Oleh:
Wa Ode Ilfah Rahma Y, S.Ked
Pembimbing :
dr. Hj. Musyawarah, Sp.A
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN SMF ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
1
DIABETES MELITUS TIPE 1
Wa Ode Ilfah Rahma Y, Musyawarah
A. Pendahuluan
sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya. Secara umum diabetes dibagi dalam
2 bentuk utama yaitu kerusakan sel beta pankreas yang menyebabkan defisiensi
sebagian atau keseluruhan insulin, dan resistensi insulin. Penurunan aksi insulin
dan protein.1
yang sampai saat ini belum dapat disembuhkan. Walaupun demikian berkat
sepadan dengan anak-anak normal lainnya jika mendapat tata laksana yang
adekuat.2
B. Definisi
disebabkan oleh kerusakan sel-beta pancreas baik oleh proses autoimun maupun
C. Epidemiologi1
2
insidens yang rendah di Jepang yaitu 1,5-2/100.000 untuk usia kurang 15 tahun.
Insidens DM tipe-1 lebih tinggi pada ras kaukasia dibandingkan ras-ras lainnya.
Berdasarkan data dari rumah sakit terdapat 2 puncak insidens DM tipe-1 pada
anak yaitu pada usia 5-6 tahun dan 11 tahun. Patut dicatat bahwa lebih dari 50 %
D. Etiologi1
keluarga dengan penyakit serupa, namun faktor genetik diakui berperan dalam
patogenesis DM tipe-1. Faktor genetik dikaitkan dengan pola HLA tertentu, tetapi
sistim HLA bukan merupakan faktor satu-satunya ataupun faktor dominan pada
atau aktor kerentanan. Diperlukan suatu faktor pemicu yang berasal dari
lingkungan (infeksi virus, toksin dll) untuk menimbulkan gejala klinis DM tipe-1
pada seseorang yang rentan. Proses ini akan berlangsung dalam beberapa bulan
kejadian DM tipe 1 lebih rendah pada bayi yang mendapat air susu ibu. Paparan
dini dengan susu sapi akan memicu timbulnya DM terutama pada individu yang
E. Patofisiologi1
normal insulin di sekresikan sebagai suatu respon terhadap adanya makanan yang
3
diatur oleh suatu mekanisme kompleks yang melibatkan sistem neural, hormonal,
dan subtract. Hal ini memungkinkan pengaturan disposisi energi berasal dari
dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel maka hepar akan berusaha lebih
keras lagi, sebagai timbul lah hiperglikemia puasa. Menimbulkan diuresis osmotik
akibatnya tubuh kehilangan kalori, elektrolit dan cairan, terjadi dehidrasi yang
F. Perjalanan Penyakit1
DM tipe 1 bisa terjadi pada semua umur, bayi baru lahir sampai usia lanjut.
1. Pre-diabetes
kerusakan total sel beta pankreas. Sel beta pankreas ditandai dengan
4
Bila ditemukan lebih dari satu antibody akan meningkatkan kemungkinan
timbulnya diabetes, misalnya jika terdapat IA2 dan GAD maka resiko untuk
menjadi DM tipe 1 adalah 70% dalam kurun waktu 5 tahun. Parameter yang
e. HLA typing
bervariasi, bisa mendadak dalam beberapa hari menjadi KAD atau dala
3. Periode “honeymoon”
Periode ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu atau bulan
kurang dari 0,5 U/kgBB/hari dengan HbA1c <7%. Hal ini perlu dijelaskan
5
4. Periode Ketergantungan Terhadap Insulin
insulin seumur hidup biasanya lambat, tetapi biasa dipercepat dengan adanya
DM tipe 1.
G. Kriteria Diagnostik2
DM tipe-1 jika glukosa darah puasa dianggap normal bila kadar glukosa
darah kapiler < 126 mg/dl (7mmol/L). Glukosuria saja tidak spesifik untuk DM
dan kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl (11,1 mmol/l)
2. Pada penderita yang asimptomatis kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl
atau kadar glukosa darah puasa lebih tinggi dari normal dengan tes toleransi
H. Gambaran Klinis1
yang akut. Biasanya gejala-gejala poliuria, polidipsia, polifagia dan berat badan
penderita DM tipe-1 akan memasuki fase ketoasidosis yang dapat berakibat fatal
6
bagi penderita. Keterlambatan ini dapat terjadi karena penderita disangka
gastroenteritis.
dipertimbangkan sebagai sala satu diagnosis banding pada anak dengan enuresis
nocturnal (pada anak yang sudah besar), anak dengan dehidrasi sedang sampai
berat tetapi masih ditemukan dieresis (poliuria) apalagi disertai dengan pernafasan
(parsial/total) yang dikenal sebagai honeymoon periode. Fase ini terjadi akibat
mensekresikan kembali sisa insulin. Fase ini akan berakhir apabila pankreas sudah
menghabiskan seluruh sisa insulin. Secara klinis ada tidaknya fase ini harus
hipoglikemia. Apabila dosis insulin yang dibutuhkan sudah mencapai < 0,25
U/kgBB/hari maka dapat dikatakan penderita berada pada fase “remisi total”. Di
Negara berkembang yang masih diwarnai oleh pengobatan tradisional, fase ini
“sembuh” dapat dihindari. Ingat, bahwa pada saat cadangan insulin sudah habis,
penderita akan membutuhkan kembali insulin dan apabila tidak segera mendapat
konsekuensinya.
7
I. Penatalaksaaan
Hal pertama yang harus dipahami oleh semua pihak adalah bahwa DM
dimaksud kontrol metabolik yang baik adalah mengusahakan kadar glukosa darah
berada dalam batas normal atau mendekati nilai normal, tanpa menyebabkan
merupakan parameter kontrol metabolik standar pada DM. Nilai HbA1c < 7%
berarti kontrol metabolik baik; HbA1c < 8% cukup dan HbA1c > 8% dianggap
buruk. Kriteria ini pada anak perlu disesuaikan dengan usia karena semakin
anak sebaiknya dilakukan secara terpadu oleh suatu tim yang terdiri dari ahli
sosial, dan edukator. Kerjasama yang baik antara tim dan pihak penderita akan
8
Tabel 1. Sasaran dan tujuan khusus pengelolaan DM tipe -1 pada anak2
tipe -1 meliputi pemberian insulin, pengaturan makan, olahraga, dan edukasi, yang
terintegrasi untuk mendapatkan kontrol metabolik yang baik. Dari faktor penderita
juga terdapat beberapa kendala pencapaian kontrol metabolik yang baik. Faktor
1. Insulin
tipe-1. Terapi insulin pertama kali digunakan pada tahun 1922, berupa insulin
regular, diberikan sebelum makan dan ditambah sekali pada malam hari.
Namun saat ini telah dikembangkan beberapa jenis insulin yang memungkinkan
9
Sebelum era tahun 80-an, penggunaan insulin masih memakai produk
rekombinan manusia yang sudah digunakan secara luas saat ini. Insulin
rekombinan ini lebih disukai sebagai pilihan utama karena selain dapat
Insulin kerja cepat direkomendasikan untuk digunakan pada jam makan, atau
sehari, atau regimen basal-bolus. Pada beberapa keadaan berikut, insulin kerja
10
Pada saat snack sore: akan menurunkan kadar glukosa darah yang biasa
insulin kerja menengah pada regimen 2 kali sehari Penderita Dm tipe-1 yang
efek hipoglikemia akibat pola hidup dan pola makan yang seringkali tidak
Insulin jenis ini tersedia dalam bentuk suspensi sehingga terlihat keruh.
Mengingat lama kerjanya maka lebih sesuai bila digunakan dalam regimen
dua kali sehari dan sebelum tidur pada regimen basal-bolus. Sebelum
11
menggulung-gulung di antara kedua telapak tangan. Insulin jenis ini lebih
sering digunakan untuk penderita yang telah memiliki pola hidup yang lebih
jenis ini. DM tipe-1 usia bayi (0-2 tahun) mempunyai pola hidup (makan,
minum, dan tidur) yang masih teratur sehingga lebih mudah mencapai kontrol
penggunaan satu kali sehari masih dimungkinkan pada golongan usia ini
metaboliknya.
kejanya pada diabetisi anak sangat bervariasi, dengan efek akumulasi dosis;
dibandingkan ultralente.
mempunyai pola kerja bifasik; terdiri dari kombinasi insulin kerja cepat dan
menengah, atau kerja pendek dan menengah yang sudah dikemas oleh pabrik.
