LP Dermatitis
LP Dermatitis
Oleh :
NIM : 2116007
CI INSTITUSI CI LAHAN
MAKASSAR
2017/2018
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa yang
Di latarbelakangi oleh berbagai permasalahan kehidupan yang dihadapi oleh
setiap individu. Salah satu bentuk depresi tersebut adalah depresi postpartum
Pada ibu yang mengalami depresi postpartum minat dan ketertarikan terhadap bayinya
berkurang, tidak mampu merawat bayinya secara optimal dan dapat berakibat pada
hubungan antara ibu dan bayi menjadi tidak optimal serta dapat memberikan dampak
negatif dalam jangka panjang bagi keluarga(Elvira,2006).
Dari penelitian penelitian diketahui bahwa di Negara barat,depresi postpartum
dialami oleh kurang lebih 20% dari perempuan yang melahirkan baik yang pertama kali
maupun yang berikutnya. Di Malaysia pada tahun 1995 dinketahui bahwa ibu yang
mengalami depresi postpartum sebanyak 3,9%.sedangkan di singapura kejadiannya
hanya 1%.Beberapa penelitian yang dilakukan di berbagai tempat di tanah air pada
tahun 1998-2001,antara lain di Jakarta,yogya karta,dan Surabaya,ternyata ditemukan
bahwa angka kejadiannya 1.130% (Elvira, 2006).Beberapa karakteristik ibu yang
berisiko terjadinya depresi postpartum antara lain :
(1) faktor demografi yaitu umur dan jumlah anak.
(2) pengalaman dalam proses jehamilan dan persalinan
(3) latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan, seperti tingkat pendidikan,
status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan
sebelumnya, sosial ekonomi serta dukungan lingkungan sosialnya (Saryono dan Ryan,
2010).
Kardjati (1985) mengatakan bahwa tinggi rendahnya pendidikan
ibu erat kaitannya dengan tingkat pengertian terhadap perawatan kesehatan,
serta kesadaran terhadap kesehatan anak dan keluarganya.
Menurut penelitian Susilowati (2001) di Bandung, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan rendah lebih banyak mengalami depresi postpartum dibandingkan dengan
yang berpendidikan tinggi. Sedangkan buku
yang ditulis oleh Saryono (2010) menyebutkan bahwa perempuan yang berpendidikan
tinggi lebih mudah terkena depresi postpartum.
BAB II Tinjauan Pustaka
A.Konsep Medis
1.Defenisi
Depresi adalah satu masa terganggunya fungsi manusia yang ditanda dengan
perasaan sedih,berduka yang berlebihan dan berkepanjangan dan gejala penyertanya,
termasukperubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor,
konsentrasi,anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh
diri(Kaplan, 2010).Depresi merupakan respon terhadap stres kehidupan. Diantara
situasiyang paling sering mencetuskan depresi adalah kegagalan di sekolah
ataupekerjaan, kehilangan orang yang dicintai dan menyadari bahwa penyakit atau
penuaan sedang menghabiskan kekuatan seseorang. Depresidianggap abnormal
hanya jika dalam kurun waktu yang lama (Atkinson,1993).Maramis (2005) memasukkan
depresi sebagai gangguan afek dan emosi.Afek ialah nada perasaan menyenangkan
atau tidak (seperti kebanggaan,kekecewaan, dan kasih sayang), yang menyertai suatu
pikiran dan biasanya berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen fisiologis.
Sedangkan emosi merupakan manifestasi afek keluar dan disertai oleh banyak
komponen fisiologis, biasanya berlangsung relative tidak lama (misalnya ketakutan,
kecemasan, depresi dan kegembiraan).Afek dan emosi dengan aspek-aspek yang lain
seorang manusia (umpama proses berpikir, psikomotor, persepsi, ingatan) saling
mempengaruhi dan menentukan tingkat fungsi dari manusia itu pada suatu
waktu.Depresi adalah suatu gangguan perasaan hati dengan ciri sedih, merasa
sendirian, rendah diri, putus asa, biasanya disertai tanda-tanda retardasi psikomotor
atau kadang-kadang agitasi, menarik dir idan terdapat gangguan fisiologis seperti
insomnia dan anoreksia (Kaplan, 2010).Menurut Kaplan, depresi merupakan salah satu
gangguan mood yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman
subjektifadanya penderitaan berat.Mood adalah keadaan emosional internal yang
meresap dari seseorang (Kaplan, 2010).Maslim berpendapat bahwa depresi adalah
suatu kondisi yang dapat disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa
aminergik neurotransmiter (noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di
Sistem Saraf Pusat (SSP) terutama pada sistem limbic (Maslim, 2002)
2.Etiologi
1.Faktor biologi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelainan pada amin biogenik,
seperti 5 HIAA (5-Hidroksi indol asetic acid), HVA(Homovanilic acid), MPGH (5
methoxy-0-hydroksi phenil glikol), dialam darah, urin,dan cairan serebrospinal pada
pasien gangguan mood. Neurotransmiter yang terkait dengan patologi depresi adalah
serotonin dan epineprin. Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi(Kaplan,
2010). Selain itu aktivitas dopamin pada depresi adalah menurun. Hal tersebut tampak
pada pengobatan yang menurunkan konsentrasi dopamin seperti respirin dan penyakit
dengan konsentrasi dopamin menurun seperti Parkinson. Kedua penyakit tersebut
disertai gejala depresi. Obat yang meningkatkan konsentrasi dopamin, seperti
tyrosin,amphetamine,dan bupropion,menurunkan gejala depresi (Kaplan, 2010).Adanya
sregulasi neuroendokrin. Hipotalamus merupakan pusat pengaturan aksis
neuroendokrin, menerima input neuron yang mengandung neurotransmiter amin
biogenik. Pada pasien depresi ditemukan adanya disregulasi neuroendokrin.
