Anda di halaman 1dari 14

TUGAS AKHIR MODUL 6 IPA

PEMISAHAN CAMPURAN
Disusun Sebagai Tugas Akhir Modul Pembelajaran Dalam Jaringan Program Profesi
Guru Dalam Jabatan

Oleh :
DIANTO
19032509710544

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


PENDIDIKAN PROFESI GURU
PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM
2019
TUGAS AKHIR MODUL 6 PROFESIONAL

Pada bagian terakhir dari rangkaian modul IPA yang telah Anda pelajari, Anda diminta
untuk memecahkan persoalan dan secara kritis menjawab pertanyaan yang diberikan.
Jawablah sesuai dengan pemahaman yang telah Anda dapatkan.

Dalam sebuah gelas kimia terdapat campuran yang berwujud padatan terdiri dari kamper
(naftalena), garam dapur, dan batu kapur. Warna dari ketiga zat tersebut adalah putih.
Tugas anda sekarang adalah mencari prosedur yang tepat sehingga ketiga zat tersebut
dapat dipisahkan dengan sempurna. Pada bagian tugas ini, Anda akan diberikan strategi
dalam memecahkan persoalan.

1. Identifikasi sifat-sifat fisika dan kimia dari masing-masing zat tersebut.


2. Identifikasi adakah zat yang mudah menyublim, zat yang mudah larut dalam air,
dan zat yang sukar larut dalam air.
3. Cari prosedur yang tepat untuk memisahkan zat yang mudah menyublim.
4. Pertimbangkan kelarutan kedua zat terakhir dalam pelarut air.
5. Cari prosedur yang tepat untuk memisahkan zat-zat tersebut berdasarkan
kelarutannya dalam air.
6. Zat apakah yang pertama kali Anda dapatkan sebagai hasil dari proses pemisahan.
7. Zat apakah yang terakhir kali Anda dapatkan sebagai hasil dari proses pemisahan.
8. Tulis kesimpulan yang Anda peroleh

Rubrik Penilaian
Supaya tugas yang Anda kerjakan menjadi terarah dan Anda dapat menyelesaikan tugas
tersebut dengan baik, maka gunakanlah rubrik penilaian berikut untuk mengukur
keberhasilan Anda dalam memahami materi.

Aspek Bobot

Sifat-sifat fisika dan kimia dari masing-masing zat. 20%

Identifikasi Zat 10%

Prosedur Pemisahan Zat 60%

Kesimpulan 10%
JAWABAN

1. Identifikasi sifat-sifat fisika dan kimia dari masing-masing zat tersebut.

Sifat fisika dan kimia dari masing-masing zat


a. Naftalena
 Sifat fisika
Naftalena berupa padatan berwarna putih dengan rumus molekul C10H8
Berbentuk dua cincin benzena yang bersatu.
Massa molar : 128, 17052 g
Kepadatan : 1, 14 g / cm ³
Titik lebur : 80, 26 ° C, 353 K, 176 ° F
Titik didih : 218 ° C, 491 K, 424 ° F
Kelarutan dalam air : 30 mg / L
 Sifat Kimia
Senyawa ini bersifat volatil, mudah menguap meskipun dalam
bentuk padatan. Uap yang dihasilkan bersifat mudah terbakar. Naftalena
paling banyak dihasilkan dari destilasi tar batu bara, dan sedikit dari sisa
fraksionasi minyak bumi. Naftalena merupakan suatu bahan keras yang putih
dengan bau tersendiri, dan ditemui secara alami dalam bahan bakar fosil
seperti batu bara danminyak.
Naftalena adalah salah satu komponen yang termasuk benzena
aromatik hidrokarbon, tetapi tidak termasuk polisiklik. Naftalena memiliki
kemiripan sifat yang memungkinkannyamenjadi aditif bensin untuk
meningkatkan angka oktan. Sifat-sifat tersebut antara lain: sifat pembakaran
yang baik, mudah menguap sehingga tidak meninggalkan getah padat pada
bagian-bagian mesin.Sesuai dengan ikatan valensinya, napthalena
mempunyai tiga struktur resonansi yaitu: Seperti benzena, naftalena dapat
mengalamisubstitusi aromatik elektrofilik. Pada sebagian besar reaksi
substitusi aromatik elektrofilik, naftalena bereaksi dalam kondisi lebih
ringandaripada benzena. Sebagai contoh, benzena ataupun napthalena bila
beraksi dengan klorindengan menggunakan besi klorida atau aluminium
klorida sebagai katalis, naftalena danklorin dapat bereaksi untuk membentuk
1-chloronaphthalena bahkan tanpa menggunakan katalis.

b. Garam dapur
 Sifat fisika
Nama IUPAC Natrium Klorida
Rumus kimia NaCl
Massa molar 58,44 g/mol
Penampilan Tidak berwarna/ berbentuk Kristal putih
Densitas 2,16 g/cm3
Titik lebur 801 °C (1074 K)
Titik didih 1465 °C (1738 K)
Kelarutan dalam air 35,9 g/100 mL (25 °C)
 Sifat kimia
Garam dapur merupakan senyawa ion, ikatan ion antara Na dan Cl-
nya sangat kuat sehingga meleleh dan mendidih pada suhu yang tinggi. NaCl
juga merupakan bagian dari larutan elektrolit kuat, yaitu larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik karena ketika dalam bentuk lautan ia kembali
menjadi ion-ionnya yang dapat bergerak bebas. Ion yang bergerak bebas
inilah yang menghantarkan arus listrik. Karena merupakan senyawa ion,
NaCl juga mudah larut dalam air dan pelarut polar lainnya. Dalam bentuk
padat NaCl bersifat stabil dan hanya terurai ketika dipanaskan pada suhu
yang sangat tinggi menghasilkan asam yang beracun yang terdiri dari asam
klorida (HCl) dan dinatrium oksida (Na2O).

c. Batu kapur
 Sifat fisika
Rumus kimia CaCO3
Massa molar 100.0869 g/mol
Penampilan Serbuk putih halus; rasa kekapuran
Bau Tidak berbau
Densitas 2.711 g/cm3 (kalsit)
2.83 g/cm3 (aragonit)
Titik lebur 825 °C (aragonit)
1339 °C (kalsit)
Titik didih Mengurai
Kelarutan dalam air 0.0013 g/100 mL (25 °C)
 Sifat kimia
Kalsium karbonat ini terdiri dari 2 unsur kalsium dan 1 unsur
karbon dan 3 unsur oksigen. Setiap unsur karbon terikat kuat dengan 3
oksigen, dan ikatan ini ikatannya lebih longgar dari ikatan antara karbon
dengan kalsium pada satu senyawa. Kalsium karbonat bila dipanaskan akan
pecah dan menjadi serbuk remah yang lunak yang dinamakan Kalsium
oksida (CaO). Hal ini terjadi karena pada reaksi tersebut setiap molekul dari
kalsium akan bergabung dengan 1 atom oksigen dan molekul lainnya akan
berikatan dengan oksigen menghasilkan CO2 yang akan terlepas ke udara
sebagai gas karbon dioksida. dengan reaksi sebagai berikut:
CaCO3  CaO + CO2
Reaksi ini akan berlanjut apabila ditambahkan air, reaksinya akan
berjalan dengan sangat kuat dan cepat apabila dalam bentuk serbuk, serbuk
kalsium karbonat akan melepaskan kalor. Molekul dari CaCO3 akan segera
mengikat molekul air (H2O) yang akan menbentuk kalsium hidroksida, zat
yang lunak seperti pasta. Sebagaimana ditunjukkan pada reaksi sebagai
berikut:
CaCO3 + H2O  Ca(OH)2 + CO2
2. Identifikasi adakah zat yang mudah menyublim, zat yang mudah larut dalam
air, dan zat yang sukar larut dalam air.
Zat yang mudah menyublim adalah naftalen (kapur barus) dengan rumus
molekul C10H8 dengan dua cincin benzena yang bersatu. Senyawa ini bersifat volatil,
mudah menguap walau dalam bentuk padatan. Oleh karena itu naftalena digunakan
pada percobaan pengamatan titik leleh karena mudah menguap sehingga tidak
memerlukan waktu yang lama untuk menyublim. Kemudian hasil lelehan naftalena
tidak berwarna atau bening, sehingga lebih mudah diamati titik awal lelehnya.
Zat yang mudah larut dengan air adalah garam, karena pada saat NaCl larut
dalam air akan membentuk ion Na+ dan Cl-. Sedangkan air akan terionisasi menjadi
H3O+ dan O2-, sehingga ion hidrogen memiliki muatan cenderung positif (tidak benar-
benar positif) sehingga dapat menstabilkan ion klorida. Sementara ion oksigen
cenderung bermuatan negatif, sehingga dapat menstabilkan ion natrium. Artinya ion
natrium akan dikelilingi oleh air pada (ion dipol) oksigen dan ion klorida akan
dikelilingi (membentuk ikatan ion-dipol ) air pada ion hidrogen seperti ditunjukkan
oleh gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Proses pelarutan NaCl pada H2O
Sedangkan zat yang sukar larut dalam air yaitu batu kapur (CaCO3) dan
naftalena (C10H8). Batu kapur adalah senyawa kovalen polar, terdiri dari ion Ca2+ dan
ion CO32-, tetapi sukar larut dalam air. Hal itu terjadi karena ion-ion dalam di batu
kapur bertarikan dengan sangat kuat, sehingga air tidak mampu melarutkannya.
Sedangkan naftalena termasuk dalam golongan hidrokarbon ikan kimia yang terjadi
pada atom H dan C adalah ikatan kovalen non polar sehingga naftalena tidak dapat
larut dalam air.

3. Cari prosedur yang tepat untuk memisahkan zat yang mudah menyublim.

Sublimasi adalah salah satu pemisahan zat-zat yang mudah menyublim.


Perubahan zat padat menjadi gas atau dari gas ke padat. Bila partikel suatu zat
diberikan kenaikan suhu maka partikel tersebut akan menyublim menjadi gas,
sebaliknya jika suhu gas tersebut diturunkan maka gas akan segera berubah wujudnya
menjadi panas. Gas yang dihasilkan ditampung lalu didinginkan kembali. Syarat
pemisahan campuran pada sublimasi adalah partikel yang bercampur harus memiliki
perbedaan titik didih yang besar sehingga kita dapat menghasilkan uap dengan tingkat
kemurnian yang tinggi. Begitupun syarat sampel untuk sublimasi adalah dengan sifat
kimia mudah menguap agar mudah proses sublimasinya. Jadi prosedur yabg tepat
dalam memisahkan zat dengan cara menyublim terlebih dahulu harus memenuhi
syarat zat tersebut adalah zat yang mudah menguap serta memiliki perbedaan titik
didih yang tinggi sehingga zat dengan titik didih rendah akan menguap terlebih
dahulu.

Berikut Prosedur pemisahan naftalena dengan cara sublimasi


Naftalena adalah zat yang mudah menyublim. Jadi cara pemisahannya adalah
dengan proses sublimisasi. prosesnya adalah sebagai berikut!
a. Siapkanlah alat dan bahan yang dibutuhkan, kurang lebih sesuai dengan gambar
di bawah ini,

Campuran naftalena,
garam dapur, dan batu
kapur

b. Masukkan campuran kapur barus , garam dapur, dan batu kapur dalam gelas
kimia.
c. Tutuplah gelas kimia dengan cawan yang diisi air atau es seperti pada gambar
d. Nyalakan pembakar spiritus dan panaskan campuran sampai terjadi penguapan.
e. Setelah beberapa saat, amati zat yang menempel pada cawan bagian dalam. Zat
yang menenpel itulah Naftalena.

4. Pertimbangkan kelarutan kedua zat terakhir dalam pelarut air.

Ketiga zat yaitu garam dapur, batu kapur dan naftalena yang paling larut dengan air
adalah garam dapur. Naftalena sudah kita ketahui dapat pisahkan dengan cara
sublimasi, sedangkan dua zat terakhir yaitu garam dapur dan batu kapur
merupakan zat yang berbeda kelarutan dalam air karena pada dasarnya pemisahan kimia
adalah like dissolve like di mana suatu zat hanya akan larut pada pelarut yang sejenis.
Dengan kata lain, zat yang bersifat polar akan larut pada pelarut polar dan zat non polar
pun akan larut pada pelarut yang non polar. Pada naftalena tidak dapat larut dengan baik
dengan air karena naftalena anatar atom karbonnya berikatan secara kovalen non polar
sehingga air yang bersifat polar tidak dapat melarutkan naftalen. Yang kedua Batu kapur
CaCO3 yang berikatan kuat kovalen polar tapi air yang juga bersifat polar tidak dapat
melarutkannya hal ini karena atom Ca, C dan O dalam di batu kapur bertarikkan dengan
sangat kuat, sehingga air tidak mampu melarutkannya Sehingga ketika dua zat tersebut
tidak larut dalam air maka diperlukan suatu metode pemisahan yang lainnya yaitu
berdasarkan titik didihnya dan sifat zat naftalena yang volatil (mudah menguap), dimana
naftalena memiliki titik didih rendah 80ºC dan batu kapur titik didihnya diatas 800ºC
telah memenuhi syarat untuk dilakukan pemisahan dengan cara sublimasi.
Sedangkan zat yang larut dalam air yaitu garam dapur di pisahkan dengan cara
kristalisasi sehingga dihasilkan kristal NaCl kembali.

