Anda di halaman 1dari 8

Makalah Energi dan Lingkungan

” Pemanfaatan Synthetic Gas ( Syngas ) Sebagai Penggerak Generator Listrik”

DISUSUN OLEH :

I Gde Ari Weragia Ananta


Sujarmasnyah Ramadani
Muhamad Nizar Muharromy
Noer Fitryan

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2019
BAB.1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan akan energi saat ini sangatlah banyak. Hal ini dikarenakan banyaknya
pemenuhan kebutuhan manusia dengan menggunakan energi yang cukup besar. Biasanya
energi yang digunakan sehari - hari dalam kehidupan manusia berasal dari berbagai
macam sumber daya. Sumber daya tersebut terdiri dari sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui dan sumber daya yang dapat diperbarui. Energi yang paling dominan digunakan
oleh kehidupan manusia adalah energi yang berasal dari sumber daya alam, seperti:
minyak bumi dapat diolah menjadi bahan bakar minyak tanah, bensin (solar, premium,
pertamax), gas elpiji, batu bara dapat digunakan sebagai bahan bakar lokomotif dan
sebagai sumber pembuatan energi listrik, dan lain sebagainya.

Pertumbuhan permintaan energi, tidak seimbang dengan ketersediaan energi di


masyarakat. Hal ini terbukti dengan rasio electricity yang masih diangka 80 % untuk
nasional dan beberapa daerah tertinggal rasio kelistrikannya masih 70 %, khusus untuk
daerah yang terisolasi dari sistem jaringan listrik PT.PLN (Persero), rasio kelistrikannya
masih ada yang dibawah 50% dengan kondisi hidup/menyala hanya pada malam hari.
Salah satu solusi yang dapat ditempuh adalah memanfaatkan sumber energi terbarukan
(ET) yang banyak tersedia di bumi Indonesia, dalam hal ini biomassa.
Salah satu pemanfaatan energi biomassa dapat dilakukan dengan cara teknologi gasifikasi
downdraft. Gasifikasi downdraft adalah proses yang mengkonversikan bahan bakar padat
menjadi bahan bakar gas dengan memakai jumlah udara yang terbatas dan gas hasil
pembakaran dilewatkan pada bagian oksidasi dari pembakaran dengan cara ditarik
mengalir ke bawah. Gas yang dihasilkan seperti metana (CH4) , karbon monoksida (CO)
dan hydrogen (H2) bisa dimanfaatkan untuk pembangkit energi thermal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses konversi energy pada syngas sehingga dapat digunakan untuk
menggerakan generator listrik
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan mampu bakar syngas
3. Biomassa apa saja yang dapat digunakan sebagai syngas
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui proses konversi pada syngas sehingga dapat digunakan untuk
menggerakan generator listrik
2. Untuk mengetahui aktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan mampu bakar
syngas
3. Untuk mengetahui biomassa apa saja yang dapat digunakan sebagai syngas
1.4 Manfaat Penulisan
Sebagai pengantar lanjut mengenai proses gasifikasi pada syngas dan pemanfaatannya
dalam bidang konversi energi sebagai listrik. Selain itu dapat juga menjadi rujukan atau
refrensi untuk penelitian mengenai gasifikasi.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa


Pengembangan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) merupakan aplikasi
dari teknologi gasifikasi. Dimana proses gasifikasi ini terdiri dari empat tahapan, yaitu
pengeringan (dengan T > 150 °C), pirolisis (150 °C < T < 700°C), oksidasi (700 °C < T
<1500 °C), dan reduksi (800 °C < T < 1000 °C). Proses pengeringan, pirolisis, dan reduksi
bersifat menyerap panas (endotermik), sedangkan proses oksidasi bersifat melepas panas
(eksotermik). Panas yang dihasilkan dalam proses oksidasi digunakan dalam proses
pengeringan, pirolisis dan reduksi. Bahan kering hasil dari proses pengeringan mengalami
proses pirolisis, yaitu pemisahan volatile matters (uap air, cairan organik, dan gas yang
tidak terkondensasi) dari arang. Hasil pirolisis berupa arang mengalami proses
pembakaran dan proses reduksi yang menghasilkan gas mampu bakar yaitu, H2 dan CO
(Pranolo, 2010). Produk yang dihasilkan dapat dikategorikan menjadi tiga bagian utama,
yaitu : padatan, cairan (termasuk gas yang dapat dikondensasikan) dan gas permanen.
Secara umum reaksi
proses gasifikasi biomassa dirumuskan seperti Persamaan berikut (Reed dan Das, 1988).
C6H12O5+O2= CXHZ+CnHmOk +CO + H2 + Kalor
Walapun teknologi gasifikasi sudah cukup lama, namun saat ini teknologi ini masih
relevan untuk pemanfaatan biomassa yang cukup banyak di Indonesia. Teknologi ini
sangat layak digunakan pada daerah dengan sumber biomassa yang berlebih dan daerah
yang belum terkoneksi dengan sistem jaringan listrik dari PT.PLN (Persero) (isolated).
Dalam teknologi PLTBm ini, gas mampu bakar yang dihasilkan proses gasifikasi
digunakan untuk menggantikan fossil fuel sebagai bahan bakar gas engine yang digunakan
untuk menghasilkan listrik. Siregar (2014) dan Siregar et.al (2015) menyebutkan bahwa
masalah berikutnya yang muncul dari PLTBm/teknologi gasifikasi ini adalah tingginya
tar/debu yang terkandung dalam gas mampu bakar yang dihasilkan, sehingga
pengoperasian engine tidak dapat berlangsung lama, juga nilai/volume gas mampu bakar
yang masuk ke gas engine tidak stabil, sehingga operasi gas engine hanya dapat
dilaksanakan paling lama sektar 6 - 8 jam, padahal untuk standar sub-ranting PT.PLN
minimal operasi 12 jam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Saat ini di daerah yang
masih terisolasi dari jaringan listrik PT.PLN (Persero) di Indonesia masih banyak
menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang menggunakan minyak
solar, selain mahal sistem PLTD ini cukup tinggi menghasilkan gas rumah kaca yang
menyebabkan pemanasan global, yaitu 0,335 kg-CO2eq per kWh listrik yang dihasilkan
(Siregar, 2013). Mengingat masih banyak nya daerah-daerah di Indonesia
yang masih terisolasi dari sistem jaringan listrik PT.PLN (Persero) dan disisi lain biomassa
cukup berlimpah, maka pengembangan mesin PLTBm secara massal sangat bermanfaat
dan dibutuhkan oleh Indonesia.

2.2 Gasifikasi Biomassa


Gasifikasi adalah proses yang merubah biomassa menjadi gas yang dapat dibakar
secara umum, dimana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan untuk
proses pembakaran. Proses gasifikasi melibatkan empat tahapan seperti drying, pyrolisis,
oksidasi parsial dan reduksi.
a. Pengeringan (drying).
Kandungan air dalam wujud cair berubah menjadi uap air yang berwujud gas akibat proses
pemanasan.
H2O (cair) H2O (cair)
b. Pyrolisis
Terjadi pada suhu 150o C sampai 800o C. Untuk gasifikasi biomassa, pyrolisis dapat
diprentasikan sebagai berikut:
Bahan bakar panas Char + Volatil
c. Oksidasi (pembakaran)
Pembakaran merupakan reaksi terpenting, terjadi pada suhu 800o C sampai dengan 1400o C.
Reaksi yang terjadi pada proses pembakaran adalah:
C + ½ O2 C2O + 110,7 KJ/mol
C + O2 C2O + 393,77 KJ/mol
H2 + ½ O2 H2O + 742 KJ/mol
CO + ½ O2 C2O + 283 KJ/mol
d. Reduksi
Terjadi pada suhu 600o C sampai dengan 900o C. Produk yang dihasilkan pada proses ini
adalah gas terbakar seperti H2, CO dan CH4.
2.3 Parameter Gasifikasi
Parameter-parameter penting yang harus dipertimbangkan dalam proses gasifikasi, yaitu:
a) Temperatur Gasifikasi
Temperatur gasifikasi harus tinggi karena dalam tahap pertama gasifikasi adalah
pengeringan untuk menguapkan kandungan air agar menghasilkan gas yang bersih.
Temperatur yang tinggi juga dapat berpengaruh dalam menghasilkan gas yang mudah
terbakar. Untuk mempertahankan temperatur, maka tangki reaktor diisolasi dengan bata
tahan api agar tidak ada panas yang keluar ke lingkungan sehingga efisiensi reaktor
menjadi baik.
b) Fuel Consumtion Rate (FCR)
Biomassa yang dibutuhkan pada proses gasifikasi dapat dihitung menggunakan rumus :
FCR = waktu operasional
berat biomassa tergasifikasi
FCR = waktu operasional
berat biomassa berat arang
(kg/dt)
c)Air Fuel Rate (AFR)
AFR adalah tingkat aliran udara primer yang masuk ke reaktor. Hal ini mengacu
pada laju aliran udara yang diperlukan untuk mengubah bahan bakar padat menjadi gas.
Hal ini sangat penting dalam menentukan ukuran blower yang dibutuhkan untuk reaktor.
Ini dapat ditentukan dengan menggunakan tingkat konsumsi bahan bakar (FCR), udara
stokiometri dari bahan bakar (SA) dan rasio equivalensi (ɛ ) untuk gasifying 0,3 sampai
0,4. Seperti ditunjukkan menggunakan rumus :

AFR = ɛ .FCR . SA
ρ.ɑ
Dimana:
AFR = Air Fuel Rate (tingkat aliran
udara) (m3/jam)
FCR = Fuel Consumtion Rate
(kg/jam)
ρa = Massa jenis udara (kg/m3)
ɛ = Rasio equivalensi (0,3-0,4)
SA = Udara stokiometri dari bahan
bakar padat
d) Waktui Mulai Menyala
Adalah total waktu yang dibutuhkan oleh reaktor sirkulasi fix bed mulai dari blower
dihidupkan sampai keluar gas mampu bakar.
e) Durasi Gas Menyala
Adalah jumlah total waktu gas mampu bakar dapat menyala.
f) Durasi Operasi
Adalah jumlah total reaktor gasifikasi untuk terjadinya proses fluidisasi sampai gas
mampu bakar yang dihasilkan tidak dapat terbakar lagi dan bahan bakar habis terbakar.

2.4 Pembangkit Listrik Syngas

Gambar 2.1 PLTBm

Rangkaian PLTBm yang diperlihatkan pada Gambar 2.1 menjelaskan bagaimana teknologi
gasifikasi menghasilkan gas mampu bakar (CO, H2, CH4). Gas mampu bakar inilah yang
digunakan untuk menggantikan fossil fuel sebagai bahan bakar engine yang digunakan untuk
menghasilkan listrik.
Bahan bakar biomassa yang digunakan dapat berupa kayu tandan kosong kelapa sawit.
Dengan bentuk dan ukuran bahan bakar yang relatif seragam, kemacetan dapat dihindari
(Higman, 2003), sehingga dalam penelitian ini juga menggunakan wood chopper sebagai alat
pemotong yang bisa memproduksi keseragaman ukuran biomassa.
Gas hasil pembakaran dari tipe downdraft gasifier ini bekerja dengan cara dilewatkan pada
bagian oksidasi dari pembakaran dengan cara ditarik mengalir ke bawah sehingga gas yang
dihasilkan akan lebih bersih karena tar dan minyak akan terbakar (Gambar 2.2).

Gambar 2.2 Reaksi Gasifikasi di dalam reaktor


BAB 3 . PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teknologi gasifikasi biomassa pyrokinesis merupakan suatu metode konversi energi
yang bertujuan untuk memanfaatkan biomassa kering sehingga dapat dimanfaatkan
untuk menjadi bahan bakar yang dapat dimanfaatkan untuk menggerakan mesin-mesin
kalor khususnya mesin kalor pembakaran internal. Dengan melimpahnya potensi energi
terbarukan di Indonesia merupakan alasan yang tepat untuk menjadikan metode
gasifikasi untuk menggantikan peran penggunaan bahan bakar fosil. Dapat kita
simpulkan juga bahwa beberapa faktor merupakan penentu dari kualitas syngas hasil
gasifikasi yaitu temperatur gasifikasi , Fuel Consumption Rate , Air Fuel Rate , Waktu
Mulai menyala , Durasi gas menyala dan Durasi Operasi. Hal itu merupakan faktor-
faktor yang mempengaruhi kualitas syngas , dimana maksud dari kualitas tersebut adalah
persen kandungan kimia ( H2 ,CO, dan CH4 ).
DAFTAR PUSTAKA
Lutfi,M. 2018. PENGARUH LAJU ALIRAN GAS UMPAN (UDARA) PADA
PROSES GASIFIKASI BIOMASSA KOTORAN SAPI TERHADAP
KARAKTERISTIK SYNGAS YANG DIHASILKA,Jurusan Teknik Mesin
Universitas Mataram, Mataram
Gumanti, H.A., (2012). Studi Kandungan Tar Pada Updraft Gasifier Dengan
Double Syngas Outlet Menggunakan Bahan Bakar Kayu Karet. Fakultas
Teknik Departemen Teknik Mesin Depok
Sutanto, R., Nurchayati, Pandiatmi, P., Mulyanto, A., & Wirawan, M. (2015). Pengaruh Laju
Aliran Agent Gas Pada Proses Gasifikasi Kotoran Kuda Terhadap Karakteristik
Syngas Yang Dihasilkan. Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV
(SNTTM XIV).

Siregar, Kiman., Alamsyah R., Ichwana., Sholihati.,Tou, S.B.,( 2017 ), RANCANG


BANGUN MESIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOMASSA (PLTBm)
PADA DAERAH TERISOLASI DARI JARINGAN LISTRIK PT.PLN (Persero) DI
INDONESIA MELALUI APLIKASI TAR WET SCRUBBER DAN GAS FILTER.,
Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017,Kendari.

Tenaya. I,G,N,P ., Winaya, I,N,S dan Gunawan., I,N,E ( 2015 ), Genset dengan bahan bakar
gasifikasi downdraft kulit kopi dan batubara, Proceeding Seminar Nasional Tahunan
Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV), Banjarmasin

Anda mungkin juga menyukai