09e01304 PDF
09e01304 PDF
SKRIPSI
OLEH :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN BASE
TRANSCEIVER STATION DIKAITKAN DENGAN
PERAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
OLEH :
Pembimbing I Pembimbing II
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
swt karena dengan berkat dan rahmat-Nya, penulis masih diberi kesempatan,
kesehatan dan kemudahan dalam mengerjakan skripsi ini, serta Nabi Muhammad
saw atas doa serta syafaatnya dan tak lupa ridho dan doa yang selalu dipanjatkan
gelar Sarjana Hukum di Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini
penulis menyadari bahwa hasil yang diperoleh masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima kritik dan saran
Namun terlepas dari segala kekurangan yang ada pada penulisan skripsi
ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk
2. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH, sebagai Ketua Departemen
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
5. Bapak M.Husni, SH, MH, sebagai Pembantu Umum Dekan III Fakultas
yang telah banyak memberikan dedikasi yang sangat besar kepada penulis
9. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih yang sangat besar kepada
dengan doa mereka jualah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima
kasih buat keringat dan air mata yang telah dikeluarkan buat penulis. Doa
10. Juga tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
Nasution yang telah memberikan kasih sayang,doa dan motivasi yang tak
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
terhingga kepada penulis. Kalianlah harta yang paling berharga yang
penulis miliki.
11. Terima Kasih kepada Bapak Yudi Erwin dan keluarga yang merupakan
12. Bapak Dwi Joko Purwanto selaku Asisten Manager User Relation and
14. Bapak S.P Utomo selaku Staff pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
15. Terima Kasih penulis kepada Maya Sari Tanjung yang selama ini telah
untuk persahabatan kita 10 tahun ini, kamu orang terbaik yang aku kenal.
16. Rekan-rekan di Fakultas Hukum USU Atika ( makasi ya uda nemani cari
hari-hari dan selalu ada disamping penulis baik susah maupun senang.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
17. Dara-dara Sofyan 2, kak Ami yang telah membukakan pikiran penulis
18. Terima kasih penulis kepada Roy karena telah memberikan waktu dalam
membantu penulis menulis skripsi dan terima kasih kepada Riko Nugraha
karena telah mendengar keluh kesah dan selalu ada buat penulis.
20. Seluruh rekan-rekan di Fakultas Hukum USU stambuk ’04,’05’ dan ’06.
Akhir kata kiranya tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak
di Indonesia.
Wassalamualaikum wr.wb.
Penulis
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL………………………………………………………………vi
ABSTRAKSI…………………………………………………………………...vii
BAB I PENDAHULUAN
E. Tinjauan Kepustakaan........................................................... 10
Indonesia ............................................................................... 37
Station ................................................................................... 49
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
B. Perkembangan Usaha Pembangunan dan Penggunaan Base
Transceiver Station………………………………………….56
Station……………………………………………………….63
A. Kesimpulan …………………………………………………99
B. Saran ……………………………………………………....102
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN BASE TRANSCEIVER STATION
(BTS) DIKAITKAN DENGAN PERAN PEMERINTAH DAERAH
(Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi)
ABSTRAKSI
Perkembangan pertelekomunikasian begitu pesat dan sangat menggiurkan.
Para investor melihat ini sebagai bisnis yang menghasilkan laba yang sangat besar
sehingga berupaya melakukan inovasi agar dapat meningkatkan pelanggan. Salah
satu cara yang dilakukan adalah dengan peningkatan pelayanan melalui
peningkatan mutu jaringan telepon seluler yakni dengan menanamkan modal yang
besar pada pembangun Base Transceiver Station (BTS). BTS merupakan
perangkat jaringan telekomunikasi yang berfungsi dalam meningkatkan
signal/jaringan telepon seluler.Perkembangan BTS tersebut sangat pesat dan
muncul permasalahan yang terkait dengan pembangunan dan penggunaan BTS.
Yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana ketentuan
pengaturan usaha penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia, bagaimana
ketentuan pembangunan dan penggunaan BTS dan Bagaimana peran pemerintah
kota Tebing Tinggi dalam pelaksanaan pembangunan dan penggunaan BTS.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pertumbuhan teknologi informasi itu tidak akan berarti apa-apa apabila tidak
ditopang oleh revolusi yang dialami oleh teknologi telekomunikasi itu sendiri. 1
1
Putra Haryanto, “Perkembangan Telekomunikasi di Indonesia”,
http://:indomapan.wordpress.com/2008/10/13/, Selasa, 11 November 2008
2
Ibid.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
terintegrasi, ditambah Indonesia yang bukan pemain utama untuk produk-produk
didorong oleh teknologi itu sendiri. 3 Hal ini dibuktikan dengan semakin tingginya
tingkat penetrasi telepon di Indonesia yang saat ini berjumlah delapan puluh juta
pelanggan atau sekitar 32% dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Dengan
kebutuhan akan telepon bagi masyarakat semakin tinggi dan semakin dibutuhkan
usaha bisnis telekomunikasi menjadi cepat berubah dan semakin kompleks saja
bahkan mengarah pada turbelensi yang tinggi atau dapat disebut juga
hyperturbulance. 5
bidang teknologi, karena pengaruh perubahan , life cycle produk menjadi pendek,
3
Zainal Abdi, Industri Telekomunikasi: Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi dan Kemajuan
Bangsa, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekkonomi Universitas Indonesia, 2006), hal. 35.
4
Putra Haryanto,Op.Cit.,hal.2
5
Zainal Abdi, Op.Cit., hal 87.
6
Ibid.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
juga Telkom, sebagai pengelola telekomunikasi tertua di Indonesia. UU mengenai
tentang larangan praktik monopoli dan persaingan tidak sehat dan UU N0.8 tahun
dengan tingkat rata-rata pertumbuhan di atas 20% per tahun. Sehingga para
investor, asing dan dalam negeri banyak meminati saham jasa telekomunikasi di
Indonesia. 8 Berbagai cara dan upaya dilakukan oleh investor untuk memperoleh
negeri. Hal yang sama juga terjadi pada penyelenggara jasa telekomunikasi yang
misalnya dalam pengelolaan satelit Palapa dan Telepon seluler, baik melalui
7
Gouzali Saydam, Sistem Telekomunikasi di Indonesia, (Bandung : Alfabeta, 2006), hal.
87
8
Zainal Abdi, Op.Cit., hal. 180.
9
Dedi Supriadi, Era Baru Bisnis Telekomunikasi, (Bandung : PT.Rosda Jaya Putra,1995),
hal.143.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
dan pendekatan Praktis melalui kualitas produk yang bagus, penciptaan nilai
tambah, harga yang bersaing, perolehan pangsa pasar yang luas dan pelayanan
purna jual yang bagus sehingga dapat mencapai sasaran yang optimal. 10
pelanggan. 11
Menurut Dwi Joko Purwanto selaku Asisten Manager User Relation and
Calibration PT.TELKOM Area I, pada masa sekarang ini di Indonesia terdapat
Sembilan perusahaan telekomunikasi yang saat ini sudah mengoperasikan
teknologi Wireless GSM (Global for Mobile Communication) dan CDMA (Code
Division Multiple Access). Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi
tersebut pastilah semua operator seluler membutuhkan sarana pokok untuk
menunjang aktivitas pertelekomunikasian. Dalam hal ini, menara pemancar
telekomunikasi merupakan salah satu infrastruktur pendukung yang paling pokok
dalam penyelenggaraan sektor jasa teleomunikasi yang vital. Menara tersebut
merupakan urat nadi dalam pelaksanaan sektor jasa telekomunikasi karena
berfungsi sebagai sarana penempatan antena BTS (Base Transceiver Station) baik
untuk teknologi GSM maupun CDMA. 12
seluler, sehingga data yang dihasilkan menjadi lebih jelas dan cepat.
Suatu hal yang perlu diketahui bahwa telepon seluler hanya berfungsi bila
dioperasikan dalam area pelayanan BTS (Stasiun Induk Pengirim dan Penerima)
yang membawahi sejumlah pelanggan. Bila tidak di wilayah cakupan BTS, maka
telepon seluler tidak dapat bekerja, sehinga di layar akan tertulis no services.
10
Zainal Abdi, Op.cit., hal. 96.
11
Gouzali Saydam, Op.cit., hal.39.
12
Hasil Wawancara langsung dengan Asisten Manager User Relation and Calibration
PT.TELKOM Area I pada Tanggal 14 November 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Karena itu hidup matinya amat ditentukan oleh kedekatannya dengan BTS
dimaksud. 13
menjangkau banyak pelanggan. Hal ini dimaksud agar pelanggan puas dan
pemerintah daerah.
pusat, menuju kepada desentralisasi, serta pemberian otonomi yang lebih luas
sehari-hari di semua bidang yang ada. Bentuk informasi yang diperlukan oleh
suatu daerah tentu sangat kompleks dan beragam, tergantung dengan bidang yang
menjadi tujuan. 15
13
Gouzali Saydam, Op.Cit., hal. 38.
14
Ibid., hal. 187.
15
Rudyno, “Konfigurasi BTS”, http://mobileindonesia.net/2006/02/01/, Selasa, 11
November 2008
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Bila melihat ketentuan di dalam Undang-undang No. 12 Tahun 2008 jo
UU No.32 Tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah khususnya Pasal 13 ayat (1)
kabupaten/kota. 16
maupun daerah, harus sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
Kondisi wilayah Indonesia yang terdiri dari wilayah nasional, provinsi, kabupaten
administrasi, dan di dalam subsistem tersebut terdapat sumber daya manusia dan
berbagai macam kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan
ruang di suatu daerah akan berpengaruh pada daerah lain, yang pada gilirannya
utamanya. 18
16
Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik, Hukum Tata Ruang Dalam Konsep Kebijakan
Otonomi Daerah, (Bandung : NUANSA, 2008), hal.93.
17
Ibid., hal.83.
