Anda di halaman 1dari 14

Sistem Informasi Manajemen

Sistem Pendukung Keputusan/Decision Support System

Disusun Oleh :

Indra Tristiyanto 131110045

Nonny Oktaviani 131110044

Kelas :

VI MK-A Pagi/S1

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESATUAN


KOTA BOGOR
2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Yang mana makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah ‘Sistem Informasi Manajemen’,
serta dengan maksud dan tujuan agar dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ‘Sistem
Pendukung Keputusan’ atau yang biasanya diketahui dengan singkatan DSS yang berasal
dari bahasa Inggris (Decision Support System).

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan-
kekurangan, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, serta sumber yang kami miliki.
Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk
perbaikan penyusunan selanjutnya.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah
‘Sistem Informasi Manajemen’, dan berharap semoga makalah ini memiliki manfaat bagi tim
penyusun, dan juga para pembaca lainnya.

Bogor, 26 Mei 2016

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3

1.3 Tujuan ................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengambilan Keputusan ....................................................................... 4

2.2 Sistem Pendukung Keputusan .............................................................. 5

2.3 Permodelan Sistem Pendukung Keputusan ......................................... 8

2.4 Implementasi Sistem Pendukung Keputusan....................................... 9

BAB III KESIMPULAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di era globalisasi seperti pada saat ini, perkembangan teknologi sangat
berpengaruh terhadap perkembangan bisnis yang ada. Suatu bisnis tidak lagi hanya
dijalankan dengan mengandalkan cara konvensional (produksi-distribusi-penjualan)
semata, karena harus ada suatu strategi baru agar bisnis yang dijalankan mampu
bersaing dengan bisnis yang sejenis lainnya. Untuk mendukung suatu bisnis yang
dijalankan, banyak sekali teknologi yang dikembangkan seperti Sistem Informasi.
Salah satu jenis sistem informasi seperti Transactional Processing System (TPS),
sangat berperan besar dalam menjalankan bisnis dari yang paling sederhana sampai
yang kompleks, bahkan secara langsung dapat mendukung kelancaran jalannya
bisnis tersebut. Penggunaan TPS secara nyata dapat digambarkan sebagai berikut:
jika ingin melakukan pemesanan dan pembelian tiket pesawat pada waktu dan kota
tujuan tertentu, dapat berjalan lancar karena dari pihak perusahaan agen tiket
pesawat menyediakan layanan untuk melihat status kursi yang masih kosong pada
suatu waktu dan kota tujuan tertentu. Contoh lainnya dapat dilihat jika anda pergi
berbelanja ke supermarket misalnya, setelah anda memilih barang pasti akan
melakukan transaksi pembayaran ke bagian kasir sebelum anda pulang dengan
membawa belanjaan dan struk belanjaan. Nah dengan begitu terlihat bahwa suatu
bisnis penjualan menggunakan suatu sistem informasi untuk mencatat semua
transaksi penjualan di bagian kasir.
Melalui ilustrasi di atas, dapat diketahui peran dari TPS yang mempunyai
fungsi untuk menjalankan bisnis. Jika hanya mengandalkan TPS, maka tidak akan
diketahui perkembangan bisnis yang dijalankan, apakah meningkat atau menurun
secara drastis. Kemudian yang menjadi permasalahan yaitu bagaimana dapat
mengamati setiap perkembangan bisnis yang dijalankan atau sistem seperti
apakah yang dapat meningkatkan kualitas bisnis yang dijalankan ? Jawaban

