Anda di halaman 1dari 23

Diet Makanan Cair dan Rendah Garam

Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi & Diet
Disusun Oleh Kelompok 8 Mahasiswa Tingkat II A :

1. Anita Priyanti D.A

2. Apriliana Evi Prabawati

3. Ni’mahturohmah

4. Nurul Hikmah

AKADEMI KEPERAWATAN JAYAKARTA


PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
Tahun 2015
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya, akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah dengan kasus yang diberikan oleh dosen selaku mata ajar Gizi &
Diet. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Gizi
& Diet.

Dalam proses penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak bantuan, petunjuk,
bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ns. Puji Lestariani, S.Kep selaku Dosen Mata Kuliah Gizi & Diet.
2. Dan juga untuk teman-teman yang selalu memberikan support kepada kami untuk dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan keterbatasan, tentu hasil
makalah ini tidak luput dari kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah meridhai hasil makalah ini.Amin ya
rabbal ‘alamin.

Jakarta, 8 Desember 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang……………………………………………..…………………... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………… 1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………..……………… 1

BAB II TINJAUAN TEORI………………………….…………….……………. 2

A. Diet Makanan Cair..……………………………………………………..….…. 2


1. Diet makanan cair jernih…………………………………………………… 2
2. Diet makanan cair penuh………………………………………………….. 3
3. Diet makanan cair kental………………………………………………… 6
B. Diet Garam Rendah…………………………………………………………… 9
1. Diet garam rendah I……………………………………………………….. 10
2. Diet garam rendah II………………………………………………………. 10
3. Diet garam rendah III……………………………………………………… 10

BAB III TINJAUAN KASUS……….…………………………………………….15

A. Kasus ………………………..……………………………..…………………... 15
B. Pembahasan kasus …………………………………………..………………… 15

BAB IV PENUTUP……………………………………………..………………. 19
A. Kesimpulan…………………………………………………………..………… 19
B. Saran……………………………………………………………………..…….. 19
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap manusia. Tidak
heran jika manusia melakukan segala hal untuk mencapai kesehatan dalam hidupnya.
Misalnya berbagai macam kegiatan- kegiatan yang memacu tubuh untuk beraktivitas.
Dan masih ada manusia yang tidak acuh pada kesehatan hidupnya sendiri akibatnya
banyak berbagai jenis penyakit yang menyerang. Apabila penyakit telah menyerang
tubuh maka makanan yang akan dikonsumsi akan dibatasi. Dalam makalah ini akan
dibahas tentang tujuan diet yang ada di Rumah Sakit, standar makanan di Rumah Sakit,
jenis makanan di Rumah Sakit. Diet pada Rumah Sakit ditujukan pada pasien yang
menderita berbagai penyakit misalnya penyakit gangguan saluran cerna, pre dan pasca
operasi dan masih banyak lagi. Dimana bertujuan untuk memulihkan keadaan pasien
yang menderita penyakit saluran cerna, memulihkan pre dan pasca operasi. Dalam
makalah ini juga menyajikan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada pasien
sesuai penyakit yang dideritanya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penatalaksanaan diet makanan cair
2. Bagaimana penatalaksanaan diet garam rendah

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mengetahui penatalaksanaan diet makanan cair
2. Agar mahasiswa mengetahui penatalaksanaan diet garam rendah

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Diet makanan cair


1. Perngertian diet makanan cair
Makanan cair adalah makanan yang memunyai konsistensi cair hingga kental.
Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan mengunyah,
menelan, dan mencernakan makanan yang disebabkan oleh menurunnya kesadaran,
suhu tinggi, rasa mual, muntah, pasca peradarahan saluran cerna, serta pra dan pasca
bedah. Makanan dapat diberikan secara oral atau parenteral.
Menurut konsistensi makanan, makanan cair terdiri atas tiga jenis yaitu makanan cair
jernih, makanan cair penuh, dan makanan cair kental.
a) Diet makanan cair jernih
1) Gambaran umum
Makanan cair jernih adalah makanan yang disajikan dalam bentuk cairan
jernih pada suhu ruangan dengan kandungan sisa (residu) minimal dan tembus
pandang yang diletakkan dalam wadah bening. Jenis cairan yang diberikan
tergantung pada keadaan penyakit atau jenis operasi yang dijalani.
2) Tujuan diet
Tujuan diet makanan cair jernih adalah untuk :
(a) Memberikan makanan dalam bentuk cair, yang memenuhi kebutuhan
cairan tubuh yang udah diserap dan hanya sedikit meninggalkan sisa
(residu).
(b) Mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus
3) Syarat diet
Syarat – syarat diet makanan cair jernih adalah sebagai berikut :
(a) Makanan diberikan dalam bentuk cair jernih yang tembus pandang
(b) Bahan makanan hanya terdiri dari sumber kerbohidrat
(c) Tidak merangsang saluran cerna dan mudah diserap
(d) Sangat rendah sisa (residu)
(e) Diberikan hanya selama 1 – 2 hari

