Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi & Diet
Disusun Oleh Kelompok 8 Mahasiswa Tingkat II A :
3. Ni’mahturohmah
4. Nurul Hikmah
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya, akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah dengan kasus yang diberikan oleh dosen selaku mata ajar Gizi &
Diet. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Gizi
& Diet.
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak bantuan, petunjuk,
bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. Puji Lestariani, S.Kep selaku Dosen Mata Kuliah Gizi & Diet.
2. Dan juga untuk teman-teman yang selalu memberikan support kepada kami untuk dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan keterbatasan, tentu hasil
makalah ini tidak luput dari kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah meridhai hasil makalah ini.Amin ya
rabbal ‘alamin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang……………………………………………..…………………... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………… 1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………..……………… 1
A. Kasus ………………………..……………………………..…………………... 15
B. Pembahasan kasus …………………………………………..………………… 15
BAB IV PENUTUP……………………………………………..………………. 19
A. Kesimpulan…………………………………………………………..………… 19
B. Saran……………………………………………………………………..…….. 19
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap manusia. Tidak
heran jika manusia melakukan segala hal untuk mencapai kesehatan dalam hidupnya.
Misalnya berbagai macam kegiatan- kegiatan yang memacu tubuh untuk beraktivitas.
Dan masih ada manusia yang tidak acuh pada kesehatan hidupnya sendiri akibatnya
banyak berbagai jenis penyakit yang menyerang. Apabila penyakit telah menyerang
tubuh maka makanan yang akan dikonsumsi akan dibatasi. Dalam makalah ini akan
dibahas tentang tujuan diet yang ada di Rumah Sakit, standar makanan di Rumah Sakit,
jenis makanan di Rumah Sakit. Diet pada Rumah Sakit ditujukan pada pasien yang
menderita berbagai penyakit misalnya penyakit gangguan saluran cerna, pre dan pasca
operasi dan masih banyak lagi. Dimana bertujuan untuk memulihkan keadaan pasien
yang menderita penyakit saluran cerna, memulihkan pre dan pasca operasi. Dalam
makalah ini juga menyajikan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada pasien
sesuai penyakit yang dideritanya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penatalaksanaan diet makanan cair
2. Bagaimana penatalaksanaan diet garam rendah
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mengetahui penatalaksanaan diet makanan cair
2. Agar mahasiswa mengetahui penatalaksanaan diet garam rendah
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2
(f) Porsi kecil dan diberikan sering
4) Indikasi pemberian
Makanan cair jernih diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi
tertentu, keadaan mual dan muntah dan sebagai makanan tahap awal pasca
pendarahan saluran cerna. Nilai gizinya sangat rendah karena hanya terdiri
dari sumber karbohidrat.
5) Bahan makanan yang boleh diberikan
Bahan makanan yang boleh diberikan antara lain the, sari buah, sirop, air gula,
kaldu jernih, serta cairan yang mudah dicerna seperti cairan yang mengandung
maltodekstrin. Makanan dapat ditambah dengan suplemen energy tingg dan
rendah sisa.
6) Contoh pemberian makanan/ minuman sehari
Pagi Siang Malam
Teh Kaldu jernih Kaldu jernih
Air jeruk Air jeruk
3
3) Syarat diet
Syarat – syarat diet makanan cair penuh adalah sebagai berikut :
(a) Tidak merangsang saluran cerna
(b) Bila diberikan lebih dari 3 hari harus dapat memenuhi kebutuhan energy
dan protein
(c) Kandungan energy minimal 1 kkal/ml. konsentrasi cairan dapat diberikan
secara bertahap dari setengah, tiga perempat sampai penuh
(d) Beradasarkan masalah pasien dapat diberikan formula rendah atau bebas
laktosa, formula dengan asam lemak rantai sedang (MCT), formula
dengan protein yang terhidrolisa, formula tanpa susu, formula dengan
serat dan sebagainya
(e) Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dapat diberikan
tambahan ferosulfat, vitamin B kompleks dan vitamin C
(f) Sebaiknya ismolaritas < 400 Mosml
4) Macam makanan cair penuh dan indikasi pemberian
Makanan cair penuh diberikan kepada pasien yang mempunyai masalah untuk
mengunyah, menelan, atau mencernakan makanan padat, misalnya pada
operasi mulut atau tenggorokan dan/ atau pada kesadaran menurun. Makanan
ini dapat diberikan melalui oral, pipa, atau enteral (Naso Gastric Tube =
NGT), secara bolus atau drip (tetes).
(a) Formula rumah sakit (FRS)
Ada 4 macam FRS dengan indikasi pemberian seperti dapat dilihat pada
tabel berikut :
No. Jenis FRS Indikasi pemberian
1. Denga susu (whole/ skim) Lambung, usus halus,
dan kolon bekerja
normal
2. Makanan blender Memerlukan tambahan
makanan berserat
3. Rendah laktosa Tidak tahan terhadap
laktosa (lactose
4
intolerance)
4. Tanpa susu Tidak tahan protein susu
5
10. Indeks glikemi rendah Diabetes mellitus
Keterangan :
¹ : Medium Chain Trigliceride
² : Branched Chain Amino Acid
6
2) Tujuan diet
Tujuan diet makanan cair kental adalah memberikan makanan yang tidak
membutuhkan proses mengunyah, mudah ditelah dan mencegah terjadinya
aspirasi yang memenuhi kebutuhan gizi.
3) Syarat diet
Syarat – syarat diet makanan cair kental adalah sebagai berikut :
(a) Mudah ditelan dan tidak merangsang saluran cerna
(b) Cukup energy dan protein
(c) Diberikan bertahap menuju ke makanan lunak
(d) Porsi diberikan kecil dan sering (tiap 2 – 3 jam)
4) Indikasi pemberian
Makanan cair kental diberikan kepada pasien yang tidak mampu mengunyah
dan menelan, serta untuk mencegah aspirasi (cairan masuk ke dalam saluran
napas), seperti penyakit yang disertai peradangan, ulkus peptikum, atau
gangguan structural atau motoric pada rongga mulut. Makanan ini dapat
mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
5) Pemberian makanan sehari dan nilai gizi
Bahan makanan sehari
Bahan makanan Berat (g) Urt
Kentang 100 1 bh bsr
Maizena 15 3 sdm
Telur ayam 100 2 btr
Sayuran 100 1 gls
Jagung muda 85 2 bh sdg
Papaya 200 2 ptg sdg
Gula pasir 90 9 sdm
Margarin 10 1 sdm
Susu 800 4 gls
7
Nilai gizi
Energy 1385 kkal
Protein 49 g
Lemak 50 g
Karbohidrat 199 g
Kalsium 386 mg
Besi 21,8 mg
Vitamin A 2628,6 RE
Tiamin 0,8 mg
Vitamin C 190 mg
8
Cara memesan makanan
Makanan cair jernih (MCJ)
Makanan cair penuh oral/ enteral (MCPO/MCPE)
Makanan cair kental (MCK)
9
3. Macam diet Indikasi pemberian diit
Diet garam rendah diberikan kepada pasien dengan edema atau assites dan /atau
hipertensi seperti yang terjadi pada penyakit dekompensasi kordis, sirosis hati,
penyakit ginjal tertentu, toksemnia pada kehamilan, dan hipertensi essensial.
Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit dapat
diberikan berbagai tingkat diet garam rendah.
a. Diet garam rendah I (200-400 mn Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edama, dan/atau hipertensi berat. Pada
pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur. Dihindari bahan
makanan yang tinggi kadar natriumnya
b. Diet garam rendah II (600-800 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan/atau hipertensi tidak
terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah I. Pada
pengolahann makanannya boleh menggunakan ½ sdt garam dapur (2 g). Dihindari
bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
c. Diet garam rendah III (1000-1200 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema dan/atau hipertensi ringan.
Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah I. Pada pengolahan
makanannya boleh menggunakan 1 sdt (4g) garam dapur.
10
Nilai Gizi
11
Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
12
garam dapur dan natrium ikatan natrium, seperti buah
benzoat dalam kaleng
Lemak Minyak goreng, margarin, Margarin dan mentega biasa
dan mentega tanpa garam
Minuman Teh, kopi Minuman ringan
Bumbu Semua bumbu-bumbu kering Garam dapur untuk diet
yang tidak mengandung garam rendah I, baking
garam dapur dan lain ikatan powder, soda kue, vestin, dan
natrium. Garam dapur sesuai bumbu-bumbu yang
ketentuan unutk diet garam mengandung garam dapur
rendah II dan III. seperti kecap, terasi, maggi,
tomato ketchup, petis, dan
tauco.
13
c. Bubuhkan garam saat diatas meja makan, gunkan garam beryodium tidak lebih
dari ½ sendok the/ hari.
d. Dapat menggunakan garam yang mengandung rendah natrium.
e. Bila mengonsumsi makanan/ minuman suplemen, konsultasikan terlebih dahulu
dengan dokter
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Kasus
Tn. A mengalami sakit usus dan harus dilakukan operasi sore hari, mengeluh mual dan
muntah dan diare sehingga perlu dipuasakan, dan pada saat dilakukan operasi mengalami
perporsi akibat penyakit usus buntu yang telah lama, setelah 2 hari mengalami masalah
yaitu muntah terus menerus dan harus dipuasakan sehingga tidak makan melalui oral, Tn.
A juga mengalami konstipasi, pada saat dilakukan TTV SH : 38 C, TD: 150/100 MmHg,
ND: 96 x/mnt, RR: 28 x/mnt. Saat dilakukan pemeriksaan laboratorium mengalami
kenaikan seperti asam urat 9 dan kolesterol >200 mg/dl, sehingga perlu dilakukan
beberapa diet.
B. Pembahasan Kasus
1. Berdasarkan kasus diatas, Tn.A mengalami mual, muntah terus – menerus dan harus
dipuasakan sehingga tidak makan melalui oral, sehingga klien harus diberikan diet
makanan cair dengan tujuan untuk meringankan kerja saluran cerna. Diet diberikan
setelah mual berkurang. Dan diberikan secara bertahap sesuai dengan standar waktu
yaitu:
a. 1-2 hari diberikan diet makanan cair jernih
b. 3 hari diberikan diet makanan cair penuh
c. Dan lanjut pada tahapan diet makanan cair kental yang merupakan perpindahan
dari makanan cair penuh ke makanan saring.
Sesuai pada keadaan pasien waktu pemberian per diit makanan cair bisa lebih lama
atau lebih cepat.
2. Pada pemeriksaan tanda vital klien diketahui tekanan darah tinggi yaitu TD : 150/100
mmHg. Diet yang diberikan pada Tn.A yaitu diit rendah garam, dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya tekanan darah naik kembali. Pada kasus diatas, Tn.A diberikan
diit makanan cair yaitu susu, sehingga susu yang diberikan harus rendah natrium.
15
Salah satu contoh susu yang dapat memenuhi kebutuhan kalori klien dalam setiap
harinya sebagai berikut :
a. Ensure
Informasi nilai gizi :
Takaran saji : 6 sendok takar (53,8 g/195 mL)
Jumlah sajian per kemasan : ± 19
16
Vitamin B3 (Niasin) 20
Vitamin B5 (Asam Pantotenat) 30
Vitamin B6 (Piridoksin) 40
Vitamin B9 (Asam folat) 20
Vitamin B12 35
Kalsium 30
Fosfor 25
Magnesium 15
Zat besi 6
Yodium 25
Zink 20
Selenium 40
Mangan 40
b. Peptisol
Informasi nilai gizi :
Takaran saji : 6 sendok takar (63 g/200 mL)
Jumlah sajian persaji
Energi 250 Kkal
Karbohidrat 42 g
Lemak 3g
Protein 14 g
Vitamin A 555 IU
Vitamin B1 0,23 mg
Vitamin B2 0,27 mg
Niacin 3 mg
Folic acid 33 mg
Vitamin B6 0,37 mg
Vitamin B12 0,31 mg
Vitamin C 10 mg
Vitamin E 1,7 mg
17
Calcium 132 mg
Phosphorus 1 32 mg
Magnesium 63 mg
Iron 1,7 mg
Zinc 2,5 mg
Iodine 25 mg
Sodium 130 mg
Chloride 183 mg
Potassium 130 mg
Waktu pemberian susu yaitu sedikit tapi sering, dengan waktu pemberian 6-8 kali
per 3-4 jam sehari. Dengan perhitungan sebagai berikut:
1) Jika 6 kali per 4 jam dalam waktu 24 jam, jumlah susu yang diberikan yaitu
100cc per 4 jam
2) Jika 8 kali per 3 jam dalam waktu 24 jam, jumlah susu yang diberikan yaitu
75cc per 3 jam.
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa diet makanan cair diberikan pada
pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan dan mencernakan makanan yang
disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual, muntah, pasca
perdarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah. Diet ini terbagi menjadi tiga jenis,
yaitu, makanan cair jernih, makanan cair penuh, dan makanan cair kental. Pada
pembagian menu diet ini, dibutuhkan lebih banyak kandungan protein untuk proses
penyembuhan luka operasi. Sedangkan diet garam rendah adalah membatasi asupan
natrium. Diet ini terbagi menjadi 3 jenis yaitu, diet garam rendah I, diet garam rendah II,
dan diet garam rendah III.
Berdasarkan kasus, diet yang diberikan secara bertahap dari diet makanan cair jernih, diet
makanan cair penuh, dan diet makanan cair kental. Dan dalam bentuk makanan tersebut,
kandungan natrium didalamnya harus rendah.
B. Saran
Sebaiknya pembagian menu untuk diit harus sesuai dengan jumlah kkal pasien per hari
dan kebutuhan apa yang paling penting dibutuhkan pasien saat ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. (2006). Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Fairus, Martini. (2010). Buku saku : Gizi dan kesehatan reproduksi. Jakarta : EGC
Moore, Mary Counrtney. (1997). Buku pedoman terapi diet dan nutrisi ed.2. Jakarta :
Hiprokrates