Anda di halaman 1dari 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus

Asuhan Keperawatan pada Tn.M.B dengan Tuberkulosis Paru dirungan

Cendana Rumah Sakit Robert Wolter Monginsidi TK II Manado.

Asuhan keperawatan dilaksanakan pada tanggal 22 Mei sampai 26 Mei 2019

dengan menggunkana pendekatan proses keperawatan yang meliputi tahap

pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1. Pengkajian

a. Identitas pasien

Nama : Tn.M.B

Umur : 60 Tahun

Tempal Tanggal lahir : Marinson,12-09-1958

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Petani

Suku/Bangsa : Siau/ Indonesia

Alamat : Marinsow Likupang

Status Perkawinan : Kawin

Tanggal Masuk RS : 21-05-2019

Tanggal Pengkajian : 22-05-2019

Diagnosa Medis : TB Paru

No. Med Reg : 110670


b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny.G

Umur : 54 Tahun

Alamat : Marinson

Hubungan dengan pasien : Saudara

c. Keluhan Utama

Sesak Nafas

d. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan sekarang

Pasien datang dengan keluhan sesak nafas, batuk 6 bulan lalu sebelum

masuk rumah sakit, disertai lendir berwarna putih, keringat malam,

penurunan berat badan dan lemah badan. Riwayat MRS selama 5 hari

pada bulan april 2019 karena batuk dan sesak nafas dan pasien sedang

menjalani terapi obat OAT. Saat dikaji pasien mengatakan sesak

nafas, batuk berlendir, badan tersa lemah, dan pasien mengalami

penurunan berat badan dari 70 kg menjadi 54 kg.

2) Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit asam urat, hipertensi

dan DM, pasien memiliki riwayat merokok, Pasien perna dirawat

selama 5 hari pada bulan april 2019 karena penyakit TB paru.


3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang

memiliki penyakit yang sama dengan pasien, dalam keluarga memiliki

riwayat penyakit hipertensi.

4) Genogram

Keterangan :

: Laki-Laki

: Perempuan

: Pasien

: Meninggal
e. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia ( 11 Pola Gordon)

1) Pola Pemeliharan/ Manajemen Kesehatan

Pasien menganggap batuk yang dialami selama 6 bulan sebelum masuk

masuk rumah sakit hanya batuk biasa dan menanggulanginya dengan

minum obat warung, pasien mempunyai riwayat merokok.

2) Pola nutrisi dan metabolisme

a) Keadaan sebelum sakit

Pasien mengatakan sebelum sakit pola makan 2 sampai 3 kali

sehari dengan menu ( nasi,ikan,dan sayur). Minum 7 sampai 8

gelas/hari jenis air putih dan kopi.

b) Saat dikaji

Sejak dirawat pasien mengatakan nafsu makan menurun, makan 3

kali sehari dengan menu ( bubur,telur,ikan,sayur,dan buah). Pasien

mengatakan hanya mampu menghabiskan setengah dari porsi yang

tersedia ( pasien makan hanya 4-5 sendok). Minum 4 sampe 5

gelas/hari, pasien tampak kurus, BB menurun dari 70 kg turun 54

kg, turgor kulit kering.

3) Pola eliminasi

a) Keadaan sebelum sakit

Pasien mengatakan BAB sebelum sakit 1x dalam sehari,

konsistensi lunak, warna kecoklatan,dengan bau khas fases. BAK

pasien mengatkan 5-6 x sehari warna kuning jernih,bauh amoniak


b) Saat dikaji

Pasien mengatakan sejak MRS pasien belum BAB, sedangkan

BAK 6-7 x sehari warna urine kuning pekat, bau amoniak.

4) Pola aktivitas dan latihan

a) Keadaan sebelum sakit

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien dapat melakukan aktivitas

seperti biasa tanpa bantuan. Pasien setiap hari bekerja sebagai

petani di kebunnya sendiri.

b) Saat dikaji

Pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri,

pasien hanya terbaring ditempat tidur aktivitas pasien 4 hari

(makan, minum, ganti pakaian, bak) di bantu oleh orang lain.

