Case Ujian Jiwa TERBARU - Alvin
Case Ujian Jiwa TERBARU - Alvin
Case Ujian Jiwa TERBARU - Alvin
BAB I
IDENTITAS PASIEN
BAB II
STATUS PSIKIATRI
II. ALLOANAMNESIS
Didapat dari : Tn. R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Bangsa/Suku : Indonesia
Pekerjaan : Perawat Sanatorium Dharmawangsa
Pendidikan terakhir : Sarjana Keperawatan
Hubungan dengan pasien : Perawat pasien
Hari/tanggal wawancara : Senin, 21 April 2018
Waktu/tempat wawancara : 10.00 WIB / Ruang Perawat
Keluhan Utama
Pasien sering mengamuk, berteriak-teriak, dan mengurung diri di kamar.
tidak mau merawat diri dan mengurung diri di kamar serta berhalusinasi
mengenai Zeus, Tuhan Yesus, dan Bunda Maria.
2. Riwayat Kondisi Medik Umum
Sebelum timbul gejala, pasien tidak pernah mengalami trauma kepala
maupun riwayat perawatan di rumah sakit. Namun, pada tahun 2004
pasien menderita Diabetes Melitus. Saat ini pasien mengkonsumsi obat-
obatan anti psikotik dan obat anti diabetes oral.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif (NAPZA)
Pasien pernah menjadi perokok aktif saat masa kuliah, namun tidak
pernah minum alkohol atau menggunakan obat terlarang.
Riwayat Keluarga
Ayah pasien bernama Tn. S adalah seorang Kolonel Angkatan Darat
(purnawirawan) berasal dari Jawa Timur dan sudah meninggal pada bulan
Mei 2004 dikarenakan usia yang sudah tua dan sering sakit-sakitan terutama
gangguan pencernaan. Sedangkan ibu pasien bernama Ny. R adalah ibu
rumah tangga, berasal dari Solo dan sudah meninggal pada bulan April 1993
karena Diabetes Mellitus.
Pasien dibesarkan dalam keluarga yang berekonomi cukup berada,
sehingga pasien sangat dimanja oleh keluarganya dan pasien juga seringkali
bepergian ke luar negeri bersama orang tuanya. Hubungan pasien dengan
orang tua dan anggota keluarga yang lain cukup baik.
Pada tahun 2002 pasien menikah dengan Tn. I, namun tidak
memiliki anak. Selama pernikahannya, hubungan pasien dengan suaminya
kurang harmonis yang disebabkan karena suami pasien lebih sering
memanfaatkan harta kekayaan pasien dan keluarganya. Suami pasien
meninggalkan pasien karena merasa malu atas kondisi pasien. Kemudian
berdasarkan saran saudara sepupu pasien, pasien bercerai dengan Tn. I.
Sampai saat ini tidak diketahui keberadaan mantan suami pasien.
Sejak kedua orangtua pasien meninggal, pasien hidup sendiri dan
tinggal bersama pembantunya. Walaupun saudara sepupu pasien, dan Tn.
W yang merupakan pegawai almarhum ayahnya terkadang menjenguk
pasien, namun pasien merasa sendirian dan tidak ada yang memperhatikan.
Diketahui bahwa nenek pasien dari pihak ibu kandung pasien pernah
mengalami gangguan jiwa, namun tidak pernah mendapatkan perawatan.
Keterangan :
: Wanita (pasien)
: Bercerai
BAB III
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang perempuan berusia 59 tahun, tampak sesuai dengan usianya,
tampak sehat, tinggi badan sekitar 155 cm dan berat badan 70 kg, dengan
perut agak buncit, kulit kecoklatan. Potongan rambut sebahu, tampak
sebagian rambut sudah memutih. Tampak beberapa gigi yang tanggal. Cara
berpakaian rapi dan kebersihan diri cukup baik.
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sebelum wawancara:
Sebelum wawancara pasien sedang duduk sambil membaca Koran di
sofa bangsal wanita Sanatorium Dharmawangsa. Pasien mau menjalin
komunikasi apabila diajak bicara oleh pasien lain.
Selama wawancara:
Pasien cukup kooperatif, tenang, dan santai selama wawancara. Pasien
mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang ditanya. Pasien
perhatian, bicara dengan baik dan dapat dimengerti. Selama
wawancara, pasien cukup terbuka dan bersemangat untuk
menceritakan pengalaman hidupnya.
