Anda di halaman 1dari 23

Makalah

Penyusunan Strategi Jangka Panjang dan Generik


Strategy
Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan
Mata kuliah Manajemen Stratejik.

Dosen Pengampu:
Lucky Nugroho., SE., MM., MAk., MCM

Disusun Oleh:
Asyifah Ramadhanti 43217010052
Jihan Nabilah Ekayono Putri 43217010065
Nafadilah Sekar Putri 43217010139
Angela Regife L. Situmorang 43217010184
Mei Ika D. Sihombing 43217010188
Riny Triyana Savitri 43217010194
Fitri Nur Hidayati xxxxxxxxxxx
Kata Pengantar

Puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

tanpa rahmat, taufik dan hidayah-Nya kami tidak dapat menyelesaikan pembuatan

makalah ini tepat pada waktunya walaupun dalam bentuk maupun isi yang

sederhana.

Harapan kami semoga makalah ini dapat digunakan sebagai acuan,

pedoman maupun petunjuk bagi para pembaca, namun yang paling utama semoga

makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca mengenai materi yang

dibahas dalam makalah ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih membutuhkan banyak perbaikan. Oleh karena itu kritik dan

saran dari pembaca yang membangun sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan

pembuatan makalah-makalah yang akan datang.

Jakarta, 12 Mei 2019

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ..........................................................................................................i


Daftar Isi ...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2
A. Hakikat Tujuan Jangka Panjang .................................................................... 2
1. Perencanaan Jangka Panjang ................................................................... 2
2. Manfaat Tujuan Jangka Panjang............................................................... 4
3. Hal Yang Di Hindari Dalam Perencanaan Jangka Panjang ........................ 5
4. Tips Untuk Menetapkan Tujuan Jangka Panjang ..................................... 6
B. Strategi Generik ........................................................................................... 7
1. Macam-macam Strategi Generik.............................................................. 7
2. Tahap-tahap Dalam Proses Manajemen Strategi................................... 11
3. Pemilihan Strategi .................................................................................. 17
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 19
A. Kesimpulan ................................................................................................. 19
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan organisasi merupakan kebutuhan yang ingin dipenuhi dalam jangka

waktu tertentu. Visi merupakan keinginan jangka panjang, yang direalisasikan

melalui usaha pencapaian tujuan jangka pendek (tahunan). Tujuan jangka panjang

didefinisikan sebagai hasil yang dicoba untuk dicapai oleh perusahaan selama

periode waktu tertentu, biasanya lima tahun. tujuan jangka panjang lainnya,

seharusnya dapat diterima, fleksibel, terukur seiring berjalannya waktu,

memotivasi, sesuai, dapat dipahami, dan dapat dicapai.

Strategi utama didefinisikan sebagai pendekatan komprehensif yang

mengarahkan tindakan-tindakan utama yang dirancang untuk mencapai tujuan

jangka panjang. Lima Belas pilihan strategi utama yang dibaha: pertumbuhan

terkonsentrasi, pengembangan pasar, pengembangan produk, inovasi, integrasi

horizontal, integrasi vartikal, diversifikasi konsentris, diversifikasi konglomerasi,

putar haluan, divestasi, likuidasi, kepailitan, usaha patungan, aliansi strategis, dan

konsorsium.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Tujuan Jangka Panjang

Tujuan haruslah bersifat kuantitatif, terukur, realistis, dapat dipahami,

menantang, bertahap, dapat diperoleh, dan sejalan dengan unit-unit organisasi.

Setiap tujuan harus dikaitkan dengan kerangka waktu. Tujuan umumnya dinyatakan

dalam istilah-istilah serti pertumbuhan aktiva, pertumbuhan penjualan, keuntungan,

pangsa pasar, seberapa besar dan sifat diversifikasi, seberapa besar dan sifat

integrasi verikal, penghasilan per saham, dan tanggung jawab sosial. Tujuan yang

dinyatakan dengan jelas memberikan banyak keuntungan. Tujuan tersebut

memberikan arah, memberikan sinergi, membantu dalam evaluasi, menentukan

prioritas, mengurangi ketidak pastian, meminimalkan konflik, merangsang

pengerahan tenaga, dan membantu dalam mengalokasikan sumber daya dan

merancang pekerjaan.

Tujuan jangka panjang diperlukan pada tingkat korporat, divisi, dan fungsional

dalam sebuah organisasi. Tujuan tersebut penting sebagai alat ukur kinerja kinerja

manajerial.

