PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem tata udara merupakan sistem pengkondisian udara yang berfungsi untuk
mengatur tingkat kenyamanan baik dari keadaan suhu maupun kelembaban udaranya. Tata
udara di era globalisasi, sudah menjadi kebutuhan utama. Hampir di setiap bangunan/gedung
perkantoran, hotel, rumah sakit bahkan rumah tinggal, pusat perbelanjaan seperti di PT.
Trans Retail Indonesia Carrefour Mataram, menggunakan pendingin ruangan (Air Handling
Unit). Prinsip tata udara buatan adalah untuk mengatur temperatur dan kelembaban ruang,
sehingga penyaluran udara dalam ruangan memperoleh keadaan yang diinginkan sesuai
dengan fungsi ruangan tersebut.
Prinsip tata udara adalah untuk menentukan temperatur dan kelembaban ruangan,
sehingga penyaluran (distribusi) udara dalam ruangan memperoleh keadaan yang diinginkan
sesuai dengan fungsi ruangan tersebut. Temperatur udara di Indonesia sekitar 30ºC dan
kelembaban sekitar 90 %, Indonesia termasuk daerah tropis lembab. Udara yang nyaman
mempunyai kecepatan tidak boleh lebih dari 5 km/jam, dengan suhu/temperature < 30ºC dan
banyak mengandung O2.
Secara umum pengertian dari AHU (Air Handling Unit) adalah suatu mesin penukar
kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan melalui coil pendingin dalam AHU
sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan. Dan secara
khusus pengertian dari AHU (Air Handling Unit) adalah suatu mesin yang digunakan untuk
mendinginkan udara dengan cara mensirkulasikan gas refrigerant berada di pipa yang ditekan
dan dihisap oleh kompresor.
Ada beberapa jenis pendingin ruangan yang sering digunakan seperti : AC
Window, AC Split, AC Floor Standing, AC Central dan lain-lain, dan setiap jenis memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam kesempatan kali ini, penulis akan
membahas mengenai AC Central. Dimana, AC Central adalah sistem pendinginan ruangan
yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan di distribusikan secara terpusat ke seluruh isi
gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan dan isinya dengan
menggunakan saluran udara / ducting AC.
Seperti contoh di pusat perbelanjaan PT. Trans Retail Indonesia Carrefour Mataram,
hawa dingin dapat di rasakan dari ruangan atau gedung tersebut, akan tetapi tidak dapat
melihat unit AHU yang terpasang di sekitarnya. Dan setelah diperhatikan bahwa di langit-
langit ruangan tersebut terdapat lubang udara atau ventilasi yang biasa disebut diffuser yang
dapat menyemburkan udara dingin. Sistem udara yang dilihat tersebut merupakan
pengaplikasian dari sistem AC Central.
Sistem tata udara ini memiliki dua buah blower pada setiap unit yang digunakan untuk
menghisap udara panas ruangan melalui diffuser return kemudian mendistribusikan udara
dengan suhu dingin ke ruangan melalui diffuser suplay yang telah ditentukan sesui dengan
temperature udara yang diinginkan yang dapat diseting pada termostat. Sistem pendingin ini
biasanya diberi saluran udara/dacting pada depan blowernya atau saluran suplay sebagai
tempat penyalur udara dari blower menuju ruangan. Sistem pendingin ini memiliki filter
uadara yang berfungsi untuk mencegah kotoran atau debu-debu masuk ke coil pendingin. coil
pendingin disini berfungsi sebagai media pendingin dari proses pengkondisian udara pada
ruangan atau gedung tersebut.