Setelah wawancara:
Setelah wawancara pasien biasanya kembali melakukan aktivitas
seperti menonton televisi, membaca koran, atau berbincang-bincang
bersama dengan pasien lain.
3. Sikap terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap sopan dan kooperatif terhadap pemeriksa.
4. Pembicaraan
Terdapat kontak mata yang baik selama wawancara dan wawancara
berlangsung dengan lancar.
B. Suasana Perasaan
1. Mood : Eutimik
2. Afek : Appropriate
3. Keserasian : Serasi
C. Fungsi Intelektual
1. Sensorium / Taraf Kesadaran dan Kesigapan
Compos Mentis
2. Fungsi Kognitif
a. Intelegensi dan kemampuan informasi
Cukup, sesuai dengan tingkat pendidikannya
b. Orientasi
Waktu : Baik, pasien mengenal hari, tanggal, dan jam pemeriksaan.
Tempat : Baik, pasien mengetahui tempat dimana dia tinggal
sekarang.
Orang : Baik, pasien mengenal dokter muda yang
mewawancarainya dan mengenal teman-teman di lingkungannya
saat ini.
3. Daya Ingat
a. Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengulang dengan segera kata yang baru saja
diucapkan.
b. Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengingat apa yang dimakan pada pagi kemarin.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Ada
a. Halusinasi Visual :
Pasien melihat Yesus sebagai pria tampan dengan rambut panjang
sebahu dan memakai baju putih.
Pasien melihat Zeus sebagai laki – laki tua, yang dapat merubah-
rubah bentuk wajahnya.
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Pikiran
1. Bentuk Pikir
a. Produktivitas : Cukup, spontan dan lancar
b. Kontinuitas : Cukup
c. Hendaya berbahasa : Tidak terganggu
d. Asosiasi Longgar : Tidak ada
e. Flight of ideas : Tidak ada
f. Inkoherensi : Tidak ada
g. Verbigerasi : Tidak ada
h. Perseverasi : Tidak ada
i. Ambivalensi : Tidak ada
2. Isi pikir
a. Fobia : Tidak ada
b. Obsesi : Tidak ada
c. Kompulsi : Tidak ada
d. Waham : Ada
Waham Erotomania
Pasien mengaku pemilik perusahaan mobil Toyota yang
bernama Akiyo Toyoda mencintainya dan pernah menjalin
hubungan saat pasien berada di Jepang.
Waham Kejar
Pasien merasa bahwa tetangganya membenci dirinya.
Pasien merasa bahwa dirinya di cari oleh intel dari Rusia.
Waham Referensi
Pasien merasa bahwa pembawa berita di televisi
membicarakan dirinya
Pasien merasa kulit keringnya seperti pada iklan film “Cold
Skin”
Waham Kebesaran
Pasien mengatakan buku karangan pasien laris terjual jutaan
kopi di Asia.
F. Pengendalian Impuls
Selama wawancara tidak ditemukan adanya gangguan impuls pada pasien.
Pasien dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Pasien dapat berlaku
sopan.
BAB IV
PEMERIKSAAN UMUM
A. STATUS INTERNIS
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Frekuensi nadi : 80 x/menit
Frekuensi napas : 18 x/menit
Suhu : 36,6 C
Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam putih,
terdistribusi merata, tidak terlihat rontok
b. Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
c. Hidung : Bentuk normal, tidak ada sekret, mukosa tidak hiperemis
d. Telinga : Bentuk normal, tidak ada sekret
e. Mulut : Bibir lembab, lidah tidak kotor, kebersihan mulut kurang
terjaga, caries dentis (+), beberapa gigi terlihat tanggal
f. Jantung :
- Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : BJ I & II murni, gallop (-), murmur (-)
g. Paru-paru :
- Inspeksi : Simetris dalam keadaan diam dan bergerak
- Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sama kuat.
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronchi (-), wheezing (-)
h. Abdomen :
- Inspeksi : Tampak membuncit
- Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Bising usus normal
i. Ekstremitas atas dan bawah (kanan / kiri) : akral hangat (+/+), edema (-
/-), deformitas (-/-), nyeri (-/-)
Kesan: Tidak ditemukan kelainan bermakna pada pemeriksaan fisik.
B. STATUS NEUROLOGIK
Rangsang meningeal : (-)
Peningkatan TIK : (-)
Nn. Cranialis : Baik
Pupil : Bulat, isokor, diameter 3/3 mm.
