Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem tata udara merupakan sistem pengkondisian udara yang berfungsi untuk
mengatur tingkat kenyamanan baik dari keadaan suhu maupun kelembaban udaranya. Tata
udara di era globalisasi, sudah menjadi kebutuhan utama. Hampir di setiap bangunan/gedung
perkantoran, hotel, rumah sakit bahkan rumah tinggal, pusat perbelanjaan seperti di PT.
Trans Retail Indonesia Carrefour Mataram, menggunakan pendingin ruangan (Air Handling
Unit). Prinsip tata udara buatan adalah untuk mengatur temperatur dan kelembaban ruang,
sehingga penyaluran udara dalam ruangan memperoleh keadaan yang diinginkan sesuai
dengan fungsi ruangan tersebut.
Prinsip tata udara adalah untuk menentukan temperatur dan kelembaban ruangan,
sehingga penyaluran (distribusi) udara dalam ruangan memperoleh keadaan yang diinginkan
sesuai dengan fungsi ruangan tersebut. Temperatur udara di Indonesia sekitar 30ºC dan
kelembaban sekitar 90 %, Indonesia termasuk daerah tropis lembab. Udara yang nyaman
mempunyai kecepatan tidak boleh lebih dari 5 km/jam, dengan suhu/temperature < 30ºC dan
banyak mengandung O2.
Secara umum pengertian dari AHU (Air Handling Unit) adalah suatu mesin penukar
kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan melalui coil pendingin dalam AHU
sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan. Dan secara
khusus pengertian dari AHU (Air Handling Unit) adalah suatu mesin yang digunakan untuk
mendinginkan udara dengan cara mensirkulasikan gas refrigerant berada di pipa yang ditekan
dan dihisap oleh kompresor.
Ada beberapa jenis pendingin ruangan yang sering digunakan seperti : AC
Window, AC Split, AC Floor Standing, AC Central dan lain-lain, dan setiap jenis memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam kesempatan kali ini, penulis akan
membahas mengenai AC Central. Dimana, AC Central adalah sistem pendinginan ruangan
yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan di distribusikan secara terpusat ke seluruh isi
gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan dan isinya dengan
menggunakan saluran udara / ducting AC.
Seperti contoh di pusat perbelanjaan PT. Trans Retail Indonesia Carrefour Mataram,
hawa dingin dapat di rasakan dari ruangan atau gedung tersebut, akan tetapi tidak dapat
melihat unit AHU yang terpasang di sekitarnya. Dan setelah diperhatikan bahwa di langit-
langit ruangan tersebut terdapat lubang udara atau ventilasi yang biasa disebut diffuser yang
dapat menyemburkan udara dingin. Sistem udara yang dilihat tersebut merupakan
pengaplikasian dari sistem AC Central.
Sistem tata udara ini memiliki dua buah blower pada setiap unit yang digunakan untuk
menghisap udara panas ruangan melalui diffuser return kemudian mendistribusikan udara
dengan suhu dingin ke ruangan melalui diffuser suplay yang telah ditentukan sesui dengan
temperature udara yang diinginkan yang dapat diseting pada termostat. Sistem pendingin ini
biasanya diberi saluran udara/dacting pada depan blowernya atau saluran suplay sebagai
tempat penyalur udara dari blower menuju ruangan. Sistem pendingin ini memiliki filter
uadara yang berfungsi untuk mencegah kotoran atau debu-debu masuk ke coil pendingin. coil
pendingin disini berfungsi sebagai media pendingin dari proses pengkondisian udara pada
ruangan atau gedung tersebut.
1.2 Tujuan
Laporan Praktik Kerja ini bertujuan untuk mengadakan perpaduan antara ilmu yang
telah didapatkan dibangku perkuliahan dengan kejadian-kejadian dilapangan sebagai objek
penerapan teori, khususnya menyangkut mesin pendingin. Disamping itu merupakan suatu
persaratan untuk memenuhi kurikulum pada jurusan Teknik Mesin Universitas Mataram
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini,
antara lain:
a) Untuk memenuhi salah satu mata kuliah pada kurikulum yang diterapkan pada
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram.
b) Mempelajari prinsip kerja mesin pendingin (Air Handling Unit) di PT. Trans Retail
Indo nesia Carrefour Mataram dengan benar.
c) Memahami sistem pemeliharaan mesin pendingin (Air Handling Unit).
d) Memahami Analisa thermodinamika pada mesin pendingin.

1.3 Manfaat
Dengan adanya pelaksanaan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan
memberikan manfaat kepada mahasiswa, perguruan tinggi dan institusi atau perusahaan.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari Praktek Kerja Lapangan ini yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
a) Dapat mengembangkan sikap profesionalisme yang bertanggung jawab sebagai
persiapan untuk memasuki dunia kerja.

b) Dapat memahami suasana dan kondisi di lingkungan kerja serta agar mahasiswa
mampu beradaptasi dengan dunia kerja.

c) Untuk mengenal lebih dekat masalah-masalah yang ada dan cara penyelesaiannya,
khususnya di bidang industri.

d) Meningkatkan dan memantapkan proses penyesuaian teknologi baru yang ada di


lapangan kerja.

2. Bagi Perguruan Tinggi


a) Perguruan tinggi dapat dikenal dan mengadakan hubungan kemitraan dengan
perusahaan tempat mahasiswa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
b) Mengetahui sejauh mana kemampuan daya serap mahasiswa selama mengikuti
perkuliahan.
c) Sebagai bahan evaluasi dalam bidang akademik untuk pengembangan dan
peningkatan mutu pendidikan.

3. Bagi Perusahaan/Instansi
a) Dapat memanfaatkan mahasiswa kerja praktek dalam membantu menyelesaikan
tugas-tugas unit kerja masing-masing.
b) Menciptakan kerjasama yang baik dengan antara jurusan Teknik Mesin
Universitas Mataram dan instansi tempat magang mahasiswa.
c) Sebagai wadah penyerapan karyawan atau tenaga kerja yang telah dikenal mutu
dan kredibilitasnya.

1.4 Batasan Masalah


Pada penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini penulis membatasinya pada
analisis termodinamika sistem pendingin yang ada di Transmart Carrefour Mataram Nusa
Tenggara Barat, Indonesia.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Adapun tempat serta waktu pelaksanaan Praktek kerja, yaitu :
a) Tempat : Transmart Carrefour mataram.
Jl. Selaparang No. 60 Mayure, Cakranegara Kota Mataram Lombok
NTB.
b) Waktu : 7 Oktober s/d 7 November 2019

1.6 Metode Penyusunan Laporan


Dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini digunakan beberapa
metode. Metode – metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
a) Metode Studi Literatur ( Kepustakaan)
Metode studi literatur ini dilakukan dengan cara mencari referensi dari buku-buku
dan browsing lewat internet untuk menambah pengetahuan yang berkaitan dengan
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan untuk menunjang dalam penulisan laporan.
b) Metode Observasi
Metode ini digunakan penyusun untuk meninjau langsung permasalahan pada saat
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan seperti mengamati proses pendinginan
menggunakan air.
c) Metode Wawancara
Metode ini dilakukan penulis untuk mengumpulkan informasi dengan melakukan
tanya jawab langsung dengan teknisi atau pembimbing di lapangan.

1.7 Sistematika Penulisan Laporan


Untuk mempermudah dan memahami isi laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini,
maka laporan ini dibagi menjadi beberapa bab dan sub – sub bab sebagai berikut :

- BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi mengenai latar belakang, penjelasan penyusun tentang
tujuan dan manfaat penyusunan laporan, ruang lingkup pembahasan, waktu
dan tempat pelaksanaan PKL dan sistematika penulisan.
- BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini berisi tentang sejarah, profil singkat mengenai perusahaan,
fasilitas atau produk yang dijual, serta struktur organisasi management
shoping mall.
- BAB III LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang teori–teori dasar atau materi yang mendukung
pembahasan dan permasalahan yang diambil. Teori–teori dasar atau materi
didapat dari referensi buku dan dari situs–situs web yang berkaitan dengan
permasalahan yang diambil.

- BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan mesin pendingin yang ada
di Transmart Carrefour mataram.
- BAB V PENUTUP
Merupakan bagian akhir yang berisikan kesimpulan dan saran yang
didapatkan dari pembahasan.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Tentang Trans Retail Indonesia Carrefour Mataram

Gambar 2.1. Gedung PT. Trans Retail Indonesia Carrefour Mataram

PT. Trans Retail Indonesia Carrefour Mataram adalah salah satu pusat perbelanjaan
modern yang resmi dibuka oleh Walikota Mataram dan jajaran Management dari PT. Trans
Retail Indonesia tepat pada tanggal 23 Juni 2017, Transmart Mataram adalah salah satu anak
perusahaan dari CT. Corp yang menjalankan bisnis bidang retail modern. Trasmart
beralamatkan di jalan Selaparang No. 60 Sweta Mataram, pusat perbelanjaan yang
mengusung konsep berbelanja, menonton dan bermain menjadi satu tempat ini terdiri dari
empat lantai. Lantai Basement adalah lantai terdasar yang ada di Transmart yang difungsikan
sebagai tempat parkir. Ground Floor adalah lantai berikutnya yang menyuguhkan berbagai
macam tenant yang menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman, selain itu ada lantai
satu dan dua yang khusus untuk Departement store dan bioskop CGV. Wahana bermain
Transtudio Mini yang mana khusus dimanjakan untuk para pengunjung berada pada lantai
tertinggi yaitu lantai empat gedung Transmart Mataram. Transmart Mataram adalah gedung
modern yang mana pengoperasiannya semua menggunakan sistem baik buat peralatan teknis
maupun komunikasi data. Semua sistem itu termonitor dari personal komputer yang bisa juga
diakses dari satu tempat dan termonitor oleh IT Head Office. Oleh karena itu semua sistem
yang ada setiap harinya selama dua puluh empat jam selalu termonitor oleh tim teknis
maupun IT hal itu dilakukan untuk menghindari eror pada sistem dan dapat mengganggu
operasional kedepannya.
Transmart adalah salah satu perusahaan Retail dengan konsep Hypermarket di
Inonesia. Berawal dengan nama Carrefour merupakan perusahaan retail asal Prancis,
pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1998 dengan hak kepemilikan oleh CT Corpora
sebesar 40%.Kemudian, 15 tahun kemudian tepatnya pada tanggal 16 Januari 2013
Carrefour Indonesia resmi dimiliki 100% oleh CT Corp dan sejak saat itu perusahaan
berganti nama menjadi PT Trans Retail Indonesia. Samapai PT.Trans Retail memiliki total
92 gerai yang terdiri dari 17 Transmart, 74 Carrefour.
2.2 Profil PT.Trans Retail Indonesia Carrefour Mataram
PT.Trans Retail Indonesia Carrefour Mataram terletak di jalan Selaparang No 60 Sweta
Mataram. dengan jarak hanya 50 menit perjalanan dengan berkendara dari bandara
internasional Lombok. Carrefour Mataram resmi beroprasional untuk umum pada bulan Juni
2017 dengan hal itu menambah pusat perbelanjaan modern yang ada di kota Mataram.
Pusat Perbelanjaan ini memiliki luas sekitar 1200 m2 dengan konsep menggabungkan
tempat berbelanja, bersantai dan menonton menjadi satu tempat.

2.3 Fasilitas PT.Trans Rettail Indonesia Carrefour Mataram


PT. Trans Retail Indonesia Carrefour Mataram juga menawari banyak fasilitas
untuk dikunjungi para tamu, baik dari dalam negeri maupun manca negara. Fasilita-fasilitas
yang dimiliki diantaranya yaitu :
 Fashion & beauty
 Electronic Pro
 Buah dan sayur fresh setiap saat
 Food & Beverages
 Kid City
 Bank Mega

2.4 Struktur Organisasi Management Shooping Mall Mataram

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Mall Management PT.Trans Retail Indonesia (Transmart
Mataram)
2.5. Sistem pendukung di PT. Trans Retail Indonesia Transmart Mataram

2.5.1 Building Automation System


Teknologi computer yang semakin berkembang, istilah Building Automation System
adalah sebuah pemrograman komputer intelligent network dari peralatan elektronik yang
mengontrol dan memonitor sistem mekanis gedung. BAS berbasis kontrol komputer untuk
mengkoordinasi dan mengoptimasi kontrol sistem gedung seperti Lighting, HVAC dan unit
yang lainnya. Transmart Mataram adalah gedung yang menggunakan sistem ini yang mana
dengan adanya sistem yang diberi nama EMS mampu memonitoring pergerakan energi
yang terpakai untuk oprasional gedung secara keseluruhan..
2.5.1.1 Cara Kerja Sistem
EMS bekerja berdasarkan pengaturan yang sudah kita lakukan sesuai dengan
kebutuhan, Sebagai contoh dalam sistem EMS ini ada pengaturan untuk jadwal On maupun
Off sumber, penerangan, Air Handling Unit ( AHU ) dan monitoring suhu gedung secara
keseluruhan. Dengan sistem ini pengaturan untuk jangka waktu satu minggu atau satu bulan
bisa dilakukan langsung, pengaturan bisa dilakukan pada bulan ini untuk jadwal bulan
depan. Di saat melakukan pengaturan waktu On maupun Off penerangan misalnya langkah
pertama yang dilakukan adalah masuk kedalam menu electricity lalu pilih lantai dan zona
yang akan diatur berikutnya masukan waktu sesuai dengan kemauan lalu tekan enter. Sistem
ini juga bisa diakses dari tempat lain selama mengetahui IP Address namun hal ini sifatnya
rahasia.

2.5.2. Sistem Sequencing


Sequensing adalah sistem terintegrasi antara kemponen elektronikan dan PLC yang
dimuat dalam satu program komputer yang berperan untuk mengoprasionalkan dan
monitoring unit chiller.
2.5.2.1 Cara Kerja Sistem
Sequencing adalah sistem yang berguna khusus untuk pengoprasionalan mesin chiller
sistem ini adalah gabungan antara program komputer dengan komponen elektronika PLC (
Program Logic Controller ). Dalam sistem ini pengoprasian unit chiler lebih mudah dan
menghemat waktu. Sistem ini bekerja sesuai dengan kemauan dan permintaaan
penggunanya untuk awal start up dan shut down, pada awal saat sebelum bekerja posisi
sistem ini adalah auto enable disaat mendekati waktu start up sesuai dengan pengaturan
yang sudah dilakukan maka sistem ini mulai bekerja dengan tampilan system starting
dipojok kiri atas komputer. Secara bersamaan semua valve motoraized yang tadinya dalam
kondisi tertutup maka akan terbuka dengan indikator hijau pada tampilan sistem, jika semua
semua valve motoraized sudah terbuka baik untuk pompa CWP, CHWP, unit chiller dan
cooling tower dan aliran evaporator baik condenser sudah mengalir maka chiller akan
langsung starting up.
Dalam sistem ini semua kontrol saling berkaitan contoh, jika dalam rentan waktu yang
sudah ditentukan salah satu dari valve motoraized tidak terbuka makan pompa tidak akan
berkerja dan sudah dipastikan chiller tidak akan starting up lalu akan tampil indikator eror
pada sistem. Karena jika chiller bekerja dalam kodisi tidak sesuai dengan permintaan unit
tersebut, makan itu bisa mempengaruhi life time dari chiller itu sendiri.
Keseharian saat berada di tempat PKL tidak terlepas dari sistem, dikarenakan
Building Transmart Mataram merupakan gedung dengan sistem auto bas. Rutinitas
keseharian melakukan monitoring gedung melalui sistem EMS dan Sequencing untuk
peralatan-peralatan teknis.
2.5. Tampilan Sistem EMS

Gambar. 2.3. Tampilan EMS

EMS adalah singkatan dari Energy Management System yang mana sistem ini
berperan untuk memonitoring maupun memantau pergerakan pemakaian listrik pada
keseluruhan gedung Transmart Mataram. Sistem ini juga mampu untuk menggantikan peran
manusian dalam pengoprasian gedung secara manual. Dengan adanya Sistem ini operator
bisa menghidupkan atau mematikan sumber listrik atau unit-unit mesin secara semi auto
maupun auto dari satu tempat.
Energy Management System ini juga bisa melakukan pengamatan traffic pemakaian
beban tenaga listrik dan kelembaban suhu ruangan yang ada pada gedung. Selain hal-hal
diatas sistem ini juga terhubung dengan sistem kontrol dan power meter genset yang mana
jika dalam keadaan supplay listrik dari PLN ada gangguan maka secara otomatis genset
running menggantikan power PLN. Melalui koneksi sistem control dalam kejadian seperti
diatas maka data-data performance genset bisa termonitor dari personal komputer tanpa harus
melihatnya pada DSE unit genset. Pada sistem ini juga ada diagram satu garis untuk
pembagian power SDP (Sub Distribusi Panel ) dengan adanya sistem ini jika suatu saat ada
problem dengan sistem kelistrikan gedung maka akan sangant membantu karena analisanya
tanpa meliahat gambar kelistrikan manual.

Gambar 2.4. Tampilan EMS untuk monitoring temperature ruangan


Tampilan pada gambar 2.4 di atas adalah bagian pada sistem yang menampilkan
monitoring suhu ruangan, Untuk menampilkan suhu tercapai dari ruangan ini bisa diakses
dengan mengarahkan kursor ke simbol thermometer maka secara otomatis sistem akan
menampilakn suhu saat itu. Pada sisi monitoring suhu ruangan masing-masing lantai terdapat
dua thermometer yang bisa diakses melalui sistem.

Gambar 2.5. Tampilan EMS untuk penggunaan AHU

Tampilan pada gambar 2.5. di atas adalah tampilan sistem untuk penggunaan jumlah
AHU. pada sisi ini akan terlihat berapa jumlah AHU yang beroperasional, Pada bagian ini
juga bisa dilakukan pengurangan jumlah AHU secara semi auto dengan meng klik button
AHU yang ingin dimatikan lalu pilih false lalu klik force, dengan kondisi ini AHU akan
langsung shutdown. Jika ingin melakukan pengaturan waktu ulang maka kursor diarahkan ke
button symbol jam lalu klik, selanjutnya akan tampil tampilan waktu on maupun off masukan
jam sesuai yang diingikan tekan enter pengaturan akan tersimpan.

Gambar 2.6 Tampilan EMS untuk monitoring pemakain beban aktual

Pada bagian ini semua pemakaian energy pada Transmart Mataram akan termonitor
secara teperinci baik penggunaan beban aktif maupun besaran ampere secara keseluruhan,
pada sisi ini juga akan terlihat besaran voltage dari PLN dari sisi tegangan rendah yang pasti
berbanding lurus dengan tegangan menengah dan pencapain faktor daya atau cosh phi.
Gambar 2.7. Menu pada main page EMS

Pada Gambar 2.7. diatas adalah beberapa tampilan list pada main page, pada setiap list
meliputi isi seluruh pengaturan yang ada pada lantai tersebut seperti yang dijelaskan pada
penjelasan sebelumnya. Seperti List 1 ST FlOOR meliputi pengaturan AHU( Gambar 2.5 )
monitoring suhu ruangan ( Gambar 2.4) pengaturan PP AND LIGHTING dan tampilan
ELECTRICAL PANEL ( Gambar 2.6). Setiap ingin melihat kondisi data pada setiap saat dapat
dilakukan cara langsung meng klik setiap sub list pada masing-masing lantai yang ingin
dituju. Contoh jika pada waktu tertentu ingin melihat pemakaian beban aktual dan
supplayvoltage dari PLN bisa dilakukan dengan meng klik sub list dari ELECTRICITY yaitu
ELECTRICAL PANEL 1F maka akan menampilkan data yang diinginkan ( Gambar 2.7 )
karena supplay PLN berada dilantai satu. Begitu juga untuk penjelasan setiap list pada setiap
lantai gedung.
Untuk list SLD ELECTRICAL adalah list yang berisi tampilan diagram garis pada
system distribusi tenaga listrik dari panel MV PLN atau Genset ke main panel LVMDP lalu
diteruskan ke setiap SDP maupun PP yang ada pada masing-masing lantai.
List TRAND CART adalah list yang menampilkan grafik garis pada setiap pemakaian
yang digunakan untuk pengamatan pencapian energi maupun control cost pada setiap lantai.

