PENDAHULUAN
Salah satu yang menjadi pembahasan dalam retorika adalah pidato. Hampir pada setiap
acara kita akan menemui yang namanya pidato, baik pidato pembukaan, pidato sambutan,
pidato peresmian, dan sebagainya. Pidato menjadi hal penting yang harus disampaikan
dalam acara-acara resmi.
Karena pidato adalah hubungan yang melibatkan orang banyak, maka dalam
penyampaian pidato kita harus mempersiapkan diri semaksimal mungkin. Dan untuk
berpidato dibutuhkan kemampuan berbicara, beretorika. Terlebih dahulu kita harus
mengetahui teknik-teknik berpidato, agar pidato yang nantinya disampaikan sesuai
dengan situasi dan kondisi.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah:
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian pidato, dan hal-
hal yang berkaitan dengan pidato seperti jenis pidato dan cara menyusun pidato.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pidato
B. Fungsi Pidato
C. Jenis-jenis Pidato
1. Pidato sambutan
Pidato sambutan adalah pidato yang dibawakan pada suatu acara, pidato ini biasanya
disampaikan oleh orang-orang penting atau orang-orang yang disegani. Pidato sambutan
bisa dilakukan oleh beberapa orang dalam waktu terbatas.
2. Pidato pembukaan
Pidato pembukaan adalah pidato singkat yang biasanya dibawakan oleh pembawa acara,
pidato ini hanya berisi sedikit kata-kata dari pembawa acara.
3. Pidato pengarahan
Pidato pengarahan adalah pidato yang disampaikan oleh seseorang sebagai bentuk
pengarahan dari suatu acara.
4. Pidato peresmian
Pidato peresmian berfungsi sebagai pemberi informasi atas peresmian sesuatu. Orang
yang menyampaikan pidato ini adalah orang-orang yang berpengaruh.
a. Kelebihan
2. Pidato naskah
a. Kelebihan
b. Kekurangan
Orang yang berpidato lebih akan terpaku kepada teks yang dibacanya,
dan terkesan mengabaikan pendengar.
Intonasi, jeda, dan pelafalan sering terabaikan
3. Pidato menghapal
a. Kelebihan
Jika kita lupa pada suatu kalimat, maka kekacauan akan bisa terjadi. Karena satu kalimat
dengan kalimat lainnya saling berhubungan. Maka ketika kita menghapal, jika ada kata-
kata yang kita lupa maka kemungkinan kalimat pidato kita bisa berantakan.
Dalam menyampaikan pidato kita akan terlihat kaku, karena kesan menghapal itu akan
terbaca dari wajah kita.
4. Pidato ekstemporan
Pidato ekstemporan adalah pidato yang sudah disiapkan catatan-catatan penting dari apa
yang akan disampaikan nanti ketika berbicara. Pembicara bebas untuk memilih kata-kata
yang akan disampaikan. Catatan-catatan penting yang sudah disiapkan itu berfungsi untuk
mengingatkan pembicara pada urutan ide pembicaraan yang akan disampaikan.
a. Kelebihan
b. kekurangan
adanya kemungkinan akan menyimpang dari garis-garis besar yang sudah dibuat.
Susunan pidato berisi salam sebagai pembuka pidato, kata pengantar yang bersangkutan
dengan tema yang akan disampaikan, kemudian isi yang berisi tujuan, sasaran, rencana,
langkah untuk bertindak dan lain sebagainya. Kemudian yang terakhir penutup, berisi
kesimpulan, pesan dan salam penutup dari si pembicara.
F. Langkah penyusunan pidato
Sebelum berpidato hal yang harus kita persiapkan yaitu topik. Hal apa yang akan kita
sampaikan nanti, serta tingkah laku apa yang diharapkan dari khalayak. Serta bagaimana
cara mengembangkan topik bahasan. Ada tiga hal yang menjadi langkah penyusunan
pidato yaitu memilih topik dan tujuan pidato serta mengembangkan topik bahasan.
