Disusun Oleh :
Nama :
1. Ica Monika NPM. 061640411597
2. Leila Utarina NPM. 061640411599
3. Mitha Pratiwi NPM. 061640411600
4. Muhamad Azwar NPM. 061640411601
Kelas : 6 EGB
Dosen Pengampu : Ida Febriana, S.Si., M.T.
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat limpahan rahmat-Nya maka penulis dapat menyusun makalah
Optimasi Sistem Energi mengenai Modeling dan Optimasi Heat Recovery Steam
Generator.
Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Optimasi Sistem Energi. Adapun kendala-kendala yang dihadapi saat membuat
makalah ini baik itu secara materi maupun kendala lainnya, akan tetapi penulis
mengucap syukur dan berterima kasih karena penulis dapat melewati semuanya
itu sampai selesai dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu/Bapak dosen, teman-teman serta orang tua penulis
serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
dengan sabar memberikan bimbingannya serta dukungan hingga selesainya
makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa keberadaan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis
sangat diharapkan untuk kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.
Akhirnya, harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua, khususnya pengembangan ilmu pengetahuan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
2
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
3.1 Kesimpulan...................................................................................................29
3.2 Saran.............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................30
DAFTAR GAMBAR
3
Gambar 5. Profil distribusi temperatur pada Tekanan Ganda
Gambar 6. Evaporator: (a) tipe drum ; (b) tipe once-through
Gambar 7. Unfired HRSG
Gambar 8. Supplementary Fired HRSG
Gambar 9. HRSG Tipe Horizontal
Gambar 10. HRSG Tipe Vertikal
Gambar 11. (a) Siklus Rankine ; (b) Siklus Brayton
Gambar 12. Siklus Kombinasi
Gambar 13. Skema HRSG dengan Tipe Dual Pressure dan Supplementary Firing
Gambar 14. Perbandingan pemodelan dan nilai pengukuran suhu gas panas di
berbagai elemen perpindahan panas HRSG di Neka CCPP.
Gambar 15. Konvergensi fungsi objektif untuk berbagai jumlah generasi dalam
algoritma genetika.
Gambar 16. Variasi suhu pinch HP dan LP dengan biaya unit exergy untuk HRSG
dengan dan tanpa duct burner.
Gambar 17. Variasi nilai optimal tekanan drum dengan harga satuan exergy, untuk
HRSG (dengan dan tanpa pembakar saluran).
Gambar 18. Variasi efisiensi eksergi dengan harga satuan eksergi, untuk HRSG
(dengan dan tanpa pembakar saluran)
Gambar 19. Variasi tingkat kerusakan eksergi dengan harga satuan exergy, untuk
HRSG (dengan dan tanpa duct burner)
Gambar 20. Variasi tingkat konsumsi bahan bakar dengan harga satuan satuan untuk
HRSG dengan duct burner.
Gambar 21. Variasi suhu cubit HP dan LP optimal dengan laju entalpi gas inlet untuk
CE = 0,02 $ / kWh (dengan dan tanpa duct burner)
Gambar 22. Variasi tekanan drum HP dan LP optimal dengan tingkat entalpi gas
inlet untuk CE = 0,02 $ / kWh (dengan dan tanpa duct burner).
Gambar 23. Variasi efisiensi eksergi HRSG dan tingkat kerusakan eksergi dengan
tingkat entalpi gas inlet untuk CE = 0,02 $ / kWh (dengan duct burner).
Gambar 24. Variasi efisiensi eksergi HRSG dan tingkat kerusakan eksergi dengan
tingkat entalpi gas inlet untuk CE = 0,02 $ / kWh (tanpa duct burner).
Gambar 25. Variasi efisiensi eksergi HRSG dengan suhu pinch HP untuk HRSG
(dengan dan tanpa duct burner).
4
DAFTAR TABEL
5
Tabel 3. Efek biaya unit eksergi pada nilai parameter desain optimal untuk HRSG
dengan duct burner, untuk suhu gas masuk 773 K.
Tabel 4. Pengaruh suhu gas saluran masuk pada parameter desain optimal untuk CE =
0,02 $ / kWh (dengan duct burner).
