Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu tujuan akhir dari kuliah bukan hanya untuk mendapatkan
gelar, Tujuan kegiatan kuliah yang sebenarnya adalah untuk mendapatkan
keterampilan yang sangat berguna. Keterampilan ini nantinya bisa digunakan di
tempat mahasiswa bekerja setelah lulus. Tanpa adanya keterampilan yang di
dapatkan, maka bisa dikatakan jika kegiatan kuliah yang dilalui bisa sia-sia.
Untuk mendapatkan teori-teori penting, mahasiswa bisa mendapatkannya
di dalam kelas dan juga perpustakaan. Namun keterampilan tidak bisa hanya
didapatkan di kelas dan perpustakaan. Keterampilan harus didapatkan dari
lapangan langsung. Ini artinya, mahasiswa yang harus mendapatkan keterampilan
yang sesungguhnya harus terjun langsung ke lapangan. Dengan terjun langsung
ke lapangan kerja yang harusnya dirasakan Salah satu cara yang bagus untuk
mendapatkan keterampilan kerja yang mumpuni adalah dengan pelaksanaan
magang. Magang atau lebih dikenal dengan PKL (Praktik Kerja Lapangan) akan
memberikan pengalaman yang sangat berguna bagi mahasiswa. Mahasiswa bisa
belajar langsung di lapangan pekerjaan yang nantinya akan menjadi pekerjaan
mahasiswa setelah lulus. Apalagi bagi mahasiswa jurusan teknik sipil, kegiatan
magang ini sangat penting sekali.
Melalui kegiatan magang, mahasiswa akan mampu memiliki kemampuan
dan kecakapan dalam menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Dunia kerja
dengan kondisi di dalam kelas tentu sangat berbeda sekali. Di dalam kelas,
mahasiswa belum merasakan tekanan kerja yang sebenarnya. Ketika berada di
lapangan, mahasiswa akan mengetahui secara langsung tekanan kerja yang akan
mereka dapatkan.Dengan merasakan tekanan kerja yang sebenarnya, mahasiswa
diharapkan tidak akan kaget lagi ketika nantinya harus turun langsung untuk
kerja. Mahasiswa akan siap sepenuhnya untuk dilepas bekerja di sektor
bidangnya masing-masing. Sehingga mahasiswa tidak hanya akan kaya teori
namun juga memiliki pengalaman untuk bekerja di tempat yang seharusnya.
Kegiatan magang adalah kegiatan yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa.
Dengan adanya pembangunan Jembatan yang Sedang dikerjakan
merupakan peluang bagi kami Mahasiswa Universitas Haluoleo (UHO) untuk
melakukan pengamatan dengan kata lain Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang di
programkan oleh jurusan kami, program ini merupakan salah satu pembelajaran
bagi mahasiswa UHO sendiri, khususnya Program Studi D-III Teknik sipil,
penepatan mahasiswa pada suatu proyek kontruksi tersebut dimaksudkan untuk
meningkatkan wawasan berpikir dan pengetahuan praktis lapangan yang lebih
luas.
Praktek kerja lapangan yang biasa disebut dengan PKL ini adalah salah
satu bentuk emplementasi secara sistematis dan sinkronis antara program
pendidikan di Kampus dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh
melalui kegiatan kerja secara lansung di dunia kerja untuk mencapai tingkat
keahlian tertentu. Pada praktek kerja lapangan (PKL) kami sebagai mahasiswa
teknik sipil di tuntut memahami dan mengetahui proses pelaksanaan pengerjaan
yang sesungguhnya sebagai pengaplikasian ilmu yang kami peroleh ketika berada
kampus, sehingga ilmu yang kami dapatkan dapat berguna setelah lulusnya kami
dari Universitas Haluoleo.

1.2 Tujuan Dan Manfaat


1.2.1 Tujuan Kegiatan Magang
Adapun tujuan dari pelaksanaan magang adalah sebagai berikut :
1. Menerapkan Ilmu ataupun teori yang didapatkan di kampus ke dalam
kegiatan praktek.
2. Mengetahui bagaimana berkerja secara efektif dalam lingkungan
kerja yang sesungguhnya
3. Untuk Memenuhi Persayaratan kelulusan pada program studi D-III
Teknik Sipil.
1.2.2 Manfaat Kegiatan Magang
Adapun manfaat dari pelaksanaan magang adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengalaman dan pengetahuan terhadap penerapan teori-
teori yang selama ini dipelajari ke dalam praktek kerja nyata.
2. Memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa.
3. Memberikan gambaran kepada mahasiswa akan profesi yang akan
digeluti pada saat mendatang.
1.3 Waktu dan Tempat
1.3.1 Waktu Kegiatan Magang
Waktu pelaksanaan praktek magang ini dilaksanakan selama 45 Hari
yaitu terhitung pada tanggal 9 Mei 2019 dan berakhir pada 24 Juni 2019
1.3.2 Tempat Kegiatan Magang
Kegiatan Praktek Magang ini dilaksanakan Pada Lokasi proyek pada
Pekerjaan Pembangunan Jembatan Desa Anese – Kapuwila Kecamatan
Andolo Barat, Kabupaten Konawe Selatan, Lokasi Proyek Tersebut
Dapat Dilihat Pada Gambar 1.1 seperti berikut :