1. Perencanaan Jangka Panjang

Untuk mencapai kemakmuran jangka panjang, para perencana strategis

umumnya menetapkan perencanaan jangka panjang dalam tujuh bidang, yaitu:

a) Profitabilitas. Kemampuan dari suatu perusahaan untuk beroperasi dalam

jangka panjang bergantung pada tingkat laba yang memadai. Perusahaan yang

2
dikelola secara strategis pada umumnya memiliki tujuan laba, yang dinyatakan

dalam bentuk laba persaham.

b) Produktivitas. Para manager strategis secara terus mencoba meningkatkan

produktivitas sistem mereka. Perusahaan yang dapat memperbaiki hubungan input-

output pada umumnya dapat meningkatkan profitabilitas. Dengan demikian

perusahaan-perusahaan hampir selalu menyatakan suatu tujuan produktivitas.

Tujuan produktivita yang umum digunakan adalah jumlah barang yang diproduksi

atau jumlah jasa yang diberikan perunit input.

c) Posisi Kompetitif. Salah satu ukuran keberhasilan perusahaan adalah salah

satu dominasi relatifnya di pasar. Perusahaan-perusahaan yang lebih besar pada

umumnya menetapkan tujuan dalam hal posisi konpetitif, sering kali menggunakan

penjualan total atau pangsa pasar sebagai ukuran posisi kompetitifnya.

d) Pengembangan Karyawan. Karyawan menghargai pendidikan

danpelatihan, sebagian karena hal tersebut mengarah pada kompensasi dan jaminan

kerja yang lebih tinggi. Menyajikan peluang semacam itu sering kali meningkatkan

produktivitas dan mengurangi perputaran karyawan. Oleh karena itu para pembuat

keputusan strategis sering kali memasukan tujuan pengembangan karyawan

kedalam rencana jangka panjang.

e) Hubungan dengan Karyawan. Apakah terikat dengan kontrak serikat

pekerja atau tidak perusahaan-perusahaan secara aktif mencoba untuk

menggembangkan hubungan baik dengan karyawan. Bahkan langka-langka

proaktif dalam mengantisipasi kebutuhan dan harapan karyawan merupakan

karakteristik dari para manajer strategis. Para manajer strategis yakin bahwa

3
produktivitas hubungan dengan loyalitas karyawan dan apresiasi atas perhatian

manajer terhadap kesejahteraan karyawan.

f) Kepemimpinan Teknologi. Perusahan harus memutuskan apakah akan

menjadi pemimpin atau hanya jadi pengikut di pasar. Setiap pendekatan dapat

berhasil, tetapi masing-masing membutuhkan postur strategi yang berbeda. Oleh

karena itu banyak perusahaan menyatakan suatu tujuan berkaitan dengan

kepemimpinan teknologi.

g) Tanggung Jawab kepada Masyarakat. Para manajer memahami

tanggung jawab mereka terhadap pelanggan dan masyarakat secara umum. Bahkan

banyak perusahaan mencoba untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya

melampaui persyaratan pemerintah. Perusahaan-perusahaan tersebut bukan hanya

bekerja untuk mengembangkan reputasi sebagai produsen dari produk dan jasa

dengan harga yang layak, melainkan menjadi warganegara yang bertanggung

jawab.

2. Manfaat Tujuan Jangka Panjang

Manfaat Tujuan Jangka Panjang (Benefits of Long Term Objective)

1) Memberi pemahaman terhadap stakeholder tentang masa depan organisasi.

(An understanding of the stakeholders about the future of the organization).

2) Dasar pengambilan keputusan yang konsisten kepada manajer. (Consistent

basis for decision making to manager).

3) Minimalisir potensi konflik. (Minimize the potential for conflict).

4) Mendorong usaha & pencapaian. (Encourage effort and achievement).

5) Desain & organisasi pekerjaan. (Design and organization of work).

