Anda di halaman 1dari 4

BAB I

TEORI
Teori Pengambilan Keputusan dikembangkan oleh manusia untuk menentukan sampai
dimana dia masih dapat berfikir dan memperhitungkan segala sesuatunya secara rasionil,
namun di luar garis itu memang harus menyerah pada nasib. Pun Teori itu dikembangkan oleh
Manusia agar supaya dia dapat mengetahui apa yang dia hadapi. Kita tidak akan mengetahui
adanya suatu situasi atau keadaan yang menghendaki adanya Keputusan dari kita, dan Desisi
yang bagaimana yang harus diambil, bilamana kita tidak memahami atau menguasai teori-teori
tentang Pengambilan Keputusan.
Menurut Gibson,dkk (1996) Keputusan merupakan mekanisme organisasi untuk
melakukan upaya mencapai keadaan yang diinginkan. Sebenanya, Keputusan adalah
tanggapan organisasi atas sebuah masalah. Setiap keputusan merupakan hasil dari proses
dinamis yang dipengaruhi oleh kekuatan besar.
Fungsi Keputusan
Menurut Prajudi (1976) Fungsi Keputusan ada dua yaitu:
1. Keputusan itu merupakan pangkal atau permulaan dari semua macam aktivitas manusia
yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secara berkelompok. Jadi,
barang siapa menghendaki adanya aktivits-aktivitas yang tertentu, maka di harus
mampu dan berani mengambil keputusan-keputusan yang bersangkutan dengan jitu,
dengan setepat-tepatnya.
2. Keputusan itu bersifat futuristik, artinya mengenai hari kemudian, efeknya akan
berlangsung atau bergema di hari-hari yang akan datang. Padahal hari kemudian itu
hanya terdiri atas ketidakpastian-ketidakpastian.
Keharusan akan adanya keputusan di satu pihak, dan kenyataan berupa serba ketidakpastian
yang dihadapi oleh manusia di pihak lain, merupakan masalah-masalah inti daripada persoalan
Pengambilan Desisi, dimana pun, bilamana pun, dan oleh siapa pun.
Tipe Keputusan
Meskipun para manajer dalam berbagai organisasi mungkin berbeda latar belakang,
gaya hidup, dan jarak, pada suatu ketika, cepat atau lambat mereka semuanya harus membuat
keputusan. mereka menghadapi situasi yang mencakup beberapa alternatif, dan keputusan
mereka melibatkan perbandingan antara alternatif tadi dengan evaluasi hasilnya. Dalam bagian
ini, tujuan kami ialah menghindari sebuah definisi umum suatu keputusan, dan menyajikan
sistem klasifikasi untuk menempatkan berbagai jenis keputusan.
Ada dua tipe keputusan yakni:
1. Keputusan yang di program. Jika terjadi sebuah situasi istimewa, seringkali prosedur
rutin digunakan untuk menyelesaikan nya oleh karena itu, keputusan di program hingga
bersifat rutin dan terjadi berulang ulang yang kemudian dikembangkan produs prosedur
yang pasti untuk menanggulanginya.
2. Keputusan yang tidak di program. Keputusan tidak akan di program jika sifatnya baru
dan tidak Terstruktur. Oleh karena itu, tidak ada prosedur tertentu untuk menanggulangi
masalah tersebut, baik karena masalah itu tidak timbul dengan cara yang sama
sebelumnya maupun karena masalah itu kompleks atau sangat penting. Keputusan
semacam itu harus diperlakukan secara khusus.
Keputusan yang di program dilakukan melalui peraturan, prosedur standar operasi, dan
struktur organisasi yang menetapkan prosedur khusus untuk menanganinya. Belum lama
berselang, para ahli riset operasional melalui pengembangan model matematika telah
mempermudah penanganan berbagai keputusan tipe ini.
Sebaliknya, pengambilan keputusan yang tidak di program dilakukan melalui proses
pemecahan masalah secara umum, penilaian, intuisi, dan kreativitas. Sayangnya, kemajuan
teknik Menejemen modern untuk memperbaiki keputusan yang tidak di program tidaklah
sebesar kemajuan yang telah dicapai untuk memperbaiki pengambilan keputusan yang di
program.