2
(f) Porsi kecil dan diberikan sering
4) Indikasi pemberian
Makanan cair jernih diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi
tertentu, keadaan mual dan muntah dan sebagai makanan tahap awal pasca
pendarahan saluran cerna. Nilai gizinya sangat rendah karena hanya terdiri
dari sumber karbohidrat.
5) Bahan makanan yang boleh diberikan
Bahan makanan yang boleh diberikan antara lain the, sari buah, sirop, air gula,
kaldu jernih, serta cairan yang mudah dicerna seperti cairan yang mengandung
maltodekstrin. Makanan dapat ditambah dengan suplemen energy tingg dan
rendah sisa.
6) Contoh pemberian makanan/ minuman sehari
Pagi Siang Malam
Teh Kaldu jernih Kaldu jernih
Air jeruk Air jeruk

Pukul 10.00 Pukul 16.00


Air bubur kacang hijau Teh

b) Makanan cair penuh


1) Gambaran umum
Makanan cair penuh adalah makanan yang berbentuk cair atau semicair pada
suhu ruang dengan kandungan serat minimal dan tidak “tembus pandang” bila
diletakkan dalam wadah bening. Jenis makanan yang diberikan bergantung
pada keadaan pasien. Makanan ini dapat langsung diberikan kepada pasien
atau sebagai perpindahan dari makanan cair jernih ke mkanan cair kental.
2) Tujuan diet
Tujuan diet makanan cair penuh adalah :
(a) Memberikan makanan dalam bentuk cair dan setengah cair yang
memenuhi kebutuhan gizi
(b) Meringankan kerja saluran cerna

3
3) Syarat diet
Syarat – syarat diet makanan cair penuh adalah sebagai berikut :
(a) Tidak merangsang saluran cerna
(b) Bila diberikan lebih dari 3 hari harus dapat memenuhi kebutuhan energy
dan protein
(c) Kandungan energy minimal 1 kkal/ml. konsentrasi cairan dapat diberikan
secara bertahap dari setengah, tiga perempat sampai penuh
(d) Beradasarkan masalah pasien dapat diberikan formula rendah atau bebas
laktosa, formula dengan asam lemak rantai sedang (MCT), formula
dengan protein yang terhidrolisa, formula tanpa susu, formula dengan
serat dan sebagainya
(e) Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dapat diberikan
tambahan ferosulfat, vitamin B kompleks dan vitamin C
(f) Sebaiknya ismolaritas < 400 Mosml
4) Macam makanan cair penuh dan indikasi pemberian
Makanan cair penuh diberikan kepada pasien yang mempunyai masalah untuk
mengunyah, menelan, atau mencernakan makanan padat, misalnya pada
operasi mulut atau tenggorokan dan/ atau pada kesadaran menurun. Makanan
ini dapat diberikan melalui oral, pipa, atau enteral (Naso Gastric Tube =
NGT), secara bolus atau drip (tetes).
(a) Formula rumah sakit (FRS)
Ada 4 macam FRS dengan indikasi pemberian seperti dapat dilihat pada
tabel berikut :
No. Jenis FRS Indikasi pemberian
1. Denga susu (whole/ skim) Lambung, usus halus,
dan kolon bekerja
normal
2. Makanan blender Memerlukan tambahan
makanan berserat
3. Rendah laktosa Tidak tahan terhadap
laktosa (lactose

4
intolerance)
4. Tanpa susu Tidak tahan protein susu

Bahan makanan sehari FRS dengan susu


1500 kkal 1800 kkal 2000 kkal
Bahan makanan
Berat (g) Urt Berat (g) urt Berat (g) urt
Maizena
20 4 sdm 20 4 sdm 20 4 sdm
Telur ayam
150 3 btr 150 3 btr 150 3 btr
Jeruk
100 2 bh sdg 100 2 bh sdg 100 2 bh sdg
Margarin
10 1 sdm 20 2 sdm 20 2 sdm
Susu penuh
120 24 sdm 120 24 sdm 160 32 sdm
bubuk
40 8 sdm 80 16 sdm 100 20 sdm
Susu skim bubuk
80 8 sdm 100 10 sdm 100 10 sdm
Gula pasir
- - - - 50 5 sdm
Glukosa
1500 ml 7 ½ gls 1800 ml 9 gls 2000 ml 10 gls
Cairan