Sensibilitas : Baik
Motorik : Baik
Fungsi Cerebellum dan Koordinasi : Baik
Fungsi luhur : Baik
Refleks fisiologis : (+/+)
Refleks patologis : (-/-)
Kesan: Tidak ditemukan kelainan bermakna pada pemeriksaan neurologik.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 16 September 2017 yang dilakukan
oleh Sanatorium Dharmawangsa adalah sebagai berikut:
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
Karbohidrat
Glukosa puasa 115 mg/dl 70-110
Glukosa 2 Jam PP 236 mg/dl <140
HbA1C 9,2 % <6,0
BAB V
IKHTISAR
Seorang pasien perempuan berumur 59 tahun, agama Katolik, suku Jawa,
tinggal di Jakarta, dan lulusan S1 Sastra Perancis Universitas Indonesia. Pasien
adalah anak tunggal dalam keluarganya, dibesarkan dalam keluarga yang
berekonomi cukup mapan dan merupakan seorang janda tanpa anak yang bercerai
dengan suaminya. Penampilan sesuai dengan usianya, rapi, bersih, terawat, tampak
sehat, tinggi badan sekitar 155cm dan berat badan 70kg dan sedikit gemuk, kulit
berwarna kuning kecoklatan, rambutnya bergelombang sepanjang bahu dan
sebagian beruban.
Pada masa kanak-kanak pergaulan pasien dengan teman-teman seusianya
cukup baik. Namun semenjak awal masa remaja, pasien sukar berinteraksi dan
bersosialisasi dengan orang lain. Pasien lebih suka membaca dan menyendiri di
kamarnya, sehingga pasien tidak mempunyai teman dekat. Sampai saat ini pasien
tampak mengobrol hanya dengan beberapa pasien saja, serta lebih suka menonton
TV dan membaca koran.
Dari SD sampai SMA pasien termasuk siswa berprestasi dalam
pendidikannya dan pasien berhasil menyelesaikan pendidikannya tepat waktu. Saat
kuliah pasien sempat kesulitan dalam menyelesaikan skripsi, namun akhirnya
mampu menyelesaikan kuliahnya. Pasien juga sempat bekerja sebagai penerjemah
di sebuah kantor swasta, namun tidak bertahan lama karena merasa tersaingi oleh
rekan kerja yang lain. Semenjak kedua orangtua pasien meninggal, pasien hidup
sendiri di rumah peninggalan ayah pasien dan tinggal bersama pembantunya.
Pasien merasa sendirian dan tidak ada yang memperhatikan.
Saat ini pasien dirawat (perawatan ke-XX) di Sanatorium Dharmawangsa
sejak 4 Mei 2011. Keluarga pasien memutuskan untuk merawat pasien kembali di
Sanatorium Dharmawangsa, karena 3 hari sebelum dirawat pasien mengamuk dan
berteriak-teriak meminta pertolongan kepada Tuhan Yesus karena Zeus berusaha
untuk menculik pasien. Pasien tidak mau minum obat dan kontrol ke dokter,
sehingga pasien menjadi mudah marah, pasien juga sering melihat Zeus dan Tuhan
Yesus. Pasien juga sering mendengar suara Zeus, Tuhan Yesus, dan Bunda Maria.
Di rumah, pasien kurang mampu mengurus diri terutama dalam hal kebersihan diri,
pasien banyak berdiam diri, menarik diri dari pergaulan, dan curiga terhadap orang
lain.
Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala ataupun riwayat perawatan
di rumah sakit. Pasien juga tidak pernah menggunakan zat-zat terlarang dan tidak
mengkonsumsi alkohol, nmaun pernah merokok semasa kuliah. Pasien memiliki
riwayat diabetes mellitus yang sampai saat ini belum terkontrol dengan baik.
Dari wawancara ditemukan adanya mood eutimik, afek sesuai, terdapat
halusinasi visual, waham erotomania, waham kejar, dan waham kebesaran, waham
referensi. Orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang masih baik. Daya
konsentrasi dan daya ingat masih baik. Fungsi intelektual sesuai dengan
pendidikan. Higiene personal cukup baik, hubungan sosial dengan pasien lain
maupun perwat baik, dan tilikan derajat 1.
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan, tetapi dapat disimpulkan
dari hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 16 September 2017 terdapat
peningkatan gula darah yang menandakan Diabetes Melitus.