Sediaan yang ada adalah kombinasi 30/70 artinya terdiri dari 30% insulin
kerja cepat atau pendek, dan 70% insulin kerja menengah. Insulin campuran
12
bagi penderita yang telah mempunyai kontrol metabolik yang baik.
Insulin basal analog merupakan insulin jenis baru yang mempunyai kerja
panjang sampai dengan 24 jam. Di Indonesia saat ini sudah tersedia insulin
glargine dan detemir; keduanya mempunyai profi l kerja yang lebih terduga
dengan variasi harian yang lebih stabil dibandingkan insulin NPH. Insulin ini
bawahi, bahwa insulin glargine serta detemir tidak dapat dicampur dengan
insulin jenis lainnya. Mengingat sifat kerjanya yang tidak mempunyai kadar
puncak (peakless) dengan lama kerja hingga 24 jam, maka glargine dan
NPH, glargine dan detemir dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa
dengan lebih baik pada kelompok usia 5-16 tahun, namun secara keseluruhan
13
Pedoman dosis insulin1
Anak sebelum pubertas (diluar periode honeymoon) dalam kisaran dosis 0,7-
1,0 U/kgBB
U/kgBB/hari
Split-Mix Regimen1
Regimen ini sering sekali tidak sesuai digunakan pada penderita DM-tipe 1
anak maupun remaja. Namun regimen ini dapat diberikan untuk jangka waktu
pendek sementara pada fase remisi. Insulin yang digunakan adalah kerja
Metode ini menggunakan campuran insulin kerja cepat/ pendek dan kerja
menengah yang diberikan sebelum makan pagi dan sebelum makan malam.
mencampur sendiri. Regimen ini biasa digunakan pada anak-anak yang lebih
muda. Pada anak yang dengan regimen 2 kali suntikan, pada pagi hari
diberikan lebih banyak (lebih kurang 2/3) dari total harian dan dosis ;ebih
sedikit (lebih kurang 1/3) pada sore hari. Pada regimen ini, kandungan
insulinnnya terdiri dari 1/3 dosis insulin kerja pendek dan kurang lebih 2/3
14
Injeksi 3 kali sehari
siang atau snack sore, dan insulin kerja menengah pada menjelang tidur malam
hari. Regimen ini biasa digunakan pada anak-anak yang lebih tua dan remaja
Basal-bolus regimen
makan utama, dengan insulin kerja menengah diberikan pada pagi dan malam
hari, atau dengan insulin basal yang diberikan sekali sehari (pagi atau malam
hari). Regimen ini biasa digunakan pada anak remaja atau dewasa. Komponen
basal biasanya berkisar 40-60% dari kebutuhan total insulin, yang dapat
diberikan menjelang tidur malam, atau sebelum makan pagi dan malam,
sisanya sebagai komponen bolus terbagi yang disuntin 20-30 menit sebelum
makan bila menggunakan insulin regular, atau segera sebelum makan atau
Pada regimen basal bolus, insulin kerja menengah (sebagai insulin basal)
diberikan pada malam hari sebesar 30% (jika bolus menggunakan insulin kerja
pendek) dan 50% (jika bolus menggunakan insulin kerja cepat) dari dosis total
harian. Kebutuhan insulin bolus lebih kurang 50% (jika menggunakan insulin
kerja cepat ) sampai dengan 70% (jika menggunakan insulin kerja pendek )
15
2. Pengaturan makan
sehari hari. Dengan pengaturan makanan ini diharapkan anak tidak menjadi
menjadi glukosa dalam waktu 3-4 jam setelah makan, sedangkan lemak
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengubah 10% lemak menjadi
a. Karbohidrat 50-55%
kadar glukosa darah. Kebutuhan serat perhari pada anak sampai usia satu
tahun adalah 2,8 – 3,4 garam permegajoule, pada anak diatas 2 tahun dapat
menurunkan kadar lipid, sedangkan golongan serat yang tidak larut akan
menyebabkan fungsi usus lebih baik, misalnya terdapat pada beras merah
dan sereal. 1
Kebutuhan sukrosa sedang (sampai dengan 10% total kalori) per hari.