5) Pola tidur dan istirahat

a) Keadaan sebelum sakit

Pasien mengatakan pola tidur sebelum sakit malam 10 jam ( 20.00-

05.00 wita) sedangakan pada sianga hari 2 jam ( 13.30-15-30).

Tidak ada masalah dalam tidur.

b) Saat dikaji

Pasien mengatakan tidur malam ± 7-8 jam ( 22:00-05:30),sering

berkeringat pada malam hari. Tidur siang ± 1 jam ( 13.00 – 14.00

wita).
6) Pola kognitif/perseptual.

Saat dikaji kesadaran pasien compos mentis dengan E : 4, V : 5, M : 6,

penglihatan pasien baik dibuktikan pasien tidak memakai alat bantu

penglihatan, pendengaran pasien baik dibuktikan pasien tidak memakai

alat bantu pendengaran, penciuman pasien baik dibuktikan pasien

dapat membedahkan bauh busuk dan harum, pengecapan pasien baik

dibuktikan pasien dapat membedakan asam dan manis, dan perabaan

pasien baik dibuktikan pasien dapat membedahkan kulit yang kasar

dan yang halus.

7) Pola persepsi dan konsep diri

a) Gambar diri : pasien mengatkan terlahir sebagai anak laki-laki

dari 7 bersaudarah pasien merupakan anak ke 3 dan Pasien

mengatakan merasa tidak percaya diri pada perubahan tubuh yang

menagalami penurunan berat badan dari 70 kg menjadi 54 kg

b) Harga diri : pasien mengatakan merasa diperhatikan oleh istri

dan anaknya yang selalu menjaga pasien yang sedang sakit.

c) Peran : pasien mengatkan peran sebagai suami dan ayah

dari dua anaknya terganggu karena pasien sedang dirawat dirs dan

pasien tidak bisa bekerja.

d) Identitas diri : pasien berjenis kelamin laki-laki, umur 60 tahun,

pasien sudah menikah dan memiliki 1 istri dan 2 anak.

e) Ideal diri : pasien mengatakan ingin segera sembuh dari

penyakit yang dialami.


8) Pola peran dan hubungan

a) Keadaan sebelum sakit

Pasien mengatakan peran sebagai kepala keluarga sebagai ayah dan

suami dapat dijalani dengan baik, hubungan dengan keluarga dan

masyarakat terjalin baik.

b) Saat dikaji

Pasien mengatakan peran sebagai kepala keluarga terganggu

karena tidak dapat bekerja untuk menghasilkan uang akibat

penyakit yang dialami, dan hubungan dengan keluarga dan

masyarakat terjalin baik dibuktikan istri dan anak-anak dapat

menemani pasien dan tetangga datang untuk membesuk pasien.

9) Pola seksual reproduksi

Pasien berjenis kelamin laki-laki, sudah menikah memiliki 1 orang istri

dan memiliki 2 orang anak, pasien tidak mengalami gangguan

reproduksi.

10) Pola mekanisme koping dan toleransi stress

Pasien mengatakan bingung dengan penyakitnya, pasien mengatakan

cemas dengan penyakit yang dialami dan untuk menenangkan diri

pasien sering berdoa.

11) Pola nilai kepercayaan

Pasien mengatakan beragama kristen protestan, sebelum sakit pasien

rajin beribada dan sering terlibat dalam kagiatan kerohanian. Tetapi


saat sakit pasien hanya dapat berdoa di tempat tidur memohon

kesembuhan.

f. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum : Sedang

2) Kesadaran : Compos Mentis

3) TTV :

a) TD : 110/70 MmHg

b) ND : 80 x/m

c) RR : 24 x/m

d) SB : 37,1 ºC

4) Head to toe

a) Kepala dan rambut

Bentuk kepala bulat, tidak teraba benjolan/massa, tidak ada nyeri

tekan, warna rambut hitam beruban, kulit (tidak ada ketombe).

b) Mata

Kedua mata simetris kiri dan kanan, kunjungtiva anemis, sklera

tidak icterus, refleks cahaya normal ditandai saat dilakukan refleks

cahaya mata pasien langsung berkedip

c) Hidung

Fungsi penciuman pasien tidak terganggu pasien dapat

membedahkan bauh, pasien bernapas menggunakan hidung.