18
Ibid. hal.84.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
peningkatan pelayanan kepada pelanggan dalam bidang peningkatan kualitas
produk yakni dengan membangun dan menggunakan BTS yang tujuan utamanya
memperhatikan kondisi tata ruang suatu daerah. Mereka terus mencari daerah-
yang berdekatan bisa berdiri tiga sampai dengan lima unit menara, sehingga
harus dapat bersikap bijaksana dan jeli terhadap kondisi daerah pemerintahannya.
pertelekomunikasian tetapi juga harus melihat kondisi tata ruang pada daerah
yang bersangkutan. Bukan berarti dalam hal ini pemerintah daerah melarang keras
Penulis tertarik untuk mengetahui apa saja peran dari pemerintah daerah
khususnya dalam pembangunan dan penggunaan BTS, apa saja yang dapat
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Berdasarkan uraian berbagai permasalahan di atas, penulis merasa perlu
Tebing Tinggi)”
B.Perumusan Masalah
dahulu, maka penulis membuat batasan perumusan masalah yang akan dibahas
Indonesia?
Station (BTS) ?
a.Tujuan Penulisan
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Sumatera Utara, juga mempunyai tujuan pembahasan yang sesuai dengan
Indonesia;
(BTS).
b.Manfaat Penulisan
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
Sebagai suatu bentuk sumbangan dan masukan bagi para pihak yang
D.Keaslian Penulisan
Station Dikaitakan Dengan Peran Pemerintah Daerah” ini adalah hasil karya
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
tulis penulis sendiri. Dari hasil peninjauan kepustakaan pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, penulis tidak ada menemukan judul skripsi yang
skripsi ini belum pernah dibahas dalam skripsi-skripsi yang ada sebelumnya. Oleh
karena itu, keaslian dari penulisan karya tulis ini dijamin dan dapat dipertanggung
yang berkitan dengan skripsi ini melalui referensi buku-buku, media cetak dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan judul skripsi
penulis. Oleh karena itu, tulisan ini merupakan sebuah karya yang asli dan sesuai
dengan azas-azas keilmuan yang jujur, rasional, objektif, dan terbuka, sehingga
E.Tinjauan Kepustakaan
Penulisan skripsi yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah berkisar
tentang:
“sama.” Jika kita berkomunikasi itu berarti kita mengadakan “kesamaan,” dalam
hal ini kesamaan pengertian atau makna. 19 Carl I.Hovland, seorang sarjana
19
Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran, Teori dan Praktik (Bandung : Mandar Maju,
1990), hal.1.
20
Ibid., hal.2.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
“the process by which an individuals (the communicator) transmits stimuli
(usually verbal symbols) to modify the behaviour of other individuals
(communicates).”
kompenen, yaitu : 21
4.media penyampai atau media transmisi yang akan mengantarkan pesan dari
pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling
pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber lainnya. 22
dilakukan secara langsung (face to face) atau menggunakan sarana. Alat Bantu
tersebut dimulai dengan cara yang sederhana, seperti metode asap kaum Indian
sampai dengan teknologi canggih dewasa ini yang berbentuk suara, gambar,
tanda, kode, signal, atau intelegensi, baik yang melalui kabel, tanpa kabel, atau
21
Gouzali Saydam, Op.Cit., hal.3.
22
Nurudi, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta:PT.Raja Grafindo, 2004), hal 4.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Constitution and Convention of The International Telecommunication Union
komunikasi yang dilakukan oleh manusia, disaat jarak sudah tidak mungkin lagi
berita dari satu tempat ke tempat lainnya (jarak jauh) yang menggunakan alat atau
media elektronik. 23
gambar dan suara atau informasi melalui kawat (kabel), radio, optic atau sistem
elektromagnetik lainnya. 24
23
Gouzali Saydam, Op.Cit., hal.3.
24
Judhariksawan, Pengantar Hukum Telekomunikasi, (Jakarta: PT,RajaGrafindo Persada,
2005), hal.6.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan
bunyi melalui syitem kawat, optic, radio, atau system elektromagnetik lainnya. 25
Negara.
defenisi menara adalah menara khusus yang berfungsi sebagai sarana penunjang
pemerintah daerah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
Otonomi Daerah hak, wewenang, dan kewajiabn daerah otonom untuk mengatur
25
Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Telekomunikasi, Undang-Undang
No.36 Tahun 1999, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154 Pasal 1 ayat 1.
26
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.02/PER/M.KOMINFO/3/2/2008
tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi, Pasal 1
Angka 3.
27
Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Otonomi Daerah, Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Pasal 1
Angka 1.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk
masyarakat. 28
F.Metode Penelitian
sesuai dengan bidang yang diteliti. Adapun penelitian yang digunakan oleh
1. Jenis Penelitian
28
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota
pasal 1 angka 5, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
2. Sumber Data
a. Data Primer
Umum Pemerintah Kota Tebing Tinggi dan pihak-pihak yang terkait dan
b. Data Sekunder
Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu: 29
terdiri dari:
b. Peraturan dasar:
c. Peraturan Perundang-undangan:
5. Peraturan-peraturan Daerah.
29
Amiruddin & Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2003), hal. 31-32.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
e. Yurisprudensi
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau yang disebut dengan
skripsi ini antara lain berasal dari buku-buku baik koleksi pribadi maupun
perundang-undangan.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
3. Pengelompokan Data, yaitu mengelompokkan data-data yang telah
diperlukan, dan data yang diperoleh itu disebut dengan data primer. Dalam
4. Analisis Data
yang berhubungan dengan topik dalam skripsi ini, sehingga diperoleh kesimpulan
G.Sistematika Penulisan
keseluruhan isi penulisan ini, sehingga mudah dicari hubungan antara satu
30
Ferd. N. Kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta: Gajahmada
University Press, Cetakan Kelima, 1996), hal. 770.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana masing-masing bab terdiri dari
beberapa sub bab yang sisesuaikan dengan kebutuhan jangkauan penulisan dan
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan segala hal yang umum dalam sebuah
Penulisan.
Dalam bab ini diuraikan segala hal yang umum tentang sejarah
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Transceiver Station (BTS) dan pengaturan penggunaan menara
bersama telekomunikasi.
Dalam bab ini diuraikan segala hal yang berkaitan dengan peran
pemerintah daerah.
BAB IV : PENUTUP
Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dari hal-hal yang
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
BAB II
TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA
tanggal 23 oktober 1855 oleh pemerintah Hindia Belanda, yaitu berupa telegrap
Ambarawa. Sejak itu jasa telegrap dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Dua
2.700 kilometer, dilayani oleh 28 kantor telegrap. Di sepanjang rel kereta api
didirikan tiang-tiang telegrap. Sementara itu kabel laut telah terpasang antara
(Darwin). 31
lama dan mengalami kemajuan pesat di zaman orde baru yang ditandai dengan
31
Komang Darmawan ,” Sejarah Telekomunikasi Dunia dan Indonesia” ,
https://styx.uwaterloo.ca/~jscouria/GSM/gsmreport.html , Selasa, 11 November 2008
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
peluncuran satelit Palapa 1 tahun 1976. saat itu sempat terjadi pro-kontra tetapi
pada akhirnya harus diakui satellite Palapa sangat banyak memberikan manfaat.
membentang antara Gambir dan Tanjung Priok di Batavia, disusul dua tahun
mendapat izin konsesi selama dua puluh lima tahun. Tampaknya pengusahaan alat
komunikasi hasil penemuan Alexander Graham Bell pada tahun 1876 itu cepat
Maatschappij memperoleh konsesi selama dua puluh lima tahun untuk hubungan
kota besar yang mendatangkana untung saja sehigga penyebaran jaringan telepon
tidak merata. Akhirnya dalam tahun 1906 setelah jangka waktu konsesi berakhir,
semua pegusahaan jaringan telepon diambil alih dan dilelola oleh Pemerintah
jaringan telepon Perusahaan Kerata Api Deli (Deli Spoor Maatschappij, DSM).
Sejak saat itulah pelayanan jasa telekomunikasi dikellola oleh pemerintah secara
monopoli.
Jaringan telepon itu semula menggunakan system baterai local dan kawat
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
gangguan. Pembaharuan dan modernisasi kemudian dilaksanakan, pemasangan
kabel jarak jauh diterapkan di bawah permukaan tanah, kawat tunggal diganti
berpendidkan, baik dari pihak pribumi maupun dari Belanda. Itulah sebabnya
yang lebih tinggi lagi diadakan di Belanda. Banyak pribumi yang menjadi
pegawai PTT walaupun gaji bagi pribumi, lebih rendah ketimbang pegawai
Belanda. Memperoleh sebutan sebagai Den Ajung (adjunct inspector) atau Den
PTT lebih tinggi dari pada pegawai dinas lain, mesikipun gaji asisten pribumi
didatangkan dari Belanda dan hanya terdapat seorang teknisi radio pribumi, yaitu
Soedirdjo yang ikut membangun stasiun radio penerima Malabar tahun 1920,
stasiun radio tertua di Indonesia dan terbesar di belahan bumi selatan. Prioritas
dan pengusaha. Para bupati dan wedana di Pulau Jawa memiliki pesawat telepon
digunakan ialah jenis telepon baterai lokal yang jarak jangkauannya terbatas.
Berbicara dengan telepon engkol tersebut harus keras, bahkan boleh dikatakan
harus berteriak. Bukan hal yang aneh apabila ada pelanggan yang memaki-maki
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
operator. Ada juga operator yang didatangi pelanggan dan dihajar Karena
jumlah pegawai pribumi merupakan bagian terbesar dari pegawai PTT tetapi
Setelah pemerintah Hindia Belanda gulung tikar akibat serbuan balatentara Jepang
di tahun 1942, dinas PTT dibagi sesuai dengan daerah kekuasaan militer Jepang.
Daerah Jawa dan Madura di bawah komando Angkatan Darat Jepang ke-16,
daerah Sumatera di bawah komando Angkatan Darat Jepang ke-25 dan kepulauan
Perang Asia Timur Raya Khas Jepang dan menjaga keamanan pemerintahan
Kokusai Denki Tsusinkyoku yang berpusat di Jepang. Stasiun radio ini waktu itu
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Dayeuhkolot dan stasiun radio penerima di Rancaekek di sebelah timur Bandung
Belanda yang dulu menduduki kursi-kursi pimpinan telah tergusur. Banyak kursi
dapat dikatakan tidak begitu baik. Tenaga pimpinan dan teknisi Belanda dan
ketika itu bekerja pada bagian laboratorium dan merasakan betapa kurangnya
Dinas PTT pada zaman Belanda dan Jepang memang ada. Dinas PTT Hindia
masyarakat, sedangkan pada zaman Jepang jawatan PTT lebih digunakan untuk
teknisi Indonesia.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Di daerah lain, khususnya di Sumatera perkembangan telekomunikasi
pada masa itu cukup bagus. Jaringan telegrap morse menghubungkan seluruh
kota, bahkan dari Bukit Tinggi dapat dihubungi Bandung, Singapura dan Tokyo.
