Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

RONDE KEPERAWATAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan

Dosen Pengampu: Syamsul Firdaus,S.Kp, M.Kes

Disusun Oleh:
Kelompok 5

1. Helda Maghfurah P07120117054

2. Muhammad Erdin Firdaus P07120117062

3. Muhammad Riza Rahmadi P07120117065

4. Nurrany Fitriani P07120117072

5. Raudatul Aulia P07120117075

6. Retno Anitasari P07120117076

7. Saniah P07120117080

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN DIII KEPERAWATAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya
penyusun masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata
Manajemen
Keperawatan di jurusan Keperawatan Poltekkes Banjarmasin
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Syamsul Firdaus, S.Kp, M.Kes selaku dosen mata kuliah Manajemen
Keperawatan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi
terselesaikannya makalah ini.
2. Rekan-rekan dan semua pihak yag telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, serta
para pembaca.Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan
untuk menambah pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat dan
pembaca.

Banjarbaru,

Penyusun
Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................


DAFTAR ISI ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................
1.3.1 Tujuan umum ..........................................................................................
1.3.2 Tujuan khusus .........................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI .............................................................................................
2.1 Pengertian ............................................................................................................
2.2 Karakteristik ........................................................................................................
2.3 Tujuan ..................................................................................................................
2.4 Kriteria .................................................................................................................
2.5 Manfaat ...............................................................................................................
2.6 Tipe-tipe...............................................................................................................
2.7 Langkah-langkah .................................................................................................
2.8 Mekanisme...........................................................................................................
2.9 Masalah
2.10 Strategi
2.11 Simulasi Contoh Ronde keperawatan.......................................................
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................
3.2 Saran ....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan
masyarakat dan perkembangan iptek maka perlu pengembangan dan
pelaksanaan suatu model asuhan keperawatan profesional yang efektif
dan efisien.
Metode keperawatan primer merupakan salah satu metode
pemberian pelayanan keperawatan di mana salah satu kegiatannya adalah
ronde keperawatan, yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas
secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan
kebutuhan pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
primer/associate, konselor, kepala ruangan, dan seluruh tim keperawatan
dengan melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan.
Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk
membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan
suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir
kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer
pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori ke dalam praktik
keperawatan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka menjadi penting untuk
menyusun makalah tentang ronde keperawatan untuk mengetahui lebih
dalam tentang manajemen ronde keperawatan. Sehingga perawat mampu
mengahapi masalah klien dengan baik dan semua kebutuhan dasar klien
dapat terpenuhi. Serta adanya role play tentang ronde keperawatan ini
sangat perlu dilakukan agar mahasiswa paham mengenai ronde
keperawatan dan dapat mengaplikasikannya kelak saat bekerja.
Ronde keperawatan merupakan suatu metode dalam pelayanan
keperawatan yang berguna untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien
dan memberikan masukan kepada perawat tentang asuhan keperawatan
yang dilakukan. Ronde keperawatan dapat meningkatkan kinerja perawat
dalam hal kognitif, afektif dan psikomotor. Ronde keperawatan
memungkinkan perawat untuk melakukan hubungan timbal balik dengan
pasien secara teratur dan sistematis untuk menunjukkan keberadaan
perawat dalam membantu mengantisipasi kebutuhan dan memberikan
kenyamanan serta perlindungan bagi pasien (Clement,2011).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas disimpulkan yang
menjadi masalah pada makalah ini adalah bagaimana pengaruh kompetensi
perawat (kompetensi teknis, kompetensi perilaku) dan kerja tim (kerjasama,
kepercayaan, kekompakan), terhadap pasien yang ditangani dan Apakah kualitas
ronde keperawatan akan berdampak pada pasien secara langsung?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Management Keperawatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan yang dicapai setelah penyampaian materi tentang ronde
keperawatan diharapkan mahasiswa mampu:
a. Mengetahui dan memahami pengertian ronde keperawatan
b. Mengetahui dan memahami karakteristik ronde keperawatan
c. Mengetahui tujuan ronde keperawatan
d. Mengetahui dan memahami manfaat ronde keperawatan
e. Mengetahui dan memahami tipe – tipe ronde keperawatan
f. Mengetahui dan memahami tahapan ronde keperawatan
g. Mengetahui hal – hal yang harus dipersiapkan dalam ronde keperawatan
h. Mengetahui komponen yang terlibat dalam ronde keperawatan
i. Mengetahui bagaimana simulasi contoh ronde keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ronde Keperawatan (Nursing Rounds)


Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilakukan oleh perawat disamping melibatkan
pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan,
perawat associate yang perlu juga seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam,
2009).
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan
perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde
keperawatan dilakukan oleh pengajar atau siswa perawat dengan anggota sifatnya
atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan
untuk setiap pasien (Clement, 2011).

2.2. Karakteristik Ronde Keperawatan


a. Pasien dilibatkan secara langsung.
b. Pasien merupakan fokus kegiatan.
c. Perawat associate, perawat primer, dan konselor melakukan diskusi
bersama.
d. Konselor menfasilitasi kereativitas.
e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP dalam
meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

2.3. Tujuan Ronde Keperawatan


Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan bisa dibagi menjadi 2 yaitu :
tujuan bagi perawat dan bagi pasien.
Tujuan bagi keperawatan menurut Amola et al, (2010) adalah
1. Melihat kemampuan staf dalam manajemen pasien.
2. Mendukungan pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
3. Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format stud
kasus
4. Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan
penilaian keterampilan klinis.
5. Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta (6) meningkatkan retensi
perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi
keperawatan.

Tujuan bagi pasien menurut Clement (2011) adalah


1. Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke
hari
2. Untuk mengamati pekerjaan staf
3. Untuk membuat pengamatan khusus pasien dan memberikan laporan ke
dokter, misalnya : luka, drainase, perdarahan, dsb
4. Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya.
5. Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
6. Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasaan pasien
7. Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan pada
pasien
8. Untuk memeriksa kondisi pasien sehingga dapat dicegah seperti ulcus
decubitus, foot drop, dsb.
9. Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga
perawat memperoleh wawasan yang lebih baik
10. Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan.

Menurut Nursalam (2009) tujuan ronde keperawatan dibagi menjadi:


a. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir kritis.
b. Tujuan Khusus
1. Menumbuhkan cara berfikir kritis (Problem-Based Learning PBL)
2. Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari
masalah klien.
3. Meningkatkan pola pikir sistematis
4. Meningkatkan validitas data klien
5. Menilai kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
6. Meningkatkan kemampuan membuat justifikasi, menilai hasil kerja, dan
memodifikasi rencana asuhan keperawatan (renpra)

2.4. Kriteria Pasien


Menurut Nursalam (2009) pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde
keprawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakuakn tindakan keperawatan
2. Pasien dengan kasus baru atau langka.

2.5. Manfaat Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan akan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
pada perawat. Clement, (2011) menyebutkan manfaat ronde keperawatan adalah
membantu mengembangkan keterampilan keperawatan, selain itu juga menurut
Wolak (2008) dengan adanya ronde keperawatan akan menguji pengetahuan
perawat. Peningkatan ini bukan hanya keterampilandan pengetahuan keperawatan
saja, tetapi juga peningkatan secara menyeluruh. Hal ini dijelaskan oleh Wolek et
al (2008) peningkatan kemampuan perawat bukan hanya keterampilan
keperawatan tetapi juga memberikan kesempatan pada perawat untuk tumbuh dan
berkembang secara profesional.
Melalui ronde keperawatan, perawat dapat mengevaluasi kegiatan yang
telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Clement (2011) melalui ronde
keperawatan, evaluasi kegiatan, rintangan yang dihadapi oleh perawat atau
keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai. Hal itu juga dtegaskan oleh
O’Connor (2006) pasien sebagai alat untuk menggambarkan parameter penilaian
atau teknik intervensi.
Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan siswa
perawat. Ronde keperawatan merupakan studi percontohan yang menyediakan
sarana untuk menilai pelaksanaan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
(Wolak et al, 2008). Sedangkan bagi mahasiswa perawat dengan ronde
keperawatan akan mendapatkan pengalaman secara nyata dilapangan (Clement,
2011).
Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membantu mengorientasikan
perawat baru pada pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak tahu mengenai
pasien yang di rawat di ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah,
ronde keperawatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien
(Clement, 2011).
Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian
Febriana (2009) ronde keperawatan meningkatkan kepuasan pasien lima kali
dibanding tidak dilakukan ronde keperawatan. Chaboyer et al (2009) dengan
tindakan ronde keperawatan menurunkan anga insiden pada pasien yang dirawat.

2.6. Tipe - Tipe Ronde Keperawatan


Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan.
Diantaranya adalah menurut Close & Castledine (2005) ada empat tipe
ronde yaitu : matrons’rounds, nurse management rounds, patient comfort
rounds dan teaching rounds.
a. Matron rounds , seorang perawat berkeliling ke ruangan-ruangan,
menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang dilakukan
perawat ronde ini adalah memeriksa standar pelayanan, kebersihan dan
kerapian, dan menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam
memberikan pelayanan pada pasien.
b. Nurse management , ronde ini adalah ronde manajerial yang melihat pada
rencana pengobatan dan implementasi pada sekelompok pasien dan
keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses
pembelajaran antara perawat dengan head nurse.
c. Patient comfort rounds , ronde di sini berfokus pada kebutuhan utama
yang diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini
adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde
dilakukan malam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien
tidur.
d. Teaching rounds , dilakukan antara teacher nurse dengan perawat atau
siswa perawat, dimana terjad proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa
dilakukan untuk perawat atau siswa perawat. Dengan pembelajaran
langsung perawat atau siswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang
didapat langsung pada pasien.
Menurut Daniels (2004) walking round terdiri dari nursing round, physician-
nurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing round adalah ronde yang
dilakukan antara perawat dengan perawat. Physician nurse rounds adalah ronde
pada pasien yang dilakukan dokter dengan perawat, sedang interdisciplinary
rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam tenaga
kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi dsb. Sedangkan
menurut Clement (2011) menyebutkan berbagai jenis word round yang dilakukan
oleh perawat meliputi rounds with the doctors, rounds to discuss psychological
problem of patients, social service rounds, medical rounds for nurses, rounds with
the physical therapits, dan nursing rounds.

2.7. Langkah-langkah Ronde Keperawatan


Ramani (2003) menjelaskan tahapan ronde keperawatan adalah
1) Pre-roundsPreparation (persiapan), planning (perencanaan),
orientasion (orientasi), Before rounds meliputi: (1) persiapan, terdiri
dari membuat tujuan kegiatan ronde keperawatan dan membaca status
pasien dengan jelas sebelum melakukan ronde keperawatan (2)
orientasi perawat, terdiri dari membuat menyadari tujuan :
demonstrasi temuan klinis, komunikasi dengan pasien, pemodelan
perilaku professional (3) orientasi pasien.
2) Rounds:Introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observati
on (pengamatan),instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan),
During rounds meliputi : (1) menetapkan lingkungan: membuat
lingkungan yang nyaman serta dorong untuk mengajukan pertanyaan
(2) menghormati: perawat: hormati mereka sebagai pemberi layanan
pada pasien dan pasien : perlakukan sebagai manusia, bukan hanya
obyek dari latihan mengajar, peka terhadap bagaimana penyakit
mempengaruhi kehidupan pasien (3) libatkan semua perawat,
bertujuan untuk mengajar semua tingkat peserta didik dan mendorong
semua untuk berpartisipasi (4) libatkan pasien: dorong pasien untuk
berkontribusi mengenai masalah penyakitnya, dorong pasien untuk
mengajukan pertanyaan tentang masalahnya, gunakan kata-kata yang
dapat dimengerti pasien, dsb
3) Post-Rounds : debriefing (Tanya
jawab), feedback (saran), reflection (refleksi), preparation (persiapan),
After rounds: waktu untuk pertanyaan dan memberikan umpan balik.