BAB I
PENDAHULUAN
6
1.1 Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
8
2.1 Definis HRSG
HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang
memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air
dan mengubahnya menjadi uap, dan kemudian uap tersebut dipergunakan untuk
menggerakkan turbin uap. Pada umumnya HRSG tidak dilengkapi pembakar (burner) dan
tidak mengkonsumsi bahan bakar, sehingga tidak terjadi proses perpindahan/penyerapan
panas radiasi. Proses perpindahan/penyerapan yang terjadi hanyalah proses konveksi dan
konduksi dari gas buang turbin gas ke dalam air yang akan diproses menjadi uap melalui
elemen-elemen pemanas didalam ruang boiler HRSG.
9
yang tidak konstan dengan aliran bahan bakar tetap, sehingga suhu gas buang juga
berubah mengikuti perubahan turbin gas.
2.2.1 Economizer
Air yang sudah melewati pompa sehingga memliki tekanan yang tinggi
akan melewati economizer terlebih dahulu saat memasuki sistem HRSG. Didalam
Economizer, air akan menyerap panas yang berasal dari gas buang turbin gas.
Penyerapan panas yang didalam economizer dimaksudkan agar air mendekati titik
jenuhnya, sehingga dapat mengalami perubahan fase di komponen selanjutnya.
2.2.2 Evaporator
Setelah mendekati titik jenuhnya, air yang keluar dari economizer akan
siap memasuki komponen evaporator. Pada evaporator ini terjadi proses
perubahan fase dari air menjadi uap air. Pada umunya konstruksi evaporator ini
dilengkapi dengan drum, yang memiliki fungsi sebagai bejana yang memisahkan
antara air yang sudah berubah fase dengan yang belum. Air yang masih dalam
fase cair akan diputar kembali melalui rankaian pipa evaporator, sementara yang
telah menjadi uap air akan melewati drum untuk dipersiapkan memasuki
komponen selanjutnya.
2.2.3 Superheater
Pada Superheater atau biasa disebut pemanas lanjut, uap air yang sudah
melewati drum akan dipanaskan kembali agar mencapai temperatur yang lebih
tinggi. Hal ini dimaksudkan agar uap air yang akan melakukan kerja di turbin uap
tidak akan mengembun selama proses ekspansi karena temperatur yang masih
10
mendekati titik jenuh ketika melewati drum, sehingga diperlukan pemanas lanjut
di superheater untuk menaikkan temperatur menjauhi titik jenuhnya.
11
Gambar 3. Profil distribusi temperatur pada Tekanan Tunggal
b. Multi Pressure
Pada HRSG multi pressure, fluida kerja akan dialirkan melalui aliran yang
berbeda sesuai dengan tingkat tekanannya. Sehingga turbin uap yang dipakai akan
menyesuaikan terhadap tingkat tekanan yang dimiliki HRSG. Pada multi pressure,
bisa diaplikasikan menjadi 2 tingkat tekanan (High, and Low Pressure), atau 3
tingkat tekanan (High, Intermediate, and Low pressure). Dengan skema ini akan
didapatkan biaya instalasi yang tidak murah, namun skema ini dapat
menghasilkan efisiensi termal siklus kombinasi yang cukup tinggi.
12
Gambar 5. Profil distribusi temperatur pada Tekanan Ganda
13
Pada tipe ini, HRSG hanya memanfaatkan panas sepenuhnya dari gas buang
turbin gas. Sehingga tidak memerlukan bahan bakar tambahan untuk proses yang
terjadi didalam HRSG.
b. Supplementary Fired
Pada tipe ini, HRSG menggunakan sumber panas tambahan berupa burner
yang ditempatkan pada jalur masuk gas untuk meningkatkan temperatur gas.
Panas tambahan biasanya diperlukan apabila temperatur gas buang tigak cukup
tinggi untuk bisa menghasilkan uap air yang optimal pada HRSG atau ketika
temperatur lingkungan menjadi terlalu rendah sehingga berdampak pada turunnya
temperatur gas buang yang biasa terjadi negara empat musim.
14
Pada HRSG tipe horizontal, maka gas mengalir secara horizontal. Sehingga
membuat susunan tube menjadi vertikal, yang merupakan keuntungan pada
evaporator karena proses sirkulasi dapat terjadi secara alami dengan
memanfaatkan gravitasi.
b. Vertikal
Pada HRSG tipe certikal, maka gas mengalir secara vertikal, menjadikan
susunan tube menjadi horizontal, sehingga pada evaporator proses sirkulasi harus
dibantu dengan pompa. Namun untuk penggunaan tempat, tipe vertikal pada
umunya lebih kecil dibanding tipe horizontal.