Bentuk lubang hidung simentris kiri dan kanan.


d) Telinga

Fungsi pendengaran pasien pasien dapat mendengar dengan baik

dan tidak menggunkan alar bantu pendengaran. Bentuk simetris

kiri dan kanan,ada serumen.

e) Mulut

Fungsi pengecapan pasien dapat membedahkan rasa asam dan

manis, lidah tampak titik-titik putih, ada karang gigi,terdapat

karies, bibir kering,mukosa bibir kering, jumlah gigi lengkap,

pasien tidak menggunkan gigi palsu, tidak terdapat tonsilitis.

f) Leher

Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid,tidak ada benjolan

atau lesi, tidak ada nyeri saat menelan.

g) Thoraks

(1) Inspeksi : Kembang kempis dada simetris

(2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

(3) Perkusi : Ada bunyi sonor pada seluruh lapang paru.

(4) Auskultasi : Bunyi napas cepat, ada bunyi napas

tambahan : ronchi.

h) Abdomen

(1) Inspeksi : Bentuk perut datar

(2) Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan


(3) Perkusi : Bunyi timpani, Perut kembung

(4) Auskultasi : peristaltik usus 16x/m, perut kembung

i) Genitalia

Tidak ada hemoroid pada anus, tidak ada lesi pada penis, skrotum

tidak edema dan tidak ada hernia.

j) Ekstermitas Atas dan Bawah

(1) Ekstermitas Atas

Tidak ada edema, tidak ada lesi, sendi tidak kaku denga rentang

gerak bebas dan aktif, posisi bahu sedikit terangkat keatas,

terpasang infus NaCL 0,9% 20 tpm pada lengan kiri.

(2) Ekstermitas Bawah

Tidak ada edema, sendi tidak kaku dengan gerak bebas aktif.

g. Pemeriksaan Penunjang

1) Laboratorium (Tanggal 22-05-2019)

Tabel : 2.1 Hasil hematologi


Parameter Result Ref range

WBC 15.9 x 10^3/uL 3.6 - 11.0


Lympht# 2.2 x 10^3/uL 0.8 - 4.0
Mid# 2.0 x 10^3/uL 0.1 - 1.0
Gran# 11.7 x 10^3/uL 2.0 - 7.0
Lymph % 14.1 % 20.0 - 40.0
Mid% 12.6 % 3.0 - 15.0
Gran% 73.3 % 50.0 - 70.0
HGB 12.6 g/dL 11.7 - 17.3
RBC 4.34 x 10^6/uL 3.80 - 5.90
HCT 35.5 % 35.0 - 52.0
MCV 81 fL 80.0 - 100.0
MCH 29.0 pg 27.0 - 34.0
MCHC 35.4 g/gL 32.0 - 36.0
RDW-CV 15.0 % 11.0 - 16.0
RDW-SD 41.2 fL 35.0 - 560
PLT 342 x 10^3/uL 150 - 440
MPV 6.6 fL 6.5 - 12.0
PDW 15.4 9.0 - 17.0
PCT 0.225 % 0.108 – 0.282

Tabel : 2.2 Urine lengkap

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujuk Keterangan


Urine Lengkap
Glukosa Negatif mg/dl Negatif
Bilirubin Nrgatif mg/dl Negatif
Keton Negatif mg/dl Negatif
S.G 1.010 1.005-1.030
pH 6.0 5.0-8,5
Protein +1 mg/dl Negatif
Urobilinogen 0.2 EU/dl 0.2
Nitrit Negatif Negatif
Eritrosit +3 Negatif
Leukosit Negatif Negatif