Sumber : www.Googlemap.com
Gambar 1.1 :
Lokasi Praktek Kerja Lapangan, Anese Kecamatan Andolo Barat
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini tentang Pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan dan
sistematika penulisan. Pada latar belakang diungkap alasan tentang betapa
pentingnya kegiatan magang. Selanjutnya dikemukakan tujuan dan manfaat dari
praktik magang tersebut
BAB II TINJAUAN UMUM
Pada Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan dan proyek yang
dilaksanakan, serta menjelaskan tentang pekerjaan pekerjaan yang sedang ditinjau
BAB III LINGKUP PEKERJAAN
Pada Bab ini menjelaskan tentang ruang lingkup pekerjaan, serta bagian bagian
pekerjaan yang sedang dilaksnakan pada proyek pekerjaan jembatan
BAB IV ANALISA DATA
Pada Bab ini berisi tentang Perhitungan data-data Proyek Pekerjaan yang telah
didapatkan pada Lokasi proyek
BAB V PENUTUP
Pada Bab ini berisi tentang kesimpulan, serta saran dan dokumentasi apa saja
yang telah didapatkan pada lokasi Proyek pembangunan Jembatan, disertai
dengan Daftar Pustaka.
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1 Gambaran Umum Proyek


Adapun gambaran umum proyek Pembangunan Jembatan Sungai Roraya
Ruas Anese-Kapuwila di Kecamatan Andoolo Barat, Kabupaten Konawe
Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut:
2.1.1 Data Umum Proyek
 Nama Proyek : Pembangunan Jembatan Sungai Roraya
Ruas Anese-Kapuwila
 Lokasi : Andoolo Barat, Kabupaten Konawe Selatan
 Nomor Kontrak : 600/01/kontrak/BM-PUTR/IX/2017
 Tanggal Kontrak : Andoolo 31 juli 2018
 Waktu : 1,110 Hari Kalender
 Nilai Kontrak : Rp. 19.806.700.000
 Sumber Dana : APBD
 Tahun Anggaran : 2017 s/d 2020
 Mulai Tanggal : 14 September 2017
 Selesai Tanggal : 1 Maret 2020
 Kontraktor : Pt. Tripolar Utama Sultra
 Konsultan : Cv.Rayan Teknik Konsultan
Pihak penyedia jasa dengan menempatkan mahasiswa yang
melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada pelaksanaan
pekerjaan dinding penahan tanah Type Cantilever, sehingga pembahasan
selanjutnya akan diarahkan hanya pada pekerjaan tersebut.

2.1.2 Data Teknis Proyek


Adapun data teknis pada Pekerjaan Pembangunan Jembatan
Sungai Roraya Ruas Anise-Kapuwila yang dilakukan di kecamatan
Andoolo Barat Konawe Selatan adalah sebagai berikut :
 Panjang Jembatan : 60 meter
 Lebar Jembatan : 10 meter
 Tinggi Jembaatan :11.25 meter
 Panjang Tiang Pancang :1.2 meter
 Tinggi abutmen :10.30 meter
2.2 Lokasi Proyek
Lokasi proyek pada Pekerjaan Pembangunan Jembatan Sungai Roraya
Ruas Anise-Kapuwila, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2
berikut :

Gambar 2.2 Site Plan Lokasi Proyek

2.3 Manajemen Proyek


Manajemen proyek yaitu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan
keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas
untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang
optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja. Dalam
manajemen proyek, perlunya pengelolaan yang baik dan terarah karena suatu
proyek memiliki keterbatasan sehingga tujuan akhir dari suatu proyek bisa
tercapai (Alfian, October 2, 2013).
Manajemen proyek erat kaitannya dengan pengelolaan atau pengendalian
proyek dengan sebaik mungkin untuk mencapai hasil yang telah ditargetkan.
Menurut Hidayat (2011) Beberapa hal yang dapat ditinjau dalam
pengendalian proyek adalah :