Unit-unit telekomunikasi milik PTT terdiri dari terminal telegrap di Birugo dan
pesawat carrier ditemptkan dalam sebuah bungker di atas ngarai, Bukit Tinggi.
tanah. Pesawat radio dimana-mana disegel oleh Pemerintah Jepang agar bangsa
dapat mendengarkan siaran radio luar negeri dengan menggunakan head-sset agar
suaranya tidak terdengar keluar. Tentu penyadapan berita semacam itu dianggap
oleh Jepang sebagai pelanggaran berat. Seorang pegawai suku Ambon tertangkap
tangan mendengarkan siaran radio luaar negeri. Militer Jepang menangkapnya dan
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Memudarnya kekuasaan Belanda yang telah bercokol selama tiga setengah
garis pertempuran kawasan Asia dan Pasifik, semkain menebalkan keyakinan para
pegawai Indonesia dalam tubuh PTT bahwa suatu saat pasti bangsa Indonesia
persiapan itu tentu saja tidak dapat dilakukan secara terbuka dan bebas, terutama
di kalangan pegawai yang berkedudukan cukup tinggi dan para siswa sekolah
mempersatukan gagasan patriotic, pada awal tahun 1942 telah menemui Soeharto
yang waktu itu menjabat Kepala Biro berpangkat Controleur I. ia adalah satu-
antara Soetoko yang muda dan penuh keberanian denagn Soeharto yang
Gagasan Soetoko memang mewakili cita-cita dan watak kaum muda yang
disertai gerakan dan tindakan yang sejalan di kota-kota lain seluruh Indonesia,
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
mungkin akan sia-sia dan dapat merugikan gerakan nasional. Melalui
pembicaraan yang matang, gagasan para pemuda yang diwakili oleh Soetoko
Belanda hanya berlangsung sebentar dan Belanda cepat takluk. Jepang pun segera
yang tumbuh sejak goyahnya kekuasaan Hindia Belanda, terus berkembang dalam
bagi bangsa Indonesia kelak kemudian hari tidak mempan lagi karena ternyata
Dari segala pemaksaan dan penindasan itu muncul pula kesempatan yang
pemuda Indonesia. Di akntor pusat PTT setiap pagi diadakan latihan taisho (gersk
diresmikan dan dikepalali oleh Abdoel Djabar. Sementara itu Soetoko memimpin
seluruh barisan seinendan PTT yang meliputi sekolah PTT, Radio, Laboratorium,
Kantor Pos Besar dan Kantor Telepon. Kemudian dibentuk badan yang bernama
Tsusintai atau Barisan Pusat PTT, dan dibentuk pula TsusinTokubetsutai (Pasukan
Istemewa atau Barisan Pelopor PTT). Kader-kader bangsa ini mulai merintis
jaringan komunikasi dalam gerakan bawah tanah melalui telepon, telegram sandi,
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Pemancar gelap pun mereka persiapkan. Secara hati-hati mereka
tetapi tidak sempat bereaksi karena pasukan Jepang makin terpukul di berbagai
membuat tanggul pengaman di sekeliling gedung kantor pusat PTT. Kios telepon
umum di kantor pusat PTT diubah menjadi tempat mikrofon yang dihubungkan
dengan pengeras suara guna megumumkan segala macam perintah kepada par
pihak militer Jepang agar memberi pelajaran menggunakan senjata. Siasat jitu ini
baik bertahan maupun menyerang. Kemampuan bela diri pun diajarkan. Guna
kata sandi yang dipergunakan sebagai titik awal merebut kantor pusat PTT dari
tangan Jepang ialah “IS”, suku kata pertama dari nama Ismojo. Ia memang lebih
sering melakukan dinas luar. Pada pertengahan tahun 1945 setelah pasukan sekutu
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
berhasil melakukan loncatan katak, yaitu serangan balik pasukan Jenderal Mac
Arthur yang menduduki pulau demi pulau sehingga berhasil mendekati kepulauan
06 Agustus 1945, ketahanan militer Jepang boleh dikata sudah ambruk sama
Agustus 1945, semangat Jepang sudah sirna. Keesokan harinya kaisar Hirohito
menyatakan kekalahan Jepang dan menyerah tanpa syarat. Jepang masih berusah
Asia. Tetapi para operator telepon dan telegrap PTT dapat mengetahui berita
Telegram remi dari Tokyo akhirnya diterima di Bandung pada tanggal 13 Agustus
1945.
kehilangan momentum yang mungkin tidak akan ada lagi. Berhubung jawatan
tidak diterima, tanggal 15 Agustus 1945 dikirim lagi telegram ke Jakarta disertai
desakan yang lebih keras, yaitu jika Jakarta tidak mau mengambil keputusan
telepon, telegrap, radio dan pos ke semua kantor PTT secara beranting. Informasi
dari Bandung yang diterima oleh kantor telegrap di Bukit Tinggi tanggal 16
Agustus 1945 menyatakan bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 akan terjadi
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
peristiwa penting karena itu operator di Bukit Tinggi supaya siap pada
pesawatnya. Benar juga, keesokan harinya kantor telegrap Bukit Tinggi menerima
Betapa pentingnya alat komunikasi yang dapat menjangkau area yang luas
menembak. Ketika itu perintah presiden Soekarno yang sedang hijrah ke suatu
tempat di sekitar Madiun dengan peralatan sebuah pesawat pemancar radio mobil
Soeharto di Yogyakarta dan juga di relay oelh semua studio RRI yang masih ada.
Dengan peralatan yang terbatas namun dibalut oleh tekad semangat yang besar,
telekominikasi sebagai salah satu alat komunikasi yang dapat mengudara dan
nasional Indonesia dapat terjaga sejak di saat kondisi Negara yang sedang tercerai
berai.
Pada akhir tahun 1961 Jawatan PTT resmi menjadi perusahaan Negara Pos
dan Telekomunikasi atau PN Postel. Namun bentuk ini tidak bertahan lama,
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
karena sejak petengahan tahun 1965 PN Postel dipecah dua, yaitu masing-masing
tidak berubah, yaitu tetap berada di bawah penguasaan dan pengusahaan Negara.
Hanya sesuai ketentuan baru yang ditetapkan Pemerintah semenjak tahun 1969,
yaitu membagi bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atas tiga jenis, yaitu
Modal Asing (PMA) dan dijadikan satu BUMN baru, maka diadakan pemisahan
PT.Indosat. 33
32
___________, Telekomunikasi Indonesia, (Bandung :PT.Telkom dan Yayasan Ikatan
Alumni Lemhannas ( IKAL), 1997), hal.xxiii.
33
Ibid., hal.xxiv.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
ditinjau dari misi dan tanggung jawabnya sebagai suatu badan usaha Negara tetap
komunikasi yang dilakukan oleh manusia, disaat jarak sudah tidak mungkin lagi
Bila jarak kedua belah pihak masih dekat, maka keduanya masih
apabila jarak tersebut semakin jauh. Tetapi apabila jarak tersebut sudah tidak
mungkin lagi untuk dijangkau dengan suara langsung, maka komunikasi yang
merupakan kebutuhan manusia tadi masih dapat dilakukan, yaitu dengan melalui
media telekomunikasi.
Telekomunikasi terdiri dari dua suku kata, yaitu tele yang berarti jarak
jauh, dan komunikasi yang beerarti kegiatan untuk menyampaikan berita atau
upaya penyampaian berita dari suatu tempat ke tempat lainnya(jarak jauh) yang
34
Ibid., hal.xxv.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Pasal 1 undang-undang no.36 tahun 1999 tentang telekomunikasi
pemancaran, pengiriman dan atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk
tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara dan bunyi melalui system kawat, optic, radio
serta pengawasan.”
yang dalam hal ini PT.Telekomunikasi Indonesia atau PT.Telkom (dulu Perumtel)
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
untuk menyelenggarakan hubungan telekomunikasi di dalam negeri, dan
ini dimulai pada tahun 1980 berdasarkan Peraturan Pemerintah no.53 tahun 1980.
mereka sendiri (intern). Telekomunikasi bukan untuk umum ini diatur dalam UU
No.36 tahun 1999, disebut juga dengan telekomunikasi khusus, yaitu khusus
digunakan untuk keperluan penyaluran siaran (radio) atau program televise dari
instansi atau perusahaan tersebut dapat berjalan dengan lancar. Namun demikian,
menyediakan telekomunikasi bagi seluruh wilayah di tanah air itu masih terbatas.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
pihak tertentu tadi untuk menyelenggarakan telekomunikasi untuk keperluan
mereka sendiri.
sendiri itu dapat diberikan oleh pemerintah bagi pihak-pihak yang memerlukan,
untuk umum.
Undang No.3/ 1989 yang dinyatakan tidak berlaku. Keluarnya PP No.8 /1993
meskipun telah direncanakan jauh-jauh hari menarik perhatian antara lain karena
saat itu kalangan DPR-RI secara kritis sedang menyorot berdirinya PT.Satelindo
yang mulai tahun 1995 menggarap sewa kanal satelit Palapa sebagai bisnis
(60%), PT.Telkom (30%), dan PT.Indosat (10%). Kalangan DPR-RI saat itu
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
menilai, kalau yang menjadi acuan hukum berdirinya PT ini adalah PP
No.24/1991, maka hal itu kurang kuat. Dengan keluarnya PP No.8/1993, maka
format hukum PT.Satelindo menjadi sah dan kuat, begitu juga dengan perusahaan-
Telekomunikasi;
Telekomunikasi Indonesia;
dan merata, kepastian hukum, keamanan, kemitraan, etika, dan kepercayaan pada
diri sendiri. 37
35
Dedi Supriadi,Op.Cit.,hal 101.
36
Agustinus Dawarja, “Resume Singkat dari Beberapa Peraturan Perundang-Undangan di
Indonesia Tentang Telekomunikasi,” http::www.lexregis.com/%3Fmen,, Selasa, 11 November
2008
37
Judhariksawan,Op.Cit., hal.177..
