Anda di halaman 1dari 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus

Asuhan Keperawatan pada Tn.M.B dengan Tuberkulosis Paru dirungan

Cendana Rumah Sakit Robert Wolter Monginsidi TK II Manado.

Asuhan keperawatan dilaksanakan pada tanggal 22 Mei sampai 26 Mei 2019

dengan menggunkana pendekatan proses keperawatan yang meliputi tahap

pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1. Pengkajian

a. Identitas pasien

Nama : Tn.M.B

Umur : 60 Tahun

Tempal Tanggal lahir : Marinson,12-09-1958

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Petani

Suku/Bangsa : Siau/ Indonesia

Alamat : Marinsow Likupang

Status Perkawinan : Kawin

Tanggal Masuk RS : 21-05-2019

Tanggal Pengkajian : 22-05-2019

Diagnosa Medis : TB Paru

No. Med Reg : 110670


b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny.G

Umur : 54 Tahun

Alamat : Marinson

Hubungan dengan pasien : Saudara

c. Keluhan Utama

Sesak Nafas

d. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan sekarang

Pasien datang dengan keluhan sesak nafas, batuk 6 bulan lalu sebelum

masuk rumah sakit, disertai lendir berwarna putih, keringat malam,

penurunan berat badan dan lemah badan. Riwayat MRS selama 5 hari

pada bulan april 2019 karena batuk dan sesak nafas dan pasien sedang

menjalani terapi obat OAT. Saat dikaji pasien mengatakan sesak

nafas, batuk berlendir, badan tersa lemah, dan pasien mengalami

penurunan berat badan dari 70 kg menjadi 54 kg.

2) Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit asam urat, hipertensi

dan DM, pasien memiliki riwayat merokok, Pasien perna dirawat

selama 5 hari pada bulan april 2019 karena penyakit TB paru.


3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang

memiliki penyakit yang sama dengan pasien, dalam keluarga memiliki

riwayat penyakit hipertensi.

4) Genogram

Keterangan :

: Laki-Laki

: Perempuan

: Pasien

: Meninggal
e. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia ( 11 Pola Gordon)

1) Pola Pemeliharan/ Manajemen Kesehatan

Pasien menganggap batuk yang dialami selama 6 bulan sebelum masuk

masuk rumah sakit hanya batuk biasa dan menanggulanginya dengan

minum obat warung, pasien mempunyai riwayat merokok.

2) Pola nutrisi dan metabolisme

a) Keadaan sebelum sakit

Pasien mengatakan sebelum sakit pola makan 2 sampai 3 kali

sehari dengan menu ( nasi,ikan,dan sayur). Minum 7 sampai 8

gelas/hari jenis air putih dan kopi.

b) Saat dikaji

Sejak dirawat pasien mengatakan nafsu makan menurun, makan 3

kali sehari dengan menu ( bubur,telur,ikan,sayur,dan buah). Pasien

mengatakan hanya mampu menghabiskan setengah dari porsi yang

tersedia ( pasien makan hanya 4-5 sendok). Minum 4 sampe 5

gelas/hari, pasien tampak kurus, BB menurun dari 70 kg turun 54

kg, turgor kulit kering.

3) Pola eliminasi

a) Keadaan sebelum sakit

Pasien mengatakan BAB sebelum sakit 1x dalam sehari,

konsistensi lunak, warna kecoklatan,dengan bau khas fases. BAK

pasien mengatkan 5-6 x sehari warna kuning jernih,bauh amoniak


b) Saat dikaji

Pasien mengatakan sejak MRS pasien belum BAB, sedangkan

BAK 6-7 x sehari warna urine kuning pekat, bau amoniak.

4) Pola aktivitas dan latihan

a) Keadaan sebelum sakit

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien dapat melakukan aktivitas

seperti biasa tanpa bantuan. Pasien setiap hari bekerja sebagai

petani di kebunnya sendiri.

b) Saat dikaji

Pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri,

pasien hanya terbaring ditempat tidur aktivitas pasien 4 hari

(makan, minum, ganti pakaian, bak) di bantu oleh orang lain.