Hal pertama yang harus kita perhatikan sebelum berpidato adalah menentukan topik yang
akan disampaikan, maka ada syarat-syarat yang harus kita ketahui.
Pembicara hendaklah berbicara atau berpidato sesuai dengan apa yang ia ketahui. Karena
akan menjadi sebuah masalah jika pembicara berbicara mengenai persoalan yang
sebenarnya tidak ia ketahui dan mengerti. Dalam berpidato setiap ucapan yang diucapkan
harus bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Agar apa yang kita sampaikan dapat menarik minat pendengar, maka topik dan cara
penyamapaian pidato kita juga harus baik. Kekhasan penyampaian akan menjadi salah
satu daya tarik bagi pendengar. Jika apa yang kita sampaikan tidak menarik bagi
pendengar maka pesan yang semula ingin disampaikan tidak bisa diterima dengan baik.
Topik tidak hanya harus sesuai dengan pengetahuan pembicara, tatapi juga harus sesuai
dengan pengetahuan pendengar. Kita berbicara harus dengan konteks dan melihat situasi
kondisi. Sebagai contoh kita berbicara kepada buruh tani, tatapi yang kita bahas adalah
mengenai politik, maka pesan yang semula ingin disampaikan tidak akan dapat dicerna
oleh pendengar. Karena konteks nya berbeda. Ketika berpidato di depan buruh tani pidato
yang sesuai adalah tentang cara bercocok tanam yang baik, dan sebagainya.
Boleh jadi kita mengetahui sesuatu dengan sangat mendalam. Tetapi nanti yang
disampaikan dalam pidato tidaklah seluruhnya. Karena topik yang baik tidak boleh terlalu
luas. Misal kita akan membahas topik yang berhubungan dengan agama. Orang tahu
bahwa agama itu luas sekali, baik tentang kesopanan, tentang akidah dan lain sebagainya.
Agar topik yang kita sampaikan dapat lebih jelas dan terperinci maka ambillah misalnya
topik tentang hikmah berpuasa.
Pendengar tidak akan percaya begitu saja jika kita berbicara tanpa ada dalil yang pasti.
Misalnya materi hikmah berpuasa, maka sebagai bahan penunjang kita bisa
menambahkan sumber-sumber seperti kitab, buku-buku agama, hadis- hadis, dan lain
sebagainya.
Tujuan pidato dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus
1. Memberi informasi
Secara umum tujuan dari pidato adalah untuk menyampaikan informasi kepada khalayak
mengenai suatu hal. Informasi dalam pidato ini biasanya bersifat fakta dan bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
2. Mempengaruhi (mempersuasi )
3. Menghibur (rekreatif)
Pidato dapat menghibur, jika dalam penyampaiannya pembicara bisa mempengaruhi
pendengar. Alangkah lebih baik dalam penyampaian pidato pembicara menyelipkan
humor- humor ringan. Misalnya berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari.
Sifat khusus berhubungan dengan kepahaman pendengar terhadap apa yang diucapkan
oleh pembicara. Sebagai contoh pembicara mengambil topik tentang hikmah berpuasa,
tujuan umumnya adalah memberikan informasi. Dan tujuan khususnya adalah agar
pendengar dapat mengetahui dan memahami bahwa puasa mendatangkan manfaat
kesehatan, membantu memperbaiki metabolisme pencernaan.
Setelah kita menentukan topik apa yang akan disampaikan, maka selanjutnya yang harus
dilakukan adalah merumuskan judul, untuk menentukan judul ada beberapa hal yang
harus kita perhatikan.
a. Relevan
Relevan artinya, judul yang kita buat harus sesuai dengan tema tang telah kita tentukan
pada pemilihan topik. Jika tema atau topiknya membahas agama, maka judul pun harus
ada kaitannya dengan agama.
b. Propokatif
Sebisa mungkin dalam penentuan judul kita membuat sesuatu yang bisa menimbulkan
rasa penasaran dan keingintahuan pendengar. Sehingga antusias pendengar dalam
mendengarkan pidato itu tinggi.
c. Singkat
Judul yang kita rancang haruslah singkat, padat. Berikan saja inti dari apa yang akan kita
bicarakan. Sebagai contoh beberapa judul pidato, Nikmat Iman, Misteri di Sepertiga
Malam terakhir, dan lain-lain.