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Asas manfaat berarti bahwa pembangunan telekomunikasi khususnya
penyelenggaraan telekomunikasi akan lebih berdaya guna dan berhasil guna baik
memberikan kesmpatan dan perlakuan yang sama kepada semua pihak yang
memenuhi syarat dan hasil-hasilnya dinikmati oleh masyarakat secara adil dan
merata.
secara maksimal potensi sumber daya nasional secara efisien serta pengusaan
global.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Asas keamanan dimaksudkan agar penyelenggaraan telekomunikasi selalu
pengoperasiannya.
antarbangsa.
yang berkaitan dengan perubahan yang mendasar dlam penyelenggaraan dan cara
38
Judhariksawan,Op.Cit., hal.178.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
perlu diganti. Oleh karena itu, lahirlah UU No.36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi. 39
pengendalian. 40
modalnya;
Indonesia;
39
Ibid.hal.179.
40
Azhar Lubis,Kebijakan Penanaman Modal Dalam Rangka MenciptakanIklim Investasi
yang Kondusif. Seminar Oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal. Medan, 11 April 2008.
41
Ibid.hal.170.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
5. membuka peluang penyelenggara telekomunikasi nasional untuk
yang meliputi semua tatanan termasuk tatanan hukum dan peraturan, industri, dan
yang memiliki kekuasaan pasar yang besar melakukan tindakan yang bersifat anti-
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
menyelenggarakan telekomunikasi untuk umumbaik dalam negeri maupun untuk
ke luar negeri.
telekomunikasi untuk umum dalam negeri, sedangkan untuk umum ke luar negeri
Langkah- langkah yang diambbil dalam rangka mendukung iklim investasi sector
telekomunikasi 43 :
42
Gouzali Saydam,Op.Cit., hal. 10.
43
Azhar Lubis,Kebijakan Penanaman Modal Dalam Rangka MenciptakanIklim Investasi
yang Kondusif. Seminar Oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal. Medan, 11 April 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Dengan diberlakukannya UU No.36 tahun 1999 Tentang Telekomunikasi,
telekomunikasi dapat dilakukan oleh badan hukum yang didirikan untuk maksud
asas hukum inilah maka pemerintah melaksanakan kebijakan pasar terbuka pada
luar negeri itu. Dengan demikian, Telkom kini dapat menyediakan jasa dan
pula badan-badan hukum lainnya yang berminat dan mendapat izin usaha dari
pemerintah. 44
eksklusivitas PT.Telkom dan PT.Indosat pada tahun 2002 (local) dan 2003 (SLJJ
44
Ibid. hal.11.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Walaupun selain PT.Telkom terdapat 2 penyelenggara telekomunikasi sambungan
mengingat kedua operator ini masih bersifat regional dengan jumlah pelanggan
izin 1 dan loss 2 yang berbentuk pengakhiran dini hak eksklusifitas. Berdasarkan
miliar.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Telekomunikasi (BRTI) sebagai badan regulasi untuk menjamin transparansi,
penyelenggaraan SLI kepada PT.Telkom, izin local dan SLJJ kepada PT.Indosat,
dan izin DCS 1800 kepada keduanya. 2 hak eksklusivitas local dan SLJJ bagi
sebesar Rp.90 miliar telah dilakukan setiap tahun melalui APBN sesuai dengan
diambil dari hasil divestasi PT.Indosat tahun 2002 lalu perumusan strategi
kompetisi level playing field. Peraturan yang sudah diterbitkan antara lain
No.2 Tahun 2005 yang mengatur penggunaan frekkuensi 2,4 GHz sebagai upaya
untuk memberikan akses komunikasi data melalui internet dengan biaya yang
murah kepada masyarakat terutama segmen social dan bisnis skala kecil dan
akan naik sebesar 43 persen dari tahun sebelumnya menjadi 16 juta orang
pengguna. 45
45
Dedi Supriadi.Op.cit., hal.27.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Berdasarkan Undang-Undang No.36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi,
telekomunikasi.
yang berlaku, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik
adalah PT.Telkom dan badan penyelenggara uutuk jasa telekomunikasi luar negeri
telex, faksimili dan sebagainya, maupun jasa telekomunikasi berupa jasa-jasa nilai
tambah (Value Added Service). Badan lain di luar penyelenggara, baik dalam
bentuk Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
46
Judhariksawan., Ibid.hal.180.
47
Ibid.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
dapat bekerjasama dengan PT.Telkom dan atau PT.Indosat. bentuk kerjasama
antara badan penyelenggara dan badan lain ini telah diatur dalam Peraturan
tertentu, perorangan atau badan hukum untuk keperluan khusus atau untuk
pemerintah tertentu atau badan hukum (perseroan terbatas atau koperasi) yang
Hukum apabila wilayah tersebut belum tersedia atau belum terjangkau fasilitas
48
Ibid.hal.181.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
serta perkembangan global. Dalam rangka pelaksanaan pembinaan
telekomunikasi. 49
49
Ibid.hal.180.
50
Azhar Lubis,Kebijakan Penanaman Modal Dalam Rangka MenciptakanIklim Investasi
yang Kondusif. Seminar Oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal. Medan, 11 April 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
BAB III
PENGATURAN PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN
BASE TRANSCEIVER STATION (BTS)
Inggris base adalah basis, dasar, landasan, alas, pokok. Transceiver adalah
stasiun tempat penghubung. 51 Atau yang biasa disebut sebagai stasiun pemancar
dapat dijangkau berdasarkan daya pancar sinyal yang ada pada BTS. Daerah
tersebut dibagi dalam beberapa sel, dimana pada setiap sel ditempatkan satu
Menurut Dwi Joko Purwanto selaku Asisten Manager User Relation and
Calibration PT.TELKOM divisi Medan, menara BTS berbeda dengan menara
telekomunikasi lainnya. Pada BTS dapat memancar dan menerima sinyal
komunikasi sehingga dapat terhubung pada mobile system (handset), sedangkan
pada menara telekomunikasi lainnya hanya dapat memancar. letak menara BTS
tersebut juga harus terletak pada daeah yang banyak penduduk agar tidak terjadidi
black spot (daerah yang tidak ada jaringan) sedangkan menara broadcast yakni
yang biasa digunakan untuk televisi dan radio hanya dapat memancarkan sinyal
51
Drs.Peter Salim.M.A, The Contempory English-Indonesian Dictionary,
(Jakarta:Modern English Press, 1991)
52
http://www.total.or.id/info.php?kk=Base%20Transceiver%20Station, Jumat, 21
November 2008.
53
http://www.total.or.id/info.php?kk=cellular, Jumat, 21 November 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
yang tidak dapat diteruskan dan letaknya tersebut harus tinggi atau biasa berada di
atas gunung agar tidak adanya hambatan dalam proses kerjanya. 54
Kehadiran BTS dewasa ini masih menimbulkan berbagai kontroversi.
Yang menjadi masalah kontroversi tidak lain adalah masalah radiasi dan
bangunan menara. Dari segi kebutuhan, BTS sangatlah menentukan coverage dari
Indonesia akan tumbuh hingga 9,4 juta di tahun 2007 ini. Otomatis dengan angka
Masyarakat, terutama yang masih awam terhadap radiasi BTS masih miris
dengan isu radiasi BTS yang mengganggu kesehatan dan keamanan di sekitar
pemukiman mereka. Maka sudah menjadi tugas operator termasuk instansi yang
terkait dalam masalah ini untuk mengedukasikan agar masyarkat lebih mengerti
sesuai kondisi dimana BTS tersebut akan didirikan. Salah satunya adalah
mendirikan BTS di tengah tanah lapang, jauh dari pemukiman masyarakat. Cara
ini memang berisiko sangat kecil terhadap persepsi miring dari masyarakat
aktif. Cara ini memang butuh proses sosialisasi dan edukasi yang matang beserta
pemberian jaminan keamanan dan jaminan ganti rugi. Biasanya cara ini memang
54
Hasil Wawancara langsung dengan Asisten Manager User Relation and Calibration
PT.TELKOM divisi Medan, pada Tanggal 14 November 2008
55
http://syaif.spaces.live.com/default.aspx, Selasa, 11 November 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
harus melalui ijin warga sekitar, pihak PEMDA, terlebih-lebih pemilik bangunan
pemeriksaaan kadar tanah, jika dipasang di tanah kosong. Lalu pengecekan lokasi
jaminan keamanannya.
Jika dianalisa, traumatis yang dialami masyarakat tentang radiasi BTS ini
menyadur pada peristiwa SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) yang
menimbulkan banyak gejala penyakit akibat radiasi yang ditimbulkan ruas kabel-
kabel listrik. Dan pada akhirnya pemahaman ini dipukul rata, hingga berefek pada
keberadaan BTS yang belum tentu benar kadar radiasinya, seperti pada tegangan
listrik. Belum lagii pengertian bahwa radiasi tersebut mampu mengganggu system
frekuensi dari radio dan televisi. Padahal persepsi seperti ini realitanya masih
lebih besar. Namun kekuatan radiasi ini akan berkurang secara drastis pada jarak
tertentu. Pancaran radiasi dari BTS yang dapat menyentuh tanah pada jarak sekitar
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
dari 60 watt ini akan terbagi menjadi sekitar 100 miliwatt per meter persegi.
Dengan demikian, efek panas yang ditimbulkan oleh antena ini adalah sekitar
5.000 kali lebih kecil daripada yang diproduksi oleh antena ponsel sendiri. Jadi
dapat dikatakan bahwa cukup aman untuk berada di sekitar antena pemancar
ponsel.
adalah melakukan survey riset terlebih dahulu daerah mana yang layak didirikan
BTS tersebut. Riset tersebut meliputi kadar kekuatan tanah yang bakal didirikan
BTS,daerah tersebut rawan banjir atau tidak, kadar curah hujan juga perlu
diperhatikan oleh pihak operator. Daya terpa angin maksimumnya perlu diadakan
hitungan-hitungan lainnya.
yang harus dilakukan oleh semua operator di dunia. Maka masyarakat tak perlu
khawatir dengan tingkat keamanan dan kenyamanan akibat radiasi BTS. Setelah
melewati masa survey semua unsur yang berkaitan dengan pendirian BTS,
dilakukan sosialisasi dan secara bersamaan melakukan edukasi kepada warga. Tak
lepas dari semua itu, perangkat masyarakat pun diikutkan pada perundingan ini
beserta warga.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
pemilik tanah, bangunan dan warga sekitar. Standard yang biasa digunakan dan
kekuatan bangunan dari gedung atas kemungkinan getaran gempa maupun terpaan
angin. 56
Suatu ponsel menjadi tak ada artinya bila di wilayah tersebut belum ada
ponsel dengan sesama ponsel atau telepon rumah (PSTN).Jaringan ini diterima
dan dipancarkan oleh benda yang disebut dengan BTS (base tranceiver station).