16
glukosa darah, tetapi pemanis sukrosa dari makanan atau minuman dapat
b. Lemak 30-35%
>10% lemak tak jenuh rantai tunggal (sampai 20% total kalori) 1\
c. Protein 10-15 %
anak. Makanan yang perlu dibatasi adalah yang mengandung asam lemakn jenuh
misalnya daging merah, dan yang mengandung asam lemak tak jenuh rantai
sedang misalnya hasil olahan pabrik, misalnya biscuit, kue, coklat dll. 1
makanan dan pola makan yang sama sebelum maupun sesudah diagnosis, serta
makanan yang tidak berbeda dengan teman sebaya atau dengan makanan
keluarga. Pengaturan makan yang optimal biasanya terdiri dari 3 kali makan
17
tergantung kepada frekuensi makan dan regimen insulin yang digunakan. Pada
regimen insulin basal bolus, semakin sering penyuntikan akan semakin fleksibel
pada pemberian makan, sedangkan pada regimen insulin 2 kali sehari, maka
3. Olahraga
anak, remaja, maupun, dewasa; baik penderita DM atau bukan. Olahraga dapat
glukosa dihati. Glukosa akan digunakan diotot selama olahraga dan akan
Sedangkan pada penderita DM tipe 1 yang tak terkontrol, pankreas tidak dapat
mengatur kadar insulin sebagai respon dari olahraga dan juga mungkin disertai
selama olahraga. 1
Namun, untuk penderita DM, terutama bagi yang tidak terkontrol dengan
baik, olah raga dapat menyebabkan timbulnya keadaan yang tidak diinginkan
18
seperti hiperglikemia sampai dengan ketoasidosis diabetikum, makin beratnya
4. Edukasi1
dilakukan secara terus menerus dan bertahap sesuai tingkat pengetahuan serta
status sosial penderita atau keluarga. Penderita atau keluarga harus disadarkan
komplikasinya
19
f. Mengembangkan kemampuan untuk memberikan keputusan yang tepat dan
antara lain : pengetahuan dasar tentang DM tipe -1, pengaturan makan, insulin,
dan pertolongan pertama pada kedaruratan medik akibat DM tipe -1. Edukasi
5. Pemantauan mandiri1
mampu mengukur kadar glukosa darahnya secara cepat dan tepat karena
mandiri dan kontrol glikemik. Pengukuran kadar glukosa darah beberapa kali
Perhatian yang khusus terutama harus diberikan kepada anak pra sekolah
dan sekolah tahap awal yang sering tidak dapat mengenali episode
20
6. Kontrol metabolik
dan progresifi tas komplikasi mikrovaskular pada pasien diabetes anak maupun
Gangguan penglihatan
Gagal tumbuh
Pubertas terlambat
Infeksi kulit
Glukosa PP normal
HbA1c normal
Sosialisasi baik
21
Tidak terdapat komplikasi 1
yang tidak terkontrol, saat sakit, dan kemungkinan akan terjadi KAD.
metabolik
J. Komplikasi2
22
1. Komplikasi jangka pendek
a. Hipoglikemia
23
Tabel 3. Gejala hipoglikemia berdasarkan berat ringannya gejala klinis
24
b. Ketoasidosis Diabetik
segera ditangani dengan tepat maka angka kematian karena KAD cukup
tinggi.
25
2. Komplikasi jangka panjang2
a. Retinopati
26
DCCT merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan mata tiap 3
b. Nefropati
Daftar Pustaka
1. Batubara JRL, Tridjaja B, Pulungan AB. 2015. Buku Ajar Endokrin Anak. Ikatan
27
28