Proses Pengambilan Keputusan
Pada intinya, pengambilan keputusan adalah penanganan dari pada suatu problema
yang merupakan suatu hambatan atau rintangan, sehingga perlu diambil satu langkah agar kita
bisa jalan terus. Bilamana kita hendak menanganinya secara modern, maka pengambilan Desisi
itu merupakan suatu proses yang bertahap secara tertentu.
Menurut Gibson, dkk (1996) Proses pengambilan keputusan ada enam yaitu:
a. Mengidentifikasi masalah
Kondisi yang diperlukan bagi suatu keputusan ialah adanya masalah. Hal ini
membuktikan betapa pentingnya penetapan tujuan dan sasaran. Tingkat kegawatan sebuah
masalah bagi suatu organisasi diukur dari kesenjangan antara tingkat prestasi yang ditetapkan
oleh tujuan dan sasaran organisasi dibandingkan dengan tingkat prestasi dicapainya.
b. Mengembangkan Alternatif
Sebelum keputusan diambil, harus dikembangkan kemungkinan alternatif dan
konsekuensi potensial alternatif harus dipertimbangkan. Ini adalah proses pencarian dengan
menggaji lini Intern dan ekstern dari organisasi bersangkutan guna menyediakan informasi
yang dikembangkan menjadi kemungkinan alternatif.
c. Mengevaluasi Alternatif
Jika alternatif tersebut sudah dikembangkan, alternatif itu harus dievaluasi. Dan
dipertimbangkan. Dalam setiap situasi keputusan, tujuan untuk mengambil keputusan iyalah
untuk menyeleksi yang akan membuahkan hasil yang paling disukai dan hasil yang paling tidak
disukai. Hal ini kembali menunjukkan perlunya tujuan dan sasaran, karena dalam memilih
berbagai alternatif, pengambilan keputusan harus berpedoman pada tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan terlebih dahulu.
d. Memilih sebuah Alternatif
Tujuan menyeleksi sebuah alternatif yang untuk memecahkan masalah guna mencapai
sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Segini sangat penting. Ini berarti bahwa keputusan
bukan merupakan tujuan, melainkan hanya cara mencapai tujuan. Meskipun pengambilan
keputusan memilih alternatif yang diharapkan dapat mencapai tujuan, pemilihan alternatif tadi
tidak boleh merupakan tindakan tersendiri. Jika sampai terjadi hal seperti itu, maka faktor yang
menimbulkan dan berasal dari keputusan itu perlu dicegah. Secara khusus, langkah langkah
yang mengikuti keputusan harus mencakup pelaksanaan pengendalian, dan evaluasi. Hal yang
paling penting adalah bahwa pengambilan keputusan sifatnya lebih dari sekedar sebuah
tindakan memilih; pengambilan keputusan merupakan proses yang dinamis.
e. Melaksanakan Keputusan
Setiap keputusan lebih menyerupai sebuah abstraksi jika tidak dilaksanakan dengan
kata lain, keputusan harus dilaksanakan secara efektif untuk mencapai tujuannya. Sangat besar
kemungkinan bahwa sebuah keputusan yang bagus menjadi masalah pelaksanaannya yang
tidak baik. Dalam hal ini, pelaksanaan keputusan lebih dari daripada pilihan aktual atas
alternatif.
f. Pengendalian dan Evaluasi
Manejemen yang efektif mencakup upaya pengukuran hasil kerja berkala hal ini
dibandingkan dengan hasil yang di rencanakan, dan jika terdapat penyimpangan maka harus
diadakan perubahan. Di sini, kembali kita melihat pentingnya sasaran yang diukur. Jika tidak
ada sasaran semacam itu, akan tidak mungkin bagi kita untuk menilai prestasi. Jika hasil aktual
tidak sesuai dengan hasil yang direncanakan maka dilakukan perubahan cara pemecahan yang
dipilih, pelaksanaannya atau perubahan sasaran yang seandainya hal itu dianggap sukar
dicapai.