BAB VI
DIAGNOSIS
AXIS I :
1. Berdasarkan gejala-gejala adanya pola perilaku atau psikologik yang secara
klinik bermakna yang ditemukan pada pasien yaitu:
A. Adanya hendaya dalam daya nilai:
RTA : Terganggu
Discriminative insight : Terganggu
Discriminative judgement : Tidak terganggu
Social judgement : Tidak terganggu
B. Lingkungan mengeluh
C. Aktivitas sehari-hari terganggu
D. Kebersihan diri terganggu
E. Adanya gejala psikopatologi (waham, halusinasi)
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu PSIKOSIS.
2. Berdasarkan :
a) Kesadaran : Compos mentis
b) Orientasi : Baik
c) Daya ingat : Baik
d) Kemunduran intelektual : Tidak ada
e) Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan gangguan
jiwa atas dasar riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
f) Penggunaan zat psikoaktif : Tidak ada
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien TIDAK menderita suatu
GANGGUAN MENTAL ORGANIK serta TIDAK menderita suatu
GANGGUAN MENTAL DAN GANGGUAN PERILAKU AKIBAT
ZAT PSIKOAKTIF.
3. Berdasarkan penemuan bermakna yang didapat dari autoanamnesis,
didapatkan :
A. Waham referensi, waham erotomanis, waham kebesaran, waham kejar,
dan halusinasi visual.
B. Berlangsung lebih dari 1 bulan.
AXIS II :
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis diketahui bahwa pasien tidak
memiliki Retardasi Mental.
Berdasarkan hasil anamnesis, diketahui bahwa :
Sejak remaja pasien lebih senang menyendiri dan tidak memiliki teman dekat.
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki CIRI KEPRIBADIAN
SKIZOID.
AXIS III :
Pasien menderita Diabetes Mellitus Tipe II yang tidak terkontrol dengan baik.
AXIS IV :
Dari autoanamnesis ditemukan adanya stresor psikososial, yaitu : pasien merasa
sendirian terutama sejak kedua orangtua pasien meninggal. Tidak ada keluarga
yang peduli dan memperhatikan pasien, serta pasien ditinggalkan oleh suaminya
yang malu pada keadaan pasien, selain itu juga pasien tidak rutin kontrol dan tidak
teratur minum obat.
AXIS V :
GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONING (GAF) SCALE
100-91 = Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak
tertanggulangi
90-81 = Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah
harian biasa.
80-71 = Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam
pekerjaan, sosial, sekolah dll.
70- 61 = Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik
60- 51 = Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
50- 41 = Gejala berat (serious), disabilitas berat
40- 31 = Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi
30- 21 = Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu
berfungsi dalam hampir semua bidang
20- 11 = Bahaya mencederai diri sendiri atauapun orang lain, disabilitas sangat
berat dalam komunikasi dan mengurus diri
10- 01 = Seperti diatas persisten dan lebih serius
0 = Informasi tidak adekuat
Berdasarkan Skala Global Assesment of Functioning (GAF) pada kasus ini yang
dinilai pada masa saat ini (current) berada dalam rentang 90 - 81, yaitu gejala
minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa.
(Sekarang pasien dapat mengurus diri dengan baik, bersosialisasi dengan baik
dengan pasien lain dan perawat, dan aktif dalam mengikuti kegiatan), sedangkan
GAF Highest Level Past Year (HLPY) pasien adalah 90-81.
BAB VII
DIAGNOSIS MULTI AXIAL
BAB VIII
FORMULASI TERAPI
A. Rawat Inap
B. Psikofarmaka
Antipsikotik
Aripiprazole tab 10mg 1x1 PO (pagi hari)
Obat Diabetes
Glimepiride tab 500mg 2 x 1 P.O (setelah makan)
C. Non farmakologi
Terapi Psikologik
Family Counseling : memberi informasi kepada keluarga pasien
tentang penyakit yang diderita pasien dan pentingnya dukungan
serta motivasi dalam kepatuhan pengobatan pasien.
Psikoterapi suportif : memotivasi pasien untuk mengkonsumsi obat
secara teratur, pengawasan minum obat agar gejala dan keluhan
berkurang, memotivasi dan memberi dukungan kepada pasien untuk
dapat beraktivitas seoptimal mungkin.
Terapi Sosial
Occupational Therapy : mengikutsertakan pasien dalam kegiatan
melatih keterampilan berupa kerajinan tangan.
Art / Music Therapy : mengikut sertakan pasien dalam kegiatan
kesenian berupa melukis dan bernyanyi.
Terapi Perilaku (Behavioral Therapy)
Memperdengarkan musik, bernyanyi, dan mengembangkan hobi
pasien, tujuannya untuk menghilangkan beban pikiran pasien.
