis
e) Warna : Merah

188
f) Konsistensi : Cair
g) Keluhan : Nyeri
Pinggang
h) Flour Albus : Tdk Ada
i) Gangguan Haid : Tdk Ada

b. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Keham Persalinan Anak Nif KB
N
ilan as
O
Ha U Jeni Pen Pe BB/P Usi J Lama
mil K s ny B a / Menyu
Ke Lahir Hid K sui
up
1 I 3 SC Dok K 3500/ 10 L 2 Thn Sunt
9 ter P 49 Th ik 3
D n bula
n
2 II 3 SC Dok Ri 3200/ La L - Sunt
9 ter w 49 hir ik 3

189
y me Bula
S nin n
C gga
l
3 III 3 Nor Bida T 2800/ 1,8 P 1 Tida
9 ml n dk 49 Th Tahun k
ad n KB
a
4 Ha
mil
Ini

f. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Kesehata Dulu
a) Jantung : Tdk Ada
b) Asma : Tdk Ada
c) Hipertensi : Tdk Ada
d) Hepatitis : Tdk Ada
e) Tubercolosis : Tdk Ada
f) Ginjal : Tdk Ada
g) Diabete Militus : Tdk Ada
h) Malaria : Ada

190
i) HIV/AIDS : Tdk Ada
e) Kesehatan Sekarang

a. Jantung : Tdk Ada


b. Asma : Tdk ada
c. Hipertensi : Tdk ada
d. Hepatitis : Tdk ada
e. Tubercolosis : Tdk adaGinjal
f. Ginjal : Tdk ada
g. Diabete Militus : Tdk ada
h. Malaria : Ada
i. HIV/AIDS : Tdk ada

j. Riwayat Kesehatan Keluarga


a) Jantung : Tdk ada
b) Asma : Tdk ada
c) Hipertensi : Tdk ada
d) Hepatitis : Tdk ada
e) Tubercolosis : Tdk ada
f) Ginjal : Tdk ada
g) Diabete Militus : Tdk ada
h) Malaria : Tdk ada

191
i) HIV/AIDS : Tdk ada
j) Kembar : Tdk ada

k. Keadaan Psikologis
a) Klien : Normal
b) Suami : Normal
c) Keluarga : Normal
d) Latar belakang sosial budaya dasar :
Masih mentaati budaya
f) Dukungan dari keluarga :
Sangat Mendukung
k.Keadaan sosial ekonomi :
Mencukupi

5. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari


N
Trimester
Kegiatan Trimester I Trimester I
o III
1 Pola Nutrisi
e) Pola makan Tidak Teratur Tdk Teratur Teratur
f) Nafsu Kurang Kurang Baik
makan 1-2x Sehari 2-3x Sehari 2-3x Sehari
g) Frekuensi Kurang 2-3 Gelas 4-8 Gelas

192
makan Sehari Sehari
h) Jumlah
minum

2 Pola Eliminasi
BAB : Frekuensi 1x
1x 1-2x
Bau/warna Kuning
KonsistensiGang Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada
guan

1-2x 1-2x 1-2x


BAK : Frekuensi
Amoniak/ker
Bau/warna Amoniak/keru
Gangguan h Amoniak uh
Tdk Ada
Tdk Ada

Pola tidur dan


3 1 Jam 1 jam
istirahat 1 Jam
c) Tidur siang 8 Jam 8 Jam 8 Jam
d) Tidur malam

4 Kurang Rutin dapat


Pola aktivitas Kurang
pekerjaan Aktifitas Aktifitas dikerjakan

5 Hygiene 1x
Perorangan 1x
Ya 1x
g) Frekuensi Ya
mandi 1x 1x Ya

193
h) Pakai Ya Ya
sabun Ya
Ya
i) Frekuns
i sikt gigi Ya Ya Ya
j) Pakai
Ya Ya
shampoo Ya
k) Gunting
kuku
l) Ganti
pakaian
6 Pola seksual
c) Frekuen 1x Seminggu
1-2x 1-2x
si Mual Muntah
d) Keluhan Seminggu Seminggu
Mual Muntah Nyeri
Pusing belakang

7 Kebiasaan yang
mempengaruhi
Tdk Pernah Tdk Pernah
g) Merokok Tdk Pernah
h) Obat Tdk Pernah Tdk Pernah Tdk pernah
penenang Tdk Pernah
Tdk Pernah Tdk pernah
i) Minuman
keras
j) Jamu

B. Data Obyektif

194
10. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tinggi Badan : 158 Cm
d. Berat Badan sebelum hamil : 60 Kg
e. Berat Badan sekarang : 65 Kg
f. Kenaikan BB : 5 Kg
g. LILA : 23 Cm
h. Tanda – tanda vital :
Tensi Darah : 110/70
Nadi : 20x/m
Respirasi : 22x/m
Suhu Badan : 37
i. Pemeriksaan Fisik
2). Kepala :
Rambut : Hitam Lurus
Kebersihan : Bersih
Benjolan : Tdk Ada