4
6) Tanpa tujuan jangka panjang, harapan perusahaan tidak akan tercapai.
(Without long-term objective, the company hopes will not be achieved)

3. Hal Yang Di Hindari Dalam Perencanaan Jangka Panjang

Para perencana strategis harus menghindari berbagai alternatif berikut ini, yaitu:

a) Mengelola berdasarkan Ekstrapolasi, yaitu mengikuti perinsip, “Jika

tidak rusak, tidak usah diperbaiki” Intinya adalah tetap melakukan hal yang sama

dengan cara yang sama karena segalanya berjalan lancar.

b) Mengelola berdasarkan Krisis, yaitu berdasarkan keyakinan bahwa untuk

mengetahui seberapa baik seorang perencana strategis adalah dengan mengukur

kemampuannya dalam menyelesaikan masalah. Karena ada banyak sekali krisis dan

masalah, yang dihadapi oleh setiap orang dan setiap organisasi, para perencana

strategis harus menggunakan waktu dan energi kreatif mereka untuk menyelesaikan

masalah yang paling mendesak. Menggelola berdasarkan krisis sebenarnya adalah

bentuk reaksi dan bukannya aksi (tindakan) serta membiarkan kejadian yang

mendikte apa dan kapan ada keputusan manajemen.

c) Mengelola secara Subjektif, yaitu atas dasar pemikiran bahwa tidak ada

rencana umum yang menentukan arah mana yang harus ditempuh dan apa yang

harus dikerjakan; kerjakanlah yang terbaik untuk menyelelesaikan apa yang

dianggap harus diselesaikan.

d) Mengelola berdasarkan Harapan, yaitu atas dasar kenyataan bahwa masa

depan penuh dengan ketidak pastian. Jika berupaya dan tidak berhasil, maka kita

berharap pada upaya kedua (atau ketiga), kita akan berhasil. Keputusan dibuat

5
dengan harapan keputusan tersebut dapat dijalankan dan keberhasilan tinggal

beberapa langkah lagi, terutama jika nasib dan keberuntungan berpihak kepada kita.

4. Tips Untuk Menetapkan Tujuan Jangka Panjang

1) Mengatasi kendala budaya. (Overcoming cultural barriers.)

Perlu dipastikan bahwa nilai-nilai organisasi- termasuk cara

memformulasikan dan mengkaji kasus bisnis- selaras dengan tujuan jangka

panjang.

2) Menetapkan kembali visi dan tujuan jangka panjang. (Set back the long-

term vision and goals.)

Pemahaman akan posisi yang diinginkan di masa depan, berikut cara

pandang dari luar-ke dalam mengenai perubahan industri.

3) Mengidentifikasi kemampuan jangka panjang yang dibutuhkan.

(Identifying long-term capacity needs.)

Sebuah organisasi haruslah baik pada suatu hal yang dapat membuat jarak

dengan pesaingnya. Ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

dibangun

4) Mengombinasikan sudut pandang jangka pendek-jangka panjang.

(Combining short-term and long term perspective)

Pemikiran strategi sebagai suatu kontinum pemikiran yang memiliki benang

merah dari masa depan ke masa kini, dan sebaliknya.

6
5) Tetap melihat mega trend. (Keep viewing the mega trends)

Pandangan jangka panjang tidaklah statis, tapi akan terus berevolusi karena

dipengaruhi oleh kondisi makro atau mega trends yang mengubah

lingkungan masa datang.

6) Menjadi disiplin dan konsisten (Being disciplined and consistent)

Berpikir ke depan dan mengantisipasi masa depan membutuhkan

ketelatenan dan disiplin ketika terjadi penurunan kinerja jangka pendek.

B. Strategi Generik

Tujuan jangka panjang adalah merupakan hasil yang diharapkan dari

pelaksanaan strategis tertentu, Strategi merupakan serangkaian tindakan yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang. Kerangka waktu untuk

tujuan dan strategis harus konsisten, biasanya dua sampai lima tahun.

Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai strategi dalam berusaha. Namun,

mungkin saja terjadi seorang pimpinan perusahaan tidak menyadarinya. Dalam

mengkaji strategi perusahaan, perlu diketahui bahwa bentuk strategi akan berbeda-

beda antara industry, antar perusahaan, dan bahkan antar situasi. Namun, ada

sejumlah strategi yang sudah banyak diketahui umum dan dapat diterapkan pada

berbagai bentuk industry dan ukuran perusahaan.