5. Cari prosedur yang tepat untuk memisahkan zat-zat tersebut berdasarkan


kelarutannya dalam air.
Dari teori diatas maka dapat dilakuakn uji coba di laboratorium untuk memisahkan zat
garam dapur, kapur barus dan naftalena yang telah tercampur dengan persiapan dan
prosedur sebgai berikut :
a. Persiapan alat dan Bahan
 Alat – alat :
1. Set pembakaran (kaki tiga, pembakar spiritus, kasa asbes) (2 set)
2. Gelas kimia 100 ml (4 buah)
3. Kaca arloji (4 buah)
4. Kertas saring (2 buah)
5. Corong kaca (1 buah)
6. Neraca Ohauss (1 buah)
7. Lumpang dan alu (1 buah)
8. Spatula kaca (1 buah)
9. Gelas ukur 50 ml (1 buah)
10. Penjepit kayu1 (1 buah)

 Bahan :
1. Naftalena (Kapur Barus) (3 gram)
2. Garam dapur (3 gram)
3. Batu kapur (3 gram)
4. Air (50 ml)
5. Es batu secukupnya
Gambar 3. Alat-alat praktikum pemisahan campuran
Gambar 4. Bahan Pemisahan NaCl-C 8H10-CaCO3

 Langkah-langkah kerja 1 (Filtrasi dan Sublimasi) :


1. Menyiapkan alat dan bahan seperti gambar tersebut
2. Menumbuk kapur barus dan batu kapur dengan lumpang alu (secara terpisah)
3. Menimbang massa naftalena, batu kapur dan garam dapur masing-masing 3
gram
4. Mencampurkan ketiga zat yang telah dtimbang menjadi satu (naftalena, batu
kapur, dan garam dapur.
5. Menambahkan 50 ml air pada campuran tersebut
6. Mengaduknya dengan spatula hingga tercampur rata campuran tersebut
Proses filtrasi
7. Menyaring larutan campuran tersebut. (melakukan 2 kali proses filtrasi agar
filtrat yang dihasilkan benar-benar terpisah)
8. Mengamati filtrat yang dihasilkan dari proses penyaringan (sisihkan terlebih
dahulu)
9. Hasil residu (tertinggal di kertas saring) berupa batu kapur dan naftalena yang
tidak dapat larut dalam air
10. Menyiapkan hasil residu hasil filtrasi
Proses sublimasi
11. Menempatkannya pada gelas kimia
12. Memanaskan kedua zat tersebut diatas pembakar kaki tiga
13. Menutup gelas kimia dengan kaca arloji
14. Meletakkan es batu diatas kaca arloji
15. Mengamati perubahan pada bagian bawah kaca arloji
16. Mengamati perubahan pada gelas kimia
17. Mencatat hasi pengamatan
Proses kristalisasi
18. Menyiapkan hasil filtrat hasil penyaringan
19. Memanaskan larutan filtrat pada kaki tiga
20. Mengamati hasil penguapan pada dasar gelas kimia
21. Membiarkan air menguap sampai habis
22. Mengamati zat yang tertinggal pada gelas kimia
23. Mencatat hasil pengamatan

Langkah-langkah pemisahan NaCl-C10H8-CaCO 3

Gambar 6. Bahan yang sudah dihaluskan dan


Gambar 5. Menghaluskan bahan ditimbang masing-masing 3 gram

Gambar 7. Ketiga bahan dicampur ke dalam Gambar 8. Campuran ditambah 50 ml air dan
gelas kimia dan ditambah 50 ml air diaduk. Naftalen dan batu kapur tidak larut
dalam air

Gambar 10. Dihasilkan filtrate jernih setelah 2


Gambar 9. Campuran disaring kali penyaringan
Gambar 11. Residu yang tertinggal di kertas Gambar 12. Kristal naftalen menempel bagian
saring di pindahkan ke dalam gelas kimia dan bawah kaca arloji dan dinding gelas kimia,
di sublimasi