1.2 Tujuan
Laporan Praktik Kerja ini bertujuan untuk mengadakan perpaduan antara ilmu yang
telah didapatkan dibangku perkuliahan dengan kejadian-kejadian dilapangan sebagai objek
penerapan teori, khususnya menyangkut mesin pendingin. Disamping itu merupakan suatu
persaratan untuk memenuhi kurikulum pada jurusan Teknik Mesin Universitas Mataram
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini,
antara lain:
a) Untuk memenuhi salah satu mata kuliah pada kurikulum yang diterapkan pada
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram.
b) Mempelajari prinsip kerja mesin pendingin (Air Handling Unit) di PT. Trans Retail
Indo nesia Carrefour Mataram dengan benar.
c) Memahami sistem pemeliharaan mesin pendingin (Air Handling Unit).
d) Memahami Analisa thermodinamika pada mesin pendingin.
1.3 Manfaat
Dengan adanya pelaksanaan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan
memberikan manfaat kepada mahasiswa, perguruan tinggi dan institusi atau perusahaan.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari Praktek Kerja Lapangan ini yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
a) Dapat mengembangkan sikap profesionalisme yang bertanggung jawab sebagai
persiapan untuk memasuki dunia kerja.
b) Dapat memahami suasana dan kondisi di lingkungan kerja serta agar mahasiswa
mampu beradaptasi dengan dunia kerja.
c) Untuk mengenal lebih dekat masalah-masalah yang ada dan cara penyelesaiannya,
khususnya di bidang industri.
3. Bagi Perusahaan/Instansi
a) Dapat memanfaatkan mahasiswa kerja praktek dalam membantu menyelesaikan
tugas-tugas unit kerja masing-masing.
b) Menciptakan kerjasama yang baik dengan antara jurusan Teknik Mesin
Universitas Mataram dan instansi tempat magang mahasiswa.
c) Sebagai wadah penyerapan karyawan atau tenaga kerja yang telah dikenal mutu
dan kredibilitasnya.
- BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi mengenai latar belakang, penjelasan penyusun tentang
tujuan dan manfaat penyusunan laporan, ruang lingkup pembahasan, waktu
dan tempat pelaksanaan PKL dan sistematika penulisan.
- BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini berisi tentang sejarah, profil singkat mengenai perusahaan,
fasilitas atau produk yang dijual, serta struktur organisasi management
shoping mall.
- BAB III LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang teori–teori dasar atau materi yang mendukung
pembahasan dan permasalahan yang diambil. Teori–teori dasar atau materi
didapat dari referensi buku dan dari situs–situs web yang berkaitan dengan
permasalahan yang diambil.
- BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan mesin pendingin yang ada
di Transmart Carrefour mataram.
- BAB V PENUTUP
Merupakan bagian akhir yang berisikan kesimpulan dan saran yang
didapatkan dari pembahasan.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Tentang Trans Retail Indonesia Carrefour Mataram
PT. Trans Retail Indonesia Carrefour Mataram adalah salah satu pusat perbelanjaan
modern yang resmi dibuka oleh Walikota Mataram dan jajaran Management dari PT. Trans
Retail Indonesia tepat pada tanggal 23 Juni 2017, Transmart Mataram adalah salah satu anak
perusahaan dari CT. Corp yang menjalankan bisnis bidang retail modern. Trasmart
beralamatkan di jalan Selaparang No. 60 Sweta Mataram, pusat perbelanjaan yang
mengusung konsep berbelanja, menonton dan bermain menjadi satu tempat ini terdiri dari
empat lantai. Lantai Basement adalah lantai terdasar yang ada di Transmart yang difungsikan
sebagai tempat parkir. Ground Floor adalah lantai berikutnya yang menyuguhkan berbagai
macam tenant yang menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman, selain itu ada lantai
satu dan dua yang khusus untuk Departement store dan bioskop CGV. Wahana bermain
Transtudio Mini yang mana khusus dimanjakan untuk para pengunjung berada pada lantai
tertinggi yaitu lantai empat gedung Transmart Mataram. Transmart Mataram adalah gedung
modern yang mana pengoperasiannya semua menggunakan sistem baik buat peralatan teknis
maupun komunikasi data. Semua sistem itu termonitor dari personal komputer yang bisa juga
diakses dari satu tempat dan termonitor oleh IT Head Office. Oleh karena itu semua sistem
yang ada setiap harinya selama dua puluh empat jam selalu termonitor oleh tim teknis
maupun IT hal itu dilakukan untuk menghindari eror pada sistem dan dapat mengganggu
operasional kedepannya.