1. Macam-macam Strategi Generik

Berikut ini akan disajikan paparan tiga macam model Strategi Generik:

7
1) Strategi Generik dari Wheleen dan Hunger

Untuk menjelaskan tentang strategi, Wheleen dan Hunger menggunakan

konsep dari General Electric. General Electric menyatakan bahwa pada prinsipnya

strategi generic dibagi atas tiga macam yaitu, strategi Stabilitas (stability), ekspansi

(expansion), dan penciutan (rentrencbment) berikut dapat dilihat penjelasannya:

a) Strategi Stabilitas (Stability). Pada prinsipnya, strategi ini menekankan

pada tidak bertambahnya produk, pasar dan fungsi-fungsi perusahaan lain,

karena perusahaan berusaha untuk meningkatkan efisiensi disegala bidang

dalam rangka meningkatkan kinerja dan keuntungan. Strategi ini resikonya

relative rendah dan biasanya dilakukan untuk produk yang tengah berada

pada posisi kedewasaan (mature).

b) Strategi Ekspansi (Expansion). Pada prinsipnya, strategi ini menekankan

pada penambahan atau perusahaan produk, pasar dan fungsi-fungsi

perusahaan lainnya, sehingga aktivitas perusahaan meningkat. Tetapi, selain

keuntungan 19 yang ingin diraih lebih besar, strategi ini juga mengandung

risiko kegagalan yang tidak kecil.

c) Strategi Penciutan (Rentrencbment). Pada prinsipnya, strategi ini

dimaksudkan untuk melakukan pengurangan atas produk yang dihasilkan

atau pengurangan atas pasar maupun fungsi-fungsi dalam perusahaan,

khususnya yang mempunyai cashflow negatif. Strategi yang biasanya

diterapkan pada bisnis yang berada pada tahap menurun (decline).

8
Penciutan ini dapat terjadi karena sumberdaya yang perlu diciutkan itu lebih

baik dikerahkan, misalnya untuk usaha lain yang sedang berkembang

2) Strategi Generik dari Michael R. Porter

Menurut porter, jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam

persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus memilih prinsip berbisnis, yaitu

produk dengan harga tinggi atau produk dengan biaya rendah, bukan kedua-duanya.

Berdasarkan prinsip ini, porter menyatakan terdapat tiga strategi generic, yaitu

strategi Diferensiasi (differentiation), kepemimpinan biaya menyeluruh (overall

cost leadership) dan fokus (focus). Penjelasan untuk ketiga macam strategi generik

ini dipaparkan sebagai berikut:

a) Strategi Diferensiasi (differentiation). Strategi ini cirinya adalah bahwa

perusahaan mengambil keputusan untuk membangun persepsi pusat

potensial terhadap suatu produk atau jasa yang unggul agar tampak berbeda

dengan produk yang lain. Dengan demikian diharapkan calon konsumen

mau membeli dengan harga mahal karena adanya perbedaan itu.

b) Strategi Kepemimpinan Biaya Menyeluruh (Overall Cost leadership).

Cirinya adalah perusahaan lebih memperhitungkan pesaing dari pada

pelanggan dengan cara memfokuskan harga jual produk yang murah,

sehingga biaya produksi, promosi maupun riset dapat ditekan, bila perlu

produk yang dihasilkan hanya sekedar meniru produk dari perusahaan lain.

9
c) Strategi Fokus (Focus). Cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan

pada pangsa pasar yang kecil untuk menghindar dari pesaing dengan

menggunakan strategi kepemimpinan biaya menyeluruh atau diferensial.

3) Strategi Generik dari Fred R. David

Menurut fred R. David, pada prinsipnya strategi generik dapat dikelompokkan

atas empat kelompok strategi:

a) Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategy). Strategi ini

menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang lebih terhadap

distributor, pemasok, dan para pesaingnya, misalnya melalui merger,

akuisisi atau membuat perusahaan sendiri.

b) Strategi Intensif (Intensive Strategy). Strategi ini memerlukan usaha-

usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan

melalui produk yang ada.

c) Strategi Diversifikasi (Difersifikasi Strategy). Strategi ini dimaksudkan

untuk menambah produk-produk baru. Strategi ini makin kurang popular,

paling tidak ditinjau dari sisi tingginya tingkat kesulitan manajemen dalam

mengendalikan aktivitas perusahaan yang berbeda-beda.

d) Strategi Bertahan (Defensive Strategy). Strategi ini bermaksud agar

perusahaan melakukan tindakan-tindakan penyelamatan agar terlepas dari

kerugian yang lebih besar, yang pada ujung-ujungnya adalah kebangkrutan.