5) Pola tidur dan istirahat

a) Keadaan sebelum sakit

Pasien mengatakan pola tidur sebelum sakit malam 10 jam ( 20.00-

05.00 wita) sedangakan pada sianga hari 2 jam ( 13.30-15-30).

Tidak ada masalah dalam tidur.

b) Saat dikaji

Pasien mengatakan tidur malam ± 7-8 jam ( 22:00-05:30),sering

berkeringat pada malam hari. Tidur siang ± 1 jam ( 13.00 – 14.00

wita).
6) Pola kognitif/perseptual.

Saat dikaji kesadaran pasien compos mentis dengan E : 4, V : 5, M : 6,

penglihatan pasien baik dibuktikan pasien tidak memakai alat bantu

penglihatan, pendengaran pasien baik dibuktikan pasien tidak memakai

alat bantu pendengaran, penciuman pasien baik dibuktikan pasien

dapat membedahkan bauh busuk dan harum, pengecapan pasien baik

dibuktikan pasien dapat membedakan asam dan manis, dan perabaan

pasien baik dibuktikan pasien dapat membedahkan kulit yang kasar

dan yang halus.

7) Pola persepsi dan konsep diri

a) Gambar diri : pasien mengatkan terlahir sebagai anak laki-laki

dari 7 bersaudarah pasien merupakan anak ke 3 dan Pasien

mengatakan merasa tidak percaya diri pada perubahan tubuh yang

menagalami penurunan berat badan dari 70 kg menjadi 54 kg

b) Harga diri : pasien mengatakan merasa diperhatikan oleh istri

dan anaknya yang selalu menjaga pasien yang sedang sakit.

c) Peran : pasien mengatkan peran sebagai suami dan ayah

dari dua anaknya terganggu karena pasien sedang dirawat dirs dan

pasien tidak bisa bekerja.

d) Identitas diri : pasien berjenis kelamin laki-laki, umur 60 tahun,

pasien sudah menikah dan memiliki 1 istri dan 2 anak.

e) Ideal diri : pasien mengatakan ingin segera sembuh dari

penyakit yang dialami.


8) Pola peran dan hubungan

a) Keadaan sebelum sakit

Pasien mengatakan peran sebagai kepala keluarga sebagai ayah dan

suami dapat dijalani dengan baik, hubungan dengan keluarga dan

masyarakat terjalin baik.

b) Saat dikaji

Pasien mengatakan peran sebagai kepala keluarga terganggu

karena tidak dapat bekerja untuk menghasilkan uang akibat

penyakit yang dialami, dan hubungan dengan keluarga dan

masyarakat terjalin baik dibuktikan istri dan anak-anak dapat

menemani pasien dan tetangga datang untuk membesuk pasien.

9) Pola seksual reproduksi

Pasien berjenis kelamin laki-laki, sudah menikah memiliki 1 orang istri

dan memiliki 2 orang anak, pasien tidak mengalami gangguan

reproduksi.

10) Pola mekanisme koping dan toleransi stress

Pasien mengatakan bingung dengan penyakitnya, pasien mengatakan

cemas dengan penyakit yang dialami dan untuk menenangkan diri

pasien sering berdoa.

11) Pola nilai kepercayaan

Pasien mengatakan beragama kristen protestan, sebelum sakit pasien

rajin beribada dan sering terlibat dalam kagiatan kerohanian. Tetapi


saat sakit pasien hanya dapat berdoa di tempat tidur memohon

kesembuhan.

f. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum : Sedang

2) Kesadaran : Compos Mentis

3) TTV :

a) TD : 110/70 MmHg

b) ND : 80 x/m

c) RR : 24 x/m

d) SB : 37,1 ºC

4) Head to toe

a) Kepala dan rambut

Bentuk kepala bulat, tidak teraba benjolan/massa, tidak ada nyeri

tekan, warna rambut hitam beruban, kulit (tidak ada ketombe).

b) Mata

Kedua mata simetris kiri dan kanan, kunjungtiva anemis, sklera

tidak icterus, refleks cahaya normal ditandai saat dilakukan refleks

cahaya mata pasien langsung berkedip

c) Hidung

Fungsi penciuman pasien tidak terganggu pasien dapat

membedahkan bauh, pasien bernapas menggunakan hidung.