2.3.1 Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu dilakukan terhadap bahan atau material
struktur, peralatan kerja, pelaksanaan pekerjaan dan hasil pekerjaan
dengan cara melakukan pengawasan dan pengukuran langsung di
lapangan, perhitungan sebagai fungsi kontrol serta melakukan
pengujian bahan baik di laboratorium maupun di lapangan.
2.3.2 Pengendalian Tenaga Kerja
Penempatan tenaga kerja harus sesuai dengan jumlah dan
kemampuannya yang dapat menunjang tercapainya efisiensi suatu
pekerjaan agar target pekerjaan dapat terpenuhi.
Pada pekerjaan pembangunan jembatan, seluruh pengadaan tenaga
kerja diserahkan pada penyedia jasa yaitu PT.TRIPOLAR UTAMA
SULTRA. Dengan mempekerjakan orang-orang yang pernah bekerja
pada proyek sebelumnya dan dengan menjalin mitra baru di lokasi
sekitar proyek dengan para pekerja yang sudah memiliki pengalaman
dan keahlian.
2.3.3 Pengendalian Waktu
Pengendalian Waktu berdasarkan time schedule pekerjaan. Dengan
memperhatikan pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu sesai
dengan tahap pekrjaan yang dapat dikerjakan bersamaan dan kapan
harus dimulai. Sehingga dapat disesuaikan sebelum waktu pelaksanaan
pekerjaan berakhir.
2.3.4 Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya adalah suatu usaha sistematik untuk
menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan,
merancang system informasi, membandingkan pelaksanaan dengan
standar dan tindakan yang diperlukan agar sumber daya yang digunakan
secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.
Pengendalian biaya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya
yang telah dikeluarkan, baik dalam hal pembelian material maupun
pembayaran gaji pekerja. Besarnya biaya yang telah dikeluarkan akan
dibandingkan dengan pekerjaan yang telah dicapai sebagai kontrol dan
evaluasi pengendalian biaya.
2.3.5 Pengendalian Teknis
pengendalian teknis merupakan hal-hal yang bersifat fisik, yang
berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan. Pengendalian
Teknis dilakukan dengan cara mengetahui perkembangan dan
permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi
proyek. Laporan tersebut dibuat dalam bentuk laporan harian,
mingguan dan bulanan.
2.3.6 Pengendalian K3
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat,
bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan
atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja
Menerapkan K3 dalam proses pelaksanaan pekerjaan sebagai salah
satu cara pengendalian K3. Hal tersebut dilakukan agar tenaga kerja
secara aman melakukan pekerjaannya, sehingga meningkatkan
produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan.
2.4 Organisasi Penyelenggara Proyek
Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan segala
ketentuan yang ditetapkan dan tepat pada waktunya, maka dibentuklah badan-
badan hukum dan susunan struktur organisasi Pekerjaan Pembangunan
jembatan, paket Pekerjaan Pembangunan Jembatan Sungai Roraya Ruas
Anese-Kapuwila, Kecamatan Andoolo Barat, Kabupaten Konawe Selatan,
Sulawesi Tenggara. dimana unsur-unsur yang terlibat langsung dalam
menangani kegiatan tersebut adalah :

 Pemilik Proyek (owner);


 Konsultan perencana (consultant/designer);
 Konsultan pengawas (direksi/supervisor);
 Pelaksana (contractor).
Semua unsur organisasi tersebut memiliki fungsi dan tanggung jawab
yang berbeda-beda. Dalam pelaksanaannya diharapkan saling terkait satu
sama lainnya, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan akan memperoleh
hasil yang sebaik-baiknya.

2.4.1 Pemilik Proyek/Owner


Pemilik proyek (Owner) adalah pihak yang memiliki gagasan untuk
membangun, baik secara perorangan (Individu) atau badan hukum
seperti wakil dari suatu perusahaan atau organisasi swasta maupun
wakil suatu dinas atau jabatan.

Owner pada proyek Pekerjaan Pembangunan Jembatan Sungai


Roraya Ruas Anese-Kapuwila, Kecamatan Andoolo Barat, Kabupaten
Konawe Selatan adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Direktorat Jenderal Bina Marga. Adapun tugas dari pemilik
proyek menurut Ahadi (2010) antara lain :

a) Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan proyek


b) Mengadakan kegiatan administrasi proyek
c) Memberikan tugas kepada kontraktor untuk melaksanakan
pekerjaan proyek
d) Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas
e) Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor
f) Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.