2). Muka :
Oedema : Tdk Ada
Cloasma gravidarum : Ada

195
3). Mata :
Bentuk : Bulat
Kebersihan : Bersih
Konjungtiva : Merah
Sklera : Putih
Penglihatan : Jelas
Hidung : Mancung
Bentuk : Baik
Secret/cairan : Tdk ada
Polip : Tdk Ada
Nyeri tekan : Tdk Ada

4). Telinga :
Bentuk : Bulat sedang
Keadaan telinga luar : Baik
Pendengaran : Baik
Kebersihan : Bersih

5). Mulut dan gigi :


Kebersihan : Bersih
Stomatitis : Tdk Ada
Caries : Ada
Lidah : Kemerahan

196
Mukosa mulut : Tdk Ada
6). Leher :
Kelenjar tiroid : Tdk Ada
Kelenjar limfe : Tdk Ada
Vena jugularis : Baik
7). Dada :
Bentuk dada : Normal
Irama pernapasan : Baik
Nyeri tekan : Tdk Ada
Penggerakkan dada : Normal
8). Payudara :
Bentuk : Normal
Kebersihan : Bersih
Puting susu : Normal
Pengeluaran : Ada, wrn Putih
Nyeri tekan : Tdk Ada
Benjolan : Tdk Ada
Areola mamae : Coklat
9). Abdomen : Normal
Pembesaran : Tdk Ada
Striae Gravidarum : Ada
Luka bekas Oprasi : Ada

197
Linea : Ada
10). Genetalia
Kebersihan : Bersih
Pengeluaran pervagina : Ada
Varices : Tdk Ada
Oedema : Tdk Ada
Pembesaran kelenjer Bartholini : Tdk Ada
11). Anus
Hemoroid : Tdk Ada
12). Extremitas Atas
Bentuk : Normal
Odema : Tdk
Pergerakan : Normal
Keadaan kuku : Normal
13). Extremitas bawah
Bentuk : Normal
Pergerakan : Normal
Varices : Tdk Ada
Oedema : Tdk Ada
Keadaan kuku : Normal
Reflex patella : Baik
Nyeri tekan : Tdk Ada

198
j .Pemeriksaan Khusus :
a) Palpasi secara Leopold
Leopold I : Teraba tinggi fundus uteri 3 jr
dibwh px (30cm)
Leopold II :Bagian sisi kanan perut ibu
teraba keras(Punggung)
Leopold III : Teraba Keras
Bulat(Kepala)
Leopold IV : Bagian terbawah sudak
masuk PAP
b) His
1) Frekuensi :
2) Durasi :
3) Kekuatan :
4) Relaksasi :
5) Gerakan janin :
c) Pemeriksaan dalam pertama
Tanggal :
1) Vulva/ vagina :
2) Pembukaan :
3) Porsio :
4) Ketuban :

199
5) Presentase :
6) Petunjuk :
7) Penurunan :

d) Nilai panggul
1) Inlet :
2) Mid pelvis:
3) Out let :
4) Kesan panggul:
5) ICP :
e) Pemeriksaan penunjang
1) Urine
a) Protein :
b) Reduksi :
2) Cairan ketuban :
3) Darah :
a) Golongan darah :
b) DDR :
c) Hb :
d) Hbsag :
e) HIV/AIDS :

200
LANGKAH II : INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa
Ibu : Ny. S Umur 36 Thn, G4 P3 A0,uk 39 minggu
inpartu kala I fase Aktif
Janin : Intra Uteri,tunggal,hidup presentasi kepala
Dasar :- Ibu umur 36 tahunG4P3A0
- HPHT 3-7-2018 TP. 10-4-2019
DS :- Ibu mengatakan rasa sakit perut bagian
bawah, disertai pengeluaran lendir bercampur darah

DO :
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Ekspresi : cemberut
d) Tanda – tanda vital
1) Tekanan Darah : 120/80 mmhg
2) Nadi : 92x/m
3) Respirasi : 24x/m
e) Suhu Badan : 37 derajat celcius
f) Berat badan : 65 kg

201
g) HPHT : 3-7-2018
h) Tafsiran Persalinan : 10-4-2019
i) His
1) Frekuensi : 3-4x/m
2) Durasi : 40x/m
3) Kekuatan : Adekuat
4) Relaksasi : Ada
5) Gerakan janin : Ada
j) Tafsiran berat janin : 29453 – 11) x 155 =
3.410 gr
k) Auskultasi
1) Denyut jantung janin : 138x/m
2) Frekuaensi : 3-4x dalam 10 menit
3) Irama : Jelas teratur
l) Pemeriksaan dalam pertama
f) Pemeriksaan dalam pertama
Tanggal :
8) Vulva/ vagina :
9) Pembukaan :
10) Porsio :
11) Ketuban :
12) Presentase :

202
13) Petunjuk :
14) Penurunan :

g) Nilai panggul
6) Inlet :
7) Mid pelvis:
8) Out let :
h) Kesan panggul :
i) ICP :
j) Hasil pemeriksaan penunjang :
1) Urine
Protein :
Reduksi:
Cairan ketuban:
2) Darah
Golongan darah :
DDR :
Hb :
Hbsag :
HIV/AIDS :

