Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

PENGUJIAN PRESTASI POMPA SENTRIFUGAL

4.1 PENDAHULUAN
4.1.1 Latar belakang
Salah satu produk ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah memberikan
banyak kemudahan bagi kehidupan masyarakat adalah pompa. Pompa umumnya
dimanfaatkan untuk memindahkan air, dan sedikit zat cair lainnya, dari suatu tempat
yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi.
Penggunaan pompa semakin meluas, tidak hanya untuk keperluan rumah tangga,
tetapi juga untuk keperluan dibidang pertanian, industri, pertambangan, perkapalan dan
lainnya. Dalam hal ini, pengoperasionalanny dapat bekerja secara tunggal, seri atau
parallel yang tergantung pada kebutuhan dan peralatan yang ada.
Dalam perencanaan intalasi pompa, harus diketahui karakteristik pompa dan
pengoperasionalannya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berdasarkan
pemaparan di atas, maka perlu diadakan suatu percobaan untuk mengetahui pengaruh
instalasi pompa terhadap daya hidrolis yang diperlukan.

4.1.2 Tujuan praktikum


Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui pengujian pompa ini adalah :
1. Menentukan karakteristik hubungan antara Head, Debit air dan Daya Hidrolis
operasi dua pompa berkarakteristik sama yang dipasang seri.
2. Menentukan karakteristik hubungan antara Head, Debit air dan Daya Hidrolis
operasi dua pompa berkarakteristik sama yang dipasang parallel.
3. Menentukan karakteristik hubungan antara Head, Debit air dan Daya Hidrolis pada
operasi pompa tunggal.
4.2 LANDASAN TEORI
4.2.1 Pengertian pompa
Pompa merupakan mesin konversi energi yang mengubah bentuk energi mekanik
poros menjadi energi spesifik (head) fluida yang memiliki wujud air. Energi mekanik
pompa yang menunjukkan kemampuan dari suatu pompa mengangkat fluida untuk
mencapai ketinggian tertentu adalah berupa head pompa, ditunjukkan oleh besarnya
perbedaan antara energi fluida di sisi isap dengan energi fluida di sisi tekan. Energi
fluida merupakan jumlah dari energi tekanan, energi kinetik dan energi karena elevasi.
Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan
persatuan waktu (debit atau kapasitas pompa) dan head (tinggi energi angkat). Pada
umumnya pompa dapat digunakan untuk bermacam-macam keperluan, untuk
menaikkan fluida ke sebuah reservoir, untuk mengalirkan fluida dalam proses industry,
untuk pengairan, irigasi, dan sebagainya.
Dalam praktikum ini digunakan pompa sentrifugal, karena banyak digunakan
dalam kehidupan manusia sehari-hari, terutama pada bidang industri. Secara umum
pompa sentrifugal digunakan untuk kepentingan pemindahan fluida dari satu tempat ke
tempat yang lain. Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan
dalam fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi
sebelum diolah dan dipasarkan, ialah pompa bertipe sentrifugal. Pada industri
perkapalan pompa sentrifugal banyak digunakan untuk memperlancar proses kerja di
kapal.
Dalam pelaksanaan operasinya pompa sentifrugal dapat bekerja secara tunggal,
seri, dan paralel. Jenis operasi yang digunakan harus sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan penggunaan instalasi pompa. Karakteristik pompa harus terlebih dahulu
diketahui agar didapatkan sistem yang optimal. (Anonim, 2015).

4.2.2 Klasifikasi pompa


1. Pompa positive displacement
Pompa yang menghasilkankapasitas intermitten karena fluidanya ditekan
dalam elemen-elemen pompa dengan volume tertentu. Jadi, fluida yang masuk
kemudian dipindahkan ke sisi buang sehingga tidak ada kebocoran (aliran balik) dari
sisi buang ke sisi masuk. Pompa jenis ini menghasilkan head yang tinggi dengan
kapasitas yang rendah. Perubahan energi yang terjadi pada pompa ini adalah energi
mekanik yang diubah langsung manjadi energi potensial. Pompa positive
displacement diantaranya adalah pompa piston, pompa roda gigi, pompa torak.

2. Pompa dinamik
Pompa dinamik adalah pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama
pompa bekerja. Pompa ini memiliki elemen utama sebuah rotor dengan satu impeller
yang berputar dengan kecepatan tinggi. Fluida masuk dipercepat oleh impeller yang
menaikkan kecepatan absolut fluida maupun tekanannya dan melemparkan aliran
melalui volut. Yang tergolong pompa dinamik antara lain adalah pompa aksial,
pompa sentrifugal.

Besarnya energi yang diberikan pompa sentrifugal kepada fluida kerja apabila
dianggap tidak terjadi kerugian-kerugian diyatakan oleh persamaan Bernoulli
berikut:

2 2
Ps V P V
 s  Zs  d  d  Zd (4.1)
 .g 2.g  .g 2.g

ρ = adalah masa jenis fluida, dalam hal ini adalah air yang diketahui berdasarkan
temperatur air yang diukur langsung saat pelaksanaan pengujian
g = adalah percepatan grafitasi setempat, g = 9,81 m/s2.

Apabila :

Perbedaan level saluran isap pompa Zs, dengan level saluran tekan pompa Zd
cukupkecil, sehingga Zs ≈ Zd dianggap sama, dan
Diameter pipa isap ds, sama dengan diameter pipa tekan dd yang menyebabkan
kecepatan aliran fluida disisi isap Vs sama dengan kecepatan fluida di sisi tekan Vd;
Vs = Vd
Maka persamaan tersebut menjadi

Pd  Ps
H  , persamaan ini menyatakan head total pompa. (4.2)
 .g

Dengan daya hidrolis

WH  ( Pd  Ps )Q , atau dinyatakan dalam bentuk lain (4.3)


WH  .g.H .Q (4.4)

H adalah head total pompa

Q adalah debit total pompa

4.2.3 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal

Gambar 4.1 Prinsip kerja pompa sentrifugal

Daya dari luar diberikan kepada poros pompa untuk memutarkan impeler
kedalam zat cair. Maka zat cair yang ada di dalam impeler, oleh dorongan sudu-sudu
ikut berputar karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impeler
keluar melalui saluran diantara sudu-sudu. Disini head tekanan zat cair menajdi lebih
tingi. Demikian pula head kecepatannya bertambah besar karena zat cair mengalami
percepatan. Zat cair yang keluar dari impeler ditampung oleh saluran berbentuk volut
(spiral) dikelilingi impeler dan disalurkan keluar pompa melalui nosel. Di dalam nosel
ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan.

Jadi impeler pompa berfungsi memberikan kerja pada zat cair sehingga energi
yuang dikandungnya menjadi tambah besar. Selisih energi persatuan berat atau head
total zat cair antara flens isap dan flens keluar pompa disebut “head total pompa”. Dari
uraian di atas jelas bahwa pompa setrifugal dapat mengubah energi mekanik dalam
betuk kerja poros menjadi energi fluida. Energi inilah yang menyebabkan pertambahan
head tekanan, head kecepatan dan head potensial pada zat cair yang mengalir secara
kontinyu.

4.2.4 Pompa seri


Kadangkala dibutuhkan head yang kebih besar dari head yang mampu diberikan
oleh satu pompa. Dalam hal demikian dapat dirangkaikan dua pompa atau lebih untuk
bekerja sama dengan dipasang secara seri.

Bila dua pompa berkarakteristik sama dipasang secara seri maka head total pompa H
pada persamaan (4.4) menjadi:

WH  .g.H .Q (4.5)

H adalah gabungan dari head total pompa 1 dan head total pompa 2.

Q adalah debit actual aliran fluida yang diketahui dari pengukuran langsung yang
besarnya divariasikan dengan merubah bukaan katup 5.

menjadi

Head H total adalah :

H  H p1  H p 2 (4.6)

Debit Q total adalah :

Q = QP1 = QP2 (4.7)

4.2.5 Pompa paralel


Kadangkala dibutuhkan head yang kebih besar dari debit yang mampu diberikan
oleh satu pompa. Dalam hal demikian dapat dirangkaikan dua pompa atau lebih untuk
bekerja sama dengan dipasang secara parallel.

Bila dua pompa berkarakteristik sama dipasang secara paralel maka operasi total
persamaan (4.4) menjadi:

WH  .g.H .Q (4.8)

H adalah gabungan dari head total pompa 1 dan head total pompa 2.
Q adalah debit actual aliran fluida yang diketahui dari pengukuran langsung yang
besarnya divariasikan dengan merubah bukaan katup 5.

Head H total adalah :

H  H p1  H p 2 (4.9)

Debit Q total adalah :

Q = QP1 + QP2 (4.10)

4.2.6 Pompa tunggal


Besarnya energi yang diberikan pompa sentrifugal kepada fluida kerja sesuai
diyatakan oleh persamaan 4.4

Dengan daya hidrolis

WH  .g.H .Q (4.11)

H adalah gabungan dari head total pompa 1 dan head total pompa 2.

Q adalah debit actual aliran fluida yang diketahui dari pengukuran langsung yang
besarnya divariasikan dengan merubah bukaan katup 5.

4.2.7 Prosedur pengujian

Gambar 4.2 Instalasi pompa sentrifugal


4.2.7.1 Prosedur pompa seri ( pengujian 1 )
Pengujian pompa seri dilakukan dengan dua urutan skala pembukaan katup
berbeda seperti pada table berikut.
Tabel 4.1 Posisi urutan skala pembukaan katup V.5
Posisi urutan skala pembukaan katup V.5
Pengujian A.1 1 2 3 4 5 6 7

Tabel 4.2 Posisi katup


Posisi Katup
Nama katup V.1 V.2 V.3 V.4 V.5
Pengujian A.1 ON OFF ON OFF ON (1)

1. Menyiapkan kelengkapan praktikum seperti thermometer, stopwatch, alat tulis,


table data
2. Memastikan aliran listrik kea lat uji terputus (off) yaitu dengan mengatur agar
saklar P.0 di stavol, saklar P.1 pompa 1, dan saklar P.2 pompa 2 di posisi off
3. Mengatur ketinggian air pada bak penampung reservoir berada dalam batas full
dan low
4. Mengatur agar katup kuras bak pengukur debit dalam posisi terbuka penuh
sehingga tinggi permukaan air berada skala 0
5. Mengatur katup sesuai tabel 4.2
6. Melakukan prosedur untuk menghilangkan tekanan sisa pada manometer
 Membuka katup manifold pressure gauge M1, M2, M3, M4
 Melepas konektor manometer M1p, M2p, M3p, M4p
 Menunggu beberapa saat hingga permukaan merkuri pada pipa manometer
berhenti bergerak
 Memasang kembali konektor manometer
 Pengujian 1 dengan M1, M2, M3, M4 dibiarkan tetap terbuka sampai
pengujian dengan katup V.5 posisi skala 1, 2, 3, 4, 5
7. Mencatat ketinggian awal air raksa pipa manometer M1p dan M1a, M2p dan
M2a, M3p dan M3a, M4p dan M4a. Hasil bacaan diisi pada baris nomor data
(0). Pembacaan ini hanya dilakukan sekali, yaitu sebelum pengujian katup V.5
pada skala (1). Untuk posisi skala yang lain prosedur ini tidak dilakukan
8. Mengukur temperature air reservoir, hasilnya diisi di nomor data tabel (0)
9. Melakukan priming pada pompa 1 atau pompa 2
10. Sesaat setelah proses priming selesai, saklar P.0 di on—kan. Kemudian
menyalakan saklar listrik kedua. Pompa dibiarkan selama + 2 menit
11. Pengambilan data pengujian posisi skala (1)
12. Mencatat ketinggian awal air di dalam bak debit
13. Melanjutkan dengan pengambilan data dengan prosedur berikut :
 Pengambilan data pengujian nomor data (1)
 Mencatat pembacaan temperature air reservoir yaitu Tw (0C)
 Mengukur debit aliran dengan cara, katup kuras ditutup dan pada saat yang
bersamaan stopwatch dihidupkan. Saat ketinggin air bertambah 10 liter
terhadap posisi awalnya stopwatch dihentikan. Sesaat kemudian katup kuras
dibuka penuh sehingga ketinggian air kembali seperti awalnya. Mencatat
debit actual VW (liter) dan waktu (detik)
 Mencatat tekanan (bar) pada pressure gauge. (G.1) dan (G.2) untuk pompa
1. (G.3) dan (G.4) untuk pompa 2
 Mencatat ketinggian meruri (mm) pada manometer. M1p, M1a, M2p, M2a
untuk pompa 1. M3p, M3a, M4p, M4a untuk pompa 2
 Pengambilan data diulang beberapa saat. Dicatat sebagai data pengujian
nomor data (2)
 Pengambilan data diulang lagi untuk pengujian nomor data (3)
14. Mengulang prosedur 12 dan 13 untuk tiap pembukaan katup V.5 yang lain
dengan urutan pada tabel ; posisi skala 2, 3, 4, 5. Data hasil pengujian pada tiap
posisi skala dicatat pada tabel yang berbeda
15. Mempeerhatikan notifikasi sebelum melanjutkan pengujian. Katup manifold
M1, M2, M3, M4 ditutup full
16. Pengujian dilanjutkan dengan posisi skala 6 dan 7. Data pengujian dua posisi
skala ini dicatat juga pada tabel data masing-masing
17. Membuka penuh katup V.5 kembali ke posisi skala (1)
18. Semua saklar listrik ; P.0, P.1 pompa 1 atau P.1 pompa 2 di off-kan
19. Memastikan agar bak debit kembali dikosongkan
20. Membersihkan dan menempatkan peralatan praktikum kembali seperti semula.
4.2.7.2 Prosedur pompa paralel ( pengujian 1 )
Pengujian pompa paralel dilakukan dengan dua urutan skala pembukaan katup
berbeda seperti pada table berikut.
Tabel 4.3 Posisi urutan skala pembukaan katup V.5
Posisi Urutan Skala Pembukaan Katup V.5
Pengujian B.1 1 2 3 4 5 6 7

Tabel 4.4 Posisi katup


Posisi Katup
Nama katup V.1 V.2 V.3 V.4 V.5
Pengujian B.1 ON ON OFF ON ON (1)

1. Menyiapkan kelengkapan praktikum seperti thermometer, stopwatch, alat tulis,


table data
2. Memastikan aliran listrik kea lat uji terputus (off) yaitu dengan mengatur agar
saklar P.0 di stavol, saklar P.1 pompa 1, dan saklar P.2 pompa 2 di posisi off
3. Mengatur ketinggian air pada bak penampung reservoir berada dalam batas full
dan low
4. Mengatur agar katup kuras bak pengukur debit dalam posisi terbuka penuh
sehingga tinggi permukaan air berada skala 0
5. Mengatur katup sesuai tabel 4.4
6. Melakukan prosedur untuk menghilangkan tekanan sisa pada manometer
 Membuka katup manifold pressure gauge M1, M2, M3, M4
 Melepas konektor manometer M1p, M2p, M3p, M4p
 Menunggu beberapa saat hingga permukaan merkuri pada pipa manometer
berhenti bergerak
 Memasang kembali konektor manometer
 Pengujian 1 dengan M1, M2, M3, M4 dibiarkan tetap terbuka sampai
pengujian dengan katup V.5 posisi skala 1, 2, 3, 4, 5
7. Mencatat ketinggian awal air raksa pipa manometer M1p dan M1a, M2p dan
M2a, M3p dan M3a, M4p dan M4a. Hasil bacaan diisi pada baris nomor data
(0). Pembacaan ini hanya dilakukan sekali, yaitu sebelum pengujian katup V.5
pada skala (1). Untuk posisi skala yang lain prosedur ini tidak dilakukan
8. Mengukur temperature air reservoir, hasilnya diisi di nomor data tabel (0)
9. Melakukan priming pada pompa 1 atau pompa 2
10. Sesaat setelah proses priming selesai, saklar P.0 di on—kan. Kemudian
menyalakan saklar listrik kedua. Pompa dibiarkan selama + 2 menit
11. Pengambilan data pengujian posisi skala (1)
12. Mencatat ketinggian awal air di dalam bak debit
13. Melanjutkan dengan pengambilan data dengan prosedur berikut :
 Pengambilan data pengujian nomor data (1)
 Mencatat pembacaan temperature air reservoir yaitu Tw (0C)
 Mengukur debit aliran dengan cara, katup kuras ditutup dan pada saat yang
bersamaan stopwatch dihidupkan. Saat ketinggin air bertambah 10 liter
terhadap posisi awalnya stopwatch dihentikan. Sesaat kemudian katup kuras
dibuka penuh sehingga ketinggian air kembali seperti awalnya. Mencatat
debit actual VW (liter) dan waktu (detik)
 Mencatat tekanan (bar) pada pressure gauge. (G.1) dan (G.2) untuk pompa
1. (G.3) dan (G.4) untuk pompa 2
 Mencatat ketinggian meruri (mm) pada manometer. M1p, M1a, M2p, M2a
untuk pompa 1. M3p, M3a, M4p, M4a untuk pompa 2
 Pengambilan data diulang beberapa saat. Dicatat sebagai data pengujian
nomor data (2)
 Pengambilan data diulang lagi untuk pengujian nomor data (3)
14. Mengulang prosedur 12 dan 13 untuk tiap pembukaan katup V.5 yang lain
dengan urutan pada tabel ; posisi skala 2, 3, 4, 5. Data hasil pengujian pada tiap
posisi skala dicatat pada tabel yang berbeda
15. Memperhatikan notifikasi sebelum melanjutkan pengujian. Katup manifold M1,
M2, M3, M4 ditutup full
16. Pengujian dilanjutkan dengan posisi skala 6 dan 7. Data pengujian dua posisi
skala ini dicatat juga pada tabel data masing-masing
17. Membuka penuh katup V.5 kembali ke posisi skala (1)
18. Semua saklar listrik ; P.0, P.1 pompa 1 atau P.1 pompa 2 di off-kan
19. Memastikan agar bak debit kembali dikosongkan
20. Membersihkan dan menempatkan peralatan praktikum kembali seperti semula.
4.2.7.3 Prosedur pompa tunggal ( pengujian 1 )
Pengujian pompa tunggal dilakukan dengan dua urutan skala pembukaan
katup berbeda seperti pada table berikut.
Tabel 4.5 Posisi urutan skala pembukaan katup V.5
Posisi urutan skala pembukaan katup V.5
Pengujian C.1 1 2 3 4 5 6 7

Tabel 4.6 Posisi katup


Posisi Katup
Nama katup V.1 V.2 V.3 V.4 V.5
Pengujian C.1 pompa 1 ON OFF OFF ON ON (1)
Pengujian C.2 pompa 2 OFF ON OFF OFF ON (1)

1. Menyiapkan kelengkapan praktikum seperti thermometer, stopwatch, alat tulis,


table data
2. Memastikan aliran listrik kea lat uji terputus (off) yaitu dengan mengatur agar
saklar P.0 di stavol, saklar P.1 pompa 1, dan saklar P.2 pompa 2 di posisi off
3. Mengatur ketinggian air pada bak penampung reservoir berada dalam batas full
dan low
4. Mengatur agar katup kuras bak pengukur debit dalam posisi terbuka penuh
sehingga tinggi permukaan air berada skala 0
5. Mengatur katup sesuai tabel 4.6 untuk menguji pompa 1 dan pompa 2
6. Melakukan prosedur untuk menghilangkan tekanan sisa pada manometer
 Membuka katup manifold pressure gauge M1, M2, M3, M4
 Melepas konektor manometer M1p, M2p, M3p, M4p
 Menunggu beberapa saat hingga permukaan merkuri pada pipa manometer
berhenti bergerak
 Memasang kembali konektor manometer
 Pengujian 1 dengan M1, M2, M3, M4 dibiarkan tetap terbuka sampai
pengujian dengan katup V.5 posisi skala 1, 2, 3, 4, 5
7. Mencatat ketinggian awal air raksa pipa manometer M1p dan M1a, M2p dan
M2a, M3p dan M3a, M4p dan M4a. Hasil bacaan diisi pada baris nomor data
(0). Pembacaan ini hanya dilakukan sekali, yaitu sebelum pengujian katup V.5
pada skala (1). Mengukur temperature air reservoir, hasilnya diisi di nomor data
tabel (0)
8. Melakukan priming pada pompa 1 atau pompa 2
9. Sesaat setelah proses priming selesai, saklar P.0 di on—kan. Kemudian
menyalakan saklar listrik pompa yang akan diuji. Menyalakan saklar P.1 untuk
menjalankan pompa 1 dan menyalakan saklar P.2 untuk menjalankan pompa 2.
Pompa dibiarkan + 2 menit
10. Pengambilan data pengujian posisi skala (1)
11. Mencatat ketinggian awal air di dalam bak debit
12. Melanjutkan dengan pengambilan data dengan prosedur berikut :
 Pengambilan data pengujian nomor data (1)
 Mencatat pembacaan temperature air reservoir yaitu Tw (0C)
 Mengukur debit aliran dengan cara, katup kuras ditutup dan pada saat yang
bersamaan stopwatch dihidupkan. Saat ketinggin air bertambah 10 liter
terhadap posisi awalnya stopwatch dihentikan. Sesaat kemudian katup kuras
dibuka penuh sehingga ketinggian air kembali seperti awalnya. Mencatat
debit actual VW (liter) dan waktu (detik)
 Mencatat tekanan (bar) pada pressure gauge. (G.1) dan (G.2) untuk pompa
1. (G.3) dan (G.4) untuk pompa 2
 Mencatat ketinggian meruri (mm) pada manometer. M1p, M1a, M2p, M2a
untuk pompa 1. M3p, M3a, M4p, M4a untuk pompa 2
 Pengambilan data diulang beberapa saat. Dicatat sebagai data pengujian
nomor data (2)
 Pengambilan data diulang lagi untuk pengujian nomor data (3)
13. Mengulang prosedur 12 dan 13 untuk tiap pembukaan katup V.5 yang lain
dengan urutan pada tabel ; posisi skala 2, 3, 4, 5. Data hasil pengujian pada tiap
posisi skala dicatat pada tabel yang berbeda
14. Memperhatikan notifikasi sebelum melanjutkan pengujian. Katup manifold M1,
M2, M3, M4 ditutup full
15. Pengujian dilanjutkan dengan posisi skala 6 dan 7. Data pengujian dua posisi
skala ini dicatat juga pada tabel data masing-masing
16. Membuka penuh katup V.5 kembali ke posisi skala (1)
17. Semua saklar listrik ; P.0, P.1 pompa 1 atau P.1 pompa 2 di off-kan
18. Memastikan agar bak debit kembali dikosongkan
19. Membersihkan dan menempatkan peralatan praktikum kembali seperti semula.

4.2.7.4 Prosedur pompa tunggal ( pengujian 2 )


1. Menyiapkan kelengkapan praktikum seperti thermometer, stopwatch, alat tulis,
table data
2. Memastikan aliran listrik kea lat uji terputus (off) yaitu dengan mengatur agar
saklar P.0 di stavol, saklar P.1 pompa 1, dan saklar P.2 pompa 2 di posisi off
3. Mengatur ketinggian air pada bak penampung reservoir berada dalam batas full
dan low
4. Mengatur agar katup kuras bak pengukur debit dalam posisi terbuka penuh
sehingga tinggi permukaan air berada skala 0
5. Mengatur katup sesuai tabel 4.6 untuk menguji pompa 1 dan pompa 2
6. Melakukan prosedur untuk menghilangkan tekanan sisa pada manometer
 Membuka katup manifold pressure gauge M1, M2, M3, M4
 Melepas konektor manometer M1p, M2p, M3p, M4p
 Menunggu beberapa saat hingga permukaan merkuri pada pipa manometer
berhenti bergerak
 Memasang kembali konektor manometer
 Pengujian 2 dengan M1, M2, M3, M4 ditutup kembali dan dibiarkan tetap
tertutup sampai pengujian dengan katup V.5 posisi skala 7 dan 6
7. Mencatat ketinggian awal air raksa pipa manometer M1p dan M1a, M2p dan
M2a, M3p dan M3a, M4p dan M4a. Hasil bacaan diisi pada baris nomor data
(0). Pembacaan ini hanya dilakukan sekali, yaitu sebelum pengujian katup V.5
pada skala (1). Untuk posisi skala yang lain prosedur ini tidak dilakukan
8. Mengukur temperature air reservoir, hasilnya diisi di nomor data tabel (0)
9. Melakukan priming pada pompa 1 atau pompa 2
10. Posisi awal pembukaan katup V.5 pada pengujian 2 adalah skala 7 atau dalam
posisi tertutup penuh. Pastikan sekali lagi agar kondisi katup manifold M1, M2,
M3, M4 sudah tertutup rapat
11. Sesaat setelah proses priming selesai, saklar P.0 di on—kan. Kemudian
menyalakan saklar listrik pompa yang akan diuji. Menyalakan saklar P.1 untuk
menjalankan pompa 1. Menyalakan saklar P.2 untuk menjalankan pompa 2.
Pompa dibiarkan selama + 2 menit
12. Pengambilan data pengujian posisi skala (7)
13. Mencatat ketinggian awal air di dalam bak debit
14. Melanjutkan dengan pengambilan data dengan prosedur berikut :
 Pengambilan data pengujian nomor data (1)
 Mencatat pembacaan temperature air reservoir yaitu Tw (0C)
 Mengukur debit aliran dengan cara, katup kuras ditutup dan pada saat yang
bersamaan stopwatch dihidupkan. Saat ketinggin air bertambah 10 liter
terhadap posisi awalnya stopwatch dihentikan. Sesaat kemudian katup kuras
dibuka penuh sehingga ketinggian air kembali seperti awalnya. Mencatat
debit actual VW (liter) dan waktu (detik)
 Mencatat tekanan (bar) pada pressure gauge. (G.1) dan (G.2) untuk pompa
1. (G.3) dan (G.4) untuk pompa 2
 Mencatat ketinggian merkuri (mm) pada manometer. M1p, M1a, M2p, M2a
untuk pompa 1. M3p, M3a, M4p, M4a untuk pompa 2
 Pengambilan data diulang beberapa saat. Dicatat sebagai data pengujian
nomor data (2)
 Pengambilan data diulang lagi untuk pengujian nomor data (3)
15. Mengulang prosedur 12 dan 13 untuk tiap pembukaan katup V.5 skala (6)
16. Membuka katup V.5 sehingga berada diposisi skala (5)
17. Selanjutnya katup manifold M1, M2, M3, M4 dibuka setelah pembukaan katup
V.5 berada pada skala (5) secara sempurna
18. Pengujian dilanjutkan dengan posisi skala 5, 4, 3, 2, 1. Data pengujian posisi
skala ini dicatat juga pada tabel data masing-masing
19. Membuka penuh katup V.5 kembali ke posisi skala (1)
20. Semua saklar listrik ; P.0, P.1 pompa 1 atau P.1 pompa 2 di off-kan
21. Memastikan agar bak debit kembali dikosongkan
22. Membersihkan dan menempatkan peralatan praktikum kembali seperti semula.

Anda mungkin juga menyukai