Saat ini, ada puluhan ribu menara BTS yang telah dibangun operator di
seluruh Indonesia. Dan itu akan terus bertambah dari tahun ke tahun.
56
Ibid., hal.2.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Semakin banyak BTS yang dibangun semakin banyak juga masyarakat yang akan
di wilayah terpencil atau pelosok. Dan komunikasi yang lancar juga akan menjadi
salah satu faktor pendorong meningkatnya aktivitas ekonomi dan bisnis di satu
daerah. 57
Base Transceiver Station (BTS) adalah bagian dari network element GSM
network element lain dalam jaringan GSM (BSC, MSC, SMS, IN, dsb) dengan
menggunakan radio interface. Secara hirarki, BTS akan terhubung ke BSC, dalam
hal ini sebuah BSC akan mengontrol kerja beberapa BTS yang berada di
bawahnya. Karena fungsinya sebagai transceiver, maka bentuk pisik sebuah BTS
pada umumnya berupa tower dengan dilengkapi antena sebagai transceiver, dan
perangkatnya. Sebuah BTS dapat mecover area sejauh 35 km (hal ini sesuai
dengan nilai maksimum dari Timing Advance (TA)). Fungsi dasar BTS adalah
dengan : 58
57
http://yogismobile.blogspot.com, Selasa, 11 November 2008
58
Riswan, Base Transceiver Station, http://:mobileindonesia.net/2008/05/22 , Selasa, 11
November 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
• meng-asign channel ke MS pada saat MS akan melakukan pembangunan
hubungan.
• Frequency hopping
Setiap BTS,terdiri dari perangkat utama radio atau perangkat rak-rak radio.
Tempatnya bisa di dalam ruangan (shelter) atau di luar ruangan (antenna and
kabel feeder). Menara BTS hanya salah satu sarana penunjang bagi BTS.
yang luas dari suatu sistem seluler ke terminal mobile station ditentukan
Misalnya, jika ada operator yang menargetkan bisa menjangkau 1.000 pelanggan
di suatu daerah tertentu maka diperlukan penempatan BTS dititik yang benar-
benar tepat di daerah tersebut. Salah hitung sedikit saja, akibatnya bisa fatal dan
sinyal ponsel sama sekali akan lenyap yang berarti kerugian bagi operator ponsel.
Hal itu belum termasuk perhitungan apakah BTS yang sudah terpasang bisa
tersambung dengan transmiter atau tidak, karena terhalang oleh bukit atau
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
bangunan. Sebelum jaringan BTS dipasang, karena itu biasanya didahului oleh
survei. 59
Melihat hal itu, tak heran bila kebanyakan anggaran operator digunakan
pembangunan BTS di wilayah luar jawa sekitar 3500 BTS di seluruh Indonesia.
Ini artinya tahun 2007 XL memiliki 10.700 BTS. Sedangkan Telkomsel, pada
tahun 2007 membangun 5.000 BTS,dari 14 ribu BTS yang telah dimilikinya pada
tahun 2006 lalu. Kebanyakan BTS tersebut akan dibangun untuk Indonesia bagian
timur. Indosat menambah sekitar 3500 -4000 BTS di tahun 2007. Hingga akhir
tahun 2006, Indosat telah memiliki 6700 BTS. Alokasi terbesar dipusatkan pada
industri dalam negeri telah tiba, termasuk di industri telekomunikasi, kini setelah
bisnis dengan pertumbuhan yang sangat fantastis ini, masuk ke era kompetisi
1999, industri ini mengundang operator dan pemasok baru hadir dan siap bersaing
Dengan jumlah penduduk Indonesia yang melebihi 220 juta orang, masih
59
Rusdi Mathari,” [ekonomi-nasional] Kepentingan Bisnis di Menara BTS “
http://www.mail archive.com/ekonomi-nasional@yahoogroups.com, Selasa, 11 November 2008.
60
http://yogismobile.blogspot.com/, hal.2.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Dengan jumlah penduduk Indonesia yang melebihi 220 juta orang, masih
mengedepankan tarif murah dan promosi yang gencar, akan tetapi jangkauan yang
luas dan kualitas produk serta performansi jaringan juga sangat dibutuhkan calon
pengguna, terutama yang senang dengan mobilitas dan tinggal di daerah rural.
communication) dan CDMA (Code Division Multiple Access) ada lebih dari 10
operator diantaranya:
61
Ningrum Natasya Sirait,Persaingan Usaha Industri Telekomunikasi, Makalah pada
Diskusi Publik Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, 11 April 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Star One
4 PT. Excelcomindo Pratama, Tbk Xplor, Bebas, Jempol
5 PT. Bakrie Telecom, Tbk Esia, Wifone, Wimode
6 PT. Mobile-8 Fren
7 PT. Sinar Mas Telecom Smart
8 PT. Hutchison Charoen Pokhand 3 “Three”
Telecomunication
9 PT. Sampoerna Telecom Indonesia Ceria
10 PT. Natrindo Telepon Seluler NTS, AXIS
11 Pasifik Satelit Nusantara Pasifik Satelit Nusantara
Sumber:website masing-masing operator dan sumber lainnya 62
miliar di 2005 menjadi Rp 829,4 miliar pada 2006. Sedangkan pendapatan bersih
perseroan, juga meningkat tajam 149,4% dari Rp 243,76 miliar di 2005 menjadi
Rp 607,9 miliar di tahun 2006. Belum lagi perusahaan lain yang umumnya
cabang bisnisnya selalu menarik bagi pihak asing, tidak terkecuali bisnis
komunikasi ke konsumen diurusi oleh pihak ketiga, dapat berupa pihak asing
62
http://www.postel.go.id, Jumat, 21 November 2008
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
kelalaian pembangunan, perusahaan tersebut dapat menyalahkan pihak Samsung
sebagai pengembang.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Barie Telecom melalui produk
operator lain yang ada dalam tabel, jumlah BTS yang didirikan Bakrie Telecom
paling sedikit. Hal ini dikarenakan, produk Esia yang dikeluarkan Bakrie
kode area saja. Sedangkan untuk Telkomsel, BTS yang dimilikinya paling banyak
diantara operator telekomunikasi lainnya dengan jumlah 20. 884 BTS di seluruh
Indonesia. Hal ini sangat memungkinkan karena coverage area Telkomsel yang
Telecomunication, saat ini telah menjangkau pulau Jawa dan Bali serta Sumatera,
yang kemungkinan dari tahun ke tahun akan membutuhkan ribuan BTS baru, yang
63
Ibid. hal.,2
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
digunakan untuk memperluas area jangkauan dan menambah jumlah
pelanggannya. Hal tersebut sangat tidak baik, mengingat saat ini jumlah menara di
di Indonesia akan tampak seperti hutan menara, itupun belum ditambah menara
Semula bisnis BTS dan juga menaranya hanya ditekuni para operator
Belakangan sejumlah pemain baru di luar operator telepon seluler, juga masuk ke
dalam industri ini dan karena itu meramaikan peta persaingan bisnis menara BTS.
BTS dengan jumlah menara yang mencapai tiga puluhan ribu unit. Tahun lalu
operator telepon seluler tak lagi berminat membangun menara BTS secara mandiri
dan berbalik hanya menyewa BTS. Alasan para operator, biaya pemasangan satu
BTS yang berkisar antara Rp 700 juta hingga Rp 1 miliar per satu menara terlalu
mahal dan dianggap kurang efisien bagi bisnis mereka. Para operator itu, akan
BTS.
64
Ibid., hal.3.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
PT Exelcomindo Pratama Tbk., operator telepon seluler XL, contohnya.
Tahun ini, perusahaan itu bermaksud melepas bisnis 10 ribu unit menara BTS-nya
ingin fokus pada bisnis operator telepon seluler. PT Mobile-8 Telecom Tbk.
sebelumnya juga sudah melepas sekitar 344 unit menara BTS mereka yang
Tak ada catatan yang akurat yang bisa memastikan perputaran bisnis
menara BTS kecuali hanya taksiran yang menyebut sekitar ratusan miliar per
tahun. Perputaran uang itu terutama diperoleh dari harga sewa menara BTS yang
berkisar antara Rp 15 juta hingga Rp 25 juta per bulan per menara dengan kontrak
yang juga cukup panjang sekitar 10 tahun. Harga sewa itu sudah termasuk biaya
sewa, listrik, perawatan, dan retribusi pemda. Karena setiap menara biasanya
disewa oleh beberapa operator, maka pemasukan uang dari penyewaan satu
menara BTS bisa mencapai Rp 75 juta setiap bulan. Semakin banyak operator
yang menyewa, semakin besar pemasukan yang didapat oleh perusahaan menara
BTS.
asing. American Tower dari Amerika Serikat, Gulf Tower dari Timur Tengah, dan
Tower Vision dari India adalah beberapa perusahaan asing yang sudah mengambil
perusahaan nasional yang tahun lalu memiliki 323 menara BTS. Di negaranya,
65
Ibid.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
American Tower adalah perusahaan raksasa yang memiliki sekitar 23 ribu menara
membawa modal besar tentu saja, yang dalam beberapa hal tak mungkin
ditandingi oleh perusahaan lokal. Dalam tender pelepasan menara BTS milik
account sebesar US$ 300 juta. Tujuannya untuk jaminan yang memastikan
kelangsungan bisnis menara BTS Exelcomindo, antara lain dalam hal keamanan
jika misalnya kemudian keberadaan menara BTS itu diprotes oleh warga.
ternyata adalah asing. Sebelumnya jumlah peserta tender yang ikut mendaftar
mencapai 77 perusahaan yang berasal dari dalam dan luar luar negeri. Kabarnya,
Hutchison.
milik Exelomindo itulah, lalu keluar Peraturan Menteri dari Pak Nuh. Kasak-
kusuk bahwa keputusan itu dipengaruhi oleh sejumlah perusahaan domestik yang
66
Rusdi Mathari, “Persaingan di Puncak Menara BTS”, http://www.mobile
Indonesia.com, Selasa, 11 November 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
café, meja kantor, dan menjadi diskusi di kalangan pebisnis menara BTS dan
pemerintah untuk kepentingan bisnis mereka dalam konteks bisnis menara BTS.
kelak justru tak akan mendapat pelayanan efektif apalagi jumlah daerah yang tak
terjangkau oleh sinyal karena antara lain ketiadaan menara BTS di Indonesia
cukup banyak.
anggota Komisi I DPR RI, Basuki antara lain mengatakan, “Kami tidak ingin
investor asing masuk ke bisnis menara yang nilainya mencapai Rp 100 miliar per
kekuatan BTS yang berasal dari listrik dapat digantikan oleh sumber lain. Stuart
67
Ibid.
68
”XL resmikan BTS ke-14.000,” http://www.kanwilpajakwpbesar.go.id/, Jumat, 21
November 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
menghemat energi dan ramah lingkungan tentunya. 69 Sedangkan PT Indosat akan
bisa tenaga angin, matahari maupun minyak nabati.70 Demikian juga halnya
Ericcson tak mau ketinggalan, Sebuah konsep BTS dengan optimalisasi energi
angin sebagai sumber energinya, BTS ini diklaim dapat menghemat biaya operasi
operator. 71
silam, jumlah BTS mungkin baru sekitar 10 unit. Kini, ada 35 ribu BTS
bertebaran di pelosok negeri. Sejumlah kota mungkin akan menjadi hutan menara
baja jika pembangunan BTS tetap dibiarkan seperti sekarang. Itu sebabnya
69
“Tahun 2013, BTS Gunakan Tenaga Matahari,” http:// www.arrahmah.com/ , Jumat, 21
November 2008.
70
“Sumber Energi Alternatif BTS , “ http:// podjoktelco.blogspot.com/2008/05/sumber- ,
Jumat, 21 November 2008.
71
“ Ericsson Ungkap BTS Bertenaga Angin,” http://www.indonesiaheadlines.com/,
Jumat, 21 November 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
mengganngu pertumbuhan industri telekomunikasi. Hal ini menjadi landasan
penggabungan bersama apalagi jika yang dilakukan antar operator yang memiliki
teknologi yang sama GSM – GSM, berbeda halnya jika yang digabungkan antar
operator GSM – CDMA karena selain memiliki pangsa pasar yang berbeda,
frekuensi yang digunakan jauh berbeda dan handset yang digunakan pun berbeda.
Akan tetapi jika yang digabungkan operator yang memiliki teknologi GSM yang
mempunyai segmen pasar sama dan teknologi yang sama dan berada di frekuensi
yang hampir sama di rentang antara 900 MHz dan 1800 MHz. Hal ini menjadi
diharapkan.
yang akan menjadi investor pemilik menara bersama tersebut. Dengan biaya per
menara bisa sekitar 1 hingga 2 milyar. Misalnya, untuk satu perusahaan besar,
seperti Telkom dengan 1900 BTS (tabel 1.1), berarti Telkom harus menanamkan
akses pengusaha asing masuk ke bisnis ini, dan bisnis pengelolaan menara ini
dianggap dalam Daftar Negatif Investasi, yang telah dicantumkan dalam Peraturan
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Pembangunan dan Penggunaan Menara Telekomunikasi dalam pasal 5 ayat 1 dan
sebagai bentuk bangunan dengan fungsi khusus merupakan bidang usaha yang
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) adalah Badan Usaha Indonesia yang seluruh
modalnya atau kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pelaku usaha dalam negeri.
Menara bersama memiliki karakteristik yang unik, karena kini sistem ini
cukup ketat, disatu sisi jangkauan yang luas adalah daya tarik operator untuk
menarik pelanggan, tanpa menara yang banyak, para operator baru tidak akan bisa
bertahan lama. Contohnya, Telkomsel sebagai market leader dan Bakrie Telecom
karena penggelaran jaringan yang cepat dan luas. Hal tersebut tidak terlepas dari
kemampuan membangun menara dengan cepat, banyak dan teratur, sehingga bisa
besar kemampuan pemasok menara lokal untuk setara atau bahkan lebih unggul
dari pemasok asing, serta mampu menembus paling kecil pasar Asia. Karena
yang memiliki daerah kecil. Oleh karena itu, pembahasan teknologi tentang
menara bersama ini agar mampu meningkatkan peranan pemasok lokal supaya
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Basuki Basuki Yusuf Iskandar, Dirjen Postel Departemen Kominfo,
nantinya, pembangunan BTS akan dibatasi. Yang sudah ada pun pemanfaatannya
akan dioptimalkan.
kebutuhan BTS akan mencapai 43 ribu menara pada tahun 2009. Sebab,pengguna
tanah yang rata-rata mencapai Rp 600 juta. Di Hong Kong atau di kebanyakan
negara lain, satu BTS bisa dipakai oleh sejumlah operator seluler. Bahkan, stasiun
televisi atau radio juga bisa ikut menumpang. Sungguh amat efisien. Di sini,
Beleid yang akan dibuat berusaha mengubah kebiasaan boros tadi. Jadi,
stasiun televisi. Jadi, operator tak perlu lagi boros tanah. Apalagi, kata Basuki,
Basuki menjelaskan, saat ini Ditjen Postel tengah membahas rincian beleid
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
sejumlah pemerintah daerah. Nantinya, akan diatur soal standardisasi serta kriteria
Standarisasi jelas penting. Soal standar konstruksi, misalnya. Hal itu perlu
kemungkinan gempa. Selain itu, ketinggian dan lokasi menara juga harus diatur
agar tidak mengganggu tata kota. Pengaturan jarak antar-BTS ditujukan untuk
Sebab, saat ini saja jumlah menara BTS sudah amat bejibun. Tercatat, dari sekitar
35 ribu menara itu, Telkomsel memiliki 14.500 lebih menara, sedangkan Indosat
menara. Setelah itu, ada pula Komselindo dan Metrosel (keduanya memiliki 700
(270), dan Hutchinson (64). Sebagian besar menara-menara tadi berlokasi di Ibu
telah diatur melalui UU No.36 Tahun 1999, akan tetapi pengaturan yang terdapat
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
suatu usaha telekomunikasi. Dikarenakan hal yang sangat penting tersebut, maka
saat ini cukup banyak jaminan keamanan lingkungan dan kurang proporsional
penempatannya bagi estetika tata kota. Kondisi ini menjadi lebih buruk karena
adalah bagaimana satu BTS dapat dimanfaatkan oleh beberapa operator. Dengan
pengunaan BTS bersama, maka hal itu mengurangi tingginya permintaan lahan
untuk pembangunan menara, serta demi menjaga keindahan dan estetika kota.
bersama, maka selain tercipta penataan kota yang baik, biaya yang perlu
membangun satu lokasi tower, di luar perangkat BTS-nya itu sendiri, sedikitnya
diperlukan dana Rp 1 miliar sejak dari proses site acqusition hingga pendirian
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Hanya saja, memang implementasi menara bersama tidak semudah
sudah ada, memang tidak didesain untuk digunakan secara bersama sehingga
disampaikan oleh Menteri Kominfo pada saat berlangsungnya acara Rapat Dengar
bangunan dan ruang udara. Di samping itu disadari pula sepenuhnya, bahwa
73
Suara Merdeka, “Pro-Kontra Keberadaan BTS Seluler,”
http://:www.suaramerdeka.com/harian/0801/07/eko08. , Jumat, 21 November 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
lingkungan. Dalam penyusunan peraturan ini sudah mengacu pada beberapa
Beberapa hal penting yang diatur dalam peraturan tersebut adalah sebagai berikut:
berlaku.
74
“Peraturan Menteri Kominfo Tentang Pedoman Pembangunan Dan Penggunaan
Menara Bersama Telekomunikasi”,http://www.postel.go.id/update/id/baca_info.asp?id_info=931,
Jumat, 21 November 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
4. Pemberian Izin Mendirikan Menara tersebut wajib memperhatikan
yang berlaku.
Penyelenggara Telekomunikasi.
Bersama.
10. Bidang usaha jasa konstruksi untuk pembangunan Menara sebagai bentuk
bergerak dalam bidang usaha tersebut adalah Badan Usaha Indonesia yang
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
seluruh modalnya atau kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pelaku usaha
dalam negeri.
oleh pihak ketiga harus menjamin bahwa pihak ketiga tersebut memenuhi
14. Pembangunan Menara harus sesuai dengan standar baku tertentu untuk
15. Menara harus dilengkapi dengan sarana pendukung dan identitas hukum
yang jelas.
17. Identitas hukum terhadap Menara tersebut antara lain: nama pemilik
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
18. Izin Mendirikan Menara di kawasan tertentu harus memenuhi ketentuan
yang digunakan; dan kebutuhan akan ketinggian, arah, jumlah, atau beban
Menara.
berkoordinasi.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
24. Dalam hal koordinasi tersebut tidak menghasilkan kesepakatan,
dan kemampuan.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
30. Pemerintah Daerah harus memperhatikan ketentuan hukum tentang
Menaranya.
Bersama.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
ketentuan dalam peraturan ini paling lama 2 tahun sejak peraturan ini
berlaku .
yang dilakukan antar operator yang memiliki teknologi yang sama GSM – GSM,
berbeda halnya jika yang digabungkan antar operator GSM – CDMA karena
selain memiliki pangsa pasar yang berbeda, frekuensi yang digunakan jauh
berbeda dan handset yang digunakan pun berbeda. Akan tetapi jika yang
pasar sama dan teknologi yang sama dan berada di frekuensi yang hampir sama di
rentang antara 900 MHz dan 1800 MHz. Hal ini menjadi cukup krusial mengingat
akhirnya kepuasan konsumen adalah hal yang diharapkan. Persoalan lain akan
75
Ibid.hal.,2.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
muncul, jika menara bersama diaplikasikan, siapakah yang akan menjadi investor
pemilik menara bersama tersebut. Dengan biaya per menara bisa sekitar 1 hingga
2 milyar. Misalnya, untuk satu perusahaan besar, seperti Telkom dengan 1900
akses pengusaha asing masuk ke bisnis ini, dan bisnis pengelolaan menara ini
dianggap dalam Daftar Negatif Investasi, yang telah dicantumkan dalam Peraturan
sebagai bentuk bangunan dengan fungsi khusus merupakan bidang usaha yang
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) adalah Badan Usaha Indonesia yang seluruh
modalnya atau kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pelaku usaha dalam negeri.
Menara bersama memiliki karakteristik yang unik, karena kini sistem ini
cukup ketat, disatu sisi jangkauan yang luas adalah daya tarik operator untuk
menarik pelanggan, tanpa menara yang banyak, para operator baru tidak akan bisa
bertahan lama. Contohnya, Telkomsel sebagai market leader dan Bakrie Telecom
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
karena penggelaran jaringan yang cepat dan luas. Hal tersebut tidak terlepas dari
kemampuan membangun menara dengan cepat, banyak dan teratur, sehingga bisa
menjangkau daerah-daerah baru. Selain investor asing yang telah unggul di dunia
internasional, seberapa besar kemampuan pemasok menara lokal untuk setara atau
bahkan lebih unggul dari pemasok asing, serta mampu menembus paling kecil
pasar Asia. Karena penggunaan menara bersama bisa digunakan di manapun tak
terkecuali Singapura yang memiliki daerah kecil. Oleh karena itu, pembahasan
pemasok lokal supaya tetap unggul dan menjadi tuan rumah dinegeri sendiri.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
BAB IV
mengelola menara BTS sehingga bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
menara BTS sebagai "ladang" baru demi menambah pendapatan, namun juga
agar di wilayahnya dibangun BTS, namun tidak dapat dipungkiri banyak juga
penolakan warga atas pembangunan tersebut yang bermuara pada besaran nilai
kompensasi. 76
76
Heru Sutadi, Menara Bersama Antara Kebutuhan dan PAD, http://:www.detikinet.com
, Selasa, 11 November 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Hal yang menjadi kendala dalam pembangunan menara telekomunikasi
adalah masalah penataan kota. Bayangkan saja, dengan sekitar sepuluh operator
telekomunikasi yang sekarang ini giat membangun jaringan, maka yang terjadi
adalah hadirnya menara bak cendawan di musim hujan dan akan menjadikan kota
dalam ketentuan Pasal 11 ayat (1) sampai dengan ayat (6) Undang-Undang No.26
77
Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, (Bandung :Nuansa Aulia), 2007, hal.152.
78
Juniarso Ridwan, Hukum Tata Ruang Dalam Konsep Kebijakan Otonomi Daerah
(Bandung:Nuansa), 2008, hal.86.
79
Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Penataan Ruang, Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4725, Pasal
11Ayat (1)- Ayat (6)..
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
a) Pengaturan, pembinaan dan pengawasan terhadap
kabupaten/kota; dan
kabupaten/kota.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
kepada pedoman bidang penataan ruang dan petunjuk
pelaksanaannya.
(1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), pemerintah daerah
kabupaten/kota :
ruang.
undangan.
tingkatan dan/atau susunan pemeerintahan. Dan pada Pasal 2 ayat (4) point e PP
tersebut telah memasukkan penataan ruang sebagai salah satu bidang dalam
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan
pemerintahan. 80
sedangkan urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara
tersebut haruslah melakukan suatu langkah yang konkret yang disesuaikan dengan
administrasi Negara.
kabupaten/kota dapat diwujudkan dalam suatu bentuk kebijakan. Bila dilihat dari
sudut hukum administrasi Negara, kebijakan pemerintah daerah terdiri dari dua
bentuk, yaitu :
Ketetapan atau keputusan yang dibuat oleh pejabat tata usaha negara
yang dalam hal ini sering disebut sebagai keputusan Bupati/Walikota, biasanya
sering dilihat dalam bentuk izin. Sementara peraturan daerah merupakan suatu
produk hukum yang merupakan hasil penetapan dari DPRD. Peraturan daerah
80
Lihat Pasal 2 Peraturan Pemerintah RI No.38 Tahun 2007
81
Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, (Jakarta:
PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007),hal.173.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
dibuat sebagai instrument untuk melaksanakan pengaturan atau pengurusan rumah
tangga daerah.
yang dibuat oleh daerah, baik itu kabupaten/kota, harus sesuai peraturan daerah
yang telah dibuat sebelumnya, bahkan untuk lebih memberikan kekuatan hukum,
perencanaan tata ruang wilayah yang akan dibuat harus disahkan melalui
peraturan daerah. 82 Perencanaan kota bertujuan agar kehidupan warga kota aman,
(RIK) sejak tahun 1995. kemudian dikeluarkan Peraturan Daerah Nomor. 8 Tahun
1987 yang direvisi pada tahun 1993 dan diubah dengan Peraturan Daerah
Nomor.15 Tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, dan
disempurnakan pada tahun 1999 dengan alokasi ruang sebesar 60 Hektar eks
tanah PTPN III yang dikenal dengan Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi
82
Juniarso Ridwan.,Op.cit., hal.91.
83
Zaidar, Hukum Tata Ruang Indonesia, (Medan:Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara, 2003), hal.40.
84
Laporan Pengawasan Pemanfaatan Ruang Kota Tebing Tinggi Tahun 2007, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tebing Tinggi, Tahun 2007.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah harus menyusun pengaturan penempatan
Hal senada juga dilontarkan oleh S.P.Utomo selaku staff Pada Kantor
Pelayanan Perijinan Terpadu. Ia menyebutkan bahwa dalam peristiwa yang telah
terjadi selama ini,pihak pemohon (operator) yang menentukan lokasi pendirian
BTS sedangkan Pemeintah Kota Tebing Tinggi cq BAPEDA Kota Tebing Tinggi
hanya mengeluarkan Surat yang menyatakan bahwa BTS yang telah dibangun
merusak Tata Ruang Kota atau tidak.Bila harus demikian, sampai saat ini belum
ada Staff Ahli di Kota Tebing Tinggi yang dapat menentukan lokasi
pembangunan BTS dan tentunya hal ini akan merepotkan Pemerintah Kota Tebing
Tinggi. 86
85
Hasil Wawancara langsung dengan salah seorang Staff pada Badan Perencanaan
Pembangunan Kota Tebing Tinggi Tanggal 24 November 2008.
86
Hasil Wawancara langsung dengan salah seorang Staff pada Kantor Pelayanan
Perijinan Terpadu (KP2T) Kota Tebing Tinggi Tanggal 24 November 2008.
87
Hasil Wawancara langsung dengan Asisten Manager User Relation and Calibration
PT.TELKOM divisi Medan, pada tanggal 14 November 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Jadi dapat terlihat jelas bahwa Pemerintah Kota Tebing Tinggi tidak
memiliki peran dalam pengaturan penempatan lokasi BTS, peran yang ada hanya
menentukan lokasi BTS yang akan dibangun telah merusak tata ruang kota Tebing
terealisasi. Faktor utama dalam tidak terlaksananya hal tersebut bahwa tidak ada
Peraturan Daerah yang mengaturnya, Pemerintah Kota Tebing Tinggi tidak dapat
maupun tingkat daerah, harus sesuai dengan rencana tata ruang yang telah
manusia dan berbagai macam kegiatan pemanfatan sumber daya alam dan sumber
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
ruang di suatu daerah akan berpengaruh pada daerah lain, yang pada gilirannya
utamanya.
Persoalan otonomi daerah pada saat ini yang sering dibicarakan adalah
bila melihat pada ketentuan Pasal 18 UUD 1945 hasil amandemen, dengan jelas
Selanjutnya pada Pasal 11 ayat (1) dan (3) Undang-Undang No.12 tahun
menyatakan :
88
Hasim Purba, Nurlisa Ginting dan Afrizon Alwi, Hubungan Pemerintah Provinsi
Dengan Kabupaten/Kota Perpektif Otonomi Daerah), (Medan : CV.Mentari Persada, 2004), hal.
41.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
pemerintah daerah kabupaten dan kota atau antar pemerintah daerah
pemerintahan.
No.12 tahun 2008 jo UU No.32 Tahun 2004, dimana pemerintah provinsi dan
ruang antar satu wilayah dengan wilayah yang lainnya memiliki keterkaitan satu
memilki hubungan satu sama lainnya, dimana hal tersebut dipertegas di dalam
Pasal 2 ayat (4) Undang-Undang No.12 tahun 2008 jo UU No.32 Tahun 2004,
daerah lainnya.”
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
melaksanakannya secara adil dan selaras di antara wilayah yang lainnya. Dengan
Kotamadya Tebing tinggi Tahun 2008 menyatakan ruang adalah wadah yang
meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dan melakukan kegiatan secara
pemanfaatan ruang;
89
Mieke Komar, Hukum Angkasa dan Hukum Tata Ruang, (Bandung: Mandar Maju,
1994), hal.142.
90
Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi No.35 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat-II Nomor 15 Tahun 1996 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kotamadya Tebing tinggi Tahun 2008 Pasal 1 huruf F Lembaran Daerah Kota
Tebing Tinggi Tahun 2000 Nomor 1 Seri C Nomor 1.
91
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Derah (RPJMD) Kota Tebing Tinggi Tahun
2006-2010, Pemerintah Kota Tebing Tinggi, 2005.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
4. penguatan kelembagaan penataan ruang untuk meningkatkan
Tebing Tinggi harus diselenggarakan secara efisien dan efektif. Berarti hal ini tak
Hal ini juga diperjelas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tersebut.
Tanggal 13 Maret 2008 yang menyatakan bahwa pemerintah kota Tebing Tinggi
92
Republik Indonesia,Peraturan Pemerintah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional, Peraturan Pemerintah, Nomor 26 Tahun 2008, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 48,Pasal 96.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
kepada piha provider yang ingin membangun menara telekomunikasi di wilayah
diteruskan maka penataan ruang kota Tebing Tinggi menjadi buruk dan efisiensi
Banyak para investor yang igin mendirikan BTS di Kota Tebing Tinggi,
namun bila hal ini dibiarkan Kota Tebing Tinggi akan menjadi hutan menara yang
tidak sesuai dengan penataan ruang dan efisiensi pemanfaatan ruang. Untuk saat
ini BTS yang telah didirikan di Kota Tebing Tinggi tidak melanggar penataan
ruang kota Tebing Tinggi, namun bila dibiarkan maka akan menimbulkan
masalah. Sebab bila diteruskan efisiensi pemanfaatan ruang menjadi tidak
terlaksana karena dengan wilayah yang kecil dan jumlah penduduk yang relative
sedikit akan merusak penataan ruang kota Tebing Tinggi. 94
Pemerintah Kota Tebing Tinggi segera melaksanakan suatu kebijakan yang sesuai
Pengaturan tata ruuang untuk suatu kehidupan kota yang baik selalu
memperhatikan adanya keseimbangan antara luas daerah dan jumlah orang yang
mendiaminya, karena pasa suatu saat tertentu hal tersebut akan mencapai titik
jenuh. 95
93
Surat Edaran Walikota Tebing Tinggi, Nomor 355/250/Pemer Tanggal 13 Maret 2008.
94
Hasil Wawancara langsung dengan salah seorang Staff pada Badan Perencanaan
Pembangunan Kota Tebing Tinggi Tanggal 24 November 2008.
95
S. Pamudji, Kerja Sama Antar Daerah Dalam Rangka Pembinaan Wilayah, (Jakarta :
PT. Bina Aksara, 1985), hal.51.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Peranan perizinan dalam era pembangunan yang terus-menerus
berlangsung ternyata amatlah penting untuk terus ditingkatkan, apalagi dalam era
dijalankan tiada maksud lain selain untuk membawa perubahan dan pertumbuhan
yang fundamental di mana sektor industri akan menjadi dominant yang ditunjang
Demikian pula dalam dunia bisnis atau dunia usaha, perizinan jelas
memegang peranan yang sangat penting, bahkan bisa dikatakan perizinan dan
pertumbuhan dunia usaha bisa dikatakan merupakan dua sisi mata uang yang
izin yang jelas menurut hukum, dan izin berfungsi karena dunia usaha
membutuhkannya. Dengan perkataan lain, dunia usaha akan berkembang bila izin
yang diberikan mempunyai satu kekuatan yang pasti, sehingga perizinan dan
Dalam proses industrialisasi sekarang ini, minimal ada 5 (lima) peran yang
menjadi prioritas agar dunia bisnis dapat berkembang dengan cepat dan mantap,
yakni: 96
3. meningkatkan ekspor;
96
Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis,(Jakarta: PT.Rineka Cipta),
2007, hal.155.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Masalah perizinan dan pemberian kemudahan dalam berusaha harus
debirokratisasi yang dilakukan terhadap dunia usaha merupakan salah satu cara.
diketahui, prinsip dasar yang perlu dipegang dalam masalah perizinan dan
kewajiban dunia usaha adalah bahwa dalam setiap kegiatan usaha diperlukan
adanya izin.
untuk memelihara persaingan usaha yang sehat dengan membatasi pemberian izin
usaha. Disini tampak adanya hukum permintaan dan penawaran (supply and
demand) berlaku.
penerbitan izin dibatasi, walaupun permintaan izin terus meningkat. Hal ini
Akan lebih parah lagi dengan izin tersebut prospek keuntungan yang akan
diperoleh cukup besar dan meyakinkan, apalagi jika dengan pembirian izin dapat
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
pemenuhan persyaratan yang harus dipatuhi, persyaratan menyampaikan
oleh pemerintah daerah dijadikan sebagai salah satu pendapatan daerah guna
Salah satu contoh, untuk merealisasikan maksud tersebut di atas, maka pemerintah
1. Izin Lokasi
6. Izin Reklame
8. Izin Trayek
97
Ibid., hal. 156.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
12. Izin Pematangan Tanah
Sejenisnya
Saluran/Sungai
22. Izin Perubahan atau Pembuatan Bangunan dan Jaringan Pengairan serta
24. Izin Pemanfaatan Bangunan Pengairan dan Lahan pada Daerah Sepadan
Saluran/Sungai
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Dalam kaitannya dengan hal tersebut di atas, peranan perizinan sebagai
salah satu bentuk ketetapan sangat menentukan, dan itu merupakan tindakan
hukum sepihak atau bersegi satu dari administrasi negara. Kewenangan seperti ini
5.Dana pertimbangan
Dengan adanya potensi tersebut,tampak bahwa salah satu pendapatan daerah bisa
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
pemerintah daerah yang implementasinya tercermin dalam sikap tindak hokum
Dalam pemberian izin Pembangunan BTS, Izin yang terkait adalah Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) dan Izin Gangguan (HO). Pemerintah Kota Tebing
Sebuah BTS tidak akan berdiri bila izin mendirikan bangunan BTS tersebut tidak
dikeluarkan.
98
Republik Indonesia,Peraturan Pemerintah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional, Peraturan Pemerintah, Nomor 26 Tahun 2008, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 48,Pasal 114.
99
Hasil Wawancara langsung dengan salah seorang Staff pada Kantor Pelayanan
Perijinan Terpadu (KP2T) Kota Tebing Tinggi Tanggal 24 November 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
public agar melek terhadap teknologi dan dinamik science.Interaksi
kota Tebing Tinggi tidaklah mudah seperti apa yang kita bayangkan. Walaupun
yang berhak menentukan adalah pemerintah daerah. Dalam hal ini, tidak dapat
dijalankan sama sekali oleh Pemerintah Kota Tebing Tinggi sebab belum ada
bila telah dikeluarkannya suatu peraturan yang terkait dari Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara.
100
J. Kaloh, Mencari Bentuk Otonomi Daerah, (Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2007), hal.38
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Provinsi Sumatera Utara telah meneyelesaikan Peraturan Daerah Tentang
menentukan Kota Tebing Tinggi dijadikan kawasan apa dan setelah ditetapkan
barulah Pemerintah Kota Tebing Tinggi dapat membuat peraturan daerah tentang
Begitu besar peranan dari Pemerintahan Pusat, ini dapat dilihat dari
menara bersama. Oleh sebab itulah Pemerintah Kota Tebing Tinggi cq Kantor
Pelayanan Perijinan Terpadu (KP2T) Kota Tebing Tinggi tidak memberikan izin
urterhadap pembangunan dan penggunaan menara BTS. Hal ini dilakukan karena
Jadi dapat kita simpulkan bahwa Peran Pemerintah Kota Tebing Tinggi
tidak begitu besar terutama dalam pembangunan dan penggunanaan menara BTS
sebab belum ada Peraturan Daerah yang mengaturnya. Peran yang ada hanya
101
Hasil Wawancara langsung dengan salah seorang Staff pada Badan Perencanaan
Pembangunan Kota Tebing Tinggi ,Tanggal 24 November 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
oleh Pemerintah Pusat, dalam hal ini Pemerintah Provinsi Sumatera Utara .
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
peraturan daerah yang ia miliki, sebab dalam melakukan suatu kebijakan
Sumatera Utara yang membuthkan waktu yang cukup lama. Hal ini
yang lebih tinggi dari padanya. Peran yang ada pada Pemerintah Kota
lokasi BTS tidak dapat terlaksana sebab belum ada Peraturan Daerah yang
mengaturnya.
menara untuk “berbuat curang” dalam proses tender yang tentu saja
tersebut.
dasar, yaitu :
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
a. Dampak Positif
b. Dampak Negatif
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
menyampiakna informasi sehingga menghasilkan manusia yang tidak buta
B. Saran
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
membangun manara seluler, namun bila hal ini dibiarkan tentunya akan
merusak tata ruang suatu daerah. Untuk itulah pelaku usaha harus dapat
saja. Atas dasar tersebut pemerintah daerah harus bijak dan jeli terhadap
pemanfaatan. Sanksi yang tegas harus dapat dilaksanakan bila ada menara
berapa jangka waktu serta jumalah operator yang dapat menyewa dalam
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
penggunaan lahan secara lintas wilayah dan peningkatan PAD. Para
terjangkau jaringan.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Amiruddin, dan Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT.
Burton, Richard. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2007.
Effendy, Onong Uchjana. Radio Siaran, Teori dan Praktik. Bandung : Mandar
Maju, 1990.
Persada, 2005.
Komar, Mieke. Hukum Angkasa dan Hukum Tata Ruang. Bandung : Mandar
Maju, 1994.
Nurcholis, Hanif. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta:
2007.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Pamudji, S. Kerja Sama Antar Daerah Dalam Rangka Pembinaan Wilayah.
Supriadi, Dedi. Era Baru Bisnis Telekomunikasi. Bandung : STT Telkom dan
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
B. Makalah
April 2008.
C. Internet
<https://styx.uwaterloo.ca/~jscouria/GSM/gsmreport.html>.
11 November 2008.
<http://www.majalahtrust.com/ekonomi/sektor_riil/979>.11 November
2008.
<http://www.mailarchive.com/ekonominasional@yahoogroups.com>.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
11 November 2008.
11 November 2008.
11 November 2008.
<http://:www.suaramerdeka.com/harian/0801/07/eko08>.
21 November 2008.
11 November 2008.
<http:// www.duniasex.com/forum/showthread.php>.
11 November 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
<http:// podjoktelco.blogspot.com/2008/05/sumber>.
21 November 2008.
21 November 2008.
21 November 2008.
____________.<http://www.total.or.id/info.php?kk=Base%20Transceiver%2
____________.<http://www.total.or.id/info.php?kk=cellular>. 21 November
2008.
D. Wawancara
Hasil wawancara dengan Dwi Joko Purwanto selaku Asisten Manager User
November 2008.
Hasil wawancara dengan M.Nafnil Fadly sebagai seorang Staff pada Badan
November 2008.
Hasil Wawancara dengan S.P.Utomo sebgai seorang Staff pada Kantor Pelayanan
November 2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
E. Peraturan Perundang-undangan
Nomor 154.
Nomor 125.
Nomor 4725.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008
Tahun 2007, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82.
Nomor 16.
Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi No.35 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas
2008, Lembaran Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun 2000 Nomor 1 Seri C
Nomor 1.
2008.
Dinny Oktariza Nst : Pembangunan Dan Penggunaan Base Transceiver Station (Bts) Dikaitkan Dengan Peran
Pemerintah Daerah (Studi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi), 2008
USU Repository © 2008