Pasien diingatkan untuk rajin beribadah.
Pasien diingatkan untuk menjaga kebersihan dirinya sendiri
termasuk mandi.
Menjaga asupan makanan/ mengatur diet pasien.
BAB IX
PROGNOSIS
Prognosis :
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam (masih munculnya gejala
halusinasi, dan waham ditakutkan mempengaruhi fungsi kerja pasien)
Quo ad sanationam : malam (pasien schizoprenia kronis, umumnya tidak
dapat remisi)
BAB X
LAMPIRAN
2 Series 1
Keterangan:
1986 : Pasien mulai merasa seperti diikuti oleh sesuatu.
1986-1989 : Pasien dirawat di Sanatorium Dharmawangsa untuk pertama kali.
1990-1995 : Pasien mengonsumsi obat dengan baik dan dapat beraktivitas
seperti biasa.
1996-2004 : Pasien keluar masuk Sanatorium Dharmawangsa setiap tahunnya
dengan alasan masuk yang sama yaitu mulai muncul halusinasi dan
waham akibat tidak patuh minum obat.
2005-2010 : Pasien mulai mengonsumsi obat teratur dan keluhan mulai
berkurang.
2011-sekarang : Pasien masuk kembali ke Sanatorium Dharmawangsa karena
dilaporkan pasien sering berteriak-teriak merasa dikejar-kejar dan
berbicara sendiri akibat tidak patuh minum obat. Setelah dirawat di
Sanatorium Dharmawangsa, pasien mengalami perbaikan, gejala
berkurang, dan ada yang memantau untuk minum obat.
WAWANCARA I
Hari/ tanggal : Selasa, 15 Mei 2018
Waktu : 08.00 WIB
Tempat : Di bangsal wanita Sanatorium Dharmawangsa
Penampilan : Pasien tampak serius menonton berita di Televisi
Penampilan pasien cukup baik dan rapi
Aktivitas : Menonton televisi
Keterangan : A = Pemeriksa
E = Pasien
A : Halo Bu E
E : Halo dok, selamat pagi (orientasi waktu baik)
A : Perkenalkan nama saya A
E : Dokter dari universitas mana?
A : Saya dari Universitas Tarumanagara Bu. Ibu dulu kuliah dimana?
E : Oh dari Untar ya dok. Aku dulu kuliah di Universitas Indonesia
jurusan sastra Perancis. Terus aku kuliah lagi dapat gelar Master of
Business Administration di Prasetya Mulya.
A : Sudah sarapan Bu?
E : Sudah dokter, makan ketoprak tapi tidak ada bumbu kacangnya,
gak enak deh. (Daya ingat jangka pendek baik). (pasien lalu
berdiskusi sebentar mengenai sarapan ketoprak dengan pasien lain
yang duduk diseberangnya)
A : Ibu tau ga nama tempat ibu sekarang tinggal?
E : Tau dok, Rumah Sakit Dharmawangsa (Orientasi tempat baik).
Aku sudah beberapa kali dirawat disini, yang terakhir ini tahun 2011
karena aku kumat lagi, karena ngga minum obat (daya ingat jangka
panjang baik).
A : Memang kenapa Bu gamau minum obat?
E : Iya dok aku males minum obat, aku ngerasa sudah sembuh dulu
lagipula ga ada lagi yang merhatiin aku jadi buat apa minum obat,
tapi sekarang aku udah rutin minum obat kok dok. (tilikan derajat
1)
A : Keluarga ibu dimana memangnya, suami?
E : Orangtua di Belanda dok, suami saya Akio Toyoda, yang punya
Toyota (waham kebesaran) sudah cerai, terus nikah lagi sama adik
saya yang namanya Elda.
A : Loh, bagaimana bisa cerai bu?
E : Iya dok, suami saya cemburu karena saya sering digodain Brandon
Newman, Mc Jagger, Pangeran Charles dok (Waham
Erotomania), akhirnya cerai terus saya nikah sama Brandon, punya
anak satu namanya Nathanael.
A : Oh gitu bu, jadi karena cerai itu ibu kumat lagi?
E : Bukan dok, itu karena saya gak mau minum obat, terus saya lihat
Tuhan yesus di jendela rumah saya (halusinasi Visual), Tuhan
Yesus baik banget sama saya dok, makanya saya ngurung diri di
kamar terus, gak mau makan gak mau mandi biar bisa sama Tuhan
yesus terus.
A : Oh begitu ya Bu. Sekarang ibu masih sering melihat Tuhan Yesus?
E : Sekarang sih udah ngga dok
A : Ibu seneng tinggal disini?
E : Seneng aja si dok, tapi pengennya sih pulang dok, tapi aku nyaman
aja disini. Di rumah suka diganggu tetangga (Waham kejar)
A : Diganggu bagaimana memang Bu?
E : Sejak ayah aku meninggal, banyak yang gak suka sama aku dok,
soalnya tetanggaku semuanya angkatan laut, ayahku kan angkatan
darat. Terus tetangga aku bisa tau apa yang aku pikir dok, aku
ngomong juga ini tembok bisa denger. (Thought broadcasting)
A : Oh begitu ya Bu. Ibu memang tau darimana Bu kalo ibu diomongin
sama mereka?
E : Ya aku tau aja dok. Aku kerasa gitu dok aku diomongin.
A : Oh begitu ya Bu. Ibu E, kalau gitu saya tinggal dulu ya Bu, ini saya
mau ada bimbingan dulu di atas, besok kita ngobrol lagi. Makasih
ya bu.
E : Iya dok, samasama.
Kesan Wawancara I :
Kesadaran : Compos mentis
Kontak mata : Baik
Higiene pribadi : Baik
Mood : Eutimik
Afek : Appropriate
Asosiasi longgar : Tidak ada
Ambivalensi : Tidak ada
Orientasi orang : Baik
Orientasi tempat : Baik
Daya ingat jangka pendek : Baik
Waham : Kejar, erotomania
Halusinasi visual : Visual
Depersonalisasi : Tidak ada
Tilikan : Derajat 1
Intelektual : Baik
WAWANCARA II
Hari/ tanggal : Jumat, 18 Mei 2018
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Di bangsal wanita Sanatorium Dharmawangsa
Penampilan : Penampilan pasien cukup baik dan rapi
Aktivitas : Pasien sedang membaca koran sambil ngobrol dengan
pasien lain
Keterangan : A = Pemeriksa
E = Pasien
A : Selamat pagi Bu E.
E : pagi dok.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa - Sanatorium Dharmawangsa 29
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 23 April – 27 Mei 2018
Laporan Kasus Ujian | Alvin Indrawanputra 406162071
E : Hmmm 79.
A : Dikurangi 7 lagi?
E : 72.
A : Dikurangi 7 lagi?
E : 65 dok. (Berhitung baik)
A : Betul Bu
E : Eh, dok kulit tangan saya kenapa jadi kasar begini ya? Apa saya
kena Cold Skin itu ya yang kemaren di TV?.
A : loh, Film Cold Skin ceritanya kan buka tentang kulit kering bu,
mungkin karena kurang minum saja bu.
E : Oh gitu ya dok? Habi saya sering merasa kalau berita yang di TV
itu semuanya mengkritik apa yang saya lakuin dok, kemarin ada
bom dari teroris di Surabaya juga saya sudah maafin dok (Waham
Rujukan).
A : Oh begitu ya Bu. Ibu biasanya suka ngapain Bu? Hobinya apa Bu?
E : Aku suka banget menulis dok, kan kerjaan aku sampai sekarang
editor buku non fiktif gitu, terus juga aku ada bikin lagu sama sering
duet ama artis terkenal (Waham Kebesaran)
A : Wah hebat banget Bu, judul lagunya apa Bu?
E : banyak dok “I won’t last a day without you” , “I don’t want miss a
thing”, masih banyak lagi.
A : Wah keren banget Bu, ngomong-ngomong Bu, itu kenapa kukunya
panjang banget? Gak pernah disuruh potong ya?.
E : Oh ini buat alat penangkal brainwash dok, setiap aku tidur tuh isi
otakku selalu diincer ama intel dari Rusia, makanya aku garuk-
garukin kepalaku (Thought Withdrawal). Sebenarnya sih udah
sering diingetin sam aperawat disini buat porong kuku dok, tapi
entar dulu deh.
A : Oh gitu ya Bu. Ibu saya permisi dulu ya Bu, besok kita ngobrol-
ngobrol lagi. Makasih ya Bu.
E : Iya dok, makasih juga.
Kesan Wawancara II :
Kesadaran : Compos mentis
Higiene pribadi : Baik
Orientasi orang : Baik
Orientasi waktu : Baik
Waham : Kebesaran
Daya ingat segera : Baik
Daya ingat jangka panjang : Baik
Kemampuan visuospasial : Baik
Kemampuan menulis : Baik
Konsentrasi dan kalkulasi : Baik