1. Penjelasan
Penjelasan berisi uraian dari topik atau permasalahan yang dibahas. Secara umum
penjelasan ini akan berisis pengertian atau definisi.
Contoh :
“Perlu kita tahu bahwa 14 abat yang lalu terjadi sejarah yang sangat besar bagi umat
manusia. Bahkan tidak sedikit yang masih mengabaikan kejadian ini. Apabila kita masih
mengaku beriman dan percaya kepada Nabi dan Rosul, kita wajib juga untuk percaya
terhadapat peristiwa ini. Isra Mi’raj, yakni perjalanan Nabi Agung Muhammad SAW
bersama dengan malaikat Jibril menuju ke langit dan menerima perintah shalat lima
waktu.”
2. Analogi
Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk melihat perbedaan dan
kesamaannya.
Contoh:
“Sifat manusia diibaratkan seperti padi yang terhampar luas di persawahan. Padi yang
bagus dan berisi akan semakin merunduk. Begitu pula dengan manusia ketika meraih
kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, mereka akan menjadi semakin rendah hati dan
dermawan. Apabila manusia itu sombong dan arogan mereka akan menjadi seperti padi
kosong yang selalu berdiri tegak. Namun, jika terkena angin yang cukup kuat padi
tersebut akan patah. Seperti manusia yang sombong dan arogan akan hancur jika terkena
cobaan dalam hidupnya. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang berilmu apabila
diberi kepandaian dan kelebihan, hendaklah bersikap seperti padi yang semakin berisi
semakin merunduk.”
G. Sistematika Berpidato
4. Menyampaikan kesimpulan dari isi pidato supaya mudah diingat oleh pendengar.
5. Menyampaikan harapan yang berisi anjuran atau ajakan kepada pendengar unt
melaksanakan isi pidato.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pidato adalah salah bentuk kemampuan brbicara yang disusun secara sistematis guna
menyampaikan informassi kepada khalayak, baik dengan naskah maupun tanpa naskah.
Tergantung pada teknik yang digunakan. Adapun fungsi dari pidato adalah sebagai
sebagai penyampai pesan dan informasi keapada pendengar, selain itu pidato juga
berfungsi sebagai didikan dan hiburan atau rekreasi.
Dalam cara penyampaian pidato ada beberapa metode yang digunakan yaitu metode
impromtu, metode naskah, metode menghapal, dan metode ekstemporan. Masing-masing
metode digunakan sesuai dengan konteks dan situasi serta kondisi tertentu.
Sebelum menyampaikan pidato, terlebih dahulu kita juga harus mempersiapkan topik
yang akan kita berikan nanti ketika berpidato. Setelah menentukan topik, selanjutnya
adalah penentuan judul. Judul harus sesuai dengan topik. Dan yang terakhir adalah
mengembangkan pokok bahasan. Setelah itu barulah kita bisa berpidato dengan
sitematika berupa salam pembuka, pendahuluan, isi pidato, kesimpulan, dan salam
penutup.
3.2. Saran
Pidato menjadi hal yang lumrah dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari pidato di
sekolah, pidato di perguruan tinggi, bahkan pidato di pemerintahan pusat. Ilmu pidato
menjadi sangat berguna untuk kemampuan berkominukasi kita. Untuk itu setelah
membaca makalah ini, kami harapkan agar pembaca dan mahasiswa khususnya dapat
berpidato dengan baik sesuai dengan sistematika yang ada dalam pidato tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Rosdakarya.
http://www.satubahasa.com/2014/09/koleksi-teori-dan-contoh-teks-pidato.html. Diakses
pada tanggal 8April 2017