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan keputusan merupakan sebuah proses intelektual yang bersifat dasar bagi
perilaku manusia dan dalam kaitannya dengan organisasi dapat dikatakan bahwa setiap orang
di dalam setiap organisasi merupakan seorang pengambil keputusan (decision maker), sudah
barang tentu dengan derajat dan arti yang berbeda-beda.
Keputusan organisasi merupakan keputusan yang berkaitan dengan berbagai aktifitas,
kebijakan, pelaksanaan kegiatan yang ada di dalam organisasi. Keputusan organisasi berkisar
dari hal-hal yang kecil sampai dengan hal-hal yang besar dan berdampak luas. Halhal kecil
misalnya kebutuhan akan alat tulis yang dipergunakan untuk mendukung kegiatan organisasi,
sedangkan hal-hal yang besar misalnya perubahan peraturan dasar organisasi, perluasan
kegiatan dan sebagainya.
Keputusan organisasi dibuat oleh orang-orang menyangkut kebijhakan-kebijakan dan
kegiatan-kegiatan organisasi di masa datang dimana orang-orang ini menjadi anggota atau
bagian dari organisasi tersebut.
Setiap keputusan selalu berorientasi ke masa depan, bukan ke masa lampau sebab tidak
mungkin suatu keputusan diambil untuk mempengaruhi masa lampau, tetapi sangat disadari
bahwa masa depan penuh dengan ketidak pastian, meskipun perkiraan dan peramalan bisa
dilakukan tetapi tetap saja masa depan adalah sesuatu yang diliputi ketidak pastian.
Pengambilan keputusan dalam organisasi memainkan peranan yang sangat penting bagi
terwujudnya efektifitas organisasi. Keputusan-keputusan yang diambil dapat memiliki
pengaruh yang langsung terhadap arah dan pengaturan tingkah laku dalam konteks organisasi.
Di dalam organisasi, keputusan dapat diambil oleh para pengambil keputusan dalam tingkat
yang berbeda-beda dan lingkup dari keputusan itu juga berbeda-beda. Dalam berbagai
organisasi yang relatif kompleks, para pengambil keputusan pada tingkat tertinggi herus
mengambil keputusan yang strategis. Keputusan strategis merupakan keputusan yang memiliki
resiko besar dan berdampak luas, misalnya dalam hal penentuan tujuan organisasi, perencanaan
strategis, pengembangan organisasi maupun yang berkaitan dengan tindakan individu dan
kelompok. Disisi yang lain, pengambilan keputusan di dalam organisasi juga memiliki
pengaruh terhadap individu yang ada di dalam organisasi.
Sebagai gambaran, kualitas dari keputusan seorang pimpinan organisasi sangat
ditentukan antara lain oleh keberhasilan dan sukses yang dicapai oleh pimpinan itu sebagai
indiviu maupun rasa kepuasan yang dirasakan oleh semua pihak yang terkena pengaruh dari
keputusan itu. Dengan demikian, suatu keputusan yang baik dalam organisasi akan berguna
bagi organisasi itu sendiri, tetapi keputusan yang berkualitas itu akan memberikan berguna pula
bagi individu yang ada di dalam organisasi. Dalam pandangan yang demikian, sebagai
konsekuensinya orang lain di dalam organisasi memiliki kesempatan untuk memberikan
penilaian terhadap suatu keputusan yang dibuat, dan disisi yang lain, orang lain dalam
merasakan akibat suatu keputusan itu sebagai sesuatu yang bermanfaat dan memberikan rasa
kepuasan dapat diwujudkan, karena keputusan tersebut merupakan keputusan yang tepat.
Melihat bahwa pengambilan keputusan itu memiliki efek baik bagi organisasi maupun
bagi individu yang ada di dalam organisasi, maka kajian yang melihat pengambilan keputusan
dari sudut individu haruslah disejajarkan dengan melihat pengambilan keputusan dari sudut
organisasi. Teori tentang pengambilan keputusan yang berkembang dikalangan ahli sosiologi,
administrasi dan manajemen dewasa ini tidak lagi memberikan penekanan hanya pada satu sisi,
individu atau organisasi, tetapi lebih komprehensif yang mengkaitkan aspek individu maupun
organisasi dalam pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai