ABSTRACT
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI NANOPARTIKEL KITOSAN
BERBASIS CANGKANG LOBSTER TERHADAP BAKTERI
Staphylococcus aureus DAN Staphylococcus epidermidis
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada
Departemen Teknologi Hasil Perairan
KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil uji ANOVA lama waktu perendaman terhadap rendemen kitosan ......... 25
2 Hasil uji DMRT untuk pengaruh lama waktu perendaman terhadap
rendemen .......................................................................................................... 25
3 Data hasil perhitungan derajat deasetilasi kitosan lobster ................................ 25
4 Data analisis Particle Size Analyzer (PSA) ...................................................... 25
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terdiri atas beberapa tahap yakni preparasi
cangkang lobster, pembuatan kitosan menggunakan perlakuan perbedaan waktu
perendaman HCl terhadap nilai rendemen kitosan lobster yang dihasilkan,
pembuatan nanopartikel kitosan lobster, karakterisasi kitosan dan nanopartikel
kitosan lobster, pengambilan sampel bakteri Staphylococcus aureus dan
Staphylococcus epidermidis di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Indonesia,
penentuan konsentrasi nanopartikel kitosan lobster terbaik dalam menghambat
kedua bakteri melalui pengujian aktivitas antibakteri serta analisis data.
3
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014 hingga Mei 2015.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Diversifikasi dan Pengolahan Hasil
Perairan, Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan (Departemen Teknologi Hasil
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan), Laboratorium Pusat Antar
Universitas (PAU) Institut Pertanian Bogor, Laboratorium Analisis Bahan
(Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) dan
Laboratorium Nanoteknologi Pascapanen, Institut Pertanian Bogor.
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkang lobster
yang diperoleh dari TPI Muara Angke, Jakarta sebanyak 1 kg. Bahan yang
digunakan selama proses ekstraksi kitosan dari cangkang lobster adalah NaOH
3 N, HCl 1 N, NaOH 50%, Natrium hipoklorit (NaOCl) dan akuades. Bahan yang
digunakan selama proses pembuatan nanopartikel kitosan adalah asam asetat 1%,
tween 80, TPP 0,1%. Bahan yang digunakan selama proses pengujian aktivitas
antibakteri adalah media Nutrient Agar (Oxoid), media Nutrient Broth (Oxoid),
media Mueller Hinton Agar (Oxoid), obat kumur komersial A dan B serta bakteri
rongga mulut Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis yang
diisolasi dari rongga mulut, serta diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi
Universitas Indonesia.
Alat yang digunakan selama proses penelitian adalah timbangan (Fisher
Scietific A-160), kompor listrik, indikator pH universal, oven (Yamato), tanur.
FTIR (Fourier Transform InfraRed) jenis Bruker infrared spectrophotometer,
VASCO-Particle Size Analyzer (PSA), mikroskop SEM EVO 50 Carl Zeis.
mikropipet (Eppendorf), inkubator (Binder), autoklaf (Yamato SM 52) dan
Spektrofotometer UV-Vis (Epoch).
Prosedur Penelitian
Penelitian terdiri dari empat tahap. Tahap pertama adalah preparasi dan
karakteristik bahan baku cangkang lobster. Tahap kedua adalah ekstraksi dan
karakteristik kitosan lobster. Tahap ketiga adalah pembuatan dan karakteristik
nanopartikel kitosan lobster. Tahap keempat adalah perlakuan konsentrasi terbaik
nanopatikel kitosan lobster dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. Diagram alir penelitian
secara garis besar disajikan pada Gambar 1.
Pengecilan ukuran
(magnetic stirrer)
- Analisis ukuran
nanopartikel kitosan
(PSA) Nanopartikel kitosan
- Analisis morfologi
nanopartikel kitosan
(SEM)
Pengenceran nanopartikel kitosan
(750, 1500 dan 3000 ppm)
Nanopartikel kitosan
terbaik (3000 ppm)
proksimat dan analisis gugus fungsi. Prosedur pembuatan kitosan lobster disajikan
pada Gambar 2.
Netralisasi
Netralisasi
C
Kitin
Netralisasi
Netralisasi
- Analisis kadar air,
abu dan nitrogen
Kitosan - Analisis gugus
fungsi
- Analisis rendemen
Prosedur Analisis
Analisis Proksimat
Analisis proksimat merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk
mengetahui komposisi kimia suatu bahan yang meliputi, analisis kadar air, kadar
abu dan kadar protein yang mengacu pada SNI 01-2891-1992.
Analisis kadar air
Cawan porselen dikeringkan dahulu dalam oven pada suhu 105 °C selama
60 menit. Cawan porselen yang sudah kering dimasukkan dalam desikator selama
15 menit dan ditimbang hingga menunjukkan berat yang konstan. Sampel
sebanyak 2 g ditimbang dan dimasukkan ke cawan lalu dikeringkan dalam oven
pada suhu 105 °C selama 3 jam. Cawan beserta isinya kemudian didinginkan
dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang hingga diperoleh berat yang
konstan. Kadar air dihitung dengan rumus:
Keterangan:
A = berat cawan kosong (g)
B = berat cawan + sampel awal (g)
C = berat cawan + sampel kering (g)
Analisis Kadar Abu
Cawan porselen dikeringkan dahulu dalam oven pada suhu 105 °C selama
60 menit. Cawan porselen yang sudah kering dimasukkan dalam desikator selama
15 menit dan ditimbang hingga menunjukkan berat yang konstan. Sampel
sebanyak 3 g ditimbang dan dimasukkan ke cawan porselen lalu dibakar di atas
kompor listrik hingga tidak berasap, setelah itu dimasukkan ke dalam tanur
pengabuan dengan suhu 600 °C selama 6 jam. Cawan porselen yang berisi sampel
hasil pengabuan dimasukkan ke dalam desikator selama 30 menit kemudian
ditimbang hingga diperoleh berat yang konstan. Kadar abu dihitung dengan
rumus:
8
Keterangan :
A = berat cawan porselen kosong (g)
B = berat cawan dengan sampel (g)
C = berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan (g)
Analisis Kadar Protein
Pengukuran kadar protein dilakukan dengan metode semimikro kjeldahl.
Sampel ditimbang sebanyak 0,5 g, kemudian dimasukkan ke dalam labu kjeldahl
100 mL, lalu ditambahkan setengah butir kjeltab (tablet katalis) dan 25 mL H2SO4
pekat. Sampel didestruksi pada suhu 410 °C selama kurang lebih 1 jam sampai
larutan berwarna hijau jernih lalu didinginkan. Sampel dimasukkan ke dalam labu
takar 100 mL dan ditambahkan akuades sampai dengan tanda tera. Sampel larutan
tersebut dipipet 5 mL dan ditambahkan 10 mL NaOH 30% kemudian didestilasi
dengan suhu destilator 100 °C. Hasil destilasi ditampung dalam labu Erlenmeyer
250 mL yang berisi 10 mL asam borat (H3BO3) 2% dan indikator campuran dari
bromcherosol green 0,1% dan methyl red 0,1% dengan perbandingan 5:1.
Destilasi dilakukan sampai diperoleh larutan berwarna hijau kebiruan. Destilat
dititrasi dengan HCl 0,01 N sampai warna larutan berubah warna menjadi merah
muda. Volume titran dibaca dan dicatat. Penetapan blanko dilakukan seperti
tahapan sampel. Kadar protein dihitung dengan rumus:
Nitrogen (%) = (S–B) x N HCl x 14,007 x FP x W x 100%
Keterangan:
S = Volume titran sampel (mL)
B = Volume titran blanko (mL)
N HC = Normalitas HCl standar yang digunakan (mgrek/mL)
14,007 = Berat ekuivalen atom nitrogen (mg/mgrek)
FP = Faktor pengenceran
W = Bobot sampel kering (mg)
Kadar protein (%) = Nitrogen (%) x faktor konversi
Keterangan: Protein mengandung rata-rata 16% nitrogen
Analisis Rendemen
Rendemen kitosan diperoleh dari perbandingan berat kering kitosan yang
dihasilkan terhadap berat bahan baku cangkang lobster Rendemen kitosan
diperoleh dengan rumus:
Rendemen kitosan (%) = Berat kering kitosan (g) x 100%
Berat cangkang (g)
Analisis Data
Yij = μ + Ai + εij
Keterangan:
Yij = Hasil pengamatan krim ke-j dengan perlakuan ke-i
i = Perbedaan lama perendaman HCl (0, 24, 72 dan 120 jam)
j = Ulangan dari setiap perlakuan (tiga kali)
μ = Nilai tengah umum
Ai = Pengaruh perlakuan ke-i
εij = Pengaruh galat
Data yang diamati dianalisis secara statistik dengan analisis ragam
ANOVA. Apabila hasil analisis menunjukkan berpengaruh nyata, maka
dilanjutkan dengan uji Duncan’s dengan taraf kepercayaan 95%. Hipotesis yang
digunakan adalah sebagai berikut:
H0: Perbedaan lama perendaman HCl tidak berpengaruh nyata terhadap
rendemen kitosan yang dihasilkan.
H1: Perbedaan lama perendaman HCl berpengaruh nyata terhadap
rendemen kitosan yang dihasilkan.
proses yang lebih lama serta kondisi optimum proses yang akan dilakukan seperti
suhu proses dan kecepatan pengadukan. Proses pretreatment pada penelitian ini
dilakukan dengan cara merendam cangkang lobster pada larutan yang digunakan
sebelum proses demineralisasi dan deproteinasi.
Karakteristik Kitosan
(a) (b)
750 ppm K-
A A
K+
2500 ppm
B B
3000 ppm
(a) (b)
Kesimpulan
Kitosan lobster yang dihasilkan dari penelitian ini telah memenuhi standar
mutu kitosan sesuai SNI 7949:2013. Morfologi nanopartikel kitosan memiliki
18
bentuk partikel berupa bulatan, dengan ukuran 357,76 nm. Aktivitas antibakteri
nanopartikel kitosan terbaik diperoleh pada konsentrasi 3000 ppm dengan nilai
zona bening sebesar 5,75 mm pada Staphylococcus aureus dan 5,25 mm pada
bakteri Staphylococcus epidermidis. Konsentrasi terendah yang mampu
menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis
adalah 750 ppm.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BPPT. 2010. Pembuatan Partikel Nano Kitosan dengan Metode Gelasi Ionik
Menggunakan Magnetic Stirrer. Tangerang (ID): Balai Pengkaji dan
Penerapan Teknologi.
Burgess DJ. Duffy E, Etzler F, Hickey AJ, 2004. Particle size analysis: AAPS
workshop repost, cosponsored by the food and drug administration and the
united states pharmacopeia. The American Association of Pharmaceutical
Scientists Journal. 6(3): 1-12.
Chang R. 2005. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Jakarta (ID): Erlangga.
Chung JY, Choo JH, Lee MH, Hwang JK. 2006. Anticariogenic activity of
macelignan isolated from Myristica fragrans (nutmeg) against
Streptococcus mutans. Journal of Phytomedicine. 13: 261-266.
Coyle MB. 2005. Manual of Antimicrobial Susceptibility Testing. Seattle (US):
American Society for Microbiology 39-52.
Dewi FK. 2010. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah mengkudu
(Morinda citrfolia, Linnaeus) terhadap bakteri pembusuk daging segar
[skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret.
Didilescu AC, Skaug N, Marica C, Didilescu C. 2005. Respiratory pathogens in
dental plaque of hospitalized patients with chronic lung diseases. Clinical
Oral Investigation. 9(3): 141-7.
Du WL, Niu SS, Xu YL, Xu ZR, Fan CL. 2009. Antibacterial activity of chitosan
tripolyphosphate nanoparticles loaded with various metal ions.
Carbohydrate Polymers. 75: 385-389.
Feris F, Darmawan E, Mulyaningsih S. 2008. Karakteristik Spektra Infrared (IR)
Kulit Udang, Khitin, dan Khitosan yang Dipengaruhi oleh Proses
Demineralisasi, Deproteinisasi, Deasetilasi I, dan Deasetilasi II. Jurnal Riset
Terapan Kemenristek RI. Jurnal Ilmiah Farmasi. 4:11-22.
Goy RC, Douglas B, Odilio BGA. 2009. A review of the antimicrobial activity of
chitosan. Journal Polymer. 19: 1-7.
Heitz-Mayfield LJ, Lang NP. 2010. Comparative biology of chronic and
aggressive periodontitis vs. peri-implantitis. Periodontol 2000. 53: 167-181.
Hermanus DKN. 2012. Sintesis dan karakterisasi nanopartikel ekstrak kulit kayu
mahoni (Switenia macrophylla King.) sebagai bahan suplemen
antihiperkolestrolemia [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Janes KA, Alonso MJ. 2003. Depolimerized chitosan nanoparticles for protein
delivery. Preparation and characterization. Journal of Applied Polymer
Science. 88(12): 2769-2776.
Kamelia S. 2009. Pengaruh derajat deasetilasi nano kitosan untuk menyerap ion
Zn2+ dari limbah cair industri karet [tesis]. Medan (ID): Universitas
Sumatera Utara.
20
Khan TA, Peh KK, Chang HS. 2002. Reposting degree of deacetylation values of
chitosan: the influence of analytical methods. Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Science. 5(3): 205-2012.
Kouidhi B, Zmantar T, Hentati H, Bakhrouf A. 2010. Cell surface hydrophobicity,
biofilm formation, adhesives properties and molecular detection of adhesins
genes in Staphylococcus aureus associated to dental caries. Microbial
Pathogenesis. 49: 14-22.
McCullough MJ, Farah CS. 2008. The role of alcohol in oral carsinogenesis with
particular reference to alcohol-containing mouthwashes. Australian Dental
Journal. 53: 302-305.
Mohanraj UJ and Y chen. 2006. Nanoparticles-A Review. Tropical Journal of
Pharmaceutical Research. 5(1): 561-573.
No HK, Park NY, Lee SH, Meyers SP. 2002. Antibacterial activity of chitosan
and chitosan oligomers with different molecular weight. International
Journal of Food Microbiology. 74: 65-72.
Nurainy F, Rizal S, Yudiantoro. 2008. Pengaruh konsentrasi kitosan terhadap
aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar sumur. Jurnal Teknologi
Industri dan Hasil Pertanian. 13(2).
Passariello C, Puttini M, Iebba V, Pera P, Gigola P. 2012. Influence of oral
conditions on colonization by highly toxigenic Staphylococcus aureus
strains. Oral Diseases. 18: 402-409.
Qujeq D, Mossavi SE. 2004. Antibacterial activity of chitosan against
Escherichia coli. Babol Medical Science. 7: 1-12.
Rachmania D. 2011. Karakteristik nanokitosan cangkang udang vananmei
(Litopenaes vannamei) dengan metode gelasi ionik [skripsi]. Bogor (ID):
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Ramisz, Aleksandra B, Anna WP. 2005. Antibacterial and antifungal activity of
chitosan. International Society for Animal Hygiene. 2: 406-408.
Remmal A, Bouchikhi T, Rhayour K. 1993. Improved method for the
determination of antimicrobial activity of essential oils in agar medium.
Journal of Essential Oil Research. 5: 179–184.
Rini I. 2010. Recovery dan karakterisasi kalsium dari limbah demineralisasi kulit
udang jerbung (Penaeus merguiensis deMan) [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Rochima, E. 2005. Aplikasi kitin deatilase termostabil dari bacillus papandayan K
29-14 asal kawah kamojang jawa barat pada pembuatan kitosan. [tesis]
Bogor (ID): Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Saleh MR, Abdillah, Suerman E, Basmal J, Indriati N. 1994. Pengaruh suhu,
waktu dan konsentrasi pelarut pada ekstraksi kitosan dari limbah
pengolahan udang beku terhadap beberapa parameter mutu kitosan. Jurnal
Pasca Panen Perikanan. 81: 30-43.
21
LAMPIRAN
24
25
Jumlah Kuadrat
Source kuadrat Db tengah F Nilai p
Perendaman 46,553 3 15,518 93,107 0,000
Error 1,333 8 0,167
Total 1912,900 12
RIWAYAT HIDUP