Menurut Nursalam (2009) langkah – langkah ronde keperawatan dibagi


menjadi:
a. Pra Ronde
 Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang
langka)
 Menentukan tim ronde
 Mencari sumber atau literatur
 Membuat proposal
 Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian
 Diskusi: Apa diagnosis keperawatan? Data apa yang mendukung?
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Dan hambatan apa yang
ditemukan selama perawatan?

b. Pelaksanaan Ronde
- Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan
- Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
- Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan
tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.

c. Pasca Ronde
- Evaluasi, revisi, dan perbaikan
- Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi keperawatan
selanjutnya.
2.8. Mekanisme Ronde Keperawatan
1. Perawat membaca laporan mengenai pasien melalui status pasien sebelum
melakukan ronde keperawatan. Hal ini dilanjutkan Clament (2011) bahwa
perawat sebaiknya melihat laporan penilaian fisik dan psikososial pasien
2-3 menit. Selain itu juga perawat menetapkan tujuan yang ingin dicapai
ketika pelaksanaan ronde keperawatan. Sebelum menemui asien,
sebaiknya perawat membahas tujuan yang ingin dicapai (Clament, 2011).
2. Perawat menentukan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan. Hal
itu disebut Sitorus (2006) sebelum dilakukan ronde perawat primer (PP)
menentukan 2-3 klien yang akan di ronde dan ditentukan pasien yang akan
di ronde. Sebaliknya dipilih klien yang membutuhkan perawatan khusus
dengan masalah yang relative lebih kompleks (Sitorus, 2006).
3. Ronde keperawatan dilakukan pada pasien. Perawat melaporkan kondisi,
tindakan yang sudah dilakukan dan akan dilakukan, pengobatan, serta
rencana yang lain. Clement (2011) saat ronde keperawatan melaporkan
tentang kondisi pasien, asuhan keperawatan, perawat medis dan prognosis.
Selain itu juga menurutAnnual review of nursing education dalam ronde
keperawatan perawat mendiskusikan diagnosis keperawatan yang terkait,
intervensi keperawatan, dan hasil. Mengenai masalah yang sensitive
hendaknya tidak boleh dibicarakan dihadapan pasien. Masalah yang
sensitive sebaiknya tidak didiskusikan dihadapan klien (Sitorus, 2006).
4. Waktu pelaksanaan ronde bermacam-macam tergantung kondisi dan
situasi ruangan. Sitorus (2006) menyebutkan waktu yang dilakukan untuk
melakukan keseluruhan ronde adalah setiap hari dengan waktu kurang
lebih 1 jam ketika intensitas kegiatan di ruang rawat sudah relative tenang.
Sedangkan menurut Atiken et al. (2010) pelaksanaan ronde keperawatan
diadakan dua hari setiap minggu dan berlangsung satu jam.
2.9. Masalah Etik dengan Pasien
Beberapa strategi untuk mendorong kenyamanan pasien selama ronde
keperawatan berlangsung menurut Weinholt & Edward (1992) dalam Clament
(2009)meliputi: (1) memberikan pemberitahuan sebelum kunjungan (2)
membatasi waktu ronde keperawatan agar pasien bias istirahat (3) menjelaskan
semua pemeriksaan dan prosedur kepada pasien (4) semua diskusi dan
komunikasi harus dijelaskan dan dipahami oleh pasien.

2.10. Strategi Ronde Keperawatan yang Efektif


Ramani (2003) dalam Clament (2009) menyebutkan ada beberapa strategi
agar ronde keperawatan berjalan efektif yaitu:
1. Melakukan persiapan dengan seksama terkait dengan pelaksanaan ronde
keperawatan baik waktu pelaksanaan, pasien masalah yang terkait, dsb.
2. Membuat perencanaan apa yang akan dilakukan meliputi:sistem apa yang
akan diajarkan, aspek-aspek apa yang harus ditekankan: pemeriksaan fisik,
melakukan tindakan dsb. Rencanakan agar semua aktif terlibat dalam
kegiatan, pilih pasien yang akan dilakukan proses pembelajaran, serta
tentukan berapa banyak waktu yang harus dihabiskan dengan pasien
tertentu.
3. Orientasikan pada perawat tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan berikut ini
dapat dilakukan selama fase orientasi: (1) orientasikan perawat untuk
tujuan latihan dan kegiatan yang direncanakan (2) memberikan peran
kepada setiap anggota tim (3) buat aturan mengenai ronde (4) setiap
diskusi sensitive perlu ditunda dan seluruh tim harus menyadari hal ini.
4. Perkenalkan diri anda dan tim pada pasien meliputi: (1) memperkenalkan
diri kepada pasien (2) pasien perlu diberitahu bahwa pertemuan itu
terutama dimaksudkan untuk berdiskusi mengenai pemberian perawatan
pada pasien (3) keluarga tidak perlu diminta untuk perg jika pasien ingin
untuk ditemani.
5. Meninggalkan waktu untuk pertanyaan, klarifikasi, menempatkan
pembacaan lebih lanjut. Fase ini terjadi diluar ruangan, keluar dari pasien
jarak pendengaran. Ini adalah kesembatan untuk mendiskusikan aspek
sensitive dari riwayat pasien.
6. Evaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan. Mulai persiapan untuk
pertemuan berikutnya dengan merefleksikan pada diri mengenai hasil
ronde yang telah dilakukan.
2.11. Simulasi Contoh Ronde Keperawatan

RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA


PASIEN K
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN POLA
NAFAS
PADA DIAGNOSA MEDIS KAD DI RUANG PENYAKIT DALAM RS
X

Topik : Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah


keperawatan ketidakefektifan pola nafas pada diagnosa
KAD
Sasaran : perawat pelaksana, mahasiswa keperawatan, dan pasien.
Hari/tanggal : rabu, 17 juni 2015
Waktu : 60 menit. (pkl 09.00-10.00 WIB)
Tujuan :
1. Tujuan umum :
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi yaitu ketidakefektifan
pola nafas
2. Tujuan khusus :
- Menjastifikasi masalah yang belum teratasi.
- Mendiskusikan masalah dengan perawat primer, dan tim kesehatan
lain.
- Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien.
- Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah
pasien.
Materi :
1. Teori asuhan keperawatan pasien dengan KAD.
2. asalah yang muncul pada pasien dengan KAD dan intervensi
keperawatan pada pasien KAD dengan masalah ketidakefektifan pola
nafas.
Metode :
- Diskusi
Media :
- Dokumen/status pasien
- Sarana diskusi : laptop, Lcd, kertas, dan bullpen
- Materi yang disampaikan dengan power point
Kegiatan Ronde Keperawatan :
Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Kegiatan Tempat
pasien
1hari Pra-ronde Pra-ronde Penanggung - Nurse
sebelum keperawatan 1. Menentukan jawab station
ronde kasus dan topik
keperawatan 2. Menentukan tim
ronde
3. Menentukan
literatur
4. Membuat
proposal
5. Mempersiapkan
pasien
6. Diskusi
pelaksanaan
Hari ronde Ronde Pembukaan Kepala - Nurse
keperawatan keperawatan 1. Salam pembuka ruangan station
5 menit 2. Memperkenalkan (KaRu)
tim ronde
3. Menyampaikan
identitas dan
masalah pasien
4. Menjelaskan
tujuan ronde
keperawatan yang
akan dilakukan
Penyajian masalah Perawat Mendengarkan Ruang
1. Memberi salam primer perawatan
dan penyakit
memperkenalkan dalam
30 menit pasien dan keluarga
kepada tim ronde
2. Menjelaskan
riwayat penyakit dan
keperawatan pasien
3. Menjelaskan
masalah pasien dan
rencana tindakan
yang telah
dilaksanakan dan
serta menetapkan
prioritas yang perlu
dilakukan
Validasi data
4. Mencocokan dan
menjelaskan kembali
data yang telah
disampaikan
5. Diskusi antar
anggota tim dan
pasien tentang Karu, PP, Memberikan
masalah perawat respon dan
keperawatan tersebut konselor menjawab
6. Pemberian pertanyaan
justifikasi oleh
perawat primer atau
perawat konselor
atau kepala ruangan
tentang masalah
pasien serta rencana
tindakan yang akan
dilakukan
7. Menentukan
tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas
yang telah
ditetapkan
10 menit Pasca ronde Pasca ronde Karu, - Nurse
1. Evaluasi dan supervisor, station
rekomendasi perawat
intervensi konselor,
keperawatan pembimbing
2. Penutup

Kriteria evaluasi :
1. Struktur
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di ruang keperawatan
b. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan
c. Persiapan dilakukan 1 hari sebelumnya
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan
3. Hasil
a. Pasien puas dengan hasil kegiatan
b. Masalah pasien dapat teratasi
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berfikir yang kritis dan sistematis
2) Meningkatkan validitas data pasien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa
keperawatan, menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien
4) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
5) Meningkatkan kemampuan jastifikasi
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
Pengorganisasian :
1. Kepala uang :
2. PP I :
PP II :
3. PA I :
PA II :
4. Perawat konselor :
5. Pembimbing :
6. Supervisor :
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1. Simpulan
Ronde kepearwatan merupakan kegiatan yng bertujuan untuk mengatasi
masalahh keperawatan yang berfokus pada pasien dan dilakukan oleh perawat.
Dalam hal ini pasien dilibatkan secara langsung dan pasien yang dipilih memiliki
kriteria pasien dengan kasus baru atau langka, serta pasien yang mempunyai
masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakuakan tindakan
keperawatan. Ronde keperawatan akan meninhkatkan keterampilan dan
pengetahuan pada perawat, selain perawat dapat mengevaluasi kegiatan yang telah
diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Melalui ronde keperawatan, evaluasi
kegiatan, rintangan yang dihadapi oleh perawat atau keberhasilan dalam asuhan
keperawatan dapat dinilai.
Ada berbagai empat macam tipe ronde keperawatan yang dikenal
yaitumatrons’rounds, nurse management rounds, patient comfort
rounds dan teaching rounds. Sedangkan untuklangkah – langkah keperawatan
dapat dibagi menjadi pra ronde, pelaksanaan ronde, serta pasca ronde. Adapun
strategi ronde keperawatan yang efektif dapat dilakukan dengan melakukan
persiapan yang seksama, membuat perencanaan apa yg akan dilakukan,
orientasikan pada perawat tujuan yang ingin dicapai, memprekenalkan diri pada
tim, meninggalkan waktu untuk pertanyaan, serta melakukan evaluasi pelaksnaan
yang telah dilakukan.

3.2. Saran
Mahasiswa keperawatan dan perawat harus mempunyai aspek kognitif,
afektif dan skill yang mempunyai nilai lebih untuk dapat melaksanakan ronde
keperawatan secara efektif dan benar sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi
pihak manapun.
DAFTAR PUSTAKA

Clement, I. (2011). Management nursing services and education. Edition 1. India:


Elsevier.

Close, A., & Castledine, G. (2005). Clinical nursing rounds part 1: Matrons
rounds. Britsh Journal of Nursing. Vol 14, No 15.

Close, A., & Castledine, G. (2005). Clinical nursing rounds part 2: Nurse
management rounds. Britsh Journal of Nursing. Vol 14, No 16.

Close, A., & Castledine, G. (2005). Clinical nursing rounds part : Teaching rounds
for nurses. Britsh Journal of Nursing. Vol 14, No 18.

Febriana, N. (2009). Pengaruh nursing round terhadap kepuasan pasien pada


pelayanan keperawatan di Rumah Sakit MMC Jakarta. Tesis kekhususan
kepemimpinan dan manajemen keperawatan program pascasarjana FIK UI.
Tidak dipublikasikan.

Kozier, B., Erb & Berman, A. (2004) Fundamental of Nursing: Concept, process,
& practice. Seven third ed. New Jersey: Pearson prentice hall.

Nursalam, Efendi, F. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Salemba Medika:


Jakarta.

Nursalam. 2009 Manajeman keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan


professional. Salamba Medika: Jakarta.

O’Connor, A. B. (2006). Clinical instruction and evaluation: Teaching resource.


Second edition. Canada: Jones & Bartlett publishers

Anda mungkin juga menyukai