Gambar 2.8 Gambar tampilan list SLD ELECTRICAL


2.6. Tampilan Sistem Sequencing

Gambar 2.9 Tampilan Sistem Sequencing

Sequencing adalah system control auto bas yang digunakan untuk pengoprasian unit
chiller, chiller adalah mesin yang digunakan untuk mendinginkan gedung-gedung bertingkat .
Transmart Mataram adalah satu-satunya dari bebarapa gedung yang ada di Mataram yang
mana pengoprasionalan chilernya menggunakan sistem ini. Dengan sistem ini operator tidak
lagi melakukan open close mesin secara manual melainkan peran itu sudah digantikan oleh
sistem sequencing yang berkaitan dengan sistem PLC. Dengan sistem ini kita bisa
memonitoring suhu keluaran maupun masukan dari chiler atau yang lebih dikenal dengan
sebutan Leaving dan Entering.

Gambar 2.10 Indikator pada tampilan Sequencing

Pada gambar diatas juga terdapat beberapa indikator dan nama-nama mesin pendukung
yang saling terkait, untuk indikator hijau mengindikasikan kondisi valve motoraized terbuka
( Lingkaran Hitam ) sedangkan untuk yang tertutup tidak ada warna hijau ( Lingkaran Putih ).
Motoraized Valve adalah katup yang bisa tertutup secara otomatis yang dikendalikan oleh
sistem untuk mensirkulasikan air yang ada pada instalasi. Terkait dengan sirkulasi air tidak
terlepas dari pompa pada sistem HVAC terdapat dua pompa eksteral yaitu pompa CWP dan
CHWP. CWP ( Condenser Water Pump ) adalah pompa yang berguna untuk mensirkulasikan
air condenser ke bagian Cooling Tower. Sedangkan CHWP ( Chiled Water Pump ) adalah
pompa yang berguna untuk mensirkulasikan air yang sudah didinginkan oleh unit chiller ke
semua unit AHU yang berada didalam gedung. Pada bagian pendinginan condenser terdapat
CT ( Colling Tower ) yang berfungsi untuk mendinginkan air yang panas yang dihasilkan
oleh chiller dalam proses pendinginan air. Setiap harinya Chiller maupun pompa dan CT
yang ada pada Transmart Mataram tidak running semua, hal ini dimaksud untuk merotasi
secara bergantian unit-unit tersebut. Untuk mengetahui unit yang running maupun tidak
cukup dengan memperhatikan indikator hijau (Gambar 2.10) pada masing-masing tampilan
mesin, setiap unit yang tidak running tidak akan ada indikator hijau.

Gambar 2.11 Tampilan Chiller yang beroperasional

Pada bagian condenser dan evaporator masing-masing ada suhu air entering (
Lingkaran Merah Gambar 2.10 ) dan leaving ( Lingkaran Biru Gambar 2.10 ). Entering pada
condenser adalah suhu air yang kembali masuk ke unit chiler yang mana suhunya sudah
mulai menurun dan kembali digunakan untuk mendinginkan condenser. Sedangkan leaving
kondenser adalah suhu air keluaran dari condenser yang masih panas selanjutnya
disirkulasikan ke cooling tower dan kembali lagi ke chiller. Sedangkan suhu air pada entering
evaporator adalah suhu air yang sudah tersirkulasi ke unit AHU dan kembali lagi ke chiller
untuk didinginkan, sedangkan suhu leaving evaporator adalah suhu air yg sudah didinginkan
oleh chiller yang selanjutnya disirkulasi ke unit AHU.
Untuk suhu leaving evaporator adalah tujuh derajat celcius dan entering dua belas
derajat celcius sedangkan leaving condenser adalah tiga puluh dua derajat celcius dengan
entering dua puluh delapan derajat celcius. Namun semua itu bisa berubah sesuai dengan
ambient temperature.
Dalam penentuan kapasitas jumlah chiller yang beroprasional sistem ini mampu
menghidupakan maupun mematikan chiller lain sesuai dengan pengaturan awal atau kondisi
penggunaan beban yang dipengaruhi oleh ambient temperature. Untuk jumlah unit chiller
yang beroperasional setiap harinya dapat diatur pada pengaturan jumlah stage, jika dalam
stage diatur chiller yang akan running sejumlah dua mesin maka begitu start awal hanya satu
mensin yang terlebih dahulu starting up, setelah mendekati atau melampaui beban chiller
pada pengaturan RLA ( Running Load Ampere ) maka secara otomatis akan memanggil
chiller berikutnya untuk saling membagi beban. Pada saat penggunaan beban berkurang dan
ambient tempertur mulai menurun maka akan berbanding lurus dengan menurunnya RLA
juga, pada kondisi ini jika beban dibawah lima puluh persen maka secara otomatis sistem
akan mematikan salah satu chiller yang nomor squnennya dua. Maka akan kembali gedung
didinginkan oleh satu mesin chiller.
Gambar 2.12 Tampilan Data Motor

Dalam sistem sequencing terdapatan beberapa pengaturan-pengaturan yang bisa


disesuaikan dengan kondisi ambient temperature. Semua yang ada pada sistem ini bisa
dilakukan pengaturan sesuai dengan kebutuhan juga. Gambar 2.12 diatas adalah salah satu
tampilan data aktual Motor chiler yang mana dengan data tersebut operator mampu
menganalisa mesin tersebut dalam kondisi baik atau tidak.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Sistem Pendingin AC Sentral
AC sentral adalah sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau
tempat dimana proses pendinginan udara terpusat pada satu lokasi yang kemudian
didistribusikan / dialirkan ke semua arah atau lokasi (satu out door dengan beberapa in door)
sesuai dengan ukuran ruangan dan isinya dengan menggunakan saluran udara/ducting.
AC Sentral adalah peralatan tata udara yang sistem kerjanya menurunkan temperatur udara
beberapa ruangan secara ”serentak” dalam kapasitas besar.

Gambar 3.1 AC Central Split Ducted System


3.1.1 Komponen Sistem pendingin AC Sentral
Sebagai satu alat yang cukup kompleks, sehingga AC Central memiliki beberapa
komponen di dalamnya. Komponen-komponen dalam AC Central tersebut yaitu:
1. Chiller (unit pendingin).
Chiller adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada
sisi evaporator. Pada Transmart Carrefour Mataram, diarea shooping mall dan
tenent sistem unit pendinginannya mengunakan pendinginan tidak langsung
(indirect contact). Dimaksudkan demikian karena refrigerant sebagai media
pendingin di dalam sistem refrigerasi digunakan untuk mendinginkan air (disebut
chilled water). Komponen utama unit pendingin (Chiller) antara lain sebagai
berikut: Kompresor, kondensor, Evaporator, Sistem Katup Ekspansi, Pompa
CHWP, Water Cooling, Refrigerant R123 dan Pipa-pipa penyalur.
Gambar 3.2 Sketsa Unit Pendingin (Chiller)

Uap refrigerant yang bersuhu dan bertekanan rendah dihisap oleh kompresor
untuk dikompresikan sehingga menjadi uap yang bertekanan dan bersuhu tinggi
yang keluar dari kompresor, uap ini dialirkan ke kondensor untuk
dikondensasikan. Selama proses kondensasi ini refrigerant mengeluarkan/melepas
sejumlah kalor ke media pendingin kondensor, dalam hal ini udara. Keluar dari
kondensor gas refrigerant sudah dalam fase cair tetapi tekanan dan suhunya masih
tinggi.
Melalui alat ekspansi (pipa kapiler atau katup ekspansi), cairan refrigerant ini
diekspansikan yang tadinya dari fase cair yang suhu dan tekanannya masih tinggi
diturunkan menjadi cairan + uap dengan suhu dan tekanannya rendah. Cairan +
uap refrigerant ini selanjutnya mengalir ke evaporator. Di evaporator refrigerant
ini akan menyerap sejumlah kalor dari media yang ada disekitar evaporator yaitu
air. Kalor yang diserap ini akan digunakan untuk mengubah fase refrigerant dari
fase cair + uap menjadi uap dengan tekanan dan suhunya masih rendah. Keluar
dari evaporator, uap refrigerant ini dihisap kembali oleh kompresor. Siklus ini
akan terjadi berulang-ulang selama kompresor bekerja.
Disisi lain, air dingin (chilled water) yang telah didinginkan di evaporator
selanjutnya dipompakan menuju AHU (Air Handling Unit). Disini air dingin ini
akan mendinginkan udara ruangan yang dilewatkan melalui coil pendingin.
Dengan blower udara yang telah mengalami pendinginan itu disirkulasikan
kembali ke ruangan. Sedangkan air yang telah digunakan untuk mendinginkan
udara tadi selanjutnya dialirkan kembali ke evaporator.

Jenis Chiller didasarkan pada jenis kompressornya :


a. Reciprocating
Bekerja secara resiprokasi (piston selalu bergerak bolak-balik dari titik mati
atas ke titik mati bawah setiap saat). Kompresor ini cocok untuk menangani
siklus dimana refrigerant yang digunakan mempunyai berat jenis tinggi sehingga
menyebabkan tekanan kondensingnya juga tinggi.
Gambar 3.3 Reciprocating Chiller

b. Centrifugal
Mekanisme kerja siklus refrigerasi dan beberapa bagian alat kontrol pengaman
pada umumnya sama dengan yang terdapat pada Reciprocating Water Chiller.
Uap/Gas refrigerant dari cooler (Evaporator) masuk kedalam kompresor
sentrifugal, alirannya dipercepat oleh impeller, kemudian masuk ke bagian
difuser. Dimana pada bagian ini terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi
tekan. Gas bertekanan dan bertemperatur tinggi tersebut masuk ke Kondenser dan
mengalami kondensasi sambil melepas kalor ke air pendingin
kondenser, Sebelum masuk ke cooler (Evaporator) refrigerant cair mengalami
ekspansi di katup ekspansi.

Gambar 3.4 Centrifugal Chiller


Jenis chiller didasarkan pada kinerja pendinginan kondensornya :
a. Air Cooler
 Condenser, evaporator dan AHU ditempatkan pada satu tempat
 Udara dingin dari tempat tersebut dialirkan ke seluruh ruangan dengan
ducting
 Menggunakan central AHU yang dilengkapi dengan central direct
expantion coil

 Keuntungan menggunakan all air system :


 Lebih sederhana ( mudah dipasang dan dirancang)
 Distribusi udara lebih baik
 Pemeliharaan disentralisir operation

 Kerugian menggunakan all air system :


 Initial cost tinggi ( biaya ducting dan isolasi tinggi)
 Ukuran shaft dan ducting sama besar
b. Water Cooler
 AHU ditempatkan pada setiap ruangan/lantai
 Setiap AHU dihubungkan dengan pipa air dingin dengan sentral

2. AHU (Air Handling Unit)


AHU Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan
dihembuskan melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara
dingin yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan. Jika di perhatikan komponen-
komponen apa saja yang ada di dalamnya maka setiap AHU akan memiliki :
a. Filter merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel
lainnya sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih.
b. Centrifugal fan merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk
mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.
c. Koil pendingin, merupakan komponen yang berfungsi menurunkan
temperatur udara.

Gambar 3.5 AHU

Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah
menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara
segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai
keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan
sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan
temperature didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara
(ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun
bisa terjangkau.
3. COOLING TOWER ( khusus untuk Chiller jenis Water Cooler ).
Cooling tower adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air
yang dipakai mendinginkan kondenssor Chiller dengan cara melewat air panas
pada filamen didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan
blower yang suhunya lebih rendah.
Kondisi nominal dari menara pendingin yaitu:
a. Kapasitas menara pendingin 1 ton refrigrasi di standarisasikan menurut The Jap
Anese Cooling tower Industry Association, sebagai berikut :
b. 1 ton refrigrasi 390 kcal/jam pada kondisi :
c. temperature bola basah 27o C
d. temperature air masuk 37o C
e. temperature air keluar 32o C
f. Vlomue aliran air 13 liter/menit.

Gambar 3.6 Cooling Tower

4. POMPA SIRKULASI.
Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
a. Pompa sirkulasi air dingin ( Chiller Water Pump )
Pompa ini berfungsi mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke Koil pendingin
AHU.
b. Pompa Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump ).
Pompa ini berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dari kondensor
Chiller ke Cooling Tower dan seterusnya.

5. Ducting Ac / Saluran Ac
Merupakan saluran yang berfungsi untuk menyalurkan udara dingin yang
dihasilkan AHU ke seluruh ruangan.
Gambar 3.7 Ducting
3.1.2. Jenis-jenis AC Central
Terdapat banyak jenis-jenis system tata udara yang dapat ditemukan atau digunakan
dalam lingkungan sekitar kita. Jenis system (pendingin) ini dapat dibagi menurut beberapa
faktor antara lain:
1. Jenis-jenis pendingin menurut medianya
Terdapat tiga jenis AC Central dilihat secara sistem dan medianya dan saat ini
banyak dipakai dan beredar di pasaran, yaitu:
 AC Sentral dengan Sistem Air (All Water System)
 AC Sentral dengan Sistem Freon (All Air System)
 AC Sentral dengan Sistem Air dan Udara (Water to Air System)
Adapun perbedaan dan penjelasannya sebagai berikut:
a) Sistem Air (All Water System)
Pada sistem air media pembawa dingin yang berjalan dalam pipa distribusi adalah
air. Maksudnya, sistem tata udara yang menggunakan media air atau cairan lain
sebagai pendingin. Pemakaian Unit Indoor pada AC Central sistem air ini juga
digunakan sesuai dengan skala ruangnya. Pada skala kecil Unit Indoor yang
digunakan menggunakan Fan Coil Unit.

Gambar 3.8 Fan Coil Unit

Fan Coil Unit berupa perangkat sederhana yang terdiri dari kumparan (Coil) dan
kipas. Karena kesederhanaannya, pemakaian Fan Coil Unit ini cocok digunakan pada
sistem AC Central dengan skala ruangan yang kecil.
Sedangkan, pada skala ruang yang besar AC Central dengan sistem air ini
menggunakan AHU / Air Handling Unit. Berbeda dengan Fan Coil Unit, AHU berupa
kotak dengan ukuran besar yang didalamnya terdapat komponen-komponen yang
lebih kompleks seperti berisi blower, elemen pemanas atau pendingin, filter dan
peredam suara. Sehingga sesuai dengan pemanfaatannya pada ruangan berskala besar.
Gambar 3.9 Air Handling Unit
Komponen yang diperlukan untuk mendinginkan air yang akan didistribusikan
adalah Chiller. Chiller berfungsi untuk memindahkan panas yang didapat dari
sirkulasi di dalam ruangan ke sistem sirkulasi luar bangunan. Lalu air yang panas itu
kemudian didinginkan dengan menggunakan Cooling Tower. Dalam
pendristibusiannya menggunakan pipa yang diisolasi agar kalor yang dibawa oleh air
tersebut tidak merembes keluar sehingga dapat membawa dingin ke dalam ruangan
dengan maksimal.

Gamba 3.10 Diagram System

Sistem AC Central dengan sistem air ini cocok digunakan pada bangunan:
 Gedung bertingkat
 Mall berukuran besar
 Stadium
 Pabrik
 Bandara undara
 Terminal kereta
 Dll.
Peralatan utama yang digunakan antara lain:
o Chiller
o AHU (Air Handling Unit)
o Cooling Tower
o Pompa Sirkulasi
b) Sistem Freon(All Air System)
Pada sistem Freon media yang digunakan untuk membawa dingin adalah Freon
sebagai suplai udara olahan. Maksudnya, sistem tata udara yang menggunakan media
Freon sebagai pembawa dinginnya. Freon adalah gas yang banyak digunakan sebagai
pemicu dingin/pendingin. Peralatan atau komponen penyediaan udara dan refrigerant
plants memungkinkan operasi dan pemeliharaan tidak mengganggu ruang yang
lainnya.

Gambar 3.11 Gas Freon

AC Central dengan sistem ini disebut dengan Split Duct. Prinsip kerjanya hampir
sama dengan sistem AC Split biasa, akan tetapi lubang udaranya menggunakan sistem
ducting/pipa dan pada tiap-tiap bagian yang mengeluarkan udaranya menggunakan
diffuser. Sedangkan untuk mengatur besar kecilnya udara yang keluar dari AC Central
dengan sistem Freon ini menggunakan komponen yang bernama damper. Sistem
Freon hanya dapat digunakan apabila jarak unit indoor dan unit outdoor tidak
berjauhan. Sistem ini menggunakan sistem siklus tertutup yang mana proses
pendinginan udara di dalam suatu ruang diproses oleh AHU (ditempatkan di ruang
terpisah), kemudian udara dingin dari AHU akan melewati ducting supply & difusser
dan didistribusikan ke dalam ruangan yang akan didinginkan dan udara panas dari
ruang akan dikembalikan lagi ke AHU untuk didinginkan kembali dengan melewati
grille & ducting return. Skema/alur siklus AC Central jenis All Air System.

Gambar 3.12 Diagram System

Sistem AC Central dengan sistem Freon ini cocok digunakan pada bangunan:
 Mini market
 Klinik
 Sekolah/universitas
 Ruangan kantor
 Dll.
Peralatan utama yang digunakan antara lain:
o Chiller
o AHU (Air Handling Unit)
o Cooling Tower (khusus untuk chiller jenis Water Cooler)
o Pompa Sirkulasi

c) Sistem Air dan Udara (Water to Air System)


Sistem ini adalah jenis AC Central dimana proses pendinginan udara didalam
suatu ruang tertutup dproses oleh AHU yang ditempatkan pada ruang terpisah dan
FCU sekaligus di dalam ruangan yang akan didinginkan dengan kata lain sistem ini
merupakan penggabungan pemakaian AHU dan FCU. Sistem pendinginan jenis ini
menggunakan pipa yang berisi cairan Freon (cairan yang menyerap kalor pada
ruangan) kemudian pipa dibasahi oleh air yang sebelumnya telah didinginkan di water
tower dengan menggunakan fan. Air ini berfungsi untuk menurunkan suhu dari Freon
yang keluar dari evaporator, kalor yang dibawa Freon ini berasal dari ruangan dan
diserap oleh Freon agar ruangan terasa dingin, kemudian setelah freon didinginkan
kembali dengan pembasahan pipa oleh air dan fan, udara akan masuk kembali ke
dalam evaporator dan dialirkan ke ruangan-ruangan yang didinginkan,

Gambar 3.13 Diagram System

Peralatan utama yang digunakan antara lain:

o Chiller
o AHU (Air Handling Unit) dan FCU (Fan Coil Unit)
o Cooling Tower (khusus untuk chiller jenis Water Cooler)
o Pompa Sirkulasi

2. Jenis sistem tata udar (AC) menurut Kecepatannya:


 Commercial Comfort AC
Commercial comfort AC merupakan sistem tata udara yang pada bangunannya
memiliki kecepatan udara antara 1500 – 2500 rpm dan lebih besar dari 2500 rpm.
Kecepatan system tata udara ini sering dipakai pada bangunan-bangunan yang bersifat
komersil atau civitas yang mementingkan kenyamanan sehingga hal ini ditetapkan
sebagai standart kenyamanan dengan kecepatan hasil angin yang diperoleh.
Low Velocity: up to 2500 rpm, normal 1200 rpm – 2200 rpm
High Velocity: diatas 2500 rpm
 Factory Comfort AC
Factory Comfort AC merupakan sistem tata udara yang sering digunakan pada
bangunan pabrik dengan kcepatan udaranya 2200 – 5000 rpm.
Low Velocity: sampai 2500 rpm, normal 2200 rpm – 2500 rpm
High Velocity: 2500 - 5000 rpm
3.1.3. Sistem Kerja AC Central
Pada unit pendingin atau Chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya
terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada Chiller biasanya tipe
kondensornya adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan
melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada
cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang
didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan.
Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan
udara (AHU) menuju koil pendingin.
Jika kita perhatikan komponen-komponen apa saja yang ada di dalamnya maka
setiap AHU akan memiliki :
1. Filter merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya
sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih.
2. Centrifugal fan merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk
mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan.
3. Koil pendingin, merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperatur udara.
Pada dasarnya prinsip kerja system AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat
ke tempat yang lain. AC sebagai pendingin memindahkan kalor dari dalam ke luar
ruangan, AC sebagai pemanas memindahkan kalor dari system pemanas ke dalam
ruangan.

Gambar 3.14 Cara kerja AC sentral


3.2. SKEMA KERJA AC SENTRAL:
1. Air dari cooling tower masuk refrigerator melalui condensor. Refrigerator ini
difungsikan untuk mendinginkan air panas dari AHU.
2. Dalam refrigerator ini terjadi proses pendinginan air, air panas dari AHU masuk ke
chiller dalam refrigerator diubah menjadi air dingin, yang kemudian air dingin
tersebut disirkulasikan kembali kedalam AHU, yang mana AHU digunakan untuk
mengkondisikan/mengubah udara panas dalam ruang menjadi dingin.
3. Udara panas dalam ruangan dihisap kedalam AHU melalui lubang register (in-let grill)
yang kemudian diubah menjadi udara dingin dengan penambahan Oksigen (02).
4. Udara segar dari AHU ini akan didistribusikan kembali pada setiap ruangan dengan
tekanan berkecepatan (velocity) yang cukup.

Gambar 3.15 AC sentral Bersikulasikan Air Dan Udara

3.2.1. Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Ac Sentral


a. Kelebihan :
1.Kebisingan dan getaran mesin pendingin hampir tidak mempengaruhi ruangan.
2. Perbaikan dan pemeliharaan lebih mudah.
3. Seluruh beban pendingin semua ruangan dalam bangunan dapat dilayani oleh satu
system(unit) saja.
4. Kelembapan udara dapat diatur.
b. Kekurangan :
1. Harga mula-mula cukup tinggi.
2. Biaya operasional cukup mahal.
3. Unit sentral tidak dapat dipakai untuk rumah sakit, karena kuman- kuman dari
ruangan untuk penderita penyakit menular (melalui saluran udara balik) dapat
disebarkan ke ruangan ruangan lain.
4. Jika salah satu komponen mengalami kerusakan maka sistem AC Sentral tidak akan
hidup.
Jenis sistem AC
Kelebihan Kekurangan
Sentral
 kemampuannya membawa kalor
dari satu titik ke titik yang lain
lebih tahan lama ketimbang
Sistem Air menggunakan sistem freon.
 memiliki kelebihan dapat
digunakan dalam skala yang besar
/ gedung bertingkat
 Pendistribusian dinginnya merata  Hanya dapat dipakai
pada setiap ruangan dan dalam sistem yang tidak
komponen yang dipakai tidak terlalu besar/ jerak dari
terlalu banyak karena hanya unit indoor dan unit
menggunakan unit indoor, outdoor berjauhan
condensing unit / outdoor ac, dan  Freon dapat merusak
ducting ac / saluran ac. ozon bumi sehingga
terjadi fenomena global
 Ruangan yang dikondisikan bebas warming.
Sistem Freon dari pipa pembuangan, kabel daya
listrik dan filter  Balancing atau
 Adanya kebebasan untuk pemerataan dingin
distribusi udara yang optimal sukar untuk
cocok untuk penggunaan exhaust daerah/ruangan yang
dan make up udara yang besar tidak serentak dihuni
 Fleksibilitas dan kontrol  Out clearance dapat
kelembaban pada semua kondisi mengganggu floor
operasi yang mudah space untuk duct-riser
dan fan
 Pendinginan lebih maksimal,  Komponen dan alat
dingin yang dihasilkan lebih yang digunakan lebih
Sistem Air dan dingin daripada AC pada kompleks
Udara umumnya  Daya dan biaya yang
diperlukan dalam
instalasinya lebih besar

3.2.2. Pengaplikasian AC Sentral


Gedung PT. Trans Retail Indonesia Carrefour Mataram:
Pendistribusian pendinginan yang dikirimkan melawati AC Sentral meliputi diantaranya,
lantai GF, lantai F1, lantai F2, dan lantai F3. Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan
banyaknya AHU (Air Handling Unit) yang dipasang disemua lantai sebanyak 42 unit AHU,
dimana dilantai GF unit AHU sebanyak 8 unit untuk mendinginkan ruangan tersebut, dilantai
F1 sebanyak 12 unit AHU, dilantai F2 sebanyak 12 unit AHU, dilantai F3 sebanyak 10 unit
AHU.
3.3. Maintenance AC Sentral
Sistem AC Sentral sangat berbeda dengan AC Split baik dari segi fungsi maupun dari segi
instalasi. Istilah Sistem AC Sentral (Central) diperuntukkan untuk instalasi AC di satu
gedung yang memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri (misalnya per ruangan). Semua dikontrol
disatu titik dan kemudian hawa dinginnya didistribusikan dengan ducting ke ruangan. Contoh
AC Central adalah di mall, gedung mimbar, gedung perkantoran yang luas atau di dalam bis
ber-AC.
3.3.1 .Mempersiapkan perawatan mesin
a. Semua proses perawatan dan perbaikan dilaksanakan sesuai prosedur dan SOP
yang ditentukan.
b. Selalu bersifat koordinatif dengan pimpinan agar menghasilkan pekerjaan seefisien
mungkin.
c. Jadwal perawatan dan pemeriksaan spesifikasi alat disiapkan agar efektif sesuai
kebutuhan.
d. Kelengkapan bahan yang akan dipakai diantaranya : bahan cairan pembersih, lap
pembersih, jet pump, diperiksa dan diurutkan sesuai prosedur perawatan.
e. Perkakas bongkar pasang dan alat ukur yang diperlukan diperiksa agar dapat
bekerja dengan baik dan aman.

3.3.2.Merawat memperbaiki mesin AC Sentral bagian luar


a. Perawatan mesin pendingin dilaksanakan sesuai prosedur SOP yang ditentukan
b. Debu/kotoran luar dibersihkan dengan cairan pembersih tanpa merusak bahan
mesin.
c. Filter udara, evaporator dan kondensor dengan kompresor udara hisap dibersihkan
setelah diberi disinfectan dan cairan pembersih.
d. Deposit yang sulit dan melekat pada dinding penukar kalor dibersihkan dengan
cairan kimia atau fisis sesuai dengan prosedur yang ditentukan.
e. Kebocoran pipa diidentifikasi dan segera diperbaiki.
f. Kesalahan kerja peralatan diidentifikasi dan dicari sumber kesalahan kerja alat
tersebut.
g. Alat ukur, alat kontrol dan asesori diperiksa dan dilakukan perawatan yang
diperlukan.
3.3.3.Merawat dan memperbaiki mesin AC Sentral sesuai ketentuan
a. Sebelum dilakukan pembongkaran mesin terlebih dahulu dilakukan pengeluaran air
yang ada dikondensor dan cairan refrigerant.
b. Bagian dalam mesin dibersihkan dengan metode vakum bagian dalam sesuai
prosedur yang Ditentukan.
c. Katub ekspansi atau pipa kapiler ekspansi dibersihkan dengan kompresor uadara.
d. Desican dibersihkan, direkondisi dan dipasang kembali sesuai prosedur yang
ditentukan.
e. Nosel pengkabut refrigerant dibersihkan dan dipasang kembali tanpa merusak alat
sesuai ketentuan.
f. Alat ukur, alat kontrol, alat pengaman listrik dan accesori lainnya diperiksa
kembali, ketika terjadi kerusakan diperbaiki dan dipasang kembali sesuai
ketentuan.
g. Peralatan rusak yang tidak mungkin diperbaiki diganti dengan alat baru serta
dipasang kembali tanpa adanya kerusakan alat.
h. Untuk mengganti alat yang rusak sesuai spesifikasinya dilakukan pengadaan
barang
i. Dijaga agar refrigerant cair dan pelumas tidak masuk kedalam kompressor.
j. Kelengkapan pemasangan mesin diperiksa dan dilakukan re-instal untuk
meyakinkan bahwa bekerja dengan baik, sistem sudah dapat dijalankan kembali.
k. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan tidak ada kesalahan berarti dan tidak
mengulangi pekerjaan.
l. Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam
kontrak kerja.

3.4 Mengevaluasi dan memeriksa hasil perawatan


a. Selama pekerjaan berlangsung kualitas hasil pekerjaan selalu diperiksa agar tidak
terjadi pengulangan pekerjaan.
b. Bila terjadi penyimpangan/masalah harus didiskusikan dengan pimpinan atau
seorang ahli yang berwenang sesauai prosedur yang berlaku.
c. Semua kejadian perawatan dan perbaikan dicatat dengan teliti dalam buku
perawatan mesin bersangkutan dan diperkirakan jadwal perawatan selanjutnya.
d. Hasil pekerjaan diperiksa dengan seksama di akhir pekerjaan untuk meyakinkan
sesuai dengan yang diharapkan.
e. Dibuat laporan hasil pekerjaan kepada pemberi kerja sesuai dengan tugasnya.

3.5 Perhitungan untuk Beban Pendinginan AC


Dalam perhitungan kebutuhan AC menggunakan 2 cara, sebagaimana penulis
menemukan beberapa jenis perumusan yang biasa digunakan / terdapat di internet yaitu :
1) Menggunakan Rumus
(Luas) x 700 =………………..(Btu/h) ( 3.1 )
Dimana:
Koefisien 1 m² = 700 Btu/h. Untuk ruangan dengan tinggi standar 2,5 – 3 m.
2) Menggunakan Rumus
𝐿𝑥𝑊𝑥𝐸𝑥𝐼
=……………………..(Btu) ( 3.2 )
60

Dimana,
L= Panjang ruangan (ft) .
W = Lebar ruangan (ft)
H = Tinggi ruangan (ft)
I = Nilai 10 jika ruang berinsulasi, berada di lantai bawah, atau berhimpit dengan ruang
lain.Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas)
E = Nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara; nilai 17 jika menghadap timur;
Nilai 18 jika menghadap selatan; dan nilai 20 jika menghadap barat

Sedangkan untuk menghitung jumlah kalor yang dipindahkan mesin pendingin per
harinya digunakan perhitungan sebagai berikut , namun sebelumnya kita perlu mengetahui
kapasitas dari pendingin yang digunakan. Di PT Transmart Carefour , digunakan chiller
dengan kapasitas 325 TR atau setara dengan 1142,7 kW maka ,
Q̇ evap. = Kapasitas mesin pendingin (kW)
Q̇ evap. = 325 TR ( diketahui dari perusahaan )
1 TR = 3,516 kW
Q̇ evap. = 1142,7 kW
Untuk jumlah kalor yang dipindahkan atau disebut juga laju pelepasan kalor oleh air ke
refrigeran , dihitung dengan rumus
ℎ𝑤𝑖 ℎ𝑤
Q̇ w = V̇ ( − 𝑜) ( 3.4)
𝑣𝑖 𝑣𝑜

Keterangan :
Q̇ w = Laju pelepasan kalor oleh air ke refrigrant
V̇ = laju aliran volume air m3 /s
ℎ𝑤𝑖 = Entalpi pada saat air masuk ke evaporator dilihat pada tabel thermodinamika
(kJ/kg)
ℎ𝑤𝑜 = Entalpi pada saat air keluar dari evaporator dilihat pada tabel
thermodinamika (kJ/kg)
𝑣𝑖 = volume spesifik air pada saat masuk evaporator dilihat pada tabel
thermodinamika (m3/kg)
𝑣𝑜 = volume spesifik air pada saat keluar evaporator dilihat pada tabel
thermodinamika (m3/kg)
Dimana untuk laju aliran volume air( V̇) , dapat dicari dengan rumus ,
𝑊𝑃
(ℎ𝑤 −ℎ𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 )
V̇ = ( 𝑖
) ; m3/s ( 3.5 )
𝜌

Keterangan :
V̇ = laju aliran volume air m3 /s
ℎ𝑤𝑖 = Entalpi pada saat air masuk ke evaporator dilihat pada tabel
thermodinamika (kJ/kg)
ℎ𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 = Entalpi pada saat air kembali dari AHU dilihat pada tabel
thermodinamika (kJ/kg)
ρ̇ = massa jenis air ( 1000 𝑘𝑔/m3 )
Lalu untuk efisiensi evaporator dan COP dihitung dengan rumus ,
Q̇w
Efisiensi evaporator, ɳ evap. = ̇ (3.6)
Qevap.

Dan koefisien performasi ( coeficient of performance ) dapat dihitung dengan


rumus,
Q̇w
COPT = ̇ (3.7)
Wc

Keterangan :
Ẇc = Kerja kompresor (kW)

Kerja dari kompressor dapat dicari dengan menggunakan rumus ,


Ẇc = 𝑚̇ ∙ (ℎ𝑅𝑜 𝑐𝑜𝑚𝑝 − ℎ𝑅𝑂 𝑒𝑣𝑎𝑝 ) (3.8)
Keterangan :
𝑚̇ = laju aliran massa refrigeran ( kg/s )
ℎ𝑅𝑂 𝑒𝑣𝑎𝑝 = entalphi saat refrigeran keluar dari evaporator ( kJ/kg )

ℎ𝑅𝑜 𝑐𝑜𝑚𝑝 = entalphi saat refrigerant keluar dari kompressor ( kJ/kg )

Karena sebelumnya kita telah mengetahui jumlah kalor yang dipindahkan air ke refrigeran
maka perlu diketahui bahwa jumlah kalor yang dipindahkan oleh air ke refrigeran merupakan
usaha yang dilakukan oleh evaporator maka untuk laju aliran massa refrigeran dapat dihitung
sebagai ,
Q̇W
ṁ= ( 3.9)
(ℎ𝑅𝑂 𝑒𝑣𝑎𝑝 −ℎ𝑅𝑖 𝑒𝑣𝑎𝑝 )

Keterangan :
Q̇ w = Laju pelepasan kalor oleh air ke refrigrant ( kW )
ℎ𝑅𝑂 𝑒𝑣𝑎𝑝 = entalphi saat refrigeran memasuki kompressor atau keluar dari
evaporator ( kJ/kg )
ℎ𝑅𝑖 𝑒𝑣𝑎𝑝 = entalphi saat refrigerant memasuki evaporator( kJ/kg )
Selain melakukan perhitungan beban pendinginan , salah satu tugas khusus penulis adalah
melakukan analisis thermal pada sistem pendingin sentral di PT Transmart Carefour ini.

Anda mungkin juga menyukai