Bentuk lubang hidung simentris kiri dan kanan.


d) Telinga

Fungsi pendengaran pasien pasien dapat mendengar dengan baik

dan tidak menggunkan alar bantu pendengaran. Bentuk simetris

kiri dan kanan,ada serumen.

e) Mulut

Fungsi pengecapan pasien dapat membedahkan rasa asam dan

manis, lidah tampak titik-titik putih, ada karang gigi,terdapat

karies, bibir kering,mukosa bibir kering, jumlah gigi lengkap,

pasien tidak menggunkan gigi palsu, tidak terdapat tonsilitis.

f) Leher

Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid,tidak ada benjolan

atau lesi, tidak ada nyeri saat menelan.

g) Thoraks

(1) Inspeksi : Kembang kempis dada simetris

(2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

(3) Perkusi : Ada bunyi sonor pada seluruh lapang paru.

(4) Auskultasi : Bunyi napas cepat, ada bunyi napas

tambahan : ronchi.

h) Abdomen

(1) Inspeksi : Bentuk perut datar

(2) Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan


(3) Perkusi : Bunyi timpani, Perut kembung

(4) Auskultasi : peristaltik usus 16x/m, perut kembung

i) Genitalia

Tidak ada hemoroid pada anus, tidak ada lesi pada penis, skrotum

tidak edema dan tidak ada hernia.

j) Ekstermitas Atas dan Bawah

(1) Ekstermitas Atas

Tidak ada edema, tidak ada lesi, sendi tidak kaku denga rentang

gerak bebas dan aktif, posisi bahu sedikit terangkat keatas,

terpasang infus NaCL 0,9% 20 tpm pada lengan kiri.

(2) Ekstermitas Bawah

Tidak ada edema, sendi tidak kaku dengan gerak bebas aktif.

g. Pemeriksaan Penunjang

1) Laboratorium (Tanggal 22-05-2019)

Tabel : 2.1 Hasil hematologi


Parameter Result Ref range

WBC 15.9 x 10^3/uL 3.6 - 11.0


Lympht# 2.2 x 10^3/uL 0.8 - 4.0
Mid# 2.0 x 10^3/uL 0.1 - 1.0
Gran# 11.7 x 10^3/uL 2.0 - 7.0
Lymph % 14.1 % 20.0 - 40.0
Mid% 12.6 % 3.0 - 15.0
Gran% 73.3 % 50.0 - 70.0
HGB 12.6 g/dL 11.7 - 17.3
RBC 4.34 x 10^6/uL 3.80 - 5.90
HCT 35.5 % 35.0 - 52.0
MCV 81 fL 80.0 - 100.0
MCH 29.0 pg 27.0 - 34.0
MCHC 35.4 g/gL 32.0 - 36.0
RDW-CV 15.0 % 11.0 - 16.0
RDW-SD 41.2 fL 35.0 - 560
PLT 342 x 10^3/uL 150 - 440
MPV 6.6 fL 6.5 - 12.0
PDW 15.4 9.0 - 17.0
PCT 0.225 % 0.108 – 0.282

Tabel : 2.2 Urine lengkap

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujuk Keterangan


Urine Lengkap
Glukosa Negatif mg/dl Negatif
Bilirubin Nrgatif mg/dl Negatif
Keton Negatif mg/dl Negatif
S.G 1.010 1.005-1.030
pH 6.0 5.0-8,5
Protein +1 mg/dl Negatif
Urobilinogen 0.2 EU/dl 0.2
Nitrit Negatif Negatif
Eritrosit +3 Negatif
Leukosit Negatif Negatif

2) Foto Thorax

Tanggal 21 Mei 2019

Kesan : Tuberkulosis Paru

h. Terapy

1) OBH 3 x 1

2) Ceftriaxone 2 x 1gr

3) Vitamin B com 1 x 1

4) OAT Lanjut
i. Analisa Data
Tabel : 2.3 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 Data Subjektif Penumpukan sekret Bersihan jalan napas
a. Pasien mengatakan sesak napas tidak efektif
b. Pasien mengatakan batuk
berlendir
Data Objektif
a. Terdapat bunyi nafas tambahan
(ronchi)
b. Pasien tampak sesak
c. Pasien tampak batuk berlendir
d. TTV :
TD: 110/70 MmHg
ND : 80x/m
RR : 24 x/m

2 Data Subjektif Anoreksia mual,muntah Ketisakseimbangan


a. Pasien mengatakan napsu makan nutrisi kurang dari
menurun kebutuhan tubuh
b. Pasien mengatakan makan hanya
4-5 sendok
Data Objektif
a. Pasien hanya mampu
menghabiskan setengah porsi
makan yang tersedia
b. Pasien tampak kurus
c. BB menurun dari 70 turun sampai
54

3 Data Subjektif Intoleransi Aktivitas


a. Pasien mengatakan lemah saat Inadekuat oksigen untuk
beraktivitas beraktivitas dan
b. Pasien mengatakan jika kelemahan
beraktivitas lebih terasa sesak
napas
Data Objektiv
a. Pasien hanya terbaring ditempat
tidur
b. Aktivitas pasien terbatas dan
dibantu oleh kelurga
(makan,minum,berpakaian,BAB,
BAK)
2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan analisa data maka diagnosa keperawatan yang ada pada Tn.M.B

adalah sebagai berikut

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sekret mukus

yang kental

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia mual muntah

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai

oksigen
B. PEMBAHASAN

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian yang dilakukan pada Tn.M.B dengan Tuberkulosis Paru

pada tanggal 22 Mei 2019 mengunakan tiga kegiatan dasar yaitu pengumpulan

data pengelompokan data dan analisa data. Pengumpulan data pada Tn.M.B

mengunakan metode wawancara, observasi, dokumentasi, dan pemeriksaan

fisik. Wawancara dilakukan pada pasien, dan perawat-perawat diruangan.

Dalam teori yang didapat saat pengkajian adalah data dasar dan data fokus.

Data yang didapatkan dalam pengumpulan data kemudian dikelompokan

berdasarkan data subjektif dan data objektif. Data yang telah dikelompokan

akan dianalisa dengan metode validasi data, mengelompokan data berdasarkan

kebutuhan.

Pada teori keluhan yang terjadi sesak nafas, batuk darah, penurunan

berat badan, nyeri dada, demam, keringat pada malam hari, anoreksia

sedangkan pada kasus dijumpai keluhan sesak nafas, batuk berlendir,

penurunan berat badan, keringat pada malam hari dan pada kasus keluhan nyeri

dada yang disebabkan karena batuk yang dialami dalam waktu yang lama tidak

dijumpai pada kasus, karena pasien sudah menjalani program pengobatan OAT

selama 2 bulan.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan teori diagnosa keperawatan Tuberkulosis Paru terdapat 7 diagnosa

dan yang dijumpai dalam kasus Tn.M.B adalah 3 diagnosa yang sama dalam

teori yaitu Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sekret


mukus yang kental, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia mual muntah, Intoleransi aktivitas berhubungan

dengan ketidakseimbangan suplai oksigen. Terdapat 4 diagnosa yang tidak

dijumpai pada kasus yaitu Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan

dengan menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan

dalam rongga pleura, Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan

kerusakan membran alveolar-kapiler, Gangguan pola tidur yang berhubungan

dengan adanya batuk, sesak nafas, dan nyeri dada, Hipertermia berhubungan

dengan reaksi inflamasi sudah teratasi karena pasien Tn.M.B sudah menjalani

perogram pengobatan sebelumnya.

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan yang penulis angkat ditetapkan berdasarkan teori, dan ada 3

perencanaan yang penulis tambahkan yang disesuaikan dengan kondisi pasien

dengan berbagai pertimbangan yakni beri posisi semi fowler dapat membantu

pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari abdomen pada diagfragma

serta dapat memaksimalkan ekspansi paru, ajarkan teknik batuk efektif

dengan mengajarkan batuk efektif dapat mencegah terjadinya nyeri dada

serta dapat membantu mengeluaran sekret, ajurkan pasien untuk banyak

minum dapat membantu mengencerkan penumpukan sekret yang berlebih

sehinnga pasien dapat mengelurkan sekret dengan mudah, anjurkan pasien

makan selagi hangat dapat membantu pasien dalam meningkatkan nafsu

makan dan rencana kolaborasi antara dokter dan perawat yang ada diruangan

cendan seperti pemberian terapi obat.


4. Implementasi Keperawatan

Pada tahap implementasi keperawatan semua perencanaa yang ditetapkan

dapat dilaksanakan dan tidak dijumpai adanya hambatan. Sarana prasaran

yang disediakan rumah sakit dan adanya kerja sama antara pasien, keluarga

dan tim dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada kasus Tuberkulosis

Paru pada Tn.M.B.

5. Evaluasi Keperawatan

Setelah melakukan proses keperawatan selama 5 hari yaitu tanggal 22-26 mei

2019 penulis melakukan evaluasi dengan kriteria hasi dan tujuan yang

ditetapkan :

a. Evaluasi terhadap bersihan jalan nafas belum teratasi karena dalam proses

penyembuhan penyakit Tuberkulosis Paru memerlukan waktu yang cukup

panjang.

b. Evaluasi terhadap status gizi dapat tercapai karena pasien dapat

mempertahankan berat badannya dari hari petama sampai hari terakhir

berat badan pasien 54 kg.

c. Evaluasi terhadap aktivitas dapat tercapai karena sebelum dilakukan proses

perawatan aktivitas (makan,minum, berpakaian BAB, BAK) dibantu oleh

keluarga dan setelah dilakukan proses perawatan selama 5 hari pasien

dapat melakukan aktivitas makan dan minum dengan mandiri tanpa bantu

orang lain.
BAB V

PENUTUP

Setelah peneliti menguraikan tentang Asuhan Keperawatan pada Tn.M.B dengan

Tuberkulosis Paru diruangan cendana RS Robert Wolter Monginsidi TK II

Manado selama 5x24 jam ,mulai tanggal 22-26 Mei 2019 sekaligus membahas

setiap permasalahan Asuhan Keperawatan melalui tahap pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi maka peneliti menarik

kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Sudah diterapkan Asuhan Keperawatan dengan menggunakan pendekatan

proses perawatan pada pasien Tn.M.B dengan Tuberkulosis paru di Rs Robert

Wolter Monginsidi TK II Manado.

2. Adanya faktor penunjang dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, tersedianya

sarana prasarana rumah sakit dan adanya kerja sama antara pasien, keluarga dan tim.

Dan tidak ditemui faktor penghambat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada

kasus Tuberkulosis Paru pada Tn.M.B.

3. Dalam menerapakan asuhan keperawatan terdapat kesenjangan teori dengan

pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.M.B dengan Tuberkulosis Paru.

B. Saran

Penerapan asuhan keperawatan guna menuju kearah lebih profesionalnya

pengetahuan dan kualitas kerja khususnya pada pasien dengan Tuberkulosis Paru,

maka dalam kesempatan ini peneliti menyarankan


1. Dalam menerapan asuhan keperawatan harus menggunakan metode proses

perawatan.

2. Tersedianya sarana prasaran dan kerjasama antara pasien, keluarga dan tim
dirumah sakit, dapat dipertahankan dalam melakukan proses perawatan.

3. Dalam penerapan asuhan keperawatan tidak hanya berfokus pada teori tetapi
harus melihat dari respon pasien.

Anda mungkin juga menyukai