10
2. Tahap-tahap Dalam Proses Manajemen Strategi

Strategi bisnis ialah suatu keputusan dasar yang diambil oleh manajemen

puncak yang menentukan dalam bidang usaha apa organisasi bergerak sekarang dan

dalam bidang bisnis apa organisasi bergerak di masa yang akan datang. Dalam

merumuskan dan menetapkan suatu strategi berbagai tahap harus dilalui. Harus

diakui bahwa dikalangan para pakar manajemen, tidak terdapat kesepakatan

“universal” mengenai jumlah tahap-tahap tersebut, kesepakatan “universal” yang

ada ialah bahwa proses manajemen strategi terdiri dari beberapa tahap.

a. Perumusan misi organisasi (perusahaan)

Bagi suatu organisasi atau perusaahan penentuan misi sangat penting karena

misi itu bukan hanya mendasar sifatnya, akan tetapi membuat organisasi

memiliki “jati diri” yang bersifat khas. Dengan perkataan lain misi lah yang

membedakan satu organisasi dari organisasi lainnya yang sejenis, dalam arti

bergerak dalam bidang bisnis yang serupa. Pentingnya misi juga terlihat dengan

jelas apabila diingat bahwa ia menetukan tugas-tugas utama yang harus

terselenggrakan dalam organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. beberapa cirri yang harus tergambar dengan jelas dalam

satu misi antara lain:

1) Misi merupakan suatu pernyataan yang bersifat umum dan berlaku

untuk kurun waktu yang panjang tentang “niat” organisasi yang

bersangkutan.

2) Misi mencakup filsafat yang dianut dan akan digunakan oleh pengambil

keputusan strategi dalam organisasi.

11
3) Secara implisit menggambarkan citra yang hendak diproyeksikan ke

masyarakat luas.

4) Merupakan pencerminan jati diri yang ingin diciptakan, ditumbuhkan

dan dipelihara.

5) Menggambarkan dengan jelas kebutuhan apa dikalangan pelanggan atau

penggguna jasa yang akan diupauakan untuk dipuaskan.

Singkatnya, dalam misi harus jelas terlihat produk andalan apa yang akan

dihasilkan, pasaran konsumen yang bagaimana yang akan direbut, cara

pemanfaatan teknlogi yang akan digunakan kesemuanya menggambarkan

sistem nilai dan skala prioritas yang dianut oleh para pengambil keputusan

strategic dalam organisasi.

b. Peranan profil organisasi (perusahaan)

Setiap organisasi menghadapi keterbatasan kemampuan menyediakan dan

memperoleh sumber-sumber yang diperlukan, baik dalam arti dana, sarana,

prasarana, waktu dan tenaga kerja. Menghadapi kenyataan demikian,

manajemen puncak perlu melakukan suatu analisis yang objektif agar dapat

ditentukan kemampuan organisasi berdasarkan berbagai sumber yang sudah

dimiliki atau mungkin diperolehnya. Brdasarkan analisis itulah profil organisasi

ditetapkan. Profil dimaksud menggambarkan kuantitas dan kualitas berbagai

sumber yang dapat atau mungkin dikuasainya utnuk dimanfaatkan dalam

rangka pelaksanaan strategi yang telah ditentukan.

12
c. Lingkungan Eksternal

Setiap manajer puncak kiranya menyadari bahwa organisasi yang

dipimpinnya mau tidak mau harus beriteraksi dengan lingkungannya.

Perjalanan organisasi dipengaruhi dengan tingkat tertentu oleh dampak

peristiwa, perkembangan dan sifat perubahan yang terjadi pada lingkungannya.

Disenangi atau tidak dampak faktor lingkungan harus diperhitungkan

betapapun sulitnya melakukan perhitungan tersebut. Dikatakan sulit karena

berbagai faktor tersebut berada diluar kemampuan organisasi untuk

mengendalikannya. Lingkungan eksternal tersebut dapat digolongkan pada dua

jenis yang saling berhubungan dan pengaruh mempengaruhi yaitu lingkungan

dekat dan lingkungan jauh. Lingkungan eksternal “Dekat” yang dimaksud

dengan lingkungan dekat adalah lingkungan eksternal yang mempunyai

dampak pada kegiatan-kegiatan operasional organisasi, seperti berbagai

kekuatan dan kondisi dalam lingkup industry dimana organisasi bergerak,

situasi persaingan, situasi pasar, kondisi lapangan kerja spesifik yang

spesialistik tetapi diperlukan oleh orgnisasi yang kesemuahnya berpengaruh

pada pilihan alternative strategi yang diperkirakan mendukung upaya organisasi

mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumnya. berbagai faktor lingkungan

dekat dapat timbul karena tindakan organisasi yang bersangkutan sendiri.