Gambar 13. Batu kapur mengeras dan Gambar 14. Filtrate hasil penyaringan
menggumpal di dasar gelas kimia dipanaskan sampai air menguap habis

Gambar 15. Hasil kristalisasi berupa Kristal Gambar 16. Hasil ketiga bahan setelah
garam dipisahkan
6. Zat apakah yang pertama kali Anda dapatkan sebagai hasil dari proses
pemisahan.
Zat yang pertama kali di dapat dalam percobaan diatas adalah residu saat filtrasi
yaitu naftalena dan batu kapur yang tidak dapat larut dalam air karena naftalena dengan
rumus molekul C10H8 termasuk dalam senyawa organik hdrokarbon aromatik dengan
struktur molekul dua cincin benzena sehingga naftalena tidak mudah larut dalam air.
Sedangkan zat batu kapur (CaCO3) berikatan kovalen polar yang kuat sehingga saat ion-
ion terionasisi dalam air menjadi Ca2+ dan CO32- berikatan sangat kuat sehingga air tidak
mampu melarutkannya. Maka diperlukan metode pemisahan yang lain, yaitu sublimasi
karena perbedaan titik didih antara naftalena dan batu kapur selisih sangat besara maka
metode pemisahan yang tepat adalah dengan sublimasi.
Saat sublimasi berlangsung zat naftalena menguap terlebih dahulu hal ini
dikarenakan naftalena memilkiki titik didih yang rendah dan sifat fisikanya ynag mudah
menguap sedangkan batu kapur akan tertinggal d dasar gelas kimia.

7. Zat apakah yang terakhir kali Anda dapatkan sebagai hasil dari proses
pemisahan.
Saat pelarutan dengan air garam dapur melarut sempurna karena ion-ion Na + dan
Cl- bergerak bebas dikelilingi oleh molekul air sehingga saat penyaringan larutan
garam tidak dapat dipisahkan maka langkah selanjunya dilakukan pemisahan secara
kristalisasi yaitu metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam
suatu larutan. Titik didih air lebih rendah dari pada garam sehingga air akan menguap
menjadi H2O(g) sedangkan garam NaCl(s) akan tertinggal didasar gelas kimia. Proses yang
terjadi saat Kristalisasi larutan garam :
NaCl(aq)  NaCl(s) + H2O(g)

8. Kesimpulan
Pemisahan campuran naftalena, garam dapur dan batu kapur dilakukan dengan cara 3
tahap yaitu:
1. Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat
dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring).Dasar pemisahan
metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya,
dalam hal ini didapatkan naftalena dan batu kapur yang kemudain dipisahkan lagi
dengan sublimasi
2. Sublimasi yaitu metode pemisahan campuran berdasarkan kemudahan salah satu
zat untuk menyublim (berubah fase dari padat menjadi gas), dalam hal ini
didapatkan butiran naftalena dari hasil sublimasi dan Kristal CaCO3 di dasar gelas.
3. Penguapan adalah metode pemisahan campuran larutan, antara zat terlarut dengan
zat pelarutnya, dengan cara pemanasan. Hasil penguapan adalah butiran garam
dapur.
4. Pemilihan teknik yang tepat dari ketiga teknik tersebut (filtrasi, sublimasi, dan
penguapan) dapat digunakan untuk memisahkan campuran kapur barus, garam
dapur, dan batu kapur.

RUJUKAN
https://www.coursehero.com/file/p64qjq7/Sifat-fisik-dan-kimia-Naftalena-Berbentuk-dua-
cincin-benzene-yang-bersatu/ diakses tanggal 22 juni 2019
http://kimia-master.blogspot.com/2011/11/definisi-naftalena-adalah-hidrokarbon.html diakses
tanggal 22 Juni 2019
https://www.academia.edu/9809697/sifat_fisik_zat diakses tanggal 23 juni 2019
http://kimialarutan.blogspot.com/p/blog-page.html diakses tanggal 23 Juni 2019
http://pustakasains.com/kenapa-garam-larut-dalam-air/ diakses tanggal 23 Juni 2019
https://www.slideshare.net/085753889956/batu-kapur-61300745 diakses tanggal 23 Juni 2019
https://id.scribd.com/doc/136474170/MSDS-NaCl diakses tanggal 23 Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai