Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR DAN ASUHAN

KEPERAWATAN
DENGAN MASALAH MORBILI

Disusun oleh :

Kelompok 14

NOORBAITI P07120117068

M. KURNIA WIJAYA P07120116069


Definisi Morbili

• Morbili adalah penyakit infeksi virus akut yang ditandai oleh tiga
stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium
konvalensi (Suriadi & Rita Yuliani, 2010)

• Morbili adalah penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan


oleh infeksi virus umumnya menyerang anak yang ditandai dengan
3 stadium yaitu kataral (prodomal), erupsi, dan konvalensi. (Nurarif
& Kusuma, 2015)
Etiologi Morbili
Virus morbili yang berasal dari secret saluran
pernafasan, darah, dan urine dari orang yang terinfeksi.
Penyebaran infeksi melalui kontak langsung dengan
droplet dari orang yang terinfeksi.
Masa inkubasi selama 10-20 hari, dimana periode
yang sangat menular adalah hari pertama hingga hari
ke 4 setelah timbulnya rash (Pada umumnya pada
stadium kataral). (Suriati & Rita, 2010)
Patofisiologi Morbili
Manifestasi Klinis Morbili
• Penyakit campak terdiri dari 3 tengkuk, sepanjang
2. Stadium Erupsi
stadium:
rambut dan bagian
1. Stadium kataral (prodromal) • Koriza dan batuk-
belakang bawah.
• Stadium berlangsung 4-5hari batuk bertambah
• Panas • Rasa gatal
• Timbul titik merah di
• Malaise • Muka bengkak
palatum durum dan
• Batuk
palatum mole • Pembesaran kelenjar
• Fotofobia
getah bening di sudut
• Konjungtivitis • Muncul eritema
• Koriza berbentuk macula-
mandibula dan

• Akhir stadium papula disertai


didaerah leher
• Lokasi di mukosa bukalis belakang
naiknya suhu badan
berhadapan dengan molar
• Diare
bawah • Eritema timbul di
• Gambaran darah tepi ialah belakang telinga, di • Muntah
limfositosis dan leukopenia • Black measles
bagian atas lateral
3. Stadium konvalensi
• Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang
berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama-
kelamaan akan menghilang sendiri. Selain
hiperpigmentasi pada anak sering ditemukan pula
kulit yang bersisik. Selanjutnya suhu menurun
sampai menjadi normal kecuali bila ada
komplikasi.
Penatalaksanaan Medis
Pemeriksaan Penunjang

• Serologi Menurut Halim dalam


Jurnal Campak pada Anak
• Patologi anatomi (2016):
Pada campak tatalaksana
• Darah tepi bersifat suportif, berupa
tirah baring, antipiretik
• Pemeriksaan antibody
(parasetamol 10-15
IgM anti campak. mg/kgBB/dosis dapat
diberikan sampai setiap 4
• Pemeriksaan untuk jam), cairan yang cukup,
suplemen nutrisi, dan
komplikasi vitamin A.
Masalah yang lazim muncul
• Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d adanya
batuk
• Kerusakan integritas kulit b.d adanya rash
• Resiko ketidakseimbangan elektrolit
• Gangguan citra tubuh
• Ketidakefektifan termoregulasi tubuh
• Gangguan rasa nyaman
• Diare
Pencegahan Morbili
• Imunisasi aktif
• Vaksin morbili dapat
diberikan sebagai
vaksin morbili saja
atau sebagai vaksin
measles- mumps-
rubella (MMR)
• Imunisasi pasif
• Imunisasi Campak
Konsep Asuhan Keperawatan Terkait
Morbili
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada pasien morbili :
• Mata : Terdapat konjungtivitis, fotophobia
• Kepala : Sakit kepala
• Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/ koriza.
Perdarahan hidung (pada stadium erupsi)
• Mulut dan bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa
pahit
• Kulit : Permukaan kulit (kering),turgor kulit, rasa gatal, ruam
pada leher, muka, lengan, dan kaki (pada stadium
konvalensi), eritema, panas (demam)
• Pernapasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, ronchi,
sputum
• Timbang : BB, TB, BB lahir, tumbuh kembang riwayat imunisasi
• Pola defekasi : BAK, BAB, Diare
• Status nutrisi : intake- output makanan, nafsu makanan baik atau tidak
Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Resiko kekurangan volume cairan
4. Hipertermia
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
6. Kerusakan integritas jaringan kulit
Rencana Asuhan Keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produksi sputum yang berlebih.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas dapat

teratasi.

1. Kriteria hasil : Mendemonstrasikan batuk efektif, suara napas bersih, tidak terdapat

sianosis dan dispnea, jalan napas paten.

2. Intervensi : kaji status pernapasan, Auskultasi suara napas, catat adanya suara napas

tambahan, keluarkan sputum dengan batuk efektif dan sunction ( bila perlu ) , atur

intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan, monitor respirasi dan status

oksigen lakukan fisioterapi dada bila perlu, berikan posisi yang nyaman , semifowler

atau fowler, kolaborasi dalam pemberian nebulizer


2. Ketidakefektifan pola napas • 3. Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan inflamasi saluran berhubungan dengan kehilangan
napas. cairan berlebih (diare ).
• Intervensi : monitor TTD, nadi, suhu • Intervensi : observasi penyebab
dan RR, pantau adanya sianosis, beri
kekurangan cairan : muntah, diare,
posisi semifowler atau fowler pada
kesulitan menelan, kekurangan
pasien untuk memaksimalkan
darah aktif, diuretic, depresi,
ventilasi, keluarkan secret (bila ada )
kelelahan, observasi TTV, pantau
dengan batuk efektif atau sunction,
tanda- tanda dehidrasi, observasi
monitor respirasi dan status oksigen,
pemasukan dan pengeluaran cairan
observasi tanda- tanda adanya
bila kekurangan cairan secara
hipoventilasi, monitor pola
pernapasan abnormal, kolaborasi mendadak, ukur produksi urin setiap

dalam pemberian bronkodilator dan jam, berat jenis, dan observasi

terapi O2. warna urine,


4. Hipertermia berhubungan dengan proses 5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

penyakit. kebutuhan tubuh berhubungan dengan

Intervensi : identifikasi penyebab atau faktor asupan makanan yang kurang, anoreksia.

yang dapat menimbulkan peningkatan suhu Intervensi : kaji pola makan pasien, observasi

tubuh : dehidrasi, infeksi, efek obat, mual muntah, jelaskan pentingnya nutrisi yang

hipertiroid. Monitor suhu minimal 2 jam, adekuat untuk kesembuhan. Kaji kemampuan

monitor TD, nadi, dan RR, monitor tanda- untuk mengunyah dan menelan, beri posisi

tanda hipertermi tingkatkan intake cairan dan semifowler atau fowler saat makan, identifikasi

nutrisi, observasi cairan masuk dan keluar, faktor pencetus mual, muntah, diare, atau

hitung balance cairan, observasi tanda kejang nyeri abdomen, kaji makanan yang disukai dan

mendadak, berikan kompres hangat, anjurkan yang tidak disukai, sajikan makanan dalam

pasien untuk mengurangi aktivitas yang keadaan hangat dan menarik, bantu pasien

berlebihan bila suhu naik/bedrest total. untuk makan dan catat jumlah makanan yang

dihabiskan.
6. Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan adanya
rash.
Intervensi : pantau kulit dari adanya : ruam dan lecet, warna dan suhu,
kelembaban dan kekeringan yang berlebih, area kemerahan dan rusak,
mandingan dengan air hangat dan sabun ringan, anjurkan pasien untuk
menghindari menggaruk dan menepuk kulit, balikkan atau ubah posisi
dengan sering, ajarkan anggota keluarga/ member asuhan tentang tanda
kerusakan kulit, jika diperlukan, konsultasi pada ahli gizi tentang makan
tinggi protein, mineral, kalori, dan vitamin.
• Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan merupakan tindakan yang
telah direncanakan untuk mencapai tujuan pada rencana
tindakan keperawatan yang telah disusun. Prinsip-
prinsip melakukan asuhan keperawatan menggunakan
komunikasi terapeutik serta memberikan penjelasan
untuk setiap tindakan yang telah diberikan ke pasien.
Pelaksaan bertujuan untuk mengatasi masalah dan
diagnose keperawatan kolaborasi, dan membantu dalam
pencapaian tujuan yang ditetapkan dan memfasilitasi
koping.

• Evaluasi keperawatan
Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dan efektifitas
asuhan keperawatan antara dasr tujuan keperawatan
pasien yang telah ditetapkan dengan respon perilaku
pasien yang terampil.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai