Review oleh:
Kelompok
1. Akhpitranki Noviyanti Pane (1705160164)
2. Annisa Mufidah Ahmad (1705160176)
3. Mirna Utami (1705160180)
4. Dinda Aulia (1705160181)
5. Chaury Syahda Insyira (1705160210)
I. Latar Belakang:Saat ini jumlah pengguna internet di Indonesia telah melebihi 50%
Pegawai Negeri Sipil pada Sekretariat Daerah Kota Pangkalpinang yang diperlukan
bukan hanya memiliki keterampilan dan kemampuan profesionalis, melainkan juga diperlukan
perubahan sikap mental dan yang memiliki etika dan moral yang tinggi serta dedikasi dan
pengabdian kepada masyarakat. Dalam melaksanakan tugas pekerjaan atau jabatan agar berjalan
dengan baik, penempatan Pegawai Negeri Sipil pada Sekretariat Daerah Kota Pangkalpinang
perlu diperhatikan. Upaya yang dapat mendukung hal tersebut adalah dengan terlebih dahulu
melakukan analisis jabatan dalam organisasi pemerintah. Analisis jabatan sebagai dasar penilaian
kinerja pegawai. Hasil penilaian kinerja tersebut dijadikan dasar oleh seorang badan
kepegawaian untuk kenaikan jabatan dan golongan pada organisasi publik.
Sekretaris Daerah mempunyai wewenang penuh dalam penyelenggaraan birokrasi
pemerintah daerah karena sudah mewakili stakeholder yang ada di setiap kota pangkalpinang.
Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) wajib membuat analisis jabatan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi yang ada. Namun permasalahannya sampai saat ini perangkat daerah
hanya merumuskan saja dan belum mengaplikasikan ke dalam kinerja mereka. Karena analisis
jabatan tersebut merupakan syarat wajib yang harus dibuat oleh pemerintah daerah dan apabila
daerah tidak merumuskan analisis jabatan tersebut maka tidak akan diberi kouta pengangkatan
calon pegawai negeri sipil atau rekruitmen calon pegawai negeri sipil.
Untuk mendukung kesesuaian penempatan pegawai perlu dilakukan analisis jabatan
dalam organisasi publik khususnya pada Sekretariat Daerah Kota Pangkalpinang. Hasil analisis
jabatan akan menghasilkan uraian pekerjaan atau jabatan dan persyaratan pekerjaan atau jabatan
yang dapat digunakan dalam penempatan pegawai. Analisis jabatan sangat berperan sekali
dalam penempatan pegawai. Dengan adanya analisis jabatan akan menghasilkan pegawai yang
mampu bekerja efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi, sehingga sesuai dengan
kebutuhan organisasi baik kualitas maupun kuantitas. Untuk mendapatkan pegawai yang
produktif yang menjadi persoalan utama adalah menempatkan setiap pegawai pada pekerjaan
dan jabatan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan agar dapat bekerja secara wajar
sesuai kemampuan, keahlian dan atau keterampilan serta latar belakang pengalaman. Untuk itu
penciptaan desain analisis jabatan menjadi tuntutan bagi organisasi. Melalui analisis jabatan yang
tepat akan diperoleh semua informasi mengenai suatu jabatan, antara lain meliputi dimensi
pekerjaan, tugas-tugas, tanggung jawab, karakteristik sumber daya manusia dan kondisi kerja.
Dengan dimensi-dimensi tersebut, organisasi dapat menyusun deskripsi jabatan yang benar-
benar sesuai dengan karakteristik masing-masing jabatan, sehingga analisis jabatan yang dipakai
dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan produktivitas kinerja pegawai.
Demikian halnya dengan pengembangan karir seseorang dapat berpengaruh terhadap
kinerja pegawai, dimana pengembangan karir merupakan pendekatan formal yang dilakukan
organisasi untuk menjamin orang-orang dalam organisasi mempunyai kualifikasi dan
kemampuan serta pengalaman yang cocok ketika dibutuhkan. Pada Sekretariat Daerah sebagian
pegawai mampu mengembangkan karir namun sementara disisi lain ada pegawai yang masih
jalan ditempat karena ada beberapa faktor yang berpengaruh pada pengembangan karir
seseorang seperti halnya hubungan pegawai dan organisasi, personalitas pegawai, faktor-
faktor eksternal, politicking dalam organisasi, sistem penghargaan, jumlah karyawan, ukuran
organisasi, kultur organisasi dan tipe manajemen yang diterapkan pada suatu organisasi tersebut.
Oleh karena itu, Sekretariat Daerah perlu mengelola karir dan mengembangkannya dengan baik
supaya produktivitas pegawai tetap terjaga dan mampu mendorong pegawai untuk selalu
melakukan hal yang terbaik dan menghindari frustasi kerja yang berakibat penurunan kinerja
unit organisasi dengan melakukan analisis jabatan yang segaris pada pengelolaan atas
pengembangan karir seseorang.
II. Teori:
Pengertian Analisis Jabatan
Menurut Daryanto dan Abdullah (2013 : 37), Analisis Jabatan ( Job Analysis ) adalah “
suatu kegiatan untuk memberikan analisa pada setiap jabatan sehingga demikian akan
memberikan pula gambaran tentang syarat- syarat yang diperlukan bagi setiap karyawan untuk
jabatan tertentu.”
Moekijat (2008: 41) menjelaskan bahwa analisis jabatan adalah proses sistematik
daripada penentuan keterampilan, kewajiban, dan pengetahuan yang diperlukan untuk
menyelesaikan jabatan-jabatan dalam suatu organisasi. Kasmir (2012: 160 ) menjelaskan bahwa
job analysis merupakan “ suatu analisis pekerjaan dengan cara mengumpulkan dan
mengevaluasi kebutuhan tentang informasi suatu pekerjaan.”
Hasibuan (2002: 29) menjelaskan, analisis pekerjaan adalah “informasi tertulis mengenai
pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai.” Menurut
Marihot Tua E. H dalam Danang Sunyoto (2012: 54) menjelaskan bahwa analisis pekerjaan
adalah “sebagai pengumpulan, penilaian, dan penyusunan informasi secara sistematis mengenai
tugas-tugas dalam organisasi, yang biasanya dilakukan oleh seorang ahli yang disebut job
analysis.”
V. Kekurangan
Kekurangan dari Jurnal ini ialah menurut saya Kurangnya teori yang menyangkut
indikator penyebab dari teori tersebut. telah memaparkan bagaimana penelitian yang telah
dilakukan dapat menyimpulkan efek perkembangan ekonomi di Indonesia, didukung serta
dengan kelengkapan data lapangan yang didapat, kejelasan bahasa yang digunakan sehingga
memudahkan dalam memahami isi jurnal.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh Analisis Jabatan
dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kota
Pangkalpinang, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel analisis jabatan sebesar 0,643 menunjukkan terdapat pengaruh yang besar
terhadap kinerja pegawai dengan nilai thitung 6,275 > ttabel 1, 98698 dan nilai sig
0,000 < 0,05. Artinya bahwa analisis jabatan penting untuk diterapkan dalam
menempatkan aparatur yang didasarkan pada persyaratan jabatan maupun uraian
pekerjaan dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai di Sekretariat Daerah Kota
Pangkalpinang.
2. Variabel pengembangan karir sebesar 0,202 menunjukkan terdapat pengaruh yang
kecil terhadap kinerja pegawai dengan nilai t hitung 2,448 > ttabel 1,98698 dan nilai
sig 0,016 < 0,05. Artinya bahwa pengembangan karir memiliki hubungan yang linier
dengan analisis jabatan, apabila seorang aparatur ditempatkan sesuai dengan bidang
keahlian dan keterampilannya sesuai dengan standar kompetensi berdasarkan analisis
jabatan maka akan memberikan peluang untuk seorang pegawai dapat
mengembangkan karirnya dalam tujuan peningkatan kinerja pegawai di Sekretariat
Daerah Kota Pangkalpinang.
3. Terdapat nilai R sebesar 0,623 yang menunjukkan bahwa pengaruh variabel analisis
jabatan dan variabel pengembangan karir secara bersama-sama mempunyai hubungan
yang kuat terhadap variabel kinerja pegawai dengan koefisien determinasi (r- square)
sebesar 38,9% dengan nilai Fhitung 27,957 > Ftabel 3,10 dan nilai sig 0,000 < 0,05.
References:
[1] Daryanto dan Abdullah. “Pengantar Ilmu Manajemen dan Komunikasi”, PT Prestasi
Pustakaraya, Jakarta, 2013.
[2] Ferdinand, Agusty. “Stractural Equation Metologi Dalam Penelitian Manajamen”, FE
UNDIP, Semarang, 2006
[3] Hasan, Iqbal. “Pokok-pokok Metode Penelitian dan Aplikasinya”, Ghalia Indonesia, Jakarta,
2002
[4] Hasibuan,S.P, Malayu, H. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, PT Bumi Aksara, Jakarta,
2002.
[5] Kasmir. “Manajemen Perbankan”, PT Raja grafindo Persada, Jakarta, 2012.
[6] Manullang, M. dan Manullang, Marihot. “Manajemen Personaalia” Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta, 2004.
Lampiran
Lampirkan print out jurnal yang dipilih