Lingkungan eksternal yang “jauh” adalah berbagai kerkuatan dan

kondisi yang timbul terlepas dari apa yang terjadi pada lingkungan eksternal

yang dekat. Tetapi sudah dikenali dan dimanfaatkan oleh para pesaing.

Kekuatan dan kondisi demikian dapat bersifat politik, ekonomi, teknologi,

keamanan, hukum, sosial budaya, pendidikan dan kultur masyarakat luas.

13
d. Analisis dan pilihan strategi

Penilaian yang dilakukan secara simultan terhadap lingkungan eksternal dan

profil perusahaan memungkinkan manajemen mengidentifikasi berbagai jenis

peluang yang mungkin timbul dan dapat dimanfaatkan. Berbagai peluang

tersebut berupa kemungkinan yang wajar untuk di pertimbangkan. Dalam

melakukan analisis tentang berbagai kemungkinan tersebut manajemen mutlak

perlu melakukan penyaringan yang cermat sehingga terlihat perbedaan nyata

antara kemungkinan sebagai peluang dan kemungkinan yang diinginkan. Jika

demikian dilalui dengan tepat, hasilnya ialah suatu pilihan yang sifatnya

strategi. Suatu pilihan strategi harus bermuara pada pengambungan antara

sasaran jangka panjang dan startegi dasar organisasi yang pada gilirannya

menempatkan perusahaan pada posisi yang optimal dalam menghadapi

lingkungannya dalam rangka mengemban misi yang telah ditentukan

sebelumnya. Pada umumnya disadari bahwa menetukan pilihan yang strategi

bukanlah hal yang mudah. Tidak mudah oleh karena seperti yang telah terlihat

diatas, sebelum pilihan dijatuhkan pada satu alternative tertentu, diperlukan

terlebih dahulu suatu analisis strategi yang dimaksudkan untuk menyetarakan

setiap peluang yang diperkirakan akan timbul dengan tujuan atau sasaran jangka

panjang tertentu.

e. Penentuan Sasaran Jangka Panjang

Di awal telah ditekankan bahwa tidak ada rumus yang pasti yang dapat

digunakan oleh semua organisasi tentang batasan kurun waktu yang sifatnya

jangka panjang. Masing-masing organisasi harus menetukan bagi dirinya

14
sendiri apa arti jangka panjang itu. Yang jelas ialah bahwa umumnya suatu atau

berbaga sasaran dapat dikatakan bersifat jangka panjang apabila cukupan kurun

waktunya multi tahun. Pada umumnya pencapaian sasaran melibatka berbagai

unsure perusahaan seperti tingkat keuntungan, dividen bagi para pemilik modal,

keunggulan kompetitif, kepemimpinan dalam pemanfaatan teknologi yang

berkembang pesat, tingkat produktivitas, hubungan yang serasi dengan

karyawan, pengembangan para karyawan, dan tanggung jawab sosial

perusahaan.

f. Penentuan Strategi Induk

Usaha mencapai berbagai sasaran yang telah ditentukan, setiap organisasi

memerlukan strategi induk. Yang dimaksud strategi induk adalah suatu rencana

umum yang bersifat menyeluruh atau komperhensif yang mengandung arahan

tentang tindakan-tindakan utama yang apabila terlaksana dengan baik akan

berakibat pada tercapainya berbagai sasaran jangka panjang dalam lingkungan

eksternal yang bergerak dinamis. Dengan perkataan lain strategi induk

merupakan suatu pernyataan oleh manajemen puncak tentang cara-cara yang

akan digunakan dimasa depan untuk mencapai berbagai sasaran yang yang telah

ditetapkan tersebut.

g. Penentuan Sasaran Jangka Pendek

Sasaran jangka panjang suatu organisasi atas perusahaan memerlukan

konkretisasi. Salah satu cara melakukan kongretisasi itu ialah dengan

melakukan periodisasi antara lain dengan menetapkan sasaran tahunan. Dengan

perkataan lain, sasaran jangka panjang mutlak perlu dirinci dalam sasaran

15
jangka pendek, dalam hal ini sasaran tahunan. Karena sifatnya rincian sasaran

jangka panjang, berarti bahwa bidang-bidang sasaran jangka panjang juga

memerlukan bidang-bidang sasaran jangka pendek. Hanya saja karena

jangkauan waktunya lebih dekat, rincian tersebut harus semakin lebih jelas,

konkret, mengandung hal-hal yang sifatnya mendetail dan semakin bersifat

kuantitatif.