1
pertanyaan tersebut adalah diperlukan “Sistem Pendukung Keputusan (Decision
Support System = DSS)”.
Kenapa harus menggunakan DSS? Karena DSS merupakan suatu sistem yang
menyediakan fasilitas untuk melakukan suatu analisis sehingga setiap proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para pelaku bisnis akan lebih
berkualitas dengan melihat keadaan bisnis yang sedang berjalan dan data-data
dari luar perusahaan serta data-data privat dari pengambil keputusan. Hal ini sesuai
dengan pendapat (Raymond McLeod dan George Schell, 2004) yang menjelaskan
bahwa “DSS menyediakan informasi pemecahan masalah maupun kemampuan
komunikasi dalam memecahkan masalah semi-terstruktur. Informasi dihasilkan
dalam bentuk laporan periodik dan khusus, dan output dari model matematika dan
sistem pakar. Dalam banyak kasus, berbagai sistem informasi yang digunakan tidak
memadai untuk membuat keputusan yang spesifik guna memecahkan
permasalahan yang spesifik. Sistem pendukung keputusan sengaja dibuat sebagai
suatu cara untuk memenuhi kebutuhan ini.
Proses pengambilan keputusan telah dianggap sebagai hal kritis di
perusahaan yang dicapai melalui pengalaman. Tetapi, dengan semakin
bertumbuhnya tingkat kerumitan dari bisnis tersebut telah membuat proses
pengambilan keputusan tersebut menjadi lebih sulit. Hal itu disebabkan semakin
banyaknya alternatif keputusan yang ada, semakin besar pengaruh sebuah
keputusan di dalam perusahaan dan semakin tidak tentunya perubahan yang
mungkin terjadi di lingkungan perusahaan. Butuh suatu sistem pendukung
keputusan dimana sistem tersebut dapat memberikan informasi mengenai
keputusan yang terbaik berdasarkan informasi yang didapatkan.
Decision Support System (DSS) atau Sistem Pendukung Keputusan (SPK),
secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan
kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan
pengkomunikasian untuk masalah semi-terstruktur. Konsep DSS merupakan sebuah
sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pembuatan keputusan
memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur. DSS dirancang untuk menunjang
seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai dari tahapan mengidentifikasi

2
masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan
dalam proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan
alternatif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi pengambilan keputusan ?
2. Apa definisi sistem pendukung keputusan ?
3. Apa saja sistem pendukung pengambilan keputusan ?

1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan
masalah. Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan baik bagi penulis maupun bagi pembaca tentang sistem pendukung
keputusan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan
untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan
dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan
data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Menurut Herbert A. Simon
(Kadarsah, 2002:15-16), tahap – tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan
keputusan sebagai berikut :
1. Tahap Pemahaman
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh,
diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif
tindakan / solusi yang dapat diambil. Proses tersebut merupakan
representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan
proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam
meneliti masalah yang ada.
3. Tahap Pemilihan
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantara berbagai alternatif solusi
yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan
memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap Impelementasi
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat
pada tahap perancangan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah
dipilih pada tahap pemilihan.

4
2.2. Sistem Pendukung Keputusan/Decision Support System
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang
mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif–
alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan
model. Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka dapat ditentukan
karakteristik antara lain :
1. Mendukung proses pengambilan keputusan.
2. Adanya interface manusia / mesin, dimana manusia (user) tetap memegang
control proses pengambilan keputusan.
3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur,
semi terstruktur dan tidak terstruktur.
4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan
kebutuhan.
5. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga
dapat berfungsi sebagai kesatuan item.
6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan
informasi seluruh tingkatan manajemen.

Decision Support System adalah seperangkat sistem yang mampu


memecahkan masalah secara efisien dan efektif, yang bertujuan untuk membantu
pengambil keputusan memilih berbagai alternatif keputusan yang merupakan hasil
pengolahan informasi-informasi yang diperoleh/tersedia dengan menggunakan
model-model pengambilan keputusan.
Terdapat 5 pihak yang berperan dalam pengembangan SPK, kelima peran
tersebut adalah:
a) Manajer atau Pemakai, yaitu pihak yang terlibat langsung dengan proses
pengambilan keputusan, pihak yang harus mengambil tindakan dan
bertanggung jawab terhadap hasil tindakannya.
b) Penghubung, yaitu pihak yang membantu pemakai, mungkin seorang
asisten yang bertugas menjalankan terminal, atau lebih dari sekedar itu.
c) Pembangun SPK atau Fasilitator, yaitu pihak yang mengembangkan SPK
khusus dari pembangkit SPK
5
d) Pendukung Teknik, yaitu pihak yang mengembangkan tambahan
kemampuan atau komponen sistem informasi yang dibutuhkan dalam
pengembangan pembangkit SPK. Database-database baru, model-model
analisis baru, dan tambahan format tampilan data merupakan hasil kerja
pendukung teknik.
e) Pengembang Peralatan, yaitu pihak yang mengembangkan teknologi baru
(baik hardware maupun software), dan meningkatkan efisiensi hubungan
antara subsistem dalam SPK.

Ciri-ciri Decision Support System yang baik yaitu :


a. Sederhana
b. Dapat diandalkan
c. Mudah dikendalikan
d. Menyesuaikan
e. Lengkap pada masalah penting
f. Mudah berkomunikasi dengannya

Informasi yang biasanya dikumpulkan dengan menggunakan aplikasi pendukung


keputusan akan melakukan :

a) Mengakses semua aset informasi terkini, termasuk data legasi dan


relasional, kumpulan data, gudang data, dan kumpulan jumlah besar data.
b) Angka-angka penjualan antara satu periode dengan periode lainnya.
c) Angka-angka pendapatan yang diperkirakan, berdasarkan pada asumsi
penjualan produk baru.
d) Konsekuensi pilihan-pilihan pengambilan keputusan yang berbeda, dengan
pengalaman dalam suatu konteks yang dirinci ulang.

Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu :


1. Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara
berulang-ulang dan bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik,
terjadwal, sempit, interaktif, real time, internal, dan detail. Prosedur yang

6
dilakukan untuk pengambilan keputusan sangat jelas. Keputusan ini
terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah.
Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang;
menentukan kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan
kredit pada pelanggan.
2. Keputusan Semiterstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat
yakni sebagian keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain
tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Informasi yang
dibutuhkan spesifik, interaktif, internal, real time, dan terjadwal.
Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan pengendalian
persediaan, merancang rencana pemasaran, dan mengembangkan anggaran
departemen.
3. Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya
rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi.
Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat
eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas.
Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal.
Contoh: Pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung
dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif.

Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti,
2002):
a) Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang
kompleks.
b) Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam
kondisi yang berubah-ubah.
c) Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi
berbeda secara cepat dan tepat.
d) Pandangan dan pembelajaran baru.
e) Sebagai fasilitator dalam komunikasi.

7
f) Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
g) Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).
h) Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
i) Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja
lebih singkat dan dengan sedikit usaha.
j) Meningkatkan produktivitas analisis.

2.3. Permodelan Sistem Pendukung Keputusan/Decision Support System


a. Model Iconic (skala)
Adalah sebuah replika (tiruan nyata) secara fisik dari sistem dan biasanya
berdasarkan pada skala yang lebih kecil dari aslinya. Model ini mungkin muncul
secara skala dalam tiga dimensi. Ini sering dapat dikatakan sebagai maket. Suatu
foto merupakan model iconic yang berdimensi dua, juga graphical user interface
dan object-oriented programming menggunakan model jenis ini.
b. Model Analog
Model ini tidak mirip sistem aslinya, tetapi berkarakteristik seperti aslinya.
Model ini lebih abstrak daripada model sebelumnya dan dianggap sebagai
penyajian secara simbolik dari suatu realitas. Model analog biasanya memakai
diagram/chart dua dimensi.
Contoh : chart organisasi yang memuat struktur organisasi.
c. Model Matematika (Kuantitatif)
Makin besar problema yang dihadapi, maka makin kompleks solusi yang dapat
ditemukan. Namun, kadang-kadang kompleksitas dari relasi dalam sistem
organisasi tidak dapat dipresentasikan dengan icon atau analog. Model yang
dapat digunakan maka adalah model matematika. Analisis DSS terbanyak
dieksekusi secara numeric dengan bantuan matematika atau model kuantitatif
seperti ini. Menggunakan notasi-notasi dan persamaan-persamaan matematika
untuk merepresentasikan sistem. Pada model matematika, atribut-atribut
dinyatakan dengan variabel-variabel, dan aktivitas-aktivitas dinyatakan dengan
fungsi matematika yang menjelaskan hubungan antar variabel-variabel tersebut.
d. Model Statis

8
Digunakan bila jangka waktu variabel dianggap konstan dan interelasi unsur-
unsur model dinyatakan sebagai persamaan yang tidak berubah dengan
waktu. Sebagian besar situasi pengambilan keputusan statis diperkirakan
berulang dengan kondisi yang identik.
Contoh: satu keputusan mengenai membuat sendiri atau membeli satu produk.
e. Model Dinamis
Menempatkan waktu sebagai variabel bebas, sehingga model jenis ini
menggambarkan dinamika suatu sistem sebagai fungsi dari waktu. Untuk
memperoleh hasil, perhitungan dilakukan secara berulang-ulang (iterasi) sampai
tercapai nilai kesalahan (error) yang minimal.
Contoh: proyeksi rugi-laba 5 tahun dimana data input seperti biaya, harga, dan
kuantitas berubah dari tahun ke tahun.

2.4. Implementasi Sistem Pendukung Keputusan/Decision Support System


DSS merupakan bagian dari sistem informasi berbasis komputer, termasuk
sistem berbasis pengetahuan, sehingga DSS sangat popular di kalangan manajemen
perusahaan. Sistem informasi sangat penting untuk mendukung proses
pengambilan keputusan, dimana sistem informasi mempunyai tujuan untuk
mendukung sebuah aplikasi Decision Support System (DSS).
Berikut ini adalah beberapa contoh dari penerapan Decision Support System
di dalam perusahaan :
a. DSS untuk proses kenaikan jabatan dan perencanaan karir pada PT. X
Salah satu contoh yang akan disorot dalam hal ini adalah cara
pemilihan karyawan yang sesuai dengan kriteria yang ada pada suatu
jabatan tertentu. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem pendukung
keputusan untuk proses profile matching dan analisis gap yang dibuat
berdasarkan data dan norma-norma SDM yang terdapat di PT. X.
Proses Profile Matching dilakukan untuk menentukan rekomendasi
karyawan dalam Sistem Kenaikan Jabatan dan Perencanaan Karir berdasar
pada 3 aspek yaitu Kapasitas Intelektual, Sikap Kerja dan Perilaku. Hasil dari
proses ini berupa ranking karyawan sebagai rekomendasi bagi pengambil
keputusan untuk memilih karyawan yang cocok pada jabatan yang kosong
9
tersebut. Software ini dibuat dengan menggunakan Microsoft Access 2000
untuk database dan Borland Delphi 5 sebagai compiler-nya.
Dari hasil implementasi sistem, disimpulkan bahwa dengan
penggunaan software ini dapat membantu proses pengambilan keputusan
terhadap profile matching proses kenaikan jabatan dan perencanaan karir di
PT. X.
b. DSS untuk kelayakan proposal kredit Bank Rakyat Indonesia
Sekarang ini karena banyaknya perusahaan ataupun pengusaha yang
mengajukan kredit ke Bank membuat bank tersebut harus lebih
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah.
Sebagai contoh : pemberian kredit Bank Rakyat Indonesia dimana BRI
memberikan kredit kepada debitur tetapi melalui proses yang harus dilalui.
Penyaluran kredit yang berhasil akan membawa keuntungan yang besar bagi
bank. Oleh karenanya BRI harus benar-benar hati-hati dalam menyalurkan
kreditnya. Sebelum menyalurkan kredit kepada seorang calon debitur, BRI
harus menilai dulu kelayakan proposal kreditnya.
Dengan adanya perkembangan teknologi komputer di bidang sistem
informasi, dirancanglah suatu Sistem Pendukung Keputusan Spesifik (Specific
Decision Support Systems – SDSS) yang dirancang dengan cara cepat (Quick
Hit) dan pendekatan secara interaktif. Rancangan SDSS ini menggunakan
perangkat lunak Clipper 5.2 sebagai DSS Tools atau peralatan DSS-nya.
Berdasarkan hasil uji coba sistem, dapat disimpulkan bahwa aplikasi
SDSS ini sangat membantu dan memudahkan pihak pengambil keputusan
dalam tugasnya menilai kelayakan proposal kredit.

10
BAB III
KESIMPULAN

Sistem pendukung keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis dan fleksibel
dalam perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu memberikan alternatif-
alternatif pada proses pengambilan keputusan, tetapi tidak menggantikan pemakai sebagai
pengambil keputusan. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer
yang membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur

11

Anda mungkin juga menyukai