(b) Formula komersial (FK)]


Ada 10 jenis formula komersial dengan indikasi pemberian seperti dapat
dilihat pada tabel berikut :
Jenis formula komersial (FK) dan indikasi pemberian
No . Jenis FK Indikasi pemberian
1. Rendah atau bebas laktosa Tidak tahan terhadap laktosa
2. Dengan MCT¹ Malabsorbsi lemak
3. Dengan BCAA² Sirosis hati
4. Protein tinggi Katabolisme meningkat
5. Protein rendah Gagal ginjal
6. Protein terhidrolisa Alergi protein
7. Tanpa susu Tidak tahan protein susu
8. Dengan serat Perlu suplemen serat
9. Rendah sisa Reaksi usus

5
10. Indeks glikemi rendah Diabetes mellitus

Keterangan :
¹ : Medium Chain Trigliceride
² : Branched Chain Amino Acid

Bahan makanan yang dianjurkan


No. Jenis FRS Bahan makanan
1. Makanan cair dengan susu penuh atau Susu penuh, maizena,
skim telur ayam, margarin,
minyak, gula, sari buah
2. Makanan diblender Nasi tim, telur ayam,
daging giling, ikan,
tahu, tempe, wortel,
labu kuning, sari buah
3. Rendah laktosa Sama dengan nomor 1,
tetapi susu diganti
dengan susu rendah
laktosa
4. Tanpa susu Kacang hijau, tahu,
tempe, wortel, sari buah,
telur, tepung serealia

c) Makanan cair kental


1) Gambaran umum
Makanan cair kental adalah makanan yang mempunyai konsistensi kental atau
semipadat pada suhu kamar, yang tidak membutuhkan proses mengunyah dan
mudah ditelan. Menurut keadaan penyakit, makanan cair kental dapat
diberikan langsung kepada pasien atau merupakan perpindahan dari makanan
cair penuh ke makanan saring.

6
2) Tujuan diet
Tujuan diet makanan cair kental adalah memberikan makanan yang tidak
membutuhkan proses mengunyah, mudah ditelah dan mencegah terjadinya
aspirasi yang memenuhi kebutuhan gizi.
3) Syarat diet
Syarat – syarat diet makanan cair kental adalah sebagai berikut :
(a) Mudah ditelan dan tidak merangsang saluran cerna
(b) Cukup energy dan protein
(c) Diberikan bertahap menuju ke makanan lunak
(d) Porsi diberikan kecil dan sering (tiap 2 – 3 jam)
4) Indikasi pemberian
Makanan cair kental diberikan kepada pasien yang tidak mampu mengunyah
dan menelan, serta untuk mencegah aspirasi (cairan masuk ke dalam saluran
napas), seperti penyakit yang disertai peradangan, ulkus peptikum, atau
gangguan structural atau motoric pada rongga mulut. Makanan ini dapat
mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
5) Pemberian makanan sehari dan nilai gizi
Bahan makanan sehari
Bahan makanan Berat (g) Urt
Kentang 100 1 bh bsr
Maizena 15 3 sdm
Telur ayam 100 2 btr
Sayuran 100 1 gls
Jagung muda 85 2 bh sdg
Papaya 200 2 ptg sdg
Gula pasir 90 9 sdm
Margarin 10 1 sdm
Susu 800 4 gls

7
Nilai gizi
Energy 1385 kkal
Protein 49 g
Lemak 50 g
Karbohidrat 199 g
Kalsium 386 mg
Besi 21,8 mg
Vitamin A 2628,6 RE
Tiamin 0,8 mg
Vitamin C 190 mg

Contoh menu sehari


Pukul 07.00 Pukul 12.00 Pukul 18.00
Sup krim jagung Kentang pure Pudding maizena
Susu Jus sayuran Vla
Jus manga
Pukul 10.00 Pukul 15.00 Pukul 21.00
Milk shake Jus pepaya susu

Bahan makanan yang dianjurkan


Golongan bahan makanan Bahan makanan
Sumber karbohidrat Kentang, gelatin, tapioca dibuat
pudding
Sumber protein Susu, es krim, yogurt, telur ayam,
tahu giling
Sumber lemak Margarin, mentega
Sayuran Sayuran dibuat jus dan dikentalkan
dengan gelatin
Buah – buahan Buah dibuat jus, jeli dan pure
Bumbu Garam, bawang merah, gula, kecap

8
Cara memesan makanan
Makanan cair jernih (MCJ)
Makanan cair penuh oral/ enteral (MCPO/MCPE)
Makanan cair kental (MCK)

B. Diet Garam Rendah


1. Pengertian
Yang dimaksud dengan garam dalam diet garam rendah adalah garam natrium seperti
yang terdapat didalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder,
natrium benzoat, dan vetsin (mono sodium glutamat). Natrium adalah kation utama
dalam cairan ekstraselular tubuh yang mempunyai fungsi menjaga keseimbangan
cairan dan asam basa tubuh, serta berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.
Asupan makanan sehari-hari umumnya mengandung lebih banyak natrium daripada
yang dibutuhkan tubuh. Dalam keadaan normal, jumlah natrium yang dikeluarkan
tubuh urin sama dengan jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan.
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan,
sehingga tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. WHO (1990) menganjurkan
pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari (ekivalen dengan 2400 mg
natrium).
Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida, dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan edema
atau asites dan /atau hipertensi. Penyakit-penyakit tertentu seperti sirosis hati,
penyakit ginjal tertentu, dekompensasi kordis, toksemia pada kehamilan dan
hipertensi essensial dapat menyebabkan gejala edema atau asites dan/atau hipertensi.
Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu dibatasi.
2. Tujuan pemberian diit
Tujuan diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air
dalam jaringan dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

9
3. Macam diet Indikasi pemberian diit
Diet garam rendah diberikan kepada pasien dengan edema atau assites dan /atau
hipertensi seperti yang terjadi pada penyakit dekompensasi kordis, sirosis hati,
penyakit ginjal tertentu, toksemnia pada kehamilan, dan hipertensi essensial.
Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit dapat
diberikan berbagai tingkat diet garam rendah.
a. Diet garam rendah I (200-400 mn Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edama, dan/atau hipertensi berat. Pada
pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur. Dihindari bahan
makanan yang tinggi kadar natriumnya
b. Diet garam rendah II (600-800 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan/atau hipertensi tidak
terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah I. Pada
pengolahann makanannya boleh menggunakan ½ sdt garam dapur (2 g). Dihindari
bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
c. Diet garam rendah III (1000-1200 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema dan/atau hipertensi ringan.
Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah I. Pada pengolahan
makanannya boleh menggunakan 1 sdt (4g) garam dapur.

Bahan makanan sehari

Bahan makanan Berat (g) Urt


Beras 300 5 gls nasi
Daging 100 2 ptg sdg
Telur ayam 50 1 btr
Tempe 100 4 ptg sdg
Kacang hijau 25 2½ sdm
Sayuran 200 2 gls
Buah 200 2 ptg sdg pepaya
Minyak 25 2½ sdm
Gula pasir 25 2½ sdm

10
Nilai Gizi

Energi 2230 kkal


Protein 75 g
Lemak 53 g
Karbohidrat 365 g
Kalsium 500 mg
Besi 24 g
Tiamin 1,2 mg
Vitamin C 87 mg
Natrium 305 mg

Pembagian bahan makanan sehari

Pagi Beras 70 g = 1 gls nasi


Telur 50 gr = 1 btr
Sayuran 50 gr = ½ gls
Minyak 5 g = ½ sdm
Gula pasir 10 g = 1 sdm
Pukul 10.00 Kacang hijau 25 g = 2½ sdm
Gula pasir 15 g = 1½ sdm
Siang dan sore Beras 140 g = 2 gls nasi
Daging 50 g = 1 ptg sdg
Tempe 50 g = 2 ptg sdg
Sayuran 75 g = ¾ gls
Buah 1 ptg sdg pepaya
minyak 10 g = 1 sdm

11
Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

Bahan makanan dianjurkan Tidak dianjurkan


Sumber karbohidrat Beras, kentang, singkong, Roti, biskuit dan kue-kue
terigu, tapioka, hunkwe, yang dimasak dengan garam
gula, makanan yang diolah dapur dan/atau baking
dari bahann makanan powder dan soda.
tersebut diatas tanpa garam
dapur dan soda seperti:
makaroni, mmie, bihun, roti,
biskuit, kue kering
Sumber protein Daging dan ikan maksimal Otak, ginjal, lidah, sardin,
hewani telur 100 g sehari, telur maksimal daging, ikan, susu, dan telur
maksimal 1 btr 1 btr sehari yang diawet dengan garam
sehari dapue seperti daging asap,
ham, bacon, dendeng, abon,
keju, ikan asin, ikan kalen,
kornet, ebi, udang kering,
telur asin, dan telur pindang
Sumber protein Semua kacang-kacangan dan Keju kacangg tanah dan
nabati hasilnya yang diolah dan semua kacang-kacangan dan
dimasak tanpa garam dapur hasilnya yang dimasak
dengan garam dapur dan lain
ikatan natrium
Sayuran Semua sayuran segar, Sayuran yang dimasak dan
sayuran yang diawet tanpa diawet dapur dan lain ikatan
garam dapur dan natrium natrium, seperti sayuran
benzoat dalam kaleng, sawi asin,
asinan, dan acar
Buah-buahan Semua buah-buahan segar, Buah-buahan yang diawet
buah yang diawet tanpa dengan garam dapur dan lain

12
garam dapur dan natrium ikatan natrium, seperti buah
benzoat dalam kaleng
Lemak Minyak goreng, margarin, Margarin dan mentega biasa
dan mentega tanpa garam
Minuman Teh, kopi Minuman ringan
Bumbu Semua bumbu-bumbu kering Garam dapur untuk diet
yang tidak mengandung garam rendah I, baking
garam dapur dan lain ikatan powder, soda kue, vestin, dan
natrium. Garam dapur sesuai bumbu-bumbu yang
ketentuan unutk diet garam mengandung garam dapur
rendah II dan III. seperti kecap, terasi, maggi,
tomato ketchup, petis, dan
tauco.

Contoh menu sehari

Pagi Pukul 10.00 siang Malam


Nasi Bubur kacang hijau Nasi Nasi
Telur dadar Ikan acar kuning Daging pesmol
Tumis kacang Tahu bacam Keripik tempe
panjang Sayur lodeh Cah sayuran
pepaya Pisang

4. Prinsip pemberian diit


Prinsip cara mengatur diet rendah garam
a. Rasa tawar dapat diperbaiki dengan menambah gula merah/ pasir, bawang
(merah/ putih), jahe, kencur, daun salam dan bumbu lain yang tidak mengandung
atau sedikit garam nutrium.
b. Makanan lebih enak ditumis, digoreng, dipanggang, walaupun tanpa garam.

13
c. Bubuhkan garam saat diatas meja makan, gunkan garam beryodium tidak lebih
dari ½ sendok the/ hari.
d. Dapat menggunakan garam yang mengandung rendah natrium.
e. Bila mengonsumsi makanan/ minuman suplemen, konsultasikan terlebih dahulu
dengan dokter

5. Syarat-syarat pemberian diit


a. Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin
b. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit
c. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan/atau
hipertensi.

14
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Kasus
Tn. A mengalami sakit usus dan harus dilakukan operasi sore hari, mengeluh mual dan
muntah dan diare sehingga perlu dipuasakan, dan pada saat dilakukan operasi mengalami
perporsi akibat penyakit usus buntu yang telah lama, setelah 2 hari mengalami masalah
yaitu muntah terus menerus dan harus dipuasakan sehingga tidak makan melalui oral, Tn.
A juga mengalami konstipasi, pada saat dilakukan TTV SH : 38 C, TD: 150/100 MmHg,
ND: 96 x/mnt, RR: 28 x/mnt. Saat dilakukan pemeriksaan laboratorium mengalami
kenaikan seperti asam urat 9 dan kolesterol >200 mg/dl, sehingga perlu dilakukan
beberapa diet.

B. Pembahasan Kasus
1. Berdasarkan kasus diatas, Tn.A mengalami mual, muntah terus – menerus dan harus
dipuasakan sehingga tidak makan melalui oral, sehingga klien harus diberikan diet
makanan cair dengan tujuan untuk meringankan kerja saluran cerna. Diet diberikan
setelah mual berkurang. Dan diberikan secara bertahap sesuai dengan standar waktu
yaitu:
a. 1-2 hari diberikan diet makanan cair jernih
b. 3 hari diberikan diet makanan cair penuh
c. Dan lanjut pada tahapan diet makanan cair kental yang merupakan perpindahan
dari makanan cair penuh ke makanan saring.

Sesuai pada keadaan pasien waktu pemberian per diit makanan cair bisa lebih lama
atau lebih cepat.

2. Pada pemeriksaan tanda vital klien diketahui tekanan darah tinggi yaitu TD : 150/100
mmHg. Diet yang diberikan pada Tn.A yaitu diit rendah garam, dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya tekanan darah naik kembali. Pada kasus diatas, Tn.A diberikan
diit makanan cair yaitu susu, sehingga susu yang diberikan harus rendah natrium.

15
Salah satu contoh susu yang dapat memenuhi kebutuhan kalori klien dalam setiap
harinya sebagai berikut :
a. Ensure
Informasi nilai gizi :
Takaran saji : 6 sendok takar (53,8 g/195 mL)
Jumlah sajian per kemasan : ± 19

Jumlah persajian Persaji AKG (%)


Energy total 230 Kkal
Energy dari lemak 70 Kkal
Lemak total 7 g
Lemak jenuh 1 g 12
Lemak tak jenuh tunggal 4,5 g 5
Lemak tak jenuh ganda 1,5 g
Kolesterol 0 mg 0
Protein 9 g 14
Karbohidrat total 33 g 11
Serat pangan 2 g 9
Serat pangan larut 2 g
Inulin – FOS 2 g
Gula (mono –disakarida) 9 g
Natrium 190 mg 8
Kalium 360 g 8
Vitamin A 40
Vitamin C 30
Vitamin D3 25
Vitamin E 30
Vitamin K1 20
Vitamin B1 45
Vitamin B2 35

16
Vitamin B3 (Niasin) 20
Vitamin B5 (Asam Pantotenat) 30
Vitamin B6 (Piridoksin) 40
Vitamin B9 (Asam folat) 20
Vitamin B12 35
Kalsium 30
Fosfor 25
Magnesium 15
Zat besi 6
Yodium 25
Zink 20
Selenium 40
Mangan 40

b. Peptisol
Informasi nilai gizi :
Takaran saji : 6 sendok takar (63 g/200 mL)
Jumlah sajian persaji
Energi 250 Kkal
Karbohidrat 42 g
Lemak 3g
Protein 14 g
Vitamin A 555 IU
Vitamin B1 0,23 mg
Vitamin B2 0,27 mg
Niacin 3 mg
Folic acid 33 mg
Vitamin B6 0,37 mg
Vitamin B12 0,31 mg
Vitamin C 10 mg
Vitamin E 1,7 mg

17
Calcium 132 mg
Phosphorus 1 32 mg
Magnesium 63 mg
Iron 1,7 mg
Zinc 2,5 mg
Iodine 25 mg
Sodium 130 mg
Chloride 183 mg
Potassium 130 mg

Waktu pemberian susu yaitu sedikit tapi sering, dengan waktu pemberian 6-8 kali
per 3-4 jam sehari. Dengan perhitungan sebagai berikut:

1) Jika 6 kali per 4 jam dalam waktu 24 jam, jumlah susu yang diberikan yaitu
100cc per 4 jam
2) Jika 8 kali per 3 jam dalam waktu 24 jam, jumlah susu yang diberikan yaitu
75cc per 3 jam.

18
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa diet makanan cair diberikan pada
pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan dan mencernakan makanan yang
disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual, muntah, pasca
perdarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah. Diet ini terbagi menjadi tiga jenis,
yaitu, makanan cair jernih, makanan cair penuh, dan makanan cair kental. Pada
pembagian menu diet ini, dibutuhkan lebih banyak kandungan protein untuk proses
penyembuhan luka operasi. Sedangkan diet garam rendah adalah membatasi asupan
natrium. Diet ini terbagi menjadi 3 jenis yaitu, diet garam rendah I, diet garam rendah II,
dan diet garam rendah III.
Berdasarkan kasus, diet yang diberikan secara bertahap dari diet makanan cair jernih, diet
makanan cair penuh, dan diet makanan cair kental. Dan dalam bentuk makanan tersebut,
kandungan natrium didalamnya harus rendah.

B. Saran
Sebaiknya pembagian menu untuk diit harus sesuai dengan jumlah kkal pasien per hari
dan kebutuhan apa yang paling penting dibutuhkan pasien saat ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. (2006). Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama

Fairus, Martini. (2010). Buku saku : Gizi dan kesehatan reproduksi. Jakarta : EGC

Moore, Mary Counrtney. (1997). Buku pedoman terapi diet dan nutrisi ed.2. Jakarta :
Hiprokrates

Anda mungkin juga menyukai