Disregulasi ini terjadi akibat kelainan fungsi neuron yang mengandung amin
biogenik.Sebaliknya, stres kronik yang mengaktivasi aksis Hypothalamic-Pituitary-
Adrenal (HPA)dapat menimbulkan perubahan pada amin 7berubah (mencakup libido
menurun), variasi diurnal dari suasana hati.Gejala biasanya lebih buruk di pagi hari.d)
Gangguan psikologis berupa suasana hati (disforik,rasa tidak bahagia,letupan
menangis), kognisi yang negatif, gampang tersinggung,marah, frustasi, toleransi
rendah, emosi meledak, menarik diri dari kegiatan sosial, kehilangan kenikmatan dan
perhatian terhadap kegiatan yang biasa dilakukan, banyak memikirkan kematian dan
bunuh diri, perasaan negatif terhadap diri sendiri, persahabatan,serta
hubungan social.
2.faktor genetic
Penelitian genetik dan keluarga menunjukan bahwa angka resiko di antara anggota
keluarga tingkat pertama dari individu yang menderita depresi berat (unipolar) di
perkirakan 2-3 kali dibandingkan dengan populasi umum.
3.faktor psiko social
Faktor psikososial yang mempengarui depresi meliputi: peristiwa kehidupan dan
stressor lingkungan,kepribadian,psikodinamika,kegagalan yang berulang,teori kongnitif
dan dukungan social(Kaplan,2010).
Factor pencetus lain terjadinya depresi adalah:
1.kehilangan keterkaitan yang nyata atau di bayangkan kehilangan cinta
seseorang,fungsi fisik ,kedudukan dan harga diri.
2.Peristiwa besat dalam kehidupan
3.peran dan ketetanggaan,mempengarui perkembangan depresi,teruma pada
perempuan
4.perubahan fisiologik di akibatkan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit
fisik,menunjukan waham dosa ,rasa bersalah dan tidak berharga.
5.perubahan komonikasi dan peran social.
3.patofiologi
berkurangnya jumlah neurotransmitter norepinefrin(NE),serotonin ( 5-HT) dan
Dopamine(DA) dalam otak (sukandar dkk.,2009). Hipotesis sensivitas reseptor
yaituperubahan patologis pada resptor yang di karenakan terlalu kecilnyastimulasi oleh
manomine.
Depresi dengan gangguan mood melibatkan berbagai factor yang saling
mempengarui konsisten dengan model diathesis-stres,depresi dapat merefleksikan
antara fakto-faktor biologis (seperti factor genetis,ketidak teraturan neurotransmitter,
atau abnormalitas otak),factor psikologis ( seperti distorsi kongnitif atau ketidak
berdayaan yang di pelajari), serta stressor social dan ling kungan(seperti penceraian
atau kehilangan pekerjaan)
3.Patofisiologi
Timbulnya depresi di hubungkan dengan peranan beberapa neuro transmiter
aminergik.neuro transmitter yang paling banyak di teliti ialah serotonin.konduksi implus
dapat terganggu apabila terjadi kelebihan atau kekurangan neurotransmitter di celah
sinaps atau adanya gangguan sensivitas pada reseptor neurotransmitter tersebut di
post sinaps sistim saraf pusat.
Pada depresi telah di identifikasi dua sub type reseptor yang terlibat dalam
mekanisme biokimiawi depresi dan memberikan respon pada semua golongan anti
depresan.beberapa peneliti menemukan bahwa selain serotonin berperan dalam
timbulnya depresi yaitu neropinifrin,asetilkolin dan dopamine.sehungga depresi terjadi
jika terdapat defisensi relatif satu atau beberapa neurotransmitter aminergik pada
sinaps neuron di otak,terutama pada sistim limbic.oleh karena itu teori biokimia depresi
dapat di terangkan sbb:
menurunnya pelepasan dan transport serotonin atau menurunnya kemampuan
neurotransmisi serotogenik.
Menurunnya pelepasan atau produksi epinefrin.
Menurunnya aktivitas dopamine.
Meningkatnya aktivitas asetilkolin
Teori yang klasik tenyang patofisiologi depresi ialah menurunnya neurotransmisi akibat
kekurangan neurotransmitter di celah sinaps.
4.Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik yang sering muncul
factor ResikoTanda dan gejala Depresi Menurut Kaplan (1997) gejala utama
dari depresi adalah kehilangan minat atau kesenangan. Pasien mengatakan bahwa
mereka merasa murung, putus asa dalam kesedihan, atau tidak berguna. Adapun tanda
dan gejala depresi menurut Rawlins Et all (1993) adalah:
Dimensi Fisik gangguan primer pada struktur dan fungsi otak dan sistem saraf
perubahan kimiawi yaitu penurunan noreprineprin, serotonin dan peningkatan
steroid penurunan metabolisme penurunan perawatan diri dan kebersihan diri
kehilangan energi dengan lelah dan lemah penurunan aktivitas motorik depresi
mungkin berhubungan dengan adanya gangguan sistem imun
Dimensi Intelektual pemikiran negatif terhadap diri sendiri, dunia/lingkungan dan
masa depan tidak mampu berfikir rasional merasa tidak mampu mengontrol
dirinya sendiri maupun lingkungan
Dimensi Emosional merasa takut dan cemas merasa tidak berdaya dan putus
asa perasaan marah ditekan
Dimensi Sosial hubungan antara orang depresi dengan orang lain kadangkala
terlihat seperti ketergantungan yang berlebihan tingkah laku depresi mungkin
sebagai usaha untuk memanipulasi orang lain untuk memenuhi kebutuhannya
orang depresi merasa tidak mempunyai pendukung menarik diri dari lingkungan
dan hilang ketertarikan
Apabila penyakit depresi tidak di tangani dan di obati dengan baik dan secepat
Isolasi social
Bunuh diri
6.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Fisik: pemeriksaan yang di lakuakam meliputi pemeriksaan
berat badan,tinggi badan,suhu tubuh,TD dan detak nadi,mendengarkan
jantung dan paru-paru serta memeriksa perut.
Pemeriksaan Laboratorium: pemeriksaan darah rutin,atau pemeriksaan
fungsi kelenjer gondok apabila ada indikasi ke area gangguan fungsi
kelenjer gondok.
Pemeriksaan pisikologis:untuk mengecek ada tidaknya depresi,perasaan
dan pikiran,dan pola perilaku gejala kapan mulainya,apakah perna
mengalami hal yang sama dulu.
7.Clinical Patway
Resiko
mencederai Akibat
diri sendiri
Sedih kronis
Inti masalah
Harga diri
rendah
Koping tidak
Efektif
penyebab
B.Konsep Keperawatan
A.Pengkajian Keperawatan
1.Identitas Klien
nama,umur,jenis kelamin,pendidikan,alamat,pekerjaan,agama,suku
bangsa,tanggal MRS ,NomorRegister dan Diagnosa Medis.
1.faktor predisposisi
2.faktor presipitasi
B.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang umum muncul pada klien dengan gangguan alam
perasaan (depresi) yaitu:
1,sedih kronis
2.Haerga Diri Rendah
3.Koping individu tidak Efektif
4.Resiko tinggi terjadi kekerasan yang di arahkan pada diri sebdiri
5.deficit perawatan diri
6.Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan Nutrisi
7.Gangguan polan istrahat atau tidur
8.koping keluatga melemah
7 Gangguan pola 7 7
istrahat /tidur Kliaen terpenuhi kebutuhan - Diskusikan
tidur dan istrahatnhya,dengan Pentingnya
kriteria hasil:kounjungtiva tidak kesehatan bagi
pucat,klien tidak terbangun keshatan
pada malam hari,klien tidak - Anjurkan pasien
mengeluh dan wajah tampak untuk tidur pada
sergar jam-jam istrahat
8 Koping keluarga 8
melemah - Diskusiakn
8.Klien terpenuhi kebersiha manfaat
dirinya,dengan kriteria hasil: kebersihan bagi
KLien tampak rapih dan kesehatn
bersih,klien dapat berpakain - Bombing dalam
mandiri,dan dapat toileting kebersihan diri
sendiri - Beri pujian bila
pasien berhias
secara wajar
DAFTAR PUATAKA
Dalami ,E.dkk.2009.Askep klien dengan gangguan jiwa .Jakarta: CV.Trans Info Media.