2. Masalah

203
3. Kebutuhan
LANGKAH III : ANTISIPASI MASALAH DAN
DIAGNOSA POTENSIAL
4. Pada Ibu : Potensial terjadi partus lama
5. Pada Janin : Potensial terjadi fetal distres atau asfiksia

LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA


Tidak ada
LANGKAH V : RENCANA ASUHAN
MENYELURUH
1. Atur posisi tidur ibu
2. Anjurkan ibu bedrest di atas tempat tidur
3. Observasi keadan umum,kesadaran, tanda-tanda fitas
setiap 1 jam, his tiap
30 menit dan BJA tiap 15 menit
4. Anjurkan ibu untuk makan dan minum
5. Anjurkan ibu untuk berkemih
6. Ciptakan rasa nyaman pada ibu
7. Damping klien dengan orang terdekat
8. Lakukan pemeriksaan dalam tiap 4 jam atau ada
indikasi
9. Evalusasi pengeluaran cairan ari vagina

204
10.Berikan support/ mental dan informasi tentang
persalinan dan kondisi
Pasien
11. Ajarkan teknik pernapasn saat ada kontraksi
12. Siapkan alat-alat partusset,hectingset,obat
uterotonika dan resusitasi
13. Siapkan pakian bayi dan ibu
14. Ajarkan teknik mengedan yang benar
15. Isi partograf setelah melakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital,denyut jantung janin,his dan
pemeriksaan dalam
LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Tanggal
1. Mengatur posisi tidur pasien miring kiri agar tdiak
menjepit vena cava inverior supaya suplay oksigen lancer
ke janin
2. Menganjurkan ibu untuk melakukan bedrest di tempat
tidur/tidak melakukan aktivitas/jalan/jalan
3. Melakukan observasi keadan umum baik,kesadaran
compos mentis,tanda-tanda vital tiap 1 jam( tekanan darah
:130/80 )mmHg, denyu nadi : 78x/ menit, pernafasan
24x/menit, suhu tubuh 36ºc), his tiap 30 menit ( frekuensi

205
4 sampai 5x dalam 10 menit,durasi 20 detik,kekuatan
kuat,irama teratur relaksasi ada, geraka janin terasa kuat)
dan BJA tiap 15 menit ( detak jantung janin (+), frekuensi
124 x/ menit, irama teratur).
4. Memberikan ibu makan dan minum sesuai porsi rumah
sakit ( nasi,ikan,sayur,sop) dan minum the manis dan air
putih
5. Memantau kandungan kemi dan menganjurkan ibu BAK
tiap 2 sampai 3 jam dan memberikan pot setiap kali ibu
BAK.
6. Memberikan rasa nyaman kepada ibu dengan
membersihkan daerah perut sampai bokong,
menggantikan kain basah dengan yang kering bersih,
memberikan alas kain pada bokong
7. Mendampingi ibu dengan orang terdekat( suami atau
kelurga)
8. Memantau kemajuan persalinan dengan pemeriksaan
dalam tiap 4 jam atau atas indikasi, hasilnya:
Pemeriksaan dalam pertama jam
Vulva/vagina:
Poriso :
Pembukaan :

206
Ketuban :
Presentase :
Petunjuk :
Penurunan :
9.mengobservasi pengeluaran cairan pervagina, Nampak ada
lendir bercampur
Darah.
10.memberikan dukungan moril dengan cara menganjurkan
ibu untuk tenang dan menyerahkan semua proses
persalinan TYME, menginformasikan tentang kemajuan
persalinan dan kondisi pasien dimana ibu sudah mendekati
proses persalinana.
11. mengajarkan pada ibu tekhnis pernapasan dengan
menarik nafas panjang saat ada his dan
menghembuskannya perlahan-lahan jika terdapat terdapat
kontraksi
12. menyiapkan alat-alat partus set, obat-obatan, alat PI
13. mempersiapkan pakaian ibu seperti baju, celana dalam,
sarung, pembalut wanita serta gurita dan pakaian bayi
seperti baju, popok, selimut bayi, topi, sarung tangan, dan
sarung kaki bayi.

207
14. mengajarkan tekhnik mengedan yang benar dengan cara
ibu merangkul kedua kaki, jika ada kontraksi, ibu menarik
nafas yang panjang melalui hidung, keduamatamelihat
baguan perut, dagu menempel pada dada serta mengedan
kearah bawa seperti batuk-batuk kecil
15. mengisi partograf setelah melakukan pemeriksaan tanda-
tanda fital, denyut jantung janin, HIS dan pemeriksaan
dalam.
LANGKAH VII : EVALUASI
Tanggal:
1. ibu tidur dalam posisi miring kiri
2.ibu dalam kondisi betres diatas tempat tidur
3. keadaan umum baik, kesadaran compos metis, tanda-tanda
vital dalam batas normal his kuat teratur 4-5 x 10menit,
durasi 20 detik, kekuatan kuat, irama teratur, relaksasi baik,
BJA (+) 124 x/ menit, irama teratur
4. ibu makan ½ porsi nasi dan minum 1 gelas the manis yang
hangat
5. ibu BAK spontan 1kali
6. ibu dalam kondisi nyaman
7. klien didampingi orang terdekat (suami)
8. hasilpemeriksaan dalam kedua, jam 10:15 WIT

208
Vulva/vagina:
Poriso :
Pembukaan :
Ketuban :
Presentase :
Petunjuk :
Penurunan :
9. partograf telah diisi sesuai hasil pemeriksaan

ASUHAN KEBIDANAN KALA II PERSALINAN


Tanggal :
Jam :
Oleh :
S:
1. ibu igin mengedan
2. ibu mengatakan keluar air-air dari kemaluan
3. ibu tampak gelisah bila ada his
4. ibu merasa sakit dibelakang dan dibawah pusat
semakin kuat dan sering
O:
1. vulva dan anus membuka

209
2. perineum meregang
3. his frekuensi 4-5 kali/ dalam 10 menit, durasi 4-50
detik kekuatan kuat, irama teratur, relaksasi baik.
4. BJA 130x/ menit, irama teratur
5. pergerakan anak (+)
6. janin tunggal hidup
7. hasil pemeriksaan dalam
Vulva/vagina :
Poriso :
Pembukaan :
Ketuban :
Presentase :
Petunjuk :
Penurunan :

A:
Ibu :
Janin :
P:
Tanggal

210
1. melakukan observasi tanda-tanda vital tiap 30menit
hasilnya:
a. keadaan umum :
b. kesadaran :
c. tanda-tanda vital :
1) tekanan darah :
2) nadi :
3) espirasi :
4) suhu badan :
2. melakukan observasi kontraksi uterus dan Djj tiap 15
menit, hasilnya
a. kontraksi uterus :
b. durasi :
c. denyut jantung janin:
3. mendekatkan alat-alat partus set dan semua peralatan telah
didekatkan di tempat tidur
4. penolong mempersiapkan diri (memakai topi, masker,
celemek lalu mencuci tangan dan memakai handscun)
5. memberikan informasi pada ibu tentang kemajuan
persalinan dan ibu telah mengerti bahwaibu akan segera
melahirkan

211
6. mengatur posisiibu tidur miring kiri dan saat ini pasien
dalamposisi tidur miring kiri
7. memastikan pembukaan lengkap dengan melakukan
pemeriksaan dalam, jam
Hasilnya:
Vulva/vagina :
Poriso :
Pembukaan :
Ketuban :
Presentase :
Petunjuk :
Penurunan :
8. menghadirkan orang terdekat dan saat ini ibu ditemani oleh
suami
9. menutup perut ibu dengan handuk atau kain dan alas
underpet dibawah bokong ibu dan handuk telah diletakkan
diatas perut ibu serta underpet di bawah bokong ibu
10. mengajarkan ibu tekhnik mengedan saat pada kontraksi
secara bertahap dan ibu sedang dipimpin mengedan setiap
ada kontraksi
11. melakukan penahanan perineum pada saat ada his
sehingga kepala bayi tampak di depan vulva dengan diameter

212
5-6 cm dan perineum ditahan dengantangan kanan dengan
menggunakan duk steril dan keempat jari tangan kiriberada
diatas kepala bayi, terus memimpin ibu mengedan sehingga
kepala lahir seluruhnya
12. jam 10:43 WIT kepala bayi eksplusi dan mengusap
kelpala bayi dengan kasa steril saat melakukan putaran
ekspulsi
13. memeriksa lilitan tali pusar pada leher bayi dan tidak ada
lilitan tali pusat
14. membiarkan kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan dan kepala sedang melakukan putaran paksi
luar
15. mencekap kepala bayi secara biparietal untukmelahirkan
bahu depan dan bahu belakang dan kepalah telah dipegang
secara biparetal dengan lembut ditarik keatas untuk
melahirkan bahu belakang dan seluruh kepala bayi telah lahir
16. melahirkan badan bayi dengancara sanggah susur yaitu
tangan kanan mencekap leher dan bahu bayi dan tangan kiri
menelusuri punggung trochanter paha, betis, pergelangan lalu
mencekap kedua mata kaki bayi maka lahirlah seluruh tubuh
bayi di tangan penolong

213
17. jam 11:00 WIT, bayi lahir spontan segera menangis,
gerakan aktif, kulit warna merah mudah, A/S /8/9
18. menjepit, memotong, dan mengikat tali pusat bayi dan tali
pusat telah dijepit
19. meletakkan bayi diatas perut ibu, keringkan, ganti dengan
kain bersih dan segera dibungkus kemudian dilakukan IMD
ASUHAN KEBIDANAN KALA III PERSALINAN
Tanggal
Jam
S:
Ibu mengeluh perut mules dibagian bawah

O:
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran :
3. Tanda-tanda vital:
1) tekanan darah :
2) nadi :
3) espirasi :
4) suhu badan :
4. palpasi : tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat,
kontraksi uterus baik plasenta belum lahir

214
5. test pelepasan plasenta secara kustner : terdapat tanda-
tanda pelepasan plasenta
6. tali pusat Nampak menjulu di vagina
7. kandung kemih kosong
8. perdarahan ± 100cc

A:
Ny j, umur

P:
Tanggal :
Jam :
Oleh :

1. memeriksa fundus uteri untuk memastikan bahwa janin


tunggal dan hasilnya janin tunggal
2. memberitahu ibu akan disuntik dan memberikan suntukan
oxtyitosin 10 unit secara IM pada 1/3 bagian atas paha
bagian luar dan ibu sudah disuntikkan oxytosin 10 unit
3.melakukan penegangan tali pusat terkendali saat ada
kontraksi dengan cara tangan kanan memegang tali pusat 5-
10 cm di depanvulva dan tangan kiiri berada diatas sympisis

215
dalam posisi dorso cranial, pada saat plasenta Nampak di
vulva, gerakkan tangan kanan keatas lalu kebaeah, kemudian
tangkap plasenta dengan kedua tangan, laluputar searah
jarum jam, hinggaplasenta lahir seluruhnya ( selaput dan
kotiledonya), plasenta lahir lengkap dengan selaput dan
kotiledontnya jam 11.15 WIT
4. melakukan massase selama 15 detik pada fundus uteri
dengan cara letakkan telapak tangan difundus dan lakukan
masase dengan gerakanmelingkar dan lembut segera setelah
plasenta lahir dan hasilnya kontraksi uterus baik.
5. memeriksa kelengkapan plasenta,selaput, dan kotiledon,
hasilnya :
Jam 11.20 WIT plasenta lahir spontan dengan selaput dan
kotiledon,
a. Bentuk : Bundar
b. Berat placenta : 3000 gram
c. Diameter : 18x 17 x1,5 cm
d. Selaput : utuh
e. Kotiledon : utuh
f. Insersio tali pusat : centralis
g. Panjang tali pusat : 40 cm
h. Kelainan : tidak ada

216
6.Memeriksa robekan jalan lahir setalh plasenta lahir dengan
cara mengusap dengan kasa strelir dan ada robekan pada
mulkosa vagina dan kulit pereneum ( robekan perineum derat
II)
7. Mengukur perdarahan dan hasilnya perdarahan 200 cc
8. Memeriksa kontraksi uterus dan ajarkan ibu untuk
memegang fundus dan melalukan massase fundus uteri
dengan cara memutar selam 15 detik atau 15x searah jarum
jarum jam.
a) Tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat
b) Kontraksi uteri baik
c) Ibu sudah mengerti cara memgang fundus uteri dan
melakukan massase fundus uteri.

A. Desain Proposal Laporan Tugas Akhir

Jenis penelitian yang digunakanpenulis dalam

menyusun studi kasus ini adalah observasional deskriptif

dengan pendekatan studi kasus. Penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang didalamnya tidak ada analisa

hubungan antarvariabel (Hidayat, 2014).

217
Studi kasus yang dilakukan oleh penulis adalah menggunakan

asuhan kebidanan menurut Tujuh Langkah Varney dari

pengkajian sampai dengan evaluasi dan data

perkembangannya menggunakan SOAP.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Studi kasus ini dilaksanakan di Puskesmas pada bulan

April2019

C. Subjek Proposal Laporan Tugas Akhir

Subjek dalam kasus adalah Asuhan Komprehensif pada

Ny. di Puskesmas. Teknik pengambilan sampel atau subjek

pengambilan kasus yang akan digunakan adalag case Study

(Notoatmodjo, 2010)

D. Instrumen pada Proposal Laporan Tugas Akhir

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang

dipilih dan digunakan oleh pemberi dalam kegiatannya

mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah olehnya.

218
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi,

wawancara dan studi dokumentasi dalam bentuk format

asuhan kebidanan.

E. Teknik Pengambilan Data Primer, Data sekunder dan

Keabsahan Data pada Proposal Laporan Tugas Akhir

1. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui :

observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan

a. Data Primer

Data primer dikumpulkan dengan cara :

1). Pengamatan/observasi/pemeriksaan/pengukuran dengan :

Metode pengumpulan data melalui suatu pengamatan dengan

menggunakan panca indra maupun alat. Alat yang dapat

digunakan misalnya jam, skala, mikroskop, spektrofotometer,

dan timbangan berat badan.

2). Wawancara : Wawancara dilakukan untuk mendapatakan

informasi yang lengkap dan akurat melalui jawaban tentang

219
masalah-masalah yang terjadi pada ibu. Wawancara

dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara

terstruktur. Wawancara mendalam menggunakan pedoman

wawancara, tape recorder, voice recorder

3). Diskusi kelompok terfokus (focus group discussion)

menggunakan pedoman diskusi dan tape recorder.

F. Data Sekunder : Dokumentasi atau catatan Medik.

Data sekunder dikumpulkan antara lain dengan cara

menggunakan daftra isian, formulir kompilasi data, rekam

medik, dan lain-lain.

G. Triangulasi Data

Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang

bersifat menggabungkan dari berbagai pengumpulan data dan

sumber data yang telah ada. Triangulasi data ada dua, yaitu

triangulasi sumber dan teknik.