2) Foto Thorax

Tanggal 21 Mei 2019

Kesan : Tuberkulosis Paru

h. Terapy

1) OBH 3 x 1

2) Ceftriaxone 2 x 1gr

3) Vitamin B com 1 x 1

4) OAT Lanjut
i. Analisa Data
Tabel : 2.3 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 Data Subjektif Penumpukan sekret Bersihan jalan napas
a. Pasien mengatakan sesak napas tidak efektif
b. Pasien mengatakan batuk
berlendir
Data Objektif
a. Terdapat bunyi nafas tambahan
(ronchi)
b. Pasien tampak sesak
c. Pasien tampak batuk berlendir
d. TTV :
TD: 110/70 MmHg
ND : 80x/m
RR : 24 x/m

2 Data Subjektif Anoreksia mual,muntah Ketisakseimbangan


a. Pasien mengatakan napsu makan nutrisi kurang dari
menurun kebutuhan tubuh
b. Pasien mengatakan makan hanya
4-5 sendok
Data Objektif
a. Pasien hanya mampu
menghabiskan setengah porsi
makan yang tersedia
b. Pasien tampak kurus
c. BB menurun dari 70 turun sampai
54

3 Data Subjektif Intoleransi Aktivitas


a. Pasien mengatakan lemah saat Inadekuat oksigen untuk
beraktivitas beraktivitas dan
b. Pasien mengatakan jika kelemahan
beraktivitas lebih terasa sesak
napas
Data Objektiv
a. Pasien hanya terbaring ditempat
tidur
b. Aktivitas pasien terbatas dan
dibantu oleh kelurga
(makan,minum,berpakaian,BAB,
BAK)
2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan analisa data maka diagnosa keperawatan yang ada pada Tn.M.B

adalah sebagai berikut

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sekret mukus

yang kental

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia mual muntah

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai

oksigen
B. PEMBAHASAN

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian yang dilakukan pada Tn.M.B dengan Tuberkulosis Paru

pada tanggal 22 Mei 2019 mengunakan tiga aktifitas dasar yaitu pengumpulan

data pengelompokan data dan analisa data. Pengumpulan data pada Tn.M.B

mengunakan metode wawancara, observasi, dokumentasi, dan pemeriksaan

fisik. Wawancara dilakukan pada pasien, dan perawat-perawat diruangan.

Dalam teori yang didapat saat pengkajian adalah data dasar dan data fokus.

Data yang didapatkan dalam pengumpulan data kemudian dikelompokan

berdasarkan data subjektif dan data objektif. Data yang telah dikelompokan

akan dianalisa dengan metode validasi data, mengelompokan data berdasarkan

kebutuhan. Membandingkan dengan standar teori keperawatan dan membuat

kesimpulan tentang kesenjangan atau masalah keperawatan yang ditemukan.

Demikian kegiatan yang dilakukan pada Tn.M.B terdapat kesenjangan

antara teori dan praktek. Dimana pada teori keluhan yang terjadi sesak nfas,

batuk darah, penurunan berat badab, nyeri dada, demam, keringat pada malam

hari, anoreksia sedangkat pada kasus tidak semua keluhan pada teori yang

muncul pada pasien, pada kasus keluhan yang terjadi yaitu sesak nafas, batuk

berlendir, penurunan berat badan, keringat pada malam hari dan terdapat

keluhan tambahan yaitu lemah saat beraktivitas.


2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada Tn.M.B ditegakkan dengan metode

menganalisis data subjektif dan objektif yang telah diperoleh dalam pengkajian

dengan memiliki tiga komponen yaitu problem, etiologi, symptom. Diagnosa

yang ditemukan pada Tn.M.B memiliki tiga komponen Problem, Etiologi,

Symptom dan ada 3 diagnosa aktual yang ditemukan berdasarkan respon dari

Tn.M.B dengan Tuberkulosis Paru.

Diagnosa keperawatan Tn.M.B tidak terdapat kesenjangan data

anatara teori asuhan keperawata pada Tuberkulosis Paru dan praktek asuhan

keperawatan pada Tn.M.B dengan Tuberkulosis Paru. Dalam diagnosa teori

asuhan keperawatan Tuberkulosis Paru terdapat 7 diagnosa dan yang

ditemukan dalam kasus Tn.M.B adalah 3 diagnosa, dan 4 diagnosa yang tidak

diangkat karena pasien Tn.M.B sudah menjalani pengobatan OAT selama 2

bulan.

3. Perencanaan Keperawatan \

Berdasarkan diagnosa keperawatan yang diangkat penulis sesuai data

yang ada pada pasien, penulis merumuskan rencana keperawatan yang ada

meliputi tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai dan menetapkan rencana

tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang

diangkat. Pada rencana yang ada di diagnosa teori asuhan keperawatan pada

pasien dengan Tuberkulosis Paru tidak semua rencana keperawatan dibuat pada
pasien. Namun ada tindakan yang direncanakan tidak ada dalam teori asuhan

keperawatan pada pasien dengan Tuberkulosis Paru yaitu :

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sekret mukus

yang kental

1) Beri posis semi fowler


Untuk mencegah dan mengurangi sesak nafas pada penumpukan sekret

yang berlebih.

2) Ajarkan teknik betuk efektif


Dalam megajarkan batuk efektif agar pasien dapat mengelurkan sekret

dengan mandiri tanpa bantuan alat suction.

3) Anjurkan pasien untuk banyak minum


Dalam meganjurkan pasien banyak minum untuk memudahkan pasien

megeluarkan dan mengencerkan sekret.

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia mual muntah

1) Identifikasi faktor yang menimbulkan mual/muntah

Dalam melakukan identifikasi faktor yang menimbulkan mual/muntah

untuk mengetahui penyebab mual/muntah

2) Anjurkan pasien makan selagi hangat

Menganjurkan makan selagi hangat untuk menambah nafsu makan

pasien.

3) Berikan pasien makan sedikit dan sering

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada pasien.


4) Evaluasi nutri, ukur BB pasien

Mengevaluasi BB pada pasien untuk mengetahu/mengontrol apakah

ada perubahan berat badan.

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen

1) Kaji respon pasien terhadap aktivitas dan tanda-tanda vital

Untuk mengetahui aktivitas yang bisa dilakukan pasien dan untuk

mengetahui perubahan TTV pada pasien.

2) Atur posis pasien yang nyaman

Untuk memberikan rasa nyaman pada pasien dan mengurangi aktivitas.

3) Bantu aktivitas perawatan diri pasien.

Untuk membantu dan memenuhi aktivitas yang akan dilakukan pasien.

Rencanaan tambahan penulis dapati dari kolaborasi antara dokter dan

perawat yang ada diruangan cendana. Intervensi tersebut seperti

kolaborasi pemberian terapi obat.

4. Implementasi Keperawatan

Pada tahap implementasi keperawatan semua perencanaa dilaksanakan

berdasarkan diagnosa yang ada, mulai dari diagnosa pertama sampai dengan

diagnosa yang ketiga. Selama penerapan implementasi semua intervensi dapat

dilaksanakan dan tidak terdapat hambatan dalam melakukan perencanaan

pada kasus Tuberkulosis Paru pada Tn.M.B. .


5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan yang dilakukan pada Tn.M.B adalah evaluasi

formatif. Mengevaluasi keperawatan pada masalah-masalah yang ada maka

peneliti nelakukan asuhan keperawatan selama 5x24 jam dan melakukan

evaluasi setiap hari untuk setiap diagnosa dalam hal ini untuk mempermudah

mengevaluasi maka dibuat catatan perkembangan dengan format SOAP.