h. Penentuan Strategi Operasional

Telah umum dketahui bahwa suatu organisasi bisnis terdiri dari berbagai

satuan kerja yang dikenal dengan berbagai nomenklator seperti departemen,

divisi, bagian seksi dan lain sebagainya. Yang bertanggungjawab untuk

menyelenggarakan berbagai kegiatan fungsional seperti produksi, pemasaran,

keuangan, akunting, sumberdaya, dan berbagai fungsi operasional lainnya.

i. Perumusan Kebijaksanaan

Sebagai salah satu langkah dalam proses manajemen strategi ialah

perumusan kebijaksanaan. Yang dimaksud dengan kebijkasanaa disini ialah

suatu prosedur operasional yang baku yang dalam bahasa inggris dikenal

dengan istilah “standard operating procedures”. Maksud ditetapkannya

prosedur yang baku adalah untuk meningkatkan efektivitas kerja para manajer

yang diharapkan memusatkan perhatian pada operasionaisasi misi dan strategi

dasar organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dari berbagai sasaran baik

jangka panjang maupun jangka pendek.

16
3. Pemilihan Strategi

Perumusan strategi hendaknya direncanakan untuk mampu menanggulangi

ketidakpastian dan resioko yang ada. Biasanya model persaingan sulit ditentukan,

struktur industri belum stabil, dan para pesaing sulit didiagnosis. Namun, faktor-

faktor ini memiliki sisi lain misalnya keleluasaan dalam perencanaan strategis

perusahaan. Dalam penetuan strategis perusahaan paling tidak ada beberapa aspek

utama yang diperhatikan. Aspek-aspek itu adalah aspek pembentukan struktur

industri, kondisi eksternalitas dalam perkembangan industry, peranan yang berubah

dari para pemasok dan saluran distribusi, dan pergeseran rintangan mobilitas.

Semuah aspek dipaparkan secukupnya berikut ini:

a. Pembentukan Struktur Industri

Salah satu masalah yang dihadapi perusahaan adalah perihal kemampuan

perusahaan untuk membentuk suatu strukur industry, misalnya dalam hal

kebijakan dalam pasar, produk, maupun harga produk. Jadi, pada intinya

perusahaan harus berupaya menentukan kebijakan dalam industry, agar posisi

perusahaan menjadi kuat dalam jangka panjang.

b. Kondisi Eksternal dalam Perkembangan Industri

Persoalan strategis lain adalah bahwa perusahaan harus tetap beroprasi

secara seimbang antara berada pada industrinya dan kepentingan perusahaan

sendiri. Kerjasama antar perusahaan dalam industri sangat penting. Misalnya

perusahaan-perusahaan dalam industri bekerja sama mendorong keluar barang-

barang substitusi dan berusaha menarik masuk para konsumen, merealisasikan

17
pertemuan-pertemuan antar perusahaan, dan saling mengawasi terhadap

kemungkinan terjadinya penyimpanan dan sebainya.

c. Peranan Pemasok dan Saluran Distribusi

Perusahaan hendaknya siap, secara strategis, menghadapi pergeseran yang

mungkin dilakukan para pemasok dan distributor seiring terjadinya perubahan

karena semakin berkembangnya industry. Perubahan ini terjadi karena para

pemasok dan distributor menyesuaikan kinerjanya dengan perkembangan

industri terbesar.

d. Pergeseran Rintangan Mobilitas

Rintangan-rintangan mobilitas awal akan cepat tereksis dan berganti dengan

rintangan-rintangan yang sama sekali berbeda ketika industri tumbuh menjadi

besar. kondisi seperti ini akan membawa beberapa implikasi, misalnya

perusahaan harus mencari cara untuk mempertahankan posisinya di pasar

walaupun terpaksa melibatkan permodalan yang lebih besar bila diandingkan

dengan model yang diperlukan pada tahap-tahap awal.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

19
Daftar Pustaka

Michael, R. Duane, dkk, Manajemen Strategi, Edisi Pertama, Salemba Empat,

Jakarta, 2001.

Husein Umar, Strategic Management in Action, PT Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2005.

https://modul.mercubuana.ac.id/NTBpTnhBRE13Y1RNMEFqUg==/

20

Anda mungkin juga menyukai