15
2.4 Siklus Kombinasi (Combined Cycle)
Siklus kombinasi adalah siklus yang menggabungkan antara dua siklus
termodinamika yang paling umum ditemui aplikasinya pada pembangkit, yaitu
siklus Rankine dan siklus Brayton. Siklus Rankine menggunakan fluida kerja
berupa air, dan memiliki komponen utama berupa turbin uap, kondensor, pompa,
dan boiler. Skema dari siklus Rankine ditunjukkan seperti pada gambar 11(a).
Sedangkan siklus Brayton menggunakan fluida kerja berupa gas, dan memiliki
komponen utama berupa turbin gas, kompresor, dan alat penukar panas (heat
exchanger) yang diaplikasikan ke ruang bakar. Skema dari siklus Brayton
ditunjukkan seperti pada gambar 11(b).
Dimana Wc adalah daya kompresor, m adalah laju aliran massa udara, dan h
adalah enthalpi.
b. Ruang Bakar
17
Pada ruang bakar (combustor) akan terjadi proses pemasukan kalor terhadap
gas dalam sistem. Sehingga pada kondisi 3 gas akan memiliki temperatur dan
tekanan yang tinggi. Dengan asumsi yang ada, didapat kan persamaan:
Dimana Qin fuel adalah kalor yang diserap gas dalam ruang bakar yang
berasal dari pembakaracampuran bahan bakar dan udara dan mair + fuel adalah
laju aliran massa udara ditambah bahan bakar.
c. Turbin
Turbin yang digunakan pada siklus Brayton adalah turbin gas, karena fluida
kerja pada siklus ini adalah gas. Gas yang memiliki temperatur dan tekanan yang
tinggi akan diekspansi pada turbin gas, dan menghasilkan kerja. Sehingga pada
kondisi 4, tekanan gas akan menurun begitu pula dengan temperaturnya namun
tidak signifikan. Dengan asumsi yang ada, didapat kan persamaan:
Dimana Wt adalah daya turbin, dan mgas adalah laju aliran massa gas hasil
pembakaran.
18
Dimana Wt adalah daya turbin, ms adalah laju aliran massa steam (uap air), dan h
adalah enthalpi.
b. Kondensor
Pada kondensor terjadi perpindahan panas dari fluida kerja ke air pendingin
(cooling water) pada aliran yang terpisah. Fluida kerja akan mengalami
kondensasi dan temperatur air pendingin akan meningkat. Dengan asumsi yang
ada, didapat kan persamaan:
Dimana Qout adalah kalor yang dibuang dari fluida kerja ke air pendingin.
c. Pompa
Setelah mengalami kondensasi, maka fluida kerja menjadi air. Air pada titik 9
akan dipompa, sehingga akan mengalami proses kompresi yang mengakibatkan
tekanan air meningkat agar dipersiapkan masuk boiler. Dengan asumsi yang ada,
didapat kan persamaan:
Gambar 13. Skema HRSG dengan Tipe Dual Pressure dan Supplementary Firing
20
Persamaan keseimbangan energi untuk berbagai bagian sistem (lihat gambar 13) adalah
sebagai berikut:
Superheater tekanan tinggi
Evaporator Deaerator
Preheater kondensat
21
Pernyataan untuk kunci dari aliran eksergi yang berhubungan dengan
HRSG yang dijelaskan dibawah ini :
a. Gas eksergi panas masuk
Disini, pada persamaan terakhir dapat diabaikan karena besar dari tekanan
aliran gas Pg yang mirip dengan tekanan atmosfer Po.
b. Eksergi Steam
Pada penjelasan diatas, kapasitas panas spesifik dapat dihitung sebagai berikut:
2.5.2 Optimisasi
Pada penukar panas ini, total biaya tahunan per unit uap diproduksi
eksergi (Cr / Exs) dipilih sebagai fungsi objektif. Total biaya tahunan dari plant
dapat dihitung sebagai berikut:
23
Pernyataan pertama (aCc) mewakili modal atau harga investasi, dimana a
adalah faktor perbaikan tahunan. Parameter ekonomik ini bergantung dengan
bunga i dan alat seumur hidup k, dimana dapat dinyatakan dalam bentuk (i
(1+i)^k / ((1+i)^k-1). Pernyataan kedua Cop adalah harga operasi, dimana dapat
digunakan dalam kasus menjalankan saluran pembakar dimana terdapat konsumsi
bahan bakar didalam HRSG. Pernyataan ketiga (C EItop) sama dengan biaya
penghancuran eksergi. Disini, CE adalah harga unit eksergi ($ / kJ),I, adalah nilai
penghancur eksergi (kJ/s),dan top adalah waktu bekerja tahunan dari sistem. Jadi,
fungsi objektif mengandung variabel keputusan untuk setiap nilai optimum adalah
sistem optimum parameter desain. Nilai ini meminimalisir biaya total per unit dari
uap eksergi yang dihasilkan,yaitu, fungsi objektif.
a. Variabel Keputusan
Variabel keputusan pada permasalahan ini adalah level tekanan dari drum Hp
dan LP, perbedaan titik acuan parameter HP dan LP, tekanan tinggi dan tekanan
rendah sisi rasio laju alir massa. Rentang variasi untuk parameter desain ini
didata pada tabel 4.13. untuk menghindari condensasi uap air dan korosi ,
temperatur gas keluar diasumsikan lebih tinggi dari 1200C.
24
Tabel 3. Efek biaya unit eksergi pada nilai parameter desain optimal untuk HRSG
dengan duct burner, untuk suhu gas masuk 773 K.
diambil menjadi Cf = 0,003 $ / MJ. Jumlah jam kerja tahunan untuk HRSG adalah 7000
jam. Dengan mempertimbangkan nilai suku bunga i dan k masing-masing menjadi 12%
dan 20 tahun, nilai untuk faktor pemulihan tahunan a adalah 13,39%. Harga satuan
exergy CE adalah $ 0,03 / kWh, yang merupakan harga jual rata-rata listrik di Iran.
Gambar 14. Perbandingan pemodelan dan nilai pengukuran suhu gas panas di berbagai
elemen perpindahan panas HRSG di Neka CCPP.
26
Gambar 15. Konvergensi fungsi objektif untuk berbagai jumlah generasi dalam algoritma
genetika.
27
Gambar 16. Variasi suhu pinch HP dan LP dengan biaya unit exergy untuk HRSG dengan
dan tanpa duct burner.
Gambar 17. Variasi nilai optimal tekanan drum dengan harga satuan exergy, untuk HRSG
(dengan dan tanpa pembakar saluran).
29
Gambar 18. Variasi efisiensi eksergi dengan harga satuan eksergi, untuk HRSG (dengan
dan tanpa pembakar saluran)
Gambar 19. Variasi tingkat kerusakan eksergi dengan harga satuan exergy, untuk HRSG
(dengan dan tanpa duct burner)
30
Gambar 20. Variasi tingkat konsumsi bahan bakar dengan harga satuan satuan untuk
HRSG dengan duct burner.
Hasil berbagai entalpi gas inlet panas juga disajikan pada Tabel 4. Variasi
perbedaan suhu optimal HP dan LP dengan entalpi gas inlet juga ditunjukkan
pada Gambar 21 untuk HRSG dengan dan tanpa duct burner. Entalpi gas inlet
yang lebih tinggi mengarah ke area permukaan perpindahan panas yang lebih
tinggi dan biaya modal yang lebih tinggi. Itu mengharuskan memilih LP dan HP
yang lebih tinggi untuk mengurangi luas permukaan perpindahan panas yang
diperlukan dan untuk mengurangi biaya modal yang sesuai. Seperti ditunjukkan
pada Gambar 21, perbedaan suhu HP dan LP dapat meningkat dengan kenaikan
entalpi gas panas inlet. Kenaikan entalpi menyebabkan area permukaan
perpindahan panas dan biaya modalnya meningkat untuk memulihkan entalpi gas
panas. Oleh karena itu nilai desain optimal untuk perbedaan kenaikan suhu yaitu
dengan mengurangi area permukaan perpindahan panas.
31
Tabel 4. Pengaruh suhu gas saluran masuk pada parameter desain optimal untuk CE =
0,02 $ / kWh (dengan duct burner).
Gambar 21. Variasi suhu cubit HP dan LP optimal dengan laju entalpi gas inlet untuk CE
= 0,02 $ / kWh (dengan dan tanpa duct burner)
32
eksergi meningkat secara nyata (sementara laju kerusakan eksergi menurun dalam
kisaran ini). Variasi dalam efisiensi eksergi HRSG terjadi karena suhu pinch
bervariasi yang ditunjukkan pada Gambar 25. di sini, efisiensi eksergi HRSG
diamati menurun dengan meningkatnya perbedaan suhu pinch karena diakibatkan
nilai perbedaan yang lebih tinggi antara suhu gas dan air memungkinkan
pemulihan energi lebih sedikit dari gas panas.
Gambar 22. Variasi tekanan drum HP dan LP optimal dengan tingkat entalpi gas inlet
untuk CE = 0,02 $ / kWh (dengan dan tanpa duct burner).
Gambar 23. Variasi efisiensi eksergi HRSG dan tingkat kerusakan eksergi dengan
tingkat entalpi gas inlet untuk CE = 0,02 $ / kWh (dengan duct burner).
33
2.5.6 Hasil Analisis Sensitivitas
Untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut tentang analisis ini, analisis sensitivitas
yang komprehensif dilakukan. Tabel 4 menunjukkan hasil analisis sensitivitas, dalam hal
variasi parameter desain sistem yang dipilih ketika harga bahan bakar dan biaya investasi
bervariasi. Nilai variasi tertinggi untuk parameter desain terjadi untuk tekanan drum HP
dan perbedaan suhu pinch HP. Ini memberikan informasi ke para pembuat keputusan
yang berguna untuk memandu pemilihan parameter desain ketika harga bahan bakar
berubah.
Gambar 24. Variasi efisiensi eksergi HRSG dan tingkat kerusakan eksergi dengan tingkat
entalpi gas inlet untuk CE = 0,02 $ / kWh (tanpa duct burner).
34
Gambar 25. Variasi efisiensi eksergi HRSG dengan suhu pinch HP untuk HRSG (dengan
dan tanpa duct burner).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang
memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk
memanaskan air dan mengubahnya menjadi uap, dan kemudian uap tersebut
dipergunakan untuk menggerakkan turbin uap.
2. Desain HRSG secara signifikan mempengaruhi efisiensi siklus keseluruhan
dan output daya, dan dengan demikian layak dioptimalkan. Desain yang
optimal menyediakan sistem yang efektif biaya dengan total biaya minimum.
Di sini, simulasi dan desain optimal HRSG dengan dan tanpa pembakar
saluran dilakukan.
3. Eksergi masuk ke HRSG adalah eksergi yang sesuai dengan pengeluaran
turbin gas. Eksergi dari aliran air masuk yang di asumsikan pada temperatur
(dead state) adalah nol. Eksergi keluar dri HRSG dapat berupa dalam 2
bentuk: uap yang dihasilkan dari evaporator dimana uap tersebut dikirim ke
superheater, dan Flue gas yang keluar melalui cerobong.
4. Untuk mengurangi nilai numerik dari fungsi tujuan, efisiensi eksergi perlu
ditingkatkan untuk memberikan tingkat kerusakan eksergi yang lebih rendah İ
serta biaya operasional yang lebih rendah. Tetapi perhatikan juga bahwa biaya
modal meningkat ketika perbedaan suhu pinch menurun.
3.2 Saran
Optimasi Sistem Energi pada Unit Heat Recovery Steam Generator (HRSG) perlu
dilakukan. Optimasi ini memberikan efisisensi siklus kombinasi untuk menghasilkan
keluaran yang maksimal dengan biaya yang relatif kecil. Jika optimasi ini dilakukan
35
dengan baik dan sesuai prosedur yang telah ditetapkan maka suatu industry akan
mendapatkan penghematan energi serta keuntungan yang lebih.
36
DAFTAR PUSTAKA
Dincer, I., Rosen, M. A., & Ahmadi, P. (2017). Optimization of Energy Systems.
Dalam I. Dincer, M. A. Rosen, & P. Ahmadi, Optimization of Energy Systems
(hal. 115-129). Canada: John Wiley & Sons Ltd.