220
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan

sebagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah

ada. Bila penulis melakukan pengumpulan data dengan

triangulasi, maka sebenanya penulis mengumpulkan data

yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek

kredibilitas data dengan teknik pengumpulan data dan

berbagai sumber data. Triangulasi teknik, berarti penulis

menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda

untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Penulis

menggunakan observasi partisipasi, wawancara

mendalam,dan dokumentasi untuk sumber data yang sama

secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk

mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan

teknik yang sama. Mulainya dari data rekam medic

RS/Puskesmas, Provinsi, Kota/Kabupaten, CI lahan Praktek

dan Keluarga Pasien.

221
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil studi kasus Ny. “M”, yang

dilaksanakan mulai dari tanggal 9April2019sampai

dengan tanggal22 April 2018, yaitu dari usia kehamilan

38 minggu sampai 40 hari masa nifas, penulis dapat

melakukan pembahasan yang menghubungkan antara teori

dengan kasus yang dialami oleh Ny. “M”.

A. Kehamilan

Ny. “N” umur 21 tahun G3P2A0melakukan

pengkajian dengan penulis pada usia kehamilan 38

minggu , Jika dilihat dari frekuensi kunjungan antenatal

sebelumnya, ibu sudah memenuhi standar minimal

ANC yaitu 4 kali selama kehamilan. Prawirodiharjo

(2014), Kunjungan ANC di jadwalkan setiap 4 minggu

sampai usia kehamilan 28 minggu, selanjutnya setiap 2

222
minggu sampai usia kehamilan 36 minggu dan

seterusnya setiap 1 minggu sampai masa persalinan.

Standar minimal ANC yang dilakukan ibu hamil adalah

sebanyak 4 kali kunjungan selama masa kehamilan

yaitu 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II, 2

kali Pada Trimester III.

Pemeriksaan ANC yang diberikan kepada Ny. “M”

menggunakan standar 10 T (Ukur tekanan Darah,

Timbang Berat Badan, Nilai Status Gizi (ukur LILA),

Ukur TFU, Tentukan Presentasi Janin dan ukur DJJ,

Nilai Status Imunisasi TT (Tetanus Toxoid), Berikan

table FE (tablet penambah darah), Test Laboratorium,

Tatalaksana kasus, Temu Wicara/Konseling) hal ini

sesuai dengan teori DEPKES (2014), yang menyatakan

standar 10 T (Timbang berat badan, Ukur tekanan

darah, Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas), Ukur

223
tinggi fundus uteri, Tentukan presentasi janin dan

denyut jantung janin (DJJ), Pemberian imunisasi TT

lengkap, Pemberian tablet besi, Tes laboratorium, Tata

laksana kasus, dan Temu wicara). Imunisasi TT lengkap

(TTVII diberikan pada usia kehamilan 4 bulan,) dan

melakukan penapisan penyakit menular seksual dan

hasilnya tidak ditemukan adanya penyakit menular

seksual.

Pada setiap kunjungan ANC pada Ny. “M”

dilakukan pemeriksaan Leopold, hal ini sesuai dengan

teori yang dikemukakan Manuaba (2014), bahwa cara

yang umum digunakan pada saat kunjungan ANC

adalah cara Leopold yang dibagi 4 tahap, yaitu Leopold

I, Leopold II, Leopold III, Leopold IV.

Berat badan Ny. “M” sebelum hamil 40 kg dan

setelah akhir kehamilan berat badan menjadi 48 kg atau

224
naik sebanyak 8 kg. Hal ini sesuai denganteori

Manuaba (2014) yang menyatakan bahwa kenaikan

berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg.

B. Persalinan

Menurut karangan Wiknjosastro, (2015). Persalinan

atau inpartu adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu )

lahir spontan dengan presentase belakang kepala yang

berlangsung 1 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu

maupun janin. Ny. “M” bersalin pada usia kehamilan 39

- 40 minggu, hal ini masih termasuk rentang waktu

yang normal. Selama kala I, ibudiberikan support

mental, pengaturan posisi yang nyaman untuk ibu

sesuai keinginan ibu, memenuhi kebutuhan cairan dan

225
nutrisi. Kemajuan persalinan yang baik yaitu tidak

melewati garis waspada pada partograf, hal ini

menggambarkan bahwa tidak terdapat komplikasi.

Tanda dan gejala kala II persalinan yang dirasakan

dan dialami ibu yaitu keinginan untuk meneran, ibu

merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum

dan vagina, perineum menonjol serta vulva-vagina,

sfingter anal membuka, hal ini sesuai dengan

teori Sarwono Prawirohardjo (2014). Kala II : Kala

pengeluaran janin, dimulai dari pembukaan lengkap (

10 cm ) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam

pada primi dan 1 jam pada multi.

Bayi lahir spontan dengan letak belakang kepala,

tidak ada penyulit dan komplikasi yang menyertai.

Setelah bayi lahir, penolong melakukan manajemen

aktif kala III yaitu menekan Fundus untuk memastikan

226
janin tunggal atau lebih, lalu memberikan suntikan

oksitosin 10 IU secara IM, melakukan pemotongan tali

pusat kemudian dilanjutkan penegangan tali pusat

terkendali. Kala III berlangsung ±10 menit, hal ini

masih dianggap normal dan sesuai dengan teori

Sarwono Prawirohardjo (2014), bahwa kala III mulai

segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Kemudian

dilakukan massase fundus uteri segera setelah plasenta

lahir, kontraksi uterus baik.

Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam

pasca persalinan yang merupakan waktu yang kritis

bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami

perubahan fisik yang luar biasa, untuk itu petugas harus

mengobservasi ibu dan bayi. Hal ini sesuai

denganteori APN (2014) yaitu observasi kala IV di

227
antaranya mengobservasi keadaan umum, Tanda-tanda

vital, kontraksi uterus, perdarahan dan kandung kemih.

C. Nifas

Penulis melakukan asuhan pada masa nifas sebanyak

4 kali. Hal ini sesuai dengan teori dalam buku

Kebidanan Komunitas (2015), “ bahwa pelaksanaan

pemberian asuhan kebidanan ibu nifas dilakukan

kunjungan paling sedikit 4 x kunjungan selama ibu

dalam masa nifas yakni 6-8 jam post partum, 6 hari

pasca persalinan, 2 minggu setelah persalinan dan 6

minggu setelah persalinan. Pada hari Pertama masa

nifas penulis memperoleh data ibu mengeluh mules,

tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi

uterus baik, lochea rubra. Keadaan tersebut sesuai

dengan teori Manuaba (2014), bahwa tinggi fundus

uteri setelah plasenta lahir setinggi 2 jari di bawah

228
pusat, lochea rubra. Mules yang dialami ibu merupakan

hal yang fisiologis karena disebabkan oleh kontraksi

rahim yang dapat mencegah pendarahan.

D. Bayi Baru Lahir

Pukul 09.40 WIT By. Ny.“E” lahir dengan spontan

berat badan 3200 gram dan panjang badan 49cm pada

usia kehamilan ibu 39minggu

E. Keluarga Berencana

Pengajian tanggal 2-5-2019, pasca persalinan nyoya

E mengatakaningin berKB menggunakan suntik selama

3 bulan

Kontrasepsi suntik hormonal jenis suntik yang di

bedakan menjadi 2 macam yaitu( DMPA) dapat

mendroksi progrestron asetat yang di berkan dalam

229
suntikan tunggl 150 mg/ml secara intromosceluler (im)

setiap 12 minggu (basiad 2002)

Eferk samping menggunakan DMPA adalah

gangguan pendambahan berat badan,kekeringan vagina,

menurunkan libio,ganguan emosi,sakit

kepala,nirvotaksis,dan jerawatan,ganguan haid,yang

sering di temukan berupa siklus haid yang memendek

atau memanjang,pendarahan banyak, atau

sedikit,pendarahan yang tidak teratur atau tidak haid

sama sekali (Amenore)

230
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan

pada Ny.“M” mulai dari tanggal 9 April 2019 – 22

April 2019kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan

nifas, oleh karena itu penulis dapat

menyimpulkanbahwa:

1. Dalam melakukan pengkajian terhadap Ny. M hamil 38

minggu, tidak terdapat komplikasi pada kehamilan.

dengan pengumpulan data subyektif yang diperoleh dari

hasil wawancara dari pasien dengan ibu mengatakan

tidak ada keluhan apapaun dan data obyektif diperoleh

dari pemeriksaan fisik. Keadaan umum : baik,

kesadaran: Compos mentis, Tinggi Badan: 140cm,

Berat Badan sebelum hamil: 40 kg, Berat Badan

231
sekarang: 48 kg, Kenaikan: 8kg, LILA: 23 cm dan

Tanda-tanda vital. TD: 110/70mmHg N:80x/m R:20x/m

SB: 370 C Pada pengkajian ibu bersalin di dapatkan

data subjektif yaitu Ibu mengatakan perutnya mules,

sakit diatas sympisis melingkar sampai ketulang

belakang disertai dengan pengeluaran lendir campur

darah dari jalan lahir sejak tanggal 09-4-2019 jam 09.30

Wit di dapati pembukaan 6 cm, portio lunak tipis,

ketuban (+), presentase kepala, petunjuk UUK,

penurunan hodge III. Pada tanggal 09-4-2019 jam 09.40

wit bayi lahir spontan dengan letak belakang kepala,

menangis, Kulit kemerahan. Pada jam 09.50 Wit

plasenta lahir dengan selaput dan kotiledon lengkap.

Dan terjadi robekan perineum dengan derajat II.

Pada pengkajian data ibu nifas di dapati hasil

wawancara data subjektif ibu mengatakan perut terasa

mules dan data objektif di dapati data ttv tekanan darah

232
110/70 mmHg, nadi 84x/menit, suhu badan 36,5 0C,

pernapasan 24x/menit, pemeriksaan fisik Keadaan

umum: baik, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi

keras, pengeluaran lochea rubra.

Pada pengkajian data BBL di di dapati bayi lahir

tanggal 09-4-2019 jam 09.40 Wit dengan BB 3200

gram, PB 49 cm, A/S 9/10 lingkar kepala 27cm, lingkar

dada 28 cm, LILA 8 cm.