Sedangkan tanggung jawab owner adalah sebagai berikut:

a) Membuat surat perintah kerja (SPK).


b) Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.
c) Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas
hasil pekerjaan konstruksi.
d) Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang
tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat
perjanjian kontrak.
2.4.2 Konsultan
CV.Rayan Teknik Konsultan bertindak sebagai Konsultan
perencana sekaligus Konsultan Pengawas. Keduanya ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan sekaligus pengawasan
berdasarkan keahlian pada Pekerjaan Pembangunan Jembatan Sungai
Roraya Ruas Anese-Kapuwila, Kecamatan Andoolo Barat, Kabupaten
Konawe Selatan. Tugas Konsultan Perencana antara lain :

a) Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan


pemilik bangunan.
b) Membuat gambar kerja pelaksanaan.
c) Membuat rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan bangunan
(RKS) sebagai pedoman pelaksanaan.
d) Membuat RAB.
e) Memproyeksikan keinginan atau ide owner ke dalam desain.
f) Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan
desain terwujud.
g) Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika
terjadi kegagalan konstruksi.

Tanggung jawab konsultan perencana adalah sebagai berikut:

a) Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak – pihak pelaksana


bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan
rencana.
b) Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Sedangkan tugas konsultan pengawas adalah sebagai berikut :

a) Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan


kontrak kerja.
b) Melaksanakan pengawasan secara rutin pada pelaksanaan proyek.
c) Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dilihat
pemilik proyek.
d) Memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek
maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.
e) Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan
kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
f) Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek
yang diusulkan oleh kontraktor dengan tetap berpedoman dengan
kontrak kerja konstruksi yang dibuat.

Tanggung jawab konsultan pengawas adalah sebagai berikut :

a) Memperingatkan atau menegur pihak pelaksanaan pekerjaan jika


terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja.
b) Menghentikan pelaksanaan pihak pekerjaan jika pelaksana proyek
tidak memperhatikan peringatan yang diberikan.
c) Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek.
d) Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shopdrawing
pelaksana proyek.
e) Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan
(site instruction).
f) Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontaktor agar sesuai
dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.
2.4.3 Kontraktor
PT.Tripolar Utama Sultra adalah pihak yang ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan dalam Pekerjaan Pembangunan Jembatan
Sungai Roraya Ruas Anese-Kapuwila, Kecamatan Andoolo Barat,
Kabupaten Konawe Selatan.

Tugas dan Tanggung jawab kontraktor pelaksana yaitu :

a) Proses pengerjaan dan pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan


rencana spesifikasi dan peraturan yang telah disebutkan dalam
surat perjanjian. Dengan cara ini maka pihak klien dapat
terlindungi jika terjadi kesalahan atau ketidaksesuaian dari pihak
kontraktor.
b) Membuat laporan kemajuan dari proyek yang sedang dikerjakan.
Laporan ini dibuat dalam bentuk laporan harian, laporan mingguan,
dan laporan bulanan serta ditujukan kepada pemilik proyek. Dalam
isi laporan tersebut, dapat dilaporkan mengenai pelaksanaan
pekerjaan, jumlah tenaga kerja, kemajuan proyek, dan adanya
pengaruh cuaca pada saat proses pengerjaan.
c) Keterlaksanaan jadwal kerja sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya sehingga proses pengerjaan bangunan dapat
berjalan lancar dan selesai tepat waktu.
d) Melakukan penyediaan bahan atau material, tenaga kerja yang
profesional dan terampil serta tempat yang diperlukan untuk
mendukung kelancaran proses pembangunan.
e) Dalam proses pengerjaan proyek maka pihak kontraktor harus
selalu menjaga semua peralatan yang digunakan agar tetap dalam
kondisi yang layak sehingga dapat memperlancar proses
pengerjaan proyek pembangunan.
2.5 Hubungan Kerja
Dalam pelaksanaan sebuah proyek, tiap pihak mempunyai wewenang dan
tanggung jawab sesuai dengan fungsinya. Hubungan kerja antara pihak-pihak
dari organisasi yang terlibat dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :

2.5.1 Hubungan Kerja Secara Teknis

Pemilik
Proyek/Owner

Kontraktoor Konsultan

Gambar 2.3 Hubungan Kerja Antara Organisasi Proyek

Keterangan :

Garis Perintah

Garis Koordinasi

Garis perintah menunjukkan alur perintah yang mengalir dari


pempinan organisasi ke unit di bawahnya, sedangkan untuk garis
koordinasi menunjukkan hubungan kerja atau koordinasi antar unit
organisasi yang ada.
2.5.2 Hubungan Kerja Secara Hukum
Kedudukan masing-masing pihak secara hukum adalah sama dan
terikat dalam kontrak. Oleh karena itu seluruh pihak harus
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati bersama Pelaksanaan Pelelangan. Pelelangan adalah suatu
sistem penawaran yang memberikan kesempatan kepada rekanan yang
diundang untuk mengajukan penawaran biaya pekerjaan yang
ditawarkan.

Anda mungkin juga menyukai