Puji syukur kita panjatkan kehadiratan Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
Rekayasa Ide dengan judul Efektif Teacher Untuk Pembelajaran Aktif Guna
Meningkatkan Kesungguhan Belajar Siswa untuk memenuhi tugas mata kuliah
BK Perkembangan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga saya berterimakasih kepada Ibunda Prof. Dr. Rosmala Dewi, M.Pd.,
Kons selaku Dosen mata kuliah BK Perkembangan UNIMED yang telah
memberikan tugas ini kepada penulis. Penulis sangat berharap kiranya rekayasa
ide ini dapat bermanfaat bagi sekolah sebagai referensi program yang harus
dijalankan guna meningkatkan kesungguhan belajar siswa. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam review book ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan rekayasa ide yang telah penulis buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga rekayasa ide sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi
siapapun yang membacanya terutama penulis. Sebelumnya penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Tingkat implusif
Memiliki ciri-ciri memiliki identitas diri sebagai bagian yang terpisah dari
orang lain. pola perilaku menuntut dan bergantung pada
lingkungansebagai sumber ganjaran dan hukuman, serta berorientasi
sekarang (tidak berorientasi pada masa lalu atau masa depan). Individu
tidak menempatkan diri sebagai faktor penyebab perilaku.
3. Tingkat konformistik
Memiliki ciri-ciri yang meliputi :
a. Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial,
b. Cenderung berpikir sterotip dan klise,
c. Peduli akan peraturan eksternal,
d. Bertindak dengan motif dangkal (untuk memperoleh pujian),
e. Menyamakan diri dalam ekspresi emosi,
5. Tahap seksama
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bertindak atas dasar nilai internal,
b. Mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan,
c. Mampu melihat keragaman emosi, motif, dan perspektif diri,
d. Peduli akan hubungan mutualistik.
6. Tingkat individualistik
Memiliki ciri-ciri meliputi :
a. Peningkatan kesadaran individualitas,
b. Kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dengan
ketergantungan,
c. Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain,
d. Mengenal eksistensi perbedaan individual.
7. Tahap otonomi
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan,
b. Cenderung bersikap realistik dan objektif terhadap diri sendiri maupun
orang lain,
c. Peduli akan paham abstrak seperti keadilan sosial,
d. Mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan,
e. Peduli akan self-fulfillment (pemuasan kebutuhan diri).
Dalam ITP, ada 10 aspek yang diukur untuk siswa SD dan SLTP,
sementara untuk siswa SLTA dan perguruan tinggi ada 11 aspek, yaitu:
a. Landasan hidup religius
b. Landasan perilaku etis
c. Kematangan emosional
d. Kematangan intelektual
e. Kesadaran tanggung jawab
f. Peran sosial sebagai pria atau wanita
g. Penerimaan diri dan pengembangannya
h. Kemandirian perilaku ekonomis
i. Wawasan persiapan karier
j. Kematangan hubungan dengan teman sebaya
k. Persiapan diri untuk pernikahaan dan hidup berkeluarga
B. Peran dan Fungsi Konselor dalam ITP
Pada proses asasmen menggunakan InventoriTugas Perkembangan (ITP),
konselor memiliki peran dan fungsi sebagai berikut:
a. Perencana, yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen,
menetapkan peserta didik sebagai sasaran asesmen, menyediakan buku dan
lembar jawaban ITP sesuai jumlah peserta didik sasaran, dan membuat satuan
layanan asesmen ITP.
b. Pelaksana, yaitu memberikan verbal setting (menjelaskan tujuan, manfaat,
dan kerahasiaan data), memandu peserta didik dalam cara mengerjakan
sehingga dapat di pastikan seluruh peserta didik mengisinya dengan benar.
c. Melakukan pengolahan data kuantitatif mulai dari menghitung hasil
dengan menggunakan format yang spesifik, berdasarkan skor yang diperoleh
menetapkan tingkat pencapaian tugas perkembangan, membuat grafik 11
aspek perkembangan, serta membuat deskripsi analisis kualitatif pencapaian
tahap perkembangan dan aspek perkembangan dengan merujuk pada pedoman
yang ada.
d. Melakukan tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program
layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
peserta didik.
Dari hasil kegiatan yang peneliti lakukan pada kelas VII-3 MTs. Al-
Washliyah, maka didapatlah delepan butir tertinggi dan delapan butir
terendah di kelas tersebut. Adapun data dari butir tertinggi dan terendah
tersebut adalah sebagai berikut:
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
http://mozaik.inilah.com/read/detail/2211107/inilah-9-cara-meningkatkan-
kekuatan-iman#sthash.W4Nqf0yh.dpuf