PUSKESMAS JUNTINYUAT
A. PENDAHULUAN
Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi
feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare
bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih,
atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Kemenkes
RI, 2011).
Dampak negatif dari diare pada bayi dan anak antara lain adalah menghambat
proses pertumbuhan anak yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup anak.
Diare juga berpotensi menyebabkan anak mengalami gangguan gizi (malnutrisi) karena
selama diare sebagian besar zat- zat penting dalam tubuh akan keluar dan diikuti dengan
penurunan asupan makanan serta nutrisi yang mengakibatkan menurunnya berat badan.
Jika tidak segera mendapat asupan makanan bergizi seimbang, anak akan kekurangan gizi
dan pertumbuhannya jadi terhambat.
Strategi program pengendalian penyakit diare yaitu melaksanakan tata
laksana diare yang standar di sarana kesehatan melalui Lima Langkah Tuntaskan
Diare (LINTAS DIARE), meningkatkan tatalaksana penderita diare di rumah tangga
yang tepat dan benar, meningkatkan SKD dan penanggulangan KLB diare,
melaksanakan upaya pencegahan yang efektif dan melaksanakan monitoring dan
evaluasi.
B. LATAR BELAKANG
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi.
Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen
Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada
tahun 2000 IR penyakit Diare 301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000
penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000
penduduk.
Tujuan Pembangunan Millenium (Millennium Development Goals-MDGs) pada
tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian Balita (AKABA) hingga dua pertiga dalam
kurun waktu 1990-2015. Angka kematian Balita (AKB) merupakan salah satu tolak ukur
untuk menilai sejauh mana ketercapaian kesejahteraan rakyat sebagai hasil dari
pelaksanaan pembangunan dibidang kesehatan.
Pemerintah telah membuat berbagai kebijakan untuk mengatasi persoalan
kesehatan anak. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam
bidang kesehatan yang sangat ini terjadi dinegara Indonesia. Indonesia masih memiliki
angka kematian bayi dan balita yang cukup tinggi. masalah tersebut terutama dalam periode
neonatal dan dampak dari penyakit menular seperti diare.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), setiap
jam 50 anak belita di Asia Tenggara meninggal dunia karena diare. Kejadian diare pada
anak balita dikawasan Asia Tenggara bisa sampai 12 kali dalam satu tahun pada setiap
anak.
Data profil kesehatan Indonesia tahun 2011, penyakit diare menempati urutan
pertama dalam sepuluh besar penyakit rawat inap di rumah sakit pada tahun 2010, yaitu
sebanyak 71,889 kasus. Sementara pasien yang meninggal sebanyak 1.289 (1.79%).
Menduduki urutan kelima dalam sepuluh besar penyakit rawat jalan di rumah sakit.
Sementara angka kesakitan kesakitan kasus diare di aceh tahun 2015 sebesar
205.580 kasus,Adapun jumlah kasus yang di temukan dan di tangani sebenyak 103.690
kasus atau sebesar 50,4 persen.Cakupan penangan kasus di Aceh Timur sebanyak 34
persen.
Berdasarkan Data tahun 2018 di wilayah kerja UPT Puskesmas Peuralak Barat
penderita Diare ada 279 orang untuk balita ada 107 balita.
C. TUJUAN
Umum :
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare bersama lintas program dan sektor
terkait.
Khusus :
1. Tercapainya penurunan angka kesakitan.
2. Terlaksananya talalaksana diare sesuai standar.
3. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit diare di
masyarakat, sehingga dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan,
penanggulangan maupun pemberantasannya di semua jenjang pelayanan.
4. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup
sehat melalui promosi kesehatan kegiatan pencegahan sehingga kesakitan dan
kematian karena diare dapat dicegah.
5. Tersusunnya rencana kegiatan Pengendalian Penyakit Diare di suatu wilayah kerja
yang meliputi target, kebutuhan logistik dan pengelolaannya.
F. CARA PELAKSANAAN
1. Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar di sarana Kesehatan
melalui Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE)
2. Meningkatkan tatalaksana penderita diare di rumah tangga yang tepat dan benar
(kunjungan rumah)
3. Meningkatkan SKD dan penanggulangan KLB Diare
4. Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan promotif dan preventif
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi
G. SASARAN
1. Pasien/keluarga
2. Kader Posyandu
3. Tokoh masyarakat/Masyarakat
4. Lintas sektor
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Penanggung
No Waktu Kegiatan Ket
Jawab
PJ Program
Penemuan penderita Diare
1 Jan s/d Des 2019 Diare, Puskesmas
yang diobati di Puskesmas
Pelaksana
PJ Program Sesuai
2 Jan s/d Des 2019 Angka penggunaan oralit Diare, wilayah
Pelaksana
PJ Program Sesuai
3 Jan s/d Des 2019 Penyuluhan diare Diare, wilayah
Pelaksana
Menentukan Proporsi PJ Program
4 Jan s/d Des 2019 penderita Diare balita Diare, Desa
yang diberi tablet Zinc Pelaksana
PJ Program
5 Jan s/d Des 2019 Pencatatan dan pelaporan Diare, Puskesmas
Pelaksana
J. PEMBIAYAAN
Biaya kegiatan program P2 Diare pada anggaran BOK tahun 2019 dan laporan
pelakanaan akan dipertanggung jawabkan setelah pelaksanaan kegiatan