2. Interpretasi data dilakukan dengan pengumpulan data

secara teliti dan akurat dari ibu hamil, bersalin dan

nifas, sehingga di dapat diagnosa pada kehamilan yaitu

Ny. M G3 P2 A0 umur 21 tahun dengan Kehamilan

Normal Pada persalinan yaitu Ny. M G3 P2 A0 Umur

Kehamilan 39 Minggu Pada Nifas yaitu Ny. M P3 A0

Umur 22tahun dengan Normal.

3. Diagnose potensial yang di lakukan pada Ny. M pada

masa kehamilan, bersalin dan nifas. Pada masa

233
kehamilan tidak ada diagnosa potensial yang terjadi.

Pada masa persalinan potensial tidak ada diganosa

potensial, perdarahan dan infeksi. Pada masa nifas

potensial terjadi infeksi masa nifas.

4. Penetapan kebutuhan atau tindakan segera pada masa

kehamilan, bersalin, nifas yaitu melakukan konsultasi,

kolaborasi dengan Dokter.

5. Rencana asuhan yang dilakukan secara akurat dari masa

kehamilan, bersalin dan nifas. pada Ny. MPada

kehamilan rencana adalah sesuai dengan kebutuhan

pasien yaitu memberikan KIE tentang kebutuhan dasar

ibu hamil. Pada bersalin rencana yang di lakukan sesuai

kebutuhan ibu per kala I sampai IV di tambah dengan

infus. Pada masa nifas perencanaan yang di lakukan

berikan KIE sesuai dengan kebutuhan ibu.

234
6. Pelaksanaan yang di lakukan pada Ny. M pada masa

kehamilan, bersalin, dan nifas. Telah di lakukan sesuai

kebutuhan ibu.

7. Evaluasi yang di dapat pada masa kehamilan, bersalin

dan nifas. pada Ny. M. Pada kehamilan ibu sudah di

berikan KIE tentang Kebutuhan dasar ibu hamil. Pada

masa persalinan ibu telah di berikan asuhan kebidanan

sesuai dengan kebutuhan ibu. Pada masa nifas ibu telah

di berikan KIE sesuai dengan kebutuhan ibu.

8. Pembahasan pada asuhan kebidanan pada kehamilan,

bersalin dan nifas. terdapat kesenjangan antara teori dan

praktik berupa persalinan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis akan

memberikan saran, antara lain:

a. Bagi penulis

235
Mahasiswa hendaknya menerapkan teori yang telah

di peroleh secara langsung di lapangan dengan

memberikan asuhan kebidanan secara continuity of

care pada ibu hamil, bersalin nifas, neonatus dan Kb.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi Pendidikan diharapkan studi kasus ini terus

dilakukan dan lebih ditingkatkan dalam upaya

peningkatan pemahaman asuhan kebidanan serta

diharapkan lebih memberikan proses belajar tentang

suhan kebidanan secara mendalam dan khusus,

supaya mahasiswa kebidanan dapat melaksanakan

asuhan kebidanan dengan benar dan akurat.

c. Bagi Lahan praktek

Bagi petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Koya

Barat penulis berharap agar tetap mempertahankan

dan lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam

236
memberikan pelayanan terhadap masyarakat

khususnya dalam memberikan asuhan kebidanan pada

ibu hamil, bersalin, nifas, Bayi baru lahir dan KB.

237
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, 2010. Asuhan Kehamilan, Jakarta: Fitramaya

Ambrawati dan Wulandari, 2010. Asuhan kebidanan Nifas,


Nuha Medika: Yogyakarta

Bari A, Saifuddin, Trijatmo R, Gulardi H, W, 2015. Ilmu


Bedah Kebidanan. Jakarta. PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Cunningham, dkk., 2009, Obstetri Williams, Ed. 21, EGC,


Jakarta.

Dewi dan Sunarsih, 2014. Asuhan Kehamilan Untuk


Kebidanan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Irianto, Koes, 2014. Pelayanan Keluarga Berencana.


Bandung: PT. Refika Aditama

Manuaba, dkk. 2014. Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan


dan pendidikan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Edisi 2 EGC: Jakarta.

Mochtar, Rustam. 2014, Sinopsis Obstetri, Jilid I, EGC


Jakarta.

238
Muslihatun, dkk. 2014. DokumentasiKebidanan. Fitramaya,
Yogyakarta.

Prawirohardjo, S. 2015. IlmuKebidanan, YBP-SP, Jakarta.

Proverawati, 2013. Gizi Untuk Kebidanan. Muha Medika,


Jakarta.

Saifudin, 2015. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP

Saminem, 2014. Dokumentasi Asuhan Kebidanan, EGC,


Jakarta.

Sujiyatini, dkk. 2013. Catatan Kuliah Asuhan Ibu Nifas.


Cyrillus Publisher: Yogyakarta.

Sulistyawati dan Nugraheny, 2013. Asuhan Kebidanan Pada


Ibu Bersalin. Salemba Medika, Jakarta.

Sunarsih dan Dewi, 2015. Asuhan Kehamilan Untuk


kebidanan. Salemba Medika, Jakarta.

Varney, Helen, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.


Jakarta : EGC

239

Anda mungkin juga menyukai