Transmart adalah salah satu perusahaan Retail dengan konsep Hypermarket di
Inonesia. Berawal dengan nama Carrefour merupakan perusahaan retail asal Prancis,
pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1998 dengan hak kepemilikan oleh CT Corpora
sebesar 40%.Kemudian, 15 tahun kemudian tepatnya pada tanggal 16 Januari 2013
Carrefour Indonesia resmi dimiliki 100% oleh CT Corp dan sejak saat itu perusahaan
berganti nama menjadi PT Trans Retail Indonesia. Samapai PT.Trans Retail memiliki total
92 gerai yang terdiri dari 17 Transmart, 74 Carrefour.
2.2 Profil PT.Trans Retail Indonesia Carrefour Mataram
PT.Trans Retail Indonesia Carrefour Mataram terletak di jalan Selaparang No 60 Sweta
Mataram. dengan jarak hanya 50 menit perjalanan dengan berkendara dari bandara
internasional Lombok. Carrefour Mataram resmi beroprasional untuk umum pada bulan Juni
2017 dengan hal itu menambah pusat perbelanjaan modern yang ada di kota Mataram.
Pusat Perbelanjaan ini memiliki luas sekitar 1200 m2 dengan konsep menggabungkan
tempat berbelanja, bersantai dan menonton menjadi satu tempat.
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Mall Management PT.Trans Retail Indonesia (Transmart
Mataram)
2.5. Sistem pendukung di PT. Trans Retail Indonesia Transmart Mataram
EMS adalah singkatan dari Energy Management System yang mana sistem ini
berperan untuk memonitoring maupun memantau pergerakan pemakaian listrik pada
keseluruhan gedung Transmart Mataram. Sistem ini juga mampu untuk menggantikan peran
manusian dalam pengoprasian gedung secara manual. Dengan adanya Sistem ini operator
bisa menghidupkan atau mematikan sumber listrik atau unit-unit mesin secara semi auto
maupun auto dari satu tempat.
Energy Management System ini juga bisa melakukan pengamatan traffic pemakaian
beban tenaga listrik dan kelembaban suhu ruangan yang ada pada gedung. Selain hal-hal
diatas sistem ini juga terhubung dengan sistem kontrol dan power meter genset yang mana
jika dalam keadaan supplay listrik dari PLN ada gangguan maka secara otomatis genset
running menggantikan power PLN. Melalui koneksi sistem control dalam kejadian seperti
diatas maka data-data performance genset bisa termonitor dari personal komputer tanpa harus
melihatnya pada DSE unit genset. Pada sistem ini juga ada diagram satu garis untuk
pembagian power SDP (Sub Distribusi Panel ) dengan adanya sistem ini jika suatu saat ada
problem dengan sistem kelistrikan gedung maka akan sangant membantu karena analisanya
tanpa meliahat gambar kelistrikan manual.
Tampilan pada gambar 2.5. di atas adalah tampilan sistem untuk penggunaan jumlah
AHU. pada sisi ini akan terlihat berapa jumlah AHU yang beroperasional, Pada bagian ini
juga bisa dilakukan pengurangan jumlah AHU secara semi auto dengan meng klik button
AHU yang ingin dimatikan lalu pilih false lalu klik force, dengan kondisi ini AHU akan
langsung shutdown. Jika ingin melakukan pengaturan waktu ulang maka kursor diarahkan ke
button symbol jam lalu klik, selanjutnya akan tampil tampilan waktu on maupun off masukan
jam sesuai yang diingikan tekan enter pengaturan akan tersimpan.
Pada bagian ini semua pemakaian energy pada Transmart Mataram akan termonitor
secara teperinci baik penggunaan beban aktif maupun besaran ampere secara keseluruhan,
pada sisi ini juga akan terlihat besaran voltage dari PLN dari sisi tegangan rendah yang pasti
berbanding lurus dengan tegangan menengah dan pencapain faktor daya atau cosh phi.
Gambar 2.7. Menu pada main page EMS
Pada Gambar 2.7. diatas adalah beberapa tampilan list pada main page, pada setiap list
meliputi isi seluruh pengaturan yang ada pada lantai tersebut seperti yang dijelaskan pada
penjelasan sebelumnya. Seperti List 1 ST FlOOR meliputi pengaturan AHU( Gambar 2.5 )
monitoring suhu ruangan ( Gambar 2.4) pengaturan PP AND LIGHTING dan tampilan
ELECTRICAL PANEL ( Gambar 2.6). Setiap ingin melihat kondisi data pada setiap saat dapat
dilakukan cara langsung meng klik setiap sub list pada masing-masing lantai yang ingin
dituju. Contoh jika pada waktu tertentu ingin melihat pemakaian beban aktual dan
supplayvoltage dari PLN bisa dilakukan dengan meng klik sub list dari ELECTRICITY yaitu
ELECTRICAL PANEL 1F maka akan menampilkan data yang diinginkan ( Gambar 2.7 )
karena supplay PLN berada dilantai satu. Begitu juga untuk penjelasan setiap list pada setiap
lantai gedung.
Untuk list SLD ELECTRICAL adalah list yang berisi tampilan diagram garis pada
system distribusi tenaga listrik dari panel MV PLN atau Genset ke main panel LVMDP lalu
diteruskan ke setiap SDP maupun PP yang ada pada masing-masing lantai.
List TRAND CART adalah list yang menampilkan grafik garis pada setiap pemakaian
yang digunakan untuk pengamatan pencapian energi maupun control cost pada setiap lantai.
Sequencing adalah system control auto bas yang digunakan untuk pengoprasian unit
chiller, chiller adalah mesin yang digunakan untuk mendinginkan gedung-gedung bertingkat .
Transmart Mataram adalah satu-satunya dari bebarapa gedung yang ada di Mataram yang
mana pengoprasionalan chilernya menggunakan sistem ini. Dengan sistem ini operator tidak
lagi melakukan open close mesin secara manual melainkan peran itu sudah digantikan oleh
sistem sequencing yang berkaitan dengan sistem PLC. Dengan sistem ini kita bisa
memonitoring suhu keluaran maupun masukan dari chiler atau yang lebih dikenal dengan
sebutan Leaving dan Entering.
Pada gambar diatas juga terdapat beberapa indikator dan nama-nama mesin pendukung
yang saling terkait, untuk indikator hijau mengindikasikan kondisi valve motoraized terbuka
( Lingkaran Hitam ) sedangkan untuk yang tertutup tidak ada warna hijau ( Lingkaran Putih ).
Motoraized Valve adalah katup yang bisa tertutup secara otomatis yang dikendalikan oleh
sistem untuk mensirkulasikan air yang ada pada instalasi. Terkait dengan sirkulasi air tidak
terlepas dari pompa pada sistem HVAC terdapat dua pompa eksteral yaitu pompa CWP dan
CHWP. CWP ( Condenser Water Pump ) adalah pompa yang berguna untuk mensirkulasikan
air condenser ke bagian Cooling Tower. Sedangkan CHWP ( Chiled Water Pump ) adalah
pompa yang berguna untuk mensirkulasikan air yang sudah didinginkan oleh unit chiller ke
semua unit AHU yang berada didalam gedung. Pada bagian pendinginan condenser terdapat
CT ( Colling Tower ) yang berfungsi untuk mendinginkan air yang panas yang dihasilkan
oleh chiller dalam proses pendinginan air. Setiap harinya Chiller maupun pompa dan CT
yang ada pada Transmart Mataram tidak running semua, hal ini dimaksud untuk merotasi
secara bergantian unit-unit tersebut. Untuk mengetahui unit yang running maupun tidak
cukup dengan memperhatikan indikator hijau (Gambar 2.10) pada masing-masing tampilan
mesin, setiap unit yang tidak running tidak akan ada indikator hijau.
Pada bagian condenser dan evaporator masing-masing ada suhu air entering (
Lingkaran Merah Gambar 2.10 ) dan leaving ( Lingkaran Biru Gambar 2.10 ). Entering pada
condenser adalah suhu air yang kembali masuk ke unit chiler yang mana suhunya sudah
mulai menurun dan kembali digunakan untuk mendinginkan condenser. Sedangkan leaving
kondenser adalah suhu air keluaran dari condenser yang masih panas selanjutnya
disirkulasikan ke cooling tower dan kembali lagi ke chiller. Sedangkan suhu air pada entering
evaporator adalah suhu air yang sudah tersirkulasi ke unit AHU dan kembali lagi ke chiller
untuk didinginkan, sedangkan suhu leaving evaporator adalah suhu air yg sudah didinginkan
oleh chiller yang selanjutnya disirkulasi ke unit AHU.
Untuk suhu leaving evaporator adalah tujuh derajat celcius dan entering dua belas
derajat celcius sedangkan leaving condenser adalah tiga puluh dua derajat celcius dengan
entering dua puluh delapan derajat celcius. Namun semua itu bisa berubah sesuai dengan
ambient temperature.
Dalam penentuan kapasitas jumlah chiller yang beroprasional sistem ini mampu
menghidupakan maupun mematikan chiller lain sesuai dengan pengaturan awal atau kondisi
penggunaan beban yang dipengaruhi oleh ambient temperature. Untuk jumlah unit chiller
yang beroperasional setiap harinya dapat diatur pada pengaturan jumlah stage, jika dalam
stage diatur chiller yang akan running sejumlah dua mesin maka begitu start awal hanya satu
mensin yang terlebih dahulu starting up, setelah mendekati atau melampaui beban chiller
pada pengaturan RLA ( Running Load Ampere ) maka secara otomatis akan memanggil
chiller berikutnya untuk saling membagi beban. Pada saat penggunaan beban berkurang dan
ambient tempertur mulai menurun maka akan berbanding lurus dengan menurunnya RLA
juga, pada kondisi ini jika beban dibawah lima puluh persen maka secara otomatis sistem
akan mematikan salah satu chiller yang nomor squnennya dua. Maka akan kembali gedung
didinginkan oleh satu mesin chiller.
Gambar 2.12 Tampilan Data Motor
Uap refrigerant yang bersuhu dan bertekanan rendah dihisap oleh kompresor
untuk dikompresikan sehingga menjadi uap yang bertekanan dan bersuhu tinggi
yang keluar dari kompresor, uap ini dialirkan ke kondensor untuk
dikondensasikan. Selama proses kondensasi ini refrigerant mengeluarkan/melepas
sejumlah kalor ke media pendingin kondensor, dalam hal ini udara. Keluar dari
kondensor gas refrigerant sudah dalam fase cair tetapi tekanan dan suhunya masih
tinggi.
Melalui alat ekspansi (pipa kapiler atau katup ekspansi), cairan refrigerant ini
diekspansikan yang tadinya dari fase cair yang suhu dan tekanannya masih tinggi
diturunkan menjadi cairan + uap dengan suhu dan tekanannya rendah. Cairan +
uap refrigerant ini selanjutnya mengalir ke evaporator. Di evaporator refrigerant
ini akan menyerap sejumlah kalor dari media yang ada disekitar evaporator yaitu
air. Kalor yang diserap ini akan digunakan untuk mengubah fase refrigerant dari
fase cair + uap menjadi uap dengan tekanan dan suhunya masih rendah. Keluar
dari evaporator, uap refrigerant ini dihisap kembali oleh kompresor. Siklus ini
akan terjadi berulang-ulang selama kompresor bekerja.
Disisi lain, air dingin (chilled water) yang telah didinginkan di evaporator
selanjutnya dipompakan menuju AHU (Air Handling Unit). Disini air dingin ini
akan mendinginkan udara ruangan yang dilewatkan melalui coil pendingin.
Dengan blower udara yang telah mengalami pendinginan itu disirkulasikan
kembali ke ruangan. Sedangkan air yang telah digunakan untuk mendinginkan
udara tadi selanjutnya dialirkan kembali ke evaporator.
b. Centrifugal
Mekanisme kerja siklus refrigerasi dan beberapa bagian alat kontrol pengaman
pada umumnya sama dengan yang terdapat pada Reciprocating Water Chiller.
Uap/Gas refrigerant dari cooler (Evaporator) masuk kedalam kompresor
sentrifugal, alirannya dipercepat oleh impeller, kemudian masuk ke bagian
difuser. Dimana pada bagian ini terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi
tekan. Gas bertekanan dan bertemperatur tinggi tersebut masuk ke Kondenser dan
mengalami kondensasi sambil melepas kalor ke air pendingin
kondenser, Sebelum masuk ke cooler (Evaporator) refrigerant cair mengalami
ekspansi di katup ekspansi.
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah
menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara
segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai
keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan
sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan
temperature didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara
(ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun
bisa terjangkau.
3. COOLING TOWER ( khusus untuk Chiller jenis Water Cooler ).
Cooling tower adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air
yang dipakai mendinginkan kondenssor Chiller dengan cara melewat air panas
pada filamen didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan
blower yang suhunya lebih rendah.
Kondisi nominal dari menara pendingin yaitu:
a. Kapasitas menara pendingin 1 ton refrigrasi di standarisasikan menurut The Jap
Anese Cooling tower Industry Association, sebagai berikut :
b. 1 ton refrigrasi 390 kcal/jam pada kondisi :
c. temperature bola basah 27o C
d. temperature air masuk 37o C
e. temperature air keluar 32o C
f. Vlomue aliran air 13 liter/menit.
4. POMPA SIRKULASI.
Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
a. Pompa sirkulasi air dingin ( Chiller Water Pump )
Pompa ini berfungsi mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke Koil pendingin
AHU.
b. Pompa Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump ).
Pompa ini berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dari kondensor
Chiller ke Cooling Tower dan seterusnya.
5. Ducting Ac / Saluran Ac
Merupakan saluran yang berfungsi untuk menyalurkan udara dingin yang
dihasilkan AHU ke seluruh ruangan.
Gambar 3.7 Ducting
3.1.2. Jenis-jenis AC Central
Terdapat banyak jenis-jenis system tata udara yang dapat ditemukan atau digunakan
dalam lingkungan sekitar kita. Jenis system (pendingin) ini dapat dibagi menurut beberapa
faktor antara lain:
1. Jenis-jenis pendingin menurut medianya
Terdapat tiga jenis AC Central dilihat secara sistem dan medianya dan saat ini
banyak dipakai dan beredar di pasaran, yaitu:
AC Sentral dengan Sistem Air (All Water System)
AC Sentral dengan Sistem Freon (All Air System)
AC Sentral dengan Sistem Air dan Udara (Water to Air System)
Adapun perbedaan dan penjelasannya sebagai berikut:
a) Sistem Air (All Water System)
Pada sistem air media pembawa dingin yang berjalan dalam pipa distribusi adalah
air. Maksudnya, sistem tata udara yang menggunakan media air atau cairan lain
sebagai pendingin. Pemakaian Unit Indoor pada AC Central sistem air ini juga
digunakan sesuai dengan skala ruangnya. Pada skala kecil Unit Indoor yang
digunakan menggunakan Fan Coil Unit.
Fan Coil Unit berupa perangkat sederhana yang terdiri dari kumparan (Coil) dan
kipas. Karena kesederhanaannya, pemakaian Fan Coil Unit ini cocok digunakan pada
sistem AC Central dengan skala ruangan yang kecil.
Sedangkan, pada skala ruang yang besar AC Central dengan sistem air ini
menggunakan AHU / Air Handling Unit. Berbeda dengan Fan Coil Unit, AHU berupa
kotak dengan ukuran besar yang didalamnya terdapat komponen-komponen yang
lebih kompleks seperti berisi blower, elemen pemanas atau pendingin, filter dan
peredam suara. Sehingga sesuai dengan pemanfaatannya pada ruangan berskala besar.
Gambar 3.9 Air Handling Unit
Komponen yang diperlukan untuk mendinginkan air yang akan didistribusikan
adalah Chiller. Chiller berfungsi untuk memindahkan panas yang didapat dari
sirkulasi di dalam ruangan ke sistem sirkulasi luar bangunan. Lalu air yang panas itu
kemudian didinginkan dengan menggunakan Cooling Tower. Dalam
pendristibusiannya menggunakan pipa yang diisolasi agar kalor yang dibawa oleh air
tersebut tidak merembes keluar sehingga dapat membawa dingin ke dalam ruangan
dengan maksimal.
Sistem AC Central dengan sistem air ini cocok digunakan pada bangunan:
Gedung bertingkat
Mall berukuran besar
Stadium
Pabrik
Bandara undara
Terminal kereta
Dll.
Peralatan utama yang digunakan antara lain:
o Chiller
o AHU (Air Handling Unit)
o Cooling Tower
o Pompa Sirkulasi
b) Sistem Freon(All Air System)
Pada sistem Freon media yang digunakan untuk membawa dingin adalah Freon
sebagai suplai udara olahan. Maksudnya, sistem tata udara yang menggunakan media
Freon sebagai pembawa dinginnya. Freon adalah gas yang banyak digunakan sebagai
pemicu dingin/pendingin. Peralatan atau komponen penyediaan udara dan refrigerant
plants memungkinkan operasi dan pemeliharaan tidak mengganggu ruang yang
lainnya.
AC Central dengan sistem ini disebut dengan Split Duct. Prinsip kerjanya hampir
sama dengan sistem AC Split biasa, akan tetapi lubang udaranya menggunakan sistem
ducting/pipa dan pada tiap-tiap bagian yang mengeluarkan udaranya menggunakan
diffuser. Sedangkan untuk mengatur besar kecilnya udara yang keluar dari AC Central
dengan sistem Freon ini menggunakan komponen yang bernama damper. Sistem
Freon hanya dapat digunakan apabila jarak unit indoor dan unit outdoor tidak
berjauhan. Sistem ini menggunakan sistem siklus tertutup yang mana proses
pendinginan udara di dalam suatu ruang diproses oleh AHU (ditempatkan di ruang
terpisah), kemudian udara dingin dari AHU akan melewati ducting supply & difusser
dan didistribusikan ke dalam ruangan yang akan didinginkan dan udara panas dari
ruang akan dikembalikan lagi ke AHU untuk didinginkan kembali dengan melewati
grille & ducting return. Skema/alur siklus AC Central jenis All Air System.
Sistem AC Central dengan sistem Freon ini cocok digunakan pada bangunan:
Mini market
Klinik
Sekolah/universitas
Ruangan kantor
Dll.
Peralatan utama yang digunakan antara lain:
o Chiller
o AHU (Air Handling Unit)
o Cooling Tower (khusus untuk chiller jenis Water Cooler)
o Pompa Sirkulasi
o Chiller
o AHU (Air Handling Unit) dan FCU (Fan Coil Unit)
o Cooling Tower (khusus untuk chiller jenis Water Cooler)
o Pompa Sirkulasi
Dimana,
L= Panjang ruangan (ft) .
W = Lebar ruangan (ft)
H = Tinggi ruangan (ft)
I = Nilai 10 jika ruang berinsulasi, berada di lantai bawah, atau berhimpit dengan ruang
lain.Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas)
E = Nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara; nilai 17 jika menghadap timur;
Nilai 18 jika menghadap selatan; dan nilai 20 jika menghadap barat
Sedangkan untuk menghitung jumlah kalor yang dipindahkan mesin pendingin per
harinya digunakan perhitungan sebagai berikut , namun sebelumnya kita perlu mengetahui
kapasitas dari pendingin yang digunakan. Di PT Transmart Carefour , digunakan chiller
dengan kapasitas 325 TR atau setara dengan 1142,7 kW maka ,
Q̇ evap. = Kapasitas mesin pendingin (kW)
Q̇ evap. = 325 TR ( diketahui dari perusahaan )
1 TR = 3,516 kW
Q̇ evap. = 1142,7 kW
Untuk jumlah kalor yang dipindahkan atau disebut juga laju pelepasan kalor oleh air ke
refrigeran , dihitung dengan rumus
ℎ𝑤𝑖 ℎ𝑤
Q̇ w = V̇ ( − 𝑜) ( 3.4)
𝑣𝑖 𝑣𝑜
Keterangan :
Q̇ w = Laju pelepasan kalor oleh air ke refrigrant
V̇ = laju aliran volume air m3 /s
ℎ𝑤𝑖 = Entalpi pada saat air masuk ke evaporator dilihat pada tabel thermodinamika
(kJ/kg)
ℎ𝑤𝑜 = Entalpi pada saat air keluar dari evaporator dilihat pada tabel
thermodinamika (kJ/kg)
𝑣𝑖 = volume spesifik air pada saat masuk evaporator dilihat pada tabel
thermodinamika (m3/kg)
𝑣𝑜 = volume spesifik air pada saat keluar evaporator dilihat pada tabel
thermodinamika (m3/kg)
Dimana untuk laju aliran volume air( V̇) , dapat dicari dengan rumus ,
𝑊𝑃
(ℎ𝑤 −ℎ𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 )
V̇ = ( 𝑖
) ; m3/s ( 3.5 )
𝜌
Keterangan :
V̇ = laju aliran volume air m3 /s
ℎ𝑤𝑖 = Entalpi pada saat air masuk ke evaporator dilihat pada tabel
thermodinamika (kJ/kg)
ℎ𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 = Entalpi pada saat air kembali dari AHU dilihat pada tabel
thermodinamika (kJ/kg)
ρ̇ = massa jenis air ( 1000 𝑘𝑔/m3 )
Lalu untuk efisiensi evaporator dan COP dihitung dengan rumus ,
Q̇w
Efisiensi evaporator, ɳ evap. = ̇ (3.6)
Qevap.
Keterangan :
Ẇc = Kerja kompresor (kW)
Karena sebelumnya kita telah mengetahui jumlah kalor yang dipindahkan air ke refrigeran
maka perlu diketahui bahwa jumlah kalor yang dipindahkan oleh air ke refrigeran merupakan
usaha yang dilakukan oleh evaporator maka untuk laju aliran massa refrigeran dapat dihitung
sebagai ,
Q̇W
ṁ= ( 3.9)
(ℎ𝑅𝑂 𝑒𝑣𝑎𝑝 −ℎ𝑅𝑖 𝑒𝑣𝑎𝑝 )
Keterangan :
Q̇ w = Laju pelepasan kalor oleh air ke refrigrant ( kW )
ℎ𝑅𝑂 𝑒𝑣𝑎𝑝 = entalphi saat refrigeran memasuki kompressor atau keluar dari
evaporator ( kJ/kg )
ℎ𝑅𝑖 𝑒𝑣𝑎𝑝 = entalphi saat refrigerant memasuki evaporator( kJ/kg )
Selain melakukan perhitungan beban pendinginan , salah satu tugas khusus penulis adalah
melakukan analisis thermal pada sistem pendingin sentral di PT Transmart Carefour ini.