Evaluasi yang dilakukan pada pasien Tn.M.B dengan Tuberkulosis Paru

diruangan cendana RS Robert Wolter Mongisidi TK II Manado dengan melihat

tujuan dan kriteria evaluasi yang inggin dicapai dalam diagnosa keperawatan.

Hasil evaluasi diagnosa yang pertama yaitu Ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan sekret mukus yang kental masalah teratasi

dibuktikan pasien dapat mengeluarkan sekret dengan mandiri,

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia mual muntah masalah belum teratasi dibuktikan pasien mengatakan

nafsu makan masih berkurang dan merasa mual, Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen belum teratasi

dibuktikan pasien belum bisa melakukan aktivitas dengan mandiri.


BAB V

PENUTUP

Setelah peneliti menguraikan tentang Asuhan Keperawatan pada Tn.M.B dengan

Tuberkulosis Paru diruangan cendana RS Robert Wolter Monginsidi TK II Manad

selama 5x24 jam ,mulai tanggal 22-26 Mei 2019 sekaligus membahas setiap

permasalahan Asuhan Keperawatan melalui tahap pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi maka peneliti menarik

kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Pengkajian dilakukan pada pasien Tn.M.B dilakukan 3 aktifitas dasar yaitu

pengumpulan data, pengelompokan data, dan analisa data. Dalam

pengumpulan data ada beberapa hambatan kurang fasilitas diruang rawat

pasien sehingga peneliti kesulitan untuk mencari fasilitas penunjang data hasil

pengkajian yang menjadi data dasar dan data fokus dalam penerapan asuhan

keperawatan.

2. Diagnosa keperawatan pada pasien Tn.M.B dirumuskan sesuai dengan analisa

data dalam proses pengkajian. dalam perumusan diagnosa keperawatan tidak

ada hambatan ,catatan medik pasien diruangan didokumentasikan dengan baik

sehingga dapat diangakat diagnosa yang aktual.

3. Perencanaan keperawatan yang dirumuskan sesuai dengan masalah

keperawatan yang ditemukan dalam kasus Tn.M.B meliputi tujuan dan kriteria

evaluasi yang akan dicapai dan menetapkan perencanaan yang akan dilakukan

oleh peneliti melibatkan juga tenaga kesehatan lainya.


4. Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan Tn.M.B terdapat beberapa hambatan

yaitu yaitu kurangnya fasilitas penunjang diruangan untuk tindakan

keperawatan.

5. Evaluasi yang dilakukan pada Tn.M.B tidak ada hambatan dan

pendokumentasian yang baik dalam catatan perkembangan mengunakan

metode SOAP sehingga lebih di permudah dalam melakukan evaluasi.

B. Saran

Penerapan asuhan keperawatan guna menuju kearah lebih profesionalnya

pengetahuan dan kualitas kerja khususnya pada pasien dengan Tuberkulosis Paru,

maka dalam kesempatan ini peneliti menyarankan

1. Agar memperoleh data yang akurat dalam proses pengkajian harus ditunjang

dalam fasilitas dan sarana yang baik, maka untuk sarana dan fasilitas dapat

disediakan oleh rumah sakit

2. Mempertahankan pendokumentasian yang baik dalam catatan medik agar

setiap masalah keperawatan baru langsung bisa diangkat dan dilaksanakan

asuhan keperawatan.

3. Mempertahankan kerja sama dan kumunikasi yang baik antar tenaga kesehatan

agar tujuan dan kriteria yang dinginkan dicapai demi kesembuhan pasien dapat

tercapai.

4. Sarana unruk memfasilitasi tindakan asuhan keperawatan lebih ditingkatkan

lagi.
5. Mempertahankan pendokumentasian catatan perkembangan yang baik dan

akurat agar evaluasi dapat dilakukan dengan mudah sesuai dengan tujuan dan

kriteria evaluasi yang inggin dicapai.

Anda mungkin juga menyukai